BUDIDAYA PERIKANAN
DI BADAN PELATIHAN DAN PENYULUHAN PERIKANAN
BANYUWANGI
Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Banyuwangi
Anggota 2
Nama : Muhammad Muslim Iqrom Al-Jalil
NIM : 200341100104
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Trunojoyo Madura
No. Telephone /Email : 089514737402/iqrommuslim@gmail.com
iii
3. Lokasi Magang
Alamat : Jl. Raya Situbondo KM. 17
Desa/Kecamatan : Desa Bangsring/Kec. Wongsorejo
Kabupaten/Kota : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
NIM.200341100072
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan hidayahnya dan memberi penulis kesempatan dalam menyelesaikan
laporan praktik kerja magang. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan
dalam menyelesaikan praktik kerja magang bagi para mahasiswa Prodi Ilmu Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.
Praktik kerja magang merupakan salah satu upaya dalam menjalin kerja sama
yang baik dalam bidang Budidaya Perikanan di Balai Pelatihan dan Penyuluhan
Perikanan (BPPP) Banyuwangi. Penulis harap praktik kerja magang ini akan
memberi banyak manfaat bagi penulis, mahasiswa maupun bagi pembaca.
1. Tuhan Yang Maha Esa dan Orang tua penulis yang selalu membantu baik dalam
bentuk pertolongan, dukungan dan do’a.
2. Koordinator Program Studi Ilmu Kelautan dan Ketua Jurusan Kelautan dan
Perikanan Universitas Trunojoyo Madura.
3. Bapak I Putu Suarma, S. Pi, Bapak M. Ruslani, S. Pi, Ibu Ir. Sumartin, M. P, Ibu
Ir. Sri Astutik dan Ibu Ir. Indah Retnowati yang telah membimbing penulis selama
pelaksanaan Praktik kerja magang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Kami
menyadari, laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktik magang mengenai budidaya perikanan
adalah sebagai berikut:
1. Pembaca dapat mengetahui hubungan pertumbuhan panjang dan berat ikan
budidaya
2. Pembaca dapat megetahui hubungan maggot sebagai pakan alami ikan
budidaya
3. Pembaca dapat mengetahui perbandingan kualitas air pada kolam udang
vaname
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Morfologi
Ikan wader cakul atau Puntinus binotatus memiliki dua buah lingkaran
kecil yang terdapat di pangkal sirip belakang dan di tengah batang ekor.
Ukuran ikan ini terlihat kecil sampai sedang, yang sebagian besar didapat
dengan panjang total 10 cm, namun beberapa ikan ini mampu mencapai
panjang 17 cm. Ikan ini memiliki ukuran kepala sekitar 3,3 - 4,5 kali lebar
matanya, dan tinggi bagian batang ekornya sama dengan panjangnya dan 1/3 -
1/2 kepala. Ikan ini memiliki beberapa bercak hitam. Perutnya membundar,
memiliki 2 pasang sungut, mulutnya dapat disembulkan, permulaan sirip
punggung di depan permulaan sirip perut dan sirip perut jauh ke belakang, di
muka dubur, rahang tidak bergigi (Nelson 2006).
Pakan yang diberikan pada ikan berupa pakan buatan berupa pellet.
Menurut Romansyah (2015) yang menyebutkan bahwa pakan dibedakan
menjadi dua yaitu pakan alami dan buatan. Pakan alami adalah pakan yang
berasal dari alam seperti plankton, sedangkan pakan buatan adalah pakan yang
dibuat oleh manusia seperti pellet. Menurut Arie (1999) kandungan protein
yang tinggi pada pakan pellet dapat menunjang keberlangsungan hidup ikan.
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi
atau komponen lain di dalam air. Terdapat tiga parameter yang biasanya
digunakan untuk mengukur kualitas air yaitu parameter fisika, kimia, dan
biologi. Menurut Effendi (2003) parameter fisika seperti suhu, kekeruhan,
padatan terlarut dan sebagainya, parameter kimia seperti pH, oksigen terlarut,
BOD, kadar logam dan sebagainya, sedangkan parameter biologi seperti
keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya.
BAB III
A. Hatchery
A. Hatchery
2. Air kolam berisi Digunakan untuk suplai pakan benih ikan nila
plankton
B. Workshop Maggot
3.3 Prosedur
3.3.1 Hatchery
C. Packing Ikan
B. Pemanenan Maggot
Kualitas air tambak yang optimal akan memberikan ruang hidup sehingga
udang dapat hidup layak dan akan tumbuh maksimal. Apabila lingkungan dapat
menyediakan kualitas air yang layak sesuai dengan kebutuhan udang maka sintosan
menjadi tinggi dan pertumbuhan udang menjadi optimal. Terdapat 4 tambak yang
diamati yaitu B2, B3, B5 dan B6. Berikut hasil data pengamatan kualitas air pada
tambak :
Tambak Parameter
B2 8 28.3 30 5.53
Tabel 4.1 Data Pengamatan Kualitas Air Tambak Udang Vaname di BPPP Banyuwangi
30
25 pH
20 Suhu
15 Salinitas
DO
10
5
0
B2 B3 B5 B6
Gambar 4.2 Grafik Kualitas Air Tambak Udang Vaname di BPPP Banyuwangi
Hasil pengamatan kualitas air tambak udang vaname (Tabel 4.1 ) terdapat
empat analisa untuk mengetahui kualitas air tambak udang vaname yaitu Ph, suhu,
salinitas dan DO. Objek pengamatan terdiri dari 4 Kolam yaitu B2, B3, B5, dan B6.
Nilai pH tertinggi terdapat pada B2, suhu tertinggi terdapat pada B6, DO tertinggi
terdapat pada B3, dan nilai salinitas sama disetiap kolam.
Parameter suhu merupakan salah satu sifat fisika. Hasil pengukuran suhu di
tambak udang vaname BPPP Banyuwangi berkisar antara 28.3 sampai dengan
28.7°C. masih berada dalam batas kewajaran untuk kegiatan budidaya udang. Suhu
merupakan indikator atau nilai dari derajat panas atau dingin dari suatu zat cair
maupun padat. Dikegiatan budidaya udang vaname nilai suhu berhubungan dengan
siklus kehidupan dari udang. Sebab suhu berhubungan oksigen terlarut udang
semakin tinggi suhu dalam perairan tambak maka oksigen terlarut rendah. Menurut
Pan-Lu-Qing et al (2007) di hasil penelitiannya Journal of the World Aquaculture
Saciety, yang berjudul The Effect of Temperature on selected immuneparameters of
white shrimp,Litopenaeus vannamei mengatakan bahwa suhu sangat berpengaruh
terhadap konsumsi oksigen, pertumbuhan, dan sintasan udang dalam lingkup
budidaya perairan. Suhu mempengaruhi dalam tiga faktor yakni pertama kebutuhan
akan oksigen, kedua pertumbuhan udang dan ketiga sintasan atau tingkat kehidupan
udang. Suhu air dapat mempengaruhi berbagai proses baik biologi, fisika, maupun
kimia air, suhu juga dapat meningkatkan aktivitas fotosintesis pakan alami
(fitoplankton) dan suhu air akan mempengaruhi kelangsungan hidup, pertumbuhan
morfologi, reproduksi, tingkah laku, laju pergantian kulit dan metabolisme udang.
Dengan demikian, suhu air pada lokasi tambak masih dalam kewajaran berkisar 28.3
sampai dengan 28.7°C. Peran suhu dalam budidaya udang vaname memiliki arti yang
sangat penting dan merupakan suatu indikator yang dibutuhkan.
4.2.3 Salinitas
0.1 0.199
0.1 0.198
0.11 0.22
0.04 0.163
0.05 0.206
0.05 0.179
0.05 0.165
0.06 0.179
0.05 0.179
0.02 0.11
0.04 0.123
0.05 0.131
0.03 0.121
0.005 0.067
0.01 0.08
0.015 0.083
0.015 0.088
0.01 0.078
Berdasarkan tabel diatas ikan wader dan gabus memiliki berat dan panjang masing-
masing. Total 10 sampel ikan gabus memiliki berat 0.66 Kg dengan rata-rata 0.066
Kg dan panjang 1.864 m dengan rata-rata 0.1864 m. Sedangkan Total 10 sampel ikan
Wader memiliki berat 0.225 kg dengan rata-rata 0.0225 dan panjang 1.001 m dengan
rata-rata 0.1001.
29-Des-21 10-Jan-22
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Panjang (m) Berat (Kg) Panjang (m) Berat (Kg)
29-Des-21 10-Jan-22
Gambar 4.2 Grafik Panjang Berat Ikan Nila pada Tanggal 29 Desember 2021 dan 10
Januari 2022 di BPPP Banyuwangi
Data panjang dan berat ikan nila diambil pada tanggal 29 Desember 2021 dan
10 Januari 2022. Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh hasil pada Tanggal 29
Desember 2021 berat ikan nila sebesar 2.5 Kg dengan rata-rata 0.25 kg dan panjang
ikan nila sebesar 2.493 m dengan rata-rata 0.2493 m. Pada Tanggal 10 Januari 2022
berat ikan nila sebesar 3.46 Kg dengan rata-rata 0.346 dan panjang sebesar 2.631 m
dengan rata-rata 0.2631 m. Dari kedua data tersebut maka diperoleh grafik dari
Tanggal 29 Desember 2021 sampai 10 Januari 2022 didapatkan laju pertumbuhan
ikan Nila. Menurut Yulianita (2009) pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan
secara kuantitatif selama siklus hidup yang bersifat tak terbalikkan (irrevesible)
bertambah besar ataupun bertambah bagian akibat adanya penambahan unsur-unsur
struktural. Selain itu sintasan ikan, kualitas air, FR juga mempengaruhi laju
pertumbuhan ikan. Menurut Rika (2008) sintasan ikan dipengaruhi oleh faktor biotik
dan abiotik. Faktor biotik yaitu : kompetitor, parasit, umur, predasi, kepadatan dan
populasi.
Maggot BSF (Black Soldier Fly) merupakan larva dari jenis lalat besar
berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Maggot BSF adalah siklus bentuk
pertama (larva) yang kemudian bermetamorfosa menjadi lalat dewasa. Fase
metamorfosa maggot BSF dimulai dari telur, larva, prapupa, pupa, dan lalat dewasa,
fase tersebut menghabiskan estimasi waktu kurang lebih 40 sampai dengan 45 hari.
Maggot BSF pada Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi dapat
dimanfaatkan sebagai penyuplai makanan di bidang budidaya perairan.
Produksi telur maggot berkolerasi terhadap ukuran tubuh lalat dewasa, lalat
betina memiliki ukuran tubuh dan sayap yang lebih besar dibandingkan dengan
jantan. Produksi telur lalat yang berukuran tubuh besar lebih banyak dibandingkan
dengan lalat yang berukuran tubuh kecil. Membutuhkan waktu 2 sampai dengan 4
hari, telur akan menetas menjadi larva instar satu dan berkembang hingga ke instar
enam dalam waktu kurang lebih 22 sampai dengan 24.
Setelah masa inkubasi selesai telur akan menetas menjadi larva bayi yang
memiliki warna putih pada usia hari ke-0 dan akan menjadi larva dewasa yang
memiliki warna putih kecoklatan pada usia hari ke-18. Pergantian kulit (molting)
terjadi pada fase larva dewasa yang akan menjadi prapupa dan membutuhkan estimasi
waktu selama 7 sampai dengan 9 hari untuk menjadi pupa. Larva akan berpindah
menuju ke tempat yang gelap untuk berubah menjadi pupa. Membutuhkan waktu
kurang lebih 14 hari untuk mengubah jaringan tubuh larva menjadi jaringan tubuh
dewasa untuk berkembang menjadi lalat dewasa (imago), kemudian 2 sampai dengan
3 hari lalat dewasa dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan telur.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hubungan panjang dan berat ikan pada kolam hatchery diukur dengan estimasi
waktu per 10 hari. Sampel ikan yang diukur panjang dan beratnya adalah ikan
nila, ikan gabus dan ikan wader (pari dan cakul). Berdasarkan hasil pengujian
panjang dan berat ikan menghasilkan data yang signifikan yaitu untuk ikan nila
dengan jumlah 10 ekor pada pengujian pertama mendapatkan hasil rata-rata
panjang sebesar 24,9 cm dan rata-rata berat sebesar 250 gr, pengujian kedua
menghasilkan rata-rata panjang sebesar 26,3 cm dan rata-rata berat 346 gr. Pada
ikan gabus pengujian pertama mendapatkan hasil rata-rata panjang sebesar 18,6
cm dan rata berat sebesar 66 gr. Pada ikan wader (5 wader pari dan 5 wader
cakul) mendapatkan hasil rata-rata panjang sebesar 10.1 cm dan rata-rata berat
sebesar 22,5 gr. Pertambahan berat ikan lebih cepat dibandingkan pertambahan
panjang sehingga fisik ikan terlihat lebih besar. Hal ini disebabkan oleh faktor
pakan, kualitas air, dan adanya plankton pada setiap kolam.
2. Maggot sebagai pakan alami ikan budidaya dikarenakan maggot sendiri
memakan sayuran, limbah rumah tangga, limbah restoran dan secara garis besar
maggot dapat menguraikan sampah organik. Maggot sendiri akan merombak dan
mengonvesi nutrien yang tersimpan di dalam limbah organik sehingga akan
didapatkan nutrien dalam bentuk yang baru. Maggot sendiri dimanfaatkan baik
sebagai pakan ikan langsung maupun bahan baku pakan ikan.
3. Kualitas air pada kolam udang vaname merupakan faktor yang mempengaruhi
laju pertumbuhan udang vaname. Kualitas air yang diuji pada kolam udang
vaname terdiri dari salinitas, pH, Dissolved Oxygen, dan suhu. Alat bantu yang
digunakan saat pengambilan sampel kualiats air adalah pH meter dan DO meter.
Pengambilan sampel kualitas air dilakukan pada kolam udang vaname B2, B3,
B5, dan B6. Setiap kolam mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Perbedaan hasil
pengukuran kualitas air pada setiap kolam berdampak bagi laju pertumbuhan
udang vaname itu sendiri. Berdasarkan hasil pengambilan sampel rata-rata nilai
pH pada kolam berkisar 7.7 sampai dengan 8, suhu memiliki rata-rata 28,3
sampai dengan 28,7, salinitas masing-masing 30 ppt, dan Dissolved Oxygen
memiliki rata-rata 4.45 sampai dengan 6.25.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Andrie, M., dan Sihombing, D. 2018. Efektivitas Sediaan Salep yang Mengandung
Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata) pada Proses Penyembuhan Luka Akut
Stadium II Terbuka pada Tikus Jantan Galur Wistar. Pharmaceutical Sciences
and Research. 4(2): 1- 4.
Arie, U. 1999. Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift, Cet 1 Penebar Swadaya.
Jakarta
Boyd, C. E., 1991. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Cod. Water
Quality Management for Pond Fish Culture.Amsterdam: Elsevier
Scientific Publishing
BPBAT Umbulan. 2008. Tingkat Motilitas Dan Lama Gerak Spermatozoa Ikan Nila
Jatimbulan (Oreochromis Niloticus) pada Salinitas Berbeda. Pasuruan.
Djumanto., Setyobudi, E., Sentosa, A. A., Budi, R., dan Nerwati, N. C. I. 2008.
Reproductive biology of the yellow rasbora (Rasbora lateristriata) in habitat of
the Ngrancah River, Kulon Progo Regency. Journal of Fisheries Sciences.
10(2): 261-275.
Effendi, I., and Augustine, D. 2003. Perkembangan Enzim Pencernaan Larva Ikan
Patin, Pangasius hypophthalmus sp. Jurnal Akuakultur Indonesia.2(1): 13
20.
Erlania I. N. R., dan Joni H. 2016. Status Pengelolaan Sumberdaya Benih Lobste
untuk Mendukung Perikanan Budidaya: Studi Kasus Perairan Pulau Lombok.
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. 8(2): 85-96.
Judantari, Sri., Khairuman dan Amri, K. 2008. Nila Arwana Prospek Bisnis dan
Teknik Budidaya Nila Unggul. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Mokulensang, J. F., Mutiara, G. V. H., dan Lusia, M. 2018. Maggot (Hermetia
illunces) sebagai Pakan Alternatif pada Budidaya Ikan. Budidaya Perairan. 6(3):
32-37.
Mudjiman,A. 2004. Makanan ikan. Penebar swadaya, Jakarta.
Muslim. 2005. Analisis Biologi Reproduksi Ikan Gabus (Channa striatus) di Rawa
Banjiran Sungai Kelekar Indralaya. Laporan Hasil Penelitian. Lembaga
Penelitian Universitas Sriwijaya. Indralaya
Nelson, J. S. 2006. Fishes of the world. Fourth edition. John Willey and Sons, Inc.
601.
Nisa, K., Z. Nasution K. E. L., dan Ramija. 2015. Studi Kualitas Perairan Sebagai
Alternatif Pengembangan Budidaya Ikan di Sungai Keureuto Kecamatan
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Universitas Sumatera Utara.
Pan, Lu-Qing, Lin-Juan Zhang, and Hong-Yu Liu. 2007. "Effects Of Salinity And Ph
On Ion Transport Enzyme Activities, Survival And Growth Of
Litopenaeus Vannamei Postlarvae." Aquaculture 273.4 : 711-720.
Parenrengi, A., Sulaeman, S., Hadie, W., dan Tenriulo, A. 2016. Keragaman
Morfologi Udang Pama (Penaeus semisulcatus) dari Perairan Sulawesi selatan
dan Sulawesi Tenggara. Jurnal Riset Akuakultur. 2(1): 27-32.
Petsut, N., Kulabtong S., dan Petsut, J. 2013. Two New Records of Cyprinid fish
(Cypriniformes Cyprinidae) from Thailand. Biodiversity Journal. 4(3). 411
414.
Rika. 2008. Pengaruh Salinitas terhadap Pertumbuhan dan kelulushidupan IkanHasil
Strain GIFT dengan Strain Singapura. Universitas Diponegoro. Semarang
Saleh, D. D., Muryono, S., and Salim, M. N. 2013. ‘Dari Mangkuk Menjadi
Piring’ (Studi Tata Kuasa Sumber Daya Agraria di Sekitar Danau Rawa
Pening).
Sulmartiwi, L., Fauziyah, S., dan Widjiati, W. 2020. Identifikasi Kromosom Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus) Strain Merah Jatimbulan dan Larasati yang
Diambil dari Lokasi Berbeda. Journal of Marine and Coastal Science.
9(2): 29-38.
Syamsunarno, M. B., dan M.T. Sunarno. 2016. Budidaya Ikan Air Tawar Ramah
Lingkungan untuk Mendukung Keberlanjutan Penyediaan Ikan Bagi
Masyarakat. Seminar Nasional Perikanan Dan Kelautan. Pembangunan
Perikanan Dan Kelautan Dalam Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional.
BandarLampung.1(2):1-15.
LAMPIRAN KEGIATAN
Pengujian volume flok pada kolam bioflok Pengukuran panjang ikan nila