Disusun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas makalah ini membahas
mengenai biologi pada spesies ikan Hiu Putih dan Paus Orca. Penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi
Organisme Laut dan juga sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu kelautan
yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun bagi masyarakat luas secara umumnya.
Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Biologi
Organisme Laut, Dra. Sri Astuty, M.Sc. dan Ir. Indah Riyantini, M.Si yang telah
membimbing kami agar tersusunnya makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hiu Putih .............................................................................................. 3
2.1.1 Ciri-Ciri Hiu Putih ............................................................................ 3
2.1.2 Klasifikasi Hiu Putih .......................................................................... 4
2.1.3 Karakteristik Morfologi Hiu Putih .................................................... 4
2.1.4 Habitat Hiu Putih .............................................................................. 7
2.1.5 Food and Feeding Habit Hiu Putih ................................................... 7
2.1.6 Tingkah Laku Hiu Putih .................................................................... 8
2.2 Paus Orca ............................................................................................. 9
2.2.1 Ciri-Ciri Paus Orca ............................................................................ 9
2.2.2 Klasifikasi Paus Orca ......................................................................... 10
2.2.3 Karakteristik Morfologi Paus Orca ................................................... 10
2.2.4 Habitat Paus Orca .............................................................................. 13
2.2.5 Food and Feeding Habit Paus Orca ................................................... 13
2.2.6 Tingkah Laku Paus Orca ................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Biologi Ikan Hiu dan Paus Orca yang meliputi klasifikasi,
karakteristik morfologi, habitat, food and feeding habbit, dan tingkah laku dari
masing-masing hewan dan kaitannya dengan lingkungan tempat kedua hewan
tersebut hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
Hiu Putih memiliki ciri khas yang mudah dikenal. Badan hiu biasanya
memanjang berbentuk cerutu atau poros yang memungkinkan dapat bergerak
dengan cepat. Sirip ekornya banyak berujung runcing, dimana cuping ekor atas
sering jauh lebih panjang dari cuping bawahnya Salah satu ciri khas yang menarik
adalah posisi mulutnya yang terletak di bagian bawah. Insangnya terbuka keluar
dengan celah insang 5-7 buah yang terletak pada sisi kepala. Air ditarik masuk
melalui mulut dan dipompa keluar melalui celah insang ini. Gigi hiu mempunyai
struktur yang sama dan berada dalam deretan teratur sepanjang rahangnya. Gigi -
gigi di depan rahang berbentuk segi tiga, digunakan sebagai pemotong atau
penggunting. Sedangkan gigi penghancur terletak di belakang rahang, bentuknya
ram-ping mirip alat penggerek dan ada yang agak pipih semacam trotoar
(Anonim, 1992).
3
4
Ikan hiu tidak memiliki gelembung renang dan badannya lebih berat dari
pada air, maka harus berenang terus menerus agar tidak tenggelam. Dengan
demikian tubuhnya sangat langsing dan sisik-sisik dadanya yang besar itu
berfungsi sebagai hidrofoil hingga memberinya daya angkat yang besar.
Suharsono (1986) mengatakan bahwa pada seluruh permukaan tubuh ikan hiu
tersebar sel syaraf yang dapat menerima 'infills infrasonic' dari jarak jauh
sehingga mampu mendeteksi suara berfrekuensi rendah atau getaran yang tidak
teratur yang menandakan adanya mangsa.
Hiu putih ini bisa dibilang hiu terbesar yang dikenal di dunia dan
merupakan salah satu predator utama untuk mamalia laut. Selain itu, ia juga
memangsa berbagai hewan laut lainnya, termasuk ikan, pinnipeds, dan juga
burung laut. Ini adalah hidup hanya dikenal spesies dari perusahaan genus,
Carcharodon, dan berada pada peringkat pertama dalam daftar jumlah serangan
hewan yang tercatat pada manusia. IUCN (International Union for Conservation
of Nature) memperlakukan hiu putih sebagai spesies yang hampir punah, walau
termasuk dalam Appendix II dari CITES.
5
a. Gigi
Gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara
langsung dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi
pengganti tumbuh jalur di bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti
ikat pinggang. Beberapa hiu dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi semasa
hidupnya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai
beberapa bulan. Pada sebagian besar spesies gigi yang diganti satu persatu,
kecuali hiu cookiecutter yang mengganti seluruh barisan gigi sekaligus.
Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang
memakan moluska dan krustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna
untuk menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti
jarum yang berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa
yang lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk
mencengkeram dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk
memotong.
b. Rahang
Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan
lengkungan tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan
yang berat untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar. Bagian ini
mengandung lapisan heksagonal piring kecil yang disebut “tesserae”, yang
merupakan blok Kristal garam kalsium yang diatur menjadi mosaik. Hal ini
memberikan banyak kekuatan pada daerah-daerah tertentu, yang juga sama seperti
hewan lain.
Umumnya hiu hanya memiliki satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies
yang besar seperti hiu banteng,hiu harimau, dan hiu putih besar, terdapat dua
sampai tiga lapisan bahkan lebih, tergantung ukuran tubuhnya. Khusus hiu putih
besar, rahangnya dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang
rawannya memiliki kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kekuatan
tekanan.
c. Sirip
Kerangka sirip hiu memiliki bentuk yang memanjang dan lembut serta
tidak bersegmen, yang bernama ceratotrichia, filament protein keratin elastis yang
menyerupai tanduk di rambut dan bulu. Kebanyakan hiu memiliki delapan sirip.
Hiu hanya bisa menjauh dari benda-benda yang berada di depannya karena sirip
mereka tidak memungkinkan mereka untuk bergerak menuju ekor pertama
mereka.
d. Kulit
Berbeda dengan ikan bertulang belakang lainnya, hiu memiliki korset kulit
kompleks yang terbuat dari serat kolagen fleksibel dan diatur sebagai jaringan
heliks di sekitar tubuh mereka. Bagian ini bekerja sebagai kerangka luar yang
memberi lampiran untuk otot renang mereka sehingga dapat menghemat energi.
Pada zaman dulu kulit hiu telah digunakan sebagai amplas. Kulit gigi mereka
memberi keuntungan hidrodinamik karena mengurangi turbulensi saat berenang.
e. Ekor
Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya
maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu
harimau mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah ketika
berburu untuk mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang
berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang
lebih besar dan rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang
mangsanya.
Hiu hidup di seluruh perairan laut dan samudera di dunia. Meski demikian,
mereka biasanya tinggal diluar daerah pinggiran pantai. Terkadang, hiu putih juga
berkelana ke daerah lautan yang lebih dalam.
Hiu putih dapat juga ditemukan di lautan dengan kedalaman 1000 meter
atau 3.280 feet atau lebih. Akan tetapi hiu putih biasanya lebih suka dengan air
laut dengan temperature 15 derajat Celcius sampai 24 Celcius (59 F – 75 F). Jadi,
hiu putih ini lebih banyak tinggal di lautan dangkal dekat dengan permukaan air
laut.
Hewan ini biasanya melakukan migrasi kebeberapa tempat dengan
melakukan perjalanan jauh, hal ini dilakukan untuk mencari mangsa dan
perkembangbiakannya.
tersebut membuat ikan tidak dapat menyeleksi makanan dengan baik. Hiu sebagai
ikan yang mengandalkan indera penciuman lebih selektif dalam memilih mangsa,
dibandingkan dengan ikan lain yang mengandalkan indera penglihatan.
Paus pembunuh atau Orca (Orcinus orca) adalah spesies terbesar dari
keluarga lumba-lumba. Hewan-hewan ini mudah dikenali karena warna hitam dan
putihnya yang mencolok. Warna paus pembunuh dapat meningkatkan
kemampuan mereka untuk berburu. Warna mamalia ini digunakan untuk
berkamuflase di mana pola warna hewan bertentangan dengan bentuk tubuh
hewan. Dalam sinar matahari laut yang berkedip-kedip dan tersaring, hewan lain
mungkin tidak mengenali paus pembunuh. Pigmentasi paus pembunuh
membuatnya mudah diidentifikasi di lapangan. Mereka gelap, biasanya hitam
legam, dengan punggung putih. Daerah putih biasanya memanjang dari seluruh
rahang bawah ke belakang, menyempit secara medial di antara sirip, kemudian
melebar sedikit dan berakhir tepat di luar daerah urogenital (Scammon, 1874).
Dengan tubuh kekar (lebar dalam lingkar relatif panjang) dan otot yang
kuat, paus pembunuh (Orcinus orca) adalah salah satu yang paling kuat dari
semua Cetacea. Kepala itu bulat dan mengecil ke moncong berbentuk kerucut
dengan paruh yang tumpul dan tidak jelas. Sirip punggung mencolok dan terletak
di tengah punggung. Pada pria dewasa, sirip tegak atau miring ke depan dan bisa
setinggi 1,8 m atau lebih. Berbentuk segitiga, dengan ketinggian dua kali atau
10
lebih panjang dari alas. Betina dan anak-anak memiliki sirip punggung yang lebih
sederhana yang umumnya berbentuk falcate sedang dan tingginya kurang dari 1
m. Sirip besar, lebar, bundar dan berbentuk dayung, dan sangat jelas ketika paus
pembunuh menembus atau memata-matai (Asper, 1977).
Kingdom : Animal
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Cetacea (cetaceans)
Sub-ordo : Odontoceti (paus bergigi)
Famili : Delphinidae (lumba-lumba, pesut)
Sub-famili : Orcininae or Globicephalinae
Genus : Orcinus
Species : Orca
Tengkorak Orca dapat dibedakan dari satu spesies lain dengan ukurannya
yang besar (panjang condylbasal hingga 100 cm), formula gigi (10 hingga 14/10
hingga 14, jadi 40-56 gigi semuanya) dan gigi besar, kecuali dari tengkorak paus
pembunuh palsu besar (formula gigi 8 hingga 11/8 hingga 11) (Leatherwood et
al., 1982). Tengkorak paus pembunuh dapat dibedakan dari paus pembunuh palsu
dengan lebar melintasi premaxillaries kurang dari 50% dari lebar rostral tepat di
depan takik antorbital dan batas lateral premaxillaries sedikit lebih sigmoid dalam
tampilan dorsal dan lebih luas secara distal (Heyning dan Dahlheim, 1988).
Pterygoids terpisah secara luas dan gigi yang dimampatkan anteroposterior pada
akar adalah dua karakteristik yang sering disebut sebagai diagnostik untuk orcas
(Bigg, 1975), tetapi tidak selalu memisahkan orcas dan paus pembunuh palsu.
a. Ukuran Tubuh
Meskipun kecil dibandingkan dengan beberapa paus, paus pembunuh
adalah predator terbesar mamalia yang pernah dikenal. Paus pembunuh jantan,
atau sapi jantan, rata-rata 5,8 hingga 6,7 m dan biasanya berbobot antara 3,628
dan 5,442 kg. Ukuran individu bervariasi secara signifikan antara wilayah
geografis. Perkiraan panjang untuk lebih dari 2.000 paus pembunuh yang diambil
oleh operasi perburuan paus Atlantik Utara menunjukkan paus pembunuh Atlantik
jantan rata-rata sekitar 6,1 m sedangkan betina rata-rata sekitar 5,5 m.
b. Warna Tubuh
Hewan-hewan ini mudah dikenali karena warna hitam dan putihnya yang
mencolok. Permukaan dorsal dan sirip dada berwarna hitam, kecuali area di
bawah dan di belakang sirip punggung. Permukaan dorsal dan sirip dada berwarna
hitam, kecuali untuk area pelana abu-abu yang terletak tepat di belakang sirip
punggung. Permukaan ventral (bawah), rahang bawah, dan bagian bawah cacing
ekor sebagian besar berwarna putih. Bagian bawah cacing ekor dibatasi dengan
warna hitam. Warna paus pembunuh dapat meningkatkan kemampuan mereka
untuk berburu.
12
c. Sirip Dada
Kaki depan paus yang bulat dan seperti dayung pembunuh adalah sirip
dada. Sirip dada memiliki elemen kerangka utama dari kaki depan mamalia darat,
tetapi mereka diperpendek dan dimodifikasi. Elemen kerangka didukung oleh
jaringan ikat secara kaku. Bantalan tulang rawan yang tebal terletak memanjang di
antara tulang-tulang.
Paus pembunuh menggunakan sirip dada mereka terutama untuk
mengarahkan dan, dengan bantuan cacing, untuk berhenti. Satu jantan besar
memiliki sirip dada dengan panjang 203 cm dan lebar 109 cm.
d. Sirip Punggung
Sirip punggung terbuat dari jaringan ikat yang padat dan berserat, tanpa
tulang atau tulang rawan. Sirip punggung bertindak sebagai lunas. Sirip punggung
mungkin membantu menstabilkan paus pembunuh karena berenang dengan
kecepatan tinggi tetapi tidak penting untuk stabilitas paus.
Sirip punggung paus pembunuh jantan adalah yang tertinggi dari cetacean
mana pun di dunia, tumbuh hingga 1,8 m. Sirip punggung betina lebih kecil
sekitar 0,9 hingga 1,2 m dan mungkin sedikit melengkung ke belakang.
Untuk paus pembunuh jantan, pertumbuhan sirip punggung dianggap
sebagai karakteristik seksual sekunder karena pertumbuhan puncak sirip
bertepatan kira-kira dengan timbulnya kematangan seksual. Paus pembunuh
betina dan jantan dapat memiliki sirip punggung yang dapat melengkung,
bergelombang, bengkok, parut, dan sepenuhnya membungkuk. Beberapa bahkan
mungkin memiliki lubang peluru di dalamnya.
Tidak ada yang tahu pasti mengapa sirip punggung membungkuk pada
paus pembunuh, tetapi itu mungkin ada hubungannya dengan genetika, cedera,
atau karena sirip bisa lebih tinggi daripada banyak manusia tanpa tulang atau otot
keras untuk menopang. Para peneliti mengambil gambar sirip ini untuk
mengidentifikasi individu dari paus orca.
13
Paus pembunuh adalah predator serba guna dengan makanan yang sangat
bervariasi dan oportunistik. Pembunuh diketahui memakan berbagai jenis mangsa,
dari cumi-cumi, ikan dan burung, hingga kura-kura, anjing laut dan cetacea
lainnya, termasuk paus mistik, paus sperma, dan cetacea kecil; diet bervariasi di
setiap daerah, di antara kelas usia dan jenis kelamin, dan dari tahun ke tahun.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai hiu putih dan paus orca diatas dapat
disimpulkan bahwa hiu putih termasuk ke dalam ikan bertulang rawan kelas
chondrichtyes dan paus orca adalah salahsatu jenis lumba-lumba terbesar dari
kelas mamalia. Melalui penjelasan makalah, sedikit banyaknya kita dapat
mengetahui ciri-ciri, klasifikasi, karakteristik morfologi, habitat, food and feeding
habit, dan tingkah laku dari masing-masing spesies.
3.2 Saran
Karena ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang kompleks dan
menyeluruh, makalah ini adalah sebagai pemantik pembaca dalam upaya lebih
jauh lagi untuk mengeksplorasi pembelajaran lebih lanjut mengenai kedua jenis
spesies agar mendapatkan suatu ilmu pengetahuan secara optimal.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17