Anda di halaman 1dari 27

Makalah Ikan Nila

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Angga Sulthoni (05)
2. Anisah Bella Celena (06)
3. Anna Yohanna (07)
4. Annisa Nurul Fajriyah (08)

KELAS XII IPA 1

SMAN 90 JAKARTA
Jl. Sabar, Petukangan Selatan - Pesanggrahan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12270
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
nikmat dan karunianya yang telah memberikan kemudahan kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Ikan Nila” tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang
ikan Nila dan pembaca juga bisa mengetahui cara membudidaya ikan Nila, begitu
juga peranan yang terdapat pada ikan Nila.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Purwanto selaku guru
pembimbing, yang telah banyak membantu dan membimbing kami dalam
mengerjakan makalah ini. Dan juga terima kasih banyak kepada semua pihak
karena berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, yang memperlancar
pembuatan makalah ini, dari kendala-kendala yang kami hadapi.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk
memperluas wawasan kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan tidak sempurna seperti yang diharapkan, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca, sehingga dapat
menjadi pengalaman bagi kami untuk menjadi yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Jakarta, 22 Agustus 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian………................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
1.6 Metode Penulisan............................................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan.....................................................................................3
BAB II
Pembahasan
2.1 Sejarah Ikan Nila............................................................................................4
2.2 Morfologi Ikan Nila........................................................................................5
2.3 Anatomi Ikan Nila...........................................................................................9
2.4 Habitat Ikan Nila...........................................................................................13
2.5 Reproduksi Ikan Nila....................................................................................14
2.6 Jenis Ikan Nila...............................................................................................15
2.7 Cara Budidaya Ikan Nila...............................................................................20
BAB III
3.1 Kesimpulan...................................................................................................23
3.2 Saran.............................................................................................................23
Daftar Pustaka.........................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas air tawar
yang memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati
masalah perikanan dunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi
masyarakat di negara – negara yang sedang berkembang (Khairuman dan
Amri, 2008). Rukmana (1997), menambahkan bahwa ikan nila merupakan
salah satu jenis ikan air tawar potensial untuk sumber protein hewani yang
dapat dijangkau berbagai lapisan masyarakat.
Ikan nila dikenal dengan TILAPIA yang merupakan ikan bukan asli
perairan Indonesia tetapi jenis ikan pendatang yang diintroduksikan ke
Indonesia dalam beberapa tahap. Meskipun demikian, ikan ini ternyata dengan
cepat berhasil dengan cepat menyebar keseluruh pelosok Tanah Air dan
menjadi ikan konsumsi yang cukup popular. Begitu populernya ikan nila
sehingga saat ini dapat dengan mudah ditemukan. Secara resmi ikan nila
(Oreochromis sp.) didatangkan oleh Balai Penelitian Air Tawar pada tahun
1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini
disebarluaskan kepada petani Indonesia (Suyanto,2003).
Prospek pengembangan budidaya ikan nila juga diperkirakan memiliki
peluang yang memberi andil cepatnya perkembangan usaha budidaya ikan nila
adalah rendahnya biaya produksi, sehingga tidak mengherankan jika
keuntungan yang diperoleh juga cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa ikan
nila merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia. Beberapa
hal yang mendukung pentingnya komoditas nila adalah memiliki resistensi
yang relatif tinggi terhadap kualitas air dan penyakit, memilliki toleransi yang
luas terhadap kondisi lingkungan, memiliki kemampuan yang efisien dalam

1
membentuk protein kualitas tinggi dari bahan organik, limbah domestik dan
pertanian, memiliki kemampuan tumbuh yang baik, dan mudah tumbuh dalam
sistem budidaya intensif (Rizal, 2009).
Khairuman dan Amri (2008), menambahkan faktor lain yang
menyebabkan ikan nila berkembang sangat pesat adalah adalah cita rasa
dagingnya yang khas dan harga jualnya terjangkau masyarakat. Warna daging
ikan nila putih dan tidak banyak durinya sehingga sering dijadikan sumber
protein yang murah dan mudah didapat. Hal ini bisa dimengerti karena
kandungan gizi ikan nila cukup tinggi, yakni sekitar, 17,5 %, sehingga
membuka peluang pasar lebih luas. Kebutuhan pasar terhadap ikan nila tidak
hanya terbuka untuk ikan nila berukuran konsumsi, tetapi juga merambah ke
ikan nila stadium benih. Sehingga dengan sendirinya perkembangan yang
pesat tersebut mendatangkan peluang baru bagi pembenihan dan pemasaran
benih ikan nila.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masakah dari makalah ini diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Apa itu ikan nila?
2. Bagaimana sejarah penyebaran ikan nila?
3. Bagaimana morfologi ikan ikan nila?
4. Bagaiman anatomi ikan nila?
5. Dimana habitat ikan nila?
6. Bagaimana cara perkembangbiakan ikan nila?
7. Bagaimana cara budidaya ikan nila?

1.3 Batasan Masalah


Kami membatasi makalah ini hanya pada cara panen ikan nila.

2
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini diantaranya adalah :
 Mengetahui tentang sejarah penyebaran ikan nila.
 Mengetahui tentang morfologi dan anatomi ikan nila.
 Mengetahui tentang habitat ikan nila.
 Mengetahui cara perkembangbiakan ikan nila.
 Mengetahui cara budidaya ikan nila.

1.5 Manfaat Penulisan


Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan tentang ekologi dan biologi ikan terutama ikan nila
bagi diri sendiri dan diharapkan menjadi pengetahuan yang berguna bagi
masyarakat umum yang membutuhkannya.

1.6 Metodologi Penelitian


Makalah ini disusun dengan menggunakan metode tidak langsung, yaitu
mencari sumber dengan membaca buku-buku yang berkaitan tentang prakarya
& kewirausahaan dan pencarian data menggunakan intenet.

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika yang kami buat untuk menulis makalah ini yaitu terdapat
tiga bab. Bab pertama yaitu mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
Pada bab kedua yaitu mengenai pembahasan tentang ikan nila seperti
Sejarah, Morfologi, Anatomi dan lain-lain, di bab kedua ini juga dibahas
tentang cara membudidaya ikan nila.
Di bab ketiga berisi kesimpulan dan saran.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Ikan Nila


Ikan Nila merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan
dan toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun
kemudahan pemeliharaannya. Nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke
Bogor (Balai Penelitian Perikanan AirTawar) pada tahun 1969. Setahun
kemudian, ikan ini mulai ditebarkan ke beberapa daerah. Pemberian nama nila
berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal Perikanan pada tahun 1972. Nama
tersebut diambil dari narna species ikan ini, yakni nilotica yang kemudian
diubah menjadi . Nama nilotica menunjukan daerah asal ikan ini, yaitu sungai
Secara alami ikan ini melakukan migrasi dari habitat aslinya di sungai Nil
di Uganda (bagian hulu Sungai Nil) kw arah selatan melewati Danau Raft dan
Tanganyika hingga ke Mesir (sepanjang Sungai Nil). Nila juga terdapat di
Afrika bagian tengah dan barat. Populasi terbanyak ditemukan di kolam-kolam
ikan di Chad dan Nigeria. Dengan campur tangan manusia, saat ini nila telah
menyebar ke seluruh dunia mulai dari Benua Afrika, Amerika, Eropa, Asia,
dan Australia.
Klasifikasi Awalnya, nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica atau
ikan dari golongan tilapia yang tidak mengerami telur dan larva di dalam
mulut induknya. Dalam perkembangannya, para pakar perikanan
menggolongkannya ke dalam jenis Sorotherodon niloticus atau kelompok ikan
tilapia yang mengerami telur dan larvanya di dalam mulut induk jantan dan
betina. Akhirnya, diketahui bahwa yang mengerami telur¬ dan larva di dalam
mulut hanya induk betinanya. Para pakar perikanan kemudian memutuskan
bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan ini adalah Oreochromis niloticus
atau Oreochromis sp. Berikut ini klasifikasi nila selengkapnya.

4
 Filum: Chordata
 Subfilum: Vertebrata
 Kelas: Pisces
 Subkelas: Acanthopterigii
 Ordo: Perciformes
 Familia: Cichlidae
 Genus: Oreochromis
 Spesies: Oreochromis niloticus
 Nama Asing: nile tilapia
 Nama Lokal: nila

B. Morfologi Ikan Nila

Ikan Nila memiliki bagian tubuh yang memanjang ramping dan relative
pipih. Sisinya besar dan kasar, bentuknya ctenoid, gurat sisi terputus-putus di
bagian tengah badan ikan. Warna sisik abu-abu kecoklatan (nila hitam) dan
putih atau merah (nila merah). Posisi mulut terletak di ujung mulut dan
terminal. Pada sirip punggung terdapat jari-jari sirip punggung yang keras dan
garis-garis vertical yang bulat dan berwarna kemerahan. (Suyanto, 1993).
Ikan nila memiliki ciri pada tubuh secara fisik perbandingannya adalah 2:1
antara panjang dan tinggi. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15
duri lunak dan pada bagian anal terdapat 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh
berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita hitam belang yang
semakin memudar atau samar-samar kelihatan pada saat ikan dewasa.
(Satyani, 2001).
Untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat melalui bentuk
dan alat kelamin yang ada pada bagian tubuh ikan. Ikan jantan memiliki
sebuah lubang kelamin yang bentuknya memanjang dan menonjol. Berfungsi
sebagai alat pengeluaran sperma dan air seni. Warna sirip memerah, terutama

5
pada saat matang gonad. Ikan betina memiliki dua lubang kelamin di dekat
anus, berbentuk seperti bulan sabit dan berfungsi untuk keluarnya telur.
Lubang yang kedua berada di belakang saluran telur dan berbentuk bulat dan
berfungsi sebagai tempat keluarnya air seni (Hasni, 2008).

 Jenis, Bagian dan Fungsi Sisik


Sisik ikan terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar tipis merupakan
epidermis dibentuk oleh sel-sel epithelial. Pada epidermis diketemukan
kelenjar-kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir. Lapisan di bawahnya
adalah dermis, kutin, dan klorium. Sisik ikan terbentuk dari lempeng-
lempeng tulang rawan yang lentur dan saling tumpang tindih. Ada empat
jenis tipe sisik, yaitu plakoid, ganoid, sikloid, dan stenoid. Sisik ganoid
berbentuk rhombis, pada permukaannya terdapat lapisan dentin yang
disebut ganoin.
Ada beberapa lapisan denti yang dikenal, yaitu:
1. Sisik kosmoid merupakan sisik ikan ada bangsa Crossopterygi yang
telah punah
2. Sisik ganoid
3. Sisik Planoid
4. Sisik Leptoid
Bentuk badan ikan nila adalah pipih kesamping memanjang.
Mempunyai garis vertikal 5-11 buah, garis-garis pada sirip ekor berwarna
hitam sejumlah 6-12 buah. Pada sirip punggung terdapat garis-garis
miring. Linea literalisnya terputus jadi dua bagian dan dilanjutnya dengan
garis yang terletak dibawahnya. Letak linea literalis memanjang di atas
sirip dada. Jumlah sisik pada garis rusuk 5 buah. Tipe sisik adalah etenoid.
Bentuk ekor berpinggiran tegak

6
Tabel. Ciri-ciri Induk Jantan dan Induk Betina
Cirri-ciri Induk jantan Induk betina

Bentuk tubuh Lebih tinggi dan membulat Lebih rendah dan memanjang
Warna tubuh Lebih cerah Lebih gelap
Jumlah lubang Satu lubang (untukDua lubang :
kelamin mengeluarkan 1. Untuk mengeluarkan telur
sperma
sekaligus air seni) 2. Untuk mengeluarkan air seni
Bentuk kelamin Tonjolan agak meruncing Tidak menonjol dan berbentuk
bulat
Warna sirip Didominasi warna merah Hitam
ekor

7
Tabel 1 . Perbedaan Ikan Nila Jantan dan Betina
No Jantan Betina
1 Alat kelamin berupa tonjolan (papilla)Alat kelamin berupa tonjolan
dibelakang lubang anus. Pada tonjolamdibelakang anus. Pada tonjolan
ini terdapat satu lubang untuktersebut terdapat 2 lubang. Lubang
mengeluarkan sperma dan urine. yang pertama terletak di
dekat anus, berbentuk seperti bulan
sabit dan berfungsi sebagai tempat
keluarnya telur. Lubang yang kedua
terletak di belakangnya, berbentuk
bulat dan berfungsi sebagai tempat
keluarnya urine
2 Warna badan lebih cerah Warna badan agak pucat
3 Warna sirip memerah terutama pada saatPada saat matang gonad bagian tepi
matang gonad dan menjadi lebih galaksirip tidak berubah warna dan
terhadap ikan jantan yang lain. gerakannya lambat.
4 Kematangan gonad ikan nila diketahui Kematangan gonad ikan diketahui
dengan cara melakukan pengurutan perutdengan cara meraba perut dan
kearah anus dan akan mengeluarkanpengamatan bagian anus, yaitu
cairans kental berwarna bening dan diditunjukkan dengan telur yang
sekitar perut sampai kepala bagian bawahberwarna kuning kehijauan, bagian
berwarna merah. perut melebar, lunak jika diraba,
bagian anus menonjol
dan kemerahan.

8
C. Anatomi Ikan Kakap

 Sistem Pernapasan
Insang merupakan alat pernapasan yang terdapat pada banyak organisme
air, yang berfungsi untuk mengekstrak oksigen yang larut dalam air dan
mengeluarkan karbon dioksida. Insang pada ikan bukan hanya berfungsi
sebagai alat pernapasan. Insang berfungsi pula sebagai alat ekskresi garam,
penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Insang terletak di
sebelah kanan dan kiri kepala ikan, di dalam rongga insang. Pada setiap sisi
kepala, terdapat 5 – 7 lembar insang. Setiap lembar insang dipisahkan oleh
celah insang.

 Proses pernapasan pada ikan terjadi dalam dua fase, yaitu inspirasi dan
ekspirasi.
a. Inspirasi
Tekanan udara rongga mulut lebih kecil dibanding tekanan udara di air –
air masuk ke rongga mulut – rongga mulut tertutup – udara masuk insang
melalui difusi – operkulum terbuka – air mengalir melalui celah insang,
menyentuh filamen – Oksigen diikat kapiler darah – disebarkan ke jaringan-
jaringan tubuh.

b. Ekspirasi
Karbondioksida dibawa dari jaringan tubuh – menuju insang – dikeluarkan
dari tubuh.

 Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut dan berakhir
pada anus. Walaupun bentuk saluran pencernaan ikan dari depan sampai ke
belakang hampir sama, tetapi masih dapat dibedakan masing-masing bagian,

9
sebagai berikut:
a. Mulut, pada bagian rahangnya terdapat gigi-gigi kecil. Fungsi mulut pada
ikan adalah sebagai alat untuk memasukkan makanan.
b. Pangkal tenggorokan (pharynx), merupakan lanjutan rongga mulut yang
terdapat di daerah sekitar insang. Lapisan permukaan faring hampir sama
dengan rongga mulut, Jika benda yang ditelan bukan makanan maka akan
dibuang melalui insang
c. Kerongkongan (esophagus), sangat pendek dan merupakan lanjutan dari
pharynx, berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang.
Kerongkongan berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk
membantu penelanan makanan. Pada ikan laut esophagus berperan dalam
penyerapan garam.
d. Lambung, merupakan lanjutan dari esophagus dan berupa saluran
memanjang yang agak membesar.
f. Usus, berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan sama
besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus
merupakan bagian terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan
usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu saluran yang berasal
dari kantung empedu dan yang berasal dari pankreas. Usus berfungsi
sebagai penyerapan sari makanan.
g. Anus. Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang
sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Anus berfungsi untuk
mengeluarkan sisa-sisa pencernaan.

 Kelenjar Pencernaan
Ikan memiliki 3 kelenjar pencernaan, antara lain;
a. Hati, bentuknya besar, berwarna merah kecoklat-coklatan, letaknya di
bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus. Fungsi hati
menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk

10
membanfu proses pencernaan lemak.
b. Kantong empedu, bentuknya bulat bila berisi penuh, berwarna
kehijau-hijauan, terletak pada bagian depan dari hati, mempunyai saluran
yang disebut ductus cysticus yang bermuara pada usus. Kantong empedu
berfungsi untuk menampung dan menyimpan empedu dan
mencurahkannya ke dalam usus bila diperlukan. Empedu berguna untuk
mencernakan lemak.
c. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar
dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim
pencernaan dan hormon insulin.

 Sistem Peredaran Darah


Jantung, Ikan memilki sistem peredaran darah tertutup. Jantung merupakan
organ yang sangat penting dalam sistem sirkulasi pada ikan. Jantung
ikan ini terdiri dari 2 ruangan utama, yaitu atrium dan ventrikel.
Atrium berfungsi untuk memompa darah ke dalam ventrikel,
sedangkan ventrikel berfungsi untuk memompa darah ke seluruh
tubuh. Jaringan dinding atrium tersusun dari jaringan otot jantung
yang longgar, sedangkan ventrikel tersusun dari jaringan otot jantung
yang kompak/ padat.

 Sistem eksresi
Ginjal, Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk menyaring darah dan
mengambil sampah sisa metabolisme dari darah tersebut. Sampah
metabolisme ini akan dikeluarkan dalam bentuk urine. Bentuk ginjal
pada ikan pada umumnya pipih, berbentuk memanjang, berwarna
merah gelap dan terletak di bagian dorsal dari rongga perut.

11
 Sistem syaraf
Otak, Otak merupakan bagian tubuh ikan yang sangat penting, karena otak ini
merupakan pusat syaraf yang mengendalikan seluruh aktivitas ikan.
Ikan memiliki system syaraf yang berkembang dengan biak. Sistem
syaraf ikan berpusat di otak. Kebanyakan ikan memiliki indera yang
berkembang dengan baik. Mata ikan mampu membedakkan warna.
Ikan juga mampu merasa dan membau. Akan tetapi, ikan kurang baik
pendengarannya.

12
D. Habitat Ikan Nila

Ikan nila mempunyai habitat diperairan tawar, seperti sunga, danau, waduk
dan rawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas, sehingga
ikan dapat pula hidup dan berkembang biak di perairan payau dan laut.
Salinitas yang disukai antara 0-35 promil. Ikan nila air tawar dapat dipindakan
ke air asin dengan proses adaptasi yang bertahap. Kadar garam air dinaikan
sedikit demi sedikit. Berkaitan dengan habitatnya, ikan nila yang masih kecil
lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dibanding dengan ikan yang sudah
besar (Suyanto,2003).
Panggabean (2009), menambahkan kualitas air yang sesuai dengan habitat
ikan nila sebagai berikut :
 Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6- 8,5,
Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
 Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 derajat C.
 Kadar garam air yang disukai antara 0-35 ppt.
Oleh karena itu, ikan nila dapat dibudidayakan di perairan payau,
tambak dan perairan laut, terutama untuk tujuan usaha pembesaran. Ikan nila
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan
denganalkalinitas rendah atau netral. Pada lingkungan dengan pH rendah
pertumbuhannya mengalami penurunan namun demikian ikan nila masih dapat
tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5-10.
Nila hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin.Kadar garam air
yang disukai antara 0-35 ppt. Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam
air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan stress dan
kematian ikan. Ikan nila adalah ikan air tawar yang dapat dipelihara di air asin
namun pertumbuhan optimal ikan dapat terjadi pada kisaran salinitas tetap
untuk menekan mortalitas ikan, maka dilakukan adaptasi secara bertahap
hingga dapat beradapstasi dengan air pada lingkungan barunya. Adaptasi ikan

13
nila pada air asin dilakukan dengan penambahan air laut setiap hari selama 5
ppt hingga mencapai 10 ppt. pada awal pemeliharaan ditambak ikan nila hasil
adaptasi dari air tawar ke air asin mengalami pertumbuhan yang lambat hal ini
disebabkan pada minggu awal atau bulan pertama ikan nila masih dalam
penyesuaian terhadap kondisi lingkungan.
Kekeruhan air terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan. Bila
kekeruhan disebabkan oleh plankton hal ini memang diharapkan namun bila
kekeruhan akibat endapan lumpur yang terlalu tebal dan pekat hal itulah yang
tidak diinginkan. Kandungan lumpur yang terlalu pekat didalam air akan
mengganggu penglihatan ikan dalam air sehingga menjadi salah satu sebab
kurangnya nafsu makan ikan. Selain itu benih yang masih berukuran sangat
kecil akan terganggu pernafasannya karna lumpur akan ikut terpisah air dan
trsangkut dalam insang

E. Reproduksi Ikan Nila

Secara alami, ikan Nila bisa berpijah sepanjang tahun di daerah tropis.
Frekuensi pemijahan yang terbanyak terjadi pada musim hujan. Di alamnya,
ikan nila bisa berpijah 6-7 kali dalam setahun. Berarti, rata-rata setiap dua
bulan sekali, ikan Nila akan berkembang biak. Ikan ini mencapai stadium
dewasa pada umur 4-5 bulan dengan bobot sekitar 250 gram. Masa pemijahan
produktif adalah ketika induk berumur 1,5-2 tahun dengan bobot di atas 500
gram/ekor. Seekor ikan Nila betina dengan berat sekitar 800 gram
menghasilkan larva sebanyak 1.200 – 1.500 ekor pada setiap pemijahan.
Sebelum memijah, ikan Nila jantan selalu membuat sarang berupa lekukan
berbentuk bulat di dasar perairan. Diameter lekukan setara dengan ukuran ikan
Nila jantan. Sarang itu merupakan daerah teritorial ikan Nila jantan. Ketika
masa birahi, ikan Nila jantan kelihatan tegar dengan warna cerah dan secara
agresif mempertahankan daerah terotorialnya tersebut. Sarang tersebut

14
berfungsi sebagai tempat pemijahan dan pembuahan telur.
Proses pemijahan ikan Nila berlangsung sangat cepat. Telur ikan Nila
berdiameter kurang lebih 2,8 mm, berwarna abu-abu, kadang-kadang
berwarna kuning, tidak lengket, dan tenggelam di dasar perairan. Telurtelur
yang telah dibuahi dierami di dalam mulut induk betina kemudian menetas
setelah 4-5 hari. Telur yang sudah menetas disebut larva. Panjang larva 4-5
mm. Larva yang sudah menetas diasuh oleh induk betina hingga mencapai
umur 11 hari dan berukuran 8 mm. Larva yang sudah tidak diasuh oleh
induknya akan berenang secara bergerombol di bagian perairan yang dangkal
atau di pinggir kolam (Amri & Khairuman, 2002).
Telur ikan Nila bulat dengan warna kekuningan. Sekali memijah dapat
mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir tergantung ukuran induk betina.
Ikan Nila mulai berpijah pada bobot 100-150 gram, tetapi produksi telurnya
masih sedikit. Induk yang paling produktif bobotnya antara 500-600 gram
(Suyanto, 1993).
Ikan Nila tergolong ikan pemakan segala atau omnivora, karena itulah,
ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, makanan yang
disukai ikan Nila adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp,
Monia sp atau Daphnia sp. Selain itu, juga memakan alga atau lumut yang
menempel pada benda-benda di habitat hidupnya. Ikan Nila dewasa ataupun
induk pada umumnya mencari makanan di tempat yang dalam. Jenis makanan
yang disukai ikan dewasa adalah fitoplankton, seperti algae berfilamen,
tumbuh-tumbuhan air, dan ooganisme renik yang melayang-layang dalam air
(Rukmana, 1997).

F. Jenis Ikan Nila

Ada banyak jenis ikan Nila. Umumnya, berbagai jenis ikan Nila itu
banyak ditemukan di perairan umum Afrika dan sebagian di berbagai negara.

15
Dari berbagai jenis ikan Nila yang ada, tiga jenis diantaranya merupakan ikan
Nila yang produktif dan banyak dibudidayakan masyarakat, terutama di
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga jenis ikan Nila
tersebut adalah Nila lokal, Nila GIFT, dan Nila merah. Jenis lain yang
tergolong ikan Nila varietas baru adalah Nila TA.
1. Nila Lokal
Ikan Nila local merupakan jenis ikan Nila yang pertama kali
didatangkan dari Taiwan ke Indonesia. Setelah melalui serangkaian
ujicoba, ikan ini disebarluaskan ke masyarakat dan dalam waktu
singkat sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Begitu akrabnya
masyarakat kita dengan ikan jenis ini, sehingga tidak mengherankan
jika ada yang menyebutnya dengan ikan Nila local. Ikan Nila inilah
yang pertama kali disebut sebagai “ikan Nila” dan namanya ditetapkan
oleh Direktur Jendral Perikanan pada tahun 1972. Julukan sebagai Nila
biasa atau lokal ditujukan untuk membedakannya dengan jenis ikan
Nila merah dan ikan Nila GIFT yang merupakan pendatang baru. Ikan
Nila lokal memiliki warna tubuh abu-abu atau hitam, terutama pada
pagian tubuh bagian atas. Tubuh bagian bawah (perut dan dada)
berwarna agak putih kehitaman atau kekuningan (Rukmana, 1997).
2. Nila GIFT
Ikan Nila GIFT merupakan hasil persilangan beberapa varietas
ikan Nila. Ikan ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1987 oleh
International Center For Living Aquatik Research Management
(ICLARM), di Filipina. Program tersebut dibiayai oleh Asian
Development Bank (ADB) dan United Nations Development Program
(UNDP). Nama GIFT berasal dari akronim kata Genetic Improvement
of Farmed Tilapias. Ikan ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1994
lewat Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar) sebagai salah
satu anggota International Network for Genetic in Aquaculture (INGA).

16
Nila GIFT yang pertama kali didatangkan ke Indonesia tersebut
merupakan generasi ke empat. Kemudian pada tahun 1997 didatangkan
lagi ikan Nila GIFT berikutnya yang berasal dari generasi keenam.
Sepintas, Nila GIFT dan Nila lokal agak sulit dibedakan baik
warna ataupun bentuk tubuh, terutama ketika masih dalam stadium
benih. Namun, perbedaannya bisa dilihat dari proposi tubuh. Tubuh
Nila GIFT lebih pendek dengan perbandingan panjang dan tinggi 2 :1
sementara itu perbandingan panjang dan tinggi tubuh Nila lokal adalah
2,5 : 1 (lebih panjang). Dalam tinggi dan lebar tubuh, Nila GIFT
tampak lebih tebal dengan perbandingan 4:1 dan Nila lokal tampak
lebih tipis dengan perbandingan 3:1. Tanda lainnya warna tubuh Nila
GIFT hitam agak putih bagian bawah tutup insangnya berwarna putih.
Nila lokal berwarna putih, tetapi nampak sedikit hitam bahkan ada yang
agak kuning. Ukuran kepala Nila GIFT relatif lebih kecil daripada Nila
lokal dan ukuran matanya cukup besar (Amri & Khairuman, 2002).
3. Nila NIFI / Nila Merah
Nila NIFI ( National Inland Fish Institude) dikenal juga sebagai
Nila merah atau nirah. Semula ada yang menduga Nila NIFI adalah
Nila yang mengalami penyimpangan genetik warna tubuh sehingga
menjadi albino. Namun dugaan itu keliru. Nila merah adalah varietas
tersendiri. Ikan ini kemungkinan merupakan hasil persilangan antara
Oreochromis mossambicus atau Oreochromis niloticus dengan
Oreochromis honorum, Oreochromis aureus, atau Oreochromis zilii.
Dalam perkembangannnya, Nila merah disebut juga dengan Nila
Hibrida. Penamaan ini untuk membedakan dengan Nila lokal dalam hal
pertumbuhan karena Nila merah mempunyai laju pertumbuhan yang
cepat. Nila merah didatangkan setelah Nila lokal masuk ke Indonesia
awal tahun 1981. Ikan ini diimpor oleh Balai Penelitian Perikanan Air
Tawar. Ciri umum ikan Nila merah adalah warna tubuh kemerahan atau

17
kuning agak putih, pertumbuhan lebih cepat daripada Nila lokal, dan
keturunannya dominan jantan (Rukmana, 1997).
4. Nila TA
Nila TA (Tilapia auretus) tergolong baru sehingga belum banyak
dikenal secara luas oleh masyarakat. Selain belum tersebar di berbagai
daerah, informasi tentang ikan Nila TA juga masih sedikit. Bentuk
tubuhnya sangat mirip dengan NILA GIFT. Namun, jumlah garis-garis
vertikal di tubuh Nila TA lebih sedikit dibandingkan dengan Nila GIFT,
demikian juga dengan garis-garis di ujung sirip punggung Nila TA. Di
tepi sirip punggung dan sirip ekor Nila TA jantan terdapat garis tepi
berwarna merah (Rukmana, 1997).
5. Nila GESIT
Nila Gesit adalah ikan nila hasil pemuliaan yang dilakukan oleh
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat.
Gesit juga merupakan singkatan, yaitu Genetically Supermale
Indonesia Tilapia. Nila Gesit yang secara genetis diarahkan menjadi
jantan super. Perbaikan genetis, yaitu menciptakan kromosom sex YY
yang dibuat dengan metode rekayasa kromosom sex ikan nila jantan
normal (kromosom XY) dan betina (kromosom XX). Keunggulan nila
Gesit, yaitu : benih yang dihasilkan 90% adalah nila jantan,
pertumbuhan 30% lebih cepat.
6. Nila JICA
Ikan nila JICA merupakan hasil pengembangan riset oleh Balai
Besar Budidaya Air Tawar Jambi, dengan merekayasa genetic ikan nila.
Ikan nila untuk riset didatangkan dari lembaga riset Kagoshima
Fisheries Research Station di Jepang yang dibantu sepenuhnya oleh
JICA (Japan for International Cooperation Agency). Ikan nila ini sangat
disukai oleh pembudidaya karena pertumbuhannya yang cepat dan
disukai oleh masyarakat.

18
7. Nila NIRWANA
Ikan nila Nirwana merupakan nila hasil pengembangan dari Balai
Pengembangan Benih Ikan Wanayasa yang terletak di Purwakarta, Jawa
Barat. Nirwana merupakan singkatan dari Nila Ras Wanayasa.
Keunggulan nila Nirwana dibandingkan dengan nila biasa, yaitu :
pertumbuhannya yang cepat karena dalam waktu enam bulan dapat
mencapai bobot 1 kilogram. Kemudian bentuk tubuh yang lebih lebar
dan kepala lebih pendek serta struktur daging lebih tebal.

19
G. Cara Budidaya Ikan Nila

1. Persiapan Kolam
Kolam adalah salah satu hal yang paling penting untuk
membudidayakan ikan nila. Kolam sebagai tempat pembiakan ikan nila
perlu dipersiapakan secara maksimal, dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
 Pengeringan kolam;
 Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;
 Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2;
 Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2
dan TSP gram/ m2.;
 Pengisian air kolam;
 Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;
 Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang
saringan pada pintu masuk air;
 Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu
pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;
 Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam.

2. Penebaran Benih Ikan Nila


Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka
pada hari yang kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian air
kolam dilakukan akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini
yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang disebarkan
hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30
gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila
dilakukan selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah
mencapai 400-600 gram/ekor. Untuk mengetahui cara membuat bibit ikan

20
nila unggulan silahkan lihat DISINI.

3. Pemberian Makanan
Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap hari dengan
komposisi makanan alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan nila
ini bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa makanan
dapur.
Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:
 Protein 20-30%;
 Lemak 70% (maksimal.);
 Karbohidrat 63 - 73%.
 Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
- Kaliandra
- Kalikina atau kecubung;
- Kipat
- Kihujan

4. Penyakit
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang
disebabkan oleh lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti
populasi yang terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kuran
baik dan sebagainya. Penanggulangan yang paling efektif dilakukan adalah
dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut.
Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan
nila, maka semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia.
Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh
kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.
Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum

21
dilakukan adalah melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan
dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan
pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.

5. Pemanenan Ikan Nila


Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa
pemeliharaan 4 - 6 bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan
memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor.
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal,
maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana
hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan
menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan
dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan
dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan
tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang
dibuang.
dalam budi daya ikan nila tidak hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan kolam yang terbuat dari semen taupun langsung
menggunakan tanah melainkan juga dapat menggunakan kolam yang
terbuat dari terpal.

22
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan

a. Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses
kelangsungan hidup manusia. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah
salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudi dayakan di
Indonesia.
b. Persyaratan lokasi budidaya yaitu : Tanah yang baik; Kemiringan tanah
yang baik; Ikan nila cocok dipelihara; Kualitas air; Debit air; Nilai
keasaman air (pH); Suhu; dan Kadar Air.
c. kolam yang biasa digunakan dalam budidaya ikan nila antara lain : Kolam
Pemeliharaan Induk/Kolam Pemijahan; Kolam Pemeliharaan Benih/Kolam
Pendederan; Kolam Pembesaran; Kolam/tempat Pemberokan.
d. Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:
o Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan
kualitas yang tinggi.
o Pertumbuhannya sangat cepat.
o Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
o Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
o Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif
buruk.
o Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih
per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan.
3.2 Saran

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya sebagai penulis, dan juga bagi
pembaca. Bisa menambah ilmu pengetahuan dan lebih paham tentang budidaya
ikan nila. Bisa memahami lebih detail tentang budidaya ikan nila.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/22668187/Makalah_Ikan_Nila
http://ruangbelajar14.blogspot.co.id/2016/01/makalah-budidaya-ikan-
nila.html
http://tipspetani.blogspot.co.id/2011/03/sejarah-dan-asal-usul-ikan-nila.html
http://www.superperikanan.com/2016/02/asal-usul-ikan-nila.html
http://www.duniapengetahuan.com/2013/02/cara-budi-daya-ikan-nila-dan-
keuntungan.html
http://budidayaclick.blogspot.co.id/2013/06/sejarah-ikan-nila-dan-cara-
budidaya.html

24

Anda mungkin juga menyukai