Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH NUTRISI LARVA IKAN

NUTRISI LARVA PADA IKAN KAKAP PUTIH


(Lates carcalrifer)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Sukendi, MS
Disusun Oleh :

SELVY APRIYANI
210413307

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin
dan kehendaknya penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah guna
memenuhi tugas mata kuliah Nutrisi Larva Ikan ini dapat selesai sesuai dengan
yang diharapkan dengan judul “Nutrisi Larva pada Ikan Kakap Putih” dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun
atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen bidang studi dan
akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kebaikan kami untuk kedepannya.

Pekanbaru,3Desember2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1


1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3. Tujuan ............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3


2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Kakap Putih ................................................3
2.2. Nutrisi Larva Ikan Kakap Putih .....................................................................4

BAB III PENUTUP ................................................................................................6


3.1. Kesimpulan ....................................................................................................6
3.2. Saran ..............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................7


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai ikan konsumsi, Ikan kakap putih (Lates calcarifer) merupakan ikan
yang mempunyai nilai ekonomis dan nilai gizi yang tinggi. Pesatnya
perkembangan budidaya kakap putih lebih banyak disebabkan oleh akses pasar
ekspor yang cukup luas, seperti Eropa, Malaysia, Thailand, dan Amerika.
Pengembangan budidaya ikan kakap putih sudah banyak dilakukan, karena habitat
dan penyebaran ikan kakap putih yang sangat luas mulai dari air laut, air payau,
sampai air tawar (Rizka et al, 2013).
Ikan kakap putih (Lates calcarifer) telah berhasil dipijahkan sejak tahun 1989
di Sub Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai-Serang, Jawa Barat. Produksi
ikan kakap di Indonesia sebagian besar merupakan hasil penangkapan dari laut
lepas, dan masih sedikit yang diperoleh dari hasil budidaya.produksi ikan kakap di
Indonesia terbesar terdapat didaerah Kepulauan Riau sebanyak 1.692 ton, diikuti
Sumatera Utara 438 ton, Aceh 247 ton, Lampung 12 ton dan Sumatera Selatan 5
ton. Produksi ikan kakap di Aceh dari tahun 2009 sampai 2013 terjadi
peningkatan yaitu 83 ton, 106 ton, 186 ton, 241 ton, dan 247 (DJPB, 2013). Salah
satu faktor yang mendukung keberhasilan pembenihan ikan tersebut adalah
pengelolaan dan penyediaan pakan larva yang baik, seperti pakan alami
zooplankton dan fitoplankton.
Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jenis pakan
bagi larva adalah mudah dicerna, memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan
mulut larva, bergerak lambat sehingga mudah ditangkap larva, mudah dalam
penggandaannya, pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat dan tidak
menghasilkan racun atau zat lain yang dapat membahayakan kehidupan larva,
serta memiliki nilai gizi tinggi yang baik untuk larva (Purba, 1995; Irawati, 2015).
Maka dari itu perlu dilakukannya pengkajian tentang nutrisi larva terdapat pada
ikan untuk menentukan kadar kandungan nutrisi pada ikan, dan untuk mengetahui
pakan apa yang terbaik untuk larva ikan.
2

1.2. Rumusan Masalah


Berikut adalah beberapa rumusan masalah terkait nutrisi larva ikan kakap
putih (Lates calcarifer) :
1. Bagaimana klasifikasi dan morfologi pada ikan kakap putih (Lates
calcarifer)?
2. Bagaimana nutrisi larva pada ikan kakap putih (Lates calcarifer)?
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah nutrisi larva pada ikan kakap putih (lates calcarifer)
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dan morfologi dari ikan kakap
putih
2. Untuk mengetahui nutrisi larva pada ikan kakap putih
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer)


Menurut Mathew (2009), klasifikasi ikan kakap putih adalah sebagai berikut:

Phylum: Chordata

Sub-Phylum : Vertebrata

Class: Pisces

Sub-class: Teleostomi

Ordo: Percomorphi

Family: Centropomidae

Genus : Lates

Spesies: Lates Calcarifer, Bloch 1790

Ikan kakap putih memiliki ciri-ciri morfologis sebagai berikut: badan


memanjang, gepeng, kepala lancip dengan bagian atas (dahi) cekung, cembung di
depan sirip punggung dan batang sirip ekor lebar. Memiliki mulut lebar, pada
bagian rongga mulut terdapat lidah dan gigi-gigi halus pada rahang atas dan
rahang bawah. Pada bagian bawah pre-operculum terdapat duri keras dan kuat.
Operculum memiliki duri-duri kecil. Sirip punggung terbagi dua dengan posisi
sedikit di belakang sirip perut. Sirip punggung pertama terdiri dari enam hingga
sembilan (VI-IX) jari-jari keras dan saling terhubung oleh selaput halus. Sirip
punggung kedua terdiri dari satu (1) jari-jari keras dan 10-12 jari-jari lemah. Sirip
4

dada pendek dan berbentuk bulat, lebih pendek dari sirip perut dan terdiri dari 13-
18 jari-jari lemah. Sirip perut tidak mencapai anus dan terdiri dari satu jari keras
dan 5-8 jari-jari lemah. Sirip dubur terdiri dari tiga jari-jari keras (III>II>I) dan
jari-jari lemah 8-10. Sirip ekor berbentuk bulat (rounded) dan terdiri dari 15-18
jari-jari lemah. Pada umumnya, tinggi badan 29.30-33,35% dari panjang baku
(SL), namun ditemukan spesimen dengan tinggi badan hingga 37.50% dari SL
(Irmawati et al. 2021).

Ikan kakap putih (L. calcarifer) termasuk karnivora dan dominan memangsa
kelompok udang-udangan dan ikan yang relatif lebih kecil. Ikan kakap putih
termasuk ikan predator, khususnya pada malam hari. Makanan ikan kakap
kepiting, udang, krustasea, siput, cumi-cumi/sotong, dan plankton. Habitat asli
dari ikan kakap putih adalah di laut dan bersifat predator. Ikan ini dapat
beradaptasi dengan cepat pada lingkungannya. Hal ini terjadi karena ikan kakap
putih memiliki toleransi yang cukup tinggi pada perubahan tingkat salinitas
lingkungan (euryhaline), sehingga ikan ini dapat hidup dan tumbuh di perairan
tawar. Oleh karena itu, ikan kakap putih sangat mudah untuk dibudidayakan
karena dapat hidup, baik di lingkungan air laut, payau, atau tawar. Suhu optimum
yang dibutuhkan bagi pertumbuhan ikan ini berkisar 27-30oC dan pH 7-8
(Sudrajat, 2015).

2.2. Nutrisi Larva pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer)


Larva ikan kakap putih yang memulai memakan makanan luar atau larva
yang berumur 2 hari akan memakan makanan yang bergerak- gerak. Mayunar
(1991), menyatakan bahwa larva ikan kakap putih yang baru menetas memiliki
tubuh langsing, berwarna pucat, mata, anus dan sirip ekor sudah kelihatan kecuali
mulut yang masih tertutup, setelah umur 3 hari, mulutnya mulai membuka dan
siap untuk memakan makanan tambahan dari luar (pakan alami). Sampai umur 7
hari masih berwarna pucat dan ber-angsur-angsur berubah. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa larva ikan kakap putih yang mulutnya baru
terbuka akan memakan pakan bergerak yang dilihat yang menarik perhatiaanya.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kakap putih selain karena
faktor pemberian pakan yang mengandung protein tinggi dan sesuai dengan jenis
5

pakan alamiah ikan itu tersendiri juga dipengaruhi oleh fakor- faktor lain. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kakap yaitu
faktor lingkungan. Mayunar (1991) menyatakan bahwa pertumbuhan dan tingkat
kelangsungan hidup kakap putih dipengaruhi oleh faktor luar dan dalam.Faktor
dalam meliputi genetik, umur dan jenis. Sedangkan faktor luar sebagian besar
dipengaruhi oleh lingkungan/kualitas air dan kepadatan. Kualitas air berpengaruh
pada kelangsungan hidup, reproduksi, pertumbuhan dan produksi.

Salah satu hal yang dianggap penting dalam menunjang pembenihan ikan
kakap putih adalah kebutuhan akan nutrisi larva diantaranya kebutuhan vitamin.
Vitamin diperlukan bagi benih sebagai suplemen (Surnawati et al., 2020).
Vitamin merupakan nutrien organik yang mempunyai berbagai fungsi esensial
dalam proses metabolisme. Vitamin terbagi atas dua klasifikasi yaitu vitamin yang
larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air.Vitamin yang larut dalam
lemak yaitu (vitamin A, D, E dan K) sedangkan vitamin yang larut didalam air
yaitu (Vitamin C dan B kompleks). Vitamin B kompleks memiliki fungsi sebagai
koenzim dan prekusor dalam proses metabolisme. Vitamin B kompleks
merupakan salah satu mikro nutrient atau zat tambahan yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit. Penelitian oleh Juliana et al. 2016 yang memperkaya cacing
dengan jintan hitam yang mengandung komponen vitamin B kompleks untuk
diberikan pada ikan baung, pertumbuhan ikan baung yang lebih baik dengan laju
pertumbuhan bobot spesifik berkisar antara 28,90-29,19%/hari. Penelitian oleh
Salsabila et al. (2019) mendapatkan larva ikan bandeng yang diberikan rotifer
yang diperkaya dengan vitamin B kompleks mengasilkan larva yang terus
bertumbuh dengan baik dengan mortalitas yang berkurang. Hal tersebut
disebabkan karena penggunaan vitamin sebagai pengkaya pakan alami
mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh larva
bandeng.
6

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang berjudul nutrisi larva pada ikan kakap putih
(Lates calcarifer) yaitu Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan jenis pakan bagi larva adalah mudah dicerna, memiliki ukuran yang
sesuai dengan bukaan mulut larva, bergerak lambat sehingga mudah ditangkap
larva, mudah dalam penggandaannya, pertumbuhan dan perkembangbiakannya
cepat dan tidak menghasilkan racun atau zat lain yang dapat membahayakan
kehidupan larva, serta memiliki nilai gizi tinggi yang baik untuk larva. Salah satu
hal yang dianggap penting dalam menunjang pembenihan ikan kakap putih adalah
kebutuhan akan nutrisi larva diantaranya kebutuhan vitamin. Vitamin diperlukan
bagi benih sebagai suplemen (Surnawati et al., 2020). Vitamin merupakan nutrien
organik yang mempunyai berbagai fungsi esensial dalam proses metabolisme.
Vitamin terbagi atas dua klasifikasi yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan
vitamin yang larut dalam air.Vitamin yang larut dalam lemak yaitu (vitamin A, D,
E dan K) sedangkan vitamin yang larut didalam air yaitu (Vitamin C dan B
kompleks). Vitamin B kompleks memiliki fungsi sebagai koenzim dan prekusor
dalam proses metabolisme. Vitamin B kompleks merupakan salah satu mikro
nutrient atau zat tambahan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
3.2. Saran
Berdasarkan pemaparan atau penjelasan yang telah penulis jelaskan dalam
makalah ini. Oleh sebab itu ada beberapa referensi yang dapat di jadikan acuan
atau pedoman kepada pembaca dan penulis untuk pembahasan lebih lanjut
kedepannya. Saran ini di sampaikan agar pembaca dan nantinya dapat
mengembangkan ide yang lebih dalam lagi dan makalai ini dapat memberikan
banyak manfaat bagi setiap orang yang telah membaca.
7

DAFTAR PUSTAKA

Irawati, N. and Murwani, S. (2015). Pertumbuhan Brachionusplicatilis dengan


Pemberian Pakan Alami Nannochloropsis sp., Pasta Nannochloropsis sp.,
dan Nannochloropsis sp . Komersial Pada Skala Laboratorium. (April), pp.
596-601.

Irmawati, S. P., Malina, A. C., Pi, S., Alimuddin, S. P., Kadriah, I. A. K., & Pi, S.
(2021). Budidaya Ikan Kakap Putih: Tinjauan Kelayakan di Keramba Jaring
Apung dan Tambak Tradisional. Nas Media Pustaka.

Juliana, S., Rosyadi, Agusnimar. 2016. Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Larva


Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) Diberi Cacing Sutra (Tubifex tubifex)
Yang Diperkaya Dengan Probiotik dan Habbatussauda (Nigella sativa).
Jurnal Dinamika Pertanian, XXXII (1): 75-86.

Mayunar. 1991. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva Ikan Kakap Putih. LIPI.
Jakarta

Mathew, G (2009). Taxonomy, identification and biology of seabass (Lates


calcalifer). National Training on 'Cage Culture of Seabass' held at CMFRI,
Kochi. pp. 38-43.

Purba, R. (1995). Peningkatan Gizi Rotifera, Brachionus plicatilis Untuk


Menunjang Pembenihan Ikan Kakap Putih, Lates calcarifer dan Ikan Kerapu
Macan, Epinephelus fuscoguttatus. Jurnal Oseana, 20(3), pp. 21–27

Rizka Diniantari Rayes, I. W. S. and Nanda Diniarti1, A. I. S. (2013). Pengaruh


Perubahan Salinitas Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Kakap Putih
(Lates calcarifer Bloch). Jurnal Kelautan, 16(1), pp. 47–56.

Salsabila, G., Suminto, Ristiawan, A.N. 2019. Pengaruh Pengkayaan Brachionus


Rotundiformis Dengan Dosis Vitamin (B1, B6, B12 Dan Vitamin C)
Berbeda Dalam Feeding Regimes Terhadap Kelulushidupan Dan
Pertumbuhan Larva Bandeng (Chanos chanos). Jurnal Sains Akuakultur
8

Tropis: 3 (2): 11-20 e-ISSN: 2621-0525.

A. Sudrajat, Budidaya 26 Komoditas Laut Unggulan. Jakarta: Penebar Swadaya,


2015

Surnawati., Nuriah., Fariq A., 2020. Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup


Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) Dengan Pemberian Dosis
Probiotik Yang Berbeda. Jurnal Ruaya, 8(1): 38 – 44.

Anda mungkin juga menyukai