Anda di halaman 1dari 10

REVIEW JURNAL

OSEANOGRAFI KIMIA
SENYAWA KIMIA
LAUT

REVIEW JURNAL

MARINE CHEMICAL
AND MEDICINE
RESOURCES

JURUSAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019

i
Anggota Kelompok 7

- Kemaal Sayyid Zenyda (033)


- Fahira Anggi (005)
- Resa Gumbirasari (002)
- Ghea Narakhita (052)
- Muhammad Naufal Abrar (040)
- Goldi Imam Novaldi (041)

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....... …………………………………………………………………ii

BAB I .......................................................................................................................1

BAB II ......................................................................................................................2

2.1 Latar Belakang…………………………………………………....2

2.2 Tujuan .............................................................................................3

2.3 Metodologi Penelitian..…………………………………………..3

2.4 Ulasan Isi Jurnal…………………………………………………4

BAB III…………………………………………………………………………….6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Oseanografi dapat diartikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari
lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi
perpaduan dari berbagai macam ilmu yang lain. Kimia oseanografi berhubungan
dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan di dasar lautan dan juga
menganalisa sifat-sifat dari air laut itu sendiri.
Oseanografi kimia juga merupakan salah satu bagian dari disiplin ilmu Oseanografi.
Oseanografi kimia mempelajari tentang sifat-sifat kimia air laut yaitu komposisi
kimiawi air laut dan hubungannya dengan proses-proses siklus bahan-bahan kimia
terlarut serta tentang produktivitas baik primer, sekunder dan tersier di laut.
Komposisi air laut khususnya di perairan estuaria sangat dipengaruhi oleh
masukkan massa air dari sistem sungai yang bermuara. Kadar unsur kimia perairan
sungai yang masuk ke estuari memiliki perbedaan dengan kadar unsur kimia air
laut. Substansi kimia di perairan pesisir dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian,
yakni substansi kimia yang mudah terurai dan tidak mudah terurai.

Pada umumnya titik didih air murni adalah 100 ˚C sedangkan pada air laut lebih
dari 100 ˚C, misalnya pada suhu 105 ˚C-120 ˚C. Perbedaan ini terjadi karena
konsentrasi larutan. Semakin pekat suatu larutan, maka semakin tinggi titik
didihnya dan semakin rendah titk bekunya. Selain itu, larutan air laut adalah larutan
ionik, yang artinya butuh kerja keras untuk mengubah larutan ini menjadi bentuk
baru (ikatan Na dan Cl yang merupakan ikatan yang lebih kuat dibandingkan
Hidrogen dan Oksigen). Beberapa faktor lingkungan penentu perairan diperanguhi
oleh pengelolaan dan kelangsungan hidup, kondisi fisik alam, pertumbuhan, atau
reproduksi organism akuatik dapat dilihat dari sifat fisika, kimia dan biologi
perairan. Faktor kimia perairan antara lain DO, Salinitas, PH, SPL (Suhu
Permukaan Laut), polutan yang terjadi di lingkungan muara laut bahkan adaptasi
organisme laut pada lingkungannya yang menyebabkan terbentuknya molekul
senyawa kimia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Resume Jurnal Oseanografi Kimia


Judul Jurnal Marine Chemical and Medical Resources

Tahun 2018
Penulis S Ali and C Llewellyn
Reviewer Kemaal Sayyid Zenyda, Resa Gumbirasari, Ghea
Narakhita
Editor Resume Fahira Anggi N, M. Naufal Abrar, Goldi Imam
Tanggal 31 Agustus 2019

Latar Belakang
Lingkungan laut terdiri dari beberapa habitat yang ditentukan mulai dari
mikro-permukaan laut yang meliputi beberapa mikron pertama dari kolom air,
melalui kolom air curah itu sendiri kemudian turun ke dasar lautan dan bawah
permukaan, sedimen, yang dapat ditemukan ventilasi hidrotermal, rembesan dingin,
rembesan hidrokarbon, dan air garam jenuh, serta berbagai variasi mineral dan
geologis.
Semakin jelas bahwa di dalam semua lapisan samudera ini ada keragaman
mikro dan makro organisme yang mampu menghasilkan sejumlah besar molekul
yang sebelumnya belum terdeskripsi, yang dapat bermanfaat bagi bidang industri
dan bidang kesehatan. Lautan telah lama menjadi sumber nutrisi, aditif, dan obat-
obatan yang berasal dari mamalia laut dan ikan.
Keanekaragaman hayati di beberapa ekosistem laut mungkin melebihi hutan
hujan tropis dan ini didukung oleh keberadaan 34 dari 36 filum
kehidupan. Keanekaragaman hayati ini berasal dari berbagai kondisi lingkungan
yang diadaptasi organisme laut untuk bertahan hidup, termasuk pH ekstrim (asam
dan alkali), suhu (tinggi dan rendah), salinitas, tekanan, dan toksisitas kimia
(kompleks hidrokarbon polisiklik, logam berat).

2
Tujuan

I. Mengetahui potensi yang tersimpan dalam organisme terlebih organisme


mikroskopis laut.
II. Mengetahui senyawa bioaktif dan bahan kimia baru yang ada pada
organisme mikroskopis laut.
III. Mengupayakan menyediakan sumber alternatif yang berkelanjutan dan
berproses dari pemanfaatan senyawa yang terdapat pada organisme laut.

Metodelogi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah survei kualitatif yakni data
yang dikumpulkan berupa metode riset yang sifatnya memberikan penjelasan
dengan menggunakan analisis. Pada pelaksanaannya, metode ini bersifat deskriptif,
yakni peneliti akan mendeskripsikan suatu fenomena dengan berdasarkan pada
pengalaman partisipan riset serta hasil observasi yang telah dilakukannya. Data
yang terhimpun kemudian dianalisa dan menjadi data naratif. Dengan demikian
laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data hasil analisa untuk memberikan
gambaran penyajian laporan yang berasal dari catatan lapangan, dokumentasi
pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

Ulasan Isi Jurnal

SINAR MATAHARI (TABIR SURYA)

Paparan sinar matahari terhadap mikroorganisme laut telah menghasilkan


perubahan, terutama untuk makro dan mikroalga organisme yang mampu
berkembang dengan sangat baik terhadap sinar ultraviolet (UV). Organisme ini juga
memiliki kemampuan mensintesis molekul organik berukuran kecil yang disebut
mycosporine seperti asam amino (MAAs), yang mampu menyerap sinar ultraviolet
dengan sangat efisien hingga dapat mencegah terjadinya kerusakan DNA. Lebih
dari 20 MMAs berbeda terdapat di alam dan dimanfaatkan oleh berbagai organisme
laut, seperti karang, anemon, limpet, udang, bulu babi dan bererapa vertebrata
seperti ikan dan telur ikan. MMAs didistribusikan secara luas melintasi lingkungan
laut, namun MMAs hanya dapat disintesis oleh beberapa jenis bakteri dan alga.
Misalnya rumput laut merah dan beberapa fitoplankton pembentuk bunga
merupakan sumber MMA yang kaya. Penelitian telah mengungkapkan bahwa
selain kemampuan skrining mereka, beberapa MAA seperti mycosporine glisine
memiliki sifat antioksidan. Kemampuan secara alami senyawa yang terjadi seperti
MAA untuk bertindak sebagai tabir surya yang efektif telah menghasilkan minat
dari sektor komersial terhadap nilai senyawa ini dalam krim dan kosmetik

3
BIOKATALISIS

Kemampuan enzim untuk mensintesis molekul kompleks dengan efisiensi


dan presisi tinggi sangat menarik bagi industri farmasi dan kimia, bakteri laut
menghadirkan sumber baru untuk enzim baru yang tidak hanya bersifat sintetis
tetapi juga bersifat katalitik dan struktural yang berpotensi berharga. Hal ini muncul
dari kemampuan bakteri laut untuk tumbuh di bawah kondisi ekstrim seperti suhu
tinggi dan rendah, tekanan tinggi (kedalaman ekstrim), salinitas tinggi, dan pH
ekstrim. Hal ini juga telah membuka potensi untuk mengisolasi molekul kecil yang
terjadi secara alami yang sulit disintesis di laboratorium. Adanya sejumlah enzim
dalam organisme yang mampu melakukan modifikasi kimia beragam tidak siap
menerima sintesis kimia standar juga membuka rute ke modifikasi kimia baru dari
molekul sintetis menggunakan biokatalisis dan biotransformasi.

Pertumbuhan mikroba dalam kondisi ekstrem ini telah menyebabkan


protein yang memiliki suhu dan optima berbeda peningkatan stabilitas, yang telah
dieksploitasi dalam pengembangan proses dan metode baru seperti rantai
polymerase, suatu metode untuk memperkuat fragmen-fragmen spesifik dari DNA,
dan yang tergantung pada DNA polimerase termostabil yang diisolasi dari
mikroorganisme termofilik.

Bakteri laut merupakan sumber potensial terbesar di lautan dan di antaranya


adalah actinobacteria yang meliputi actinomycetes. Actinomycetes mudah diisolasi
dari lingkungan laut tetapi actinobacteria lainnya lebih sulit untuk dikultur dan
sekarang sedang diidentifikasi menggunakan teknik kultur dan molekuler canggih.
Actinomycetes secara khusus memegang keanekaragaman yang luar biasa dan
sampai saat ini belum dieksploitasi. Actinomycetes terestrial bertanggung jawab
sekitar setengahnya dari molekul bioaktif yang diketahui diisolasi dari sumber
alami sampai saat ini dan termasuk antibiotik, senyawa antitumor, imunosupresan,
dan enzim baru.

Isolasi organisme untuk metabolit baru telah menjadi landasan penemuan


obat di Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, organisme darat telah
mengungkapkan kemajuan dalam mikrobiologi dan genetika. Ekologis yang
berbeda menunjukkan bahwa habitat ini akan menjadi sumber kebaruan kimia.
Mikroalga telah terbukti menghasilkan enzim baru dengan aplikasi yang mungkin
dalam biokatalisis seperti haloperoksidase, enzim yang mampu memperkenalkan
atom halogen menjadi metabolit. Sebagai contoh, dua spesies makroalga merah
tropis menghasilkan senyawa terhalogenasi sebagai pertahanan terhadap predator
dan senyawa tersebut sedang diuji untuk aplikasi medis. Ketersediaan
haloperoxidases dengan berbeda fungsi katalitik akan berguna dalam menghasilkan
jenis baru molekul terhalogenasi untuk bahan kimia dan farmasi industri.

4
Virus adalah agen biologis paling melimpah di lingkungan laut dan
penemuannya sangat tinggi. Indikasi saat ini adalah bahwa lautan mengandung
berbagai macam virus DNA dan RNA dengan strategi bertahan hidup yang meniru
mereka dari virus terestrial namun virus laut ini menyediakan banyak protein
dengan fungsi yang tidak diketahui. Sebagian besar virus laut diasumsikan
bakteriofag karena partikel virus paling sering terdeteksi di sekitar bakteri, dan
bakteri adalah bakteri organisme paling berlimpah di lautan. Sebagai contoh, virus
ganggang raksasa telah terbukti menyandikan glikosilase baru, pompa kalium, dan
jalur untuk sintesis sphingolipid kompleks. Keragaman biokimia ini menunjukkan
bahwa virus laut dapat menjadi sumber untuk eksploitasi di masa depan untuk jenis
karbohidrat dan lipid baru serta protein dan enzim baru.

BIOREMEDIASI

Polusi merupakan masalah yang terus meningkat di lingkungan laut


terutama dengan pembuangan dari industri dan limbah rumah tangga ke sungai dan
muara yang berkelanjutan dan menimbulkan kekhawatiran tentang dampak jangka
panjang pencemaran seperti itu pada kesehatan manusia. Penemuan
mikroorganisme laut yang mampu mendetoksifikasi logam berat dan
memanfaatkan hidrokarbon kompleks sebagai sumber energi telah memberikan
dorongan baru untuk mengembangkan solusi alami untuk masalah pencemaran
lingkungan. Namun demikian harus diingat bahwa zat beracun bukan satu-satunya
penyebab marabahaya laut dan bahwa penggunaan pupuk dan pembuangan limbah
pupuk juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekologi laut,
menghasilkan pembentukan alga, meskipun tidak selalu menjadi ancaman langsung
bagi kesehatan manusia namun menyebabkan kerusakan ekologis yang meluas.
Penemuan mikroba yang mampu tumbuh di lingkungan dengan konsentrasi amonia
yang tinggi dapat bermanfaat dalam pengolahan air limbah, dan pemahaman
tentang oksidasi amonia anaerob dapat mengarah pada pengembangan proses kimia
baru. Organisme memiliki zat antara metabolisme yang tidak biasa seperti hidrazin
dan menghasilkan lipid yang tidak biasa yang juga dapat bermanfaat dalam mencari
zat kimia baru.

Molekul heterosiklik yang mengandung belerang, nitrogen, dan oksigen


adalah salah satu polutan yang paling kuat dan tidak dapat dihindari lingkungan
laut. Penggunaan mikroba untuk mendegradasi dan mendetoksifikasi senyawa
tersebut semakin meningkat. Sumber dari organisme tersebut adalah lingkungan
laut di mana pertumbuhannya sangat dekat untuk ventilasi hidrotermal kaya sulfur
atau berdekatan dengan hidrokarbon (minyak) di dasar lautan telah menghasilkan
sejumlah besar mikroorganisme. Pemanfaatan organisme untuk berbagai macam
senyawa kimia seperti karbon, nitrogen, dan sulfur disesuaikan dengan
metabolismenya. Organisme ini juga merupakan sumber enzim dengan
karakteristik yang baru seperti spesifisitas substrat yang dapat bermanfaat bagi
industri kimia di mana mereka dapat dimanfaatkan dalam produksi untuk
mensintesis senyawa karena mereka dapat melakukan reaksi yang sulit ditiru
menggunakan kimia sintetis tradisional metode.

5
BAB III
KESIMPULAN

Laut saat ini memiliki peningkatan dalam pemanfaatan organisme lautnya.


Dimulai dari habitat lautnya yang meliputi lapisan permukaan laut yang didalamnya
memiliki kolom air. Di setiap kolom airnya memiliki berbagai mineral dan variasi
geologi. Keanekaragaman suatu habitat laut memiliki banyak faktor seperti pH,
suhu, intensitas cahaya, salinitas, dan tekanan. Contoh dari organisme laut yang
sedang dieksploitasi yaitu molusca, bakteri, cyanobakteria, makro alga, spons.
Potensi-potensi yang dimiliki organisme laut dalam bidang obat-obatan, biocatalys,
bioremediasi, kosmetik, dan makanan agar. Dalam hal obat-obatan, metode
berbasis mikroenkapsulasi menghasilkan bakteri yang resistan contohnya
anntibiotik abyssomicin C telah diisolasi dari actinomycete. Di bidang organisme
laut, pengembangan biomaterial berkembang pesat. Pembentukan suatu struktur
kalsium dan silika yang diambil dari banyak fitoplankton, cangkang chitinous keras
yang lebih besar seperti tiram dan kepiting, serta bioadhives yang sangat kuat yang
dihasilkan oleh kerang dan teritip. Minat yang cukup besar terhadap bioadhesive di
bidang oftalmologi yang memanfaatkan organisme laut untuk penggunaan
alternatif seperti jahitan, cangkok kornea yang dapat mengurangi risiko iritasi
setelah operasi. Di daerah lain penggunaan bioadhives sedang diteliti lebih jauh lagi
dalam pemberian obat, penggunaan bioadhives kepada seseorang yang sedang
dalam pemberiaan obat dapat perlahan-lahan melepaskan obat dari waktu ke waktu
akan berguna. Hal ini sangat bagus untuk obat biologis yang sukar larut di dalam
tubuh seseorang. Potensi bioadhives yang berasal dari biomaterial laut memiliki
kontribusi yang sangat besar.
Laut di permukaan bumi ini yang memiliki luas 70% jauh lebih besar
dibanding daratan memiliki sumber daya yang melimpah dan belum banyak
dimanfaatkan. Contoh dari kurangnya pemanfaatan yang diambil dari organisme
laut adalah obat-obatan. Banyak sekali potensi organisme laut di bidang obat-
obatan yang belum ada di bidang tersebut. Hanya saja masih kurang adanya
pengembangan dan perhatian terhadap manfaat yang besar terhadap organisme laut.
Hambatan dalam pemanfaatan organisme laut untuk sumber daya
kedokteran yaitu sulitnya mengambil organisme laut dan kurangnya peralatan yang
lebih canggih untuk mengembangkan suatu organisme laut tersebut. Selain
hambatan diatas faktor lainnya tidak ada tindak lanjut dalam hal pengembangan dan
penyebar luasan bahwa organisme laut tersebut memiliki manfaat yang lebih dan
dapat dipakai bahkan alternatif di bidang kedokteran.

6
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S., & Llewellyn, C. (2009). Marine Chemical and Medicine Resources.
Encyclopedia of Ocean Sciences (3rd ed.). Elsevier Inc.
https://doi.org/10.1016/B978-012374473-9.00759-1

Anda mungkin juga menyukai