Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTIKUM AMDAL

"Proses Pelingkupan Dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Desa Allang


Asaude”

Disusun Oleh :

- SUMIRA UMANAHU (202063004)


- TRI PUTRI IRIANI (202063005)
- DHARSA MALINDA D SANGADJI (202063006)
- ROSSANDY HAFID (202063016)
- ILFAYENI S TAWAINELLA (201863034)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul ” Proses
Pelingkupan Dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Desa Allang Asaude” ini tepat
pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen pengampuh pada mata kuliah
AMDAL yang telah memberikan tugas laporan praktikum ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan semua,
terimakasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.

Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Ambon, 28 Juni 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Lingkungan ................................................................................................ 3
2.2 AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) .................................................... 4
a. Pengertian .................................................................................................................. 4
b. Tujuan ........................................................................................................................ 5
c. Fungsi ........................................................................................................................ 5
d. Kegunaan ................................................................................................................... 5
2.3 Proses Pelingkupan ...................................................................................................... 6
BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................................................ 9
3.1 Waktu dan Lokasi ........................................................................................................ 9
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................................ 9
3.3 Prosedur Kerja ............................................................................................................. 9
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 11
4.1 Proyek atau Kegiatan Pembangunan yang Sedang Direncanakan di Desa Allang Asaude
.............................................................................................................................................. 11
4.2 Dampak Rencana Pembangunan di Desa Allang Asaude Tahap Konstruksi ................ 13
Tahap Operasional ........................................................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 19
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 Beberapa fasilitas yang telah dibangun di Desa Allang Asaude ......................... 12
Gambar 2. Pelabuhan Perahu Motor Desa Allang Asaude ................................................... 13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat, Bahan dan Kegunaannya ................................................................................ 9

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki sekitar 17.508
pulau dengan garis pantai terpanjang keempat di dunia, mencapai lebih dari 81.000 km, terdiri
dari 0,8 juta km2 perairan teritorial dan 2,3 juta km2 perairan Nusantara. Indonesia sebagai
negara kepulauan terbesar dengan luas lautan tiga per empat luas daratan dan memiliki
sumberdaya alam yang sangat besar, baik hayati maupun non-hayati, seharusnya dapat
memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (Tuwo,
2011).

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Indonesia terutama ditujukan guna


melakukan perlindungan wilayah NKRI terhadap lingkungan hirup yang tercemar serta adanya
perlakuan yang merusak. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan,
kesehatan serta penghidupan masyarakat, untuk memberikan jaminan keberlangsungan
kehidupan organisme serta pemeliharaan ekosistem, dan untuk memberi penjagaan fungsi
ekosistem dalam konteks pembangunan, Memastikan generasi keadilan saat ini dan masa
depan.

Pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development) menurut Undang-


Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup yang
disempurnakan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, dapat tercapai dengan suatu syarat bahwa pengelolaan lingkungan hidup harus
berasaskan kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang. Pendapatan per kapita USA
sebesar US$ 10,391 (Selden dan Song 1994), dibandingkan dengan Indonesia yang hanya
sebesar US$ 3,716 sehingga Indonesia dinilai belum mampu meningkatkan kualitas lingkungan
yang memadai. Pemanfaatan sumberdaya alam harus direncanakan dengan
mempertimbangkan kondisi ekologis dan tidak mengabaikan nilai ekonomi sehingga dapat
meningkatkan kualitas lingkungan.Pembangunan berwawasan lingkungan mempunyai tujuan
guna memberikan peningkatan kesejahteraan serta kualitas hidup masyarakat dengan tetap
menjaga daya dukung lingkungan dan terus mendukung pembangunan berkelanjutan. Keadaan
ini dapat tercapai sepanjang segala kegiatan yang mempengaruhi lingkungan hidup dihadapkan

1
pada upaya pencegahan dan perbaikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup selama
pelaksanaan kegiatan tersebut.

Provinsi Maluku merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang terletak di wilayah timur
Indonesia. Secara keseluruhan, kondisi geografis Provinsi Maluku adalah wilayah darat dan laut
yang meliputi pulau-pulau besar dan kecil. Provinsi Maluku sendiri terletak di antara 2°30’-9°
Lintang Selatan dan 124° -136° Bujur Timur. Secara keseluruhan Provinsi Maluku memiliki
wilayah seluas 712.479,69 km2. Sebagian besar wilayahnya merupakan perairan seluas
662.565,66 km2 (92,99%), sedangkan luas wilayah daratan hanya sekitar 49.914,03 km2
(7,01%). Provinsi Maluku merupakan wilayah Kepulauan dengan jumlah pulau besar dan kecil
sebanyak 1.392 pulau dengan panjang garis pantai 10.630 km. Potensi sumber daya pesisir dan
pulau-pulau kecil Provinsi Maluku cukup besar termasuk keberadaan ekosistem terumbu
karang, lamun dan hutan mangrove.

Allang Asaude merupakan salah satu negeri di kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi
Maluku. Negeri ini menyimpan kekayaan wisata pantai, hutan mangrove dan wisata bahari.
Keindahan pantai yang dimiliki, dapat dikembangakan dan menjadi sebuah objek wisata yang
menarik. Lagi tumbuhan mangrove yang tumbuh subur dapat dikelolah sebagai objek wisata
yang unik yang memamerkan paduan keindahan alam dan keasrian lingkungan. Agar potensi
wisata di wilayah Allang Asaude berkembang, maka perlu dilakukan pengembangan wisata
agar kekayaan potensi semakin ditunjang.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mengidentifikasi proyek/kegiatan pembangunan yang sementara dan/atau


direncanakan di pulau-pulau kecil di Negeri Allang Asaude
2. Menyusun ruang lingkup AMDAL Mengidentifikasi aktivitas pemanfaatan pada hutan
mangrove Negeri Allang Asaude.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa dilatih menggunakan metode observasi dan wawancara dalam


mengidentifikasi proyek/kegiatan
2. Memenuhi persyaratan mata kuliah Amdal

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, dan mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat
diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.

Pengertian Lingkungan Menurut para Ahli:

Pengertian Lingkungan Menurut Emil Salim: Lingkungan hidup merupakan segala


benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan
mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.

Pengertian Lingkungan Menurut St. Munajat Danusaputra: Lingkungan ialah semua


benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitanya, yang terdapat dalam ruang
di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia
dan jasad hidup lainnya (Darsono, 1995).

Pengertian lingkungan hidup menurut Soedjono yang mengartikan bahwa "lingkungan


Fidup" Sebagai "Lingkungan hidup jasmani atau fisik yang meliputi serta mencakup segala
unsur dan faktor fisik jasmaniah yang berada di dalam alam.

Di dalam pengertian ini, maka hewan, tumbuh-tumbuhan serta manusia tersebut itu
dilihat dan akan dianggap sebagai perwujudan secara fisik jasmani belaka. Dalam hal tersebut
"Lingkungan", dapat diartikan sebagai mencakup lingkungan hidup hewan, tumbuh-tumbuhan
dan manusia yang terdapat di dalamnya. Pengertian lingkungan hidup menurut Undang-undang
No 23 pada tahun 1997 yang menyebutkan bahwa Lingkungan hidup ialah suatu kesatuan
ruang dengan seluruh benda, daya, keadaan, serta makhluk hidup yang termasuk manusia dan
segala perilakunya yang bisa mempengaruhi segala kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup yang lainnya.

3
Jadi Lingkungan merupakan sebuah tempat di mana terdapat komponen abiotik dan
biotik serta bisa memberikan banyak manfaat /kebaikan untuk manusia ataupun makhluk hidup
lainnya akan tetapi juga bisa memberikan malapetaka /sesuatu yang buruk untuk kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya tergantung dari aktivitas apa yang di lakukan oleh manusia
di lingkungan tersebut dan bagaimana manusia tersebut bisa menjaga dan mengelola
lingkungan yang sudah ada.

2.2 AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

a. Pengertian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, pasal 1 ayat 1, AMDAL


(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan. Setiap kegiatan pembangunan secara potensial mempunyai
dampak terhadap lingkungan. Dampak-dampak ini harus dipelajari untuk merencanakan upaya
mitigasinya. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 (PP 51/1993) tentang Analisis Mengenal
Dampak Lingkungan (AMDAL) menyatakan bahwa studi tersebut harus merupakan bagian
dari studi kelayakan dan menghasilkan dokumen-dokumen sebagai berikut:

1. Kerangka Acuan (KA) ANDAL, yang memuat lingkup studi ANDAL yang dihasilkan
dari proses pelingkupan.

2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), yang merupakan inti studi AMDAL.


ANDAL memuat pembahasan yang rinci dan mendalam tentang studi terhadap
dampak penting kegiatan yang diusulkan.

3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL.), yang memuat usaha-usaha yang harus


dilakukan untuk mitigasi setiap dampak lingkungan dari kegiatan yang diusulkan.

4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), yang memuat rencana pemantauan dampak


lingkungan yang akan timbul. RKL dan RPL merupakan persyaratan mandatory
menurut PP 51/1993, sebagai bagian kelengkapan dokumen AMDAL bagi kegiatan
wajib AMDAL. Untuk kegiatan yang tidak wajib AMDAL, penanggulangan dampak
lingkungan yang timbul memerlukan:

4
 Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
 Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
 Pertanggung-jawaban pelaksanaan audit,antara auditor dan manajemen organisasi.
 Komunikasi temuan-temuan audit.
 Kompetensi audit.
 Bagaimana audit akan dilaksanakan.

b. Tujuan

Tujuan dan sasaran AMDAL adalah Untuk menjamin agar suatu usaha dan/atau
kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan
mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha atau kegiatan tersebut layak dari aspek
lingkungan hidup. Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui kajian AMDAL, kelayakan
lingkungan sebuah rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu secara
optimal meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan hidup yang negatif, serta dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien.

c. Fungsi
AMDAL berfungsi sebagai penetapan pengambilan keputusan seperti yang tercantum
dalam Pasal 1 ayat 1 PP 27 Tahun 1999, (AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan). Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindakdengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
merupakan alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang
mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang direncanakan.
d. Kegunaan
1. Pada Pemerintah
Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan. Merupakan bahan masukan dalam perencanaan
pembangunan wilayah. Mencegah potensi SDA di sekitar lokasi proyek tidak rusak dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
2. Pada Masyarakat

5
Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya sehingga dapat
mempersiapkan diri untuk berpartisipasi. Mengetahui perubahan lingkungan yang akan
terjadi dan manfaat serta kerugian akibat adanya suatu kegiatan. Mengetahui hak dan
kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam menjaga
dan mengelola kualitas lingkungan.
3. Pada Pemrakarsa
Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi pada masa
yang akan datang. Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek.
Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

2.3 Proses Pelingkupan

Pelingkupan merupakan proses awal (dini) untuk me-nentukan lingkup permasalahan


dan mengidentifikasi dampak besar dan penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana usaha
dan/atau kegiatan. Pelingkupan merupakan proses terpenting da-lam penyusunan KA-ANDAL
karena melalui proses ini dapat dihasilkan:
a.Dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang dipandang relevan untuk
ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL dengan meniadakan hal-hal atau
komponen lingkungan hidup yang dipandang kurang penting ditelaah;
b.Lingkup wilayah studi ANDAL berdasarkan be-berapa pertimbangan: batas proyek,
batas eko-logis, batas sosial, dan batas administratif.
c.Kedalaman studi ANDAL al. mencakup meto-de yang digunakan, jumlah sampel yang
di-ukur, dan tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan sumber daya yang tersedia
(dana dan waktu) Semakin baik hasil perlingkupan semakin tegas dan jelas arah dari
studi ANDAL yang akan dilakukan.

 Perlingkupan dampak besar dan penting


Perlingkupan dampak besar dan penting dilakukan melalui serangkaian proses
berikut:
1) Identifikasi dampak potensial
Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksud-kan untuk mengidentifikasi segenap
dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dst) yang secara potensial akan timbul
sebagai akibat ada-nya rencana usaha dan/atau kegiatan. Pada ta-hap ini hanya

6
diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhati-kan
besar/kecilnya dampak, atau penting, atau tidaknya dampak.
2) Evaluasi dampak potensial
Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk meng-hilangkan/meniadakan dampak
potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting, se-hingga diperoleh daftar
dampak besar dan pen-ting hipotesis yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah
secara mendalam dalam studi ANDAL.
3) Pemusatan dampak besar dan penting (Focus-sing)
Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk me-ngelompokkan/mengorganisir dampak
besar dan penting yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar
memperoleh isu-isu pokok lingkungan hidup yang dapat men-cerminkan atau
menggambarkan secara utuh dan lengkap.

 Pelingkupan wilayah studi


Penetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi luas wilayah studi
ANDAL sesuai hasil pelingkupan dampak besar dan penting, dan dengan memperhatikan
keterbatasan sumber daya, waktu, dan tenaga serta saran pendapat dan tanggapan dari
masyarakat yang berkepentingan. Lingkup wilayah studi ANDAL ditetapkan berdasarkan
pertimbangan batas-batas ruang sebagai berikut:
1. Batas proyek. Yang dimaksud dengan batas proyek adalah ruang di mana suatu rencana
usaha atau kegiatan akan melakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi dan operasi.
2. Batas ekologis. Yang dimaksud dengan batas ekologis ada-lah ruang persebaran dampak
dari suatu ren-cana usaha dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air,
udara), di mana proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan
mengalami perubahan mendasar.
3. Batas sosial. Yang dimaksud dengan batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha
dan/atau kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur
sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau
ke-giatan.
4. Batas administratif. Yang dimaksud dengan batas administratif adalah ruang di mana
masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam ruang tsb.

7
5. Batas ruang lingkup wilayah studi ANDAL, yakni ruang yang merupakan kesatuan dari
keempat wilayah di atas, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan
pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga,
teknik, dan metode telaahan.

8
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Lokasi

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan 1 hari pada Sabtu 24 juni 2023, pada pukul 08.00
WIT– selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Desa Allang Asaude, Kecamatan Huamual
Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat, Bahan dan Kegunaannya

No Alat dan Bahan Kegunaan


1 Alat tulis Untuk mencatat informasi yang didapat
2 Papan oles,dan kertas Tempat untuk mencatat data
3 Kamera Dokumentasi

3.3 Prosedur Kerja

Kegiatan praktikum ini mengambil lokasi pada Kawasan Hutan Mangrove Negeri Allang
Asaude, Kabupaten Seram Bagian Barat. Proses pelingkupan dalam Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah tahap awal dalam penyusunan AMDAL yang
bertujuan untuk menentukan batasan dan ruang lingkup analisis dampak yang akan dilakukan.
Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pelingkupan AMDAL:

1. Identifikasi Proyek/Kegiatan: Tahap pertama adalah mengidentifikasi proyek yang


akan dilakukan. Ini melibatkan deskripsi lengkap proyek, termasuk lokasi, skala, dan
tujuan proyek.
2. Penetapan Ruang Lingkup: Ruang lingkup AMDAL ditentukan berdasarkan
alternatifalternatif yang telah diidentifikasi. Pada tahap ini, ditentukan parameter dan
indikator yang akan digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan dari setiap
alternatif.
3. Pengumpulan Data: Data yang diperlukan untuk analisis dampak lingkungan
dikumpulkan pada tahap ini. Ini melibatkan pengumpulan data tentang lingkungan
fisik, sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar area proyek.

9
3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan wawancara. Observasi
adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis atas fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Sedangkan wawancara kita
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden tentang proyek/kegiatan pembangunan
apa saja yang sedang direncanakan beserta dampak lingkungannya agar hasil data lebih akurat.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proyek atau Kegiatan Pembangunan yang Sedang Direncanakan di Desa Allang
Asaude

Kami mewawancarai beberapa tokoh besar di Desa Allang Asaude yang terdiri dari
empat orang yaitu Bapak Raja atau Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Petani, Ketua BPD,
dan Tokoh Pemuda Desa Allang untuk menanyakan hal terkait dengan proyek/pembangunan
yang akan dilakukan atau sedang direncanakan di Desa Allang Asaude, Kabupaten Seram
Bagian Barat ini.

Berdasarkan hasil wawancara, kami mendapati bahwa, proyek atau kegiatan


pembangunan yang sedang direncanakan di Desa Allang Asaude ini yaitu ada pembangunan
jalan setapak, drainase (got), dan fasilitas pariwisata. Ketiga kegiatan tersebut belum terlaksana
sebab kurangnya dana dari pemerintah. Pembangunan jalan setapak ini sebelumnya pernah atau
sudah dilaksanakan sejak 5 tahun yang lalu, tetapi karena kurangnya kepedulian masyarakat
Desa Allang sekarang jalan setapak tersebut sudah dalam kondisi rusak. Selain jalan setapak,
pemerintah Desa Allang juga sudah pernah membangun drainase (got) sejak 5 tahun yang lalu
juga, tetapi masih kurang karena Desa Allang Asaude ini sangat luas sehingga masih ada
beberapa daerah yang belum dibuatkan drainase (got). Pemerintah Desa Allang Asaude
kedepannya juga akan membangun beberapa fasilitas pariwisata karena beberapa bulan yang
lalu desa ini sangat viral kerena keindahan alam yang dimilikinya. Desa ini memiliki beberapa
pulau-pulau kecil yang sangat indah, salah satunya yang telah dibuat fasilitas wisatanya ada di
Pulau Hokman yang berhadapan langsung dengan pesisir desa ini. Salah satu fasilitas yang
telah dibangun di Pulau Hokman seperti tempat gazebo untuk bersantai-santai dan toilet serta
terdapat kegiatan budidaya dengan keramba jaring apung (KJA).

11
Gambar. 1 Beberapa fasilitas yang telah dibangun di Desa Allang Asaude

Kegiatan pembangunan yang telah dibangun di pesisir Desa Allang Asaude ini yaitu
pelabuhan untuk perahu mesin bersandar yang teletak di dalam hutan mangrove. Pelabuhan ini
pastinya memiliki dampak positif untuk masyarakat dan negatif untuk lingkungan. Dampak
positifnya untuk orang yang membawa perahu motor bisa memarkirkan kendaraannya dengan
aman terhindar dari arus air laut atau ombak karena di dalam hutan mangrove arus airnya sangat
kecil. Dampak negatif untuk lingkungan sudah jelas bahwa jika minyak dari bensin perahu
motor bocor akan mempengaruhi ekosistem mangrove disekitarnya.

12
Gambar 2. Pelabuhan Perahu Motor Desa Allang Asaude

Berdasarkan uraian rencana kegiatan pembangunan pada Negeri Allang Asaude yang
ada maka prakiraan dampak terhadap lingkungan akan diuraikan di bawah ini. Pada tahap
persiapan dan perencanaan dampak kegiatan ini terhadap lingkungan tidak ada sehingga yang
dibahas di sini adalah dampak kegiatan pada tahap konstruksi dan opersional kawasan marina.

4.2 Dampak Rencana Pembangunan di Desa Allang Asaude Tahap Konstruksi

1. Kebisingan dan Getaran

Kegiatan konstruksi diperkirakan akan menimbulkan dampak kebisingan, getaran dan


konsentrasi kebauan di sekitar lokasi kegiatan, terutama apabila dilakukan sampai malam hari.
Dampak ini terutama muncul ketika pembangunan dermaga seperi pemasangan tiang pancang,
dan pengerukan. Dampak yang terjadi harus dikelola dengan hati-hati karena lokasi kegiatan
relatif dekat dengan pemukiman penduduk. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan tingkat
kebisingan pada siang dan malam masih jauh dari batas atas yang ditetapkan seusai
peruntukannya yaitu untuk kawasan rekreasi dan pelabuhan maksimum sebesar 70 dBA sesuai
dengan baku mutu kebisingan dalam Kep-48/MENLH/11/1996 (Pemerintah Republik
Indonesia, 1996a). Sehingga dengan adanya kegiatan konstruksi paling tidak akan terjadi
peningkatan kebisingan di sekitar lokasi kegiatan. Dampak yang akan terjadi intensitasnya
rendah, persebarannya terbatas, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena
dampak cukup banyak, berlangsung cukup lama selama proses konstruksi dan dapat berbalik,
sehingga digolongkan sebagai dampak negatif tidak penting (-).

13
Untuk meminimalisir dampak negatif yang diprakirakan ada, maka arahan pengelolaan
lingkungannya adalah :
1. Mengikuti prosedur operasi standar untuk pengoperasian dan pemeliharaan peralatan
dan kendaraan.
2. Menetapkan batas kecepatan maksimum kendaraan pengangkut.
3. Mengatur waktu pelaksanaan pekerjaan.

2. Kualitas Udara dan Kebauan

Kegiatan konstruksi diprakirakan akan berdampak terhadap penurunan kualitas dan


peningkatan kebauan. Penyebab utama penurunan kualitas udara ini biasanya adalah lalulintas
kendaraan dan kapal yang mengangkut material bangunan dan material buangan (Fandeli,
2012). Berdasarkan pengamatan, kualitas udara pada Negeri Allang Asaude masih sangat baik
hal ini dikarenakan tingkat kegiatan pembangunan pada daerah ini masih sangat minim.
Dampak yang terjadi intensitasnya rendah, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang
terkena dampak cukup banyak, perrsebarannya terbatas namun bersifat kumulatif dengan
kegiatan lain dan berlangsung cukup lama selama proses konstruksi, sehingga tergolong
dampak negatif tidak penting (-).

Untuk meminimalisir dampak negatif yang diprakirakan ada, maka arahan pengelolaan
lingkungannya adalah:
1. Mempercepat proses pemanfaatan bahan bangunan supaya tidak banyak terjadi
penumpukan bahan.
2. Pengangkutan material oleh kendaraan dilakukan tidak melebihi kecepatan, kapasitas
dan ditutup dengan plastik/terpal untuk menghindari ceceran material dan dilakukan di
luar jam sibuk aktivitas masyarakat.

3. Kualitas Perairan Laut

Kegiatan konstruksi diprakirakan akan berdampak terhadap menurunnya kualitas perairan


laut. Kegiatan konstruksi seperti pemasangan tiang pancang dermaga, pembangunan jembatan,
pembangunan gazebo dan toilet, pdan lain lain, akan mengakibatkan tubulensi/pengadukan
sedimen dasar, sehingga mengakibatkan meningkatnya TSS/kekeruhan air laut yang sangat
besar. Selain itu, kegiatan pembangunan ini ditakutkan akan merusak ekosistem laut seperti
lamun dan terumbu karang. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan kualitas ekosistem
dan perairan laut pada Negeri Allang Asaude masih sangat baik, dilihat dari ekosistem lautnya

14
yang sangat melimpah dan tumbuh dengan baik pada daerah tersebut. Dampak yang akan
terjadi intensitasnya sedang, persebarannya terbatas, jumlah manusia dan komponen
lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, berlangsung cukup lama dan dapat berbalik
sehingga digolongkan dampak negatif penting (-).

Untuk meminimalisir dampak negatif yang diprakirakan ada, maka arahan pengelolaan
lingkungannya adalah :
1. Perlu melakukan pemantauan secara terus menerus.
2. Membuat semacam penghalang agar penyebaran perubahan kualitas air dapat
dilokalisir.
3. Mengatur tekanan shovel saat mengenai sedimen dasar saat akan menggali dasar laut
untuk pondasi, sehingga turbulensi yang terjadi tidak besar.
4. Melakukan konstruksi sesuai dengan SOP alat yang digunakan.

Kegiatan konstruksi juga diprakirakan akan meningkatkan volume sampah padat akibat
dari sisa bahan untuk konstruksi. Apabila tidak dikelola dengan baik, material ini akan
menyebabkan pengotoran lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan saat ini di rencana lokasi
pembangunan kawasan wisata pada Pulau Hokman dan kawasan mangrove banyak ditemukan
sampah seperti plastik, stereoform, busa, botol air mineral, kayu, daun, dll. Sampah-sampah
tersebut biasanya terkumpul pada lekukan perairan yang tenang dan pada akar-akar mangrove.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka pengelolaan sampah padat ketika tahap
konstruksi perlu diperhatikan karena pada tahap ini diperkirakan banyak menghasilkan
sampah.

Untuk meminimalisir dampak negatif yang diprakirakan ada, maka arahan pengelolaan
lingkungannya adalah :
1. Mengumpulkan sampah agar tidak tercecer dan dibuang pada tempatnya.
2. Mempercepat pengangkutan sampah ke TPA, paling tidak setiap hari.
3. Melakukan pengawasan & penempatan petugas kebersihan lingkungan di lokasi
kegiatan.

15
Tahap Operasional

1. Kualitas Udara dan Kebisingan

Kegiatan operasional pada Negeri Allang Asaude akan menurunkan kualitas udara dan
meningkatkan tingkat kebisingan akibat meningkatnya lalulintas transportasi di laut dan darat.
Berdasarkan wawancara setidaknya ada sekitar 80 speedboat yang akan melintas dan berlabuh
di kawasan ini, hal ini akan menurunkan kualitas udara karena kebisingan dan buangan dari
mesin speedboat. Dampak yang terjadi intensitasnya rendah, berlangsung lama, persebarannya
luas, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak,
sehinggga tergolong dampak negatif tidak penting (-).

Arahan pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan untuk pengelolaan dampak ini,
adalah :
1. Memberi pagar batas dengan lingkungan sekitar.
2. Menanam pepohonan sebagai buffer di sekeliling lokasi untuk meredam kebisingan.

2. Kualitas Perairan Laut

Kegiatan operasional akan menurunkan kualitas air laut terutama akibat adanya sampah
dari aktivitas manusia di dermaga dan kemungkinan adanya ceceran tumpahan minyak dari
kapal yang ada (Fandeli, 2012). Dampak yang terjadi intensitasnya rendah, berlangsung lama,
persebarannya terbatas, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena dampak
banyak, sehinggga tergolong dampak negatif penting (-).

Arahan pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan untuk pengelolaan dampak ini,
adalah :
1. Menyiapkan tempat sampah di segela tempat.
2. Menyiapkan alat untuk pengelolaan tumpahan minyak.
3. Menerapkan SOP pengisian dan pembersihan kapal dengan baik.
4. Meningkatakan kesadaran penumpang untuk membuang sampah pada tempatnya.
5. Pengelolaan Daya Tampung dan Daya Dukung Daya Tarik Wisata.

3. Dampak Terhadap Komponen Biologi

16
Dengan adanya operasinal dermaga sedikit banyak akan mempengaruhi kehidupan
biota laut seperti mangrove yang ada di sekitar dermaga, terutama jika ada pencemaran minyak
dari speedboat. Selain itu dengan adanya lalu lintas speedboat yang masuk akan mengganggu
ketenangan perairan di sekitarnya yang pada akhirnya akan mengganggu kehidupan biota laut.
Dampak yang terjadi intensitasnya rendah, berlangsung lama, persebarannya terbatas, jumlah
komponen lingkungan yang terkena dampak terbatas, sehinggga tergolong dampak negatif
tidak penting (-).

Arahan pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan untuk pengelolaan dampak ini,
adalah :
1. Menerapkan SOP pengisian dan pembersihan speedboat dengan baik
2. Menerapkan SOP pendaratan dan pemberangkatan speedboat dengan baik.
3. Pemeliharaan speedboat secara rutin agar tidak terjadi kebocoran dan olakan air akibat
kapal dapat diminimalisir.

17
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil telusuri kelompok Kami, di Desa Allang Asaude yang terletak di kabupaten
Seram Bagian Barat ini masih belum ada kegiatan proyek atau pembangunan tetapi terdapat
rencana-rencana pembangunan Desa Allang Asaude ini untuk kedepannya salah satunya
fasilitas pariwisata. Fasilitas pariwisata yang telah dibangun di salah satu pulau kecil Desa
Allang Asaude yaitu Pulau Hockman yang telah dibangun fasilitas umum seperti gazebo, toilet
umum, dan jembatan untuk pelabuhan. Dampak-dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
konstruksi maupun operasional seperti kebisingan dan getaran yang menganggu masyarakat,
kualitas udara yang buruk dan kebauan, dan kualitas perairan laut yang menurun. Dampak
terhadap komponen biologi seperti mengganggu kehidupan biota laut yang ada di mangrove
akibat dari aktivitas speedboat di pelabuhan (dalam hutan mangrove).

18
DAFTAR PUSTAKA

Ambo Tuwo. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional, Surabaya.

Juniati, H., & Dwitasari, R. (2017). Pengembangan Angkutan Shuttle Destinasi Wisata di
Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Transportasi Multimoda, 13(3), 147-158.

Tauran, E. H., Saleman, K. M., & Dofon, M. M. (2022). STRATEGI PENGEMBANGAN


POTENSI WISATA BAHARI DI DESA ALLANG ASAUDE. NOUMENA:
Jurnal Sosial Humaniora dan Keagamaan, 3(1), 116-136.

Wibowo, M. (2018). Kajian dampak rencana pembangunan Kawasan Wisata Marina di Pesisir
Kabupaten Belitung terhadap kualitas lingkungan sekitarnya. Jurnal
Presipitasi: Media Komunikasi Dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 15(1),
11-24.

Media Pressindo. Pedoman Penyusunan AMDAL (Ed. Revisi). N.p.

Indash. 2020. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan: (AMDAL). (n.p.): Deepublish.

19
LAMPIRAN

Jembatan Pelabuhan Pulau Hockman Pesisir Desa Allang Asaude

KJA Pulau Hockman Fasilitas Umum Pulau Hockman

Foto Bersama Kelompok 2 Foto Bersama para tokoh penting di


Desa Allang Asaude

20

Anda mungkin juga menyukai