Anda di halaman 1dari 24

1

Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI

PARAMETER FISIKA DAN PARAMETER KIMIA-1 DAN


PENGAMBILAN SAMPEL PARAMETER BIOLOGI
OLEH

RIZKA INANDA HARAHAP


1404118143
BUDIDAYA PERAIRAN

LABORATORIUM PRODUKTIVITAS PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan hasil laporan praktikum
mengenai Parameter Fisika dan Parameter Kimia-1 dan Pengambilan Sampel
Parameter Biologi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak Ir.
Clemens Sihotang sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah limnologi dan
juga kepada para asisten limnologi karena telah memberikan arahan dan
bimbingan sehingga laporan ini dapat disusun.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan, bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh
karena itu penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan praktikum di masa yang akan datang. Semoga laporan
praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 7 November 2015

RIZKA INANDA HARAHAP

3
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

DAFTAR ISI

Isi

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................

1.2. Tujuan Praktek Umum .....................................................................

1.3. Manfaat Praktek Umum ...................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA


III. METODE PRAKTEK
3.1. Waktu dan Tempat.........................................................................

12

3.2. Bahan dan Alat...............................................................................

12

3.3. Prosedur Praktek ...........................................................................

12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil...............................................................................................

15

4.2. Pembahasan...................................................................................

16

4
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan....................................................................................

19

5.2. Saran..............................................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Gambar alat-alat yang digunakan ..........................................................

23

6
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Permukaan bumi secara umum terdiri atas bagian daratan dan bagian
perairan. Kemudian bagian perairan ini dibedakan lagi menjadi perairan umum
dan perairan laut. Secara keseluruhan kedua habitat perairan ini sangat
menentukan kehidupan manusia karena menyentuh ke segala aspek.
Pada suatu perairan akan terjadi hubungan antara organisme satu dengan
yang lain. Kompetisi dari setiap organisme tersebut sangatlah dipengaruhi oleh
kualitas air. Kualitas air tersebut dapat dilihat dari parameter fisika serta parameter
kimia. Namun selain itu, dapat juga diamati melalui bioindikator.
Ekosistem perairan dari lingkungan biotik dan abiotik meliputi sifat-sifat
fisika, kimia dan biologi saling berinteraksi antara satu dengan yang lain.
Ekosistem yang masih alami dicirikan dengan adanya keanekaragaman komunitas
yang tinggi dan tidak ada dominasi dari suatu spesies. Sebaliknya pada
lingkungan

perairan

yang

tercemar

komunitasnya

dicirikan

dengan

keanekaragaman yang rendah dan adanya perubahan struktur komunitas dari yang
stabil menjadi labil.
Air merupakan fasa cair dari persenyawaan kimia yang dibentuk oleh dua
bagian berat hydrogen dan 16 bagian berat oksigen, di dalam air itu terkandung
pula sejumlah kecil air berat, gas dan zat padat, terutama bentuk garam dan
larutan. (Hehanusa, 2001)

7
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

Secara umum, parameter kualitas air dapat digolongkan kedalam 3 faktor


besar yaitu : 1) Faktor fisika seperti kecerahan , suhu , kedalaman dan kekeruhan.
2) Faktor kimia seperti pH, DO (Oksigen Bebas) dan CO2 Bebas. 3) Faktor biologi
seperti keberadaan plankton, benthos, dan makrofita. (Sedana, 1996)
Karbondioksida bebas merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuhtumbuhan air-renik maupun tingkat tinggi untuk melakukan fotosintesis.
Karbondioksida bebas juga termasuk salah satu gas yang terdapat di dalam air
yang dapat meracuni kehidupan ikan dan hewan-hewan air lain. (Effendi, 2001)
1.2. Tujuan Praktek Umum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat melihat dan
mengamati serta mengetahui bagaimana keadaan perairan yang terdapat di waduk
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau dengan melakukan
berbagai penelitian. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui kategori-kategori
perairan yang masih baik atau yang sudah tercemar perairan (baik ditinjau dari
parameter fisika maupun kimia ).
1.3. Manfaat Praktek Umum
Manfaat praktikum ini bagi mahasiswa adalah setiap mahasiswa dapat
Langsung terjun ke lapangan serta dapat langsung melihat atau mempraktekkan
bagaimana cara meneliti perairan sehingga dapat diketahui apakah perairan
tersebut masih baik atau sudah tercemar.

8
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

(Adriman, 2002) menyatakan bahwa perairan umum adalah bagian


permukaan bumi yang secara permanen maupun berkala digenangi oleh air, baik
air tawar, payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut terendah kearah
daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan.
Menurut Dahuri (1996) , menyatakan bahwa suhu air di permukaan
dipengaruhi oleh kondisi meteorologi yakni curah hujan, penguapan , kelembapan
udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intesitas radiasi matahari. Oleh sebab itu
suhu di permukaan biasanya mengikuti pada musiman.
Suhu perairan biasanya akan meningkat apabila intensitas cahaya matahari
yang masuk kedalam perairan dalam jumlah yang besar. Menurut Dahuri (1996)
suhu perairan dipengaruhi oleh radiasi dan posisi matahari ,letak geografis,
musim, kondisi awan, proses interaksi air dengan udara seperti kenaikan panas,
penguapan, dan hembusan angin .
Effendi (2000) , menyatakan bahwa kecerahan suhu perairan dapat
mempengaruhi suplai oksigen, yang mana cahaya matahari yang masuk kedalam
perairan akan dimanfaatkan oleh tumbuhan air untuk melangsungkan fotosintesis
sehingga menghasilkan oksigen.
Nilai kecerahan suatu perairan berlawanan dengan nilai kekeruhan dan
kekeruhan perairan berkaitan erat dengan jenis sedimen yang terakumulasi dan
kuat arus. Dimana pada perairan yang kandungan sedimennya didominasi oleh
fraksi lumpur dan senantiasa teraduk oleh arus. Sedimen yang berlumpur akan

9
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

lebih keruh jika dibandingkan dengan perairan yang sedimennya berpasir


(Effendi , 2000 ).
Derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion H+ dan
menunjukkan suasana air tersebut apakah dalam keadaan asam atau basa. Secara
alamiah OH- perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-senyawa
bersifat asam.
Derajat keasaman mempengaruhi daya tahan organisme di mana perairan
yang pH-nya rendah maka penyerapan O2 oleh organisme akan terganggu.
Oksigen terlarut adalah jumlah gas oksigen yang terlarut dalam air yang
berasal dari hasil fotosintesa oleh fitoplankton atau tanaman air lainnya atau difusi
dari udara (Kasry, Adnan dkk . 2012 ) .
Oksigen adalah salah satu gas yang ditemukan terlarut pada perairan.
Kadar oksigen terlarut di perairan bervariasi bergantung pada suhu, salinitas,
turbulensi air, dan tekanan atmosfir. (Effendi, 2000)
(Sedana, 2001) menyatakan bahwa oksigen terlarut merupakan parameter
yang sangat penting dalam kehidupan organisme. Setiap organisme membutuhkan
oksigen untuk respirasi dan digunakan dalam proses metabolisme.
Kandungan oksigen terlarut alami suatu perairan sangat menentukan
penyebaran hewan-hewan yang hidup di dalamnya. Pada perairan yang
kandungan oksigen terlarutnya rendah, biasanya hanya dihuni oleh beberapa
spesies tertentu. (Nurdin, 1999)
Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah karbondioksida yang berada
dalam bentuk gas yang terkandung dalam air. Kandungan karbondioksida bebas di

10
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

udara adalah sekitar 0,03 0/0. Kandungan karbondioksida bebas dalam air murni
pada tekanan 1 atm dan temperatur 250C adalah sekitar 0,4 mg/L. (Wardoyo,
1981)
(Boyd, 1982) menyatakan bahwa kandungan karbondioksida bebas yang
terdapat di dalam perairan merupakan hasil proses difusi karbondioksida dari
udara dan proses respirasi organisme akuatik dan di dasar perairan karbondioksida
juga dihasilkan dari proses dekomposisi.
Konsentrasi karbondioksida bebas yang baik adalah tidak lebih dari 25
mg/L dan tidak kurang dari 10 mg/L. Karbondioksida bebas merupakan gas yang
dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air-renik maupun tingkat tinggi untuk
melakukan fotosintesis. (Kordi, 1996)
Menurut (Pescod, 1973) karbondioksida bebas juga termasuk salah satu
gas yang terdapat di dalam air yang dapat meracuni kehidupan ikan dan hewanhewan air lain.
(Nurdin, 1999) menyatakan bahwa kandungan karbondioksida bebas
sebesar 12 mg/L menyebabkan stres pada ikan, pada kandungan 30 mg/L
beberapa ikan mati dan pada kandungan 100 mg/L hampir semua organisme mati.
Pada umumnya, perairan alami mengandung CO2 bebas > 2 mg/L yang
pada konsentrasi tinggi dapat beracun, karena keberadaannya dalam darah dapat
menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin. (Zonnevell, 1991)
(Ntac, 1986) menganjurkan agar kadar karbondioksida bebastidak boleh
lebih dari 25 mg/L dengan catatan oksigen terlarutnya cukup tersedia. Selanjutnya

11
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

Boyd (1982) mengemukakan


konsentrasi CO2 lebih dari 5 mg/L.

bahwa ikan mempunyai toleransi terhadap

12
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

III. METODE PRAKTEK

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum yang berjudul Parameter Fisika dan Parameter Kimia-1 dan
Pengambilan Sampel Parameter Biologi ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
7 November 2012 pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Waduk
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Universitas Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Analisis Kualitas Air Parameter
Fisika dan Kimia-I ini adalah secchi disk , thermometer perairan , Kertas Indikator
pH , labu erlenmeyer, botol BOD, gelas ukur, pipet tetes, ember, planktonet dan
suntikan.
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum Analisis Kualitas Air
Parameter Fisika dan Kimia I ini adalah air sampel, MnSO4, NaOHKI , H2SO4,
Na2S2O3, amilum, indikator phenolphthalein (pp), Na2CO3.
3.3. Prosedur Praktek
Praktikum ini dilakukan langkah-langkah kerja sebagai berikut :

Pengukuran Kecerahan

Adapun cara-caranya antara lain :


-

Pinggan secchi dimasukkan kedalam perairan sampai tidak kelihatan, dicatat


berapa jarak dari permukaan perairan
(jarak hilang).

sampai pinggan secchi tidak terlihat

13
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

Kemudian pinggan secchi ditarik sampai pinggan kelihatan dan ukur jaraknya
(jarak tampak) .
Kecerahan
= (a + b)/2

PengukuranSuhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan cara mencelupkan thermometer

kedalam perairan. Termometer diikat pada bagian pangkal kemudian digantung


pada permukaan perairan beberapa menit dan kemudian suhu dibaca .

Pengukuran pH
Pengukuran pH perairan dilakukan dengan menggunakan kertas

lakmus

(kertas pH) dengan cara mencelupkan kertas pH ke dalam perairan dan dilihat
perubahan warna yang terjadi kemudian dibandingkan dengan papan standa rnilai.

Pengukuran OksigenTerlarut (DO)


a.

Ambil air sampel dengan menggunakan botol BOD, dan dijaga


jangan sampai timbul gelembung udara (bubling)

b.

Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOHKI, kemudian botol


dikocok lalu didiamkan sampai terbentuk endapan.

c.

Tambahkan 4 ml H2SO4 pekat, kemudian botol dikocok lagi sampai


semua endapan hilang. Ambil air sampel tersebut sebanyak 50 ml, kemudian
masukkan kedalam erlenmeyer.

d.

Titrasi dengan 2 ml Na2S2O3 5 H2O sampai warnanya kuning pucat.

e.

Tambahkan 2 tetes amilum sampai warna menjadi biru kehitaman.

f.

Titrasi kembali dengan 3,5 ml Na2S2O3 5 H2O.

g.

Hitung oksigen terlarutnya.

Pengukuran Karbondioksida Bebas

14
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

a.

Ambil air sampel dengan menggunakan botol BOD, dan dijaga


jangan sampai timbul gelembung udara.

b.

Pipet air sampel dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 25 ml


(500 tetes), masukkan kedalam erlenmeyer dengan hati-hati.

c.

Tambahkan 3 tetes indikator pp, jika tidak berwarna berarti


mengandung CO2

d.

Titrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna pink yang stabil.

e.

Hitung karbondioksida bebasnya.

Pengambilan Sampel Parameter Biologi

a. Ambil sampel air sebanyak 100 L


b. Saring menggunakan Planktonet
c. Hitung volume yang tersaring, jika air yang tersaring 50 ml awetkan dengan
penambahan 5 tetes lugol dan jika air yang tersaring 100 ml maka awetkan
dengan penambahan lugol 10 tetes
d. Simpan untuk Praktikum berikutnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

15
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

4.1. Hasil
Di bawah ini didapatkan hasil perhitungan pengukuran berdasarkan
parameter fisika dan parameter kimia-1 :
Parameter Fisika
Kecerahan :
Jarak hilang :

33 cm

Jarak tampak :

30 cm

Rumus yang digunakan

Transparansi air

: Jarak hilang + Jarak tampak


2

33 cm + 30 cm= 31,5 cm
2

Suhu

: 340C

pH

:7

DO

Dik : ml titran

= 5,3 ml

ml sampel = 50 ml
N titran

= 0,025

Dit : DO = ?

DO (mg/l)=

ml titran N thiosulfat 8000


ml botol BODml reagenterpakai
ml sampel
ml botol BOD

16
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

=
=

5 , 3 0,025 8000
125 ml6 ml
50 ml
125 ml

22,26 mg/l

CO2 bebas menggunakan Na2CO3

Dik : Vol sampel

= 25 ml

Dit : CO2 = ?
Jawab : tidak ada Co2,
Pengambilan Sampel Parameter Biologi

Air yang tersaring dari 100 Liter air adalah 10 ml maka ditambahkan 10 tetes
lugol.
4.2. Pembahasan
Suhu rata-rata yang diperoleh saat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan termometer di Waduk Fakultas Perikanan adalah berkisar antara 30320C ( pada saat praktikum didapat suhu sebesar 340C ).Umumnya perairan
waduk ini mempunyai suhu yang stabil, ini dikarenakan pengukuran dilakukan
pada siang hari maka menyebabkan suhu perairan tersebut tinggi,. Kenaikan suhu
air akan menimbulkan beberapa akibat, jumlah oksigen terlarut dalam air
menurun, kecepatan reaksi meningkat, kehidupan hewan dan ikan terganggu dan
jika melewati batas toleransinya maka hewan air dan ikan akan mati.
Hasil pengukuran tingkat kecerahan di perairan Waduk FAPERIKA adalah
berkisar 31,5 cm. Kecerahan sangat berpengaruh terhadap penetrasi cahaya
matahari yang sampai kedasar perairan. Kecerahan air waduk ini diamati dengan

17
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

menggunakan secchi disk. Semakin tinggi nilai kecerahan maka semakin dalam
daya penetrasi cahaya matahari yang masuk kedalam perairan.
Wardoyo (1991) mengemukakan bahwa 6,5 9,0 merupakan kisaran pH
yang baik bagi pertumbuhan dan kehidupan organisme akuatik. Pengukuran pH
yang dilakukan di waduk Fakultas Perikanan didapat sekitar 7 - 8. Menurut
pendapat ahli diatas perairan ini masih cukup baik untuk kehidupan ikan dan
organisme air lainnya yang ada dalam perairan tersebut.
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) adalah jumlah mg/L gas oksigen
yang terlarut dalam air. Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil
fotosintesis oleh fitoplankton atau tanaman air, difusi dari udara dan agitasi air.
Kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan mutu
kehidupan di air. Kehidupan dapat bertahan jika oksigen terlarut minimal 5 mg
oksigen terlarut setiap liter air (5 mg/L), selebihnya tergantung pada ketahanan
organisme, kehadiran pencemar dan suhu air. Pada pengamatan , diketahui kadar
oksigen terlarut sebesar 22,26 mg/l . Ini menandakan bahwa kondisi waduk
FAPERIKA baik untuk menunjang kehidupan di air bagi organisme disekitarnya .
Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah karbondioksida yang berada
dalam bentuk gas yang terkandung di dalam air. Kandungan karbondioksida bebas
di udara adalah sekitar 0,03 0/0. Kandungan karbondioksida bebas dalam air murni
pada tekanan 1 atm dan temperatur 250C adalah sekitar 0,4 mg/L.
Konsentrasi karbondioksida bebas yang baik adalah tidak lebih dari 25
mg/L dan tidak kurang dari 10 mg/L. Kandungan karbondioksida bebas sebesar 12
mg/L menyebabkan stres pada ikan, pada kandungan 30 mg/L beberapa ikan mati

18
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

dan pada kandungan 100 mg/L hampir semua organisme mati. Karbondioksida
bebas juga termasuk salah satu gas yang terdapat di dalam air yang dapat
meracuni kehidupan ikan dan hewan-hewan air lain. Pada waduk Faperika
Uiversitas riau ini hanya mengandung sedikit Carbondioksida mendekati tidak
ada.

19
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Pengukuran parameter suatu perairan seperti parameter fisika dan kimia
sangat penting dan berguna dalam menentukan tingkat kesuburan suatu perairan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perairan yang terdapat di waduk
Fakultas Perikanan, perairan / waduk ini masih cukup baik untuk pertumbuhan
organisme air. Waduk ini pun masih layak dijadikan sebagai tempat mencari
makan dan tempat bereproduksi .
5.2. Saran
Agar praktikum Limnologi ini dapat berjalan dengan lancar dan baik maka
diharapkan para asisten untuk dapat mendampingi praktikan dalam melakukan
praktikumnya supaya apabila terjadi kekeliruan langsung dapat dibantu oleh
asisten tesebut. Dan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) di era sekarang ini diharapkan sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan praktikum ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang
akan kita teliti.

20
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

DAFTAR PUSTAKA

Adriman. 2002. Kualitas Dan Distribusi Spasi Karakteristik Fisika Kimia


Perairan Sungai Sulir Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis.
Berkala Perikanan Terubuk ISSN 0126-4265 Vol. 29, No. 2.
Boyd, C. E., 1982. Water Quality Management in Pond for Aquaculture,
Agriculture Experiment Station. Elsevier Publishing Company Inc. New
York. 550pp .
Dahuri , R dan A . Damar . 1996 . Metoda dan Teknik Analisis Kualitas Air .
Kursus AMDAL Tipe B , kerjasama PSL-UNDANA dan BAPEDAL ,
Kupang . 7 November-17 Desember 2004 .
Effendi,H., 2000. Telaahan Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. IPB Press. Bogor.
_________ 2001 . Telaahan Kualitas Air. Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Bogor. 257 hal.
Hehanussa, P.E., dan Haryani, G.,s. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat).
Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. 230 hal.
Kasry, Adnan dkk., 2012. Penuntun Pratikum Ekologi Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 51 hal.
Kordi. 1996. Parameter Kualitas Air. Penerbit Karya Anda. Surabaya. 55 hal.
Ntac, 1986. Water Quality Criteria. FWPCA.Washington DC. 234 hal.

21
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

Nurdin, S., 1999.Kumpulan Bahan Pelatihan Sampling Kualitas Air di Perairan


Umum. Laboratorium Fisiologi Lingkungan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.131 hal.
Pescod, M. B. 1973. Investigation Of Rational Effluent and Stream Standart For
Tropical Countries. Environment Engineering Division.Asian East Tech.
Bangkok.59 pp.
Sastrowijaya, A. T., 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. 274
hal.

Sedana, I. P., 1996. Prinsip Dasar Kualitas Air dan Pengelolaannya. Fakultas
Perikanan. Universitas Riau (tidak diterbitkan).

Sedana, I. P., S. Hasibuan dan Syafriadiman , 2001. Pengelolaan Kualitas Air


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru, 50
hal (tidak diterbitkan).
Wardoyo,S.T.H.1991. Kriteria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan.Training Analisa Dampak Lingkungan PPLH-UNDP-PUSDIPSL-IPB,Bogor.40 hal

Zonnevell, N., E. A. Huisman dan J. H. Brown, 1991. Prinsip-prinsip Budidaya


Ikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 336 hal.

22
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

LAMPIRAN

Lampiran 1.Alat-alat yang digunakanselamapraktikum

23
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

TERMOMETER

SECCHI DISK

BOTOL BOD

TABUNG ERLENMAYER

KERTAS INDIKATOR pH

LARUTAN

PIPET TETES & SUNTIK

24
Asisten : Sudirman
Jumat / Sesi 2 / Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai