Disusun oleh:
KELOMPOK 2
1. Salsa Nabila
2. Syiffa nayla bobby p
3. Nazifah sami firsi
4. M. Akbar darmaji
5. Risky dimas febriansyah
6. Mahendra surya
KELAS : XI IPA 4
GURU PEMBIMBING: Rahmiyanti, S.Pd.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Laporan observasi budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus)” dengan
tepat waktu.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I ................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
BAB II ..............................................................................................................................6
DASAR TEORI.................................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................11
PEMBAHASAN..............................................................................................................11
3.1 Apa saja yang dipersiapkan untuk melakukan budidaya ikan Nila?..............11
3.2 Apa saja tahapan dalam pembenihan ikan Nila?............................................13
3.3 Bagaimana cara pemeliharaan ikan Nila?......................................................17
3.4 Bagaimana cara pemanenan ikan Nila?.........................................................19
3.5 Bagaimana cara pemasaran ikan Nila yang baik dan benar?.........................20
BAB IV............................................................................................................................24
4.1 KESIMPULAN.............................................................................................24
4.2 SARAN..........................................................................................................24
BAB V.............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang
mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan. Ikan nila banyak digemari oleh
masyarakat karena dagingnya cukup tebal dan rasanya gurih, kandungan proteinnya tinggi
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber protein. Ikan nila memiliki kandungan gizi yang lebih
baik bila dibandingkan dengan ikan air tawar yang lain seperti ikan lele. Kandungan protein ikan
nila sebesar 43,76%; lemak 7,01%, kadar abu 6,80% per 100 gram berat ikan, sedangkan ikan
lele memiliki kandungan protein 40,28%; lemak 11,28%; kadar abu 5,52 dan mempunyai
kandungan karbohidrat, mineral serta vitamin. Ikan nila mempunyai pertahanan yang tinggi
terhadap gangguan dan serangan penyakit. Namun demikian, tidak berarti tidak ada hama dan
penyakit yang akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan ikan nila, terlebih pada fase
benih (Mulia, 2006). Indonesia merupakan Negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta
km 2, sehingga memiliki potensi perikanan baik laut maupun tawar. Produksi ikan nila di
Indonesia mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 2010 sebanyak 36 %. Berdasarkan
data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur bahwa produksi ikan nila di Jawa Timur
mengalami peningkatan pada tahun 2009 mencapai ton (Anonim, 2010). Kabupaten Pacitan
terletak di memiliki luas wilayah mencapai mil persegi, sehingga memiliki potensi perikanan
baik ikan laut maupun ikan tawar. Ikan nila merupakan sumber protein hewani murah bagi
konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan
di kolam-kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila tidak dianjurkan dicampur
dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif.
Ikan nila merupakan bahan pangan yang cepat mengalami kerusakan dan pembusukan
(persihable food). Ikan nila mulai mengalami penurunan kualitas fisik setelah 2 jam kematian,
kerusakan ini dapat terjadi secara biokimia maupun mikrobiologi, hal ini disebabkan oleh
beberapa hal seperti kondisi lingkungan yang sangat sesuai untuk pertumbuhan mikroba
pembusuk yang diakibatkan bakteri, khamir, maupun jamur. Untuk memperpanjang daya simpan
ikan nila lebih awet, selain kadar air yang harus diturunkan maka perlu adanya suatu pengawetan
pada ikan nila. Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak
omega-6 yang tinggi sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik
bagi mereka yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah.
4
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah yang berjuduk
“Laporan Observasi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus Carpio)” sebagai berikut;
1. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan budidaya ikan nila?
2. Apa saja tahapan dalam pembenihan ikan nila?
3. Bagaimana cara pemeliharaan ikan nila?
4. Bagaimana cara pemanenan ikan nila?
5. Bagaimana cara pemasaran ikan nila yang baik dan benar.
Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk menjelaskan materi tentang “Cara
membudidayakan ikan mas beserta tahap-tahap budidayanya.”
5
BAB II
DASAR TEORI
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang termasuk dalam famili
Cichlidae dan merupakan ikan asal Afrika. Ikan ini merupakan spesies ikan yang berukuran
besar antara 200-400 gram. Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak
dibudidayakan di Indonesia dan merupakan ikan budidaya yang menjadi salah satu komoditas
ekspor. Ikan nila termasuk ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, memiliki
kandungan protein tinggi dan keunggulan berkembang dengan cepat. Kandungan gizi ikan nila
yaitu protein 16-24%, kandungan lemak berkisar antara 0,2-2,2% dan mempunyai kandungan
karbohidrat, mineral serta vitamin. Ikan nila mempunyai pertahanan yang tinggi terhadap
gangguan dan serangan penyakit. ikan Nila tergolong ikan pemakan segala (Omnivore), sehingga
bisa mengkonsumsi makanan, berupa hewan dan tumbuhan. Larva ikan nila makanannya adalah,
zooplankton seperti Rotifera sp, Daphnia sp, serta alga atau lumut yang menempel pada benda-
benda di habitat hidup.
6
2.1 Jenis-jenis ikan nila
Sumber : www.fishbase.org
Nila lokal atau nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) berasal dari Taiwan dan
dikembangkan di Danau Tondano, Sulawesi Utara, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh
Indonesia. Karena penyebarannya yang paling luas, banyak yang menyebut jenis ini sebagai jenis
lokal. Nila lokal memiliki tubuh berwarna hitam keabuan dan perut berwarna terang. Nila jenis
ini menjadi favorit para Pembudidaya karena proses pembesaran ikan nila yang tergolong cepat
dan kuat sehingga mudah dibudidayakan
Sumber : www.cabi.org
Nila GIFT adalah hasil persilangan dari 8 varietas ikan nila (Kenya, Israel, Senegal, Ghana,
Singapura, Thailand, Mesir, dan Taiwan). GIFT merupakan singkatan dari Genetic Improvement
of Farmed Tilapia, sebuah upaya persilangan yang dilakukan oleh International Center for
Living Aquatic Research Management (ICLARM) di Filipina. Setelah dikembangkan untuk
beberapa generasi, Nila GIFT generasi keempat kemudian dibawa ke Indonesia pada tahun
1994. Pertumbuhan ikan nila berwarna abu-abu ini terkenal cepat; pada umur 5-6 bulan, nila
GIFT bisa mencapai bobot 600 gr/ekor. Dilihat dari anatominya, ukuran kepala, tulang, dan
rongga perut ikan nila GIFT lebih kecil dibandingkan nila jenis lainnya sehingga dagingnya pun
lebih banyak. Interval pemijahan dapat dilakukan dalam waktu 3-6 minggu dengan produksi
telur sebanyak 2.000-3.000 ribu butir dalam sekali pija
7
3. Ikan Nila BEST
Sumber : lintar.net
Nama BEST diambil dari Bogor Enhanced Strain Tilapia dan merupakan hasil persilangan dari 4
strain nila. Nila BEST termasuk ke dalam golongan nila GIFT; maka dari itu, nila BEST
memiliki warna yang sama dengan nila GIFT. Nila BEST pertama kali dihasilkan pada tahun
2008. Nila jenis ini dianggap lebih unggul dari pendahulunya karena ukuran benih yang lebih
besar. Nila BEST juga lebih tahan lingkungan buruk secara umum sehingga kuat menghadapi
penyakit atau wabah.
Sumber : sisinbe.kkp.go.id
GESIT, yang merupakan singkatan dari Genetically Supermale Indonesian Tilapia, dihasilkan
dari kerjasama peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT), serta Institut Pertanian Bogor (IPB). Nila GESIT
dapat tumbuh hingga berukuran 8 cm di umur 4-5 bulan, dengan bobot 500-600 gr/ekor. Ketika
pemijahan ikan nila, jenis ini mampu menghasilkan larva jantan dengan persentase hidup hingga
98% dan tumbuh lebih cepat dibandingkan betinanya; itulah mengapa Pembudidaya sangat
menyukai GESIT berkelamin jantan.
8
5. Ikan Nila Nirwana
Sumber : sisinbe.kkp.go.id
Nirwana (nila ras Wanayasa) adalah hasil seleksi kelompok nila GIFT dan GESIT untuk
mendapatkan nila berkualitas terbaik. Nila yang muncul di tahun 2006 ini dikembangkan oleh
Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI) Wanayasa, Purwakarta. Nila Nirwana diseleksi
berdasarkan bentuk tubuh dan pola pertumbuhannya, dengan keunggulan bobot tubuh mencapai
lebih dari 650 gr/ekor pada nila umur 6 bulan. Dari bentuk tubuh, nila Nirwana memiliki tubuh
yang lebar dan kepala yang pendek, sehingga dagingnya tebal dan mudah diolah menjadi fillet.
Sumber : sisinbe.kkp.go.id
Nila Larasati juga dikenal dengan nama nila Janti karena dikembangkan oleh BBI Janti di
Klaten. Selain pertumbuhannya yang cepat, nila merah ini juga tahan terhadap penyakit,
khususnya yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus dan Agalactiae. Nila Larasati tergolong
adaptif, sehingga bisa dibudidayakan di berbagai media budidaya, dari mulai kolam air deras, air
tenang, KJA, ataupun tambak air payau.
9
7. Ikan Nila JICA
Sumber : sisinbe.kk
Ikan nila ini adalah hasil rekayasa genetis hasil kerjasama Balai Budidaya Air Tawar (BBAT)
Jambi dan JICA (Japan for International Cooperation Agency), sebuah lembaga donor dari
Jepang. Dibandingkan GIFT, pertumbuhan JICA 20% lebih cepat dan lebih hemat pakan hingga
25%.
Sumber : nghisonfoodsgroup.com
Benih nila Citralada & Nifi pertama kali beredar di Indonesia pada tahun 1989 dari Thailand.
Perbedaan antara keduanya adalah nila nifi dapat melahirkan lebih banyak keturunan
jantan. Nila jenis ini memiliki tubuh yang berwarna lebih terang dan sirip lebih panjang
dibandingkan ikan nila merah pada umumnya. Balai Benih Ikan Cangkringan berupaya
melakukan pemuliaan genetis dari kedua nila ini, dengan hasil nila Cangkringan. Namun, nila
jenis ini belum disebar ke Pembudidaya secara resmi.
10
BAB III
PEMBAHASAAN
3.1 Apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan budidaya ikan nila?
Cara budidaya ikan nila terdiri dari beberapa tahapan yang sangat penting untuk
diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam, penerbaran benih ikan, pencegahan penyakit,
dan masa pemanenan. Untuk mengetahi secara detail tentang langkah-langkah tersebut
diatas, maka berikut akan diberikan penjelasannya secara spesifik kepada Anda.
1. Persiapan Kolam
Kolam adalah salah satu hal yang paling penting untuk membudidayakan ikan nila.
Kolam sebagai tempat pembiakan ikan nila perlu dipersiapakan secara maksimal, dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
Pengeringan kolam;
Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;
Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2;
Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/
m2.;
Pengisian air kolam;
Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;
Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu
masuk air;
Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan
pengeluarannya, biarkan air tergenang;
Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam.
11
2. Penerban Benih Ikan Nila
Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang
kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan
penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih
ikan yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30
gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila dilakukan
selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah mencapai 400-600 gram/ekor.
Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 - 6
bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi,
yaitu antara 400-600 gram/ekor
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan
bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi
(pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya
secara bertahap.
Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan,
maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka
hanya sebagian air yang dibuang.
12
3.2 Apa saja tahapan dalam pembenihan ikan nila?
Pembenihan ikan nila merupakan usaha budidaya yang sangat produktif. Meskipun
jumlah telurnya relatif sedikit, namun frekuensi pemijahan ikan nila cukup sering. Ikan
ini bisa dikawinkan setiap bulan, sampai usia produktifnya habis.
Ikan nila mudah memijah secara alami. Bahkan ikan ini gampang sekali memijah
secara liar di kolam-kolam budidaya. Tidak seperti ikan mas atau ikan lele yang
memerlukan banyak rekayasa. Pengaturan hanya diperlukan untuk mengelola agar
pemijahan berlangsung terkendali.
Dengan pengelolaan yang tepat, pembenihan ikan nila akan menjadi usaha yang
menguntungkan. Pada kesempatan kali ini akan diulas apa saja yang perlu dipersiapkan
untuk memulai pembenihan ikan nila.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila termasuk ikan yang jumlah telurnya
sedikit. Satu induk betina seberat 200-250 gram hanya mengandung telur 500-1000 butir.
Dari jumlah tersebut yang menetas menjadi larva biasanya berkisar 200-400 ekor.
Masa produktivitas indukan untuk pembenihan ikan nila berkisar 1,5-2 tahun. Indukan
yang sudah dibenihkan lebih dari 2 tahun sebaiknya diganti dengan yang baru. Karena
kualitas dan kuantitas anakannya akan menurun. Induk ikan nila yang telah memijah siap
dipijahkan kembali setelah 3-6 minggu.
14
Pemeliharaan indukan
Induk jantan dan betina yang disiapkan untuk pembenihan ikan nila harus dipelihara di
kolam terpisah. Induk betina disatukan dengan betina lainnya, begitu pula dengan induk
jantan. Padat tebar untuk kolam pemeliharaan induk sekitar 3-5 ekor/m2. Kolam
pemeliharaan induk jantan dan betina harus memiliki sumber pengairan yang berbeda
(disusun seri). Buangan air dari kolam jantan tidak masuk ke kolam betina dan
sebaliknya. Hal ini untuk menghindari terjadinya pemijahan liar. Misalnya, sperma jantan
terbawa ke kolam betina sehingga terjadi pembuahan.
Pemberian pakan untuk calon indukan sebaiknya memiliki kadar protein tinggi, lebih dari
35%. Berbeda dengan pakan ikan nila untuk pembesaran yang hanya membutuhkan kadar
protein sekitar 2%. Kandungan protein yang tinggi diperlukan agar pertumbuhan gonad
maksimal. Jumlah pakan yang diperlukan untuk pemeliharaan indukan sebanyak 3% dari
bobot ikan per hari.
Pendederan benih
Setelah larva dibesarkan hingga ukuran 2-3 cm, selanjutnya lakukan pendederan untuk
mendapatkan benih ikan yang siap dibudidayakan di tempat pembesaran. Pendederan
hendaknya menggunakan kolam yang lebih luas. Padat tebar untuk pendederan benih 30-
50 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih ikan nila pada tahap ini sekitar 1-1,5 bulan. Atau,
kira-kira sampai ukuran benih 10-12 cm. Pakan untuk pendederan menggunakan pelet
dengan kadar protein 20-30%. Jumlah pakan yang diperlukan 3% dari bobot tubuh ikan.
Frekuensi pemberiannya 2-3 kali sehari. Namun tidak menutup kemungkinan ukuran
benih yang dikehendaki pasar lebih besar dari itu. Apabila demikian, lakukan tahap
pendederan tahap ke-2 hingga ukuran benih sesuai dengan permintaan pasar. Selanjutnya,
hasil pembenihan ikan nila siap untuk dibesarkan di kolam budidaya pembesaran ikan
nila. Silahkan lihat panduan lengkap budidaya ikan nila.
16
Panen pembenihan ikan nila
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pembenihan ikan nila adalah pengendalian
hama dan penyakit. Dalam hal ini upaya pencegahan lebih lebih diutamakan daripada
pengobatan. Karena pengobatan ikan yang telah sakit cukup menyita sumber daya. Untuk
lebih lengkapnya silahkan lihat hama dan penyakit ikan nila. Pemanenan sebaiknya
dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Pengemasan atau pengangkutan benih yang akan
dijual bisa menggunakan wadah tertutup atau terbuka. Untuk pengiriman jarak dekat
wadah terbuka masih memungkinkan.
Namun bila pengiriman membutuhkan waktu yang lama dan jaraknya jauh, dianjurkan
menggunakan wadah tertutup. Pengiriman dengan wadah tertutup memerlukan aerasi
untuk memperkaya kandungan oksigen air. Wadah diisi air sampai 1/3-nya saja, sisanya
oksigen.
1. Pemberian Makanan
Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap hari dengan komposisi makanan
alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas
kelapa, pelet dan juga sisa-sisa makanan dapur.
Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:
1. Protein 20-30%;
2. Lemak 70% (maksimal.);
3. Karbohidrat 63 - 73%.
17
4. Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
- Kaliandra
- Kalikina atau kecubung;
- Kipat
- Kihujan
2. Penyakit
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang disebabkan oleh
lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu padat,
kekurangan makanan, penanganan yang kuran baik dan sebagainya. Penanggulangan
yang paling efektif dilakukan adalah dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada
kolam ikan tersebut.
Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan nila, maka semua
upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan memberikan
antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.
Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan adalah
melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan,
yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan
dari permulaan
Teknik panen
Ikan nila yang sudah siap dipanen setidaknya sudah berukuran 500 gram. Panen ikan
dilakukan dalam keadaan hidup agar kuali ditas daging tidak menurun. Oleh karena itu,
diperlukan penanganan yang tepat agar ikan tidak mati.
Cara panen ikan nila biasnaya dilakukan sekaligus seluruh ikan di dalam kolam. Jika
panen dilakukan secara bertahap, justru akan menyebabkan risiko kematian ikan menjadi
tinggi akibat tindakan panen. Oleh karena itu, Anda harus memastikan seluruh ikan nila
tumbuh dengan pertumbuhan yang seragam agar saat dipanen semua ikan sudah siap.
Waktu panen
Panen lebih baik dipanen pada pagi atau sore hari pada saat cuaca tidak panas. Hal ini
berguna untuk mengurangi ikan stres akibat suhu tinggi. Sebaiknya, berikan pelindung
pada lokasi panen agar sinar matahari tidak langsung mengenai kolam. Waktu terbaik
untuk melakukan panen adalah sore hari karena udara cenderung lebih rendah. Sementara
itu, panen yang dilakukan pada pagi hari harus dilakukan dengan cepat.
19
Persiapan panen
Sebelum melakukan panen, Anda harus menyiapkan peralatan yang dapat menunjang
keberhasilan panen. Peralatan yang harus disiapkan adalah kantong plastik dan air bersih
jika ikan masih akan didistribusikan. Jika ikan akan langsung dikonsumsi, cukup sediakan
wadah. Sehari sebelum panen, ikan dipuasakan terlebih dahulu agar tidak stres selama
proses panen dan distribusi.
3.5 Bagaimana cara pemasaran ikan nila yang baik dan benar?
Salah satu cara pemasaran yang bisa diterapkan agar nila hasil budidaya habis terjual
yaitu dengan mendistribusikan ke pedagang pengepul. Pelaku bisnis bisa hanya perlu
menghubungi pengepul yang akan menampung ikan nila tersebut.
Hanya saja harga yang didapatkan juga biasanya akan lebih murah. Namun biasanya
pengepul yang akan mengambil ikannya secara langsung ke kolam pemilik ikan nila.
Meskipun harga jual yang ditawarkan tidak terlalu tinggi, namun cara pemasaran ikan
nila ini cukup digemari.
20
2. Jual Ke Pedagang Pengecer
Jika harga jual dari pengepul terlalu rendah, maka bisa mencoba cara yang satu ini.
Karena penjual di pasar adalah pebisnis, maka harus bisa menjamin memiliki stok ikan
dalam waktu tertentu untuk pedagang tersebut.
TRENDING: Inspirasi Snackbox untuk Usaha Katering Rumahan
Untuk itulah para pelaku bisnis budidaya nila ini harus menerapkan trik agar bisa
mensuplai pedagang sepanjang tahun. Salah satunya yaitu dengan membuat kolam dalam
jumlah yang banyak. Setiap kolam didesain agar bisa panen dalam waktu yang berbeda-
beda.
Cara pemasaran ikan nila berikutnya yaitu menjual ke pebisnis yang bergerak di bidang
kuliner. Contohnya pemilik warung makan, pengusaha katering, hingga restoran mewah.
Cara ini akan sedikit membutuhkan kerja keras karena harus menawarkan secara
langsung ke pebisnis kuliner. Harga jualnya akan lebih tinggi dibandingkan menjual di
pasar tradisional. Pihak pebisnis kuliner juga akan merasa senang karena bisa
mendapatkan ikan nilai dengan kualitas bagus dan harga lebih murah. Jangan lupa untuk
memberikan jasa antar apabila membeli dalam jumlah besar.
21
4. Jual Sendiri
Selain menjual ke pemasok maupun pelaku bisnis kuliner lainnya, menjualnya sendiri
juga menjadi cara pemasaran ikan nila yang bisa dicoba. Pelaku bisnis budidaya nila ini
bisa menjual ke tetangga sekitar area tempat tinggal. Selain itu bisa juga dititipkan pada
tukang ikan keliling maupun tukang sayur. Pemasaran dengan cara ini dirasa akan lebih
baik apabila ikan nila masih berada di dalam air. Hal tersebut berguna untuk menjaga
kesegaran dari ikan nila itu sendiri.
Mungkin ini terdengar sulit bahkan mustahil. Namun hal tersebut adalah sesuatu yang
sangat mungkin jika dilakukan. Untuk bisa menjual ikan nila di supermarket maka harus
menghubungi bagian UKM dari supermarket tersebut.
Harga jual ikan nila di supermarket sendiri biasanya lebih mahal dibandingkan di pasar.
Ini menjadi salah satu kelebihan yang didapatkan apabila menjadi pedagang di
supermarket.
4.1 KESIMPULAN
Modal sangat mempengaruhi proses budidaya ikan, semakin besar modal maka semakin
besar pula keuntungan yang akan diperoleh, sebaliknya bila modalsedikit maka akan sedikit pula
keuntungan yang akan diperoleh. Jumlah modal petani keramba jaring apung di Desa Silalahi
mencapai Rp. 80.000.000 hingga miliaran rupiah. Setiap petak keramba membutuhkan modal
awal
paling sedikit Rp. 10.000.000,-. Keseluruhan petani keramba di Desa Silalahi memperoleh benih
dari Pematang Siantar. Pada umumnya jenis ikan yang lebih banyak dipelihara adalah ikan nila.
Ukuran benih sangat mempengaruhi produksi ikan dimana ukuran benih yang ditebar ke dalam
keramba rata-rata 3– 4 inci dan waktu pemeliharaannya selama 4 – 5 bulan sudah dapat dipanen,
dengan berat rata-rata mencapai 400 – 500 gr / ekor. Pemberian pakan dan jenis pakan tambahan
sangat membantu pertumbuhan ikan. Keseluruhan petani keramba di Desa Silalahi memberikan
pakan berupa pelet dan sebagian petani memberikan pakan tambahan yaitu berupa jagung.
Dalam 1 hari pakan Pengendalian hama dan penyakit ikan juga sangatlah penting dalam
budidaya perikanan, karena hama dan penyakit ikan merupakan faktor pengganggu yang sangat
mengancam keberhasilan suatu usaha budidaya perikanan. Hama yang sering mengganggu ikan
keramba adalah burung pemakan ikan.Sebagian petani mengatasinya dengan menutup keramba
dan menggunakan petasan untuk menghalau burung-burung tersebut. Penyakit yang menyerang
ikan-ikan peliharaan berupa virus, jamur dan bakteri, sayangnya para petani tidak tahu cara
untuk mengobati ikan-ikan yang terserang penyakit tersebut.
4.2 SARAN
Keberhasilan keramba tergantung pada modal yang besar, dengan demikian dapat memperoleh
hasil yang maksimal,oleh karena itu para petani diharapkan agar lebih bijak memanfaatkan
modal yang dimiliki. Dan Diharapkan adanya pengadaan bibit unggul yang dilakukan oleh
petani, selain mengurangi beban modal pengadaan bibit unggul yang dilakukan sendiri benih
ikan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya hasil produksi ikan itu Kepada petani keramba
perlu mempunyai pengetahuan tentang penyakit ikan baik secara tekhnis ataupun teoritis demi
keberhasilan usaha keramba yang dikelola. Khususnya pengetahuan tentang penyakit, virus, dan
hama pada ikan , dan para petani ikan wajib mengetahui cara untuk mengatasinya.
24
BAB V
DAFTAR FUSAKA
https://www.sampulpertanian.com/2018/09/mengenal-ikan-nila-dengan-
klasifikasi.html?m=1. Asal usul ikan nila