Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Sejarah, Definisi, Dampak serta Penerapan Mikrobiologi

dalam bidang Teknik Lingkungan

Disusun Oleh:

1. Amy Debora Luwuk (2005561016)


2. Gede Arta Prabu Saskara (2005561017)
3. Arya Fathmanda Muhammad (2005561028)

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Yenni Ciawi, Ph. D.

TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
i
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan berkah dan nikmat sehat
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah, Defisnisi, Dampak
serta Penerapan Mikrobiologi dalam Bidang Teknik Lingkungan” ini dengan sebaik mungkin.

Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu pada mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan. Selain itu, kami juga
menuliskan makalah ini untuk menambah referensi, dan menambah wawasan penulis juga
pembaca.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Mikrobiologi
Lingkungan, Ibu Dr. Ir. Yenni Ciawi, Ph. D. yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat memenuhi nilai, juga menambah wawasan tentang mata kuliah ini.

Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik.

Kami berharap besar untuk kritik dan saran dari pada pembaca, demi memajukan
kualitas, dan juga ketepatan kami dalam membuat tugas di waktu yang akan datang.

Jimbaran, 08 Februari 2021

Penulis

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
PENDAHULUAN .....................................................................................iv
A. Latar Belakang ..................................................................................iv
B. Rumusan Masalah .............................................................................. v
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ v
PEMBAHASAN ........................................................................................vi
A. Pengertian ..........................................................................................vi
C. Dampak ............................................................................................ vii
D. Penerapan............................................................................................ x
PENUTUP ............................................................................................... xiii
A. Kesimpulan ..................................................................................... xiii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dikutip dari Fibriana dan Amalia, 2016:02; Mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari semua mahluk mikroskopik dalam bentuk sel tunggal, multi seluler, maupun
aseluler seperti bakteri, fungi, mikroalga, protozoa, dan archaea. Ilmu mikrobiologi
berkembang sejak ditemukannya mikroskop dan telah menjadi ilmu yang multidisipliner.
Penerapannya di masa kini tidak dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain, terutama dalam
pengaplikasiannya untuk memecahkan masalah-masalah praktis seperti farmasi,
kedokteran, teknik kimia, arkeologi, pertanian, gizi, kesehatan, serta pangan.

Mikrobiologi setara dengan zoologi dan botani, karena ruang lingkup mikrobia
mencakup berbagai macam mikrobia dan aspek-aspek biologi, di antaranya fisiologi
mikrobia, ekologi mikrobia, sistematika mikrobia, dan mikrobiologi lingkungan. Dalam
dunia medis, mikrobiologi merupakan penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi
dalam struktur atau fungsi tubuh, serta timbulnya perubahan berupa adanya gejala di
dalam tubuh.

Anthony van Leeuwenhoek (1633-1723), dinobatkan sebagai penemu mikroskop


pertama di dunia. Dia menemukan mikroskop yang sangat sederhana, hanya dengan satu
lensa dan juga jarak focus yang amat pendek yang perbesarannya sekitar 50-300x.
Antony Van Leeuwenhoek membuat banyak penemuan penting di bidang Biologi.
Penemuan terbesarnya terjadi pada 1674 ketika ia pertama kalinya melakukan
pengamatan pada mikroba. Penemuannya ini menjadi yang terbesar untuk menjelaskan
kehidupan makhluk hidup yang sangat kecil, yang sangat mempengaruhi sejarah umat
manusia.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Mikrobiologi dalam bidang teknik lingkungan ?
2. Bagaimana sejarah dari Mikrobiologi dalam bidang teknik lingkungan ?
3. Apa dampak yang disebabkan oleh Mikrobiologi dalam bidang teknik lingkungan ?
4. Bagaiamana penerapan Mikrobiologi dalam bidang Teknik Lingkungan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan definisi dari Mikrobiologi dalam bidang teknik lingkungan.
2. Menjelaskan sejarah mikrobiologi dalam bidang teknik lingkungan.
3. Memaparkan dampak yang disebabkan oleh Mikrobiologi dalam bidang teknik
lingkungan.
4. Memberikan contoh penerapan Mikrobiologi dalam bidang Teknik Lingkungan.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Mikrobiologi lingkungan atau environmental microbiology adalah cabang dari ilmu
mikrobiologi yang mempelajari interaksi, perilaku, aktivitas serta peranan
mikroorganisme pada berbagai ekosistem seperti perairan, terestrial dan udara. Beberapa
bahasan utama dari mikrobiologi lingkungan antara lain mikrobiologi akuatik,
mikrobiologi limbah, mikrobiologi tanah, dan mikrobiologi udara. Mikrobiologi
lingkungan berfokus kepada memanfaatkan potensi mikroba serta meminimalisir dampak
negatif yang dimilikinya untuk kesejahteraan umat manusia. Mikrobiologi Lingkungan
merupakan salah satu cabang ilmu mikrobiologi yang memberikan dasar-dasar
pemahaman akan konsep-konsep peranan mikroba di lingkungan terkait dengan dinamika
yang terjadi di biosfer dan pengaruhnya pada kehidupan manusia.
Kajian mikrobiologi lingkungan meliputi katabolisme, anabolisme, penentuan enzim
kunci, biosintesis, asimilasi nutrien, dan alur reaksi yang menghasilkan energi dan
pertumbuhan pada tingkat sel, populasi, dan ekosistem untuk menjaga kesehatan
lingkungan. Kajian metabolisme menyangkut verifikasi regulasi metabolisme respirasi
aerob fermentasi, respirasi anaerob, observasi rantai makanan anaerobik dan aerobik
untuk kesinambungan ekosistem.

B. Sejarah
Pada periode 1960, para ilmuwan mulai menyadari bahwa penyebab penyakit yang
mampu ditransmisikan oleh air bukan hanya bakteri saja, melainkan ada beberapa agen
patogen seperti virus Norwalk dan protozoa parasit Giardia yang mampu bertahan dari
proses desinfeksi. Belum lagi 10% hingga 50% mikroorganisme penyebab penyakit lain
yang belum dapat diidentifikasi. Tahun 1970-an, dikenalkan mikrobiologi lingkungan
dengan pokok tinjauan pada kesehatan masyarakat dan lingkungan dan terus berkembang
hingga mencakup bidang yang luas dan berkait dengan bidang ilmu lainnya.

vi
Hurst et al. (1997) mendefinisikan mikrobiologi lingkungan merupakan studi tentang
keberadaan mikroba pada lingkungan alami maupun buatan. Menurut Maier et al. (1999),
mikrobiologi lingkungan didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh
penerapan mikroba pada lingkungan, aktivitas, kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Faktor sejarah lain yang menjadi pokok kajian dari mikrobiologi lingkungan adalah
penyebaran penyakit melalui bahan makanan (food-borne). Salah satu kasus yang
terkenal adalah serangan protozoa Cyclospora yang ditularkan oleh buah Raspberry yang
diimpor oleh warga USA dari Guatemala. Raspberry yang terserang Cyclospora membuat
Warga Amerika terserang penyakit pada tahun 1996, menentukan keberadaan dan
peranan dari mikroorganisme patogen pada lingkungan perairan, tanah, dan udara adalah
penggerak utama dari mikrobiologi lingkungan hingga beberapa dekade ke depan.

C. Dampak

1. Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu


proses produksi sehingga menghasilkan polutan sedikit mungkin.
Beberapa contoh adalah produksi enzim, vitamin, karbohidrat dan lipid yang
menggunakan mikroorganisme akan menghasilkan limbah produksi lebih sedikit jika
dibandingkan produksi enzim, vitamin karbohidrat dan lipid yang menggunakan
tumbuhan. Penggunaan Bacillus thuringiensis sebagai bioinsektisida dan penggunaan
bacillus subtilis sebagai pupuk bio-fosfor.

Gambar Bacillus thuringiensis\

vii
2. Mikroba sebagai agen pembersih (biocleaner)
Keberadaan limbah dengan pengelolaan buruk dapat mencemari air, terakumulasi
dalam jaring-jaring makanan, dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Total biaya
yang dikeluarkan untuk meremediasi polutan tersebut dapat mencapai $ 1 Triliun per
tahun. Ilmuwan Mikrobiologi Lingkungan kemudian menyadari bahwa ada
mikroorganisme yang mampu hidup pada lingkungan tercemar sekaligus memanen
energi dari kontaminan yang membahayakan lingkungan tersebut. Pemanenan energi
tersebut juga diikuti oleh tereliminasinya zat-zat berbahaya dari lingkungan.
Pemanfaatan mikroorganisme yang mampu hidup pada lingkungan tercemar
sekaligus meremediasi polutan pada area tersebut ternyata memiliki efisiensi yang
tinggi secara ekonomis lebih murah dibandingkan remediasi fisika dan kimiawi
tradisional.

3. Produksi biogas
Limbah – limbah dari rumah tangga, pertanian, dan industri yang diuraikan
bakteri kelompok metanogen dapat menghasilkan biogas yang sebagian besar berupa
metana. Biogas dapat terjadi sari penguraian limbah organic yang mengandung
protein, lemak dan karbohidrat. Penguraian ini dapat dilakukan untuk fermentasi oleh
bakteri anaerob.

4. Mengatasi sampah plastik


Dari alam telah ditemukan mikroba yang dapat merombak plastik, yaitu terdiri
bakteri, actinomycetes, jamur dan khamir yang umumnya dapat menggunakan
plasticizers sebagai sumber C, tetapi hanya sedikit mikroba yang telah ditemukan
mampu merombak polimer plastiknya yaitu jamur Aspergillus fischeri dan
Paecilomyces sp. Sedangkan mikroba yang mampu merombak dan menggunakan
sumber C dari plasticizers yaitu jamur Aspergillus niger, A. Versicolor,
Cladosporium sp.,Fusarium sp., Penicillium sp.,Trichoderma sp., Verticillium sp., dan
khamir Zygosaccharomyces drosophilae, Saccharomyces cerevisiae, serta bakteri
Pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp. dan Aktinomisetes Streptomyces rubrik
reticuli.

viii
Untuk dapat merombak plastik, mikroba harus dapat mengkontaminasi lapisan
plastik melalui muatan elektrostatik dan mikroba harus mampu menggunakan
komponen di dalam atau pada lapisan plastik sebagai nutrien. Plasticizers yang
membuat plastik bersifat fleksibel seperti adipat, oleat, risinoleat, sebakat, dan
turunan asam lemak lain cenderung mudah digunakan, tetapi turunan asam ftalat dan
fosfat sulit digunakan untuk nutrisi. Hilangnya plasticizers menyebabkan lapisan
plastik menjadi rapuh, daya rentang meningkat dan daya ulur berkurang.

5. Mengatasi limbah minyak bumi


Bakteri telah dimanfaatkan untuk mengatasi limbah minyak bumi di daerah
kilang minyak (terutama kilang minyak lepas pantai) atau pada kecelakaan kapal
pengangkut minyak bumi. Golongan Pseudomonas, seperti Pseudomonas putida
mampu mengkonsumsi hidrokarbon yang merupakan bagian utama penguraian
hidrokarbon terdapat pada plasmid. Bakteri yang mengandung plasmid rekombinan
kultur dalam jerami dan dikeringkan. Jerami berongga yang telah berisi kultur bakteri
kering dapat disimpan dan dikeringkan dapat disimpan dan digunakan jika
diperlukan. Pada jerami akan menyerap minyak dan bakteri akan menguraikan
tumpahan minyak itu menjadi senyawa yang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
polusi.

6. Mengatasi limbah logam berat


Limbah pabrik yang banyak mengandung logam berat dapat dibersihkan oleh
mikroorganisme yang dapat menggunakan logam berat sebagai nutrient atau hanya
menyerap (imobilisasi) logam berat. Mikroorganisme yang dapat digunakan
diantaranya adalah Thiobacillus ferrooxidans dan Bacillus subtilis. Thiobacillus
ferrooxidans mendapatkan energi dari senyawa organik seperti bahan yang berguna
asam fumarat dan besi sulfat. Bacillus subtilis memiliki kemampuan mengikat logam
berat seperti Pb, Cd, Cu, Ni, Zn, Al, dan Fe dalam bentuk nitrat.

ix
7. Penggunaan bakteri untuk limbah protein
Limbah – limbah protein jika terdekomposisi oleh bakteri dekomposer akan
menghasilkan nitrat, nitrit dan amonia. Ketiga hasil dekomposisi ini dapat
mengakibatkan masalah pada lingkungan dan kesehatan. Untuk hal tersebut dapat
digunakan bakteri definitif yang telah direkayasa antara lain Alcaligens faecalis,
Bacillus lichemifoemis dan lain sebagainya.

8. Penggunaan bakteri untuk PCP


Bakteri dari kelompok coryneform dan arthrobacter sp. Yang telah di
aklimatisasi (telah terbiasa hidup di medium treatment) juga telah digunakan untuk
mengolah limbah yang mengandung PCP (parachlorophenol) dengan metode
bioaugmentasi.

9. Menggunakan bakteri dalam produksi hidrogen


Sekarang juga telah dikembangkan penanganan limbah oleh mikroorganisme
yang dapat menghasilkan hidrogen yang dapat digunakan untuk kepentingan industri
sebagai bahan bakar alternatif.

D. Penerapan

1. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia
polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus,
biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi,
strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak
berbahaya dan tidak beracun.

x
Ada beberapa jenis bioremediasi, yaitu:
1. Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam
air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri
remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
2. Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan
tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling
sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. ·

3. Bioremediasi Intrinsik

Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang
tercemar.

2. Mikroba sebagai dekomposer (pengurai)


Mikroba (fungi dan bakteri) secara tradisional berfungsi sebagai dekomposer
(pengurai). Makhluk hidup yang telah mati akan diuraikan oleh mereka menjadi
unsur-unsur yang lebih mikro. Tanpa adanya mikroba dekomposer, bumi akan
dipenuhi oleh bangkai dalam jumlah banyak. Mikroba dekomposer inilah yang
digunakan untuk pengolahan sampah/limbah. Teknologi lingkungan yang terbaru
telah memungkinkan pengolahan sampah/limbah dengan perspektif lain. Sampah
pada awalnya dipilah antara organik dan non organik. Sampah non organik akan
didaur ulang, sementara sampah organik akan mengalami proses lanjutan pembuatan
kompos. Proses tersebut adalah menciptakan kondisi yang optimum supaya kompos
dapat dibuat dengan baik. Optimasi kondisi tersebut, selain desain alat yang baik dan
ventilasi untuk proses aerasi, adalah juga menciptakan kondisi optimum bagi mikroba
komposter untuk melaksanakan proses composting. Parameter optimasinya bisa
berupa keasaman, suhu, dan medium pertumbuhan. Jika parameter tersebut
diperhatikan, maka proses composting diharapkan bisa efektif dan efisien.

xi
3. Mikroba sebagai agen biopestisida
Pestisida mikroba termasuk biopestisida yang telah banyak digunakan untuk
menggantikan pestisida kimia sintetik yang banyak mencemari lingkungan.
Penggunaan pestisida mikroba merupakan bagian dari pengendalian hama secara
hayati menggunakan parasit, hiperparasit, dan predator. Salah satu keuntungan
pestisida yang dikembangkan dari mikroba adalah (a) dapat berkembang biak secara
cepat dalam jasad inangnya (hospes), (b) dapat bertahan hidup di luar hospes, (c)
sangat mudah tersebar di alam.

4. Teknologi optimalisasi interaksi antara tanaman dan mikroba untuk revegetasi dan
restorasi ekosistem.

5. Teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim berbasis mikroba fungsional yang


dipadukan dengan hidrogel dan “microbial carrier”.

6. Teknologi sterilisasi yang ramah lingkungan berbasis “field pulse electricity”.

7. Pengolahan air limbah secara hayati menggunakan mikroorganisme pengurai


komponen organik air limbah.

xii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari semua mahluk mikroskopik dalam
bentuk sel tunggal, multi seluler, maupun aseluler. Mikrobiologi lingkungan cabang dari
ilmu mikrobiologi yang mempelajari interaksi, perilaku, aktivitas serta peranan
mikroorganisme pada berbagai ekosistem seperti perairan, terestrial dan udara. Beberapa
bahasan utama dari mikrobiologi lingkungan antara lain:

 mikrobiologi akuatik
 mikrobiologi limbah
 mikrobiologi tanah
 mikrobiologi udara.

Pada tahun 1960, para ilmuwan mulai menyadari bahwa penyebab penyakit yang
mampu ditransmisikan oleh air bukan hanya bakteri saja, melainkan ada beberapa agen
patogen seperti virus Norwalk dan protozoa parasit Giardia yang mampu bertahan dari
proses desinfeksi. Belum lagi 10% hingga 50% mikroorganisme penyebab penyakit lain
yang belum dapat diidentifikasi. Hingga 10 tahun kemudian dikenalkan dengan
mikrobiologi lingkungan yang meninjau kesehatan masyarakat dan lingkungan dan terus
berkembang hingga mencakup bidang yang luas dan berkait dengan bidang ilmu lainnya.

Mikrobiologi lingkungan berdampak:


 Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan
suatu proses produksi sehingga menghasilkan polutan sedikit mungkin.
 Mikroba sebagai agen pembersih (biocleaner)
 Produksi biogas
 Mengatasi sampah plastik
 Mengatasi limbah minyak bumi
 Mengatasi limbah logam berat

xiii
 Penggunaan bakteri untuk limbah protein
 Penggunaan bakteri untuk PCP
 Menggunakan bakteri dalam produksi hidrogen

Mikrobiologi lingkungan juga dapat diterapkan sebagai:

 Bioremediasi
 Dekomposer
 Agen biopestisida

 Pengolahan air limbah secara hayati menggunakan mikroorganisme pengurai


komponen organik air limbah.
 Teknologi optimalisasi interaksi antara tanaman dan mikroba untuk revegetasi
dan restorasi ekosistem.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

http://www.biologi.lipi.go.id/index.php/laboratorium-mikrobiologi/mikrobiologi-lingkungan

https://mikling6juara.wordpress.com/2018/02/13/pengantar-mikrobiologi-lingkungan/

https://www.google.co.id/amp/s/aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/07/13/beberapa-dampak-
positif-mikroba-dalam-bidang-lingkungan-pertanian-dan-perternakan/amp/

https://ummpress.umm.ac.id/katalog/detail/mikrobiologilingkungan.html

http://bundawaa.blogspot.com/2015/08/pemanfaatan-mikrobiologi-di-bidang.html?m=1

DAFTAR GAMBAR

Gambar Bacillus thuringiensis

xv

Anda mungkin juga menyukai