Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“KARAKTERISTIK MIKROBA DALAM AIR DAN MAKANAN“


Dosen Pengampu:
Dr. Nining Purwati, M. Pd
Risa Umami, M. Sc

OLEH KELOMPOK 6:
1. SULI MAYANTI (210104087)
2. BAIQ JILA VISHAK. I (210104093)
3. NURUL WIDIAWATI (210104094)

SEMESTER/KELAS: VI/E

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2024
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT Sang pemilik


dan penguasa sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat, kasih dan sayang,
taufik, hidayah serta inayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pertama untuk mata kuliah Mikrobiologi yaitu membuat makalah yang berjudul
tentang “Kararakteristik mikroba dalam air dan makanan” yang mana dosen
pengampu kami ialah ibu Dr. Nining Purwati, M. Pd dan ibu Risa Umami, M. Sc
Shalawat bermahkotakan salam tak lupa kami haturkan atas junjungan
nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, yang mana berkat jasa beliaulah pada saat
ini kita dapat menghirup segarnya udara dan merasakan indahnya hidup di alam
yang disinari dengan kilauan cahaya ilmu pengetahuan di bawah panji agama
Allah SWT.
Meskipun kami berharap isi dari makalah kami ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun akan selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil makalah kami
ini bermanfaat bagi banyak orang.

Mataram, 16 April 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Peran Mikroba Dalam Perairan........................................................3
B. Proses Penyebaran Mikroba Dalam Air...........................................7
C. Uji Kualitas Air..................................................................................9
D. Hubungan Antara Pemahaman Masyarakat Tentang Kualitas
Air, Konsep Bersuci Dan Perilaku Hidup Bersih.............................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
A. Kesimpulan .....................................................................................13
B. Saran.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan semua organisme yang
berukuran mikroskopis dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
untuk melihatnya harus menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
Mikroorganisme dapat dibagi menjadi prokariotik dan eukariotik.
Prokariotik merupakan organisme yang tidak memiliki membran nukleus
dan kelengkapan organel selnya sederhana. Contoh dari organisme
prokariotik yaitu bakteri. Sedangkan eukariotik adalah organisme yang
memiliki inti sel yang mengandung DNA. Contoh dari organisme
eukariotik yaitu hewan dan tumbuhan. Mikroorganisme dapat ditemukan
di mana saja yang memungkinkan terjadinya kehidupan. Mereka ada
didalam tanah, di lingkungan perairan, di udara, serta makanan,
dan karena beberapa hal mikroorganisme secara alami dapat masuk ke
tubuh manusia.
Mikroorganisme memiliki banyak peran dan manfaat dalam
kehidupan. Namun, manfaat dari mikroorganisme sendiri masih belum
banyak diketahui. Oleh karena itu, dengan semakin majunya ilmu
teknologi tentunya akan dapat diketahui manfaat setiap spesies dari
mikroorganisme baik dalam bidang kesehatan, pertanian, maupun
lingkungan air. Sehingga diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut
yang membangun.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran mikroba dalam perairan?
2. Bagaimana proses penyebaran mikroba dalam air?
3. Bagaimana melakukan uji kualitas air?
4. Bagaimana hubungan antara pemahaman masyarakat tentang kualitas air,
konsep bersuci dan perilaku hidup bersih?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran mikroba dalam perairan.
2. Untuk mengetahui proses penyebaran mikroba dalam air.
3. Untuk mengetahui melakukan uji kualitas air.
4. Untuk mengetahui hubungan antara pemahaman masyarakat tentang kualitas
air, konsep bersuci dan perilaku hidup bersih.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Mikroba perairan
Mikroorganisme atau mikroba di perairan memiliki peran sangat penting.
Peran tersebut terkait dengan aktivitas fotosintesis, dekomposisi, penyakit,
siklus nutrisi dan peran lain terkait ekosistem dan organisme di dalamnya.
Setiap jenis mikroorganisme memiliki peran masing-masing, yaitu:
1. Bakteri
Keberadaan bakteri di ekosistem perairan dapat diakibatkan oleh mikroba
asli perairan atau hasil guyuran hujan dari daratan. Bakteri berada di
seluruh bagian perairan, yaitu pada komponen yang mengalami pelapukan,
menempel pada permukaan bebatuan, lumpur, pasir, hingga melayang-
layang di perairan. Bakteri di perairan dapat bersifat autotrof maupun
heterotrof. Bakteri heterotrof sangat berperan dalam dekomposisi material
organik dan siklus nutrisi di ekosistem perairan. Bakteri juga banyak
perperan dalam biodegradasi polutan yang masuk ke dalam perairan 1.
2. Kapang/jamur
Kapang/jamur, seperti juga bakteri, mendapatkan nutrisi dengan
cara mensekresikan enzim ke lingkungan untuk mendekomposisi material
di sekitarnya sehingga menghasilkan material yang lebih sederhana
sehingga dapat dikonsumsi dengan mudah. Dekomposisi material organik
banyak dilakukan oleh jamur karena banyak jenis jamur yang mampu
mendegradasi komponen yang sangat sulit diurai seperti selulosa, lignin
dan pektin. Kapang berupa Yeast merupakan makanan bernilai protein
yang sangat tinggi bagi organisme lainnya 2.
3. Algae/ plankton
Salah satu komponen paling penting di ekosistem perairan adalah
algae. Algae merupakan organisme mikroskopis penting yang berperan
dalam menghasilkan oksigen dan menjadi produsen utama di ekosistem

1
Nova, W. Dian, A. Djamaludin. Mikrobiologi perairan. UB Press, Malang, 2023, hlm
4
2
Ibid

3
perairan. Selain menghasilkan oksigen, algae dan planton berperan sebagai
produsen dan konsumen tingkat pertama yang sangat penting bagi
organisme yang lebih besar. Keberadaan dan kelimpahan algae dan
plankton sangat umum dimanfaatkan sebagai bioindikator kesehatan
lingkungan perairan. Peristiwa algae bloom mengindikasikan terjadinya
polusi material organik si perairan, khususnya perairan yang tergenang
seperti danau dan bendungan. Algae bloom banyak mengakibatkan
permasalahan bagi manusia, seperti kematian ikan-ikan dan timbulnya
penyakit akibat terpapar toksin yang dihasilkannya 3.
Mikroorganisme di perairan memiliki banyak peran yaitu:
1. Sebagai pakan alami untuk ikan
Sebagian besar mikroalga dimanfaatkan sebagai pakan alami
untuk ikan budidaya. Hal itu disebabkan karena alga merupakan
suplemen makanan yang bergizi tinggi. Menurut Yanuhar, et al. (2019),
Chlorella sp. banyak digunakan sebagai suplemen karena mengandung
asam lemak tak jenuh (omega 3, 6, dan 9), serat, vitamin, dan mineral 4.
Selain itu, ada plankton yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan
koi (cyprinus carpio) yang terinfeksi Myxobolus sp. Menurut Yanuhar,
et al. (2019), Brachionus sp. merupakan sumber protein untuk
kelangsungan hidup ikan koi yang terinfeksi Myxobolus sp. Ikan koi
yang terinfeksi Myxobolus sp. mengalami gejala klinis seperti
terbukanya operkulum yang tidak bisa ditutup sepenuhnya karena
pembengkakan nodul Myxobolus sp.dan berwarna putih kemerahan.
Organisme yang digunakan sebagai pakan alami tidak boleh
membahayakan kehidupan larva, tidak mencemari lingkungan, dan
tidak bertindak sebagai rumah untuk parasit atau patogen. Sebagai
rotifera, Brachionus memiliki beberapa keuntungan sebagai pakan alami
bagi larva ikan yaitu (1) rotifera adalah hewan yang sangat toleran
3
Ibid, hlm 4
4
Yanuhar, U., I. et al. Treatment of Chlorella sp.extract on heat shock cluster
(HSC) response, from the tissue andbloodcells proliferation of Epinephelus
fuscoguttatus-lanceolatus infectedby Viral Nervous Necrosis. IOP Conf. Series: Earth
and EnvironmentalScience. 2019.

4
terhadap alkali, asam, dan air yang terkontaminasi; (2) rotifera dapat
hidup di air tawar ataupun air laut dan hampir ditemukan pada kedalaman
yang berbeda di perairan; (3) rotifera sebagai pakan alami ekonomis
alternatif 5.
2. Sebagai bahan bakar alternatif (biofuel)
Keberadaan sumber bahan bakar fosil mulai menipis
sehingga dibutuhkan bahan bakar alternatif yang sumbernya ramah
lingkungan dan terjamin ketersediaannya. Mikroalga merupakan
salah satunya. Nannochloropsis oculata merupakan mikroalga yang
sangat berpotensi untuk dapat dimanfaatkan menjadi biofuel. Menurut
Sukarni, et al. (2018), konten makromolekul dan mineralogi
selama dekomposisi termal biomassa N. oculata diperiksa
menggunakan FTIR dan XRD, masing-masing. Hasil penelitian FTIR
dan TG menunjukkan bahwa dekomposisi biomassa N. oculata secara
efektif terjadi di bawah 800˚C. Selain itu, senyawa mineral yang
tersisa di abuakan terdegradasi di suhu lebih dari 800˚C 6.
Analisis mineralogi mengungkapkan bahwa senyawa mineral
di biomassa terurai dan membentuk senyawa baru selama
pembakaran. Analisis morfologi menggunakan SEM menunjukkan
fragmentasi selama pemanasan, yang menciptakan partikel residu lebih
seragam pada 1200˚C. Permukaan residu bersinar setelah pemanasan
1200˚C juga menunjukkan pembentukan senyawa mineral baru,
terutama melilite. Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan N.
oculata sebagai bahan bakar layak dan bahan sisa yang diperoleh
dari pembakarannya memiliki potensi sebagai bahan baku untuk berbagai
keperluan, seperti untuk kaca, elektronik, semen portland, batu bata
tahan api, dan bahkan pupuk. Karena itu, N. oculata tidak hanya

5
Ibid
6
Sukarni, S., U. et al. Combustion ofmicroalgae Nannochloropsis oculata biomass:
cellular macromolecularand mineralogical content changes during thermal
decomposition.Sonklanakarin J. Sci. Technol. 2018. 40(6}

5
sumber energi potensial tapi pembakarannya juga bisa menghasilkan nilai
tambah produk 7.
3. Obat untuk ikan yang terinfeksi virus
Menurut Yanuhar, et al. (2019), penyakit Virus Nervous
Necrosis (VNN) merupakan masalah serius pada budidaya ikan laut,
terutama pada ikan kerapu yang dapat menyebabkan 50-100% kematian
pada larva umur 10-20 hari. Virus tersebut umumnya menginfeksi
tahap larva ke remaja dan menyerang mata dan sistem saraf otak.
Infeksi VVN dapat memicu peradangan pada jaringan ikan. Gejala-
gejala yang timbul yaitu biasanya ikan menunjukkan perilaku berenang
secara abnormal, ikan berputar-putar, tidur mati atau ikan berada di
bawah seperti mati 8.
Berdasarkan penelitian Yanuhar, et al. (2019), Chlorella
vulgaris dapat dimanfaatkan sebagai bioaktif untuk mengontrol
inflamasi yang disebabkan oleh virus. Ekstrak kasar C. Vulgaris
merupakan protein dan pigmen dalam bentuk RNA atau enzim. Ekstrak
kasar inilah yang dapat dikembangkan menjadi anti-inflamsi pada
ikan kerapu. Dikarenakan ekstrak kasar tersebut dapat menekan
peradangan yang terjadi pada jaringan ketika terjadi infeksi VNN 9.
4. Indikator kualitas perairan
Keberadaan plankton dapat digunakan sebagai indikator
kualitas suatu perairan. Dilihat dari jumlah spesies palnkton dan dominasi
spesies plankton dalam suatu perairan. Kelimpahan tinggi plankton di
perairan, terutama fitoplankton dapat mendukung kehidupan dari
organisme. Namun sebaliknya, jika kelimpahannya rendah dapat
mengganggu kehidupan organisme dalam perairan. Akan tetapi,

7
Ibid
8
Yanuhar, U., N. et al. Identification of local isolate ofmicroalgae Chlorella vulgaris
using ribulose-1, 5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit (rbcL)
gene. IOP Conf. Series:Materials Science and Engineering. 2019.
9
Ibid

6
peningkatan jumlah fitoplankton diperairan juga dapat menyebabkan
eutrofikasi sehingga dapat mengganggu ekosistem di dalamnya 10.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Yanuhar, et al. (2019)
didapat bahwa dominasi fitoplankton pada kolam ikan koi yang
terinfeksi Myxobolus sp. yaitu berasal dari jenis Microsystis. Penyebaran
Myxobolus sp. dalam perairan tersebut melalui fitoplankton. Hal tersebut
dikarenakan spora Myxobolus keluar dari tubuh ikan melalui insang
yang disebabkan oleh patah nodul dan kotoran spora yang kemudian
mencemari perairan dan menyebar sampai terkena plankton 11.
Peningkatan jumlah plankton, baik fitoplankton maupun
zooplankton di kolam ikan koi disebabkan oleh nutrisi, seperti nitrat dan
fosfat. Aliran air tambak yang merupakan aliran daerah pertanian
dan pemukiman memungkinkan penambahan nutrisi terlarut dalam
air sehingga menimbulkan dampak langsung pada plankton.
Keberadaan kegiatan pertanian memiliki dampak pada input nutrisi ke
perairan, terutama fosfor yang merupakan sumber nutrisi untuk
pertumbuhan plankton 12.
B. Proses penyebaran mikroba dalam air
Proses penyebaran mikroba dalam air melibatkan beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu:
1. Arus
Arus air merupakan salah satu fakor yang cukup besar
pengaruhnya terhadap kualitas air, khususnya terhadap proses difusi
oksigen dari udara dan penimbunan bahan organik. Kekuatan
besarnya kecepatan arus air dapat menimbulkan riak atau
gelombang pada permukaan air, yang akan mengakibatkan proses
difusi oksigen dari udara ke dalam air. Arus air juga dapat
mengakibatkan pengadukan air dari permukaan ke dasar air
10
Yanuhar, U., et al. The aquatic environmental quality of koi fish (Cyprinuscarpio)
pond infected by Myxobolus sp. based on the biological status ofthe phytoplankton. IOP
Conf. Series: Journal of Physics. 2019.
11
Ibid
12
Ibid

7
sehingga akan menghilangkan kemungkinan terjadinya pelapisan
temperatur air, menghindari kondisi anaerob di dasar air serta
dapat mengencerkan senyawa-senyawa hasil metabolisme. Secara
tidak langsung arus air juga mencegah tertimbunnya bahan-bahan
organik di tempat-tempat tertentu pada bagian sungai atau kolam 13.
2. Kekeruhan
Kekeruhan atau turbiditas menunjukkkan kadar bahan-bahan
yang melayang di dalam air yang dapat mengganggu penetrasi
cahaya matahari ke dalam air. Nilai kekeruhan yang tinggi akan
memperkecil penetrasi cahaya matahari ke dalam air, sehingga dapat
menghambat proses fotosintesis oleh tumbuhan air. Kurangnya
penetrasi cahaya matahari dapat menurunkan produktivitas perairan.
Kekeruhan air disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil yang
bersifat koloidal dan mempunyai ukuran 10 nm- 10 um 14.
3. Cahaya
Kemampuan cahaya matahari untuk menembus sampai ke
dasar perairan dipengaruhi oleh kecerahan dan kekeruhan air.
Semakin tinggi kecerahan atau semakin rendah kekeruhan maka
semakin tinggi penetrasi cahaya matahari masuk ke perairan. Dengan
demikian proses fotosintesis di air tersebut dapat berlangsung dan
memudahkan interaksi mikroorganisme yang membutuhkan oksigen
15
.
4. Kompetisi untuk mendapatkan makanan
Kompetisi adalah interaksi antara mikroorganisme yang
merupakan persaingan akibat keterbatasan makanan yang tersedia.
Beberapa mikroba di air memiliki pertumbuhan yang berbeda,
beberapa lainnya memiliki kecepatan yang lebih dalam pembelahan
sel dibandingkan yang lain. Hasil metabolism dari mikroba di

13
Mudatsir, M. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 2007. 7(1), 23-30.
14
Ibid
15
Ibid

8
dalam suatu perairan dapat menghambat pertumbuhan
kompetitornya. Misalnya terjadinya perubahan pH, atau ketika
menghasilkan substansi zat aktif. Jika akumulasi dari sejumlah
produk metabolism terlalu banyak maka dapat mengganggu
mikroba lain sebagai kompetitornya. Pada kondisi lingkungan yang
ekstrim, kompetisi nutrient di bawah kondisi normal, misalnya dalam
air dengan temperature tinggi, salinitas atau pH yang ekstrim, dalam
kondisi ini hanya beberapa mikroba yang dapat menggunakan nutrient
yang ada 16.
5. Interaksi antara organisme
Terdapat tiga jenis interaksi antar organisme, yaitu mutualisme,
komensalisme dan parasitisme. Mutualisme adalah bentuk hubungan
yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Komensalisme adalah
bentuk interaksi antara satu organisme mendapat keuntungan,
sedangkan yang lain tidak dirugikan ataupun mendapatkan
keuntungan. Sedangkan parasitisme adalah interaksi bila salah satu
pihak mendapat keuntungan sedang pihak lain dirugikan. Beberapa
mikroorganisme parasitit menyerang menyerang bakteri dan fungi
dan mengahncurkannya. Bakteriofaga juga dapat berpengaruh dalam
interaksi terhadap mikroflora di dalam air 17.
C. Uji Kualitas Air
Uji kualitas air adalah proses penting untuk menilai kebersihan dan
keselamatan air untuk berbagai keperluan, seperti konsumsi manusia,
pertanian, industri, dan ekosistem perairan. Berdasarkan penelitian millah
hudiyah DB, 2019 menyatakan pengujian kualitas air bersih dibagi atas 3
parameter, yaitu fisika, kimia, dan biologi. Pengujian parameter fisika pada
penelitian ini mencakup TDS, kekeruhan, suhu, dan warna. Parameter kimia
yang diuji, meliputi besi, fluorida, klorida, mangan, nitrit pH, dan sulfat, serta
parameter biologi yaitu total coliform/E.Coli. Pengujian kualitas air bersih
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
16
Ibid
17
Ibid

9
Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, parameter yang melebihi baku mutu adalah nilai warna dan
nilai pH 18.
Nilai baku mutu kualitas air bersih untuk parameter warna sebesar 50
TCU. Berdasarkan hasil penelitian, nilai warna cenderung fluktuatif. Nilai
warna tertinggi pada kondisi sore hujan sebesar 60 TCU yang terdapat pada
GWT Cihideung. Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu, pengaruh cuaca hujan, adanya pembersihan WTP, dan kondisi
reservoir yang kotor 19.
Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain aktivitas biologis
(fotosintesis dan respirasi organisme), suhu, dan keberadaan ion-ion dalam
perairan (Pescod 1973). Fardiaz (1992), nilai pH air yang terpolusi, misalnya
air buangan berbeda-beda bergantung dari jenis buangannya. Sebagai contoh
air buangan pabrik pengalengan mempunyai pH 6.2–7.6, air buangan pabrik
susu dan produk-produk susu biasanya mempunyai pH 5.3–7.8, air buangan
pabrik bir mempunyai pH 5.3– 7.8 sedangkan air buangan pabrik pulp dan
kertas biasanya mempunyai pH 7.6–9.5. Peningkatan keasaman air buangan
produksi pada industri makanan umumnya disebabkan oleh kandungan asam-
asam organik. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan,
misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Nilai pH yang
kurang dari 4 dan lebih dari 11 akan menyebabkan kematian ikan 20.
Derajat keasaman (pH) air yang lebih kecil dari 6.5 atau pH asam
meningkatkan korosifitas pada benda-benda logam, menimbulkan rasa tidak
enak dan dapat menyebabkan beberapa bahan kimia menjadi racun yang
mengganggu kesehatan (Sutrisno 2006). Air dengan pH yang tinggi
mengakibatkan daya bunuh klorin terhadap mikroba berkurang selain itu pH
18
Barang, M. H. D., & Saptomo, S. K. Analisis kualitas air pada jalur distribusi air bersih
di gedung baru fakultas ekonomi dan manajemen institut pertanian Bogor. Jurnal Teknik
Sipil dan Lingkungan, 2019. 4(1), 13-24.
19
Ibid
20
Ibid

10
juga merupakan parameter penting untuk air industri sebab air dengan pH
yang rendah cenderung mengakibatkan korosi, sehingga diperlukan
penanganan pendahuluan untuk menaikan pH 21.
D. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Pemahaman Masyarakat Tentang
Kualitas Air, Konsep Bersuci Dan Perilaku Hidup Bersih
Islam menganjurkan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan
jasmani dan rohani. Kebersihan jasmani salah satunya tercermin dari perilaku
selalu bersuci sebelum melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Syarat sah
seorang muslim dalam mengerjakanibadah adalah suci dari hadas dan najis.
Dorongan untuk bersuci menjadi bukti bahwa Islam amat mementingkan
kebersihan dan kesucian. Kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hal-
hal yang kotor. Sebelum memulai aktifitas beribadah haruslah dimulai
dengan bersuci baik dengan cara berwudu, mandi maupun bertayamum 22.
Hubungan antara pemahaman masyarakat tentang kualitas air, konsep
bersuci, dan perilaku hidup bersih sangat erat terkait karena ketiganya saling
memengaruhi dalam upaya menjaga kesehatan dan kebersihan. Berikut
adalah beberapa hubungan antara ketiganya 23:
1. Pemahaman tentang Kualitas Air
Pemahaman masyarakat tentang kualitas air memengaruhi kesadaran
mereka tentang kebutuhan untuk menjaga air tetap bersih dan aman. Jika
masyarakat menyadari risiko terhadap kesehatan yang terkait dengan air
yang tercemar, mereka cenderung lebih berhati-hati dalam memilih dan
menggunakan sumber air, serta berpartisipasi dalam upaya untuk
memelihara kualitas air.

2. Konsep Bersuci

21
Ibid
22
Ningsih, A. A., Maulani, R., Nurfadillah, I., & Aisyah, T. R. N.. Menganalisa Pola
Hidup Bersih Sehat (PHBS) Dalam Perspektif Islam di Desa Tegalweru Kec. Dau
Kabupaten Malang. Es-Syajar: Journal of Islam, Science and Technology Integration,
2023. 1(2), 132-140.
23
Ibid

11
Konsep bersuci, baik secara fisik maupun spiritual, sering kali terkait
erat dengan penggunaan air yang bersih dan aman. Dalam banyak budaya
dan agama, air sering dianggap sebagai simbol kebersihan dan kesucian.
Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya air yang bersih untuk
menjaga kesucian dan kesehatan diri juga memengaruhi perilaku hidup
bersih.
3. Perilaku Hidup Bersih
Pemahaman tentang kualitas air dan konsep bersuci dapat mendorong
masyarakat untuk mengadopsi perilaku hidup bersih yang lebih baik. Ini
termasuk kebiasaan seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
dan setelah buang air kecil atau besar, memasak dan menyimpan air
minum dengan baik, membuang sampah secara benar, dan menjaga
kebersihan lingkungan sekitar sumber air.
4. Pendidikan dan Informasi
Pendidikan dan informasi tentang kualitas air, konsep bersuci, dan
praktik hidup bersih dapat membantu meningkatkan pemahaman
masyarakat dan mendorong perubahan perilaku yang positif. Program-
program pendidikan dan kesadaran masyarakat yang menyasar
pentingnya air bersih dan kebersihan dapat memperkuat hubungan antara
ketiga konsep tersebut.

BAB III

12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroorganisme atau mikroba di perairan memiliki peran sangat
penting. Peran tersebut terkait dengan aktivitas fotosintesis, dekomposisi,
penyakit, siklus nutrisi dan peran lain terkait ekosistem dan organisme di
dalamnya. Setiap jenis mikroorganisme memiliki peran masing-masing
seperti sebagai pakan alami ikan, sebagai biofiuel, sebagai obat ikan, dan
sebagai indikator pencemaran air.
Proses penyebaran mikroba dalam air melibatkan beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu pertama arus air merupakan salah satu fakor
yang cukup besar pengaruhnya terhadap kualitas air. Kedua kekeruhan
atau turbiditas menunjukkkan kadar bahan-bahan yang melayang di
dalam air. Ketiga cahaya yang dipengaruhi oleh kecerahan dan kekeruhan
air. Keempat Kompetisi untuk mendapatkan makanan. Kelima intraksi
antar organisme.
Uji kualitas air adalah proses penting untuk menilai kebersihan dan
keselamatan air untuk berbagai keperluan, seperti konsumsi manusia,
pertanian, industri, dan ekosistem perairan. Pengujian parameter fisika
pada penelitian ini mencakup TDS, kekeruhan, suhu, dan warna.
Parameter kimia yang diuji, meliputi besi, fluorida, klorida, mangan, nitrit
pH, dan sulfat, serta parameter biologi yaitu total coliform/E.Coli.
Hubungan antara pemahaman masyarakat tentang kualitas air,
konsep bersuci, dan perilaku hidup bersih sangat erat terkait karena
ketiganya saling memengaruhi dalam upaya menjaga kesehatan dan
kebersihan. Pemahaman masyarakat tentang kualitas air memengaruhi
kesadaran mereka tentang kebutuhan untuk menjaga air tetap bersih dan
aman.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak yang
harus diperbaiki untuk itulah kami minta maaf dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

13
Barang, M. H. D., & Saptomo, S. K. (2019). Analisis kualitas air pada jalur
distribusi air bersih di gedung baru fakultas ekonomi dan manajemen
institut pertanian Bogor. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 4(1), 13-24.
Mudatsir, M. (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba
Dalam Air. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 7(1), 23-30.
Ningsih, A. A., Maulani, R., Nurfadillah, I., & Aisyah, T. R. N. (2023).
Menganalisa Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) Dalam Perspektif Islam di
Desa Tegalweru Kec. Dau Kabupaten Malang. Es-Syajar: Journal of
Islam, Science and Technology Integration, 1(2), 132-140.
Nova, W. Dian, A. 2023. Djamaludin. Mikrobiologi perairan. UB Press: Malang.
Sukarni, S., U. Yanuhar, I. N. G. Wardana, S. Sudjito, N. Hamidi, W. Wijayanti,
Y.Wibisono, S. Sumarli, I. M. Nauri, dan H. Suryanto. 2018. Combustion
of microalgae Nannochloropsis oculata biomass: cellular
macromolecular and mineralogical content changes during thermal
decomposition. Sonklanakarin J. Sci. Technol. 40(6): 1456-1463.
Yanuhar, U., I. Al-Hamidy, and N. R Caesar. 2019. Treatment of Chlorella
sp.extract on heat shock cluster (HSC) response from the tissue
and bloodcells proliferation of Epinephelus fuscoguttatus-lanceolatus
infectedby Viral Nervous Necrosis. IOP Conf. Series: Earth and
Environmental Science.
Yanuhar, U., M. Musa, N. S. Junirahmah, N. R. Caesar. F. Setiawan, and
M.Sumsanto. 2019. The potential of Brachionus sp. for koi fish
(Cyprinuscarpio) cultivation infected by Myxobolus sp. AIP
Conference Proceedings
Yanuhar, U., N. R Caesar, F. Setiawan, M. Sumsanto, M. Musa, and D.
K.Wuragih. 2019. The aquatic environmental quality of koi fish
(Cyprinuscarpio) pond infected by Myxobolus sp. based on the biological
status ofthe phytoplankton. IOP Conf. Series: Journal of Physics.
Yanuhar, U., N. R. Caesar, dan M. Musa. 2019. Identification of local isolate
ofmicroalgae Chlorella vulgaris using ribulose-1, 5-bisphosphate

14
carboxylase/oxygenase large subunit (rbcL) gene. IOP Conf.
Series: Materials Science and Engineering.

15

Anda mungkin juga menyukai