Anda di halaman 1dari 292

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330042372

modul mikroum

Book · January 2015

CITATIONS READS

0 2,006

1 author:

Pujiati Pujiati
Universitas PGRI Madiun
38 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

cellulolytic Mold potential View project

RISET KOLABORASI View project

All content following this page was uploaded by Pujiati Pujiati on 01 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pujiati, S.Si, M.Si

IKIP PGRI MADIUN


DAFTAR ISI BUKU AJAR

I. BAB 1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


MIKROBIOLOGI
II. BAB 2. STERILISASI, NUTRISI DAN MEDIA
PERTUMBUHAN MIKROBA
III. BAB 3. BAKTERI
IV. BAB 4. FUNGI
V. BAB 5. VIRUS
VI. BAB 6. TEKNIK PENGAMATAN MIKROBA
VII. BAB 7. PERTUMBUHAN MIKROBA
VIII. BAB 8. METABOLISME MIKROBA
IX. BAB 9. KEGUNAAN MIKROBIOLOGI

1
BAB 1
RUANG LINGKUP DAN SEJARAH MIKROBIOLOGI

Kompetensi dasar
Mahasiswa mampu Menjelaskan sejarah dan perkembangan mikrobiologi

Indikator
A. Menjelaskan definisi mikrobiologi
B. Mengetahui percobaan teori abiogenesis dan biogenesis
C. Mengetahui sejarah dan ruang lingkup mikrobiologi umum.
D. Menggambarkan postulat khoch
E. Mengelompokkan cabang-cabang mikrobiologi dengan tepat.
F. Mempelajari penemuan dari mikrobiologi yang bermanfaat bagi kehidupan
G. Membuktikan pentingnya mikrobiologi bagi kehidupan manusia

Gambaran Umum materi


Ruang lingkup dan sejarah mikrobiologi membahas tentang menjelaskan definisi
mikrobiologi, percobaan teori abiogenesis dan biogenesis, sejarah dan ruang lingkup
mikrobiologi umum,gambaran tentang postulat khoch, cabang-cabang ilmu
mikrobiologi, penemuan dari mikrobiologi yang bermanfaat bagi kehidupan dan
pembuktian tentang pentingnya mikrobiologi bagi kehidupan manusia
Relevansi terhadap bidang kerja
Ruang lingkup dalam mempelajari mikrobiologi meliputi pengertian tentang sejarah
penemuan mikroorganisme, macam-macam mikroorganisme di alam, struktur sel
mikroorganisme dan fungsinya, metabolisme mikroorganisme secara umum,
pertumbuhan mikroorganisme dan faktor lingkungan, dan mikrobiologi terapan baik di
bidang lingkungan maupun pertanian. Seiring dengan berjalannya waktu mikrobiologi
telah mengalami perkembangan yang pesat menjadi beragam ilmu, antara lain virologi,
bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, dan mikrobiologi
industri. Ilmu tersebut mempelajari mikroorganisme secara spesifik, rinci, dan menurut
pemanfaatannya. Berbagai sifat mikroorganisme yang menjadikan dasar seringnya
digunakan sebagai model penelitian di bidang genetika adalah memiliki sifat sangat
sederhana, perkembangbiakan sangat cepat, dan adanya berbagai variasi metabolisme.
Pada saat ini penelitian berkaitan dengan mikroorganisme dilakukan secara intensif
untuk mengetahui dasar fenomena biologi.

2
A. DEFINISI MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme. Beberapa ilmu dasar yang diperlukan untuk mendukung
pemahaman mikrobiologi, antara lain ilmu kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi
juga sering disebut sebagai ilmu praktik dari biokimia.
Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios =
hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
organisme hidup yang kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Organisme
yang dipelajari dalam mikrobiologi yaitu mikroorganisme, yang meliputi bakteri,
virus, jamur, protozoa. Cabang ilmu mikrobiologi ada yang didasarkan pada
kelompok mikroba yang dipelajari, seperti bakteriologi, virologi dan mikologi
(Gambar 1.1.).

Gambar 1.1. Mikroorganisme yang dipelajari dalam mikrobiologi, antara lain: bakteri
(A), mikrofungi (B) dan virus (C)
Mikroorganisme juga dikenal sebagai sumber produk dan proses yang
menguntungkan bagi masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses
fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi (gasohol). Di samping itu, strain-
strain baru dari mikroorganime yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika
dapat menghasilkan bahan penting bagi kesehatan manusia, seperti insulin. Padahal,
sebelumnya apabila pankreas manusia gagal memproduksi insulin maka hanya
insulin hasil ekstraksi dari pankreas lembu yang dapat diterimanya. Sekarang,
insulin manusia dapat diproduksi dalam jumlah yang tak terhingga oleh bakteri dari
hasil rekayasa genetika. Mikroorganisme juga mempunyai potensi cukup besar
dalam membersihkan lingkungan, misal: dari tumpahan minyak di lautan atau
residu herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal tersebut dapat terjadi
karena adanya kemampuan mikroorganisme dalam mendekomposisi/menguraikan
senyawa kompleks menjadi senyawa lebih sederhana. Kemampuan
mikroorganisme yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan cabang
baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi.
Sudah selayaknya apabila Anda telah mampu memahami secara rinci tentang arti
keberadaan mikroorganisme, pasti Anda akan menghargai dan mengaguminya, seperti

3
bakteri, algae, protozoa, dan virus yang mempunyai potensi luar biasa bagi kelangsungan
hidup manusia. Beberapa mikroorganisme dapat bersifat patogen bagi manusia, hewan,
maupun tumbuhan, dan dapat pula menyebabkan lapuknya kayu dan korosi besi. Di sisi
lain, mikroorganisme juga memiliki peran penting dalam lingkungan sebagai dekomposer
dan dapat menghasilkan (manufacture) substansi penting di bidang kesehatan maupun
industri makanan.

Mikrobiologi dibagi menjadi dua bidang besar, yaitu:


a. Mikrobiologi dasar
Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai struktur fisik dan reaksi kimia
mikroorganisme. Banyak proses biokimia pada mikroorganisme juga terjadi pada
organisme multiseluler, sehingga mikroorganisme dapat menjadi model dalam
mempelajari proses biokimia dan genetik pada organisme lainnya. Hal ini juga
didukung oleh kemampuan reproduksi mikroorganisme yang tinggi.

b. Mikrobiologi terapan
Bidang mikrobiologi terapan mempelajari penggunaan ilmu mikrobiologi
dalam memecahkan masalah praktis dalam kedokteran, pertanian dan industri.
Berbagai penyakit infektif pada manusia, hewan dan tumbuhan, disebabkan oleh
mikroorganisme. Mikroorganisme juga berperan penting dalam menentukan
kesuburan tanah. Dalam bidang industri, mikroorganisme berperan dalam produksi
antibiotik dan protein. Sebagai bagian dari ekosistem, mikroorganisme juga banyak
berperan dalam siklus energi dan kondisi lingkungan. (Dwijoseputro.1998).

B. TEORI ABIOGENESIS DAN BIOGENESIS

1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis disebut juga teori generation spontaneaeyang
menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang
berlangsung secara spontan. Teori abiogenesis dipelopori oleh Aristoteles (384-
322 SM ). Menurut percobaan Aristoteles, tanah yang direndam air akan muncul
cacing. Teori ini dikuatkan oleh ilmuan Belanda yang bernama Antony van
Leuwenhoek pada tahun 1677. Ia mengamati adanya makhluk renik pada air
rendaman jerami menggunakan mikroskop hasil temuannya. Hasil
pengamatannya ini ditulis dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living
in a Drop of Water”.
Pendukung teori abiogenesisyang lain adalah John Needham yang
merupakan seorang ilmuwan Inggris . Needham melakukan percobaan dengan
penyimpanan air rebusan daging atau kaldu dengan botol yang ditutup gabus.
Setelah beberapa hari, terdapat mikroorganisme didalam air kaldu tersebut. Jean
Batiste van Helmont juga mendukung teori ini dengan melakukan percobaan baju

4
kotor yang terkena keringat manusia disimpan dalam gudang gandum. Setelah
beberapa hari akan menjadi tikus. Van Helmont juga mempercayai bahwa katak
berasal guntur yang turun ka bumi bersama dengan air hujan. (Pelczar,Michael.J
1988)

2. Teori Biogeneis
Teori abiogenesis disanggah oleh teori biogenesis sejak abad ke-19. Teori
biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori
biogenesis dikemukakan oleh Francesco Redi, Louis Pasteur Lazzaro Spallanzani
berdasarkan percobaan percobaan yang mereka lakukan.
Keterangan kegiatan dari ketiga ilmuwan tersebut dalam tabel.
Percobaan Lazzaro
Percobaan Francesco Percobaan Louis
Keterangan Spallanzani (1729-
Redi (1626-1697) Pasteur (1822-1895)
1799)
Tujuan Membuktikan bahwa Membuktikan bahwa Membuktikan bahwa
belatung yang ada di mikroorganisme daria mikroorganisme tidak
daging berasal dari air sediaan yag steril. tumbuh dari air sediaan
induk lalat yang steril yang ditempatkan
bertelur di daging di labu leher angsa.
tersebut.
Prosedur Digunakan tiga stoples Digunakan dua buah Digunakan dua buah
percobaan A, B, dan C. Stoples A labu. Labu pertama labu leher angsa. Labu
steril dari kuman, diisi berisi berisi air sediaan pertama berisi air
sepotong daging dari sari kacang hijau sediaan yang terdiri dari
mentah, dan ditutupi yang dipanaskan dari larutan yang terdiri dari
kain rapat. Stoples B sari kacang hijau yang larutan gula dan ragi
steril dari kuman, diisi dipanaskan. Setelah yang dipanaskan.
sepotong dagimg dingin, labu tersebut Selanjutnya, labu
mentah , dan ditutupi dibiarkan terbuka dibiarkan selama
kain kasa. Stoples C selama beberapa hari. beberapa hari dengan
steril dari kuman, diisi Labu dua berisi air posisi tegak.Labu kedua
sepotong dan dibiarkan sediaan dari sari berisi air sediaan yang
terbuka. Ketiga stoples kacang hijau yang terdiri dari larutan gula
dibiarkan selama dipanaskan. dan ragi yang
beberapa hari. Selanjutnya di tutup dipanaskan.
rapat dan didinginkan Selanjutnya, labu
serta dibiarkan selama dimiringkan sampai air
beberapa hari. sediaaan keluar sedikit
dari ujung pipa.
Selanjutnya, labu
tersebut diletakkan
kembali dalam posisi
tegak selama beberapa
hari.
Hasil Pada stoples A tidak ada Pada labu yang Pada labu yang
belatung sama sekali. dibiarkan terbuka air diletakkan dengan
Pada stoples B terdapat sediaan berubah posisi tegak, air sediaan
belatung diatas kain keruh. Pada labu yang tetap tampak jernih.
kasa dan daging. Pada ditutup rapat, air Pada labu yang semua
stoples C terdapat sediaan tetap tampak diletakkan dengan
jernih.

5
banyak belatung posisi miring, air
didaging. sediaan akan keruh.
Kesimpulan Belatung berasal dari Air sediaan keruh Pada sdiaan keruh
lalat yang hinggap di menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
daging untuk bertelur terdapat mikroorganisme dari
mikroorganisme yag udara dapat masuk ke
masuk kedalam air air sediaan saat posisi
labu dimiringkan.

(A)

(B)

(C)

Gambar 1.2. Mikroorganisme yang dipelajari dalam mikrobiologi, antara lain: (A)
Percobaan Redi , (B) Percobaan Spallanzani dan (C) Percobaan Pasteur. ((Pelczar,Michael.J
1988)

C. SEJARAH DAN RUANG LIGKUP MIKROBIOLOGI


1. Sejarah Mikrobiologi
Sejarah dan perkembangan bidang mikrobiologi mengalami masa dan
periode yang panjang, diawali dengan periode spekulasi dan perintisan. Pada
periode ini para ahli falsafah, ahli kedokteran atau ahli-ahli ilmu pengetahuan
lainnya terutama biologi dan kimia, mencari jawaban dari berbagai masalah
yang timbul di lingkungannya, erutama yang berhubungan dengan aspek
kehidupan pada masa itu.
Pada periode ini para ahli mencoba membuat batasan atau postulat
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan, terutama
dengan masalah kehidupan yang tidak tampak atau kehidupan

6
mikroorganisme. Munculnya anggapan bahwa khidupan terjadi dengan
sendirinya secara spontan (“generatio spontaneous”) yang lebih dikenal
dengan teori “Abiogenesis” terjadi pada periode ini. Anggapan tersebut
kemudian mendapat tantangan yang cukup hebat dari para ahli biologi pada
masa tersebut. Tokoh yang gigih mempertahankan teori abiogenesis diantaranya
adalah John Needham (1713-1781), beliau melakukan percobaan dengan daging
yang dimasak dan mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal
percobaan dan berkesimpulan bahwa jasad-jasad tersebut berasal dari daging.
Selama beberapa tahun teori abiogenesis diterima oleh para ahli pada saat
itu, tetapi selang bebrapa waktu kemudian banyak para ahli biologi, kimia,
kedokteran dan ahli lainnya yang tidak setuju dengan teori tersebut.
Francesco Redi (1626-1697) seorang ahli kedokteran Italia mencoba
membuktikan ketidak-benaran pendapat “generatio spontanea” dengan
membuat percobaan-percobaan yang hasilnya menyatakan bahwa hewan kecil
(lalat) yang muncul pada berbagai substrat berasal dari telur yang diletakkan
induknya. Seorang ahli Italia lainnya yaitu Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
melakukan serangkaian percobaan dengan memasukkan substrat berupa
senyawa-senyawa organik ke dalam botol labu, bagian atas botol ditutup rapat
kemudian dipanaskan(supaya steril). Setelah disimpan beberapa lama, ternyata
tidak ditemukan kehidupan dalam botol tersebut, hal ini berbeda dengan
botol yang tidak dipanaskan (sebagaikontrol) yang menjadi busuk dan ditumbuhi
berbagai kehidupan jasad renik.
Selanjutnya seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis dengan ulet
melakukan serangkaian percobaan untuk membuktikan ketidakbenaran teori
abiogenesis yaitu Louis Pasteur (1822-1895). Pasteur melakukan percobaan
dengan merancang alat berupa labu yang dilengkapi dengan tabung panjang
berbentuk leher angsa.Ia mempersiapkan larutan nutrisi berupa cairan kaldu
kemudian memasukannya ke dalam labu, yang sebelumnya dipanaskan terlebih
dahulu. Setelah itu dibiarkan beberapa lama dan udara tanpa perlakuaan
apapun dan tanpa disaring dibiarkannya keluar masuk labu tersebut. Setelah
diinkubasikan beberapa lama ternyata tak ditemukan kehidupan
mikroorganisme dalam labu tersebut. Alasannya bahwa partikel-partikel debu
yang 9 mengandung mikroorganisme tidak mencapai larutan nutrisi, mereka
mengendap dalam bagian tabung leher angsa yang berbentuk hudup U dan
aliran udara berkurang, sehingga partikel-partikel tadi tidak terbawa ke dalam
labu. Apabila labu yang berisi nutrisi kemudian penyimpanannya diletakan
secara miring, sehingga memungkinkan artikel debu memasuki labu lewat aliran
udara, maka setelah beberapa lama disimpan ditemukan kehidupan
mikroorganisme pada labu tersebut.
Hasil percobaan ini memberikan bukti kuat kepada para ahli akan
ketidakbenaran teori abiogenesis dan selanjutnya para ahlipada masa itu
menerima teori baru mengenai asal mula kehidupan dengan yaitu teori
“biogenesis”,yang berarti kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya.
Pasteur juga menghasilkan karya-karya di bidang mikrobiologi yang sangat
terkenal, diantaranya tentang fermentasi dan mikroorganisme penyebab

7
penyakit dan muncullah teori nutfah fermentasi dan teori nutfah penyakit.
Sejarah perkembangan mikrobiologi kemudian memasuki periode
keemasan dengan ditemukannya alat bantu mikroskop untuk mengamati jasad
renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduktif
dari Moulds (sejenis kapang), tetapi orang pertama yang dapat melihat
mikroorganisme yaitu seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan
Jerman yaitu Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723), menggunakan mikroskop
dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut, dia dapat
melihat organisme sekecil mikroorganisme. Selanjutnya penemuan berbagai
jenis alat serta metodologi yang khusus di bidang mikrobiologi terjadi pada
masa itu. Robert Koch berkebangsaan Jerman pada tahun 1881 menemukan
metode tentang isolasi, pembuatan preparat dan identifikasi mikroorganisme,
sehingga biakan mikroorganisme dapat diperoleh secara murni (biakan murni).
Penemuan berbagai metode untuk mengidentifikasi mikroorganisme
patogen,merupakan langkah jauh dalam bidang mikrobiologi, yang
mengikutsertakan disiplin ilmu lain, sehingga masalah yang menyangkut
kehidupan dapat ditemukan dan dikembangkan, seperti dalam bidang
imunologi.
Pada abad ke-19, konstruksi mikroskop mulai ditingkatkan, banyak
tersedia dan disebarluaskan. Tekni dasar mikrobiologi yang dibutuhkan untuk
mempelajari mikroorganisme yang ditemukan tidak berkembang sebelum
ditemukannya mikroskop. Pada abad ke –19, penelitian mengarah pada
perngembangan teknik 10tersebut dan menghasilkan prosedur dasar
laboratorium mikrobiologi dalam mengisolasi, mengkultivasi
danmengidentifikasi mikroorganisme . (Dwijoseputro.1998)

Perkembangan Mikrobiologi Pada Abad Ke-20


Pada abad ke-20 lapangan bidang mikrobiologi berkembang secara
cepat menjadi dua arah, yaitu dasar dan terapan. Padabidang terapan kemajuan
praktis yang dibuat Koch mengarah pada meluasnya perkembangan dalam bidang
kedokteran dan imunologi. Ditemukannya beberapa bakteri patogen baru pada
awal abad ke-20, ditemukan prinsip bahwa patogen tersebut dapat menginfeksi
tubuh dan selanjutnya tahan terhadap sistem kekebalan tubuh. Hal ini terjadi
akibat penggunaan berbagai antibiotik yang jumlah takaranya tidak tepat,
sehingga menyebabkan terbentuknya roses kekebalan pada bakteri patogen.
Pada akhir abad ke-20, aplikasi mikrobiologi terutama dalam bidang
pertanian mengalami kemajuan yang pesat, dengan ditemukannya
pengetahuan proses dasar mikroba dalam tanah yang bermanfaat dan
berbahaya bagi pertumbuhan tanaman, seperti ditemukannya bakteri pengikat
nitrogen bebas dari udara yang bermanfaat dalam upaya peningkatan
kesuburan tanah. Disamping itu ditemukan berbagai mikroorganisme patogen
yang menyebabkan penyakit pada berbagai tanaman, sehingga dapat
teridentifikasi cara pencegahannya.

8
Penelitian mengenai mikrobiologi terapan dalam bidang kedokteran dan
industri mengarah pada peran penggunaan mikroba dalam pembentukan
antibiotik dan industri kimia. Hal ini terjadi setelah Perang Dunia I , danmengarah
pada bidang mikrobiologi industri. Selanjutnya disiplin mikrobiologi juga
menjadi dasar untuk penelitian proses mikroba dalam air seperti; sungai, danau,
laut. Bidang ini dibahas khusus pada suatu studi yang dikelompokkan ke dalam
bidang mikrobiologi lingkungan akuatik. Salah satu cabang mikrobiologi akuatik,
mengembangkan proses yang menyediakan air yang aman untuk dikonsumsi
manusia. Pengendalian limbah khususnya limbah domestik, membutuhkan
perlengkapan proses rekayasa skala besar untuk pengolahan limbah yang
sebagian besar menggunakan mikroba.
Bidang mikrobiologi sanitasi, tidak hanya membutuhkan ahli biologi tetapi
juga insinyur yang mampu merancang proses berskala besar. Mikrobiologi air
minum bertugas untuk menyediakan air minum yang bebas mikroba patogen
dan menghilangkan bakteri 1 yang berbahaya dalam sumber air tersebut. Akhir
abad ke-20 semua subdivisi mikrobiologi terapan dalam bidang tersebut
dimasukkan dalam ekologi mikroba.
Awal pertengahan abad ke-20, penemuan terpentingyaitu penemuan
bakteri baru dan klasifikasinya (taxonomi bakteri). Klasifikasi bakteri
membutuhkan penelitian tentang nutrisi yang dibutuhkan dan produk yang
dihasilkannya, bidang fisiologi bakteri, dimana salah satu bagiannya melibatkan
studi struktur fisik dan kimia bakteri,yang dibicarakan dalam sitologi bakteri.
Perkembangan penting lainnya dalam bidang fisiologi bakteri adalah studienzim
yang dihasilkan oleh bakteri dan reaksi kimia yang dihasilkannya. Sedangkan
genetika bakteri melibatkan studi tentang hereditas dan variasi bakteri selama
pertumbuhan dan perkembangannya.
Perkembangan penting lainnya melibatkan studi virus, terutama setelah
ditemukannya alat bantu mikroskop elektron yang dapat melihat mikroba sampai
detail. Meskipun virus ditemukan pada akhir abad ke-19, tapi hal tersebut belum
berkembang sampai diketahui sifat virus sebenarnya pada pertengahan abad ke-
20. Penelitian melibatkan virus yang menginfeksi bakteri (bakteriofaga).
Perkembangan lain, bahwa infeksi virus analog terhadap transfer genetik dan
hubungan timbal-balik antara virus dengan elemen genetik lain yang merupakan
awal penelitian bakteriofaga.
Pengetahuan kita mengenai proses dasar fisiologi, biokimia, genetika
bakteri memberi kemajuan, menyebabkan kita dapat memanipulasi materi
genetik sel, menggunaka bakteri sebagai alat penelitian, juga memungkinkan
untuk menggabungkan bahan genetik dari sumber asing ke bakteri,
mengendalikan replikasi, dan karakteristiknya, hal ini mengarah pada
bioteknologi. Meskipun pada awalnya bioteknologi muncul sebagai penelitian
dasar, jika hal ini digunakan untuk kesejahteraan manusia membutuhkan aplikasi
dari prinsip fisiologi dan mikrobiologi industri, sebagai contoh bagaimana

9
memajukan ilmu dasar dan terapan secara bersama-sama? Pertama dilakukan
pengurutan asam nukleat dan menggunakannya sebagai alat, untuk mempelajari
hubungan filogenetik antara sesama organisme prokariot yang mengarah pada
konsep baru revolusioner pada bidang klasifikasi biologi, sehingga sejarah evolusi
dapat dipahami. (Pelczar,Michael.J. 1988)
Berikut ini adalah tokoh-tokoh dalam bidang mikrobiologi:
1. Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723) menciptakan mikroskop sederhana
yang terdiri dari satu lensa yang dapat mencapai pembesaran 200 kali.
2. Louis Pasteur (1822-1895) adalah seorang ahli kimia dari Perancis yang
menemukan prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan sifat hidup mikroba
antara lain masalah fermentasi. Proses fermentasi adalah proses biologis/
bukan proses kimiawi dimana mikroba yang berperan adalah ragi.
3. Robert Koch (1843-1910) adalah seorang dokter dari Jerman yang
menemukan dan menerangkan dengan jelas kaitan dan peranan mikroba
sebagai penyebab penyakit. Salah satu postulat yang telah ia susun saat itu
dikenal dengan Postulat Koch. Ia menemukan metoda isolasi, pemisahan,
pembuatan preparat dan identifikasi biakan mikroba secara murni (1881).
Salah satu asisten Koch menemukan cawan petri.
4. Fransisco Redi (1626-1697) adalah seorang dokter dari Italia yang membanah
teori abiogenesis.
5. Spallanzani (1729-1799)
6. Fracastorius (1478-1553) menyebutkan tentang dasar-dasar perpindahan
dan penyebaran jasad penyebab penyakit.
7. Kircher (1602-1680) tentang perpindahan dan penyebaran jasad penyebab
penyakit.
8. Panum (1820-1885) merupakan penemu penyakit campak.
9. Budd (1811-1880) mengenai epidemi kolera di Asia.
10. Gram (1844) menemukan sistem pewarnaan bakteri sehingga bakteri terbagi
menjadi dua kelompok besar, gram positif dan gram negatif.
11. Chamberland (1877) menemukan sterilisasi sistem saringan.
12. Iwanowski (1892) penemu TMV (Tobacco Mosaic Virus)

Berikut ini nama tokoh-tokoh dalam Mikrobiologi :


Nama Tokoh Penemuan Gambar
Anthony Van menciptakan mikroskop sederhana
Leeuwenhoek yang terdiri dari satu lensa yang dapat
(1632-1723) mencapai pembesaran 200 kali.

10
Louis Pasteur menemukan prinsip-prinsip dasar yang
(1822-1895) berkaitan dengan sifat hidup mikroba
antara lain masalah fermentasi. Proses
fermentasi adalah proses biologis/
bukan proses kimiawi dimana mikroba
yang berperan adalah ragi.

Robert Koch menemukan dan menerangkan


(1843-1910) dengan jelas kaitan dan peranan
mikroba sebagai penyebab penyakit.
Salah satu postulat yang telah ia susun
saat itu dikenal dengan Postulat Koch.
Ia menemukan metoda isolasi,
pemisahan, pembuatan preparat dan
identifikasi biakan mikroba secara
murni (1881). Salah satu asisten Koch
menemukan cawan petri.

Fransisco Redi seorang dokter dari Italia yang


(1626-1697) membanah teori abiogenesis.

Spallanzani
(1729-1799)

Kircher (1602- perpindahan dan penyebaran jasad


1680) penyebab penyakit.

Panum (1820- merupakan penemu penyakit campak.


1885)

11
Budd (1811-1880) mengenai epidemi kolera di Asia.

Chamberland (1877) menemukan sterilisasi sistem saringan

Iwanowski (1892) penemu TMV (Tobacco Mosaic Virus)

2. Ruang Lingkup Mikrobiologi


Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang mencakup
bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel
tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik
meskipun bukan termasuk sel.
Sejarah atau garis waktu mikrobiologi Sejarah dan perkembangan bidang
mikrobiologi mengalami masa dan periode yang panjang, diawali dengan periode
spekulasi dan perintisan. Pada abad ke-19, konstruksi mikroskop mulai
ditingkatkan, banyak tersedia dan disebarluaskan. Tekni dasar mikrobiologi yang
dibutuhkan untuk mempelajari mikroorganisme yang ditemukan tidak berkembang
sebelum ditemukannya mikroskop. Pada abad ke –19, penelitian mengarah pada
perngembangan teknik 10tersebut dan menghasilkan prosedur dasar laboratorium
mikrobiologi dalam mengisolasi, mengkultivasi dan mengidentifikasi
mikroorganisme . (Dwijoseputro.1998)
Pada abad ke-20 lapangan bidang mikrobiologi berkembang secara cepat
menjadi dua arah, yaitu dasar dan terapan. Pada bidang terapan kemajuan praktis
yang dibuat Koch mengarah pada meluasnya perkembangan dalam bidang
kedokteran dan imunologi.

Mikroorganisme (disebut juga mikroba, mikrobia, atau jasad renik ) adalah


jasad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, tanpa bantuan alat

12
perbesaran seperti mikroskop, sulit sekali untuk dilihat dan diamati bentuknya
secara baik. Sel mikroorganisme, terutama kelompok prokariot seperti bakteri dan
ganggang biru dapat dibedakan dari sel tumbuhan dan hewan, salah satunya adalah
dilihat dari struktur selnya yang tidak memiliki membran inti. Umumnya dapat hidup
bebas di berbagai habitat secara kosmopolitan, dan dapat hidup sebagai bagian dari
organisme multiseluler (sebagai parasit). Sel tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
(Mulyaningsih, 2014)
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, antara lain mengkaji
tentang; 1) karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan; 2)
karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu
hidup bebas, khususnya bakteri; 3) keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal
bagaimana dan mengapa muncul bermacam-macam mikroorganisme; 4)
keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan; 5)
peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi dan 6) bagaimana
memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami
proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia. (Mulyaningsih,
2014)
Dewasa ini kajian mikrobiologi mengalami perkembangan yang pesat. Kajian
yang lebih khusus sebagai perkembangan dari ilmu mikrobiologi dapat
dikelompokkan berdasarkan tujuannya, seperti berdasarkan taksonomi, habitat dan
cakupan masalah 2 serta hubungannya dengan disiplin ilmu lain. Beberapa cabang
kajian khusus mikrobiologi berdasarkan tujuan pengelompokkannya bisa dilihat
pada tabel 1-1.
Tabel 1-1 Ruang lingkup dan cabang kajian mikrobiologi
Dasar Pengelompokkan Kajian mikrobiologi
TAKSONOMI 1. Virologi : kajian tentang virus
2. Bakteriologi : kajian tentang bakteri
3. Mikologi : kajian tenang jamur (fungi)
4. Algologi/fikologi : kajian tentang alga
5. Protozoologi : kajian tentang protozoa
HABIBAT 1. Mikrobiologi tanah : kajian tentang kehidupan dan
peranan mikroorganisme di dalam tanah
2. Mikrobiologi air : kajian tentang kehidupan dan
peranan mikroorganisme di dalam air
3. Mikrobiologi rumen : kajian tentang kehidupan dan
peranan mikroorganisme di dalam sistem
lambung/usus hewan
KAITAN DENGAN ILMU 1. Ekologi mikroorganisme : kajian tentang asosiasi
LAIN DAN CAKUPAN kehidupan antara mikroorganisme dengan
MASALAH lingkunganya (ekologi)
2. Fisiologi mikroorganisme : kajian tentang sifat faal
mikroorganisme

13
3. Genetika mikroorganisme : kajian tentang sifat-
sifat menurun dan kebakaran pada
mikroorganisme
4. Mikrobiologi kesehatan : kajian tentang sifat dan
peranan mikroorganisme dalam bidang kesehatan
(penyakit, epidemologi, vaksinasi dsb.)
5. Mikrobiologi industry : kajian tentang sifat dan
peranan mikroorganisme dalam proses Indus.

Posisi Mikroorganisme pada Kehidupan


a. Menurut Linnaeus (1753)
1. Plantae (tumbuhan, alga, jamur,bakteri)
2. Animalia (hewan, protozoa)
b. Menurut Haeckel (1865)
1. Plantae (tumbuhan, alga multiseluler)
2. Animalia (hewan)
3. Protista (protozoa, alga uniseluler, fungi, bakteri, spongi)
c. Menurut Whittaker (1969)
1. Plantae (tumbuhan, alga multiseluler)
2. Animalia (hewan)
3. Protista (protozoa, alga uniseluler)
4. Fungi (jamur dan khamir)
5. Monera prokariota/ (eubakteria, sianobakteria/ganggang biru

D. TEORI POSTULAT KOCH


Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik
merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch
yaitu:
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab
berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun).
Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta

14
adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisme
memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Berikut gambar mengenai teori Postulat
Koch. Gambar (1.3)

Gambar 1.3. Teori Postulat Koch.


Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang
menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak
tanaman yang sakit. Ekstrak tersebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh
kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat menyaring bakteri.
Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang
jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan penyakit pertama pada
manusia yang diketahui disebabkan oleh virus.
Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851 –1902)
dengan menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus
tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membwa protozoa penyebab
malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah
menguras air tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak.

E. CABANG-CABANG PENGELOMPOKAN MIKROBIOLOGI


1. Orientasi taksonomi, meliputi :
a. Virologi

15
Virologi merupakan cabang dari ilmu-ilmu yang berfokus pada studi
virus dan organisme yang berperilaku seperti virus, seperti prion dan viroid.
Para peneliti di bidang ini dapat bekerja dengan virus yang menyerang
tanaman, hewan, atau bakteri, melakukan penelitian baik di laboratorium dan
di lapangan. Banyak pemerintah berinvestasi dalam virologi untuk mengatasi
masalah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat, dan perusahaan
obat swasta dan lembaga penelitian juga tertarik di bidang virologi dan
aplikasi.
Salah satu tujuan utama dari virologi adalah klasifikasi, di mana virus
yang dipelajari untuk menentukan apa yang mereka dan bagaimana mereka
bekerja. Klasifikasi dapat digunakan untuk menentukan bahwa berbagai virus
terkait satu sama lain, dan karena itu mereka dapat bekerja dengan cara yang
sama, atau menjadi rentan terhadap obat antivirus yang sama.
b. Bakteriologi
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan
klasifikasi bakteri, struktur anatomi sel bakteri, cara kerja sel bakteri, interaksi
antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada
lingkungan hidupnya. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai
Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia
dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini
bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan
industri (terutama industri fermentasi).

c. Mikologi
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.
d. Fikologi
Fikologi membahas keanekaragaman talus mikroalga dan makroalga
(rumput laut), faktor-faktor lingkungan pertumbuhan, metode budidaya/
kultur alga yang mempunyai nilai ekonomis dan pasca panennya.
e. Protozoologi
Protozoologi adalah studi tentang protozoa. Ilmu pengetahuan
berawal pada paruh kedua abad ke-17 ketika Antonie van Leeuwenhoek
Belanda pertama kali mengamatai protozoa dengan cara menggunakan
mikroskop hasil penemuannya. Protozoa adalah organisme yang umum, dan
mereka memiliki kepentingan tertentu bagi manusia karena mereka
menyebabkan penyakit seperti malaria, disentri amuba, dan Afrika
trypanosomiasis (penyakit tidur).
2. Orientasi habitat, meliputi :
a. Mikrobiologi tanah

16
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup
yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil
ini disebutsebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai
mikroba, ataupun jasad renik
b. Mikrobiologi air
Tentang pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting
dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam
menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara
mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai
pengukuran derajat pencemaran. Karena Air merupakan materi esensial bagi
kehidupan makhluk hidup karena makhluk hidup memerlukan air untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya
c. Mikrobiologi lautan
mikrobiologi laut adalah suatu ilmu yang mempelajari jasad kecil yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang yang ada dilaut. Yaitu bisa berupa
bakteri, fungi, ragi, protozoa, amoeba, alga, diatom, plankton, copepoda. Dll.

3. Orientasi pada masalah, meliputi :


a. Mikrobiologi pangan
Mikrobiologi pangan adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk
hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan lensa
pembesar atau mikroskop. Makhluk yang sangat kecil tersebut disebut
mikroorganisme atau mikroba, dan ilmu yang mempelajari tentang mikroba
yang sering ditemukan pada pangan disebut mikrobiologi pangan.
b. Mikrobiologi industri
Mikrobiologi Industri adalah suatu proses produksi mikroorganisme
dalam jumlah besar dalam kondisi terkendali dengan tujuan untuk
menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan bermanfaat.
c. Mikrobiologi kedokteran
Mikrobiologi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari
mikroorganisme sebagai penyebab penyakit infeksi, cara mendiagnosis,
pengobatan, pencegahan dan pengendalian infeksi dll.
d. Biologi lingkungan
Studi tentang mikro organisme di lingkungan alamianya disebut juga
ekologi mikrobe. Ekologi merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan
studi dengan hubungan ergonosme atau kelompok organisme dengan
lingkungannya. (Rasyid,dkk. 2013)

F. PENEMUAN MIKROBIOLOGI YANG BERMANFAAT BAGI MANUSIA

17
Penemuan penting yang berkaitan dengan perkembangan mikrobiologi
dapat dikelompokan atas pengembangan teknik dan munculnya bidang kajian
khusus dalam mikrobiologi misalnya ekologi mikroba, immunologi, mikrobiologi
industri, virologi, mikrobiologi kedokteran. Berkembangnya Biologimolekuler dan
rekayasa genetika tidak dapat dilepaskan dari penemuan di bidang mikrobiologi.
1. Penemuan bidang teknik mikrobiologis.
Pengembangan dalam bidang ini khususnya terkait dengan Robert Koch,
baik assistennya maupun rekan-rekannya. Seorang rekan Koch yaitu: Paul Ehrlich
(1854-1915) mengembangkan cara pewarnaan untuk mengidentifikasi bakteri
penyebab penyakit tuberkulosis. Walter Hesse memperkenalkan penggunaan
agar sebagai bahan pemadat media pertuumbuhan bakteri yang sangat
bermanfaat hingga sekarang ini. Richard Petri (1852-1921) asisten Koch yang lain
menciptakan cawan petri sehingga memudahkan penumbuhan bakteri pada
media agar.Seorang ilmuwan Denmark, Christian Gram (1853-1935)
mengembangkan metode pewarnaan untuk mendemonstrasikan adanya bakteri
dalam jaringan hewan. Bedasarkan pewarnaan ini maka bakteri dapat
digolongkan atas 2 tipe yaitu gram positif dan gram negatif. Tehnik pewarnaan
ini dikenal dengan pewarnaan gram. Lowis Pasteur di tahun 1860-an mengamati
bahwa mikroba bertanggung jawab terhadap perubahan kimiawi yang terjadi
dalam makanan dan minuman. Pasteur mengamati bahwa mempengaruhi
pertumbuhan khamir dalam cairan yang mengandung glukosa. Apabila tersedia
oksigen maka sel khamir tumbuh dengan baik karena tidak dihasilkan alkholol.
Jika oksigen tidak tersedia maka pertumbuhan khamir hanya sedikit tetapi
dihasilkan alkohol, hal ini dikenal sebagai efek Pasteur. Tehnik Pasteurisasi juga
dikembangkan oleh Pasteur untuk mematikan mikroba penyebab penyakit
tetapi tidak membunuh mikroba yang bermanfaat

2. Ekologi Mikroba.
Penemuan yang dilakukan oleh Lowis Pasteur dan Robert Koch tidak
hanya memicu para ilmuwan untuk meneliti mikroba penyebab penyakit tetapi
juga mikroba yang terdapat di alam. Sergei Winogradsky (1856-1953) dan
Martinus Beijerinck (1851-1931)berhasil mengisolasi bakteri penambat nitrogen,
bakteri fotosintetik serta bakteri nitrifikasi. Pada tahun 1888, Beijerick
menemukan bakteri bintil akar pada tanaman leguminosae.

3. Immunologi.
Penemuan teknik media padat, teknik pewarnaan dan teknik kultur murni
telah memacu penelitian tentang mikroba sehingga memudahkan karakterisasi
mikroba pathogen. Paul Ehrlich dan Von Behring pada tahun 1890-an
mengembangkan antitoksin untuk difteri. Ehrlich mengajukan hipotesis

18
mengenai immunitas ( hipotesis humoral ). Elie Metchnikoff mengembangkan
fagositosis yang erat kaitannya dengan immunitas ( hipotesis selular ).

4. Mikrobiologi industry.
Upaya pengobatan penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen
terus dikembangkan melalui pencarian bahan kimia diantaranya Paul Ehrlich
menemukan salvarsanuntuk mengobati sifilis. Gerhard Domagk
menggunakan solfonamidauntuk membasmi sejumlah bakteri. Pada tahun 1928,
Alexander Fleming menemukan penisilin yang ditemukan pada
jamur Penisillium notatum yang dapat melawan bakteri pathogen dan kemudian
pada tahun 1941 Howard Florey dan Chain berhasil mengisolasi penisilin
sehingga membuka kemungkinan pengembangan industry antibiotika. Pada
pertengahan tahun 1940-an, Selman Waksman dan rekan-rekannya menemukan
antibiotika yang yang dihasilkan bakteri yang tergolong genus Streptomyces.
Diantara antibiotika Streptomisin dan tetrasiklin merupakan antibiotika yang
dihasilkan Streptomyces yang efektip untuk membasmi mikroba pathogen.

5. Virologi.
Dmitri Iwanosky (1892) menemukan agen penyebab mosaic pada
tembakau yang ternyata berukuran lebih kecil dari pada bakteri. Beijerinck
(1899) kemudian berhasil mengkristalkan agen penyebab mosaic tersebut dan
Kristal yang dihasilkan juga bersifat infektif, virus yang menyerang daun
tembakau tersebut dikenal dengan TMV ( Tobacco Mozaic Virus ). Loeffer dan
Frosch (1898) menemukan virus penyebab penyakit pada kuku dan mulut ternak.
William Twort (1915) dan Felix’d Herelle (1917) menemukan virus yang
menyerang bakteri yang dikenal dengan bakteriofage. Reed (1900)menemukan
virus yang menyebabkan menemukan penyakit demam kuning pada manusia,
virus ini dapat menular dari manusia satu ke manusia lainnya melalui perantara
nyamuk Aedes.

6. Mikrobiologi Kedokteran.
Salah satu penemuan penting dalam biologi kedokteran ialah
diperkenalkannya asam karbolat sebagai disenfektan dalam pembedahan oleh
Joseph Lister (1827-1912). Penggunaan disinfektan dan antiseptik telah
mencegah infeksi selama proses pembedahan.

7. Biologi Molekuler.
Perkembangan biologi molekuler diawali dengan ditemukannya DNA
sebagai materi genetik oleh Oswald Avery, Colin Mcleod dan Miclyn Mcarty.

19
Sebelumnya Griffith (1928) menemukan adanya transpormasi pada
bakteri Diplococcus pneumoniayang juga diduga sebagai akibat adanya materi
yang berpidah dari satu bakteri ke bakteri lain. Ditemukan DNA sebagai materi
genetic telah memacu penelitian mengenai struktur DNA serta mekanisme
pewarisan sifat oleh materi genetik tersebut. Pada tahun 1953, James Waston
dan Francis Crick mengajukan model struktur dan fungsi DNA. Model struktur
DNA yang diajukan oleh kedua ilmuan ini telah memicu revolusi biologi
molekuler. Selanjutnya pada tahun 1960, J. Monod dan F. Jacob mengemukakan
mekanisme pengendalian ekspresi gen serta ditemukan kode genetika oleh M.
Nirenberg, H. Matthaei, G. Khorana. Mekanisme pembentukan ATP dalam sel
(teori khemiosmetik) diajukan oleh Peter Mitchell. Kurun waktu 1970-an sampai
pada awal 1980-an merupakan peletakan dasar-dasar genetika.

G. PENTINGNYA MIKROBIOLOGI
1. Membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok
manusia, seperti bahan makanan, pakaian, peralatan dan perumahan serta
energi.
2. Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit,
baik pada manusia hewan, maupun tumbuhan
3. Penemuan bibit unggul, baik hewan ternak maupun tanaman pertanian yang
membantu menyelesaikan masalah pangan
4. Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan gen
sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari
5. Mengkaji dan melestarikan seluk beluk lingkungan lebih dalam dengan tujuan
untuk kelestarian kehidupan.
6. Pengolahan limbah rumah tangga dan industri yang lebih ramah lingkungan
dengan menggunakan organisme pengolah limbah yang telah ditemukan
peneliti. (Dwijoseputro.1998)
Mikroorganisme untuk industri:
a. Stabilitas genetik
b. Produksi untuk produk target efisien
c. Kebutuhan vitamin dan faktor tumbuh tambahan dibatasi atau di
tiadakan
d. Penggunaan sumber C yang tersedia melimpah dan biaya rendah.
e. Safety, nonpatogen dan sebaiknya tidak memproduksi agen toksik kecuali
jika produk target.
f. Mudah di panen.
g. Selnya mudah di pecah jika produk target adalah intraseluler.
h. Produksi produk samping terbatas untuk mengurangi problem purifikasi.

20
Mikrobia dalam industri menghasilkan bermacam produk yaitu:
a. Zat kimia seperti asam organik, gliserol, alkohol.
b. Antibiotik.
c. Zat tumbuh.
d. Enzim.
e. Makanan dan minuman.
f. Pengawetan dsb.
Industri fermentasi dipengaruhi oleh:
a. Mikrobia.
b. Bahan dasar.
c. Sifat-sifat proses.
d. Pilot plant.
e. Faktor sosial ekonomi.

H. RANGKUMAN
1. Mikrobiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari organisme hidup
yang kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Mikrobiologi dibagi
menjadi dua bidang besar, yaitu mikrobiologi dasar, dan mikrobiologi terapan.
2. Teori abiogenesis disebut juga teori generation spontaneae yang menyatakan
bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara
spontan. Teori abiogenesis dipelopori oleh Aristoteles (384-322 SM. Teori
abiogenesis disanggah oleh teori biogenesis sejak abad ke-19. Teori biogenesis
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori biogenesis
dikemukakan oleh Francesco Redi, Louis Pasteur Lazzaro Spallanzani
berdasarkan percobaan percobaan yang mereka lakukan.
3. Dasar pengelompokan dalam mikrobiologi meliputi taksonomi, habitat, dan
kaitan dengan ilmu lain dan cakupan masalah.
4. Teori Postulat Koch menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan
bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit yaitu : Mikroorganisme
tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan,
Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium, Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai
dapat menimbulkan penyakit, Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali
dari hewan yang telah terinfeksi tersebut.
5. Cabang-cabang ilmu mikrobiologi meliputi Orientasi taksonomi ( virologi,
bakteriologi, mikologi, fikologi, dan protozoologi ).
6. Adapun cabang-cabang microbiologi ada mikologi, vikologi, protozoology. Dan
berdasarkan habitatnya ada mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi
lautan.

21
7. Keuntungan dari mikrobiologi yaitu mikroba yang dapat digunakan untuk
pengolahan makanan adalah contoh Lactobacillus bulgaricus digunakan untuk
proses pembuatan yoghurt dsb. Dan juga untuk pengobatan dari beberapa
penyakit pada manusia dan hewan, selain itu juga untuk pengolahan limbah.

TES FORMATIF

1. Disiplin ilmu mikrobiologi meliputi, kecuali…


a. Bakteriologi
b. Virology
c. Parasitology
d. Zoology
e. Imunologi

2. Berikut ini isi dari postulat Koch,yang yang bukan isi dari postulat Koch ialah…
a. Kuman harus selalu apat ditemukan si dalam tubuh binatang yang sakit, tetapi
tidak dalam binatang yang sehat.
b. kuman tersebut harus dapat diasingkan dan dibiakkan dalam bentuk biakan
murni di luar tub uh binatang.
c. Biakan murni kuman mampu menimbulkan penyakit yang sama pada binatang
percobaan.
d. Biakan murni kuman mampu menimbulkan penyakit yang berbeda pada
binatang percobaan.
e. Kuman dapat diasingkan kembali dari binatang percobaan.

3. Berbagai penemuan baru dalam bidang virologi terus terjadi. Salah satunya ilmuwan
yang berasal dari Rusia, dia menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan
penyaring bakteri tetapi partikel yang menyerang tembakau tersebut lolos dari
penyaring bakteri. Ilmuan tersebut adalah.....
a. Adolf Mayer
b. W. Beijeinck
c. Dmitri Ivanovski
d. Wendell Stanley
e. Renato Dulbecco

4. Seorang ilmuwan bernama …….. menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang


tembakau tersebut sangat kecil dan hanya dapat hidup pada mahkluk hidup yang

22
diserangnya. Akan tetapi teori ini belum berhasil menemukan struktur dan jenis
partikel.
a. Wendell Stanley
b. Martinus Beijerinck
c. Antony Van Leewenhoek
d. Dmitri Ivanovski
e. Adolf Mayer

5. Virologi termasuk salah satu cabang dari mikrobiologi yang membahas tentang
...
a. ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri struktur anatomi
sel bakteri, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga
tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya.
b. cabang dari ilmu-ilmu yang berfokus pada studi virus dan organisme.
c. merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur
(fungi).
d. membahas keanekaragaman talus mikroalga dan makroalga (rumput
laut).
e. Membahas tentang protozoa.

6. Edward janer telah berhasil membuat vaksinasi terhadap penyakit ...


a. Cacar
b. Herpes
c. AIDS
d. TBC
e. Rabies
7. Di bawah ini yang termasuk dari cabang ilmu biologi yaitu ...
a. Geologi
b. Psikologi
c. Fikologi
d. Sosiologi
e. Antropologi
8. Siapakah tokoh penemu mikroskop pertama kali ...
a. Aristoteles
b. Pastour
c. Anthony Van Leeuwenhook
d. William budd
e. Iwanowski
9. Di bawah in siapakah nama tokoh dalam mikrobiologi ...
a. Galen

23
b. Watson
c. John locke
d. John needham
e. Iwanowski
10. Sipakah nama tokoh yang menemukan virus TMV ...
a. John locke
b. Panum
c. Spallanzani
d. Iwanowski
e. William budd
11. Manakah yang termasuk pendapat dari teori abiogenesis ...
a. Tikus berasal dari keju
b. Cacing berasal dari tanah
c. Ikan dan katak berasal dari lumpur
d. Belatung terbentuk dari sekam
e. Jawaban b dan c benar
12. Ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri struktur anatomi sel
bakteri, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan
bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya dalam mikrobiologi
disebut ...
a. fikologi
b. mikologi
c. protozoologi
d. bakteriologi
e. virologi
13. Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur (fungi) dalam
mikrobiologi disebut ...
a. fikologi
b. mikologi
c. protozoologi
d. bakteriologi
e. virologi
14. Seorang ahli yang meneliti asal-usul makhluk hidup yang hidup di tahun (1628-
1689). Dia membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yaitu
...
a. Francesco Redi
b. Aristoteles
c. Spallanzani
d. William budd
e. Postulat koch

24
15. Teori Abiogenesis runtuh karena percobaan yang dilakukan oleh…
a. Aristoteles
b. Harold Urey
c. Louis Pasteur
d. Alexander Oparin
e. Anthoni van Leeuwenhoek
16. Zat hidup yang mula-mula terbentuk menurut Harold Urey tersusun dari….
a. Metana
b. Ammonia
c. Hidrogren
d. Oksigen
e. Nitrogen
17. Vivum ex vivo berarti….
a. Mahluk hidup berasal dari telur
b. Mahluk hidup berasal dari benda mati
c. Telur berasal dari mahluk hidup
d. Mahluk hidup terjadi secara spontan
e. Mahluk hidup berasal dari mahluk hidup

18. Untuk menambah teori generatio spontanea dari Spallanzani, Louis Pasteur
menggunakan pipa berleher angsa yang bertujuan agar ...
a. Tidak ada mikroorganisme di dalam pipa
b. Mikroorganisme terperangkap dalam pipa
c. Air kaldu tidak berhubungan dengan udara
d. Air kaldu dapat berhubungan dengan udara luar
e. Air kaldu dapat memberikan rasa

19. Pendukung teori abiogenesis adalah ...


a. A.V Leeuwenhoek
b. Jhon Needham
c. Francesco Redi
d. Jawaban A dan B benar
e. Jawaban A, B dan C salah

20. kehidupan terjadi pertamakali di udara (atmosfer). Pada saat tertentu dalam
sejarah perkembangan terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul- molekul
CH4, NH3, H2, H2O. karena adanya loncatan listrik akibat halilintar dan sinar
kosmik terjadi asam amino yang memungkinkan terjadi kehidupan. Ini
merupakan pendapat dari seorang ilmuan yang bernama ....
a. Aristoteles

25
b. Harold Urey
c. Louis Pasteur
d. Alexander Oparin
e. Anthoni van Leeuwenhoek

21. Murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Dia
melakukan percobaan untuk menguji hipotesis Harold Urey yaitu ...
a. Aristoteles
b. Stanley miller
c. Louis Pasteur
d. Alexander Oparin
e. Anthoni van Leeuwenhoek
22. Teori yang mengemukakan bahwa asal kehidupan suatu makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup pula. Semboyan teori ini adalah “omne vivum ex ovo”
(makhluk hidup berasal dari telur) “omne vivum ex vivo” (makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup yang telah ada). Apakah nama teori ini ...
a. Biogenesis
b. Abiogenesis
c. Postulat koch
d. Generatio spontanae
e. Big bang
23. Media yang digunakan Louis Pasteur untuk penelitian pemetahan teori generatio
spontanae adalah ...
a. Tabung reaksi
b. Gelas elenmayer
c. Labu leher
d. Gelas beaker
e. Toples
24. Apakah manfaat penemuan mikrobiologi bagi manusia ...
a. Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam
penyakit, baik pada manusia hewan, maupun tumbuhan.
b. Penemuan bibit unggul, baik hewan ternak maupun tanaman pertanian
yang membantu menyelesaikan masalah pangan
c. Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan gen
d. Mengkaji dan melestarikan seluk beluk lingkungan untuk kelestarian
kehidupan.
e. Semua jawaban benar

25. Dalam menguji kebenaran akan keberadaan suatu organisme sebagai penyebab
penyakit maka peneliti mengatakan bahwa suatu agen penyakit harus dapat:

26
1) ditemukan dalam seluruh kasus penyakit yang diperiksa;
2) diisolasi dan tumbuhkan dalam kultur murni
3) menyebabkan gejala sakit yang sama bila kultur murni diinokulasikan pada
hewan coba dan peka; dan
4) diisolasi kembali dari hewan terinokulasi dan di kultur lagi.sipakah nama
peneliti ini ...
a. Aristoteles
b. Stanley miller
c. Louis Pasteur
d. Alexander Oparin
e. Robert Koch

I. ISIAN SINGKAT
1. Media yang digunakan Fransisco Redi untuk penelitian pemetahan teori
generatio spontanae adalah………………..
2. Tokoh pertama kali yang melihati bakteri ………………..
3. Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai struktur fisik dan reaksi
kimia mikroorganisme adalah ………………..
4. Posisi mikroorganisme pada kehidupan menurut Linnaeus adalah ………………..
5. Suatu proses produksi mikroorganisme dalam jumlah besar dalam kondisi
terkendali dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi dan bermanfaat disebut ………………..
6. Tokoh yang pertama kali menumbangkan abiogenesis ………………..
7. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop adalah ………………..
8. Pada dasarnya mikrobiologi dibagi menjadi dua yaitu………………..
9. Cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus,
adalahhh ………………..
10. Teori mengenai asal-usul kehidupan dibumi yang menyatakan bahwa
sesuatu yang menghasilkan zat hidup berasal dari bahan yang tidak hidup,
atau……………

27
DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro.1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Kusnadi,dkk. 2013. BAB I PENDAHULUAN (http://file.upi.edu/Direktori/ /BAB I


PENDAHULUAN.pdf)., diunduh pada Kamis, 10 Maret 2016 pukul 21:09 WIB

Pelczar,Michael.J, Dasar-dasar mikrobiologi I & II ( Penerjemah Ratna Siti Hadioetomo),


1988, UI-Press : Jakarta.

Rasyid, dkk. 2013. Mikrobiologi Umum


(http://usupress.usu.ac.id/files/MikrobiologiUmum.pdf)., diunduh pada Kamis,
10 Maret 2016 pukul 20.17 WIB

Mulyaningsih, 2014. Penemuan-penemuan penyakit


(http://wacanakampusstikper.blogspot.co.id)., diunduh pada kamis, 10 Maret 2016
pukul 21.03 WIB

28
BAB 2
STERILISASI, NUTRISI DAN MEDIA PERTUMBUHAN
MIKROBA

Kompetensi dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan teknik teknik sterilisasi, desinfeksi, nutrisi, dan jenis-
jenis media yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba.

Indikator
Mahasiswa dapat:
A. Menjelaskan teknik sterilisasi
B. memahami macam-macam dan teknik desinfeksi
C. Menjelaskan dan memahami nutrisi yang dibutuhkan mikroba
D. Menjelaskan dan memahami klasifikasi media.
E. Menjelaskan dan memahami pertumbuhan mikroba.

Gambaran Umum materi


Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,
dalam hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini
melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh
atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi.
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan tidak sempurnanya sterilisasi.
Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu
tergantung dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen
kimia untuk sterilisasi disebut sterilant. Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit
melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun
mekanik) yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut
dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa
pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika
sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling
resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan .
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat
hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi
dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber

29
energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta
unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor
pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998).
Untuk itulah penulis membuat makalah ini. Disamping sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah mikrobiolgi, juga berguna bagi penulis sendiri untuk mengetahui lebih lanjut
tentang instrumen mikrobiologi dan cara mengamatinya.

Relevansi terhadap bidang kerja


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
teknik sterilisasi, mengetahui dan memahami macam-macam dan teknik desinfeksi,
mengetahui dan memahami nutrisi yang dibutuhkan mikroba., mengetahui dan
memahami klasifikasi media, mengetahui dan memahami pertumbuhan mikroba.
Pengetahuan dan skill ini kelak dapat diaplikasikan untuk meningkatkaan kemampuan
peserta didik dalam isolasi mikroba.

30
A. MACAM- MACAM DAN TEKNIK STERILISASI
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama
kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu
telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun,
kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan
mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Ada tiga cara utama yang umum
dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan
atau filtrasi (Siri, 1993).
Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak
diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi. Teknik sterilisasi yang digunakan
berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan
steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk
mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara dan teknik
sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium
mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Gilang,2010).
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam laboratorium
mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi
dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain
yang mengkontaminasi media. Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara
fisik dengan panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa
kimia. Pembersihan benda-benda atau permukaan tubuh akan mengurangi jumlah
mikroba sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi. Misalnya cuci
tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir sebelum mengoperasikan
(Hadioetomo,1993).
Prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan
dengan pemanasan & penyinaran. Teknik pemanasan terdiri atas pemijaran
(dengan api langsung). Panas kering dilakukan dengan oven kira-kira 60-1800C.
Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll. Uap air panas dilakukan dengan cara bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini agar tidak terjadi dehidrasi.
Uap air panas bertekanan menggunalkan autoklaf. Penyinaran dengan UV, Sinar
Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet

31
dengan disinari lampu UV. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara lain alkohol (Sumardjo, 2008).
Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk
menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau
membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme.Teknik sterilisasi pada
dasarnya dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu:

1. Sterillisasi secara Fisis


a. Metode radiasi

Gambar 1.1 alat metode sterilisasi radiasi

Dalam mikro biologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak


digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau sinar X
dan sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung sinar ultraviolet,
sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi, hal ini telah
lama diketahui orang. Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan
katoda panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah
diisi dengan uap air raksa, panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses
ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom. Lampu merkuri yang
banyak terpasang di jalan-jalan sesungguhnya banyak mengandung sinar
ultraviolet. Namun sinar ultraviolet yang dihasilkan itu banyak diserap oleh
tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi hendaknya
memperhatikan dosis ultraviolet.
Sinar ultraviolet yang diserap oleh sel organisme yang hidup,
khususnya oleh nukleotida, maka elektron-elektron dan molekul sel hidup
akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi ini kadang-kadang cukup
kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, misalnya
ikatan atom hidrogen dalam DNA. Perubahan intramolekuler ini
menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut. Beberapa plasma sangat peka
terhadap sinar ultraviolet sehingga mudah menjadi rusak.

32
Sinar gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dan pada sinar
ultraviolet dan merupakan radiasi pengion. Interaksi antara sinar gamaa
dengan materi biologis sangat tinggi sehingga mampu memukul elektron pada
kulit atom sehingga menghasilkan pasangan ion (pair production). Cairan sel
baik intraselluler maupun ekstraselluler akan terionisasi sehingga
menyebabkan kerusakan dan kematian pada mikro organisme tersebut.
Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi
dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab,
jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh
menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi
perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut.

b. Metode pemanasan dengan uap air

Gambar 1.2 autoclave


Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan
dan tidak langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga
air mendidih (diperkirakan pada suhu 100°C), pada tekanan 15 lb temperatur
mencapai 121°C. Organisme yang tidak berspora dapat dimatikan dalam
tempo 10 menit saja. Banyak jenis spora hanya dapat mati dengan pemanasan
100°C selama 30 menit tetapi ada beberapa jenis spora dapat bertahan pada
temperatur ini selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat bertahan
selama 10 jam pada temperatur 100°C dapat dimatikan hanya dalam waktu
30 menit apabila air yang mendidih ini ditambah dengan natrium carbonat
(Na2 CO3 ).
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C. Suhu
dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding

33
dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu
1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan
digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu
tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian
di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk
autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi
maka air akan mendidih pada suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku
untuk sea level, jika di laboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka
pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya
tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan
mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan
akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi
autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup
uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada
saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai
dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai,
sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga
mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat
digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora
yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara
komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam
autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada
media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja
dengan baik.

c. Metode pemanasan dengan udara panas

34
Gambar 1.3 Oven
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi.
Untuk mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur
antara 160°C s/d 180°C. Pada temperatur ini akan menyebabkan kerusakan
pada sel-sel hidup dan jaringan; hal ini disebabkan terjadinya auto oksidasi
sehingga bakteri pathogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering
terdapat udara; hal mana telah diketahui bahwa udara merupakan
penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering
memerlukan waktu cukup lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit.
Pada temperatur 160°C memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada
temperatur 180°C memerlukan waktu 30 menit. Pada metode pemanasan
kering ini secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasikan alat-alat pipet,
tabung reaksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe. Oleh karena
temperatur tinggi sangat mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka
hindarilah tindakan sterilisasi dengan metode panas kering terhadap jarum
dan gunting.

d. Metode pemanasan tyndalisasy


John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada
temperatur didih (100°C) selama 1 jam tidak dapat membunuh sampai lima
kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil
untuk membunuh kuman. Hal ini dapat dimengerti oleh karena dengan
pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat
diputuskan. Metode ini dilakukan dengan cara mendidihkan medium dengan
uap beberapa menit saja. Setelahdidiamkan satu hari, spora-spora tumbuh
menjadi bakteri vegetatif. Maka medium tersebut dididihkan lagi selama
beberapa menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut dididihkan
sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril dan zat-
zat organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami banyak perubahan
seperti halnya pada cara yang dilakukan oleh Spallanzani

e. Metode pasteurisasi

35
Gambar 1.4 alat pasteurisasi

Pasteurisasi merupakan proses pemanasan makanan dengan tujuan


membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang,
dan khamir. Proses ini diberi nama atas penemunya, Louis Pasteur, seorang
ilmuwan Perancis. Teknik ini digunakan untuk mengawetkan bahan pangan
yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu. Pasteurisasi tidak mematikan
semua mikroorganisme, tetapi hanya yang bersifat patogen dan tidak
membentuk spora. Tujuan dari Pasteurisasi yaitu :
1. Mencapai “pengurangan” dalam jumlah organism, mengurangi jumlah
mereka sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (syaratnya
produk yang telah di pasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum
tanggal kadaluarsa).
2. Memperpanjang daya simpan bahan atau produk.
3. Menimbulkan cita rasa yang lebih baik pada produk.
4. Menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase ,yaitu enzim yang
membuat susu cepat rusak.

f. Metode incineration (pembakaran langsung).

36
Gambar 1.5 Metode inceneration

Alat-alat platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui


pembakaran secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai
inerah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung ini alat-alat
tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keurtungannya: mikroorganisme
akan hancur semuanya.

2. Sterillisasi secara Kimia/chemical.


Metode sterillisasi ini biasanya dengan menggunakan larutan kimia alkohol
96%, atau Sulfurdioksida dan Chlorine. Caranya materi yang akan disucihamakan
dibersihkan dahulu kemudian direndam dalam larutan kimia tersebut selama 24
jam. Bahan kimia yang baik adalah yang memiliki kemampuan membunuh
mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak bahan atau alat
yang disterilkan.

3. Sterillisasi secara Mekanik

Gambar 3.1 metode sterilisasi mekanik

37
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
Metode penyaringan berbeda dengan metode pemanasan. Sterilisasi
dengan metode pemanasan dapat membunuh mikroorganisme tetapi
mikroorganisme yang mati tetap berada pada material tersebut, sedangkan
sterilisasi dengan metode penyaringan mikroorganisme tetap hidur hanya
dipisahkan dari material. Bahan filter/penyaringan adalah scjenis porselin yang
berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik. Ada banyak macam filter
yaitu :
1. Berkefeld V
2. Coarse N, M dan W.
3. Fine
4. Chamberland.
5. Seitz.
6. Sintered glass.

3.3 Chamberland Filtrat 3.4 Berkefeld Filtrat 3.5 Zeits Filtrat

Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain
seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzym
dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus, bakteria dan organisme
lain

B. MACAM- MACAM DAN TEKNIK DESINFEKSI


Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi

38
dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk
membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak
karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan:
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
unguk mendesinfeksi permukaan, namun ada tidak menganjurkkan pemakaian
alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa
meninggalkan efek sisa.
2. Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang
kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini
mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam
berat itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan
lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan
merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia
lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
3. Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis.
Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun
beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada
konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi
dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal
(bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai
bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
4. Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor
dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai
untukmencuci alat-alat makan dan minum.
5. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-
alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas
kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid

39
yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi,
dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati
setelah 10 jam.
6. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam
bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.
7. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.
Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan
cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).
8. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan
alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini
bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar
bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan
laboratorium.
9. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

10. Formaldehid
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas.
Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida.
Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
11. Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting
yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah
kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya

40
substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini
telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah-
rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam
aparatup seperti drum dan, setelah sebagianbesar udaranya dikeluarkan
dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.
12. Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena
kemampuannyamengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering
digunakan dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di
dalamnya kemungkinandimasuki organisme aerob.
13. Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen
inimematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada
yangdiperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini
diperlukan,karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis
cukup cepatuntuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam
tidak terdapatbetapropiolakton yang tersisa.
14. Senyawa Amonium Kuaterner
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat
subtituennyamengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.


Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit yaitu Iodophor
dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari dengan
akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif
bagi kain atau bahan plastik.
Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan
dengan perbandingan 1:32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.
Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna
pada instrumen atau permukaan keras.
Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan
perbandingan 1:10 hingga 1:100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-
hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium.
Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan
bau ruangan seperti kolam renang.

41
C. NUTRISI MIKROBA
Mikroorganisme (mikroba) memerlukan bahan makan atau nutrien untuk
kelangsungan hidupnya. Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya,
memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-
unsur dasar tersebut adalah karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat
besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber
nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian.
Bahan makanan tersebut dinamakan nutrien, sedangkan proses
mengasimilasi makanannya disebut nutrisi. Nutrien adalah substansi anorganik dan
organik yang ada dalam larutan melintasi membran sitoplasma (Nutrients is the
chemicals from the environment of which a cell is built). Agar dapat mendapatkan
nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna makanan itu, yaitu mengubah
molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipid yang komplek dan besar menjadi
molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut sehingga dapat memasuki
sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi.
Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi. Beberapa bentuk
kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat menggunakan energi pancaran atau
cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain, seperti hewan bergantung pada oksidasi
atau kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-senyawa kimia untuk
memperoleh energinya. Penyediaan nutrien untuk kegiatan pertumbuhan bakteri
meliputi macam dan jumlah (Darkuni,2001). Lebih lanjut dijelaskan, ketiadaan
nutrisi akan berpengaruh terhadap kegiatan proses metabolisme yanga pada
akhirnya akan menyebabkan gangguan terhadap penyediaan bahan sel dan energi
dan yang diperlukan pada saat pertumbuhan sel.
Makhluk hidup menggunakan sumber-sumber nutrien dapat dalam bentuk
padat, tetapi ada juga yang hanya dapat menggunakan sumber nutrien dalam
bentuk cair (larutan) (Waluyo ,2007). Bila jasad hidup menggunakan sumber nutrien
dalam bentuk padat digolongkan tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan
nutrien dalam bentuk cairan tergolong tipe holofitik. Namun ada juga dari tipe
holofitik yang dapat menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padat, tetapi
bahan tersebut dicerna dahulu di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler.
Tuntutan atau kebutuhan berbagai mikroorganisme yang menyangkut
susunan larutan makanan/nutrien dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat
berbeda-beda atau tidak sama (Schlegel ,1994). Ada yang hanya membutuhkan
bahan makanan dalam bentuk anorganik saja , ada juga yang memerlukan nutrient
dalam bentuk anorganik bahkan kedua-duanya. Demikian juga dengan jumlah
nutrien yang diperlukan, sangat berbeda antara bakteri/mikrobia satu
dengan lainnya (Darkuni,2001). Sehingga dalam larutan biak sekurang-kurangnya
harus memenuhi syarat yaitu tersedia semua unsur yang ikut serta dalam

42
pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa yang dapat diolah
(Schlegel ,1994)
Mayoritas komponen seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen,
fosfor dan elemen ini merupakan penyusun utama membran, protein, asam nukleat
dan struktur seluler lainnya. Elemen ini diperlukan paling banyak oleh mikroba
untuk menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu disebut makronutrien.
Elemen lainnya yang sedikit diperlukan oleh mikroba untuk menyusun komponen
selulernya disebut mikronutrien. Elemen lainnya yang sangat sedikit (bahkan tidak
terukur) diperlukan sel untuk menyusun komponen seluler, tetapi harus hadir
dalam nutrisinya disebut trace elemen. Semua elemen yang diperlukan oleh
mikroba dipaparkan dalam bab selanjutnya. Faktor pertumbuhan merupakan
molekul organik yang penting bagi pertumbuhan tetapi tidak mampu disintesis oleh
mikroba sendiri seperti vitamin dan asam amino. Bakteri memerlukan unsur-unsur
mineral seperti C, H, O, N dalam jumlah besar (makronutrien) dan juga Mg, K, Ca,
Zn, Fe, Co dan Cu dalam jumlah sedikit (mikronutrien) untuk pertumbuhan yang
normal.
1. Unsur makro atau makronutrien
Unsur ini diperlukan dalam jumlah banyak dan terdapat pada semua
organisme. Yang termasuk unsur makronutrien adalah karbon, oksigen,
hidrogen, nitrogen, belerang, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan besi (C,
O, H, N, S, P, K, Ca, Mg dan Fe). Menurut Irianto (2007) unsur makro merupakan
95% dari bobot kering sel dan semuanya berada dalam senyawaan yang sama
dalam tiap sel (protein, lemak, karbohidrat, DNA, RNA) dan juga pada virus.

Tabel Nutrisi makronutrien yang dibutuhkan bakteri


Elemen % berat Sumber Fungsi
kering*
Makronutrien
Karbon 50 senyawa organik Konstituen utama dari
atau CO2 bahan material sel
Oksigen 20 H2O, senyawa Konstituen dalam bahan
organik, CO2 dan material sel dan cairan sel;
O2 O2 adalah akseptot electron
dalam respirasi aerobik
Nitogen 14 NH3, NO3, Senyawa Konstituen daam asam
organik, N2 amino, asam nukleat, dan
koenzim
Hidrogen 8 H2O, senyawa Konstituen dari senyawa
organik, H2 organik dan cairan sel. Juga
penting bagi pembentukan
energi sebagai proton

43
Fosforus 3 Fosfat organik Konstituen asam nukleat,
(PO4) nukleotida, fosfolipid
2. Unsur mikro atau mikronutrien
Mikronutrien unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit. Menurut Irianto,
(2007) zat-zat yang tidak menghasilkan energi pada sel tetapi mutlak
diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjalankan fungsi sel diberi
bermacam-macam nama seperti nutrilit esensial, faktor tumbuh atau
mikronutrien.
Tabel Nutrisi Mikronutrien yang dibutuhkan bakteri
Elemen % berat Sumber Fungsi
kering*
Mikronutrien
Sulfur 1 SO2, H2S, S, Konstituen dari senyawa ionik
senyawa sulfur dan beberapa koenzim
organic
Kalium 1 Garam kalium Kation selular utama dan
kofaktor untuk enzim-enzim
tertentu
Magnesium 0,5 Garam Kation sel dan kofaktor untuk
magnesium beberapa reaksi enzim
tertentu
Kalsium 0,5 Garam kalsium Kation sel, kofaktor untuk
enzim tertentu, dansalah satu
komponen endospora
Besi 0,2 Garam besi Komponen sitokrom dan
protein lain serta salah satu
kofaktor untuk beberapa
reaksi enzim
Mikronutrien menurut Irianto, (2007) dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Mikronutrien anorganik
Beberapa unsur logam berat (Co, Mo, Cu, Zn) sangat dibutuhkan untuk
kehidupan sel meskipun jumlah yang digunakan sangat sedikit. Kadang-
kadang jumlah ini sangat kecil sehingga sukar dideteksi atau bila ditemukan
tidak mudah dapat dipastikan apakah zat itu bersifat fungsional atau tidak.
Zat-zat itu disebut unsur pelacak (trace element) atau mikronutrien
anorganik. Zat-zat tersebut biasanya berfungsi sebagai molekul kecuali
dalam enzim-enzim dan vitamin tertentu, misalnya Co dalam vitamin, B 12,
Mo dalam nitrase.
b. Mikronutrien organic
mikronutrien organik adalah vitamin dan beberapa asam amino seperti
triptofan. Banyak spesies mikroorganisme dapat membuat triptofan sendiri
sehingga tidak memerlukan penambahan dalam makanannya. Zat-zat yang

44
bertindak sebagai mikronutrien organik untuk banyak spesies adalah purin
dan pirimidin, komponen-komponen dari DNA dan RNA

Banyak organisme memerlukan mineral tertentu untuk pertumbuhan dan


kegiatan lainnya. Unsur-unsur yang pelengkap tidak dapat disintesis dari
komponen sederhana dan termasuk komponen dasar sel. Termasuk dalam zat
pelengkap ini misalnya kelompok zat asam-asam amino, senyawa-senyawa
pirimidin dan purin serta vitamin-vitamin. Asam-asam amino dan asam-asam
nukleat oleh sel-sel diperlukan dalam jumlah yang sesuai sebaliknya vitamin-
vitamin merupakan bagian dari ko-enzim-ko-enzim dan gugus protestik yang
mempunyai fungsi enzimatik katalitik dan digunakan dalam jumlah yang sangat
sedikit. Organisme yang memerlukan zat pelengkap dinamakan auksotrof dan
sebaliknya yang tidak memerlukan disebut fototrof.

Tipe Sumber Energi untuk Sumber Karbon Contoh genus


Pertumbuhan Untuk Pertumbuhan
Fototrof
Fotoautotrof Cahaya CO2 Chromatium
Fotoheterotrof Cahaya Senyawa organik Rhodopseumdomo
nas
Kemotrof
Kemoautotrof Oksidasi senyawa CO2 Thiobacillus
organik
Kemoheterotrof Oksidasi senyawa Senyawa organik Esherichia
Organic

Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang


terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan
sel dan memperoleh energi, adalah bahan makanan. Dengan sumber-sumber
nutrisi:
1. Sumber Karbon
Tumbuhan-tumbuhan dan beberapa bakteri mampu mengunakan energi
fotosintetik untuk mereduksi karbondioksida pada penggunaan air. Organisme
ini termasuk kelompok autotrof, makhluk hidup yang tidak membutuhkan
nutrient organik untuk pertumbuhannya. Autotrof lain adalah khemolitotrof,
organisme yang menggunakan substrat anorganik seperti hidrogen atau
thiosulfat sebagai reduktan dan karbondioksida sebagai sumber karbon.
Heterotrof membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya, dan karbon
organik tersebut harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi. Contohnya,
naphthalene.
2. Sumber Nitrogen

45
Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat, yaitu sebesar
lebih kurang 10 persen dari berat kering sel bakteri. Sumber nitrogen yang
paling lazim untuk mikroorganisme adalah garam-garam ammonium. Beberapa
prokariot mampu mereduksi nitrogen molekul (N 2 atau dinitrogen).
Mikroorganisme lain memerlukan asam-asam amino sebagai sumber nitrogen,
jadi yang mengandung nitrogen organik. Tidak semua mikroorganisme mampu
mereduksi sulfat, beberapa diantaranya memerukan H 2S atau sistein sebagai
sumber S.
3. Sumber Belerang
Belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang
membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai
samping cisteinil dan merionil protein. Belerang dalam bentuk asalnya tidak
dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan. Namun, beberapa bakteri
autotropik dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO 42).
4. Sumber Phospor
Fosfat (PO43-) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah
koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid
(fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid), beberapa polisakarida
kapsul dan beberapa protein adalah bergugus fosfat. Fosfat selalu diasimilasi
sebagai fosfat anorganik bebas (Pi)
5. Sumber Mineral
Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg 2+)
dan ion ferrum (Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu: magnesium
dalam molekul klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan
peroksidase. Mg2+ dan K+ keduanya sangat penting untuk fungsi dan kesatuan
ribosom. Ca2+ dibutuhkan sebagai komponen dinding sel gram positif,
meskipun ion tersebut bebas untuk bakteri gram negatif. Banyak dari
organisme laut membutuhkan Na+ untuk pertumbuhannya.
6. Sumber Oksigen
Untuk sel, oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat
dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banyak
organisme yang tergantung dari oksigen molekul (O 2 atau dioksigen). Oksigen
yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi
sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatic
yang berantai panjang. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan
adanya O2 udara, jadi bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat
memanfaatkan O2, tetapi memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis
bakteri anaerob fakultatif lain (Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat
beralih dari peroleh energi dengan respirasi (dengan adanya O 2) ke peragian
(tanpa O2).

D. KLASIFIKASI MEDIA

46
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan mikroba. Sebenarnya tidak ada satu macam medium pun yang
cocok untuk setiap cendawan berbeda- beda. Beberapa cendawan dapat tumbuh dengan
baik pada setiap macam medium yang mengandung beberapa bahan organik,
cendawan yang lain memerlukan zat-zat kimia tertentu. Media pertumbuhan
mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media itu sendiri
adalah adalah suatu tempat yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi)
yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan
dasar dari sumber Karbon (C), Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat (PO 4), dan unsur
sekelumit (mikronutrient/trace element). Media berdasarkan sifat terbagi menjadi
3, yaitu Media padat, Media semi padat semi cair, Media cair. Media berdasarkan
Komposisi/susunannya terdiri atas Media Sintesis, semi sintesis, dan media non
sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan media
diperkaya. Contoh macam Jenis Media yang sering digunakan ,yaitu Nutrient Agar,
Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS) Agar,
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Komposisi media terdiri atas Agar, Peptone,
Meat/plant extract, Faktor tumbuh , Komponen selektif, Komponen diferensial,
Media buffer. Sifat – Sifat Media antara lain Media dasar/umum, Media diperkaya
(enriched media), Media diferensial/pembeda, Media selektif, Media penguji,
Media untuk penghitungan sel.
1. Komposisi Pertumbuhan
a. Agar
Agar adalah bahan yang paling umum digunakan sebagai gelling agent pada
media yang terbuat dari ekstrak alga. Agar bukan sebagai sumber nutrisi bagi
mikroorganisme namun fungsinya lebih bersifat mekanis yaitu memadatkan
media cair sehingga sel tidak larut dalam cairan. Struktur agar terdiri dari D-
galactose, 3,6-anhydro-L-galactose, dan D-glucuronic acid. Umumnya agar
terbuat dari ganggang merah. Agar cocok menjadi agen pemadat karena
setelah dilarutkan pada suhu mendidih dapat didinginkan sampai 40-42°C
sebelum memadat dan tidak akan mencair lagi sebelum suhu mencapai 80-
90°C. Pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama
dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Peptone
Peptone adalah hasil hidrolisis protein yang dibentuk dari proses enzimatik
atau digesti asam. Casein banyak digunakan sebagai substrat pembentuk
peptone, tetapi beberapa bahan lain seperti soybean meal juga sering
digunakan.
c. Meat / plant extract

47
Ekstrak dagung dan tumbuhan mengandung asam amino, peptida dengan
berat molekul rendah, karbohidrat, vitamin, mineral dantrace metals.
Ekstrak jaringan hewan mengandung lebih banyak bahan protein larut air
dan glikogen sedangkan ekstrak tumbuhan lebih banyak terdapat
karbohidrat di dalamnya.
d. Faktor tumbuh
Banyak mikroorganisme yang membutuhkan faktor tumbuh spesifik yang
harus ada dalam media pertumbuhannya. Beberapa diantaranya adalah
vitamin, asam amino, asam lemak dan nutrisi dari darah.
e. Komponen selektif
Suatu bahan yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme non target disebut komponen selektif. Komponen selektif
dipakai pada media selektif yang berguna untuk mengisolasi bakteri spesifik
dari populasi campuran. Bile salts (garam empedu), selenite, tetra-hionate,
tellurite, azide, phenylethanol, sodium lauryl sulfate, sodium chloride
(konsentrasi tinggi), dan beberapa pewarna (eosin, Crystal Violet, dan
Methylene Blue) umumnya dipakai sebagai bahan selektif. Bahan
antimikroba juga dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri
tertentu, diantaranya adalah ampicillin, chloramphenicol, colistin,
cycloheximide, gentamicin, kanamycin, nalidixic acid, sulfadiazine, dan
vancomycin.
f. Komponen diferensial
Berbeda dengan komponen selektif, komponen diferensial ini tidak
menekan pertumbuhan mikroorganisme tertentu namun sebagai bahan
untuk memudahkan pembedaan mikroorganisme target dari populasi
campurannya (deteksi visual). Bahan diferensial seperti pH indikator akan
membuat koloni target berbeda warna karena memproduksi asam. Bahan
lainnya berupa pewarna kromogenik yang mampu berubah warna jika suatu
reaksi enzim spesifik terjadi.

g. pH buffer / buffer salts


pH buffer digunakan untuk menjaga pH media selama digunakan untuk
tumbuh karena beberapa mikroorganisme akan tumbuh optimal pada
kisaran pH yang spesifik.
2. Macam-macam Media pertumbuhan mikroorganisme
a. Nutrient Agar

48
Gambar 2.1 Nutrient agar

Media Nutrient Agar ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan


jumlah yang cukup. Media ini dapat digunakan sebagai uji air dan produk
dairy. Selain itu juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroba
yang tidak selektif, atau kata lain berupa mikroorganisme heterotrof serta
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sample
pada uji bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.di
dalam Nutrient Agar tidak mengandung sumber karbohidrat sehingga baik
digunakan untuk pertumbuhan bakteri, namun kapang tidak dapat tumbuh
dengan baik. Komposisi dari nutrient agar adalah:
 0,3% ekstrak daging sapi
 0,5% peptone
 5 gram NaCl
 1 liter air destilat
 15 gram/L Agar

b. Nutrient Broth (NB)

Gambar 2.2 Nutrient Broth

Merupakan media selektif yang digunakan oleh mikroorganisme yang


berbentuk cair. Namun sebenarnya nutient broth ini intinya sama saja
dengan nutrient agar. Komposisi dari nutrient broth antara lain:

49
 5 gram pepton
 1,85 L air destilasi atau aquades
 3 gram ekstrak dagin

c. PDA (Potato Dextrose Agar)

Gambar 2.3 PDA (Potato Dextrose Agar)


Merupakan media komplek dan media diferensiasi untuk pertumbuhan
jamur dan yeast sehingga sering digunakan sebagai uji untuk menentukan
jumlah jamur dan yeast dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan
sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat dan dihitung (Fardiaz,
1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga digunakan untuk
pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan
makanan dan bahan lainnya. Komposisi medianya adalah:

 20% Kentang
 Agar
 1 liter Aquades
 2% Pepton

d. Salmonella Shigella (SS) Agar


Merupakan media selektif yang digunakan untuk mengisolasi
Enterobacteriaceae patogen khususnya Salmonella spp. dan Shigella spp.
dari makanan, alat-alat kesehatan lain dan bahan percobaan klinik.

Gambar 2.4. Salmonella Shigella (SS) Agar

50
Komposisi dari Salmonella Shigella (SS) Agar ini antara lain:
 8,5 gram Bile salt atau garam bile
 0,33 gram Brilliant green
 5 gram Beef extract
 2,5 gram Pancreatic Digest of Casein
 2,5 gram Peptic Digest of Animal Tissue
 10 gram Lactose
 8,5 gram Sodium Citrate
 8,5 gram Sodium Thiosulfate
 1 gram Ferric Citrate
 0,025 gram Neutral Red
 13,5 gram Agar

e. Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)

Gambar 3. Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung


laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan
laktosa sepertiS. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang
memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap
dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya
tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam
perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap
awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosadan
Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini
sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah
E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan
untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam
tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator

51
memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa
dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan
bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk
mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang
lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT
(jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.

Medium dapat diklasifikasikan berdasarkan atas susunan kimia, konsistensi


dan fungsinya.
1. Klasifikasi Medium Berdasarkan Susunan Kimianya
a. Medium alamiah, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan alamiah
seperti ekstrak touge, wortel, tomat dll.
b. Medium semi alamiah, yaitu medium yang tersusun atas bahan-bahan
alamiah dan sintesis, contoh Potato Destros Agar, Touge Ekstak Agar dan lain-
lain.
c. Medium sintetik, yaitu medium yang susunan kimianya dapat diketahui
dengan pasti, medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan
makanan mikroba. Misalnya Sabouroud destros agar.
2. Klasifikasi Medium Berdasarkan Konsistensinya
a. Medium cair (liquid medium), yaitu medium yang berbentuk cair, tidak diberi
agar, contoh : Nutrien Broth.
b. Medium padat (solid medium), yaitu medium yang diberi agar, sehingga pada
suhu kamar mengeras. Medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya
medium agar tegak, medium agar miring).

3. Klasifikasi Medium Berdasarkan Fungsinya


a. Medium diperkaya (enrichment medium), yaitu medium yang ditambah zat-
zat tertentu (misalnya serum, darah, eksrak tumbuh-tumbuhan dan lain-lain),
sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrof tertentu.
Tujuannya untuk mengaktifkan mikroba tersebut.
b. Medium selektif (selective medium), yaitu medium yang ditambahzat kimia
tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain,
misalnya medium yang mengandung Kristal violet pada kadar tertentu dapat
mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi
pertumbuhan bakteri gram negatif.
c. Medium diferensiasi (diferensiasi medium), yaitu medium yang ditambahkan
zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk
pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat

52
dibedakan tipe-tipenya (misalnya medium agar darah dapat dipakai untuk
membedakan bakteri hemolotik dan nonhemolotik).
d. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin, asam-asam amino,
antibiotik dan lain-lain.
e. Medium untuk perhitungan jumlah mikroba, yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah bakteri, Actinomycetes, dan lain-lain.
f. Medium umum, yaitu medium yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
semua mikroba misalnya Nutrien Agar, PDA, dsb.
g. Medium khusus, yaitu medium untuk menentukan pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu

E. PERTUMBUHAN MIKROBA
Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil
kemudian menjadi besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari
individu itu sendiri. Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan
makanan dan juga lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok
untuk mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu
yang relatif singkat dan sempurna.
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau
masa zat suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh
ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme
bersel satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu
pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau
massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba
diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersediannya air. Bahan-
bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk
membentuk bahan sel dan memperoleh energi, adalah bahan makanan. Tuntutan
berebagai mikroorganisme yang menyangkut susunan larutan makanan dan
persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh karena itu
diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk mikroorganisme.
Mikroba merupakan mikroorganisme yang perlu diketahui kemampuannya
untuk tumbuh dan hidup sebab beberapa diantaranya sering dimanfaatkan untuk
keperluan penelitian.Sampai sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan terus
menggali potensi apa yang terdapat di dalam mikriba, oleh karena itu perlu
diketahui seluk beluk dari mikroba itu sendiri. Salah satunya yaitu faktor- faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Setiap mikroba memiliki
karakteristik kondisi pertumbuhan yang berbeda- beda. Pertumbuhan bakteri pada
kondisi yang optimum lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur dan kapang. Hal

53
ini disebabkan karena bakteri memiliki struktur sel yang lebih sederhana, sehingga
sebagian besar bakteri memiliki waktu generasi hanya sekitar 20 menit jika
dibandingkan dengan khamir dan kapang yang struktur selnya lebih rumit dan
waktu generasinya yang cukup lama.
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah
atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan
suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan
struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan
jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter
lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan
jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang
berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase
stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada
kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat
dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi.
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang
mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan
tersebut, termasuk juga bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan
gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada
akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi
dua kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-
aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan
kemis meliputi air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor
penumbuh.
Pada organisme multiselular (banyak sel), yang disebut pertumbuhan adalah
peningkatan jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar.
Pada organisme uniselular (bersel tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan
jumlah sel, yang juga berarti pertambahan jumlah organisme yang membentuk
populasi atau suatu biakan. Pada organisme yang membentuk soenositik (aselular),
selama pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi tidak terjadi pembelahan sel.
Pada mikroorganime, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung
menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan
pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian
terjadi, kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan
dibedakan. Pertumbuhan dalam keadaan kesetimbangan bila terjadi secara teratur
pada kondisi konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga konstan.
Misalnya, pertambahan jumlah massa sel sebanyak dua kali dalam keadaan

54
kesetimbangan akan mengakibatkan penambahan jumlah komponen sel seperti air,
protein, ARN dan ADN sebanyak dua kali pula.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba


a. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0
merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang
dan khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah.
b. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu
optimum tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu
pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut:
1) Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada
suhu 0-20o C.
2) Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20-
45o C.
3) Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.
Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu
tumbuh baik pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen
umumnya mempunyai suhu optimum pertumbuhan sekitar 37o C, yang juga
adalah suhu tubuh manusia. Oleh karena itu suhu tubuh manusia merupakan
suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa bakteri pathogen. Mikroba
perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran suhu 4–66oC.
c. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan
sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber
nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada
lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan
lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir
sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
d. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba
dibedakan atas 4 kelompok sebagai berikut:

55
1) Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya.
2) Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
3) Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa
adanya oksigen.
4) Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada
konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal
di udara. Mikroba perusak pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, kecuali bakteri yang
dapat tumbuh pada saluran pencernaan manusia yang tergolong anaerob
fakultatif.

F. RANGKUMAN
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Sterilisasi yang baik
dapat mencegah tumbuhnyai mikroba lain yang tidak diharapkan dalam bahan yang
telah disterilisasi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar
sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme
lain yang mengkontaminasi media. Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan
cara fisik dengan panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-
senyawa kimia.
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi
dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen. Proses desinfenksi dapat
dilakukan secara mekanik dan menggunakan bahan kimia, bahan kimia yang dipakai
alam proses desinfeksi disebut desinfektan.
Mikroorganisme (mikroba) memerlukan bahan makan atau nutrien untuk
kelangsungan hidupnya sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya.
Berdasarkan jumlah nutrisi yang dibutuhkan mikroba, nutrisi dibedakan menjadi
makronutrien dan mikronutrien.
Media adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
diatas atau didalamnya. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat
digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan mikroba. Media dibedakan menjadi tiga yaitu berdasarkan Susunan
kimianya, berdasarkan konsistensinya dan berdasarkan fungsinya.

56
TES FORMATIF
I. Multiple Choice
1. Suatu usaha / tindakan untuk membebaskan suatu alat / bahan dari kuman
baik bentuk vegetatif maupun spora adalah pengertian dari . . .
a. Sterilisasi
b. Media
c. Medium
d. Tyndalisasi
e. Pasteursasi
2. Tes untuk mengukur kekuatan suatu desinfektan adalah . . .
a. Tes lisol
b. Tes creolin
c. Tes detergen kation
d. Tes detergen anion
e. Tes koefisien phenol
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi pemanasan sbb, kecuali . . .
a. Jenis alat
b. Lemak
c. Sifat bakteri
d. Jenis bakteri
e. Jenis pemanasan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya kerja desinfektan adalah sbb, kecuali . .
.
a. Suhu
b. Jenis bahan kimia
c. Sifat bakteri
d. Konsentrasi bahan kima
e. Jenis bakteri
5. Sterilisasi secara mekanik menggunakan . . .
a. Saringan kuman
b. Pemanasan bertingkat (autoclaf)
c. Boilling
d. Radiasi
e. Penyinaran
6. Detergen untuk membunuh kuman gram negatif (-) adalah . . .
a. Lisol
b. Detergen kation
c. Detergen anion

57
d. Venol
e. Creolin
7. Detergen untuk membunuh kuman gram positif (+) adalah . . .
a. Lisol
b. Detergen kation
c. Detergen anion
d. Venol
e. Creoloin
8. Bahan kimia yang dapat membunuh bakteri sifat irreversibel adalah . . .
a. Antiseptik
b. Desinfektan
c. Desinfeksi
d. Bakterisidal
e. Bakteriostatik
9. Bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri sifat reversibel
adalah . . .
a. Antiseptik
b. Desinfektan
c. Desinfeksi
d. Bakterisidal
e. Bakteriostatik
10. Berikut ini adalah garis besar teknik sterilisasi yang rutin dilakukan di
laboratorium mikrobiologi kecuali
a. Teknik pemanasan
b. Teknik filtrasi
c. Teknik kimia
d. Teknik radiasi
e. Teknik penyumbatan
11. Jasad hidup menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padat digolongkan
tipe…
a. Holoboik
b. Holozoik
c. Holofilik
d. Holofitik
e. Holografik
12. Jasad hidup menggunakan sumber nutrien dalam bentuk cair digolongkan
tipe…
a. Holozoik
b. Holofitik
c. Holografik

58
d. Holoboik
e. Holofilik
13. Berikut ini adalah garis besar teknik sterilisasi yang rutin dilakukan di
laboratorium mikrobiologi kecuali
a. Teknik pemanasan
b. Teknik filtrasi
c. Teknik kimia
d. Teknik radiasi
e. Teknik penyelupan
14. Bahan makanan yang mengalami penguraian bila dipanaskan pada suhu tinggi.
60-80°C selama 1 jam dalam waktu 3 hari berturut-turut merupakan sterilisasi
dengan
a. Tyndalisasi
b. Pemanasan basah
c. Pemanasan kering
d. Radiasi
e. Pasteurisasi
15. Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan sebagai
berikut
a. Serum
b. Plasma darah
c. Sel mikroba
d. Alat laboratorium
e. Alcohol
16. Ada 5 golongan Sumber nutrisi sebagai berikut kecuali
a. Sumber karbon
b. Air
c. Sumber oksigen
d. Sumbel sulfur dan nitrogen
e. Sumber xantofil
17. Dibawah ini yang termasuk contoh dari mikroorganisme fotoautrof adalah…
a. Cellfacicula
b. Esherichia
c. Thiobacillus
d. Rhodopseumdomonas
e. Chromatium
18. Dibawah ini yang termasuk contoh dari mikroorganisme fotoheterotrof adalah…
a. Cellfacicula
b. Esherichia
c. Thiobacillus

59
d. Rhodopseumdomonas
e. Chromatium
19. Dibawah ini yang termasuk makronutrien adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Karbon
b. Nitrogen
c. Sulfur
d. Oksigen
e. Kalsium
20. Tes yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu desinfektan adalah…
a. Tes lisol
b. Tes creolin
c. Tes detergen kation
d. Tes detergen anion
e. Tes koefisien phenol

II. Isian Singkat

1. Bahan kimia yang umumnya dipakai untuk sterilisasi alat dan anggota tubuh
dalam sebuah praktikum adalah…
2. Salah satu antiseptik kimia yang mampu melarutakan lemak...
3. Ada dua macam jenis pemanasan yaitu...
4. Salah satu efek negatif bagi orang yang sering terkena radiasi sinar ungu ultra
adalah ...
5. Alat penyaringan yang terbuat dari tanah diatom dan porselen adalah...
6. Laminar Air Flow adalah alat yang berfungsi untuk……
7. Nutrisi yang diperlukan mikroba dalam jumlah sedikit disebut…
8. Zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme disebut…
9. Berkefeld, chamberland dan zeits merupakan alat yang digunakan pada
sterilisasi…
10. N, K, O, P, S, H, termasuk ke dalam nutrisi jenis…

III. Essay

1. Jelaskan dan sebutkan macam-macam teknik sterilisasi!


2. Jelaskan dan sebutkan macam-macam nutrisi yang dibutuhkan mikroba!
3. Jelaskan yang dimaksud media pertumbuhan mikroorganisme!
4. Klasifikasikan macam-macam media pertumbuhan mikroorgaisme !
5. Syarat membuat media untuk pertumbuhan bakteri!

60
DAFTAR PUSTAKA
Ammi, Yanti dan Kusnadi, 2013, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, IPBexpres: , Bogor.
Darkuni, M. Noviar. 2011. Satuan Acara Perkuliahan dan Materi Pokok Mikrobiologi.
Malang.
Gadjar, Indrawati, Wellyzar, Sjamsuridzal dan Aryanti, Oetari. 2006. Mikologi Dasar dan
Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Gilang. 2010. Sterilisasi. Blog Gilang. http://www.gandatorus.blogspot.com (16 maret
2016).
Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Erlangga.
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Organisme Jilid 1. Bandung : CV.
Yrama Widya.
Irianto,Koes. 2006. Mikrobiologi menguak dunia mikroganisme. Bandung: YRAMA
WIDYA
J.Pelczer,Michael. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Jawetz, Meinick dan Adelberg’s, 2002. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba
Medika
Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika
Lim,D, 1998, Microbiology, 2nd Edition, McGrow-hill book, New york
Novel, Sinta S., Asri, Peni W., Ratu, Safitri, 2008, Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta:
Erlangga
Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Yogyakart: Gajah Mada
University Press.
Siri, Ratna. 1993 Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Prees
Waluyo, Lud.2011. Mikrobiologi Umum. Malang:Umm Press
Wheeler, Volk. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga

61
BAB 3
BAKTERI

Kompetensi dasar
mahasiswa dapat menjelaskan ciri dan jenis bakteri, pengelompokan dan klasifikasi
bakteri

Indikator
Mahasiswa dapat:
A. Mengetahui dan menjelaskan tentang ciri-ciri dan jenis bakteri.
B. Mengetahui dan menjelaskan manfaat mempelajari bakteri.
C. Mengetahui dan menjelaskan bentuk-bentuk bakteri.
D. Mengetahui dan menjelaskan struktur sel bakteri.
E. Mengetahui dan menjelaskan tentang bakteri gram positif dan bakteri gram
negative dan perbedaanya.
F. Mengetahui dan menjelaskan teknik pewarnaan bakteri.
G. Mengetahui dan menjelaskan tentang klasifikasi bakteri

Gambaran Umum materi


Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak
berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang
dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, pathogen pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi),
di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan
lengkung. Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan
tertentu. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan
faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain
itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur
walaupun ditumbuhkan

Relevansi dengan Bidang Kerja


Materi ini merupakan pengetahuan dasar bagi calon pendidik khusunya pendidik biologi
selain itu juga sebagai pengetahuan awal bai seorang analis kesehatan, lingkungan,
pertambangan, pertanian, pangan, bioenergy dan sebagainya.

62
A. BAKTERI: Ciri dan Jenis
1. Eubacteria

Eubacteria atau bakteri berasal dari bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri
merupakan organisme uniseluler, prokariota, serta mikroskopis oleh karena itu
bakteri hanya dapat diamati menggunakan mikrokop. Bakteri memiliki jumlah
spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Bakteri ada di mana-mana, mulai
dari di tanah (Actinobacteria) bakteri ini membantu untuk perlahan-lahan tanah
memecah humates dan asam humat pada tanah. Actinobacteria lebih suka tanah
non-asam dengan pH lebih tinggi dari 5, di air (E. coli), dan di organisme lain. Ada
juga yang berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim (Archaebacteri).

Ciri-Ciri Eubacteria (Bakteri)


 Umumnya tidak berklorofil
 Bentuk yang bervariasi
 Tidak memiliki membran inti atau prokariotik
 Berukuran antara 1 s/d 5 mikron
 Hidupnya secara parasit atau bebas (kosmolipit) / patogen
 Bersifat uniseluler (bersel satu)

Contoh dari bakteri yang berada di lingkungan ramah dalam bidang


pertanian yaitu:
1. Bakteri Nitrogen
a. Hidup Bebas :
Azotobacter vinelandii, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillium
rubrum
b. Hidup bersimbiosis pada kacang-kacangan :
Rhizobium leguminosarum, Rhizobium radicula
Kemampuan : Memfiksasi/mengikat Nitrogen bebas dari udara
Peranan : Menyuburkan tanah pertanian
2. Bakteri Nitrifikasi
a. Bakteri Nitritasi : Nitrosomonas winigratsky, Nitrococcusaerobea
Kemampuan : Mengubah amoniak menjadi nitrit
b. Bakteri Nitratasi : Nitrobacter sp, Bactoderma sp
Kemampuan : Mengubah nitrit menjadi nitrat
Peranan bakteri Nitrifikasi : Menyuburkan tanah dengan menyediakan
nitrat yang diserap akar tumbuhan.

2. Archaebacteria
Archaebacteri adalah sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki kedekatan
dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel). Istilah Archaebacteria

63
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata archaio yang berarti kuno. Archaebacteria
merupakan organisme tertua yang hidup di bumi. Archaebacteria hidup dengan
lingkungan ekstrim yang diduga lingkungan kehidupan awal di bumi. Archaebacteria
disebut juga dengan bakteri purba.

Ciri-Ciri Archabacteria
 Bersifat anaerob
 Mampu hidup di tempat yang kotor, dan halofil ekstrem, saluran pencernaan
manusia atau hewan, lingkungan beragam, termoplastik pada suhu tinggi atau
lingkungan asam, tempat sampah
 Menghasilkan gas metan dari sumber yang sederhana
 Dinding sel yang bukan berupa peptidoglikan
 Mikroskopik
 Bersifat uniseluler/prokariotik
 Hidup dengan soliter atau koloni
 Bentuk yang bervariasi seperti spiral, bulat, batang dan tidak beraturan
 Bereproduksi dengan membentuk tunas, membelah diri, dan secara aseksual
(fragmentasi)

Archaebacteria diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan


habitatnya yaitu.

a. Metanogen
Adalah kelompok dari Archaebacteria yang berhabitat di daerah yang memiliki
konsentrasi metana, gas hidorgen, karbon dioksida, dan asam asetat yang sangat
tinggi. Beberapa gas tersebut digunakan bakteri dalam kelompok ini untuk
bermetabolisme. Contoh dari kelompok metanogen adalah Methanobacterium.

b. Halofil
Adalah kelompok dari Archaebacteria yang berhabitat di daerah yang memiliki
kadar garam yang tinggi. Mayoritas bakteri halofil dapat hidup pada lingkungan
yang berkadar garam mencapai 20%. Bahkan ada beberapa spesies yang mampu

64
hidup pada lingkungan yang memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut.
Contoh dari bakteri halofil adalah salah satunya Halobacterium.

c. Thermoasidofil
Adalah kelompok dari Archaebacteria yang hidup dilingkungan ekstrim sangat
panas dan juga sangat asam. Bakteri kelompok Thermoasidofil memiliki keadaan
optimum dengan lingkungan bersuhu 60 – 90 °C dan pH 2 – 4. Kita dapat dengan
mudah menemukan bakteri ini di daerah kawah vulkanik yang banyak
mengandung asam sulfat. Contoh dari bakteri Thermoasidofil adalah
Thermoplasma.

Dari contoh bakteri diatas, paling mudah yang dapat kita ketauhi biasanya
penampakan bakteri sering kali terlihat karena aktivitasnya, seperti infeksi pada luka,
susu/daging membusuk.

Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun


penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni pH, suhu,
kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.

3. Actinomycetes

Bakteri Actinomycetes adalah bakteri yang berbentuk filamen dan hidup


dalam tanah untuk mendapatkan nutrien. Bakteri ini memiliki cara untuk
mempertahankan diri pada saat kondisi sangat kering dengan cara mengubah

65
dirinya menjadi spora. Ketika kondisi memungkinkan saat ada air, bakteri yang
berbentuk spora ini akan tumbuh kembali menjadi filamen. Saat musim kemarau
dimana banyak tanah yang kering, bakteri ini tidak dapat bereproduksi sehingga
berbentuk spora. Saat hujan turun, air hujan yang jatuh ke tanah akan menyebabkan
spora ini terbang ke udara. Spora yang sangat kecil ini beterbangan hingga tertahan
beberapa saat di udara. Pada saat kita bernafas, spora-spora yang sangat kecil ini
masuk ke dalam pernafasan kita dan terciumlah bau khas dari spora ini yaitu aroma
segar yang khas dari udara yang biasanya tercium setelah hujan turun.

Actinobacteria atau Actinomycetes adalah kelompok bakteri Gram positif


dengan nisbah G/C yang tinggi. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur,
Mycota) karena ada anggotanya yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta
menghasilkan antibiotik. Ketika diketahui memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya
kecil dan dapat diserang virus bakteriofag), kelompok ini pernah dianggap bukan
fungi maupun bakteri. Baru setelah pengujian DNA dimungkinkan, kelompok ini
diketahui sebagai bakteri. Kebanyakan Actinobacteria ditemukan di tanah. Sebagian
yang lain tinggal di dalam tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa patogen seberti
Mycobacterium. Mereka memainkan peranan yang penting dalam dekomposisi
materi organik seperti selulosa dan kitin. Aktivitas ini menambah cadangan hara di
dalam tanah dan merupakan bagian penting dari pembentukan humus. Kemampuan
Actinobacteria untuk hidup di lingkungan bernutrisi rendah dan untuk
mengkonsumsi lognoselulosa (lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya
sukar dicerna kebanyakan bakteri tanah) menyebabkan Actinobacteria
mendominasi kawasan bebatuan karst. Pemberian pupuk kandang yang kaya
selulosa akan meningkatkan populasi Aktinobakteri di tanah. Pemupukan amonium
atau nitrat yang terus-menerus menekan populasi karena Aktinobakteri tidak suka
pH di bawah 6; sebaliknya, pengapuran untuk menaikkan pH juga menaikkan
populasinya. Anggota Actinobacteria kebanyakan aerob, tapi beberapa seperti
Actinomyces israelii dapat tumbuh dalam kondisi anaerob. Tidak seperti Firmicutes,
kelompok utama lain bakteria Gram positif, Actinobacteria memiliki DNA dengan GC-
content yang tinggi dan beberapa jenis Actinobacteria memproduksi spora
eksternal.

B. MANFAAT MEMPELAJARI BAKTERI


Mikroba memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.

1. Diantar peranan mikroba yang merugikan adalah:


a. Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Contoh
pada manusia Salmonella typhosa/Rickettsia : penyebab penyakit Tifus,

66
pada hewan Streptococcus agalatica : Mastitis pada sapi dan pada
tumbuhan . Xanthomonas campetris : menyerang tanaman kubis.
b. Penyebab kebusukan makanan (spoilage). Contoh Leuconostoc
mesenteriodes : menyebabkan pelendiran pada nasi sehingga menjadi
busuk.
c. Penyebab keracunan makanan (food borne disease). Contoh Salmonella sp
: Keracunan makanan

2. Diantara peranan mikroba yang menguntungkan adalah :


a. Agen pembusuk alami, yang akan mendekomposisi sampah-sampah
organik menjadi materi inorganikl sehinga dapat mengurangi kuantitas
sampah, menyuburkan tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi
tumbuhan.
b. Agen pembusuk di dalam saluran pencernaan alami, yang turut membantu
mencerna makanan di dalam saluran pencernaan.
c. Agen pengikat nitrogen dari udara yang dapat digunakan sebagai bahan
nutrien bagi tumbuhan.

Untuk melawan atau mencegah dan mengontrol bakteri penyebab


penyakit tersebut diperlukan kemampuan ahli bakteriologi. Selain itu bakteri
juga ada yang menguntungkan, penghasil antibiotik, enzym, biopestisida,
biofertilizer, biomining, fermentasi makanan yoghurt, keju, nata de coco.
Oleh karena itu, dengan mempelajari bakteri kita dapat memanfaatkan
bakteri sebesar-besarnya untuk bakteri yang menguntungkan. Sedangkan untuk
bakteri yang merugikan kita dapat menegatahui bagaimana mengontrol dan
membasmi bakteri tsb sebaik-baiknya. Selain itu dengan mempelajari bakteri
kita menjadi lebih memahami struktur dan morfologi bakteri yang ada di bumi.

C. BENTUK-BENTUK BAKTERI
Bakteri memiliki bentuk yang beraneka ragam yang dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok besar yaitu:
1. Bentuk Kokus (Bulat)
Kokus (bulat) bentuknya seperti buah beri kecil dibawah mikroskop. Beberapa
kokus secara khas hidup sendiri-sendiri, ada juga yang berkoloni berpasangan
tergantung pada proses pembelahan yang dilakukan kemudian melekat satu sama lain
setelah pembelahan. Kokus yang senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak
memisahkan diri, sering membentuk rantai kokus disebut Streptococcus.

67
Gambar 1. Macam-macam bentuk Kokus
monokokus (Monnococcus gonorrhoeae), diplokokus (Diplococcus pneumoniae), stafilokokus
(Staphylococcus aureus), streptokokus (Sterptococcus salicarius), sarkina (Sarcina sp.) dan tetrakokus.

2. Bentuk Basil (Batang)

Basil (batang) adalah bakteri yang bentuknya menyerupai batang atau silinder.
Beberapa basil panjang dan lebarnya dan bentuknya lonjong, basil-basil ini menyerupai
kokus sehingga disebut koko-basil. Tidak seperti kokus, basil membelah dalam satu
bidang.

Gambar 2. Macam- macam bentuk Basil


monobasil (E. coli), diplobasil (Renibacterium salmoninarum), dan streptobasil (Steptobacilus
moniliformis dan Bacillus anthracis)

3. Bentuk Spiral

Spirilia (spirilium) bakteri yang berbentuk spiral. Bakteri ini di kelompok atas
sebagai berikut:
a. Spiral berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran.
Contoh: Spirillum minor
b. Vibrio berbentuk lengkung kurang dari setengah lingkaran.
Contoh: Vibrio comma
c. Spiroseta berupa spiral yang halus dan lentur
Contoh: Treponema pallidum

68
Gambar 3. Macam-macam bentuk Spiral

Bentuk –bentuk lain dari bakteri

D. STRUKTUR SEL BAKTERI.


Sel bakteri terdiri atas beberapa bagian. Bagian-bagian bakteri adalah
nukleus, kapsul, dinding sel, sitoplasma, membran sitoplasma, mesosom,
protoplasma, ribosom, inklusi sel, flagela, spora, dan pili (fimbria).
1. Nukleus Bakteri
Bakteri tidak mempunyai membran inti/tidak mempunyai inti sejati. Inti
bakteri merupakan benang sirkuler chromosom, gabungan 2 untai DNA (Deoxyribo
Nucleic Acid). Inti bakteri melekat pada membran sitoplasma. Bakteri dapat
mempunyai lebih dari 1 copy kromosom.

69
Gambar 4. Nukleus yang terdapat pada sel bakteri

a. Daerah Nukleus
• Bahan nukleus/DNA di dalam sel bakteri menempati posisi : dekat
pusat sel, terikat pada sistem mesosom sitoplasma
• Merupakan alat genetik/genom bakteri, yang terdiri dari : kromosom
tunggal dan bundar, tempat semua genom berpautan
• Bahan nukleus bakteri : tubuh kromatin, nukleoid, kromosom bakteri

2. Kapsul atau Lapisan Lendir Bakteri


Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan yang terluar dari bakteri yang
menyelimuti dinding sel. Lapisan ini memiliki ketebalan yang bervariasi disetiap
jenis-jenis bakteri. Lapisan tebal tersebutlah yang disebut dengan kapsul, dan ada
juga lapisan tipis yang disebut lapisan lendir. Umumnya bakteri hidupnya parasit
dan bersifat patogen (penyebab penyakit) memiliki kapsul sedangkan pada bakteri
saproba (mendapatkan makanan dari sisa organisme) biasanya hanya memiliki
lapisan lendir. sehingga mengapa makanan yang terkena bakteri biasanya terlihat
berlendir. Kapsul atau lapisan lendir ini berupa senyawa yang kental dan lengket
yang disekresikan oleh bakteri. Kapsul sendiri tersusun dari glikoprotein (senyawa
campuran antara glikogen dan protein). Sedangkan pada lapisan lendir tersusun
dari air dan juga polisakarikarida.
Fungsi kapsul antara lain:
 Sebagai pelindung
 Menjaga sel agar tidak kekeringan
 Membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau pada substrat
 Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri dari pengaruh sistem
kekebalan (antibodi) yang dihasilkan oleh sel tubuh inang.

70
Kapsul

Gambar 5. Kapsul pada bakteri

3. Dinding Sel Bakteri


Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa peptidoglikan, yakni suatu polimer
yang terdiri dari polipeptida pendek. Peptidoglikan memiliki ketebalan lapisan yang
bervariasi dari ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap respons pewarnaan,
yang digunakan dalam penggolongan bakteri, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif.

Gambar 6. Struktur dinding sel bakteri


Fungsi Dinding Sel:
 Mempertahankan bentuk dari sel.
 Memberikan sebuah perlindungan fisik.
 Menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang memiliki tekanan
osmotik yang lebih rendah (hipotonis).
 Sel bakteri dapat mengalami plasmolisis jika berada pada lingkungan yang
tekanan osmotik lebih tinggi (hipertonis).
 Bakteri akan mati jika berada pada larutan yang pekat misalnya
mengandung banyak garam atau banyak gula.

4. Sitoplasma Bakteri
Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul
organik seperti lemak, protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim,

71
DNA, klorosom (pada bakteri fotosintetik), dan ribosom. Fungsi sitoplasma yaitu
sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel.
a. Struktur di dalam sitoplasma
Bahan yang dikandung dalam sitoplasma :
1) Daerah sitoplasma (Granuler, kaya akan RNA)
Banyak mengandung partikel RNA – protein, ribosom terkemas padat di
seluruh daerah sitoplasma yang berfungsi untuk sintesa protein.
2) Daerah kromatin/nukleus (Kaya akan DNA)
Bahan nukleus / DNA di dalam sel bakteri terletak pada posisi dekat
pusat sel dan terikat pada sistem mesosom sitoplasma. Merupakan alat
genetik / genom bakteri, yang terdiri dari kromosom tunggal dan bundar,
tempat semua genom berpautan. Bahan nukleus bakteri : tubuh
kromatin, nukleoid, kromosom bakteri

b. Inklusi / zat simpan


Merupakan kumpulan berbagai substansi kimiawi yang menumpuk
dan membentuk granula serta globul di dalam sitoplasma. Berfungsi sebagai
cadangan nutrisi. Di dalam iklusi Mengandung : polisakarida, lemak,
polifosfat, belerang. Contoh pada bakteri belerang mempunyai inklusi
belerang. Bentuk lain inklusi sel adalah protoksin, vakuola (gas), karbosilom
(sedikit DNA, enzym, karboksilase dll), ribosom.

Gambar 10. Inklusi sel pada Thiomargarita namimbiens

72
5. Membran Sitoplasma Bakteri
Membran sitoplasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang
bersifat selektif permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu) yang terletak di
bawah dinding sel. Fungsi untuk mengendalikan lalu lalang sistem kimiawi (ion-
ion mineral, gula, asam amino, elektron, metabolit lain) dalam sel dengan cara
difusi pasif dan transport aktif

Gambar 9. Struktur membran sitoplasma

Fungsi membran sitolasma:


 Membungkus sitoplasma
 Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang ada di luar
sel.
 Tempat pelekatan dan pemisahan DNA/ inti sel selama pembelahan sel.
 Tempat berlangsungnya sebagian proses bioenergi.
 Tempat pelekatan pangkal flagel.

6. Mesosom Bakteri
Mesosom merupakan lanjutan membran sitoplasma ke arah
dalam/invaginasi membran sel ke dalam sitoplasma. Dijumpai bermula pada titik
tempat membran mulai invaginasi sebelum terjadinya pembelahan. Mesosom
melekat pada nukleus. Mesosom berfungsi untuk sintetis dinding sel dan
pembelahan.

7. Sferoplas Bakteri
Sferoplas adalah isi sitoplasma yang dikelilingi oleh membran sitoplasma,
tetapi masih belum terbebas dari bahan dinding sel. Sferoplas (spheroplast)
merupakan suatu bentuk dimana dinding sel suatu bakteri mengalami modifikasi
akibat penambahan penisilin. Pada pengamatan mikroskop sel sferoplas tampak
menggembung pada bagian tengah sel dan bentuk sel menjadi bulat tak
beraturan. Hal tersebut dikarenakan dinding sel bakteri hancur oleh penisilin dan
tegangan membran sel bakteri menjaga sel dalam bentuk bulat. Sferoplas sangat

73
rentan terhadap tekanan osmosis dan akan lisis bila ditempatkan pada larutan
hipotonis.

8. Protoplasma Bakteri
Protoplasma merupakan isi sitoplasma yang dikelilingi oleh membran
sitoplasma. Ciri protoplas adalah tidak mempunyai dinding sel, tidak dapat
membelah diri, tidak membentuk dinding sel, tidak rentan terhadap infeksi oleh
bakteriofage. Protoplas mengambil bentuk bola, karena tidak memiliki dinding sel
luar.

9. Ribosom Bakteri
Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalam sitoplasma dan
berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein dan RNA
(ribonucleic acid). Terdiri dari RNA 80-85% . Jumlah ribosom di dalam suatu sel
bakteri mencapai ribuan yakni 5000-50.000 ribosom, contohnya Escherichia coli
yang mempunyai 15.000 ribosom. Ukurannya 16 x 18 mm berbentuk partikel .

10. Flagela Bakteri


Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang
terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagela bakteri tidak
terbungkus oleh perluasan membran plasma yang berbentuk batang (basil), koma
(vibrio), dan juga spiral. Ada sekitar separuh dari seluruh bakteri yang dapat
bergerak secara terarah yang menuju atau menjauhi ransang. Gerak tersebut
disebut gerak taksis. Contohnya bakteri dari familia Chlorobacteriaceae yang akan
melakukan gerak fototaksis positif atau menuju ke arah cahaya matahari untuk
berfotosintesis. Contoh lain gerak Taksis adalah:
 Kemotaksis (zat kimia) contoh pada bakteri Belerang.
 Galvanotaksis atau Magnetotaksis (arus listrik) bakteri akan bergerak
menuju kutub positif dan negatif.
 Aerotaksis merupakan gerak taksis di pengaruhi oleh ada/tidaknya
oksigen (aerob/anaerob).

74
Bakteri memiliki jumlah flagela d letak berbeda-beda. Berikut
pengelompokan bakteri berdasarkan dari jumlah dan letak flagelanya :
 Atrik, adalah bakteri yang tidak mempunyai flagela
 Monotrik, adalah bakteri yang hanya mempunyai satu flagela (misalnya,
Vibrio cholerae).
 Lofotrik, adalah bakteri yang mempunyai banyak flagela pada salah satu sisi
sel (misalnya, Rhodospirilium rubrum).
 Amfitrik, adalah bakteri yang mempunyai flagela pada kedua ujung
sel (misalnya , Pseudomonas aeruginosa)
 Peritrik, adalah bakteri dengan flagela yang tersebar di seluruh permukaan
dinding sel (misalnya Escherichia coli).

Gambar 11. Jumlah dan posisi flagel pada bakteri

Berdasar mekanisme gerak bakteri bila didasari oleh ada tidaknya alat gerak
dapat digolongkan dalam bakteri yang bersifat motil dan yang bersifat non motil,
bakteri yang bersifat motil memiliki alat gerak yang dinamakan flagel, alat gerak ini
sangat halus 20µm sehingga tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pergerakkan
flagel bakteri adalah dengan cara memutar flagel berbentuk helix pergerakan ini
dapat disamakan dengan kotrek pembuka botol gabus. Dan untuk bakteri yang tidak
memiliki alat gerak umumnya bergerak secara mengeliding meluncur dan akan
bergerak apabila ada kontak terhadap benda padat (Darkuni, 2001).
Sistem pelekatan flagela yaitu dengan melekatnya cincin-cincin sleeve pada
membran sel luar. Cincin protein luar dan cincin protein dalam melekat pada
membran plasma. Kecepatan berputar : 3000 putaran/menit . Tipe flagel dan
gerakannya:

• Monopolar – monotrik adalah bakteri yang memliki satu flagel yang berada
disalah satu ujung sel.
• Bipolar – lofotrik adalah bakteri yang memiliki banyak flagel yang ditemukan
pada salah satu kutub sel.
• Bipolar –Peritrikha adalah bakteri yang mempunyai flagel di seluruh tubuhnya
• Bipolar amfritrik adalah bakteri yang memiliki flagel pada kedua kutubnya
dengan jumlah lebih dari satu.

75
Tidak semua bakteri mempunyai daya motilitas, ada bakteri yang tidak
mempunyai alat gerak yaitu flagel sehingga berdasarkan letak dan jumlah flagel
pada sel bakteri, jenis ini digolongkan dalam bakteri atrik (Dwidjoseputro, 1978).
Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa bakteri tidak bergerak dengan
kekuatan sendiri melainkan bergerak maju kemudian mundur ke tempat semula.
Bakteri tidak menunjukkan gerakan yang cepat dan perpindahan tempat saat
diamati. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa gerakan yang terjadi adalah gerak
Brown (gerakan yang terjadi pada bakteri akibat adanya energi kinetic). Pada gerak
Brown semua organisme bergetar dengan laju yang sama dan menjaga hubungan
ruang yang tetap satu sama lain, sedangkan bakteri yang motil terus menerus
bergerak kearah tertentu (Wesley & Wheeler, 1988).

Gambar 12. Pelekatan flagel pada membran sel bakter

11. Fimbriae/Pili Bakteri


Pili merupakan rambut halus yang mengitari bakteri. Bentuknya seperti
filamen, tetapi bukan flagela, banyak terdapat pada bakteri gram negatif. Ukurannya
lebih kecil, lebih pendek, dan lebih banyak dari flagela. Pili ini tidak berfungsi untuk
pergerakan, tetapi berfungsi melekatkan bakteri satu dan lainnya memungkinkan
terjadinya perpindahan DNA (konjugasi) serta sebagai pintu gerbang masuknya bahan
genetik selama berlangsungnya perkawinan antarbakteri.Selain itu, pili juga mempunyai
fungsi lain, yaitu sebagai alat untuk melekatkan pada berbagai permukaan jaringan
hewan atau tumbuhan yang merupakan nutriennya. Contohnya, Sex pilus.

76
Gambar 13. Pili pada bakteri

Gambar 14. Cara pili melekat pada sel inang

E. BAKTERI GRAM POSITIF DAN BAKTERI GRAM NEGATIVE DAN PERBEDAANYA


Berdasarkan ketebalan lapisan peptidoglikan yang berpengaruh terhadap
respons pewarnaan, bakteri digolongkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negatif.

Gambar 15. Bakteri gram positif

Bakteri Gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal
violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di

77
bawah mikroskop. Contoh bakteri gram positif seperti Staphylococcus
aureus (bakteri yang biasa terdapat pada kulit dan saluran pernapasan atas manusia
manusia).
Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang
umum pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi
dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90 persen dari dinding sel tersebut
tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam
teikhoat.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
 Terletak antara substansi ekstrakseluler &membran sitoplasma
 Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
 Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat
ringan. Mengandung asam tekoat.
 Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
 Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
 Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
 Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
 Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
 Tidak peka terhadap streptomisin
 Fungsi untuk pembelahan & pertumbuhan
 Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

Gambar 16. Bakteri gram negatif

78
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila
diamati dengan mikroskop. Contoh: E. coli.
Bakteri E. coli memiliki sistem membran ganda di mana membran plasmanya
diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal
berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran
luarnya.
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu :
 Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
 Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat didalam
 lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
 Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
 Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal
violet.
 Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
 Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
 Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
 Peka terhadap streptomisin
 Toksin yang dibentuk Endotoksin
Komposisi dinding sel bakteri penting untuk :
– Membedakan bakteri dari prokariotik lainnya
– Membedakan satu kelompok bakteri dengan kelompok lainnya

79
Perbedaan bakteri gram positif dan negatif
Berdasar perbedaan komposisi dinding sel dan susunanya dapat dibedakan
menjadi bakteri Gram + dan – .
Tabel 1. Perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
Karakteristik Gram positif Gram negatif
Dinding sel - Homogen dan tebal (20- - Struktur dinding selnya
80 nm) serta sebagian tipis, sekitar 10 – 15 mm,
besar tersusun dari berlapis tiga atau
peptidoglikan, berlapis multilayer.
tunggal atau monolayer.
Polisakarida lain dan asam - Dinding selnya
teikoat dapat ikut mengandung lemak lebih
menyusun dinding sel. banyak (11-22%),
- Peptidoglikan (2-7 nm) di
- Dinding selnya antara membran dam dan
mengandung lipid yang luar, serta adanya
lebih normal (1-4%) membran luar (7-8 nm
tebalnya) yang terdii dari
lipid, protein, dan
lipopolisakarida

Bentuk sel Bulat, batang atau filamen Bulat, oval, batang lurus
atau melingkar seprti tand
koma, heliks atau filamen;
beberapa mempunyai
selubung atau kapsul

Reproduksi Pembelahan biner Pembelahan biner,


kadang-kadang
pertunasan
Metabolisme Kemoorgano heterotrof Fototrof, kemolito
autotrof, atau
kemoorgano heterotrof

Kebanyakan nonmotil, bila Motil atau nonmotil.


motil tipe flagelanya Bentuk flagela dapat
bervariasi-polar,lopotrikus

80
Motilitas adalah petritrikus (lophtrichous), petritrikus
(petritrichous) (petritrichous).
Anggota tubuh Biasanya tidak memiliki Dapat memiliki pili,
(apendase) apendase fimbriae, tangkai
Endospora Beberapa grup dapat Tidak dapat membentuk
membentuk end0spora endospora

F. TEKNIK PEWARNAAN BAKTERI


Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk
diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga
berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural.
Pemberian warna pada bakteri atau jasad - jasad renik lain dengan menggunakan
larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi,
dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan
perbedaan di antara sel-sel microba atau bagian-bagian sel microba disebut teknik
pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu
bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam
pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan
kapsul.(waluyo,2010)
Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
 Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
 Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
 Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
 Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat
fisik dan kimia dapat diketahui.

a. Macam – macam Teknik Pewarnaan Bakteri


1) Pewarnaan sederhana
Teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana
karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai
organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan

81
pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik
(suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat
mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa
digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet,
dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi
dua jenis pewarnaan.

a) Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna
yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin.

b) Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan
untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi
hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan
(tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.

Gambar 17 Mikroskop. Alexschemistry 1600 × 1200

2) Pengecatan Differensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna
seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai
berikut:
a) Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni

82
gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif
berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi
atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya.
Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti
Mycoplasma sp.

Gambar 18. Bakteri Gram + dan Gram -

Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :


 Zat warna utama (violet kristal)
 Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk
mengintensifkan warna utama.
 Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven
organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
 Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk
mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah
perlakuan denga alcohol.

Langkah - langkah Teknik Pewarnaan Gram :


 Siapkan bahan-bahan yang diperlukan: reagen kristal violet,
larutan iodin, alkohol 95% atau etanol, safranin (zat pewarna
merah) atau coklat Bismarck (bagi orang yang buta warna
terhadap warna merah), dan air.
 Obyek dibasahi dengan reagen kristal violet.

83
 Setelah 60 detik, kristal violet dibilas dan obyek dibasahi dengan
larutan iodine.
 60 detik kemudian, iodin dibilas dan gelas preparat dicuci dengan
larutan alkohol 95% atau etanol selama 15 hingga 30 detik.
 Gelas preparat kemudian selama 30 detik diwarnai dengan
safranin atau coklat Bismarck.

Gambar 19. Teknik Pewarnaan Gram

b) Pewarnaan Tahan Asam


Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung
lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna,
namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin
melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan
tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat
sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri
tahan asam (BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa
keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium
tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang
paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009)

84
Gambar 20. Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)

3) Pengecatan Struktural
a) Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan
pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein
adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk
pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite
hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaan Basil
Tahan Asam dimana cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa
menembus lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium .

Prinsip kerja:
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan
pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk,
dengan pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna
fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol,
sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil
warna biru dari methylen blue.

Cara Kerja :
 Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin sama
banyak.
 Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada penangas air
80oc selama 10 menit.
 Dibuat sediaan dan dikeringkan.
 Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik
 Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi warna merah
mengalir.
 Sediaan dicuci dengan air.

85
 Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian dicuci
dan dikeringkan.
 Diperiksa dibawah mikroskop.

Skema prosedur pengecatan Spora Schaeffer Fulton :

86
Gambar 21. Teknik pewarnaan spora bakteri

b) Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam
tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding
sel dan flagel.

c) Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu
larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat
pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul.
Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana
biru gelap.

Gambar 22. Bakteri Enterobacter aerogenes pewarnaan kapsula

b. Spora Pada Bakteri


Spora terbentuk pada keadaan lingkungan yang ekstrim, misalnya
temperatur tinggi, pH, tekanan osmosis, nutrisi yang berkurang. Spora pada bakteri
lazimnya adalah endospora karena spora dibentuk di dalam sel.
Menurut Knaysi, proses sporulasi (pembentukan atau terjadinya spora)
dibagi menjadi 4 tahap:

87
1. Tahap permulaan, dimana koloni menunjukkan pertumbuhan yang sangat
lambat.
2. Selama beberapa jam kelihatan adanya bahan-bahan lipoprotein yang
mengumpulkan ke salah satu ujung sel, sehingga ujung itu nampak memadat.
3. Timbul bungkus yang menyelubungi calon spora. Selubung terdiri atas dua lapis
yakni kulit luar (eksin) dan kulit dalam (intin). Pada beberapa species intin
menjadi dinding sel, bila spora melanjutkan pertumbuhan menjadi bakteri
biasa.Dinding spora bersifat impermeabel terhadap zat-zat yang dapat
menganggu kehidupan bakteri.
4. Pada tahap yang terakhir, maka spora tampak berubah bentuk dan volume.
Endospora dapat tetap tinggal disalah satu ujung atau ditengah-tengah sel. Sel
dapat pecah karena perkembangan endospora. Pecahan ini kemudian luluh
menjadi satu dengan medium.
Sel yang mengandung spora dinamakan sporangium (kotak spora). Biasanya
1 sporangium berisi satu spora, kadang kala berisi lebih dari satu spora, ini
disebabkan pembelahan sel yang terlambat.
Bakteri dalam bentuk spora lebih tahan terhadap disinfektan, sinar dan
terutama terhadap kekeringan, panas dan kedinginan. Hal ini karena dinding spora
lebih bersifat impermeabel dan spora mengandung sangat sedikit air, sehingga
menyebabkan spora tidak mudah mengalami perubahan temperatur. Hanya
beberapa genus bakteri saja yang membentuk spora, yang terpenting yaitu:
1. Genus Bacillus: bentuk batang, bersifat aerob atau anaerob fakultatif,
contohnya Bacillus anthracis yang menyebabkan penyakit antraks dan Bacillus
cereus yang menyebabkan keracunan makanan.
2. Genus Clostridium: bersifat anaerob, memproduksi toksin yang mematikan
manusia, contohnya Clostridium tetani, Clostridium perfringens dan Clostridium
botulinum. Botulisme adalah salah satu tipe keracunan makanan yang sangat
berbahaya.

1) Endospora
Bakteri tertentu menghasilkan endospora. Bacillus dan Clostridium yang
memproduksi endospora bakteri. Proses pembentukan spora dikenal sebagai
sporulasi. Spora yang dihasilkan di dalam sel bakteri yang dikenal sebagai spora
endogen. Spora adalah sel yang berdiferensiasi.

88
Gambar 23. Endospora Bakteri

Endospora dapat bertahan hidup selama jutaan tahun. Endospora bakteri


adalah kelopak yang lepas untuk DNA bakteri. Ini adalah struktur hidup. Ini bukan
struktur reproduksi. 10 genera dari endospora membentuk Gram basil positif
dan kokus dikenal yang banyak bersifat patogen. Ini dapat diidentifikasi dengan
pewarnaan.
Pembentukan spora membantu dalam klasifikasi bakteri. Selama akumulasi
spora terjadi pembentukan ion kalsium, sintesis asam dipicolinic dan asam kecil
protein spora larut terjadi. Sebuah korteks tebal terbentuk di sekitar protoplas
tersebut. Dehidrasi protoplas berlangsung yang mengurangi jumlah air. Karena
kadar air rendah, enzim menjadi tidak aktif. Protein spesifik inti mengikat erat
dengan DNA dan melindunginya dari kerusakan potensial dari UV dan
melindunginya dari pengeringan dan panas kering. Karena berfungsi sebagai
sumber karbon dan energi untuk pertumbuhan sel baru yang keluar.
Endospora adalah struktur spesifik yang ditemukan pada beberapa jenis
bakteri. Dua jenis bakteri yang dapat membentuk spora misalnya Clostridium
dan Bacillus. Clostridium adalah bakteri yang bersifat anaerobic, sedangkan
Bacillus pada umumnya bersifat aerobic. Struktur endospora mungkin bervariasi
untuk setiap jenis spesies, tapi umumnya hampir sama. Endospora bakteri
merupakan struktur yang tahan terhadap keadaan lingkungan yang ekstrim
misalnya kering, pemanasan, dan keadaan asam.

Variasi letak spora :


 Ditengah sel (sentral). Contoh Bacillus Cereus.
 Di ujung sel (terminal). Contohnya Clostridium thuringensis.
 Didekat ujung (sub terminal). Contohnya Clostridium subterminale.

2) Perkecambahan Spora
Sporulasi pada Bacillus subtilis melibatkan pembelahan sel yang asimetris
diikuti dengan diferensiasi menjadi dua tipe sel, endospora dan sel induk. Mantel
pada endospora merupakan lapisan perlindungan yang berlapis-lapis yang
melindungi genome bakteri selama kondisi stress dan disusun dari lusinan
protein.

89
Gambar 24. Proses Pembentukan Spora Bakteri
Sporulasi dimulai ketika sporangium membelah secara asimetris untuk
membentuk dua bagian: sel induk dan forespre, yang dipisahkan oleh septum.
Selanjutnya, sel induk akan menelan forespore, dan membran sitoplasmanya
mengelilingi forespore dan dobel membran pada forespore terbentuk.
Pembentukkan mantel hanya dimulai setelah adanya inisiasi penelanan dan
berlanjut selama sporulasi. Kortkes peptidoglikan diantara dalam dan luar
membran forespore terbentuk selama sporulasi akhir. Pada tahap terakhir, sel
induk akan mengalami lisis untuk melepaskan spora yang telah matang ke
lingkungan. Spora-spora tersebut mampu berkecambah dengan cepat dan
tumbuh secara vegetatif jika tersedia cukup nutrisi.

3) Ketahanan Hidup Spora


 Spora bakteri tahan hidup laten
 Pada umumnya >50 th, 90% spora bakteri. kehilangan kemampuan
hidupnya
 Di Kew Garden Inggris ditemukan spora berumur :
200-300 th : Bacillus subtilis, B.licheniformis
50 – 100 th : B. coagulans, B. circulans

Gambar 25. Spora Bakteri

90
4) Eksospora
Beberapa spesies bakteri menghasilkan spora eksternal. Streptomyces,
misalnya, menghasilkan serantaian spora yang disebut konidia, yang disangga di
ujung hifa, suatu filament vegetative. Proses ini serupa dengan proses
pembentukan spora pada beberapa cendawan.

Gambar 26. Eksospora Bakteri

Gambar 28. Eksospora pada Streptomyces sp dan berbagai kapang yang


berbentuk Filame

G. KLASIFIKASI BAKTERI
1. Bakteri berbentuk kokus (bulat)
a. Bakteri kokus gram positif (grup 14)
Aerobik: Micrococcus, Staphylococcus, Streptococcus, Leuconostoc
Anaerobik: Methanosarcina, Thiosarcina, Sarcina, Ruminococcus
b. Bakteri kokus gram negatif
Aerobik: Neisseria, Moraxella, Acinetobacter, Paracoccus (grup 10)
Anaerobik: Veillonella, Acidaminococcus, Megasphaera (grup 11)

2. Bakteri berbentuk batang


a. Bakteri gram positif
1) Bakteri gram positif tidak membentuk spora (grup 16)

91
Aerobik: Lactobacillus, Listeria, Erysipelothrix, Caryophanon.
2) Bakteri Coryneform dan actinomycetes (grup 17)
Aerobik Coryneform: Corynebacterium, Arthrobacter, Brevibacterium,
Cellulomonas, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium.
Aerobik Actinomycetes: Mycobacterium, Nocardia, Actinomyces, Frankia,
Actinoplanes, Dermatophilus, Micromonospora,
Microbispora, Streptomyces,
Streptosporangium.
Actinomycete dapat membentuk miselium yang sangat halus dan
bercabangcabang. Miselium vegetatif tumbuh di dalam medium, dan
miselium udara ada di permukaan medium. Bakteri ini dapat berkembang
biak dengan spora, secara fragmentasi dan segmentasi, dengan
chlamydospora, serta dengan bertunas.
Bakteri ini umumnya mempunyai habitat pada lingkungan dengan pH yang
tinggi. Cara hidupnya ada yang bersifat saprofit, simbiosis dan beberapa
sebagai parasit. Frankia adalah actinomycetes yang mampu menambat
nitrogen dan dapat bersimbiosis dengan tanaman.

3) Bakteri pembentuk endospora (grup 15)


Aerobik: Bacillus, Sporolactobacillus, Sporosarcina, Thermoactinomyces
Anaerobik: Clostridium, Desulfotomaculum, Oscillospira

b. Bakteri gram negatif


1) Bakteri gram negatif aerobik (grup 7)
Aerobik: Pseudomonas, Xanthomonas, Zoogloea, Gluconobacter,
Acetobacter, Azotobacter, Azomonas, Beijerinckia, Derxia,
Rhizobium, Agrobacterium, Alcaligenes, Brucella, Legionella,
Thermus.
Bakteri Azotobacter, Beijerinckia, Derxia, Rhizobium termasuk
diazotroph yang dapat menambat nitrogen dari udara.
Azotobacter, Beijerinckia, dan Derxia cara hidupnya bebas tidak
bersimbiosis, Rhizobium hidupnya dapat bersimbiosis dengan
akar tanaman leguminosa dengan membentuk bintil akar.
2) Bakteri gram negatif aerobik khemolitotrofik (grup12)
Aerobik: Nitrobacter, Nitrospira, Nitrococcus, Nitrosomonas, Nitrosospira,
Nitrosococcus, Nitrosolobus. Bakteri bakteri tersebut umumnya
berperan dalam proses nitrifikasi di dalam tanah. Thiobacillus,
Sulfolobus, Thiobacterium, Thiovolum, yang merupakan bakteri
yang berperan dalam proses oksidasi sulfur di alam.
3) Bakteri berselubung (grup 3)

92
Aerobik: Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix. Bakteri
Sphaerotilus biasanya hidup di saluran-saluran air. Leptothrix,dan
Cladothrix merupakan bakteri yang mampu mengoksidasi besi
atau penyebab korosi.
4) Bakteri gram negatif fakultatif anaerobik (grup 8)
Fakultatif anaerobik: Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter, Salmonella,
Shigella, Proteus, Serratia, Erwinia, Yersinia, Vibrio,
Aeromonas, Photobacterium.
5) Bakteri gram negatif anaerobik (grup 9)
Sangat Anaerobik: Bacteroides, Fusobacterium, Leptotrichia
6) Bakteri Methanogens dan arkaebakteria (grup 13)
Sangat Anaerobik: Methanobacterium, Methanothermus, Methanosarcina,
Methanothrix, Methanococcus. Bakteri ini
merupakan pembentuk metan (CH4) dari hasil
perombakan bahan organik secara anaerobik.
Aerobik: Halobacterium, Halococcus, Thermoplasma. Bakteri ini ada yang
tahan hidup pada kadar garam tinggi dan dan ada yang tahan pada
suhu tinggi.
Anaerobik: Thermoproteus, Pyrodictium, Desulforococcus.

3. Bakteri berbentuk lengkung


a.Bakteri gram negatif spiril dan lengkung (grup 6)
Aerobik: Spirillum, Aquaspirillum, Azospirillum, Oceanospirillum,
Campylobacter, Bdellovibrio, Microcyclus, Pelosigma. Bakteri
Azospirillum termasuk bakteri penambat nitrogen yang dapat
berasosiasi dengan tanaman gramineae termasuk tanaman padi.
Bakteri Bdellovibrio adalah bakteri yang dapat hidup sebagai parasit
pada sel bakteri lain (parasit bakteri).
b. Bakteri gram negatif lengkung anaerobik (grup 9)
Anaerobik: Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas. Bakteri
Desulfovibrio merupakan salah satu bakteri yang mampu mereduksi
sulfat.
c. Spirochaeta (grup 5)
Aerobik dan anaerobik: Spirochaeta, Cristispira, Treponema, Borrelia,
Leptospira. Bakteri ini berbentuk benang tipis dan
terulir. Dinding sel tipis dan lentur. Bakteri ini dapat
bergerak dengan cara kontraksi sel menurut garis sumb
selnya. Selnya berukuran 0,1-3 μ x 4-8 μ .

4. Bakteri yang termasuk kelompok khusus

93
a. Bakteri yang merayap (meluncur) (grup 2)
Bakteri ini dapat merayap walaupun tidak berflagela. Bakteri ini selalu bersifat
gram negatif. Dalam kelompok ini termasuk beberapa ganggang biru, beberapa
bakteri khemoorganotrof dan beberapa bakteri belerang (sulfur).
Kelompok bakteri yang menjadi anggota bakteri merayap (meluncur) adalah :
1) Bakteri yang mengandung sulfur intraselular, berbentuk benang. Contoh:
Beggiatoa, Thiothrix, Achromatium.
2) Bakteri bebas sulfur, membentuk trikoma (bulu). Contoh: Vitreoscilla,
Leucothrix, Saprospira.
3) Bakteri uniselular, bentuk batang pendek. Contoh: Cytophaga,
Flexibacter,Myxobacteria.
4) Bakteri fototrof yang bergerak merayap. Contoh: Chloroflexus
5) Cyanobacteria yang bergerak merayap. Contoh: Oscillatoria. Myxobacteria.
Bakteri yang termasuk myxobacteria mempunyai dinding sel sangat tipis
dan lentur. Bakteri ini bersifat gram negatif, dan dapat bergerak meluncur.
Bentuk sel umumnya memanjang (spoel) dengan ujung runcing. Dalam
siklus hidupnya dapat membentuk badan buah, yang merupakan kumpulan
sel yang berdifrensiasi. Ukuran badan buah kurang dari 1 mm. Contoh:
Chondromyces, Myxococcus.

b. Bakteri bertangkai atau bertunas (grup 4)


Bakteri ini mempunyai struktur mirip tangkai atau tunas yang merupakan
tonjolan dari sel, atau hasil pengeluaran lendir. Contoh: Hypomicrobium,
Caulobacter, Prosthecomicrobium, Ancalomicrobium, Gallionella, Nevskia.

c. Bakteri parasit obligat: Rickettsiae dan Chlamydiae (grup 18)


Merupakan bakteri yang berukuran paling kecil, tetapi lebih besar dari virus,
yaitu 0,3x2μ. Bentuk sel pleomorfik, dapat berupa batang, kokus, atau filamen.
Bakteri ini cara hidupnya sebagai parasit sejati (parasit obligat) di dalam sel jasad
lain dan bersifat patogen. Hidupnya intraselular di dalam sitoplasma dan inti sel
binatang dan manusia. Oleh karena itu bakteri kelompok ini merupakan
penyebab penyakit, yang biasanya ditularkan oleh vektor serangga. Contoh:
Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella burnetii.

d. Mycoplasma (klas Mollicutes) (grup 19)


Mycoplasma disebut juga PPLO (Pleuropneumonia Like Organisms). Cirinya
yaitu:
 tidak mempunyai dinding sel, atau merupakan bentuk L dari bakteri
sejati (Eubakteria) atau bentuk speroplas sel eubakteria, sehingga
sifatnya mirip bakteri sejati.

94
 Mycoplasma berukuran 0,001-7μ. Umumnya lebih besar dari Rickettsiae
dan dapat dicat dengan cat anilin. Ukuran koloni mencapai 10-600μNO
 Selnya berbentuk kokus, filamen, roset, dan sangat pleomorfik. Selnya
dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan
perkecambahan.
 Cara hidupnya sebagai saprofit atau patogen. Contoh: Mycoplasma
mycoides, M. homonia, M. orale, Acholeplasma, Spiroplasma.
 Bakteri bentuk L atau bakteri dalam bentuk protoplas, tidak berdinding
sel. Hal ini dapat terjadi karena mutasi atau dibuat. Contohnya:
(a) Mycobacterium tuberculosis dalam medium dengan
tegangan muka rendah dan ditambah lisosim serta EDTA,
(b) Strain mutan Staphylococcus aureus dalam medium
dengan penisilin G.

e. Bakteri anaerobik anoksigenik fototrofik (grup 1)


Bakteri ini mempunyai ciri berpigmen fotosintetik. Ada yang berbentuk kokus,
batang, dan lengkung. Berdasarkan sifat fisiologinya dapat dibagi menjadi:
1) Familia Thiorhodaceae (bakteri sulfur ungu). Contoh: Thiospirillum sp.,
Chromatium sp.
2) Familia Athiorhodaceae/Rhodospirillaceae (bakteri sulfur non-ungu).
Contoh: Rhodospirillum, Rhodopseudomonas.
3) Familia Chlorobiaceae (bakteri sulfur hijau). Contoh: Chlorobium,
Chloropseudomonas, Chlorochromatium.

f. Bakteri aerobik oksigenik fototrofik: Cyanobacteria (grup 20)


Bakteri ini termasuk Myxophyceae atau Cyanophyceae. Sifatnya yang mirip
bakteri adalah dinding selnya terdiri mukokompleks, tidak berdinding inti, tidak
ada mitokondria dan kloroplas. Sifatnya yang berbeda adalah dapat
berfotosintesa mirip tumbuhan tingkat tinggi, dan menghasilkan O2. Bakteri ini
mempunyai klorofil a dan fikobilin (fikosianin dan fikoeritrin). Bentuk selnya
tunggal (uniselular), koloni, dan benang-benang (filamen). Selnya dapat bergerak
meluncur tetapi sangat lambat (250 μ per menit), meskipun tidak berflagela.
Cara hidupnya bebas, dan berasosiasi simbiosis. Umumnya dapat menambat
nitrogen dari udara, dan bersifat fotoautotrof obligat. Contoh: Gloeobacter,
Gloeocapsa, Dermocarpa, Spirulina, Nostoc, Anabaena, Oscillatoria, Calothrix,
Cylindrospermum. Anabaena azollae dapat bersimbiosis dengan tanaman paku
air Azolla sp. dan Nostoc bersimbiosis dengan jamur membentuk Lichenes.

95
H. RANGKUMAN
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar
luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri memiliki morfologi dan
struktur sel yang khas dari organisme lainnya. Bakteri memiliki dampak positif yang
dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya dan dampak negatif yang harus kita kontrol
sebijak mungkin.
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas Schizomycetes,
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali
beberapa yang bersifat fotosintetik.
Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, pathogen pada
manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer
(sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk dasar
bulat, batang, dan lengkung.
Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu.
Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan,
suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami
pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada
syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 μ.
Berdasarkan klasifikasi artifisial yang dimuat dalam buku “Bergey’s manual of
determinative bacteriology” tahun 1974, bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat
morfologi dan fisiologi. Dalam buku ini juga terdapat kunci determinasi untuk
mengklasifikasikan isolat bakteri yang baru ditemukan. Menurut Bergey’s manual, bakteri
dibagi menjadi 1 kelompok (grup), dengan Cyanobacteria pada grup 20. Pembagian ini
berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan
menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusus.

96
TES FORMATIF
Pilihan Ganda
1. Berikut ini yang tidak termasuk ciri-ciri bakteri adalah...
a. Uniseluler
b. Prokariotik
c. Eukariotik
d. Mikroskopis
2. .Bakteri dalam klasifikasinya termasuk prokariotik karena belum memiliki...
a. Inti sel
b. Membran sel
c. Membran inti
d. Asam nukleat
3. Contoh Eubacteria yaitu...
a. Clostridium pasteurianum
b. Methanobacterium
c. Mycobacterium
d. Thermococcus celer
4. Bakteri pengikat nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman kacang-
kacangan adalah...
a. Azetobacter
b. Nitrobacter
c. Nitrosomonas
d. Rhizobium
5. Bakteri yang hidup di dalam tanah dan mampu mengubah amonia menjadi
senyawa nitrit adalah...
a. Azetobacter
b. Nitrosomonas
c. Clostridium
d. Nitrobacter
6. Kelompok bakteri yang hidup dengan lingkungan ekstrim yang diduga
lingkungan kehidupan awal di bumi yaitu...
a. Eubacteria
b. Archaebacteria
c. Actinomycetes
d. Jawaban a, b, dan c salah
7. Anggota Archaebacteria yang hidup di lingkungan berkadar garam tinggi
adalah....
a. Methanosarcina
b. Halobacterium salinarum

97
c. Pyrococcus
d. Thermoplasma

8. Thermoasidofil mampu hidup pada lingkungan yang...


a. memiliki konsentrasi metana, gas hidorgen, karbon dioksida, dan asam
asetat yang sangat tinggi
b. memiliki kadar garam yang tinggi
c. memiliki kadar air yang tinggi
d. ekstrim, sangat panas dan juga sangat asam
9. Bentuk filamen dan hidup di tanah untuk mendapatkan nutrien merupakan ciri-
ciri kelompok bakteri...
a. Eubacteria
b. Archaebacteria
c. Actinomycetes
d. Jawaban a, b, dan c salah
10. Bakteri memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, ada
yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Berikut yang termasuk bakteri
menguntungkan adalah....
a. Streptococcus agalatica
b. Xanthomonas campetris
c. Leuconostoc mesenteriodes
d. Lactobacillus bulgaricus
11. Satuan ukuran bakteri adalah....
a. µm
b. mm
c. nm
d. cm
12. Bakteri coccus yang susunannya menyerupai kubus adalah....
a. Staphylococcus
b. Streptococcus
c. Sarcina
d. Tetracoccus
13. Di antara bakteri-bakteri Streptococcus berikut ini yang tidak merugikan
manusia adalah...
a. Streptococcus pyogenes
b. Streptococcus pneumonia
c. Streptococcus thermopillus
d. Streptococcus agalactiae
14. Renibacterium salmoninarum merupakan bakteri basil tipe...
a. Monobasil

98
b. Diplobasil
c. Streptobasil
d. Jawaban a, b, dan c salah
15. Berikut yang termasuk bakteri spiral tipe spiroseta yaitu...
a. Treponema pallidum
b. Vibrio comma
c. Spirillum minor
d. Chlamydia sp.
16. Dinding sel bakteri tersusun atas bahan ...
a. Peptidoglikan
b. Selulosa
c. Kitin
d. Protein
17. Berikut ini tipe flagel yang memiliki banyak flagel di bagian ujung sel bakteri
adalah...
a. Monotrik
b. Lofotrik
c. Amfitrik
d. Peritrik
18. Beberapa fungsi organel sel bakteri:
1) Membentuk jembatan konjugasi
2) Tempat sintesis protein
3) Alat gerak
4) Alat transfer materi genetik
Fungsi pili ditunjukkan oleh nomor...
a. 1 dan 4
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 1 dan 3
19. Isi sitoplasma yang dikelilingi oleh membran sitoplasma disebut…
a. Protoplasma
b. Sferoplas
c. Ribosom
d. Mesosom
20. Tipe flagela pada bakteri yang jumlah banyak dan terdapat pada salah satu
ujung kutubnya….
a. Monopolar – monotrik
b. Bipolar – lofotrik
c. Bipolar –Peritrikha
d. Bipolar amfritrik

99
21. Warna yang di hasilkan ketika proses pewarnaan bakteri untuk mengetauhi
bakteri gram positif dan negatif adalah…
a. Ungu dan merah
b. Biru dan putih
c. Merah dan biru
d. Hijau dan merah
e.
22. Macam –macam teknik pewarnaan pada bakteri..
a. Sederhana, diferensial, dan struktural
b. Rumit, struktural, dan sederhana
c. Diferensial, flagel, dan sederhana
d. Struktural, gelap, dan rumit
23. Salah satu fungsi dari teknik pewarnaan bakteri adalah….
a. Untuk bahan pembuatan produk
b. Mempermudah melihat bakteri bergerak
c. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi
d. Mempermudah melihat bakteri berkembangbiak
24. Bakteri tertentu misal Bacillus dan Clostridium menghasilkan…
a. Eksospora
b. Endospora
c. Enzim
d. Karbohidrat
25. Bakteri berbentuk benang disebut juga….
a. Eubacteria
b. Arcahea
c. Actynomyces
d. Pseudomonas

Uraian Singkat
1. Salah satu ciri bakteri adalah prokariotik yaitu... .
2. Bakteri dikelompokkan menjadi 3 yaitu ..., ... dan ... .
3. Bentuk-bentuk bakteri terdiri dari ..., ..., dan ... .
4. Bakteri tidak mempunyai membran inti/tidak mempunyai inti sejati. Inti bakteri
berupa... .
5. Thiomargarita namimbiens memiliki inklusi ... .
6. Fungsi membran sitoplasma yaitu ... .
7. Sebutkan macam-macam letak flagelata pada bakteri……..
8. Untuk menunjukkan jenis bakteri gram positi dan gram negatif di tandai dengan
warna……
9. Sebutkan macam-macam teknik pewarnaan pada bakteri….

100
10. Asam dipikolinat adalah……

C. Uraian Panjang
1. Sebutkan bentuk-bentuk sel bakteri dan berilah contoh bakterinya!
2. Buatlah gambar struktur sel bakteri dan berilah keterangan bagian-bagian
selnya!
3. Sebutkan tipe-tipe bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagel beserta contoh
bakterinya!
4. Jelaskan perbedaan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif!
5. Jelaskan proses pembentukan endospora pada bakteri!

DAFTAR PUSTAKA

101
Drs. Koes Irianto. 2002. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV Yrama
Widya : Bandung
http://www.kehidupankita.com/2015/08/struktur-bakteri-flagela-pili-kapsul.html
unduh pada tanggal 26 Mret 2016 pukul 18.00 WIB
Lukitasari, Marheny. 2015. Biologi Sel. Universitas Negeri Malang : Malang
Volk dan Wheeler. 1998. Mikrobiologi Dasar. Erlangga : Jakarta

Volk, 1988, mikrobiologi dasar. Erlangga : Jakarta


www. Pinterest.com (gambar) unduh pada tanggal 26 Mret 2016 pukul 18.00 WIB
www.artikelsiana.com/2015/04/bentuk-ukuran-bakteri-struktur-ciri-ciri.html unduh
pada tanggal 02 april 2016 pukul 12.00 WIB

102
BAB 4
FUNGI

Kompetensi dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan morfologi, klasifikasi, dan sifat-sifat biologis fungi

Indikator
Mahasiswa dapat:
1. Mengetahui pengertian fungi.
2. Mengetahui struktur fungi.
3. Mengetahui morfologi fungi
4. Mengetahui klasifikasi fungi.
5. Mengetahui manfaat fungi.
6. Mengetahui fenomena fungi.

Gambaran Umum materi


Fungi sudah lama sekali dikenal manusia karena dalam kehidupan sehari-hari
ia ada hubungan dengan jamur. Makanan yang disimpan dapat ditumbuhi jamur,
pakaian dapat berjamur, perabot rumah tangga dapat termakan oleh jamur, dan
sebagainya. Perintis ilmu jamur ialah Pier Antonio Micheli, seorang ahli tumbuhan
berbangsa Italia dan ia membicarakan jamur dalam bukunya Nova plantarum
genera tahun 1729. Bentuk dan ukuran jamur mencakup yang kecil dan besar yang
biasa disebut kulat, kapang, lapuk, cendawan, dan lain-lain.
Bagian penting tubuh fungi adalah yaitu suatu struktur fungus berbentuk
tabung menyerupai seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat, dan ada yang
bersekat. Hifa dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga merupakan jaring-jaring,
bentuk ini dinamakan miselium. Fungi dibedakan menjadi tiga yaitu khamir (yeast),
kapang (mold) dan cendawan (mushroom).
Jumlah spesies fungi yang sudah diketahui hingga kini adalah kurang lebih
69.000 dari perkiraan 1.500.000 spesies yang ada di dunia dan menurut di Indonesia
terdapat kurang lebih 200.000 spesies. Dapat dipastikan bahwa Indonesia yang kaya
akan diversitas tumbuhan dan hewan juga memiliki diversitas fungi yang sangat tinggi
mengingat lingkungannya yang lembab dan suhu tropik yang mendukung pertumbuhan
fungi.

103
Relevansi Terhadap Bidang Kerja
Mengingat banyaknya keragaman fungi serta untuk mengetahui morfologi,
srtuktur, cara reproduksi, pertumbuhan, dan klasifikasi fungi. Perkembangan explorasi
jamur di Indonesia yang pesat dan sudah mengarah kepada perannya sebagai pangan
substitusi, obat-obatan bahkan sebagai unsur pelengkap estetika. maka dari itu
diperlukan skill untuk mempelajari fungi sehingga mahasiswa nantinya dapat menguasai
tentang materi kuliah ini dimana selain bermanfaat sebagai modal ilmu yang akan di
transfer ke mahasiswa juga dapat dijadikan sebagai modal melakukan bioenterpreneur.

104
A. Pengertian Fungi
Mikologi adalah ilmu mengenai jamur berasal dari bahasa Yunani yakni : mykes =
jamur, logos = ilmu. Fungi dalam bahasa latin juga berarti jamur. Fungi sudah lama
sekali dikenal manusia karena dalam kehidupan sehari-hari ia ada hubungan dengan
jamur. Makanan yang disimpan dapat ditumbuhi jamur, pakaian dapat berjamur,
perabot rumah tangga dapat termakan oleh jamur, dan sebagainya. (Dwidjoseputro,
1978).

Ciri- ciri jamur secara umum yaitu


1. Eukariotik (Memiliki membran inti)
2. Multiseluler (Bersel banyak)
3. Tidak memiliki klorofil
4. Tumbuh sebagai hifa membentuk anyaman membentuk miselium
5. Memiliki dinding sel yang mengandung kitin
6. Bersifat heterotrof
7. Melakukan reproduksi seksual dan aseksual. (Waloyo, 2011)
Ditinjau dari segi ekologi, jamur merupakan organisme yang tergantung
pada organisme lain untuk mencukupi kebutuhan makanannya. Menurut Oei
(1996) ada tiga cara bidup yang dapat dikenali, yaitu:

1. Saprofit, jamur yang hidup pada benda yang sudah mati.


2. Simbiosis, hidup dengan organisme lain yang saling membutuhkan satu sama lain.
3. Parasit, jamur dapat tumbuh pada inangnya, dan akan mati apabila inangya tidak
cocok.

B. Stuktur Fungi
Berdasarkan struktur dasarnya, fungi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu khamir
(yeast), kapang (mold) dan cendawan (mushroom).
1. Khamir (Yeast)
Yeast merupakan sel tunggal (uniseluler) yang membentuk tunas. Ciri- ciri khamir:

a. Hifanya panjang
b. Dapat bersepta atau tidak bersepta dan tumbuh di miselium.
c. Bereproduksi secara aseksual dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk.
Beberapa khamir dapat bereproduksi secara seksual dengan membentuk aski atau
basidia dan dikelompokkan ke dalam Ascomycota dan Basidiomycota. Dinding sel
yeast adalah struktur yang kompleks dan dinamis dan berfungsi dalam
menanggapi perubahan lingkungan yang berbeda selama siklus hidupnya.
(Waloyo, 2011)

105
Gambar 1: Tomogram elektron sel yeast. Gambar ini menunjukkan membran plasma,
mikrotubulus dan vakoula cahaya (hijau), nucleus, vakuola dan vesikula gelap (emas),
mitokondria gelap dan besar (biru) dan vesikel muda (merah muda)

d) Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 mm
sampai 20-50 mm, lebar 1-10 mm. Bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat,
oval, silinder, trianguler,oginal, botol, apikulat dan pseudomiselium. Ukuran dan
bentuk sel dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh perbedaan
umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan . Sel muda mungkin berbeda
bentuknya dari yang tua karena adanya proses ontogeny, yaitu perkembangan
individu sel. Contoh Khamir yang erbentuk apikulat umumnya berasal dari tunas
berbentuk bulat sampai bulat oval yang terlepas dari induknya, kemudian tumbuh
dan membentuk tunas sendiri. (Waloyo, 2011)

e) Contoh sel khamir Gambar 2. Bentuk sel khamir

106
Gambar 3. Saccharomyces cerevisiae
f) Pengamatan sel khamir menggunakan mikroskop SEM (canning elektron
mikroskop) dengan tujuan mendapatkan hasil gambar yang jelas dan menarik
untuk memudahkan pengamatan.

Gambar 4. Mikroskop SEM


2. Kapang (mold)
Kapang adalah jenis lain dari fungi, sebagian besar memiliki tekstur yang
tidak jelas dan biasanya ditemukan pada permukaan makanan yang membusuk
atau hangat, dan tempat-tempat lembab. Sebagian besar kapang
berreproduksi secara aseksual, tetapi ada beberapa spesies yang bereproduksi
secara seksual dengan menyatukan dua jenis sel untuk membentuk zigot dengan
produk uniselular sel. (Waloyo, 2011).

Talusnya terdiri dari filamen panjang yang bergabung bersama membentuk


hifa. Hifa dapat tumbuh banyak sekali, hifa fungi tunggal di oregon dapat
mencapai 3,5 mm. Sebagian besar kapang, hifanya bersepta dan bersifat
uniseluler. Hifanya disebut hifa bersepta. Pada beberapa kelas fungi, hifanya tidak

107
bersepta dan di sepanjang selnya terdapat banyak nukleus yang disebut
coenocytic hyphae.

Gambar 5: Penicilin pada keju Gambar 6: Aspergillus wentii pada kecap


(Mold) (Mold)
3. Cendawan (Mushroom)
Cendawan fungi atau cendawan yang mempunyai tubuh buah / fruiting body.
Cendawan (mushroom) adalah fungi makroskopis yang memiliki tubuh buah dan
sering digunakan untuk konsumsi. Cendawan sedikit berbeda. Cendawan memiliki
bagian yang disebut dengan tubuh buah. Tubuh buah tersebut terdiri dari holdfast
atau bagian yang menempel pada substrat, lamella, dan pileus. Ciri- ciri cendawan:

a. Cendawan merupakan organisme yang berinti,


b. Mampu menghasilkan spora,
c. Tidak mempunyai klorofil karena itu jamur mengambil nutrisi secara absorbsi.
d. Pada umumnya berreproduksi secara seksual dan aseksual, struktur
somatiknya terdiri dari filamen yang bercabang-cabang.
e. Cendawan memiliki dinding sel yang terdiri atas kitin atau selulosa ataupun
keduanya. (Waloyo, 2011)

108
Gagambar 7 : Amanita Musculariata Gambar 8 : Rusulla

C. Morfologi Fungi
1. Khamir (Yeast)
Sel khamir bervariasi yaitu dengan panjang 1-5 mm, dan lebar 1-10 mm. Bentuk
khamir bermacam- macam yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang
dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung (trianguler), berbentuk
botol, bentuk alpukat atau lemon membentuk psedomiselium dan sebagainya.
Sel vegetatif yang berbentuk apikulat atau lemon merupakan karakteristik
kelompok khamir yang ditemukan pada tahap awal fermentasi alami buah-
buahan dan bahan lain ynag mengandung gula misal Hanseniaspora dan
Kloeckera. Bentuk ovigal adalah bentuk memanjang dimana salah satu ujungnya
bulat dan ujung lainnya runcing misalnya pada kahamir Brettanomyces. Contoh
khamir berbentuk bulat adalah Debaryomyces, bentuk oval pada genus
Saccharomyces dan bentuk triangguler pada Trygonopsis. Klhamir tidak
mempunyai flagel atau organ lain ntuk betgerak. Ukuran dan bentuk sel khamir
dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh perbedaan umur dan
kondisi lingkunagn selama pertumbuhan. (Waloyo, 2011).

2. Kapang (mold)
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filamen dan
pertumbuhannya dalam makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas.
Pertumbuhan fungi mula- mula berwarna putih, tetapi setelah memproduksi
spora akan terbentuk berbagai jenis warna pada kapang.
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa yaitu
hifa tidak bersekat pada kelas Phycomycetes (Zygomycetes dan Oomycetes)
kapang ini intinya tersebar disepanjang septa dan hifa bersekat pada kelas
Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. (Anna, 2013).

109
3. Cendawan (Mushroom)
Morfologi dari cendawan yaitu
a. Tubuh buah/ fruiting body mushroom,
b. mempunyai bentuk, permukaan, ukuran, bahkan tekstur yang sangat beragam.
c. Untuk klasifikasi mushroom dapat dilihat dari, tudungnya/cup, shape /bentuk
cup, permukaan cup, margin cup,warna cup, ukuran cup.
d. Warna cup, hampir semua warna bisa ditemukan. Ukuran cup, terkecil 12-20
mm, sedang 200 mm, besar >300 mm. (Volt, 1988)

Gambar 8: Lactarius Gambar 9 : Russula

Ciri- ciri jamur yang berbahaya dalam kehidupan antara lain:

a) Warna mencolok
Merah darah , hitam legam, biru tua ataupun warna –warna lainnya walaupun
ada pula jenis jamur beracun yang mempunyai warna terang atau putih dan
jamur dimakan berwarna gelap.
b) Mempunyai bau busuk bau yang dihasilkan seperti bau telur busuk maupun
bau amoniak.
c) Memiliki cincin atau cawan.
d) Tumbuh di tempat yang kotor.
Seperti tempat pembuangan sampah, kotoran, walaupun untuk penanaman
dan pemeliharaan jamur kompos justru di pakai kotoran kandang.

e) Dapat mengubah warna pisau menjadi berkarat

110
Apabila pisau perak tersebut didekatkan dengan jamur maka jamur akan
berubah warna menjadi hitam atau biru hal tersebut menandakan jamur
tesebut beacun.

f) Dapat mengubah warna nasi


Contoh jamur beacun yaitu :

Gambar 10: Lactarius Gambar 11: Amanita

D. Proses Pertumbuhan Fungi


Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan semua komponen sel suatu
jasad. Pada organisme multiseluler, pertumbuhan tidak menghasilkan
penambahan jumlah individu melainkan hanya merupakan pembentukan jaringan
atau penambahan ukuran individu tersebut. Pertumbuhan pada jamur
berlangsung pada ujung benang yang memanjang kemudian membentuk
dinding pemisah dan kadang-kadang membentuk percabangan Hifa
memanjang melalui pertumbuhan ujung dan membentuk percabangan,
kemudian bersatu membentuk miselium. Bagian miselium yang muda
dengan bagian yang sudah tua dipisahkan oleh sebuah sekat yang disebut
septa. Septa hanya ditemukan pada jamur tingkat tinggi. Dari kumpulan
miselium ini selanjutnya akan membentuk primordia tubuh buah, yang
kemudian akan membentuk jamur. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fungi antara lain: ( Gandjar,et al., 2006).

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi


a. Substrat
Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi fungi. Nutrien-

111
nutrien baru dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresi enzim-
enzim ekstraseluler yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari
substrat tersebut menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Fungi
yang tidak dapat menghasilkan enzim sesuai komposisi subtrat dengan
sendirinya tidak dapat memanfaatkan nutrien-nutrien dalam substrat
tersebut. (Garraway, 1984).

b. Kelembapan
Faktor ini sangat penting untuk pertumbuhan fungi. Pada umumnya
fungi tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan
dengan kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang Aspergillus, Penicillium,
Fusarium, banyak Hyphomycetes lainnya dapat hidup pada kelembapan nisbi
yang lebih rendah, yaitu 80%. Dengan mengetahui sifat-sifat fungi ini
penyimpanan bahan pangan dan materi lainnya dapat mencegah
kerusakannya.
c. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan,
fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi psikrofil, mesofil, dan termofil.
Secara umum pertumbuhan untuk kebanyakan fungi adalah sekitar 25 – 30
0C. Beberapa jenis fungi bersifat psikrotrofik yakni dapat tumbuh baik pada
suhu lemari es dan ada fungi yang masih bisa tumbuh secara lambat pada
suhu dibawah suhu pembekuan, misalnya -5 0C sampai -10 0C. Selain itu, ada
jamur yang bersifat termofilik yakni mampu tumbuh pada suhu tinggi.km
Mengetahui kisaran suhu pertumbuhan suatu fungi adalah sangat penting,
terutama bila isolat-isolat tertentu atau termotoleran dapat memberikan
produk yang optimal meskipun terjadi peningkatan suhu, karena metabolisme
funginya.
d. Derajat keasaman (pH)
pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi , karena enzim-
enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan
aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi menyenangi pH dibawah 7,0.
Namun beberapa jenis khamir tertentu bahkan dapat tumbuh pada pH yang
cukup rendah, yaitu pH 4,5 – 5,5.
e. Senyawa kimia
Selama pertumbuhannya fungi menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak diperlukannya lagi dan dikeluarkan ke lingkungan. Senyawa-senyawa
tersebut merupakan suatu pengamanan bagi dirinya terhadap serangan oleh
organisme lain termasuk terhadap sesama mikroorganisme.

E. Pengelompokan Fungi

112
Klasifikasi menurut Alexopoulus dan Mims (1996). Hal utama yang mendasari
pengklasifikasiaan jamur atau fungi adalah ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah
yang dihasilkan selama tahap seksual dalam daur hidup fungi, morfologi spora
aseksual, komposisi dinding sel, bentukdan tipe thalus dan tipe hifa.
1. Kelas Oomycetes
Merupakan kelompok protista uniseluler yang berfilamen, anggota-anggotanya
secara fisik mirip fungi, sehingga pernah dimasukkan sebagai anggota fungi dalam
bahasa inggris disebut juga water moulds (jamur air), karena kebiasaannya yang
tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berair.
Ciri-ciri Oomycetes yaitu
a. Miselium terdiri atas hifa yang tidak bersekat, bercabang-cabang dan memiliki
banyak inti.
b. Sebagian oomycetes hidup diair dan didarat.
c. Tumbuh dalm kondisi kelembaban yang tinggi dan berair.
d. Dinding selnya terbuat dari selulosa.
e. Hidup sebagai parasit dan saprofit
f. Perkembangbiakan oomycetes dengan perkembangbiakan vegetatif bagi yang
hidup diair dengan zoospora, dan yang hidup didarat dengan
sporangium/konidium.
g. Perkembangbiakan secara generatif dengan cara oogenida.
h. Contoh dari kelas oomycetes seperti saprolegnia mixta, saprolegnia diorca,
achla polifera, dll

Gambar: Saprolegnia mixta Saprolegnia diorca


(jamur gangang) (jamur air)

Cara reproduksi Oomycetes

113
Keterangan:
1. Plasmodium bergerak dengangerakan amoboid diatas subtratdan dapat
mencerna mikroorganisme serta partikel bahan organik yang membusuk di
dalam selnya.
2. Selama kondisi lingkungan baik plasmodium melanjutkan fase vegetatifnya
mas sel bertambah dan inti terus bertambah.
3. Jika plasmodium merayap ketempat yang kering maka akan membentuk
badan buah
4. Badan buah berkembang dan membentuk spora berinti satu yang
diselubungi dinding sel
5. Spora yang lepas dari badan buah akan menjadi gamet amoboit berflagel
satu.
6. Dua gamet akan bergabung menjadi zigot berflagel dua
7. Kemudian zigot akan kehilangan flagel dan menjadi plasmoid baru
8. Meiosis terjadi pada saat spora terbentuk

2. Kelas Zygomycetes
Ciri-ciri zygomycetes
a. Terdiri atas cendawan yang hidup secara saprofit dan parasit.
b. Mempunyai miselium yang bercabang banyak, sebagian tidak bersekat tetapi
untuk golongan tertentu telah memperlihatkan sekat-sekat.
c. Dinding selnya terdiri atas kitin.
d. Perkembangbiakan secara aseksual dan seksual.
e. Contoh zygomycetes seperti bahan pembuat tempe yaitu rhizopus oryzae,
rhizopus nigricar penghasil asam fumarat, rhyzopus nodusus penghasil asam
laktat.

114
Cara Reproduksi Zygomycetes:

Keterangan:
A. Reproduksi seksual
1. Diawali dengan 2 hifa yang berlainan jenis, hifa jantan (+) dan hifa betina (-
) yang saling berdekatan. keduanya bersifat haploid (n).
2. Hifa-hifa yang berdekatan tersebut membentuk cabang hifa tonjolan yang
disebut gametangium (jika jamak gametangia) masing masing mengandung
inti haploid
3. Kedua gametangia tersebut bertemu dan kemudian mengalami plasmogami
(penyatuan plasma)sehingga membentuk zigospora. Sel ini berbentuk suatu
lapisan berdinding kasar da tebal yang dapat menahan kondisi kering dan
lingkungan tidak menguntukan lainya selama 1 bulan.
4. Apabila kondisi lingkungan telah kembali seperti semualamaka akan terjadi
kariogami (penyatuan inti)
5. Sehingga inti diploid berpasangan menyatu.
6. Proses ini secara cepat diikuti pembelahan meiosis.
7. Zigospora tersebut kemudian mengahiri dorminasinya dan berkecambah
menjadi sporangium pendek yang menghasilkan spora
8. Spora berkecambah tumbuh menjadi miselia baru
B. Reproduksi aseksual
Menggunakan spora vegetatif. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dengan
ujung menggembung membentuk sporangium (penghasil spora begetatif).

115
Sporangium yang sudah masak berwarna hitam kemudian pecah dan tersebar
di temapat yang cocok. spora kan tumbuh menjadi miselium baru.

3. Kelas Basidiomycota
Ciri ciri Basidiomycota
a. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
b. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari
bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya
lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium.
Tubuh buah disebut basidiokarp.
c. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang
hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
d. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).
e. Contoh Basidiomycota
1) Volvariela volvacea (jamur merang)
2) Auricularia polytricha (jamur kuping)
3) Pleurotus sp (jamur tiram)
4) Polyporus giganteus (jamur papan)
5) Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun
yang mematikan
6) Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
7) Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
8) Ganoderma aplanatum (jamur kayu)

Puccinia graminis (Jamur kawat) Pleurotus sp (jamur tiram)

116
Volvariela volvacea (jamur merang) Auricularia polytricha (jamur kuping
)
Cara reproduksi Basydiomicetes

Keterangan :

A. Reproduksi secara Seksual

1. Perkawinan antara 2 hifa berbeda jenis , hifa (+) dan hifa (-)
2. Mula-mula ujung hifa bersinggungan akan terjadi plasmogami. inti salah
satu berpindah ke hifa lain sehingga terbentuk hifa haploid dikariotik. hifa-
hifa ini membentuk miselinium yang dikariotik
3. miselinium yang dikariotik menjadi basidiosphora.
4. Pada ujung hifa basidiokarp, kedua inti haploid membentuk basidium
berinti diploid.
5. Inti diploid mengalami pembelahan meiosis membentuk 4 inti haploid.
6. Keempat inti haploid berkembang menjadi basidiospora.

117
7. Apabila basidiospora jatuh di tempat ang cocok akan berkecambah
tumbuh menjadi hifa bersekat dengan inti haploid (monokariotik)
B.Reproduksi Aseksual
Reproduksi secara aseksual: dengan membentuk spora konidia tapi jarang
terjadi reproduksi ini.

4. Kelas Ascomycethes
Ciri ciri ascomycetes
1. Hifa bersekat sekat
2. Uniseluler maupun multiseluler
3. Bersifat parasit, saprofit dan ada yang bersismbiosis dengan ganggang hijau dan
ganggang biru membentuk lumut kerak
4. Memepunyai alat pembentuk spora yang disebut askusyaitu suatu sel yang
berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora
merupakan hasil dari reproduksi generatif
5. Dinding sel tersususn dari kitin
6. Reproduksi seksual dan aseksual
7. Contoh

Saccharomyces cerevisiae Saccharomyces cerevisiae

Cara reproduksi Ascomychetes

118
Keterangan :

A. Reproduksi seksual
1. Hifa ( +) dan hifa (-) yang masing masing memiliki kromosom haploid yang
berdekatan. Hifa (+) membentuk askogonium sedangkan hifa (-)
membentuk anteredium.
2. Aaskogonium akan membentuk saluran yang menuju anteredium yang
disebut dengan trigokin. Melalui trigokin terjadi proses plasmogami
(peleburan sitoplasma) . Askogonium menerima nukleus yang berkromosom
haploid dari anterdium sehingga askogonium memiliki banyak inti dari
keduanya(dikariotik)
3. Askogonium akan tumbuh menjadi sebuah hifa dikarotik yang bercabang
cabang dan tergabung dalam askokarp (tubuh buah)
4. Ujung ujung hifa askokarp akan membentuk askus dikariotik
5. Di dalam askus terjadi kariogami (peleburan inti)sehingga akan terbentuk
inti yang berkromosom diploid (2n)
6. Inti diploid yang ada dalam askus akan membelah secara meiosis dengan
menghasilkan 4 nukleus haploid
7. Masing masingdari uukleus haploid akan membelah secara mitosis sehingga
yang ada dalam askus terdapat 8 nukleus. Selanjutnya dari sekitar nukleus
akan terbentuk didndidng sel dan terbentuk askospora yang berkromosom
haploid.
8. Jika askus telah masak maka askospora tersebar secara serentak . Hal ini
akan tersebut jika satu askus pecah maka akan berakibat pada pecahnya
askus lain

119
9. Askospora yang jatuh ditempat yang cocok akan berkecambah menjadi hifa
baru haploid . hifa haploid akan tumbuh bercabang cabang membentuk
miselium yang haploid.
B.Reproduksi aseksual
Pembelahan sel atau pelepasan tunas dari sel induk.tunas yang terlepas akan
menjadi sebuah jamur baru,namun bila tidak terlepas mak sel tunas akan
membentuk rantai pseudohifa (hifa semu)
F. Peran Jamur Bagi Kehidupan
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik dalam bidang
industri , pertanian , kedokteran dan lain lain . Jamur ada yang merugikan dan ada yang
menguntungkan. Jamur yang menguntungkan antara lain, sebagai berikut.

Aspergilus wentii Lentinula edodes


( membantu pembuatan kecap) (jamur shitake, dimakan)

Penicillium notatum Penicillium cammemberti


(penghasil antibiotik) (penghasil anti biotik)

120
Penicillium requeforti Penicillium requeforti
(membuat keju) (membuat keju)

Jamur yang merugikan adalah sebagai berikut

Aspergillus fumigatus Aspergillus fumigatus (kanker Rhizopus nigricans (menyerang pada tomat)
pada paru-paru burung )

Puccinia graminis (parasit pada gandum) Ustilago maydis (menyerang tongkol jagung)

121
Amanita muscaria Rhizopus stoloniferus
(beracun, penyebab halusinasi) (jamur roti)

G. Fakta Unik Jamur


1. Geastrum britannicum (Jamur Mirip Manusia)

Sebuah spesies baru jamur yang terlihat seperti sosok seorang pria telah
ditemukan di pinggir jalan. Jamur, yang ditemukan di Cockley Cley, Norfolk, Inggris
ini memiliki tunas yang muncul menyerupai kepala, lengan, dan kaki
manusia.Penemuan itu dilakukan oleh Jonathan Revett, dan jamur tersebut kini
telah diklasifikasikan sebagai spesies baru di dunia, dan telah dinamai sebagai
geastrum britannicum untuk mencerminkan keunikan dari Inggris.

2. Hydnellum pecki (Jamur Gigi Berdarah)


Jamur gigi berdarah ini dapat ditemukan di Amerika Utara di mana ia lebih
sering tumbuh di Pacific Northwest dan sebagian besar berada di hutan. The
Bleeding Tooth juga ditemukan di Eropa dan baru-baru ini telah ditemukan di Iran
dan Korea. Sekilas jamur ini mirip gigi berdarah, atau tetesan darah luka hewan yang

122
menempel di jamur putih. Ketika diperiksa lebih dekat, menjadi jelas bahwa jamur
ini mengaliri cairan merah melalui pori-pori kecilnya sendiri
Jamur ini dapat dijadikan obat leukimia karena mengandung antromentin
antikoagulagen yang berperan sebagai induktor apoptis pada sel leukimia.

3. Mycena chlorophos (Jamur Cahaya)

Jamur neon hijau ini, atau Mycena chlorophos, muncul selama musim hujan di
hutan Jepang dan Brasil. Di batang pohon, ranting yang jatuh, timbunan daun dan
tanah lembab menyediakan tempat berkembang biak sempurna untuk jamur ini.
Kebanyakan ditemukan di pulau Mesameyama di Ugui, Jepang dan Ribeira Valley
Tourist State Park, Brasil. Jamur ini menyala seperti posfor di kegelapan Jamur ini
berwarna hijau neon, atau ncama ilmiahnya adalah Mycena chlorophos, muncul
selama musim hujan di hutan Jepang dan Brasil, bertebaran dan menerangi lantai
hutan dengan spora bercahaya. Dasar-dasar dari batang pohon, cabang jatuh,
serasah daun dan tanah lembab menyediakan tempat berkembang biak yang
sempurna untuk jamur.

Bioluminescence terjadi ketika energi kimia alami yang dihasilkan dalam


organisme diubah menjadi energi cahaya. Hasilnya adalah tampilan yang
menakjubkan lampu neon alami, atau 'cahaya dingin' (sebagai lawan dari cahaya
panas merah). Warna bioluminescence biasanya pada akhir biru/hijau dari
spektrum cahaya tampak.

123
4. Portabella ( Jamur Pengganti Batu Bateray)

Penelitian di Amerika , akan memasarkan jenis bateray lithium ion dari jamur
portabella. Daya tahan lebih lama dari bateray biasa. Jamur ini memiliki banyak pori,
dan memiliki banyak ruang bagi ion lithium untuk berpindah pindah. Kelebihan
bateray dari jamur ini lebih ramah lingkungan dan banyak dibutuhkan pada tahun
2020.

Rangkuman
1. Ciri- ciri jamur secara umum
a. Eukariotik (Memiliki membran inti)
b. Multiseluler (Bersel banyak)
c. Tidak memiliki klorofil
d. Tumbuh sebagai hifa membentuk anyaman membentuk miselium
e. Memiliki dinding sel yang mengandung kitin
f. Bersifat heterotrof
g. Melakukan reproduksi seksual dan aseksual.
2. Berdasarkan struktur dasarnya, fungi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu khamir
(yeast), kapang (mold) dan cendawan (mushroom).
3. Morfologi dari kelompok fungi yaitu
a. Khamir memiliki bentuk bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan
salah satu ujung runcing, segitiga melengkung (trianguler), berbentuk botol,
bentuk alpukat atau lemon membentuk psedomiselium dan sebagainya.
b. Kapang, pertumbuhannya dalam makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti
kapas. Pertumbuhan fungi mula- mula berwarna putih, setelah memproduksi
spora akan terbentuk berbagai jenis warna pada kapang.

124
e. Cendawan, Tubuh buah/ fruiting body mushroom, mempunyai bentuk,
permukaan, ukuran, bahkan tekstur yang sangat beragam. Warna cup, hampir
semua warna bisa ditemukan. Ukuran cup, terkecil 12-20 mm, sedang 200
mm, besar >300 mm.
4. Pertumbuhan pada jamur berlangsung pada ujung benang yang
memanjang kemudian membentuk dinding pemisah dan kadang-kadang
membentuk percabangan hifa. Hifa memanjang melalui pertumbuhan ujung
dan membentuk percabangan, kemudian bersatu membentuk miselium.
Bagian miselium yang muda dengan bagian yang sudah tua dipisahkan
oleh sebuah sekat yang disebut septa. Septa hanya ditemukan pada jamur
tingkat tinggi. Dari kumpulan miselium ini selanjutnya akan membentuk
primordia tubuh buah, yang kemudian akan membentuk jamur.
5. Klasifikasi Fungi di bagi menjadi lima kelompok yaitu
a. Kelas Oomycetes contohnya saprolegnia mixta
b. Kelas Zygomycetes contohnya rhizopus oryzae
c. Kelas Basidiomycota contonya Volvariela volvacea
d. Kelas Ascomycetes contohnya Aspergilus wenti
6. Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik dalam bidang
industri , pertanian , kedokteran dan lain lain . Jamur ada yang merugikan
(Rhizopus stoloniferus ,Amanita muscularia )dan ada yang menguntungkan
(Saccharomyces cereviceae , Rhizopus oryzae)
7. Fakta unik jamur diantaranya Geastrum britannicum (Jamur Mirip Manusia),
Hydnellum pecki (Jamur Gigi Berdarah), Mycena chlorophos (Jamur Cahaya),
Portabella ( Jamur Pengganti Batu Bateray)

125
TES FORMATIF

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Jamur tidak memiliki kormus, tetapi hanya memiliki ….
a. talus
b. daun
c. akar
d. batang
e. Cabang
2. Di bawah ini yang merupakan pernyataan yang benar adalah ….
a. anteridium mengandung dua inti
b. askogonium mengandung dua inti
c. inti askogonium berpindah tempat ke anteridium
d. askus dapat terbentuk dari hifa haploid
e. anteridium mengandung inti yang haploid
3. Kumpulan benang-benang halus pada jamur disebut ….
a. sporangium
b. askospora
c. miselium
d. basidiospora
e. Spora
4. Jamur yang ada di darat dapat menghasilkan spora yang terbentuk dari sel sel
khusus yang disebut ….
a. sorus
b. hifa
c. miselium
d. askus
e. Basidium
5. Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk ….
a. konidium
b. sporangium
c. gemma
d. sorus
e. Hifa
6. Salah satu contoh jamur Zygomycota adalah ….
a. jamur tempe
b. jamur ragi
c. jamur merang
d. jamur kuping
e. jamur tapai
7. Dinding sel pada jamur Zygomycota mengandung zat ….
a. sitokitin
b. kitin
c. selulosa
d. tanduk
e. Fiositi

126
8. Meskipun tidak sedang bersimbiosis dengan lumut, ganggang tetap dapat hidup
mandiri. Hal ini terjadi karena ganggang mampu ….
a. berfotosintesis
b. hidup secara saprofit
c. hidup secara fotoautotrof
d. berkembang biak dengan membelah diri
e. hidup secara heterotrof
9. Di bawah ini yang bukan merupakan perkembangbiakan jamur secara aseksual
adalah ….
a. Fragmentasi
b. pembentukan konidia
c. pertunasan
d. pembentukan spora
e. Pembentukan sel
10. Perbedaan yang paling menonjol antara Zygomycota dan Oomycota adalah ….
a. pencernaan makanannya
b. reproduksi aseksualnya
c. reproduksi seksualnya
d. struktur hifanya
e. jawaban c dan d benar
11. Jamur yang bersifat makroskopik biasanya termasuk dalam divisi jamur ….
a. Ascomycota
b. Basidiomycota
c. Deuteromycota
d. Zygomycota
e. Myxomicota
12. Di bawah ini yang bukan merupakan jamur dari divisi Basidiomycota adalah ….
a. jamur beracun
b. jamur tiram
c. jamur tempe
d. jamur kuping
e. jamur pinisilin
13. Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri jamur Basidiomycota adalah ….
a. hifa bersekat melintang
b. reproduksi seksual menghasilkan basidium
c. reproduksi aseksual dengan konidia
d. merupakan jamur makroskopik
e. jamur ganoderma
14. Aspergillus dapat hidup secara ….
a. bebas atau mandiri
b. saprofit
c. bersimbiosis
d. parasit
e. Autotrof

127
15. Sebagian besar jamur dari filum Ascomycota bersifat multiseluler. Akan tetapi,
ada beberapa dianataranya yang uniseluler.contoh jamur berikut ini yang
merupakan jamur Ascomycota uniseluler adalah..
a) Saccharomyces cerevieceae
b) Neurospora crassa
c) Pucciana graminis
d) Mucor mucedo
e) Rhyzopus nigricans
16. Jamur dikelompokan menjadi tiga divisi berdasarkan spora seksual yang
dihassilkan. Berikut ini hubungan antara jenis jamur dan spora seksual yang
dihasilkan, hubungan yang tidak benar adalah..
a) Rhizopus stolonifer – zigospora
b) Mucor mucedo – zigospora
c) Saccharomyces cereviecea – askospora
d) Pucciania graminis – askospora
e) Auricularia volvacea –basidospora

17. Gambar berikut ini merupakan fungi dari jenis….

a. Rhizopus stolonifer
b. Volvariella volvacea
c. Neorospora sp.
d. Mocor mucedo
e. Saccharomyces cerevisiae

18. Reproduksi jamur secara vegetatif adalah ..


a Konjugasi
b. Budding
c. Ascus
d. Basidium
e. Membelah diri
19. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur, kecuali
a. suhu
b. kelembapan
c. senyawa kimia
d. kandungan air
e. substrat
20. Habitat di air dan darat, dinding sel terbuat dari selulosa, hidup sebagai parasit dan
saprofit, memiliki banyak inti merupakan ciri klasifikasi fungi ...
a. basidiomycetes
b. ascomycetes
c. oomycetes

128
d. zygomycetes
e. deutromycete

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!


1. Apakah jenis jamur yang bermanfaat dalam pembuatan tempe....
2. Hifa adalah ....
3. Apa perbedaan jamur dengan tumbuhan yang lain (kingdom plantae)....
4. Sebutkanlah klasifikasi jamur menurut struktur dan cara reproduksinya....
5. Sebutkan peranan-peranan dari beberapa spesies zygomycota yaitu ....
6. Kumpulan dari hifa membentu ....
7. Plasmogami adalah ....
8. Apa yang dimaksud parasit dan saprofit....
9. Jamur berbahaya memiliki ciri yaitu....
10. Di manakah jamur menyimpan spora yang telah matang ....

C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!


1. Sebutkan ciri-ciri umum fungi
2. Jelaskan struktur jamur!
3. Fungi merupakan organisme yang mirip dengan tanaman, sebutkan perbedaan
fungi dengan tanaman !
4. Jelaskan perbedaan antara Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina·
5. Sebutkan beberapa contoh spesies Basidiomycota !

129
DAFTAR PUSTAKA

Anna Rahmawati.2013. Jurnal Reproduksi Jamur.UNY

Irianto, koes. 2006. Mikrobiologi menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: YRAMA


WIDYA

Michael, Palczer. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press

Lud waluyo.2011. Mikrobiologi Umum.UMM Pers. Malang

Volt, Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga

130
BAB 5
VIRUS

Kompetensi dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan morfologi, klasifikasi, dan sifat-sifat biologis Virus.

Indikator
Mahasiswa dapat:
1. Mengetahui sejarah virus.
2. Mrngetahui kultivasi virus
3. Mengetahui ciri-ciri umum dan khusus virus.
4. Mengetahui struktur dan komponen-komponen virus.
5. Mengetahui dasar-dasar reproduksi virus.
6. Mengetahui perbandingan virus dengan mikroba prokariotik.
7. Mengetahui hubungan penyakit yang disebabkan virus dengan pola hidup manusia
zaman sekarang.
8. Mengatahui penyakit-penyakit pada hewan, tanaman, manusia yang disebabkan
oleh virus.
9. Mengetahui manfaat virus bagi kehidupan manusia.

Gambaran Umum materi


Virus merupakan organisme berukuran kecil/ mikroskopis, virus hanya dapat
bereproduksi pada media hidup dengan mengifeksi dan memanfaatkan materi genetic
organisme lain untuk perkembangannya sendiri, virus bertindak sebagai parasit obligat.
Virus mengandung materi genetik seperti DNA atau RNA namun keduanya tidak di
kombinasi yang diselubungi oleh kapsul yang terbuat dari protein, lipid, glikoprotein
maupun kombinasi keduanya. Genom virus menggunakan protein untuk menyususn
materi genetiknya maupun untuk siklus hidupnya. Istilah virus mayoritas merujuk pada
sel yang menginfeksi sel sel eukariota, sedangkan bakteriofag atau fag merupakan
istilah virus yang menginfeksi sel prokariotik. Virus memiliki karakteristik yakni selalu
terionisasi dengan penyakit tertentu dan tidak bisa menjalankan fungsi biologisnya
tanpa media hidup. Pada tahun 1892 Dimitri Ivanowsky menemukan bahwa getah
tembakau yang telah disaring dapat menimbulkan penyakit Mozaik kemudian ia
menyimpulkan bahwa bakteri dapat lolos dari penyaringan atau bakteri tersebut
meninggalkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemudian pada tahun 1897
Mertinus Beijerick menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring
dapat ereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berukurang
setelah beberapa kali di transfer antar tanaman, kemudian disimpulkan sebagai bukan
bakteri melainkan contangium vivum fluidum yakni sejenis cairan hidup pembawa

131
penyakit. Pendapat Beijerick baru terbukti 1935 setelah Wendell meridith Stenley
berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit Mozaik yang di kenal dengan TMV
Tobacco Mozaik Virus. Virus pertama kali di visualisasikan dengan mikriskop electron
pada 1939 oleh G.A Kausche.E.P dan H. Ruska.

Relevansi Terhadap Bidang Kerja


Pengetahuan tentang virus ini dapat dijadikan ilmu dasar yang kelak akan di transfer
oleh mahasiswa kepada peserta didiknya. Selain itu manfaat mempelajari materi virus
ini adalah sebagai antipasti, proteksi ataupun solusi jika nantinya menghadapi
permasalahan seputar virus.

132
A. Sejarah Perkembangan Virus
Istilah virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun. Sejarah penumuan
virus di awali denga di temukannya virus oleh Adolf mayer, berikut adalah ilmuan
yang berkontribusi dalam penemuan virus Dimitri ivanowsky, yang ketiga
martinus beijerinck dan yang terakir Wendell Stanley.
1) Adolf Mayer (1883)
Berikut adalah penelitian Adolf mayer mengenai virus pada tanaman Tembakau:
a) Penyakit tersebut (mosaic) menyebabkan
bercak-bercak pada daun tembakau sehingga
menghmbat pertumbuhan tanaman tembakau.
b) Adolf mayer berhasil memindahkan penyakit
tersebut ke tanaman lain yang masih sehat
dengn menyemprotkan getahnya yang
diekstraksi dari daun tanaman sakit ke tanaman
sehat.
c) Tanaman sehat menjadi sakit.
d) Adolf mayer menduga penyakit tersebut di
sebabkan oleh bakteri yang sangat kecil dan
tidak dapat di amati dengan menggunakan
mikroskop biasa.

2) Dimitri Ivanowsky (1892).


Pada Tahun 1892 seorang ilmuwan Rusia
bernama Dimitri Ivanowsky melakukan
percobaan menyaring getah tanaman tembakau
berpenyakit dengan saringan yang didesain
khusus untuk menyaring bakteri. Kemudian hasil
saringan ditularkan pada tanaman sehat.
Ternyata filtrat masih menimbulkan penyakit
mosaik pada tembakau sehat. Seperti halnya
Mayer, Ivanowsky berkesimpulan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri
patogenik yang sangat kecil atau bakteri penghasil toksin yang dapat melewati
saringan yaitu virus.
a. Melakukan percobaan dengan menyaring getah tanaman tembakau
berpenyakit dengann di desain khusus untuk menyaring bakteri, hasilnya di
tularkan ke tanaman sehat.
b. Filtrat masih menimbulkan penyakit pada tembakau sehat.

133
c. Kesimpulan dari penelitannya adalah bahwa penyakit tersebut disebabkan
oleh bakteri patogenik yang sangat kecil atau bakteri penghasil toksin yang
dapat melewati saringan.

3) Martinus Beijerinck (1897)


Pada tahun 1897, seorang ahli botani Belanda bernama Martinus Beijerinck
melakukan eksperimen yang membuktikan bahwa agen penginfeksi yang
terdapat di dalam getah tembakau dapat berkembang biak dengan cara:
a. Martinus menyemprotkan getah yang
telah disaring ke tanaman lain, setelah tanaman
itu sakit getahnya di gunakan untuk menginfeksi
tanaman lain seterusnya hingga berkali-kali
pemindahan.
b. Kemampuan pathogen penginfeksi
ternyata tidak berkurang meskipun telah di
lakukan pemindahan berkali-kali. Berbeda
dengan bakteri, agen penginfeksi tersebut tidak
di kembangkan dalam cawan petri dan tidak
dapat dinonaktifkan dengan alcohol.
c. Martinus memperkirakan agen penginfaksi tersebut merupaka partikel yang
lebih kecil dan lebih sederhana dibandingkan dengan bakteri yang disebut
dengan virus lolos saringan.

4) Wendell Stanley (1935)


Pada tahun 1935, seorang ilmuwan Amerika,
Wendell Stanley, berhasilmengkristalkan
penginfeksi tanaman tembakau yang kemudian
dikenal dengan nama Tobacco mozaik virus.
Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus,
TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit
pada tembakau dan tumbuhan anggota suku
terung-terungan (Solanaceae). Virus ini memiliki
karakteristik:

(a) memiliki titik inaktivasi pemanasan 94º


(b) titik pengenceran terahir 1 : 1.000.000
(c) dalam daun tembakau virus sanggup bertahan sampai puluhan tahun.
(d) virion virus mosaic tembakau berbentuk batang-batang yang panjangnya
280 nm dan tebalnya 15nm.

134
Pada pertengahan abad ke 19, eksistensi dunia mikroba dalam bentuk
bakteri, jamur dan protozoa telah mampu di-buktikan. Pada masa tersebut,
pemakaian postulat Koch yang menyatakan bahwa suatu penyebab penyakit
harus :
1. Dapat ditemukan pada lesi penyakit
2. Dapat dibuat biakan murni,
3. Menimbulkan penyakit yang sama jika diinokulasikan pada pejamunya,
4. Dapat diisolasi kembali dari lesi eksperimental tersebut, telah secara luas
diterima ilmuwan sebagai dogma.
5) Seymour Cohen dan kawan (1947) melakukan:
a. penelitian tentang infeksi bakteriofaga pada sintesis DNA dan RNA.
b. Cohen menemukan bahwa terjadi perubahan dramatik pada inetabolisme
RNA, DNA dan protein pada sel pejamu yang terinfeksi virus.
c. Penelitian ini menunjukkan bahwa infeksi virus mampu menimbulkan
tatanan baru dalam sintesa makromolekul oleh set pejamu.
d. Pada periode yang hampir bersamaan ditemukan teknologi pembiakan
virus pada biakan sel sebagai pengganti binatang hidup dan telur
berembrio. Temuan ini memungkinkan pengendalian variabel penelitian
lebih baik. Temuan dalam bentuk teknologi dan bahan serta ide yang
dikem-bangkan daripadanya terbukti berdampak luas, misalnya saja dalam
hal pembuatan vaksin. Jika antara tahun 1798-1949, semua vaksin dibuat
dalam telur berembrio, setelah periode tersebut banyak vaksin dibuat
dalam biakan sel dengan scaling up yang lebih efisien dan efek samping
vaksin yang lebih kecil.

B. Virus Sebagai Asam Nukleat


Pada umunya tubuh virus terdiri dari asam nukleat dan kapsid, asam nukleat
terdiri dari RNA dan DNA, beruntai tunggal (single strain) ataupun beruntai ganda
(double strain). Asam nukleat virus dapat berbentuk linear ataupun sirkuler.
Contohnya virus influenza, asam nukleat berpa segmen-segmen yang terpisah.
Adanya asam nukleat inilah yang menjadi cirri bahwa virus dapat di kategorikan
sebagai makhluk hidup. Kapsid merupakan selubung potein yang membungkus
asam nukleat. Kapsid terdiri dari banyak molekul protein yang di sebut kapsomer,
kapsomer inilah yang menentukan bentuk virus. Virus hanya memiliki satu asam
nukleat yakni RNA saja atau DNA saja. Asam nukleat di butuhkan virus dalam
usaha menggandakan diri, dimana dalam usaha tersebut virus memerlukan sel
inang sebagai media menggandakan diri dengan merusak asam nukleat inang
kemudian virus menginfeksikan RNA atau DNA miliknya sendiri.

135
C. Kultivasi Virus
Virus tidak dapat berkembang biak di luar sel inang yang disukainya. Untuk
membiakan virus diperlukan sel atau jaringan hidup, cara menumbuhkan virus di
dalam laboratorium disebut kultivasi virus.

Metode untuk menumbuhkan virus ada tiga macam, yaitu menggunakan


hewan hidup, kultur sel atau jaringan dan pengembangbiakan pada embrio ayam.
a) Menggunakan hewan hidup
Dilakukan dengan cara langsung menyuntikkan virus ke hewan yang masih
hidup, misalnya pada ayam atau tikus. Langkah-langkah kultivasi
menggunakan makhluk hidup:
1) Penyerapan virion pada tempat reseptor
Penembusan membran sel inang oleh virion utuh/fusi pembungkus virus,
nukleokapsid masuk.
2) Pelepasan asam nukleat virus dari kapsul
penerjemahan asam nukleat untuk memproduksi kapsid telanjang
kemudian di replikasi.
3) Perakitan komponen virus menjadi nukleokapsid
Pelepasan virion yang telah selesai di produksi.
b) Kultur sel atau jaringan
Kultur sel diperoleh dengan cara:
1. Menumbuhkan sel yang diambil secara aseptik dari organ tubuh hewan
percobaan.
2. Sel dari organ tersebut dipisah-pisahkan dengan menggunakan enzim
yang kemudian ditumbuhkan pada permukaan cawan petri.

136
3. Sel-sel tersebut kemudian menghasilkan substrat semacam glikoprotein
yang berfungsi untuk menempelkan sel pada permukaan media setelah
diinkubasi pada temperature ruangan. Media yang digunakan untuk kultur
sel terdiri dari asam amino, vitamin, garam, gula dan buffer bikarbonat.
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka ditambahkan serum dalam
jumlah yang sedikit ke dalam medium.
c) Perkembangbiakan pada embrio
Virus dapat berkembangbiak pada telur ayam yang berembrio. Telur ayam
yang subur atau embrio yang telah diinkubasikan selama 5-12 hari dapat
diinokulasi melalui kulitnya secara aseptik. Telur diinkubasikan pada 36 0C
selama jangka waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan virus. Virus dapat
diinolulasi pada membrane korioalatoik, rongga aminotik, kuning telur dan
kantung alantois telur.

D. Ciri-ciri Virus

Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit. Virus ini


mempunyai ciri-ciri tidak dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya dapat
berkembang biak di sel-sel hidup lain (sifat virus parasit obligat) karenanya, vius
dapat dibiakkan pada telur ayam yang berisi embrio hidup. Untuk bereproduksi
virus hanya memerlukan asam nukleat saja. Berikut cirri-ciri umum dan khusus
virus:

1) Ciri-ciri Umum Virus:


a. Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
b. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri.
c. Virus hanya memiliki sala satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
d. Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan
serabut ekor.
2) Ciri Khusus Virus:
a. Virus merupakan aselular karena tidak memiliki ciri ciri sel seperti inti sel,
sitoplasma sel dan membran sel. Virus juga bersifat sebagai parasit obligat
atau tidak mampu hidup tanpa adanya inang, tidak aktif tanpa adanya inang.
b. Ukuran virus sekitar 20 mµ – 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron)
c. virkeduanya). Dapat berbentuk linear ataupun sirkuler. Pada virus
penginfeksi tumbuhan umumnya berupa RNA rantai tunggal sedangkan
pada virus penginfeksi hewan berupa DNA.
d. Struktur virus terdiri dari Kepala, Kulit (selubung / kapsid), Isi tubuh seperti
materi genetik, serabut ekor. Akan tetapi secara umum, struktur virus

137
berupa asam nukleat, kapsomer dan kapsid. Kapsid tersusun atas kapsomer.
Kapsomer adalah subunit protein yang menyusun kapsid virus.
e. Kapsid dapat tersusun atas protein saja serta pada virus tertentu seperti
virus dengan kapsid heliks dapat mengandung lipid.
f. Virus memperbanyak diri bukan dengan cara pembelahan diri akan tetapi
penyusunan kembali menggunakan materi-materi yang ada pada asam
nukleat genom virus sebagai sumber informasi dan materi sel iang sebagai
bahan penyusun tubuh virus.
g. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat
dikristalkan.
3) Virus sebagai benda mati dan benda hidup
a) Virus dikatakan sebagai benda hidup karena:
(1) Mampu bereplikasi di dalam sel/ jaringan hidup yang menjadi inangnya.
(2) Mampu menginfeksi dan menyebabkan infeki pada sel inang.
b) Virus sebagai benda mati karena
(1) Stuktur virus terdiri dari protein dan asam nuklet tanpa adanya
sitoplasma
(2) Dapat dikristalkan
(3) Tidak bisa hidup secara bebas di alam
E. Struktur dan Komponen Virus

1) Struktur Virus
a. Ukuran Virus
Kita dapat merasakan kalau tubuh kita sakit karena terserang virus tanpa
dapat diketahui bagaimana virus tersebut masuk kedalam tubuh hal ini
karena ukuran virus sangat kecil. Virus berukuran lebih kecil dari pada
bakteri, yakni berkisar antara 20 milimikron-300 milimikron (1 \
mikron=1000 milimikron). Untuk mengamatinya diperlukn mikroskop
elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
b. Bentuk Virus
Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan
bakteri (bakteri filter). Jika diamati dengan mikroskop, virus memiliki bentuk
yang beraneka ragam, ada yang berbentuk bola, kotak, jarum dan huruf T.
Virus pada umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat
bervariasi, yaitu ada yang berbentuk oval, memanjang, silindris, kotak, dan
kebanyakan berbentuk seperti kecebong denagn “kepala” oval dan “ekor”
silindris.

Berdasarkan bentuk tubuh dan bagain-bagain tubuh virus morfologi virus


terbagi menjadi empat tipe utama yaitu :

138
1) Virus Berbentuk Helix (helical virus)

Bentuknya menyerupai batang yang penjang, agak kaku dan lentur


(fleksibel). Kapsid sebagai tabung silinder yang pendek berbentuk seperti
helik yang mengelilingi asam nukleat virus. Struktur virus dengan
morfologi helix terbentuk dari susunan sub unit protein terselubung yang
disebut dengan kapsomer melingkar suatu sumbu axis. Susunan virus
dengan morfologi helix ini membuat virus mempunyai bentuk seperti
batang atau filamen. Materi genetik virus dengan morfologi helix ini
terletak di dalam rongga dan terikat dengan protein kapsid. Contoh dari
virus dengan morfologi helix ini adalah virus mosaik yang menyerang
tembakau (TMV) dan vitus yang dapat memangsa baketri (bakteriofage,
M13)

Sumber:ArieSense.com

2) Virus Berbentuk Polihedral


Morfologi virus polihedral tersusun dari kapsomer yang
berjumlah sangat banyak dan menyelubungi genom virus secara
keseluruhan. Berbeda dengan morfologi sebelumnya yaitu morfologi
virus helix. Asam nukleat pada morfologi ini tidak mempunyai ikatan
dengan protein kapsid. Virus dengan morfologi polihedral mempunyai
ukuran yang sangat bervariasi yaitu dari 20 – 400 nanometer. kapsid dari
kebanyakan virus ini berbentuk ikosahedron (acosahedron) yaitu
polyhedron beraturan dengan 20 bidang segitiga dan 20 sudut. Kapsomer
dari tiap-tiap bidang membentuk segitiga sama sisi. Suatu contoh dari
virus polihedral yang berbentuk ikosahedron adalah adenovirus dan virus
polio.

139
Sumber: ArieSense.com

Virus yang Bersampul atau berkulit


Virus dengan morfologi ini memiliki lapisan luar atau membran yang
menyelubungi kapsid yang disebut dengan sampul (envelope). Morfologi
virus ini memiliki bentuk bermacam-macam sesuai dengan bentuk
kapsidnya, meskipun ada juga sampul yang berbentuk helix dan
polihedral. Contoh : Virus helik yang mempunyai kulit adalah virus
influenza, dan virus poliheron yang berkulit adalah “herpes simplex virus”.

Sumber: ArieSense.com

3) Virus Komplek

Morfologi virus kompleks memiliki bagain-bagain tubuh yang lebih


kompleks dibandingkan dengan ketiga morfologi virus lainnya. Dengan
morfologi yang sangat kompleks ini menandakan virus tersebut memiliki
kelebihan yang berbeda dibanding virus dengan morfologi lain. Layaknya
organisme hidup virus dengan morfologi ini juga memiliki bagian-bagian
tubuh seperti kepala dan ekor. Contoh virus dengan morfologi virus
kompleks adalah Virus cacar (poxvirus), tidak mempunyai kapsid yang
jelas tetapi mempunyai kulit (coat) yang menyelubungi asam nukleat dan
Bakteriofage yang mempunyai sebuah kapsid yang merupakan tempat
melekatnya bentuk tambahan.

140
Sumber: ArieSense.com

c. Susunan Tubuh Virus


Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Hanya memiliki satu macam
asam nukleat (RNA dan DNA). Tubuh virus terdiri atas:
1. Kepala
Kepala virus berisi DNA/RNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid.
2. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-
bagian yang disebut kapsomer.fungsi kapsid untuk memberi bentuk pada
virus sekaligus melindungi virus dari lingkungan yang
merugikan.

Sumber: biology.about.com
3. Isi tubuh
Isi tubuh yang sering disebut virion adalah bahan genetik yakni asam
nukleat (DNA atau RNA), contoh adalah sebagai berikut.

141
a) Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus
antara lain, polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan
virus influenza.
b) Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida,
contohnya paramixovirus.
c) Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak
lipida, contohnya virus cacar.

4. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang
diserangnya. Ekor virus terdiri atas tubuh bersumbat yang di lengkapi
benang / serabut.

Sumber: biology.about.com

142
2) Senyawa-senyawa Penyusun Tubuh Virus
1. Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) sebagai bagian inti. Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid
sehingga disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu: (a)
Nukleokapsid telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan warzervirus
(virus kulit). (b) Nukleokapsid yang masih diselubangi membran
pembungkus misalnya viorus influenza dan virus hespes.
2. Protein, merupakan komponen utama yang menyusun bagian terbesar
dari kapsid.
3. Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam
nukleat, kolesterol dan lemak-lemak alami.
4. Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam
asam nukleat.
F. Reproduksi Virus

Virus menunjukan satu ciri kehidupan, yaitu reproduksi. Namun,


reproduksi virus hanya terjadi jika berada dalam sel organisme lain. Dengan
demikian, virus hanya dapat hidup secara parasit. Pada dasarnya reproduksi
virus terjadi melalui lima tahap, yaitu tahap pelekatan, penetrasi, replikasi,
sintesis, pematangan dan pelepasan .

1. Tahap pelekatan

Tahap pelekatan adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang
diinfeksi. Tempat pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor
(protein khusus pada membran plasma sel inang yang mengenali virus).

2. Tahap penetrasi

Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetik virus masuk
kedalam sitoplasma sel inang.

3. Tahap replikasi dan sintesis

Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel


virus di dalam sel inang. Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetik
dari virus sehingga sel dapat membuat komponen virus, yaitu asam nukleat
dan protein untuk kapsid.

4. Tahap pematangan

Tahap pematangan adalah tahap penyusunan asam nukleat dan protein


virus menjadi partikel virus utuh.

5. Tahap pelepasan

143
Tahap pelepasan adalah tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan
memecahkan sel tersebut (Aryulina, dkk, 2010: 79-81).

Virus dapat berkembang biak dalam sel bakteri, sel hewan dan tumbuhan.
Untuk menjelaskan perkembangbiakan virus biasanya digunakan contoh virus
yang menyerang bakteri (bakteriofage). Misalnya virus yang berkembang biak
pada bakteri Escherichia coli.

a) Reproduksi Virus Pada Bakteri (Bacteriophage)


Bakteriofag adalah virus yang menginfeksi bakteri. Strukturnya terdiri dari
kepala dan ekor, mengandung asam nukleat dan protein, panjangnya antara
24-200 nm. Bacteriofag biasa disebut Fag T terdiri atas kepala berbentuk
hexsagonal dengan diameter 50-65 nm dan panjang ekornya 100 nm. Kepala
merupakan bagian utama yang pusatnya terdiri atas DNA yang diselubungi
kapsid. Ekor berupa tubuh bersumbat dilengkapi serabut. Ada beberapa fag
yang sudah dikenal antara lain: fag T1, T2, T3, T4, T5, T6, dan T7. Secara
morfologi bentuk luar ketujuh fag tersebut tidak banyak berbeda. Akan tetapi,
secara serologi (ilmu yang mempelajari serum) menunjukkan perbedaan yang
nyata yaitu:
a. Fag T2, T4 dan T6 disebut T genap termasuk satu golongan serologi.

b. T3 dan T7 termasuk golongan serologi yang lain. Sedangkan


c. T1 dan T5 berlainan satu sama lain dan juga berbeda dengan golongan
serologi T yang lain.

Bakteriofag T3 atau T3 fag, adalah bakteriofag yang mampu menginfeksi


sel bakteri rentan, termasuk strain Escherichia coli. Fag ini berkaitan erat
dengan fag T7 dalam struktur meskipun kedua virus mungkin berbeda dalam
kapsid pematangan. Fag T3 dan T7 seperti virus salmonela yaitu mempunyai

144
ekor yang pendek dan gemuk diujung, menirukan struktur dasar (tempat dasar)
dengan 6 serabut pendek.

Bakteriofag T1 dan T5 mempunyai struktur ekor dengan sedikit lapisan.

T genap (Fag T2, T4 dan T6) terlihat seperti organisme sederhana tetapi
mereka ternyata adalah virus paling kompleks dari semua virus. T-Even phages
memiliki struktur yang sama yaitu terdiri dari kepala dan ekor. Bagian kepala
mengandung selubung DNA dalam perkumpulan dengan polyamines, beberapa
protein inernal dan sedikit peptida.

Struktur fag T2, T4 dan T6

145
Perkembangbiakan bakteriofage membentuk suatu daur. Daur bakteriofage
dibagi menjadi dua, yaitu daur litik dan daur lisogenik. (Nurhayati, 2010:239).

146
Proses Daur Litik Dan Lisogenik

1) Daur Litik
Untuk mempelajari virus litik, kita ambil contoh perkembangbiakan
bakteriofag T4 yang panjangnya sekitar 200 nm dan lebar 80-100 nm di dalam
sel bakteri E. Coli. Partikel-partikel virus yang baru (hasil perkembangbiakan)
dikeluarkan sel inang melalui proses lisis. Lisis adalah pecahnya membran sel
inang dan keluarnya sitoplasma. Proses lisis menyebabkan sel inang mati
dengan cepat, karenanya bakteriofag T4 bersifat virulen yakni bisa
mengakibatkan lisis atau sel inang pecah dan menyebabkan penyakit parah.
Serta Berfungsi untuk mengenal dan mengindentifikasikan bakteri patogen.
Daur litik dapat berlangsung selama 20-40 menit. Selama satu kali daur litik
dihasilkan 50-200 virus. Contohnya HIV, influenza, virus Feline Infectious
Peritonitis (FIPV) yang menyebabkan penyakit pada kucing dan virus-virus
eukariotik. Daur litik meliputi beberapa fase, yaitu absorpi, penetrasi,
replikasi, perakitan, dan lisis. (berdasarkan biologi pertanian jilid 2)
1) Fase adsorpsi
Penempelan serabut ekor bakteriofag T4 bagian reseptor E. coli.
2) Fase penetrasi
Selubung ekor virus berkontraksi dan menyuntikkan DNA bakteriofag T4
ke dalam sitoplasma bakteri Escherichia coli. Sebelumnya, dinding sel E.
Coli meluruh karena kerja enzim lisozim yang ada di lempeng (cakram)
dasar bakteriofag T4.
3) Fase replikasi
DNA bakteriofag T4 mengarahkan bakteri E. Coli untuk mengode enzim
hidrolitik guna menghancurkan DNA bakteri itu sendiri dan
memperbanyak protein DNA serta enzim bakteriofag T4 melalui proses
transkripsi dan translasi. Fase ini disebut periode eklips.
4) Fase perakitan
Setelah menguasai proses metabolisme bakteri E.coli,gen bakteriofag T4
mengarahkan sel E.coli untuk memproduksi komponen-komponen virus.
Komponen-komponen tubuh virus yang berupa selubung protein,
serabut ekor, dan kepala, selanjutnya dirakit membentuk virus-virus
baru. Hasil rakitannya berupa bakteriofag T4 baru yang masih bersifat
virion (virus yang belum aktif).
5) Fase lisis
Setelah proses perakitan berakhir, bakteriofag T4 membentuk enzim lisis
untuk merusak dinding sel E.coli menyebabkan bakteri mati dan

147
keluarnya virion-virion bakteriofag T4. Virion-virion ini akan menjadi
bakteriofag T4 yang aktif setelah menginfeksi bakteri E. Coli yang lain.

Fase Lisis Daun Litik

2) Daur lisogenik
Beberapa virus, antara lain herpes, HIV, dan bakteriofag lamda, dan
Feline coronavirus (FCoV) yang menyerang kucing berkembang biak melalui
daur lisogenik. Bersifat avirulen atau temperate yaitu tidak menyebabkan
sakit oleh karena itu dapat dijadikan sebagai model konseptual virus
onkogenik(virus penyebab kanker), sehingga memungkinkan untuk
menemukan obat atau metode pengobatan yang sesuai pada penderita
penyakit kanker. (berdasarkan biologi pertanian jilid 2):
1) Tahap adsorbsi
virus menempel pada permukaan sel inang. Tempat penempelan virus
terletak pada bagian yang mengandung protein tertentu yang dapat
dikenali oleh reseptor virus.
2) Tahap injeksi
virus melakukan penetrasi pada membran sel dan masuk ke dalam
sitoplasma, atau hanya memasukkan materi genetik ke dalam sel inang
dengan kapsid (beserta selubung bila ada) tetap di permukaan sel inang.
Pada sel tumbuhan yang mempunyai dinding sel kaku, masuknya virus ke
dalam sel inang dilakukan dengan bantuan serangga ketika memakan

148
bagian tumbuhan. Virus hewan juga dapat masuk ke sel inang melalui
proses fagositosis.
3) Tahap penggabungan
Setelah tahap injeksi, ADN virus tidak langsung melakukan sintesis, tetapi
ADN virus berintegrasi/bergabung dengan ADN sel inang dan tahap ini
disebut tahap penggabungan. ADN bakteri yang berbentuk melingkar
(sirkular) mula-mula putus, kemudian ADN virus menggabungkan diri
diantaranya. Terbentuklah ADN baru yang mengandung ADN bakteri dan
ADN virus. ADN virus ini tidak aktif, sehingga bakteri tetap dapat tumbuh
secara normal. Bakteri yang mengandung fage yang tidak aktif ini disebut
profage.
4) Tahap pembelahan
Ketika sel inang membelah diri maka ADN virus akan diturunkan pada sel
anak yang dihasilkan. Dengan demikian terbentuk dua sel bakteri yang
mengandung ADN virus yang identik. Demikian seterusnya, setiap bakteri
yang terinfeksi membelah diri, maka pada setiap sel yang dihasilkan akan
mengandung materi genetik virus. Karena sesuatu hal, misalnya terkena
radiasi sinar ultraviolet, profage akan aktif, memisahkan diri dari ADN
bakteri, dan memulai daur litik
5) Tahap sintesis protein berdasarkan materi genetik dari virus.
Setelah masuk di dalam sel inang, materi genetik virus akan mengendalikan
segala proses di dalam sel inang. Di sini materi genetik yang dibawa virus
digunakan untuk memproduksi protein yang diperlukan oleh virus dan
menjadi profage aktif. Protein yang dihasilkan adalah protein kapsomer
dan protein enzim untuk replikasi materi genetik virus.
6) Tahap berikutnya yaitu replikasi (penggandaan) materi genetik virus. Pada
tahap ini dihasilkan materi genetik baru yang sama persis dengan materi
genetik virus yang menginfeksi. Replikasi dapat berlangsung di dalam
sitoplasma maupun di dalam nukleus, tergantung pada jenis virus yang
menginfeksi.
7) Tahap pematangan, yaitu perakitan atau penggabungan materi genetik
virus dengan kapsid. Masing-masing ADN hasil replikasi masuk ke dalam
kapsid, sehingga terbentuk virus baru yang telah utuh. Dalam setiap sel
inang dapat terbentuk hingga 100 virus baru.
Pada daur lisogenik, materi genetik virus bergabung dengan materi genetik
sel inang. Ketika sel inang membelah, materi genetik virus juga menggandakan
dan diturunkan pada keturunannya. Pengaruh dari luar dan sinyal dari materi
genetik kemungkinan menyebabkan materi genetik virus berada di bawah
pengaruh materi genetik sel inang. Karena materi genetik virus dilindungi oleh
selubung protein dan tidak dapat menjalankan sendiri proses biokimiawinya,

149
virus dapat hidup lama di dalam sel inang. Beberapa virus dapat ”tidur” di
dalam materi genetik sel inang selama beberapa tahun sebelum berkembang
biak. Sebagai contoh, orang yang terinfeksi HIV dapat hidup tanpa
menunjukkan virus penyebab AIDS itu ke orang lain. Pada beberapa virus
tertentu, daur litik dapat melengkapi daur lisogenik, misalnya pada bakteriofag
lamda. Ketika memasuki daur lisogenik, DNA bakteriofag lamda mengalami
rekombinasi dengan kromosom E. coli. DNA bakteriofag lamda yang menyisip
pada materi genetik sel inang disebut profag. Profag merupakan bahaya laten
di dalam kromosom sel inang selama beberapa generasi yang suatu saat akan
keluar dan memisahkan diri, kemudian memasuki daur litik. Virus yang dapat
menjalani daur litik dan lisogenik disebut temperate fag.

b) Reproduksi Virus Pada Hewan


Salah satu jenis virus hewan adalah virus yang memiliki sampul virus. Pada
tahap pelekatan, sampul virus melekat dan berfisi (bergabung) dengan
membran sel inang. Pada tahap penetrasi, DNA virus kapsid terpusat.
Selanjutnya pada tahap repliaksi dan sintesis, terjadi repliaksi DNA virus,
kapsid, dan sampul virus. Pada tahap pematangan, terbentuklah partikel-
partikel virus baru. Pada tahap pelepasan, virus baru keluar dari sel inang
dan siap menginfeksi sel lain (Aryulina, dkk, 2010:81).

c) Reproduksi Virus Pada Tumbuhan


Sebagian besar penyakit pada tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh virus.
Serangan virus ini dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi yang sangat
besar, misalnya, virus yang menyerang tanaman kentang dan tembakau. Bahan
genetik dari virus tumbuh-tumbuhan adalah RNA. Proses injeksi virus pada
tumbuhan antara lain:
1. Tahap inokulasi yaitu tahap kontak pertama antara patogen dan tanaman.
2. Penetrasi yaitu proses masuknya patogen kedalam sel, jaringan atau tubuh
tanaman inang. Virus ini dapat memasuki bagian dalam sel secara aktif atau
dapat melalui cedera, misalnya, cedera akibat gosokan pada daun. Di alam
virus ditularkan secara kontak langsung atau melalui vektor misalnya melalui
perantara air, angin, serangga dan sebagainya. Sejumlah besar virus dapat
juga ditularkan melalui serangga. Virus sering memperbanyak diri di dalam
saluran pencernaan serangga (virus persisten). Virus dapat menginfeksi
tumbuhan lain setelah terjadi masa inkubasi di dalam serangga. Sementara
itu, virus yang tidak persisten dapat ditularkan melalui gigitan serangga
secara langsung.
3. Infeksi yaitu proses dimulainya patogen yang memanfaatkan nutrien dari
tanaman inang. Gejala penyakit yang nampak dari luar seperti menguning,
berubah bentuk(malformasi) atau bercak (nekrotik).

150
4. Penyebaran virus yaitu keturunan virus akan menyebar atau berpindah
secara pasif ke dalam sel-sel jaringan lain melalui 2 mekanisme antara lain:

1) cell to cell movement (pergerakan virus dari satu sel ke sel lain dengan
jarak yang dekat : 1mm/hari (8-10 sel) dan
2) long distance movement in plant yaitu pergerakan virus jarak jauh dari
keberadaan virus dalam tanaman sebagai inangnya.

G. Perbandingan Virus dengan Mikroba Prokariotik (Bakteri)


Virus memiliki kigdom sendiri dalam klasifikasi makhluk hidup 6 kigdom yaitu
kingdom Virus sedangkan bakteri termasuk dalam kigdom Monera.

Karakteristik Virus Bakteri


Struktur Mereka terdiri dari sedikit lebih Kebanyakan bakteri terdiri dari
dari sepotong kecil materi cincin DNA dikelilingi oleh mesin
genetik yang dikelilingi oleh seluler, yang terkandung dalam
lapisan protein tipis. Beberapa membran lemak.
juga dikelilingi oleh amplop
tipis dan lemak.
Lapisan Luar Sebuah selubung terbuat dari Sebuah dinding sel yang terdiri
protein yang dikenal sebagai dari polisakarida, protein dan
kapsid. lipid.
Membran Sel Tidak ada membran sel Hadir di bawah dinding sel
Materi Genetik DNA atau RNA DNA
Ukuran relatif kecil Relatif besar (kira-kira 100 kali
ukuran virus)
Jenis organisme intraselular organisme intraselular
Bentuk Virus datang dalam berbagai Datang dalam tiga bentuk yang
bentuk yang berbeda. berbeda mungkin
Beberapa virus yang berbentuk Kokus = bentuk bola
seperti pesawat ruang angkasa. Basil = bentuk batang
Mereka disebut bakteriofag. Spirella = bentuk spiral
Inang Dapat tumbuh pada Kebutuhan inang hidup, seperti
permukaan non-hidup tanaman atau hewan
Kegunaan Sebagian besar berbahaya Beberapa berguna
(merusak)
Antibiotik Tidak bisa membunuh Virus membunuh Bakteri

151
Menyebabkan Flu, pilek, HIV / AIDS, hepatitis, Kolera, TBC, penyakit lyme,
Penyakit barat nile, campak, herpes, pertussus, salmonella, infeksi
herpes zoster, cacar air, cacar Staph, radang tenggorokan,
monyet, polio, cacar, ebola, kusta, tetanus, diptheria, E.coli,
dan beberapa jenis kanker necrotizing fascitis dan Ricketts.
(epstein barr-) hanya beberapa
virus yang mempengaruhi
manusia dan hewan.
Sumber Energi Menyita bahan dan energi dari Menyita energi dari sumber-
sel inang dengan membajak sumber penting yang sama
mesin seluler seperti manusia, termasuk gula,
protein, dan lemak
Hidup Karakteristik baik yang hidup Ya
maupun non-hidup
Bagaimana Melalui kontak langsung Kontak langsung dengan orang
Mereka dengan orang yang terinfeksi, yang terinfeksiMakanan yang
Ditransmisikan Melalui kontak dengan benda terkontaminasi atau air
yang terkontaminasi (seperti (Salmonella, E.coli) Benda kotor
mainan, pegangan pintu) (tetanus)
Dengan menghirup aerosol
bermuatan virus. (bersin) Hewan yang terinfeksi (rabies)

Oleh hewan yang bertindak


sebagai tuan rumah (vektor)
Reproduksi Virus menyuntikkan dirinya ke Bakteri bereproduksi melalui
dalam sel hidup Mantel protein pembelahan biner, mereka dibagi
dibuang Materi herediter menjadi dua sel.
mengambil alih kegiatan sel
yang mereproduksi virus dan
mengisi sel, Sel membelah
terbukaVirus meninggalkan sel
dan menyerang sel-sel baru
Motilitas Virus tidak memiliki struktur Bakteri bergerak melalui
dan dengan demikian tidak bisa lingkungan dengan menggunakan
bergerak sendiri. struktur yang dikenal sebagai
flagel.

152
Gambar struktur

H. Hubungan Penyakit yang disebabkan oleh Virus dengan Pola Hidup Manusia
Zaman Sekarang
Seiring dengan perkembangan zaman, budaya barat yang semakin
merajalela, perilaku manusia yang tidak terkontrol, pola hidup yang tidak sehat
dan terkadang melanggar aturan agama. Padahal hal tersebut tanpa disadari
dapat memacu suatu penyakit yang menyerang tubuh manusia bahkan
membahayakan nyawanya. Salah satu penyebabnya adalah virus. Contohnya
antara lain sebagai berikut:

1. Kurang menjaga lingkungan, tidak makan teratur, kurang istirahat sehingga


dapat menyebabkan penyakit flu burung yang sangat berbahaya, cacar air dan
Influenza.
2. Penyakit Deman Berdarah (virus dengue) atau cikungunya karena kurang
menjaga kebersihan lingkungan yang bisa menjadi tempat berkembangnya
nyamuk Aedes aegypti seperti menguras bak mandi seminggu sekali, mengganti
air vas bunga seminggu sekali, menutup rapat-rapat penampuangan air,
mengubur kaleng-kaleng bekas,ban bekas atau wadah-wadah yang bisa
menjadi tampungan air.
3. Kurang menjaga sistem imun sehingga gampang terjangkit suatu penyakit
misalnya herpes, cacar air dan Rubella
4. Melakukan hubungan seksual bebas, transfusi darah yang tidak sesuai,
penggunaan narkoba dan penggunaan jarum suntik yang lebih dari satu kali
menyebabkan penyakit HIV/AIDS dan HPV
5. Menggunakan barang pribadi secara bergantian misalnya peralatan makan
atau minum tanpa dicuci terlebih dahulu secara bergantian, minum atau makan
secara bersama dengan pengindap penyakit dan memakai pakaian secara
bergantian contohnya Hepatitis dan ebola.

I. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus


Berdasarkan sumber penularannya, penyakit yang disebabkan oleh virus
dapat digolongkan kedalam empat macam, yaitu :penyakit yang ditularkan

153
melalui udara, penyakit yang ditularkan melalui makanan, penyakit yang
ditularkan melalui hubungan kelamin, dan penyakit yang ditularkan melalui
hewan.
a) Penyakit yang ditularkan melalui udara
1. Pilek

Pilek merupakan penyakit yang umum diderita oleh anak-anak maupun


orang dewasa. Gejala yang diderita meliputi kelelahan, dan banyaknya lendir
yang keluar dari hidung. Penyakit ini disebabkan oleh Rhinovirus (virus RNA
rantai tunggal). Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 100
macam rhinovirus dengan serotipe yang berbeda. Virus-virus lain seperti
adenovirus dan orthomyxovirus juga penyebab dari 10% penyakit pilek.

2. Influenza

Influenza disebabkan oleh Orthomyxovirus (virus RNA). Virus ini


ditularkan dari orang ke orang melalui udara, terutama dari cipratan
pada saat batuk atau bersin. Virus ini kemudian menginfeksi membran
mukosa saluran pernafasan atas dan kadang-kadang masuk ke dalam

154
paru-paru. Gejala yang diderita biasanya demam ringan dari 3-7 hari, dingin,
lesu, pegal linu dan sakit kepala. Gejala yang lebih berat biasanya bukan
disebabkan oleh virus influenza, namun infeksi sekunder yang disebabkan
oleh bakteri yang masuk kedalam penderita ketika kekuatan tubuhnya
mulai melemah akibat influenza yang dideritanya.
Virus influenza dapat menular antar manusia dalam tiga cara
1. Melalui kontak langsung dengan yang terinfeksi
2. Melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi
3. Jika menghirup virus (serat aerosol)
3. Campak

Virus Campak

Campak merupakan penyakit yang biasanya menyerang anak-anak.


Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala pilek, mata merah, batuk dan
panas. Penyebab campak adalah paramxovirus yang masuk melalui hidung
dan tenggorokan dari udara dan secara cepat menyebar ke seluruh tubuh.
Masa inkubasi penyakit campak adalah 7 – 10 hari. Komplikasi dari
campak yang sering terjadi adalah infeksi telinga, pneumonia dan campak
enchephalomielitis (jarang terjadi). Namun apabila enchepalomielitis
terjadi maka dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf salah
satu bentuk dari epilepsi. Campak enchepalomielitis merupakan penyakit
yang sangat berbahaya pada anak-anak dan menjadi salah satu penyebab
kematian anak.
4. Gondongan

Gondongan disebabkan oleh paramyxovirus dengan tipe yang berbeda dari


paramyxovirus penyebab penyakit campak. Penyakit ini diedarkan melalui
cipratan yang ditularkan melalui udara yang kemudian mengalir dalam
aliran darah. Penyakit gondogan ditandai dengan membengkaknya kelenjar
ludah yang menyebabkan pembekakan pada rahang dan leher. Virus yang

155
menyebar melalui aliran darah ini dapat memasuki organ lain seperti otak,
testes dan pankreas.
5. SARS (Severe acute respiratory syndrome)

Sumber : www.dreamstime.com

SARS merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara akibat cipratan dahak
atau bersin orang yang mengidap penyakit tersebut. Penyakit ini menyerang
saluran pernafasan,, terutama bagian paru-paru. Awalnya belum diketahui apa
penyebab serangan dadakan infeksi paru-paru ini, sehingga terkesan sebagai
penyakit misterius, yang tidak jelas identitas penyebabnya. Para ahli
mikrobiologi menemukan virus penyebabnya penyakit tersebut dengan
mengisolasi virus dari dahak pasien ternyata virus keluarga paramyxoviridae
yaitu corona virus. Virus ini berkerabat dengan penyebab campak,gondongan
dan influenza.
6. Flu burung

Flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1 (H=
Hemaglutinin, N = Neuramidase). Virus ini biasanya menyerang hewan unggas
yang kemudian dapat menginfeksi manusia. Gejala-gejalanya mirip dengan
influenza disertai muncul gejala sesak pernafasan.

156
Bentuk virus H5N1 (Avian influenza).
7. Virus MERS

Sumber : www.hidupsehat.web.id
MERS – CoV merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus.
Penyakit ini adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona
yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan hingga berat. Gejalanya adalah
demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-
morbid.
Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus). Virus
ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Virus SARS tahun
2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat
akan tetapi berbeda dari virus MERS CoV. Virus ini termasuk baru dan hingga kini belum
ditemukan vaksin untuk mencegahnya. Namun, virus ini cepat menghilang di udara.
Virus Corona sangat mudah menyebar melalui udara.
Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat
transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan
penularannya dapat melalui :
1. Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu
atau bersin.

157
2. Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang
terkontaminasi virus.

Gejala dari infeksi MERS sangat mirip dengan influenza sehingga diistilahkan "flu like
syndrome". Penderita MERS akan mengalami batuk dan keluar lendir yang berlebihan
dari hidungnya. Bedanya, pada yang terinfeksi MERS juga akan timbul demam tinggi
minimal 38 derajat celsius dan sesak napas.
b) Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin/kontak langsung
1. Herpes

Virus Herpes Tubuh terserang herpes


Herpes simpleks virus dapat menyebabkan luka di sekitar mulut dan juga
dapat menyebabkan infeksi saluran kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh
virus Herpes. Penularan virus ini adalah melalui kontak langsung dengan
luka yang disebabkan karena virus tersebut. Infeksi yang disebabkan oleh
Herpes virus juga berkaitan dengan daerah kelamin. Pada laki-laki luka
yang terjadi adalah timbulnya bercak yang sakit pada wilayah penis,
sedangkan pada perempuan pada wilayah servix, vulva atau vagina.
Penularan virus herpes tipe 2 adalah melalui kontak seksual.
2. AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome)

158
Penyakit ini dikenali pertama kali pada tahun 1981. Sejak saat itu penyakit
AIDS banyak mendapat perhatian dunia. Pengobatan untuk penyakit ini
sampai saat ini masih dalam tahap penelitian. AIDS disebabkan oleh virus
HIV (human immunodeficiency virus) yang merupakan kelompok
retrovirus. Virus ini memiliki enzim reverse transkriptase yang
menggunakan RNA sebagai cetakan yang kemudian diubah menjadi
DNA. Dengan demikian virus ini dapat berintegrasi dengan DNA inang.
Jenis sel inang yang diserang oleh HIV adalah sel T limposit, sehingga
fungsi normal T limposit sebagai sistem imun menjadi terganggu.
Akibat terserang system imun maka akan menimbulkan infeksi yang
kompleks yang mengakibatkan kematian pada penderita.
3. Ebola
Ciri-ciri:
a. Setelah virus Ebola memasuki tubuh manusia, biasanya butuh waktu
sekitar 2-21 hari (umumnya 5-10 hari) sampai mulai munculnya
gejala.
b. Gejala awal biasanya berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi,
nyeri otot, mual, serta kelelahan. Pada tahap ini gejala-gejala
tersebut sering diartikan sebagai gejala dari penyakit lain seperti
malaria, demam tipus, disentri, influenza, atau penyakit infeksi
bakteri yang tidak begitu parah.
c. Setelah beberapa saat, gejala yang lebih berat akan mulai muncul,
seperti diare berdarah, sakit tenggorokan parah, jaundice, muntah-
muntah, serta hilangnya nafsu makan.
d. Apabila gejala sudah muncul selama lima hari, biasanya pada tubuh
dari sebagian pasien ebola akan mulai muncul ruam-ruam,
khususnya pada bagian badan dan bahu.
e. Infeksi yang timbul adalah akibat kontak langsung melalui luka atau
selaput lendir dengan darah, cairan tubuh atau sekresi (feses, urine,
air ludah, cairan semen) dari orang yang positif terinfeksi penyakit
virus Ebola.

159
Sumber: www.bbidetection.com

b) Penyakit yang ditularkan melalui hewan (zoonoses)


1. Rabies
Rabies disebabkan oleh virus dari kelompok rhabdovirus (Virus
RNA). Virus ini dapat ditularkan pada manusia melalui gigitan
hewan peliharaan yang menderita rabies seperti misalnya kucing,
anjing dan monyet. Virus rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan
berdarah panas dan pada umumnya mengakibatkan kematian apabila
tidak diobati.

Virus rabies Tubuh terjangkit virus rabies


Sumber: kurniawanhfisip08.web.unair.ac.id
2. Demam Berdarah

Penyakit ini ditularkan melalui gigitan serangga, yaitu sejenis nyamuk


Aedes aegepty. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue. Gejala

160
penyakit ini biasanya timbul demam tinggi dan terdapat bercak-bercak
merah pada permukaan kulit penderita.
3. Virus Zika
Virus Zika merupakan salah satu virus dari jenis Flavivirus. Virus ini
memiliki kesamaan dengan virus dengue, berasal dari kelompok
arbovirus.

Virus Zika

Ciri-ciri:
1) Virus Zika ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang
menjadi vektor penyakit Zika adalah nyamuk Aedes, dapat dalam
jenis Aedes aegypti untuk daerah tropis, Aedes africanus di Afrika,
dan juga Aedes albopictus pada beberapa daerah lain. Nyamuk
Aedes merupakan jenis nyamuk yang aktif di siang hari, dan dapat
hidup di dalam maupun luar ruangan. Virus zika juga bisa
ditularkan oleh ibu hamil kepada janinnya selama masa
kehamilan.
2) Siapapun yang tinggal atau mengunjungi area yang diketahui
terdapat virus Zika memiliki risiko untuk terinfeksi termasuk ibu
hamil.
3) 1 diantara 5 orang yang terinfeksi virus zika menunjukkan gejala.
Adapun gejala infeksi virus zika diantaranya demam, kulit
berbintik merah, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala,
kelemahan dan terjadi peradangan konjungasinva.
4) Pada beberapa kasus zika dilaporkan terjadi gangguan saraf dan
komplikasi autoimun.
5) Gejala penyakit ini menyebabkan kesakitan tingkat sedang dan
berlangsung selama 2-7 hari.

161
6) Penyakit ini kerap kali sembuh dengan sendirinya tanpa
memerlukan pengobatan medis.
7) Pada kondisi tubuh yang baik penyakit ini dapat pulih dalam
tempo 7-12 hari.
8) Pada beberapa kasus suspek Zika dilaporkan juga mengalami
sindrom Guillane Bare. Namun hubungan ilmiahnya masih dalam
tahap penelitian. Pada minggu pertama demam, virus Zika dapat
dideteksi dari serum dengan pemeriksaan RT-PCR.

c) Penyakit yang ditularkan melalui makanan


1. Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh Hepatitis virus. Penyakit ini ditularkan melalui
air, makanan, saliva atau susu yang terkontaminasi feses. Hepatitis virus
ini dapat menyebabkan penyakit hepatitits A, B, C, D, dan E. Infeksi yang
disebabkan oleh Hepatitis A dapat mengakibatkan gangguan hati apabila
infeksinya bersifat kronis. Hepatitis A menyebar dari usus melalui
aliran darah menuju hati dan mengakibatkan kulit dan mata berwarna
kekuning-kuningan, air seni berwarna coklat akibat produksi getah
empedu yang dihasilkan oleh hati yang terinfeksi virus ini tidak
normal. Jenis makanan yang dapat menularkan virus ini adalah kerang
yang diambil dari perairan yang tercemari feses. Namun hanya kerang
mentah yang dapat menimbulkan masalah, karena virus ini akan mati
dengan pemanasan. Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis yang
ditularkan melalui darah yang terinfeksi. Hepatitis B dapat juga
ditularkan dari ibu ke anak pada saat dalam kandungan atau melalui
hubungan seksual. Hepatitis B dapat mengakibatkan gangguan hati yang
lebih akut dibanding hepatitis A, dan dapat menyebabkan kematian.
Hepatitis A jarang menjadi penyebab kematian. Infeksi oleh Hepatitis B
juga dapat mengakibatkan mudahnya terserang kanker hati. Jenis
hepatitis yang lain juga telah dikenali sebagai hepatitis C. Seperti
halnya hepatitis B, hepatitis C ditularkan melalui darah dan hubungan
seksual.

162
d) virus yang juga menyerang Tumbuhan
1. Virus mosaik, menyerang tanaman kentang ,tomat dan tembakau

TMV pada kentang TMV pada tembakau

2. Cucumber Mosaic Virus pada ketimun.

Cucumber mosaic virus (timun).


3. PStV pada kacang tanah

4. Tobacco mosaic virus on Nicotiana glutinosa.

5. Tobacco mosaic virus infection of an orchid showing leaf color changes.

163
J. Virus Dalam Kehidupan
Pada umumnya, virus menyebabkan berbagai penyakit pada makhluk
hidup. Namun, tidak semua virus merugikan. Beberapa virus sengaja
dibudidayakan manusia untuk tujuan tertentu, yaitu meningkatkan kesejahteraan
manusia. Beberapa manfaat virus antara lain ialah:
1. Bakteri yang mengandung profag bermanfaat untuk pengobatan
berbagai macam penyakit.
2. Untuk membuat interferon dari virus melalui rekayasa genetika.
3. Untuk membuat vaksin (mikroorganisme yang dilemahkan sehingga sifat
patogenitasnya hilang, akan tetapi sifat antigenitas tetap).
4. Untuk membuat peta kromosom.
a. Penggunaan virus untuk medis
Teknologi kedokteran telah menggunakan bakteriofag (fag virulen) untuk
mengenal dan mengidentifikasikan bakteri patogen. Ketahanan dan kerentanan
bakteri terhadap serangan bakteriofag dapat digunakan untuk menentukan
galur-galur bakteri dalam sistem klasifikasinya. Setiap galur bakteri menunjukkan
tipe lisis tertentu apabila terinfeksi oleh tipe fag tertentu pula.
Cara menentukan galur bakteri dengan melihat tipe lisis setelah diinfeksi fag
tertentu disebut penentuan tipe fag. Proses penentuan ini secara rutin dipakai
untuk mengidentifikasikan bakteri patogen, misalnya stafilokokus dan basilus
tifoid. Jadi, fag merupakan alat untuk mendiagnosis suatu penyakit dan untuk
mengikuti penyebaran penyakit di masyarakat. Lisogenik pada bakteri
merupakan suatu model konseptual untuk menelaah virus onkogenik (virus
penyebab kanker) karena virus-virus itu juga mempunyai kemampuan untuk
mengekalkan materi genetiknya dalam sel – sel yang terinfeksi.
b. Penggunaan virus untuk mengukur dosis radiasi
Kerentanan fag-fag tertentu terhadap radiasi yang telah diketahui dengan
tepat digunakan untuk mengukur dosis radiasi. Hal itu dilakukan dengan cara

164
mencampur fag ke dalam bahan yang akan diradiasi. Dosis radiasi kemudian
dapat dihitung dari derajat kerusakan yang dialami oleh bakteriofag itu.
c. Pengunaan virus untuk membasmi hama tanaman
Dalam bidang pertanian, virus dapat digunakan sebagai biopestisida untuk
membasmi hama tanaman budidaya, misalnya baculovirus. Virus ini apabila
disemprotkan pada tanaman budidaya, tanpa sengaja akan termakan oleh
serangga hama. Serangga hama menjadi sangat rakus dan sempat melakukan
perkawinan. Akibatnya, virus itu menyebar ke serangga lain melalui perkawinan
dan menyebabkan kematian massal.

K. Rangkuman
Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA atau
RNA yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler
dan ekstrseluler. Virus memilki ukuran lebih kecil dari bakteri dan tubuhnya
tersusun atas senyawa asam amino, protein, lipid dan karbohidrat. Proses
reproduksi melalui lima tahap yaitu tahap pelekatan, penetrasi, replikasi,
sintesis, pematangan dan pelepasan .

Virus menyebabkan berbagai macam penyakit yang berbahaya antara lain


campak, SAR, HIV/AIDS, polio, gondongan, rabies, hepatitis, demam berdarah,
mosaik pada tanaman dan lain sebagainya. Virus dapat ditularkan melalui udara,
hewan dan hubungan kelamin. Disamping menyebabkan berbagai macam
penyakit virus juga bermanfaat bagi kehidupan seperti dibidang medis misalnya
untuk mengidentifikasi bakteri patogen, radiasi dan pembasmi hama tanaman.

165
TES FORMATIF
Pilihan Ganda (pertanyaan 1)
1. Virus digolongkan kedalam makhluk hidup karenamemiliki ciri...
a. Tubuhnya mengandung asam nukleat yang dilapisi protein
b. Dapat menyerang bakteri
c. Dapat menyebabkan penyakit seperti AIDS
d. Dapat memperbanyak diri dalam sel hidup
e. Dapat melewati saringan bakteri
2. Yang dimaksud dengan bakteriofag adalah virus yang menyerang

a. Hewan b. Tanaman
c. Bakteri d. Manusia e. Hewan dan manusia
3. Partikel pada virus disebut…
a. DNA c. Virion e. Kapsid
b. RNA d. DNA dan RNA
4. Berikut ini yang tidak termasuk komponen atau senyawa penyusun virus adalah…
a. Asam nukleat c. Karbohidrat e. protein
b. Lipid d. Vitamin
5. Aktivitas virus melubangi dinding sel bakteri dengan enzim disebut ….
a. Penetrasi c. eklipase e. pemecahan sel
inang
b. Pembentukan virus baru d. adsorpsi
6. Virus dianggap sebagai benda hidup, sebab virus…..
a. dapat hidup dalam sel-sel yang hidup
b. dapat memperbanyak diri dalam sel hidup
c. memiliki DNA atau RNA
d. dapat dikristalkan
e. terbungkus oleh protein
7. Virus dapat hidup pada sel-sel inang dengan memanfaatkan…. dari inangnya
a. Oksigen b. Sari-sari makanan c. Karbohidrat/energi
d. Protein e. DNA/RNA
8. . Berikut ini pernyataan yang benar mengenai virus adalah …..
a. Virus diklasifikasikan dibawah tingkat seluler organisasi biologis
b. Partikel virus mengandung DNA dan RNA
c. Partikel virus dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
d. Perakitan kapsid virus dari protein membutuhkan sel inang
e. Setelah perakitan kapsid, pertumbuhan partikel virus berlanjut sampai
dengan pelepasan partikel-partikel virus baru.

166
9. Macam-macam virus diantaranya:
1. Simplexvirus
2. Bakteriofag
3. Lyssavirus
4. Enterovirus
5. Ortohepadnavirus
Yang termasuk asam inti RNA adalah …..
a. 1,2,3, dan 4 b. 2,3, dan 5
c. 3,4, dan 5 d. 3 dan 4
e. 4 dan 5
10. Virus HIV sangat berbahaya karena menyerang …..
a. System pertahanan tubuh manusia
b. Hati c. Otot
d. Sel darah e. Otak
11. Virus flu burung banyak sekali tipenya, tetapa yang paling berbahaya adalah tipe ….
a. H1N5 b. H5N1 c. H5N5
d. H1N1 e. H4N5
12. Virus bukan merupakan sel karena tidak mempunyai …..
a. Organel b. Protein
c. Asam nukleat d. Protoplasma
e. Asam nukleat dan protoplasma
13. Berikut ini yang bukan merupakan sifat-sifat dari virus adalah …..
a. Hanya memiliki satu macam asam nukleat (AND atau ARN)
b. Virus bukan sel, jadi tidak memiliki protoplasma
c. Bentuk dan ukuran virus bervariasi
d. Untuk reproduksinya hanya membutuhkan bahan anorganik saja
e. Virus dapat aktif pada makhluk hidup yang spesifik
14. Kapsid tersusun atas subunit-subunit protein yang disebut dengan …..
a. Kapsul b. Nucleoprotein
c. Kapsomer d. Nukleokapsid
e. Selubung protein
15. Virus yang menyebabkan penyakit leukemia adalah …..
a. Arenavirus b. Papillomavirus
c. Retrovirus d. Lyssavirus
e. Orthopoxvirus
16. Virus yang menyebabkan pecahnya sel inang disebut …..
a. Profag b. Bakteriofag
c. Virus heliks d. Virus virulen
e. Virion
17. Virus yang menyebabkan pertumbuhan tanaman padi terhambat sehingga
tanaman menjadi kerdil adalah …..

167
a. Rabdovirus b. TMV
c. CVPD d. Tungro
e. Virus yellow
18. Vaksin yang bisa diberikan per oral adalah vaksin untuk mencegah wabah penyakit
…..
a. Demam berdarah b. Trakom
c. Rabies d. Polio
e. Cacar
19. Enzim yang di hasilkan oleh virus yang dapat memecahkan dinding sel bakteri
disebut …..
a. Neuraminidase b. Litik
c. Lisogenik d. Lisozim
e. Lismin
20. Virus tidak dapat masuk dalam kelompok makhluk hidup karena …..
a. Virus dapat dikristalkan
b. Virus dapat melakukan pembuahan
c. Virus dapat menularkan penyakit
d. Virus dapat bergerak
e. Virus dapat berkembang biak
21. Morfologi virus yang menyerang Escherichia coli berbentuk …..
a. Bulat seperti bola b. Seperti huruf T
c. Seperti segi empat (tetrahedral) d. Seperti batang (jarum)
e. Seperti batang bengkok (spiral)
22. Gambar berikut ini merupakan sebuah bakteriofage. SenyawaDNA ditunjukan oleh
nomor….

a. 1 b. 2
c. 3 d. 4 e. 5
23. Virus memiliki sifat-sifat berikut, kecuali ….
a. hanyamemiliki satu macam asam inti (DNA atau RNA)
b. tidak memiliki sitoplasma, inti, danselaput plasma
c. untuk reproduksinya hanya memerlukan bahan anorganik
d. virus dapat aktif pada makhluk hidup spesifik
e. bentuk dan ukuran virus bervariasi
24. Pada virus, asam nukleat dibungkus oleh selaput protein yang dinamakan ….
a. kapsomer b. kapsid

168
c. heliks d. virion
e. membran lemak
25. Pada bagian tubuh virus yang mengandung RNA atau DNA adalah ….
a. kepala b. kapsid
c. ekornya d. kapsidekor
e. serat ekor
26. Pengelompokan virus antara ribovirus dan deoksiribovirus, didasarkan atas….
a. daur hidupnya b. cara replikasinya
c. kandungan asam nukleatnya d. inang yang diinfeksinya
e. penyakit yang disebabkannya
27. Virus bereplikasi untuk memperbanyak diri dengan cara….
a. proliferasi b. membelahdiri
c. menginfeksi sel hidup d. amitosis
e. fragmentasi
28. Replikasi virus yang diakhiri dengan matinya sel inang disebut ….
a. infeksi sel inang b. lisis
c. siklus litik d. proliferasi
e. siklus lisogenik
29. Virus tergolong ke dalam makhluk tak hidup sebab virus ….
a. mempunyai RNA atau DNA b. dapat dikristalkan
c. mampu mereplikasi diri d. hidup pada jaringan hidup
e. terdiri dari senyawa organik
30. Pendapat yang menyatakan bahwa virus merupakan benda mati disebabkan oleh
faktor-faktor berikut, kecuali ….
a. tidak melakukan metabolisme b. ukuran sangat kecil
c. dapat dibuat kristal d. tidak berupa sel
e. perbanyakan dengan replikasi

Pertanyaan 2 (Jawaban singkat)


1. Apakah yang anda ketahui tentang virus?
2. Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA/ RNA yang
dapat berada pada dua kondisi berbeda. Sebutkan!
3. Apakah nama lain partikel virus?
4. Sebutkan ciri-ciri virus ?
5. Apakah fungsi dari kapsid pada virus?
6. Struktur virus adalah asam nuleat yang berupa?
7. Reproduksi bakteriofag terbagi menjadi 2. Sebutkan!
8. Sebutkan 3 contoh penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus!
9. Sebutkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus melalui perantara
nyamuk?
10. Sebutkan tahapan-tahapan reproduksi pada virus?

169
11. Sebutkan 2 virus penyebab penyakit pada hewan!

Pertanyaan 3 (Uraian)
1. Virus dapat berada dalam dua kondisi. Sebutkan dan jelaskan!
2. Jelaskan proses replikasi dan sintesis virus!
3. Jelaskan fungsi enzim lisosom yang dihasilkan oleh bakteriophage?
4. Sebutkan beberapa perbedaan virus dengan mikroba prokariotik (bakteri)!
5. Jelaskan dengan gambar perbedaan siklus litik dan lisogenik dari suatu
bakteriofage?

170
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad rifai. 2014. TMV ((Tobacco Mozaic Virus) http://mahasiswa.


ung.ac.id/613413023/home/2014/3/13/tmv-tobaco-mozaic-virus.html (diakses
tanggal 07 April 2016 pukul 14:01)
Amha Rosihan. 2015. Dimanakah virus dapat berkembangbiak?.
http://www.astalog.com/6604/dimanakah-virus-dapat-berkembang-biak.htm
(diakses tanggal 27 Maret 2016 pukul 13:05 WIB)
Boulanger Pascale. 2014. Bacteriophage T5. WWW.i2bc-paris-saclay .fr/spip.php?
article253&langes en. (diakses tanggal 07 April 2016 pukul 13:05)
Dwidjoseputro. D. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan
Kusnadi. 2014. Buku saku biologi . http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA
/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031 (diakses tanggal 25 Maret 2016 pikul
15:05)
Presccot M. Lansing. 2002. Microbiology (5 th edition). The McGraw-Hill Companies. Hal
371-391
Rahayu dinda. 2015. Dasar-dasar mikrobiologi. file.upi.edu/.../KULIAH,Dasar-
dasar_mikrobiologi_S1_DEPAG.pdf (diakses tanggal 16 Maret 2016)

Regina Bailey. 2015. Bakteriophage. http://biology.about.com/od/virology


/a/aa11108a.htm (diakses pada tanggal 30 Maret 2016, pukul 13:15)
Sridianti.2016.tujuh perbedaan virus dan bakteri.www.sridianti.com (diakses tanggal 15
Maret 2016)

Wordpress n poseidon. 2015. Jelaskan perbedaan Siklus litik dan lisogenik virus
(http://fungsi.web.id/2015/06/jelaskan-perbedaan-siklus-litik-dan-lisogenik-
virus.html) (Diakses tanggal 25 Maret 2016 pukul 13:10)

171
BAB 6
TEKNIK PENGAMATAN MIKROBA

Kompetensi dasar
Mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang konsep biakan murni, jenis dan prinsip
kerja mikroskop, teknik pengamatan mikroba

Indikator
Mahasiswa dapat:
1. Memahami konsep biakan murni
2. Mengetahui jenis dan prinsip kerja mikroskop
3. Mengetahui teknik dan macam pewarnaan bakteri
4. Mengetahui cara menghitung sel mikroba
5. Mengetahui teknik pengamatan mikroba

Gambaran Umum materi


Mikroba merupakan organisme berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok mikroba
diantaranya: bakteri, fungi, dan virus. Beberapa mikroba dikenal sebagai agen penyebab
infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang
pangan, pengobatan, dan industri. Penelitian mikroorganisme penyebab penyakit
membutuhkan suatu metode laboratorium yang memadai. Koch dan rekannya mengembangkan
metodologi di laboratorium antara lain prosedur untuk mewarnai bakteri agar mudah diperiksa
dan diamati, serta teknik menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium. Satu teknik yang
dikembangkan adalah penggunaan media dengan suatu substrat yang padat dan tembus
pandang pada suhu inkubasi (suhu yang cocok untuk pertumbuhan) untuk menumbuhkan
bakteri. Pada awalnya digunakan gelatin untuk tujuan ini ternyata hasilnya kurang memadai
karena pada suhu tubuh menjadi cair. Kemudian, digunakan media lain seperti irisan kentang
atau wortel hasilnyapun kurang baik, karena kekurangan nutrien untuk mikroorganisme
terutama yang berkaitan dengan tubuh manusia. Pada akhirnya masalah tersebut dapat teratasi
dengan menggunakan ekstrak ganggang laut tertentu. Ekstrak ganggang tersebut dinamakan
agar-agar (acapkali disebut agar), dapat dilarutkan dalam larutan nutrien dan bilamana menjadi
gel akan tetap padat dalam kisaran temperatur yang luas. Mikroorganisme mempunyai
berbagai perbedaan meliputi: bentuk, ciri-ciri, struktur, dan cara berkembangbiak. Oleh
karena itu perlu dilaksanakan usaha untuk mengamati jenis-jenis mikroba tersebut
supaya nantinya dapat menggali potensi dari mikroorganisme tersebut.
Teknik penamatan mikroba merupakaan usaha untuk mempelajari karakteristik
mikroba, jenis-jenis peralatan yang dipakai untuk mengamati mikroba, standart
pengamatan dan hal hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan mikroba.

172
Relevansi Terhadap Bidang Kerja
Pengetahuan tentang teknik pengamatan mikroba ini dapat dijadikan ilmu dasar
mirkobiologi yang kelak akan di transfer oleh mahasiswa kepada peserta didiknya. Selain
itu manfaat mempelajari materi teknik pengamatan mikroba ini adalah sebagai
antipasti, proteksi ataupun solusi jika nantinya menghadapi permasalahan seputar
mikroba. Skill pengamatan mikroba ini sangat diperlukan hampir di semua bidang
seperti industri, kesehatan, pangan, lingkungan, energy, pertambangan dsb.

173
A. Konsep Biakan Murni
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme, dengan media agar campuran mikroorganisme akan tumbuh
terpisah sehingga mudah untuk diamati. Teknik yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme pada media agar menyebabkan mikroorganisme
tumbuh secara agak berjauhan antarsesamanya, atau mungkin juga setiap selnya
tumbuh berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat
dilihat dengan mata biasa tanpa alat

Koloni

A
B

Koloni-koloni mikroorganisme pada medium cawan Petri. Perhatikan adanya dua macam koloni yang
menunjukkan dua macam bakteri yang berbeda dan satu koloni jamur

Semua sel dalam koloni itu sama artinya semuanya dianggap merupakan
satu keturunan (progeni) atau satu mikroorganisme oleh karena itu mewakili yang
disebut sebagai biakan murni. Penggunaan agar pada media mikrobiologi yang
diusulkan oleh Koch pada awal 1880-an sampai sekarang masih tetap digunakan.
Untuk mendapatkan satu spesies biakan harus memisahkan biakan campuran
dengan cara sebagai berikut:
Pada mulanya contoh diambil dari udara, tanah, atau kotoran selanjutnya
disebarkan pada medium steril, maka akan tumbuh koloni yang mempunyai bentuk
dan warna berbeda-beda, tergantung pada sifat kekhasan masing-masing bakteri.
Selanjutnya koloni yang berbeda tersebut ditumbuhkan pada medium steril secara
terpisah sehingga akan didapatkan biakan murni.

Teknik Biakan Murni


Alam di sekitar kita memiliki populasi mikroorganisme sangat banyak.
Beratus-ratus spesies dari berbagai mikroorganisme menghuni pada bagian tubuh
kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Mikroorganisme tersebut
terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Penelitian mengenai
mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk dapat
memisahkan antara populasi campuran yang rumit atau biakan campuran, menjadi
spesies-spesies yang berbeda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri atas suatu
populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk.

174
a. Pembiakan dan isolasi kultur murni
Di dalam laboratorium, mikroorganisme dibiakkan pada bahan nutrisi
yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia, penggunaannya
tergantung pada beberapa faktor, salah satu di antaranya ialah jenis
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Prosedur yang digunakan dalam pengawetan bakteri cukup banyak.
Metode yang dipilih sangat tergantung pada sifat mikroorganisme yang akan
dibiakkan. Selain itu, juga sangat tergantung dari tujuan pengawetan biakan.
Apakah biakan tersebut akan disimpan untuk waktu pendek (berbulan-bulan)
ataukah disimpan selama waktu tak terhingga (bertahun-tahun). Proses
pemeliharaan jangka pendek, biakan dapat disimpan pada suhu lemari es (0-
10oC), sedangkan untuk pemeliharaan jangka panjang, dapat disimpan dalam
nitrogen cair pada suhu -196oC atau dapat juga didehidrasi dalam tabung
dengan dibekukan dan ditutup rapat dalam ruangan hampa. Proses ini
dinamakan liofilisasi.

Proses Liofilisasi

Beberapa botol kecil bersumbatkan kapas yang berisi suspensi beku


organisme diletakkan dalam labu kaca, yang dihubungkan dengan kondensor.
Kondensor tersebut dihubungkan dengan pompa vakum tinggi, dan sistem ini
mendehidrasi biakan. Setelah dehidrasi, botol dikeluarkan, lalu ditempatkan
satu-satu dalam tabung yang lebih besar, ditutup dengan kemasan asbes, dan
ditutup rapat-rapat dalam ruang hampa.

b. Teknik pencirian mikroorganisme


Apabila biakan murni dari suatu jasad renik sudah diperoleh, maka
selanjutnya dilakukan pemeriksaan di laboratorium, sehingga diperoleh
keterangan mengenai sifat mikroorganisme. Kesahihan uji laboratorium
ditentukan oleh tujuan dari uji tersebut. Apakah biakan tersebut suatu jenis
mikroorganisme yang baru ataukah mikroorganisme yang sudah dikenal. Biakan
perlu dicirikan secara ekstensif. Berbagai uji/metode untuk mencirikan
mikroorganisme dapat dilihat pada Tabel 1.1.

175
Tabel 1.1.
Metode untuk Mencirikan Mikroorganisme
No. Ciri utama Metode
1. Morfologi Pengamatan spesimen dengan bantuan
mikroskop cahaya atau elektron, baik diwarnai
atau tidak. Teknik mikroskop elektron
memungkinkan pengamatan irisan ultra tipis sel-
sel mikroorganisme.
2. Nutrisional Penentuan substansi kimiawi dan keadaan fisik
yang khusus (suhu, cahaya, dan gas) yang
diperlukan untuk menunjang pertumbuhan
mikroorganisme.
3. Kultur Penentuan bentuk koloni pertumbuhan
mikroorganisme pada berbagai macam medium
laboratorium, baik yang cair maupun yang padat.
Identifikasi dan pengukuran perubahan kimiawi
4. Metabolik yang dilakukan mikroorganisme. Beberapa uji
mudah dilakukan, namun hanya untuk
mengetahui apakah mikroorganisme
menyebabkan perubahan kimia pada suatu
substansi khusus atau tidak. Contoh mengubah
karbohidrat menjadi asam. Pada uji yang lain, ada
metode yang mengidentifikasi sebagian besar
senyawa kimia yang terlihat dalam proses
metabolisme, hal ini memungkinkan untuk
merekonstruksi langkah demi langkah bagaimana
mikroorganisme itu menyebabkan perubahan-
perubahan.
Penentuan susunan kimiawi sebagai komponen
5. Susunan kimiawi sel. Berbagai teknik untuk memecahkan sel dan
mengisolasi komponen-komponen sel yang
khusus dari campuran yang diperoleh misalnya
fragmen dinding sel, perubahan nukleus, dan
membran. Tersedia pula prosedur laboratoris
untuk menentukan susunan masing-masing
komponen tersebut.
Pencirian mikroorganisme, terutama pada bakteri
6. Susunan antigen dan virus, dengan cara penelaahan antigen,
substansi kimia yang ada pada permukaannya.
Antigen adalah substansi kimiawi suatu
mikroorganisme yang apabila disuntikkan pada
hewan akan membentuk substansi kimiawi
(antibodi) yang dapat diidentifikasi dengan
prosedur-prosedur laboratoris. Antigen dan
antibodi merupakan bagian dari sistem imunologi

176
yang kompleks.
Penentuan potensi suatu biakan mikroorganisme.
7. Patogenik Untuk menimbulkan penyakit dilakukan dengan
menginokulasi hewan atau tumbuhan dengan
biakan murni mikroorganisme yang
bersangkutan.

B. Jenis dan Prinsip Kerja Mikroskop


Mikroskop adalah instrumentasi yang paling banyak digunakan dan dan paling
bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga
memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tak tampak dengan
mata telanjang. Mikroskop memungkin perbesaran dalam kisaran luas seratus kali
sampai ratusan ribu kali. ( Michael J, 1986 )
1. Jenis-jenis Mikroskop:
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada penampakan objek yang diamati yaitu
mikroskop dua dimensi ( mikroskop cahaya ) dan mikroskop tiga dimensi ( mikroskop
stereo ). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya mikroskop dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan mikroskop electron. ( Bima, 2005 )
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai pembesaran maksimum 1000 kali dan mikroskop
ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan
stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga system lensa yaitu : lensa objektif, lensa okuler,
dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal ( monokuler )
atau ganda ( binokuler ). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa
objektif yang bisa dipasang tiga lensa tiga lensa atau lebih.Di bawah tabung mikroskop
terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat.Sistem lensa yang ketiga
adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa
mikroskop lain.Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar
matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat
dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor.
Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya
matahari.Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan banyangan pertama, lensa ini
menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada banyangan akhir. Ciri
penting lensa obyektif adalah memperbesar banyangan obyek dan mempunyai nilai
apertura ( NA ). Nilai aperture adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan
menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang

177
berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.Lensa okuler merupakan lensa mikroskop
yang terdapat di bagian ujung atas tabung yang berdekatan dengan mata pengamat.
Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif
dan perbesaran bayangan yang terbentuk beriksar 4 – 25 kali.Lensa kondensor berfungsi
untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan di fokus, sehingga
bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang
maksimal dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat
jika daya pisah mikroskop kurang baik.

Monokuler Binokuler Trinokuler


Macam-macam Mikroskop cahaya

1. Medan Terang
Daerah yg diamati terang sedangkan objek yg diamati gelap
2. Medan Gelap
Dilengkapi kondensor medan gelap dan suatu objektif ber-NA rendah. Maka
objek yg diamati tampak terang sedangkan latar belakangnya gelap
3. Fluoresensi
Spesimen diwarnai dg zat warna fluorokrom. Zat warna ini menyerap energi
gelombang cahaya pendek tak kasat mata dan memancarkan gelombang
panjang kasatmata yg lebih besar
4. Kontras Fase
5. Memungkinkan kontras yg lebih besar antara substansi dg berbagai ketebalan
atau berbagai indeks bias

178
Hasil Pengamatan Menggunakan Mikroskop Cahaya

b. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan
untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai
pembesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat
terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama
dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif
beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah :
1).Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi
benda yang diamati.
2).Sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat di

Mikroskop Stereo Hasil Pengamatan Menggunkan Mikroskop Stereo

amati.Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif


menggunakan system zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali sehingga

179
perbesaran total maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja
preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan
dengan transfomator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai
mikroskop sedangkan pengatur pembesaran terletak diatas fokus.

c. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron mempunyai pembesaran sampai 100 ribu kali,
elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai
dua tipe : mikroskop elektron scanning ( SEM ) dan mikroskop elektron transmisi
( TEM ) ( Bima, 2005).
1). SEM (Scanning Electron Microscope)
SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik
lainnya) dan obyek diamati secara tiga dimensi. SEM merupakan mikroskop
elektron yang “memotret” material berdasarkan interaksi elektron dg
permukaan material.

SEM (Scanning Electron Microscope)

Hasil Pengamatan Menggunakan SEM

180
2). TEM (Transmission Electron Microscope)
TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel. Pada
Mikroskop TEM, elektron mampu menembus spesimen.Spesimen yang
sangat tipis antara -10 nm sampai 100 nm. TEM mampu memperbesar objek
sampai 500 000 kali. Mampu mengamati organel sel.

TEM (Transmission Electron Microscope) Hasil Pengamatan Menggunakan TEM

2. Prinsip Kerja Mikroskop


a. Mikroskop cahaya
Cara kerja dari mikroskop cahaya adalah dari cahaya lampu yang dibiaskan
oleh lensa condenser, setelah melewati lensa kondenser sinar mengenai
spesimen dan diteruskan oleh lensa objektif. Lensa objektif ini merupakan
bagian yang paling penting dari mikroskop karena dari lensa ini dapat
diketahui perbesaran yang dilakukan mikroskop. Sinar yang diteruskan oleh
lensa objektif ditangkap oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata atau
kamera. Pada mikroskop ini mempunyai batasan perbesaran yaitu dari 400 X
sampai 1400 X.

Skema mikroskop cahaya

181
b. Mikroskop elektron
1). SEM (Scanning Electron Microscope)
Cara kerja dari mikroskop scanning electron adalah sinar dari
lampu dipancarkan pada lensa kondensor, sebelum masuk pada lensa
kondensor ada pengatur dari pancaran sinar elektron yang ditembakkan.
Sinar yang melewati lensa kondensor diteruskan lensa objektif yang
dapat diatur maju mundurnya. Sinar yang melewati lensa objektif
diteruskan pada spesimen yang diatur miring pada pencekamnya,
spesimen ini disinari oleh deteksi x-ray yang menghasikan sebuah gambar
yang diteruskan pada layar monitor.

Skema SEM (Scanning Electron Microscope)

2). TEM (Transmission Electron Microscope)


Dari skema dibawah ini dapat diterangkan elektron ditembakkan
dari electron gunyang kemudian melewati oleh dua lensa kondenser
yang berguna menguatkan dari elektron yang ditembakkan. Setelah
melewati dua lensa kondenser elektron diterima oleh spesimen yang tipis
dan berinteraksi, karena spesimen tipis maka elektron yang berinteraksi

182
dengan specimen diteruskan pada tiga lensa yaitu lensa objektif, lensa
intermediate dan lensa proyektor. Lensa objektif merupakan lensa utama
dari TEM karena batas penyimpangannya membatasi dari redolusi
mikroskop, lensa intermediate sebagai penguat dari lensa objektif dan
untuk lensa proyektor gunanya untuk menggambarkan pada layar
flourescent yang ditangkap film fotografi atau kamera CCD.

Skema TEM (Transmission Electron Microscope)


Untuk spesimen yang dapat dilihat dengan TEM perlu adanya persiapan yaitu
seperti terlihat pada gambar :

183
Persiapan spesimen TEM
Dari gambar diatas dapat dijelaskan tahapan pembuatan spesimen.
1. Spesimen dipotong dengan ukuran 3 mm dan ketebalan 300 μm
2. Spesimen digerinda dan dipoles sampai ketebalan 100 μm
3. Spesimen digerinda tengahnya sampai ketebalan 20 μm
4. Spesimen ditembak dengan ion argon sampai berlubang
5. Pada bagian yang tipis digunakan untuk melihat

C. Teknik dan Macam Pewarnaan Bakteri


Pewarnaan bakteri pada umumnya bertujuan untuk mempermudah dalam
pengamatan morfologi dengan bantuan mikroskop. Bakteri pada umumnya tidak
berwarna dan hampir tidak terlihat karena kurang kontras dengan air. Pewarnaan
sangat dibutuhkan untuk melihat bakteri dengan sangat jelas baik untuk
pengamatan intraseluler maupun morfologi keseluruhan.

1. Teknik pewarnaan bakteri


Ada tiga prosedur pewarnaan yaitu :
a. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana yaitu dengan menggunakan satu macam zat
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk
mengetahui morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini dapat
menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain kristal violet,
metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin

Contoh pewarnaan sederhana pada bakteri :


1) Pewarnaan sederhana pada Bacillus subtilis
Pada pewarnaan sederhana bakteri Bacillus subtilis zat warna yang
digunakan adalah Kristal violet.

Bacillus subtilis

184
2) Pewarnaan sederhana pada Pseudomonas putida
Pada pewarnaan sederhana bakteri Pseudomonas putida zata warna
yang digunakan adalah Kristal violet.

Pseudomonas putida perbesaran 1000 X

b. Pewarnaan Diferensial
Pewarnaan diferensial menggunakan lebih dari satu pewarna dan
memiliki reaksi yang berbeda untuk setiap bakteri, sehingga digunakan untuk
membedakan bakteri. Pewarna diferensial yang sering digunakan adalah
pewarna gram. Pewarna gram ini mampu membedakan dua kelompok besar
bakteri, yaitu Gram positif dan Gram negatif. Pada pewarnaan gram ini,
bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga membentuk noda pada
kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu kristal ungu. Karena warna
ungu memenuhi semua sel, maka pewarnaan ini disebut pewarnaan primer.
Selanjutnya pewarna dicuci dan pada noda spesimen ditetesi iodine yang
merupakan mordant (penajam). Setelah iodin dicuci, baik bakteri Gram
positif maupun Gram negatif tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda
spesimen dicuci dengan 10 alkohol yang merupakan senyawa peluntur warna
yang pada spesies bakteri tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari sel.
Setelah alkoholdicuci, noda spesimen diwarnai kembali dengan safranin yang
merupakan pewarna basa berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna
ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan bakteri yang berwarna
merah digolongkan ke dalam Gram negatif. Perbedaan warna antara bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif disebabkan oleh adanya perbedaan
struktur pada dinding selnya. Dinding bakteri Gram positif banyak
mengandung peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri Gram negatif banyak
mengandung lipoposakarida. Kompleks kristal ungu-iodin yang masuk
kedalam sel bakteri Gram positif tidak dapat tercuci oleh alkohol karena

185
adanya lapisan peptidoglikan yang kokoh pada dinding sel, sedangkan pada
bakteri Gram negatif alkohol akan merusak lapisan lipopolisakarida.
Kompleks kristal ungu-iodin pada bakteri Gram negatif dapat tercuci dan
menyebabkan sel bakteri tampak transparan yang akan berwarna merah
setelah diberi safranin.
Contoh pewarnaan gram positif pada bakteri :
1) Pewarnaan gram positif pada Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus
Pada pewarnaan gram positif bakteri Staphylococcus aureus,
dikatakan sebagai bakteri gram positif karena bakteri tersebut tetap
mempertahankan zat warna Kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram,
sehingga koloni bakteri tampak berwarna biru atau ungu.
2) Pewarnaan gram negatif pada Escherichia coli

Escherichia coli
Pada pewarnaan gram negative bakteri Escherichia coli, dikatan
sebagai bakteri gram negative karena pada saat pemberian gram C (alkohol)
dinding sel bakteri yang tersusun atas selapis sel menjadi tidak berwarna,
kemudian diberi pewarna tandingan yaitu safranin sehingga bakteri
berwarna merah.

3) Pewarnaan Tahan Asam


Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak
dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika
bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin melalui proses
pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa

186
mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol.
Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa
keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)

Mycobacterium tuberculosis
c. Pewarnaan khusus
Pewarnaan khusus digunakan untuk mewarnai dan mengisolasi bagian
spesifik dari mikroorganisme misalnya endospora, kapsul, dan flagella dan
lain sebagainya.

1) Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan
biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah
pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan
endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau bisa
masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaan Basil Tahan Asam
dimana cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus
lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium .

Bacillus subtilis
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan
pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk,

187
dengan pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna
fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol,
sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil
warna biru dari methylen blue.

2) Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam
tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding
sel dan flagel.

3) Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan
tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada
kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul.
Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana
biru gelap.
Fungsi kapsul pada sel bakteri :
a. Sebagai makanan cadangan
b. Mencegah kekeringan
c. Mencegah fagositosis
d. Menunjukkan virulensi
e. Kapsul sulit diwarnai karena adaya afinitas( daya serap) terhadap
cat sangat kecil

Escherichia coli
Hasil bakteri seperti yang terdapat pada gambar ialah terdapat
sel-sel bakteri yang bewarna dan kapsul tampak kosong disekitar tubuh
bakteri (mengelilingi bakteri), dan sekitar kapsul berwarna gelap. Saat
pengamatan bakteri ini relatif sukar karena apabila methylen blue terlalu
pekat, maka akan mengganggu proses pengamatan bakteri.
Kapsul dari berbagai spesies tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan
sederhana atau pewarnaan Gram. Karena, kapsul dari berbagi spesies
berbeda susunan zat -zatnya, maka tidak semua kapsul dapat diperlihatkan

188
dalam pewarnaan yang sama. Misalnya, kapsul tidak memiliki afinitas yang
besar terhadap bahan-bahan zat warna yang bersifat basa.
4) Pewarnaan Giemsa
Pewarnaan Giemsa (Giemsa Stain) adalah teknik pewarnaan untuk
pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti
malaria yaitu Gustav Giemsa. Pewarnaan ini digunakan untuk pemeriksaan
sitogenetik dan untuk diagnosis histopatologis parasit malaria dan parasit
lainnya.
Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang
terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan
di dalam metanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel
dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit
dan parasit yang ada di dalam darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik
pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada
di dalam darah (blood-borne parasite).

Parasit yang ada dalam darah

2. Cara Kerja Pewarnaan Bakteri


a. Pewarnaan Sederhana
1). Pewarnaan Positif
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang
kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu
padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan
saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan
bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur
selnya.

Cara kerja :

1. Bersihkan object glass dengan kapas


2. Jika perlu tulislah kode atau nama bakteri pada sudut object glass
3. Bila menggunakan biakan cair maka pindahkan setetes biakan dengan
pipet tetes atau dapat juga dipindahkan dengan jarum inokulum. Jangan

189
lupa biakan dikocok terlebih dahulu. Jika digunakan biakan padat, maka
biakan dipindahkan dengan jarum inokulum, satu ulasan saja kemudian
diberi akuades dan disebarkan supaya sel merata.
4. Keringkan ulasan tersebut sambil memfiksasinya dengan api bunsen
(lewatkan di atas api 2-3 kali)
5. Setelah benar-benar kering dan tersebar selanjutnya ditetesi dengan
pewarna (dapat digunakan Methylen blue, Safranin, Crystal Violet) dan
tunggu kurang lebih 30 detik.
6. Cuci dengan akuades kemudian keringkan dengan kertas tissue
7. Periksa dengan mikroskop (perbesaran 100 x 10).

Pewarnaan Sederhana (positif)


2). Pewarnaan Negatif
Beberapa bakteri sulit diwarnai dengan zat warna basa. Tapi mudah dilihat
dengan pewarnaan negatif. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan
mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan
latar belakang hitam.

Cara Kerja :

1. Ambil dua object glass, teteskan nigrosin atau tinta cina di ujung kanan
salah satu object glass
2. Biakan diambil lalu diulaskan atau diteteskan dalam tetesan nigrosin tadi,
lalu dicampurkan
3. Tempelkan sisi object glass yang lain kemudian gesekkan ke samping kiri
4. Biarkan preparat mengering di udara, jangan difiksasi atau dipanaskan di
atas api.

190
1 2

3 4
Pewarnaan Negatif
b. Pewarnaan Diferensial
1).Pewarnaan Gram
Pewarna gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling
banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan
tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan
pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak
sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri
berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan
membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel
tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.Berikut merupakan tabel
prosedur pewarnaan Gram:

Cara Keraja Dampak / Hasil


Buat preparat ulas (smear) yang telah Sel bakteri tertempel pada
difiksasi dari bakteri gram positif misal pada permukaan kaca
Bacillus subtilis dan gram negative (object glas)
misal Escherichia coli
Teteskan Kristal violet sebagai Kristal ungu akan mewarnai
pewarna utama pada kedua preparat. seluruh permukaan sel
Usahakan semua ulasan terwanai dan bakteri gram positif dan
tunggu selama kurang lebih 1 menit negatif

Cuci dengan aquades mengalir

191
Teteskan mordant (lugol iodine) lalu Aadanya lugol iodine
tunggu kurang lebih 1 menit menyebabkan adanya
ikatan CV dengan iodine
yang akan meninggalkan
afinitas pengikatan zat
warna oleh bakteri. Pada
gram positif dapat
terbentuk CV
iodinribonukleat pada
dinding sel
Beri larutan pemucat (ethanol 96% / Penetesan etanol absolut
aseton) setetes demi setetes hingga menyebabkan terbentuknya
etanol yang jatuh berwarna jernih pori-pori pada gram negatif
jangan sampai terlalu banyak yang memiliki banyak
lapisan lemak (lipid larut
dalam etanol), sehingga
komplek CV-iodine akan
lepas dari permukaan sel
gram negative, sedangkan
pada gram positif CV-iodine
teteap menempel pada
dinding sel, sel negative
menjadi bening

Cuci dengan aquades mengalir

Teteskan counterstan (safranin) dan Safranin akan mewarnai sel


tunggi selama kurang lebih 4-5 detik gram negative menjadi
berwarna merah, sedangkan
gram positif tidak
terpengaruh . Counterstain
hanya berfungsi sebagai
pengontra saja.
Cuci dengan aquades mengalir
Keringkan preparat dengan kertas
tissue yang ditempelkan di sisi ulasan
(jangan sampai merusak ulasan) lalu
biarkan mongering di udara.

192
Pewarnaan Gram

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram :

1. Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi
yang mengakibatkan CV-iodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan
sampai berlebih yang akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel
gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai
terlalu sedikit dalam penetesan etanol (underdecolorization) yang tidak
akan melarutkan CV-iodine secara sempurna sehingga sel gram negatif
seperti gram positif.
2. Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda
yang tidak lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada
kemampuan sel menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram
positif. Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel,
sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh umur.

193
Walaupun ada beberapa species yang memang bersifat gram variabel
seperti pada genus Acinetobacter dan Arthrobacter.
c. Pewarnaan Khusus
1). Pewarnaan Endospora
Anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum dan Bacillus adalah
bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora
merupakan bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga metabolismenya
bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti
panas, kering, dingin, radiasi dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya
pewarnaan endospora adalah membedakan endospora dengan sel vegetatif,
sehingga pembedaannya tampak jelas.
Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun tanpa
pewarnaan dan tampak sebagai bulatan transparan dan sangat refraktil.
Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan
dengan badan inklusi (kedua-duanya transparan, sel vegetatif berwarna),
sehingga diperlukan teknik pewarnaan endospora. Berikut merupakan
prosedur pewarnaan endospora dengan metode Schaeffer-Fulton.

Cara Kerja Dampak / Hasil


Buat preparat ulasan dari Bacillus Sel bakteri menempel pada
subtilis lalu tutup dengan kertas permukaan objek glas
merang
Tetesi ulasan pada objek glas Malachite green akan mewarnai
dengan Malachite green di atas sel vegetative bakteri. Endospora
kertas merang.Letakkan di atas air sukar menyerap zat warna, sekali
yang mendidih. Biarkan 5 menit diberi zat warna, warna tersebut
dijaga jangan sampai kering, jika sulit dilunturkan. Untuk
bagian pinggir mulai mongering, mewarnainya dilakukan
tambahkan lagi Malachite green. pemanasan untuk mempermudah
penetrasi Malachite green ke
dinding endospora
Setelah dingin, bilas objek glas Air yang digunakan sebagai agen
dengan aquades mengalir dekolorasi sel. Setelah perlakuan
diatas Malachite green tidak
melekat kuat dengan sel vegetatif
Tetesi dengan safranin sebagai Safranin akan mewarnai sel
counter stain, diamkan selama vegetative menjadi merah
kurang lebih 4-5 detik

194
Pewarnaan Endospora

Berikut merupakan beberapa tipe endospora dan contohnya

2). Pewarnaan Giemsa

Prosedur Pewarnaan (sediaan darah apus tipis dan tetes tebal):

1. Gunakan APD lengkap terutama sarung tangan/gloves.


2. Fiksasi sediaan apus darah tipis dengan mencelupkannya kedalam
larutan metanol.
3. Tunggu sampai larutan metanol yang tertinggal menguap.

195
4. Genangi sediaan apus darah tipis dan tetes tebal dengan larutan
giemsa yang diencerkan aquadest dengan perbandingan 1:4 (1
bagian giemsa dengan 4 bagian air)
5. Tunggu selama 15 menit.
6. Bilas dengan air mengalir.
7. Keringkan sisa air dengan menyimpan slide berdiri vertikal pada rak
khusus.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pewarnaan giemsa:

1. Perhatikan agar metanol tidak mengenai sediaan tetes tebal karena akan
membuat bagian tersebut terfiksasi dan hasil pewarnaan tidak sesuai dengan
hasil yang diinginkan.
2. Hati-hati pada saat membilas sediaan tetes tebal karena bagian tersebut tidak
difiksasi dan tidak menempel dengan kuat ke slide kaca.

D. Menghitung Sel Mikroba


1) Menghitung sel bakteri
Ada beberapa macam cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain
dengan lempeng total cawan (plate count), hitungan mikroskopik langsung (direct
microscopic count) atau MPN (Most Probable Number). Penetapan jumlah bakteri
dapat dilakukan dengan menghitung jumlah sel bakteri yang mampu membentuk
koloni di dalam media biakan atau membentuk suspensi dalam larutan biak.
Metode lempeng total cawan (plate count) adalah Metode yang paling umum
digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup berdasarkan
jumlah koloni yang tumbuh.Teknik ini diawali dengan pengenceran sampel dengan
kelipatan 1:10. Masing- masing suspensi pengenceran ditanam dengan metode
cawan tuang (pour plate) atau cawan sebar (spread plate). Bakteri akan
bereproduksi pada medium agar dan membentuk koloni setelah diinkubasi selama
15 18-24 jam. Metode ini dibantu dengan menggunakan alat, yaitu colony counter.

196
Sebelum menghitung sel bakteri sebelumnya kita melakukan teknik biakan
murni. Teknik biakan murni antara lain :
a. Pengenceran
Tehnik ini pertama kali diperkenalkan oleh Lister pada tahun 1985. Ia
mengencerkan suspensi yang terdiri dari berbagai macam mikroba ke dalam
tabung reaksi sebanyak 1 ml kemudia ia mengencerkannya lagi kedalam tabung
reaksi yang lain dan begitu seterusnya sampai beberapa tabung reaksi sehingga
diperoleh biakan murni bakteri yang diinginkan. Tehnik pengenceran ini
bertujuan melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya kedalam air
sehingga lebih mudah penangannya.
Cara Kerja :
1) Sampel yang mengandung bakteri dimasukkan kedalam tabung pengencer
pertama (10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan berat
sampel dengan volume tabung pertama adalah 1:9. Setelah sampel masuk
lalu dilarutkan dengan mengocoknya.
2) Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke
tabung 10-2 secara aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan
tabung ketelapak tangan sampai homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga
tabung pengencer terakhir dengan cara yang sama.

b. Metode Pour plate


Metode pour plate (cawan tuang) adalah suatu teknik untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri (agar)
sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan agar atau
di dalam agar.

197
Dalam metode ini diperlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada
medium agar di dalam cawan petri. Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni
pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Metode pour plate
sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan keterampilan khusus
dengan hasil biakan yang cukup baik. Metode ini dilakukan dengan
mengencerkan sumber isolat yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 mL garam
fisiologis (NaCl 0,85%) atau larutan buffer fosfat. Larutan ini berperan sebagi
penyangga pH agar sel bakteri tidak rusak akibat menurunnya pH lingkungan.
Pengenceran dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak
terlalu padat atau memenuhi cawan (biakan terlalu padat akan mengganggu
pengamatan). Sekitar 1 ml suspensi dituang ke dalam cawan petri steril,
dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (nutrien agar) steril hangat
(40-50⁰C) kemudian ditutup rapat dan diinkubasi selama 1-2 hari pada suhu
37⁰C. Penuangan dilakukan secara aseptik atau dalam kondisi steril agar tidak
terjadi kontaminasi atau tumbuh atau masuknya organisme yang tidak
diinginkan (di laboratorium, kontaminasi biasanya terjadi akibat tumbuhnya
kapang, seperti Penicilium dalam biakan).
Media yang dituang hendaknya tidak terlalu panas, karena selain
mengganggu proses penuangan (media panas sebabkan tangan jadi panas juga),
media panas masih mengeluarkan uap yang akan menempel pada cawan
penutup, sehingga mengganggu proses pengamatan. Pada metode ini, koloni
akan tumbuh di dalam media agar. Kultur diletakkan terbalik, dimasukkan di
dalam plastik dengan diikat kuat kemudian diletakkan dalam incubator. Pada
metode pour plate volume kultur sebanyak 0,1-1,0 mL diambil dan dimasukkan
kedalam cawan petri steril. Kemudian ditambahkan media agar cair dan
dilakukan pencampuran antara kultur dan media dengan memutar cawan petri
secara pelan pada permukaan yang rata. Karena sampel dicampur dengan media
agar cair, maka volume kultur yang digunakan dapat lebih tinggi dibanding
dengan metode spread plate.
Pada pengujian dengan metode pour plate, kultur/sampel mikroba yang
digunakan harus dapat bertahan hidup pada saat media agar dengan suhu
sekitar 45ºC ditambahkan.Keuntungan metode pour plate adalah sebagai
berikut:
1) Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2) Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
3) Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni
yang terbentuk
4) Mungkin berasal dari satu selmikroba dengan penambahan spesifik.
Kelemahan metode pour plate adalah sebagai berikut:

198
1) Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang
sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin
membentuk satu koloni.
2) Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang
berbeda.
3) Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat
dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
4) Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung

Metode cawan tuang dan cawan sebar

c. Metode spread plate


Metode spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan
stok kultur bakteri di atas media agar yang telah memadat. Kelebihan teknik ini
adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian
permukaan media agar.Pada metode cawan sebar sebanyak 0,1 mL suspensi
bakteri yang telah diencerkan (disebar pada media penyubur steril yang telah
disiapkan. Selanjutnya, suspensi dalam cawan diratakan dengan batang drugal
agar koloni tumbuh merata pada media dalam cawan tersebut, kemudian
diletakkan dalam inkubator (37oC) selama 1-3 hari.
Metode ini cukup sulit terutama saat meratakan suspensi dengan batang
drugal, untuk menumbuhkan koloni secara merata, biakan justru

199
terkontaminasi. Oleh karena itu, batang drugal harus benar - benar steril, yaitu
dengan mensemprotkannya terlebih oleh alkohol kemudian dipanaskan dengan
api bunsen. Perlu diingat, batang drugal, yang masih panas akibat pemanasan
dengan api bunsen, dapat merusak media agar, sehingga harus didinginkan
terlebih dahulu dengan meletakkannya di atas api bunsen dengan jarak sekitar
15 cm.
Didalam penggunaan metode spread platedan pour plate sangat penting
jika jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu banyak. Hal ini
dikarenakan apabila pada cawan petri ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa
sel tidak dalam bentuk koloni yang tunggal,sehingga dapat menyebabkan
perhitungan yang salah. Jumlah koloni yang sangat sedikit juga tidak diharapkan
karena secara statistik keakuratan hasil perhitungan jumlah koloni ini sangat
rendah. Dalam penerapannya, secara statistik yang paling baik adalah
menghitung jumlah koloni hanya jika pada media agar terdapat koloni antara 30-
300 koloni.

d. Metode Cawan Gores ( Streak )


Inokulum digoreskan di permukaan medium agar nutrient, dalam cawan
petri dengan jarum pindah (lup inokulasi) mengikuti cara yang tampak pada
diagram A. Diantara garis – garis goresan akan terdapat sel – sel yang cukup
terpisah – pisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni-koloni terpisah.

Metode Cawan Gores

2) Menghitung sel kapang dan khamir


Perhitungan Jumlah Kapang dan Khamir Pada Media PDA (Potato Dextro
Agar) Prosedur Kerja :
a. Membuat Media
b. Membersihkan kentang dan mengupasnya, kemudian cincang sampai
halus

200
c. Menimbang kentang yang sudah halus sebanyak 100 gram
d. Memasukan kentang yang sudah ditimbang dalam beaker glass, dan
mengisinya dengan aquadest. Kemudian rebus selama 1 jam
e. Menyaring kentang dan air rebusan dengan menggunakan kain saring
yang bersih.
f. Menambahkan agar dan glukosa ke dalam filtrat, kemudian
memanaskannya kembali samp agar larut.
g. Menambahkan aquadest sampai volume semula.
h. Menambahkan asam tartrat 10% hingga pH media mencapai 3,5-4,0
i. Memindahkan media yang sudah jadi tersebut ke dalam erlenmeyer yang
bersih.
j. Mensterilkan media dalam autoclave dengan suhu 121oC selama 15
menit
Persiapan alat dan bahan :
a. Menyiapkan tabung reaksi yang berisi aquadest steril sebanyak 9 mL dan
botol untuk sample, yang berisi aquadest steril sebanyak 225 gram
b. Menyiapkan alat yang akan dipergunakan
c. Mensterilkan alat yang akan dipergunakan dan tabung reaksi dan botol
yang berisi aquadest steril tadi dalam autoclave pada suhu 121oC selama
15 menit.
Pengenceran

a. Menimbang sample tepung sebanyak 25 gram dan memasukannya ke


dalam botol yang berisi aquadest steril 225 mL steril.
b. Mengocoknya secara manual sebanyak ± 25 kali sampai homogen
c. Membuat pengenceran dari 10-1 sampai pengenceran yang dibutuhkan
d. Melakukan semua tahap secara aseptis

E. Teknik Pengamatan Mikroba


Karakterisasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengobservasi
bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan

201
berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat gram dan
endospora), sifat morfologi dan sifat fisiologis. Uji sifat morfologi mencakup sifat-
sifat koloni seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi
diantaranya uji motilitas, uji katalase, uji oksidase, uji gelatin dan uji fermentasi atau
oksidatif. Selain uji kelima tersebut dapat juga dilakukan uji yang lain, yaitu dengan
menggunakan uji hidrolisis pati, uji indol, uji metyl red, uji sitrat dan uji hidrolisis
urea.
1. Uji Fisiologi
Uji fisiologis bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan
aktivitas selnya. Uji fisiologi sendiri terdiri yaitu :

a. Uji fermentasi karbohidrat


Tabung reaksi yang didalamnya terdapat tabung durham diisi dengan kaldu
glukosa dengan indikator merah fenol, kemudian diinokulasi dengan bakteri.
Bila warna medium berubah kuning berarti membentuk asam. Bila terdapat
gelembung pada tabung duham berarti selama memfermentasi membentuk
gas. Merah fenol adalah indikator pH. Di atas 7 merah, dibawah 7 berwarna
kuning.
Uji Fermentasi Karbohidrat
1) Identifikasi setengah bakteria ditentukan oleh jenis nutrient yang
dihutaikan oleh bakteria dan produk akhir yang dihasilkan dalam proses
tersebut
2) Untuk menentukan hasil fermentasi gula,broth fermentasi karbohidrat
disediakan pada Ph 7,4.
3) Broth ini mengandungi 3 bahan: 0.5%-1.0% (laktosa atau glukosa),broth
nutrient dan perwarna penanda fenol merah
Hasil :

Positif : Warna kuning/kuning dengan gelembung udara


Negatif : Merah dan tiada gelembung udara
Berikut ini beberapa jenis bakteri yang mampu melakukan fermentasi
terhadap karbohidrat serta hasil fermentasinya, adalah :
a. Fermentasi asam laktat : bakteri asam laktat (Streptococcus,
Lactobacillus)

202
b. Fermentasi alkohol : Zygomonas, Saccharomycetes
c. Fermentasi asam propionate : bakteri asam propionate
(Propionibacterium)
d. Fermentasi 2,3-butanadiol : Enterobacter, Serralia, Bacillus.
e. Fermentasi asam campuran : bakteri enterik (Escherichia,
Enterobacter, Salmonella, Proteus)
f. Fermentasi asam butirat : Clostridium
b. Uji Oksidase
Fermentasi dan oksidasi adalah dua proses penting dalam metabolisme
mikroorganisme. Dimana tujuan akhirnya adalah akumulasi energi, baik untuk
aktivitas mikroorganisme maupun untuk proses-proses biologis lain. Oksidasi
umumnya dilakukan pada respirasi aerobic menghasilkan CO2 dan H2O,
sedangkan fermentasi menghasilkan etanol dan gas. Adapun uji ini dilakukan
untuk mengetahu kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan
karbohidrat dengan cara fermentasi atau oksidasi.
Juga digunakan untuk membantu mengenal pastian spesis Pseudomonas,
Neisseria,Vibro dan Pasteurella yang mana kesemuanya menghasilkan enzim
sitokrom oksidase.Organisme aerob yang mempunyai enzim sitokrom oksidase
akan menurunkan tetra-p-phenylene diamine dilhydro chloridekepada p-
phenylenediamine dioxide dengan kehadiran oksigen membentuk komponen
berwarna ungu.

Hasil :

Positif- warna ungu gelap 5-10 saat Negatif- tiada perubahan warna

c. Uji Indol
Uji indol digunakan untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim
triptophanase sehingga kuman tersebut mampu mengoksidasi asam amino
triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui dengan
penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehid.
Interpretasi hasil : negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah
pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari

203
triptophan sebagai sumber karbon. Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin
berwarna merah pada permukaan biakan, artinya bakteri ini membentuk indol
dari triptophan sebagai sumber karbon.

Uji Indol
Mekanisme terjadinya reaksi dapat digambarkan sebagai berikut :

d. Uji metil merah


Kultur dalam medium MR-VP yang telah berumur 5-7 hari diberi tetes larutan
merah metil. Warna merah menunjukkan hasil uji positif, kuning uji negatif.
Sejumlah besar bakteri Gram negatif penghuni usus dapat dikenali berdasarkan
produk akhir yang dihasilkan bila memfermentasi glukosa dalam medium MR-
VP. Selama memfermentasi, bakteri yang mengasilkan asam yang banyak akan
menurunkan pH medium hingga mencapai pH 5 yang menyebabkan indikator
merah metil yang diteteskan menjadi berwarna merah.

204
Media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan
untuk mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon).
Interpretasi hasil : negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi
merah setelah ditambah methyl red 1%. Positif (+) : Terjadi perubahan warna
media menjadi merah setelah ditambahkan methyl red 1%. Artinya bakteri
menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa
yang terkandung dalam media MR

Uji MR

Berikut ini reaksi biokimia yang terjadi pada penguraian glukosa yang
menghasilkan berbagai asam yang mampu mengubah pH sehingga mampu
mengubah warna indicator pada Uji Metil merah :

205
e. Uji VP (Voges Proskauer)
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk
mengetahui pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi
glukosa. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media
menjadi merah setelah ditambahkan a naphtol 5% dan KOH 40%. Positif (+) :
terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan a naphtol
5% dan KOH 40%, artinya hasil akhir fermentasi bakteri adalah asetil
metil karbinol (asetoin)
Biakan dalam medium MR-VP ditambahkan reagen Barritt yaitu 10 tetes
larutan A dan 10 tetes larutan B. Kocok keras-keras selama 20-30 detik. Bila
terlihat marna marah muda artinya pembentukan 2,3-butanadiol atau reaksi
Voges-Proskauer positif. Reagen Barritt dapat mendeteksi adanya asetoin (asetil-
metil karbinol) yaitu prekursor 2,3-butanadiol. Reagen ini terdiri dari α-naftol
dan KOH. Bila reagen ini ditambahkan pada MR-VP berumur 48 jam dan setelah
dibiarkan beberapa waktu terlihat warna medium menjadi merah muda atau
merah, maka artinya dalam biakan mengandung asetoin. Karena asetoin dan 2,3-
butanadiol hampir selalu terdapat bersama –sama maka uji ini dianggap sah.

Uji VP

Mekanisme terjadinya reaksi pada Uji Voges-Proskueur dapat digambarkan


sebagai berikut :

206
f. Uji Citrat
Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada
media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa
dan berubah warna menjadi biru. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadinya
perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri ini tidak
mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke
dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citra sebagai salah satu/satu-
satunya sumber karbon. Positif (+) : terjadinya perubahan warna media dari hijau
menjadi biru, artinya kuman menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-
satunya sumber karbon.

Uji Citrat

Mekanisme terjadinya reaksi :

207
g. Uji Katalase
Beberapa bakteri yang memiliki flavoprotein dapat mereduksi O2 dengan
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) atau superoksida (O2-). Kedua bahan
ini merupakan bahan yang toksik dan menghancurkan kompenen sel dengan
sangat cepat. Bakteri harus dapat mempertahankan diri seperti dengan
produksi O2atau akan terbunuh.Beberapa bakteri dapat memproduksi enzim
yang dapat mengkatalisis superoksids yaitu peroksida dismutase, dan juga
katalase atau peroksidase yang dapat mendekstruksi hidrogen peroksida.
Katalase adalah enzim yang mengkatalisasikan penguraian hydrogen
peroksida (H2O2) menjadi air dan O2. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu
metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan
aerob dapat menguarikan zat toksik tersebut.Uji katalase ini dilakukan untuk
mengidentifikasi kelompok bakteri bentuk kokkus, dalam membedakan
Staphylococcus dan Streptococcus. Dimana kelompok streptococcus bersifat
katalase negative dan Staphylococcus bersifat katalase positif.
Letakkkan 2 tetes Hidrogen peroksida 3% pada kaca obyek dan beri sedikit
biakan bakteri dan campur. Uji positif ditandai oleh terbentuknya gelembung-
gelembung oksigen yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut menghasilkan
enzim katalase yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.

Uji Katalase

Penentuan adanya katalase ini terlihat dari pembentukan gelembung udara


di sekitar koloni setelah ditambahkan larutan H2O23%.Reaksi kimiawi yang
dikatalisasikan oleh enzim terlihat sebagai berikut :

h. Uji Nitrit
Biakan dalam kaldu nitrat ditambahkan 2-3 tetes larutan A (asam sulfanilat)
dan 2-3 tetes larutan B (dimetil-α-naftilamin), hati-hati bersifat karsinogenik.Bila

208
dalam biakan yang diuji terdapat nitrit maka terbentuk warna merah; artinya uji
positif. Bila tidak terjadi perubahan warna tambahkan debu seng, bila terbentuk
warna merah artinya uji negatif, bila tak terjadi perubahan warna, positif
i. Uji Hidrolisis Urea
Amati tabung biakan kaldu urea (larutan ekstrak khamir dan urea yang diberi
larutan penyangga juga mengandung merah fenol sebagai indikator pH). UJi
positif ditunjukkan berubahnya medium menjadi warna merah keunguan setelah
inkubasi. Bila Mikroba menghasilkan enzim urease, maka amoniak yang
dilepaskan ke dalam medium akan menaikkan pH. Bila pH menjadi tinggi maka
merah fenol akan berubah warna dari kuning (pH 6,8) menjadi merah keunguan
(pH 8,1 atau lebih)

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai
enzim urease yang dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea
berisi indikator phenol red. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan
warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman tidak memecah urea
membentuk amoniak. Positif (+) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi
pink/merah jambu, artinya kuman memecah urea membentuk amoniak (Lim,
2006).

Uji Urenase

j. Uji Hidrolisis Pati


Uji hidrolisis pati bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri
mampu menghasilkan enzim amilase yang mampu menghidrolisis
polisakarida menjadi monosakaridanya yaitu dekstrin. Uji ini menggunakan
medium starch agar dengan menggunakan iodin sebagai indikator . Hasil positif
ketika medium ditetesi dengan iodin maka akan terbentuk kompleks biru
sampai coklat, namun jika bakteri tersebut memiliki enzim amilase maka akan
terbentuk zona bening. Dari hasil pengujian hidrolisis pati, semua isolat

209
menunjukkan hasil positif karena terdapat zona bening di sekitar koloni
bakteri. Semua isolat mampu menghasilkan enzim amilase.
Biakan dalam cawan agar pati, digenangi dengan iodium Gram. Uji positif
ditandai dengan tampaknya area jernih disekitar pertumbuhan mikroorganisme
(koloni mikroba). Larutan iodium Gram adalah indikator pati. Bila medium yang
mengandung pati diberi larutan iodium, maka akan tampak warna biru. Bila pati
terhidrolisis maka tempat-tempat yang tidak mengandung pati akan tampak
jernih
k. Uji Koagulase
Suspensi mikroba di obyek glass ditambah 2 lup plasma kelinci, campur. Bila
mikroorganisme tsb koagulase positip, maka dalam 5-15 detik akan terlihat
gumpalan-gumpalan fibrin.
l. Uji Hidrogen sulfida
Amati tabung biakan TSB yang disisipi kertas plumbum asetat. Bila pada
kertas tersebut tampak warna hitam kecoklatan, uji tersebut positip.
m. Uji Penggunakan Sitrat
Uji Simmon’s sitrat dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri
dalam menghidrolisis sitrat sebagai sumber karbon pada media Simon Sitrat
oleh enzim sitrat permease. Media Simon Sitrat mengandung natrium sitrat
sebagai sumber karbon, ammonium dihidrogen fosfat sebagai sumber
nitrogen dan indikator bromtimol blue yang akan berubah menjadi biru jika
kondisi lingkungan asam. Uji sitrat positif ditunjukkan oleh perubahan warna
biakan dari hijau menjadi biru (Puri 2013). Hasil pengujian Simmon’s sitrat
menunjukkan hasil negatif pada semua isolat. Hal ini menandakan bahwa ketiga
isolat tidak memiliki kemampuan untuk menghidrolisis sitrat dan menghasilkan
enzim sitratpermease.
Amati biakan agar miring sitrat Simmons. Bila mikroba dapat tumbuh dengan
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon satu-satunya maka akan terlihat
pertumbuhan pada permukaan agar miring dan berubahnya warna medium
menjadi biru
nega

uninocul
po
e
tiv

ated
e
v
i
t
i
s

210
n. Uji Hemolisis Darah
Biakan dalam cawan agar darah. Bila ada area jernih disekitar koloni artinya
terjadi hemolisis sel-sel darah secara lengkap (Hemolisis beta), bila area
berwarna hijau (hemolisis sebagian/alfa).
o. Uji Gula – gula
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi masing-
masing gula diatas membentuk asam. Media gula-gula ini terpisah dalam 5
tabung yang berbeda dan media yang digunakan adalah masing-masing gula
dengan konsentrasi 1% dalam pepton. Masing-masing gula gula ditambahkan
indikator phenol red. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan
warna media dari merah menjadi kuning, artinya kuman tidak memfermentasi
gula .Positif (+) : terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning.
Artinya kuman memfermentasi gula membentuk ditandai dengan tinta pada
tutup kapas yang berbeda-beda. Untuk glukosa tidak berwarna, laktosa
berwarna ungu, maltosa berwarna merah, manitol berwarna hijau, dan sukrosa
berwarna biru. Didalam media gula- asam, positif + gas (+g) : Terjadi perubahan
warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasi gula
membentuk asam dan gas. Gas yang diperhitungan minimal 10% dari tinggi
tabung durham.

Uji Gula-gula

p. Uji TSA (Triple Sugar Iron Agar)


Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan kuman untuk
memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam karbohidrat
yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Indikatornya adalah phenol red yang
menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam
suasana asam. Glukosa berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa

211
berada di bagian lereng. Selain menggunakan media TSIA dapat pula digunakan
media KIA (Kligers Iron Agar), bedanya adalah pada media KIA hanya berisi 2
macam karbohidrat yaitu glukosa dan laktosa. Interpretasi hasil : hanya
memfermentasi glukosa : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifat
asam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) ? Al/Ac atau K/A.
Memfermentasi semua karbohidrat : bila pada dasar (butt) media berwarna
kuning (bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna kuning (bersifat asam) ?
Ac/Ac atau A/A. Tidak memfermentasi semua karbohidrat : bila pada dasar (butt)
media berwarna merah (bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna merah
(bersifat basa) ? Al/Al atau K/K. Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan
pembentukan gas CO2 yang dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar.
Media TSIA juga dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu
melihat apakah kuman memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang
mempunyai gugus S). Pada media TSIA terdapat asam amino metionin dan
sistein, jika kuman memfermentasi kedua asam amino ini maka gugus S akan
keluar dan gugus S akan bergabung dengan H2O membentuk H2S. Selanjutnya
H2S bergabung dengan Fe2+ membentuk FeS berwarna hitam dan mengendap.

Uji TSA
q. Uji Motilitas
Media yang dipakai adalah media yang bersifat semi solid dengan kandungan
agar-agar 0,2-0,4%. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui gerak kuman,
bisa memakai media MO (Motilitas Ornitin) atau SIM (Sulfida Indol Motility).
Pada media SIM selain untuk melihat motilitas bisa juga untuk test indol dan
pembentukan H2S. Interpretasi hasil : negatif (-) : terlihat adanya penyebaran
yang berwarna putih seperti akar hanya pada bekas tusukan inokulasi. Positif (+)
: terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar
inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang
diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagel

212
2. Slide Culture
Slide Culture meliputi pengamatan terhadap bentuk hifa, bentuk, dan ukuran
konidia.

Tahap pembuatan slide kultur :


(A) Potongan agar yang diambil dari medium PDA.
(B) Cawan Petriberisi batang penahan dan gelas objek.
(C) Inokulasifungi pada agar yang disimpan di atas gelas objek.
(D) Agar yang telah diinokulasi ditutup dengan kaca
Disiapkan sebuah cawan Petri steril yang di dalamnya diberi kertas saring
steril yang dipotong bundar dan telah dilembabkan dengan menggunakan
akuades steril untuk menjaga kelembaban kultur dalam cawan Petri. Pada cawan
Petri tersebut disimpan batang penahan berbentuk segitiga, dan di atas batang
penahan tersebut diletakkan sebuah objek gelas steril beserta penutupnya
seperti terlihat pada gambar diatas. Blok agar steril kira-kira berikiran satu
sentimeter kuadrat dipotong dari medium PDA dalam cawan Petri steril lain
(Gambar A) dan diletakkan di atas gela objek dengan menggunakan pisau atau
alat pemotong steril. Kemudian, fungi diinkubasi pada keempat blok agar
(Gambar C) dan ditutup oleh gelas penutup steril (Gambar D). Setelah beberapa
hari diinkubasi dalam suhu kamar, sllide dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop pada perbesaran rendah sampai tinggi, lalu diidentifikasi.

3. Coloni
Ada beberapa macam cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara
lain dengan lempeng total cawan (plate count), hitungan mikroskopik langsung
(direct microscopic count) atau MPN (Most Probable Number) (Fardiaz, 2000).
Penetapan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah sel
bakteri yang mampu membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk
suspensi dalam larutan biak (Schlegel dan Schmidt, 2000).
Metode lempeng total cawan (plate count) adalah metode yang paling
umum digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup
berdasarkan jumlah koloni yang tumbuh. Teknik ini di awali dengan

213
pengenceran sampel dengan kelipatan 1: 10. Masing-masing suspensi
pengenceran ditanam dengan metode cawan tuang (pour plate) atau cawan
sebar (spread plate). Bakteri akan bereproduksi pada medium agar dan
membentuk koloni setelah diinkubasi selama 18-24 jam. Metode ini dibantu
dengan menggunakan alat, yaitu colony counter Colony counter adalah alat
untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme dalam cawan
petri yang biasanya dilengkapi dengan pencatat elektronik. Bakteri yang akan
dihitung adalah bakteri yang masih hidup, dengan melakukan pengeceran dari
medium bakteri misalnya sampai 3 kali dalam tabung reaksi. Kemudian bakteri
ditanam dan diinkubasi, setelah itu dihitung koloni yang tumbuh (Marasahi,
2011).

Colony counter
Perhitungan jumlah koloni bakteri dipermudah dengan adanya counter
electronic. Dengan adanya counter tersebut peneliti tinggal menandai koloni
bakteri yang dihitung dengan menggunakan pen yang terhubung dengan
counter. Setiap koloni yang ditandai maka counter akan menghitung

F. RANGKUMAN
Berdasarkan pembahasan diatas,maka dapat ditarik kesimpulan :
Untuk mengamati mikroba kita membutuhkan alat untuk mengamatinya yaitu
mikroskop. Kelompok mikroba diantaranya: bakteri, fungi, dan virus.
Bakteri merupakan organisme yang berukuran sangat kecil, dengan ukuran
0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm.
Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi,
pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna
penutup
Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan antara lain :
1. Methylen blue

214
2. Nigrosin
3. Zat warna utama (violet kristal)
4. Mordan (larutan Iodin)
5. Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) / safranin
6. Zat warna kedua / cat penutup (safranin)

TES FORMATIF
Soal Pilihan Ganda
1. Suatu alat dalam laboratorium yang digunakan untuk melihat benda – benda
yang kecil atau mikroorganisme adalah...
a. Pipet tetes
b. Cawan Petri
c. Mikroskop
d. Autoklaf

2. Jenis Mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif
besar dan mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali adalah mikroskop ...
a. Mikroskop elektron
b. Mikroskop Stereo
c. Mikroskop cahaya
d. Mikroskop sederhana

3. Tipe dari mikroskop elektron adalah ...


a. MES dan TIM
b. Sederhana dan Modern
c. MSE dan Modern
d. SEM dan TEM

4. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah dalam pengamatan


morfologi mikroorganisme yang menggunakan zat kimia warna tertentu disebut
...
a. Pengamatan mikroorganisme
b. Pewarnaan mikroorganisme
c. Pengecatan mikroorganisme
d. Motilitas mikroorganisme

5. Berdasarkan jumlah zat warna yang digunakan pewarnaan bakteri dibedakan


menjadi dua yaitu ...
a. Sederhana dan Diferensial
b. Sederhana dan Modern
c. Tradisional dan Modern

215
d. Tradisional dan Diferensial

6. Mengapa perlu pewarnaan dalam pengamatan bakteri atau mikroorganisme


a. Karena bakteri mempunyai sifat motilitas
b. Karena bakteri adalah benda renik
c. Karena bakteri mampu menyerap zat warna
d. Karena bakteri cenderung tidak berwarna dan kontras dengan air
7. Proses pewarnaan bakteri dengan metode mewarnai lingkungan sekitarnya,
sehingga sel bakteri tampak transparan dengan latar belakang hitam disebut
pewarnaan
a. Pewarnaan positif
b. Pewarnaan latar
c. Pewarnaan negatif
d. Pewarnaan lingkungan

8. Pewarnaan yang didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di


dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri
adalah pewarnaan ...
a. Gram
b. Negatif
c. Positif
d. Sederhana

9. Ada dua jenis teknik pengamatan motilitas bakteri yaitu ...


a. Sederhana dan modern
b. Positif dan negatif
c. Langsung dan tidak langsung
d. Tradisional dan diferensial

10. Berikut adalah macam – macam pewarna bakteri kecuali ...


a. Air
b. Basa
c. Asam
d. Netral

11. Di laboratorium sekolah, pengamatan bakteri dilakukan setelah pengecatan


Gram. Pengamatan menggunakan mikroskop … untuk mengamati bentuk
bakteri.
a. mikroskop cahaya
b. mikroskop fluorescens
c. mikroskop medan terang
d. mikroskop fase kontras

12. Siapakah yang pertama kali membuat mikroskop?

216
a. Antonie van Leeuwenhoek
b. Marin Mersenne
c. Robert Boyle
d. Sir Issac Newton

13. Mikroskop yang biasa digunakan disekolah dan perguruan tinggi adalah?
a. Mikroskp Binokular
b. Mikroskop Elektron
c. Mikroskop Stereo
d. Mikroskop Cahaya

14. Fungsi dari Mikroskop adalah...


a. Melihat perbesaran benda
b. Untuk melihat benda - benda langit
c. Untuk melihat susunan tubuh bagian dalam
d. Untuk melihat benda yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang

15. Alat pembesar paling sederhana adalah...


a. Kaca Pembesar (Lup)
b. Mikroskop
c. Teleskop
d. Peralatan Bedah

16. Objek pengamatan organisme dapat berupa...


a. Preparat dan Awetan
b. Sayatan Benda
c. Makrometer
d. Mikrometer

17. Yang bukan merupakan teknik pewarnaan bakteri ataupun yeast adalah
a. Pewarnaan gram
b. Deferensial
c. Sederhana
d. Teknik tetes gantung

18. Langkah pada pewarnaan Gram yang bertujuan agar microorganisme melekat
pada kaca objek adalah
a. Pewarnaan
b. Penempelan
c. Fiksasi

217
d. Olesan
19. Pewarnaan yang paling sering digunakan dalam mikrobiologi adalah
pewarnaan gram. Reagen yang biasa digunakan adalah...
a. Kristal Violet dan H2SO4
b. H2O dan Safranin
c. Kristal Violet, Alkohol, dan Safranin
d. Alkohol dan Safranin
20. Reagen yang digunakan dalam pewarnaan negatif adalah...
a. Alkohol
b. Safranin
c. Tinta India
d. Nigrosin

Soal isian singkat


1. Mikroskop yang mempunyai perbesaran hingga 1000 kali dan mempunyai tiga
lensa yaitu objektif, okuler, dan kondensor adalah mikroskop ...
2. Mikroskop yang dapat memberikan gambaran tiga dimensi pada benda yang
sedang diamatinya disebut mikroskop ...
3. Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna disebut
pewarnaan ...
4. Pewarnaan tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya,
sehingga sel tampak transparan dengan latar belakang hitam disebut ...
5. Pewarnaan yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah
awal identifikasi adalah ...
6. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora
dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas. Sebutkan anggota
genus yang digunakan dalam pewarnaan endospora ...
7. Metode lempeng total cawan (plate count) adalah Metode yang paling umum
digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup berdasarkan
…..yang tumbuh
8. Contoh bakteri yang mengikat nitrogen dari udara
9. Bakteri gram positif menyerap warna..........
10. Jika bakteri menunjukkan warna ungu, maka dikelompokkan pada jenis
bakteri...
11. Contoh bakteri gram positif ……
12. Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya fermentasi asam campuran
adalah…
13. Macam-macam mikroskop cahaya......

218
14. Macam – macam tehnik biakan murni…..
15. Sebutkan 2 macam uji fisiologi…

Soal uraian
1. Jelaskan mengapa suatu mikroba dikatakan jarang sebagai biakan murni
2. Sebutkan jenis-jenis pewarnaan kuman yang dikenal
3. Mengapa Bakteri bersifat gram negatif ?
4. Jelaskan tentang morfologi dari salah satu spesies bakteri yang bersifat Gram
positif !
5. Mengapa Bakteri perlu diwarnai ?

219
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 2005. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta : Penerbit


Djambatan.

Edwin. 2011. Materi Kuliah Mikrobiologi. Universitas Lambung Mangkurat,


Banjarbaru.

Hasanah, Uswatun. 2015. Mikrobiologi. Unimed Press : Medan

Pelczar, M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

220
BAB 7
PERTUMBUHAN MIKROBA

Kompetensi dasar
mahasiswa akan dapat menjelaskan kurva pertumbuhan, faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba, pengukuran pertumbuhan mikroba.

Indikator
Mahasiswa dapat:
1. Mengetahui pertumbuhan mikroba.
2. Mengetahui kurva pertumbuhan mikroba dan fase-fasenya.
3. MengEtahui faktor penyebab pertumbuhan mikroba.
4. Dapat mengukur pertumbuhan mikroba.
5. Mengetahui faktor abiotik maupun biotik yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba.

Gambaran Umum materi


Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa
zat suatu organisme. Mikroba juga mengalami pertumbuhan yang disebut dengan
pertumbuhan koloni yaitu penambahan jumlah koloni. Pembelahan sel pada mikroba
akan menghasilkan pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri. Pertumbuhan mikroba
dibedapan dengan pertumbuhan masing-masing individu sel dan pertumbuhan
kelompok sel atau pertumbuhan populasi. Pertumbuhan mikroba dapat diukur dengan
dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Mempelajari pertumbuhan mikroba
merupakan faktor penting dalam mengetahui aspek fisiologi suatu mikroba. Mikroba
ada yang menguntungkan bagi manusia terutama dalam bidang industri. Sehingga
penjelasan dalam penggunaan mikroba, perlu diketahui tentang pertumbuhannya serta
faktor apa saja yang menyebabkan pertumbuhan hinga bagaimana waktu pertumbuhan
mikroba
Relevansi Terhadap Bidang Kerja
Materi pertumbuhan mikroba merupakan materi mikrobiologi dasar untuk
mengetahui aspek morfologi dan fisiologi mikroba. Selain sebagai pengetahuan dasar
yang nantinya akan ditransfer kepada calon peserta didik pengetahuan akan
pertumbuhan mikroba ini dapat dijadikan pedoman untuk pengenalan mikroba
berdasarkan karakternya baik yang menguntungkan maupun merugikan.
A. Pertumbuhan Mikroba

221
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa
zat suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika
bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu
pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah
koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau masssa mikroba dalam
koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai
pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri. Pertumbuhan merupakan suatu proses
kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler
dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan
jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain.
Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel
maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba (Iqbalali, 2008).
Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
meningkatkan jumlah sel menjadi dua kali lipat jumlah semula. Kurva pertumbuhan
mikroorganisme terdiri atas empat fase yaitu fase penyesuaian (lag phase), fase
eksponensial atau fase logaritmik, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase
eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel dan digunakan untuk menentukan waktu
generasi (Yudhabuntara, 2003). Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah
diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap
bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan
sampai berjam-jam atau berhari-hari (Sumarsih,2003).
Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera
terjadi tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan
pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan,
sehingga akan diperoleh kurva pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal
beberapa fase pertumbuhan, yaitu (Admin,2008). Pertumbuhan dapat diamati dari
meningkatnya jumlah sel atau massa sel (berat kering sel).
Umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner, yaitu
dari satu sel membelah menjadi 2 sel baru, maka pertumbuhan dapat diukur dari
bertambahnya jumlah sel. Waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa sel
menjadi dua kali jumlah/massa sel semula disebut doubling time atau waktu
penggandaan. Waktu penggandaan tidak sama antara berbagai mikrobia, dari beberapa
menit, beberapa jam sampai beberapa hari tergantung kecepatan pertumbuhannya.
Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu
(Sumarsih, 2003). Adapun perhitungan pertumbuhan mikroba (Sumarsih, 2003):
Dari hasil pembelahan sel secara biner:
1 sel menjadi 2 sel
2 sel menjadi 4 sel 21 menjadi 22 atau 2x2
4 sel menjadi 8 sel 22 menjadi 23 atau 2x2x2

222
Dari hal tersebut dapat dirumuskan menjadi:
N = N02n
N: jumlah sel akhir
N0: jumlah sel awal
n: jumlah generasi
Waktu generasi = t / n , t: waktu pertumbuhan eksponensial, n: jumlah generasi
jadi:
logN = log N0 + n log 2
log N – log N0 = n log 2
n = log N – log N0 = log N – log N0
log 2 = 0,301
Contoh: N = 108 , N0 = 5×107 , t = 2

B. Kurva Pertumbuhan Mikroba

1) Fase Lag
Fase ini merupakan fase yang dilakukan mikroorganisme untuk beradaptasi
dengan lingkungannya yang baru sebelum memulai pertumbuhan. Waktu yang
dibutuhkan untuk berkembang biak cukup lama, kecepatan pertumbuhan
berada pada titik yang rendah mendekati nol dengan waktu generasi yang
panjang. Ukuran serta kecepatan aktivitas metabolisme berada pada kondisi
maksimum. Fase log akan pendek jika inokulum yang dipakai adalah bakteri pada
pertumbuhan eksponensial dan media memiliki komposisi yang sama dengan
media pertumbuhan sebelumnya. Inokulasi bakteri pada fase stasioner atau
inokulasi ke media dengan komposisi berbeda akan menghasilkan fase lag

223
sepuluh sampai dua puluh jam lebih lama. Fase lag mengindikasikan waktu yang
diperlukan bakteri untuk mensintesis enzim yang dibutuhkan dalam
metabolisme nutrisi baru.
2) Fase Akselerasi
Setelah aklimatisasi sel akan mengalami fase percepatan pertumbuhan
eksponensial, di mana nutrisi digunakan untuk membentuk materi sel baru. Pada
tahap ini waktu yang dibutuhkan untuk berkembang biak semakin pendek dan
terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan.

3) Fase Eksponensial
Pada tahap ini waktu yang dibutuhkan untuk berkembang biak atau waktu
generasi berada pada kondisi minimal atau konstan, kecepatan pertumbuhan
spesifik berada pada kondisi maksimal atau konstan. Terjadinya kondisi ini
ditandai dengan nilai DNA/sel, RNA/sel, protein/sel dan kerapatan sel berada
pada kondisi konstan, sedangkan untuk ukuran sel biasanya minimum. Karena
kecepatan pembelahan diri relatif konstan maka tahap ini paling cocok untuk
menetapkan kecepatan pembelahan diri dan kecepatan pertumbuhan. Selain
dapat juga digunakan untuk mempelajari faktor – faktor lingkungan dan untuk
mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam menggunakan substrat. Laju
pertumbuhan didefinisikan sebagai:
dx / dt = μ.x
keterangan:
x = konsentrasi biomassa (ML-1)
t = waktu inokulasi (T)
μ = laju pertumbuhan spesifik (T-1)
Jika dalam periode waktu t = 0 sampai t terjadi pertumbuhan sel dari x o menjadi
x, maka persamaan di atas dapat diintegrasikan menjadi:

Jika ln (x/xo) pada persamaan di atas diplotkan tiap waktu maka akan
diperoleh suatu garis lurus. Slope garis lurus tersebut merupakan laju
pertumbuhan spesifik, μ. Pertumbuhan eksponensial akan terus berlangsung
sepanjang komposisi biomassa dan kondisi lingkungan tetap konstan. Dalam
reaktor batch laju pertumbuhan merupakan fungsi dari konsentrasi biomassa

224
dan konsentrasi substrat. Oleh karenanya akan terjadi deviasi dari pertumbuhan
eksponensial karena keterbatasan substrat.
4) Penurunan Fase Pertumbuhan
Pada fase ini terjadi penurunan kecepatan pertumbuhan spesifik yang
disebabkan oleh penurunan konsentrasi substrat dan akumulasi hasil
metabolisme yang bersifat toksik.
5) Fase stasioner
Pada fase ini nutrien telah habis, konsentrasi tinggi dari hasil metabolisme
yang bersifat toksik, serta mempunyai kepadatan populasi yang tinggi. Fase
stasioner merupakan fase keseimbangan antara pertumbuhan dan kematian sel.
Sebenarnya dalam fase ini sel berada pada tahap tidak melakukan aktivitas
(suspended animation) (Wilkinson, 1975).
6) Fase endogenus
Dengan berakhirnya fase stasioner akan diikuti dengan mulainya fase
kematian. Pada fase ini proses metabolisme berhenti, laju kematian meningkat
dan ada kemungkinan sel – sel dihancurkan oleh pengaruh enzim yang berasal
dari sel itu sendiri (autolisis). Ketika proses lisis terjadi nutrien intraselular
terlepas ke dalam medium yang kemudian dapat digunakan oleh
mikroorganisme lain yang masih hidup. Laju kematian merupakan reaksi orde
satu yang dapat dinyatakan sebagai:
dx / dt = – μd . x

keterangan:
x = konsentrasi biomass (ML-1)
t = waktu inokulasi (T)
μd = konstanta laju kematian (T-1)

C. Faktor Pertumbuhan Mikroba


Factor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah:
a. Factor Intrinsik meliputi : pH, moiuture content, potensial oksidasi-reduksi,
kandungan nutrisi, kandungan antimikroba, struktur biologi.

Kondisi fisik Tipe Mikroba Kelompok Kondisi Biakan


Fisiologis (Inkubasi)
o
Suhu Psikrofil 0 – 30 C
Mesofil o
Termofil : 25 – 40 C
o
termofil fakultatif 25 – 55 C
termofil obligat o
45 – 75 C

225
Kebutuhan Aerob Harus ada oksigen
akan gas Anaerob Tanpa oksigen
Anaerob fakultatif Keduanya bisa
Mikroaerofilik Tumbuh dengan kadar
oksigen rendah
Kondisi fisik Tipe mikroba Kondisi biakan (inkubasi)
kelompok fisiologis
Keasaman Kebanyakan bakteri yang pH optimum 6-5-7-5
atau berkaitan dengan kehidupan pH minimum 0,5
alkalinitas hewan dan tumbuhan pH maksimum 9,5
(pH) Beberapa spesies eksotik
Cahaya Fotosintetik (autotrof dan Sumber cahaya
heterotrof)
Salinitas Halofil (halofil obligat) Konsentrasi garam yang
tinggi (10 – 15 % NaCl )

b. Faktor Ekstrinsik meliputi : temperature, kelembaban relative lingkungan,


konsentrasi gas di linkungan.

Ph minimum,optimum, dan maksimum untuk pertumbuhan beberapa spesies


bakteri

Bakteri Kisaran ph
Batas awah Optimum Batas atas
Thiobacillus thiooxidans 0,5 2 -3,5 6
Acetobacter aceti 4 5,4-6,3 7 -8
Staphylococcus aureus 4,2 7 – 7,5 9,3
Azotobacter spp. 5,5 7 - 7,5 8,5
Chlorobium limicola 6 6,8 7
Thermus aquaticus 6 7,5-7,8 9,5

D. Pengukuran Pertumbuhan Mikroba

Pertumbuhan diukur dari perubahan jumlah sel atau berat kering massa sel.
Jumlah sel dapat dihitung dari jumlah sel total yang tidak membedakan jumlah sel hidup
atau mati, dan jumlah sel hidup (viable count). Jumlah total sel mikrobia dapat
ditetapkan secara langsung dengan pengamatan mikroskopis, dalam bentuk sampel
kering yang diletakkan di permukaan gelas benda (slide) dan dalam sampel cairan yang
diamati menggunakan metode counting chamber, misalnya dengan alat Petroff-Hausser
Bacteria Counter (PHBC) untuk menghitung bakteri atau dengan alat haemocytometer

226
untuk menghitung khamir, spora, atau sel-sel yang ukurannya relative lebih besar dari
bakteri.
Jumlah sel hidup dapat ditetapkan dengan metode plate count atau colony
count, dengan cara ditaburkan pada medium agar sehingga satu sel hidup akan tumbuh
membentuk satu koloni, jadi jumlah koloni dianggap setara dengan jumlah sel. Cara ini
ada dua macam, yaitu metode taburan permukaan (spread plate method) dan metode
taburan (pour plate method). Cara lain untuk menghitung jumlah sel hidup adalah
dengan filter membran dan MPN ( Most Probable Number) yang menggunakan medium
cair. Sampel mikrobia yang dihitung biasanya dibuat seri pengenceran.
Pertumbuhan sel dapat diukur dari massa sel dan secara tidak langsung dengan
mengukur turbiditas cairan medium tumbuh. Massa sel dapat dipisahkan dari cairan
mediumnya menggunakan alat sentrifus (pemusing) sehingga dapat diukur volume
massa selnya atau diukur berat keringnya (dikeringkan dahulu dengan pemanasan pada
suhu 90-1100C semalam). Umumnya berat kering bakteri adalah 10-20 % dari berat
basahnya. Turbiditas dapat diukur menggunakan alat photometer (penerusan cahaya),
semakin pekat atau semakin banyak populasi mikrobia maka cahaya yang diteruskan
semakin sedikit.
Turbiditas juga dapat diukur menggunakan spektrofotometer (optical density/
OD), yang sebelumnya dibuat kurva standart berdasarkan pengukuran jumlah sel baik
secara total maupun yang hidup saja atau berdasarkan berat kering sel. Unit photometer
atau OD proporsional dengan massa sel dan juga jumlah sel, sehingga cara ini dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah atau massa sel secara tidak langsung.
1) Faktor Abiotik dan Faktor Biotik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
a. Faktor Abiotik
a) Air
Air merupakan komponen utama dalam sel mikroba. Fungsi air adalah sebagai
sumber oksigen untuk bahan organik sel pada saat respirasi dan sebagai
pelarut serta alat pengangkut dalam proses metabolisme.

b) Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai
nutisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar
tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi
dan sejumlah kecil logam lainnya. Kekurangan sumber-sumber nutrisi ini
dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian.
 Sumber Karbon
Setiap bakteri memiliki kebutuhan sumber karbon yang berbeda. Berat unsur
karbon merupakan setengah dari berat kering bakteri. Berdasarkan sumber
karbon yang diperlukan bakteri digolongkan menjadi :

227
 Golongan Khemoheterotrof : Golongan bakteri yang memerlukan
bahan-bahan organik seperti protein, karbohidrat dan lipid.
 Golongan Khemoautotrof : Golongan bakteri yang sebagian sumber
karbonnya berasal dari CO2.
 Golongan Fototrof : Golongan bakteri yang memerlukan sumber karbon
yang seluruhnya dari CO2.
 Sumber Nitrogen, Sulfur dan Fosfor
Untuk menyusun bagian-bagian sel, misalnya untuk mensintesisprotein
diperlukan nitrogen dan sulfur sedangkan untuk mensintesis DNA dan RNA
diperlukan nitrogen dan fosfor.
c) Suhu atau Temperature
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi
dan pertumbuhan mikroorganisme. Setiap bakteri memiliki daya tahan
terhadap suhu yang berbeda-beda. Berdasarkan hal di atas maka suhu yang
berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga,
yaitu : (1) Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka
pertubuhan terhenti. (2) Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan
berlangsung paling cepat. Disebut juga suhu inkubasi. (3) Suhu maksimum
yaitu suhu yang apabila berada distsnya maka pertumbuhan tidak terjadi.
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu : (1) Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak jika
dipanaskan pada suhu 60⁰C selama 10-20 menit. (2) Tahan terhadap panas,
apabila dibutuhkaan suhu 100⁰C selama 10 menit untuk mematikan sel. (3)
Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60⁰ C selama 10-20 menit
tetapi kurang dari 100⁰C selama 10 menit untuk mematikan sel.

d) Kelembaban
Semua bakteri tumbuh baik pada media yang basah dan udara yang
lembab. Dan tidak dapat tumbuh pada media yang kering. Mikroorganisme
mempunyai nila kelembaban optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan
ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi diatas 85%, sedangkan
untuk jamur dan aktinomiset diperlukan kelembaban yang rendah dibawah
80%. Kadar air bebas di dalam larutan merupakan nilai pebandingan antar
tekanan uap air larutan dengan tekanan uap air murni, atau 1/100 dari
kelembaban relatif. Nilai kadar air bebas didalam larutan untu bakteri pada
umumnya terletak diantara 0,90 sampai 0, 999 sedangkan untuk bakteri
halofilik mendekati 0,75.

e) Keasaman Atau Kebasaan (pH)


Setiap mikroorganisme memiliki kisaran pH masing-masing dan emiliki
pH optimum yang berbeda-beda. Bakteri memiliki jarak pH yang sempit yaitu

228
sekitar pH 6,5-7,5 atau pada pH netral. Adapula bakteri yang dapat hidup
dibawah pH 4, tetapi ada juga bakteri yang dapat hidup pada pH alkalis.

f) Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristiksendiri-sendiri di dalam
kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan
menjadi : (a) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas. (b)
Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas. (c) Anaerob
fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas. (d)
Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.

g) Osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika
tekanan osmose lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami
plasmolisis (keluarnya cairan dari sel bakteri melalui membran sitoplasma).
Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel
membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel. Oleh karena itu,
dalam mempertahankan hidupnya sel bakteri harus berada pada tingkat
tekanan osmose yang sesuai walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi,
perbedaan tekanan osmose dengan lingkungannya tidak boleh terlalu besar.

b. Faktor Kimia
Mengubah permeabilitas membran sitoplasma sehingga lalu lintas zat-zat
yang keluar masuk sel mikroorganisme menjadi kacau. Oksidasi, beberapa oksidator
kuat dapat mengoksidasi unsur sel tertentu sehingga fungsi unsur terganggu. Misal,
mengoksidasi suatu enzim. Terjadinya ikatan kimia, ion-ion logam tertentu dapat
mengikatkan diri pada beberapa enzim. Sehingga fungsi enzim terganggu. Memblokir
beberapa reaksi kimia, misal preperat sulfat memblokir sintesa folic acid di dalam sel
mikroorganisme. Hidrolisa, asam atau basa kuat dapat menghidrolisakan struktur sel
hingga hancur. Mengubah sifat koloidal protoplasma sehingga menggumpal dan
selnya mati.

c. Faktor Biotik
Di alam jarang sekali ditemukan mikroba yang hidup sebagai biakkan murni,
tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad-jasad lain. Antar jasad dalam satu
populasi jasad yang satu dengan yang lain saling berinteraksi.
1) Interaksi dalam satu populasi mikroba
Interaksi antar jasad dalam satu populasi yang sama ada dua macam,
yaitu interaksi positif maupun interaksi negatif. Interaksi positif (kooperasi)
menyebabkan meningkatnya kecepatan pertumbuhan sebagai efek
sampingnya. Meningkatnya kepadatan populasi, secara teoritis meningkatkan

229
kecepatan pertumbuhan. Contoh : pertumbuhan satu sel mikroba menjadi
koloni atau pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi).
Interaksi negatif (kompetisi) menyebabkan turunnya kecepatan
pertumbuhan dengan meningkatnya kepadatan populasi. Misal, populasi
mikroba yang ditumbuhkan dalam substrat terbatas atau adanya produk
metabolik yang meracun. Contoh : jamur Fusarium dan Verticillium pada tanah
sawah dapat menghasilkan asam lemak dan H2S yng bersifat meracun.

2) Interaksi antar berbagai macam mikroba


Apabila dua populasi yang berbeda berasosiasi, maka akan timbul berbagai
macam interaksi. Interaksi tersebut menimbulkan pengaruh positif, negatif,
ataupun tidak ada pengaruh antar populasi mikroba yang satu dengan yang lain.
Nama masing-masing interaksi adalah sebagai berikut :
a) Netralisme, adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling
mempengaruhi. Hal ini dapat terjadi pada kepadatan populasi yang sangat
rendah atau secara fisik dipisahkan dalam mikro habitat, serta populasi yang
keluar dari habitat alamiahnya.
b) Komensalisme. Hubungan komensalisme antara dua populasi terjadi apabila
satu populasi diuntungkan tetapi populasi lain tidak terpengaruh.
c) Sinergisme. Asosiasi (hubungan hidup) antara kedua spesies, apabila
mengadakan kegiatan tidak saling mengganggu, akan tetapi kegiatan
masing-masing justru merupakan urut-urutan yang saling menguntungkan.
Misalnya, ragi untuk membuat tape terdiri atas kumpulan spesies
Aspergillus, Saccharomyces, Candida, Hansenula, dan Acetobacter. Masing-
masing spesies mempunyai kegiatan-kegiatan sendiri sehingga amilum
berubah menjadi gula, dan gula menjadi bermacam-macam asam organik,
alkohol dan lain-lain. Asosiasi komensalisme dan sinergisme tidak ada
perbedaan yang tegas.
d) Mutualisme, adalah hubungan hidup antara dua populasi mikroba yang
keduanya saling tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan.
Mutualisme sering disebut juga simbiosis. Simbiosis bersifat sangat spesifik
(khusus) dan salah satu populasi anggota simbiosis tidak dapat digantikan
tempatnya oleh spesies lain yang mirip.
e) Kompetisi, adalah hubungan negatif antara dua populasi mikroba yang
keduanya mengalami kerugian. Peristiwa ini ditandai dengan menurunnya
sel hidup dan pertumbuhannya. Kompetisi terjadi pada dua populasi
mikroba yang menggunakan nutrient (makanan) yang sama atau dalam
keadaan nutrient terbatas.
f) Amensalisme, adalah satu bentuk asosiasi antar spesies mikroba yang
menyebabkan salah satu pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak

230
terpengaruh apapun. Umumnya merupakan cara untuk melindungi diri
terhadap populasi mikroba lain. Misalnya dengan menghasilkan senyawa
asam, toksin, atau antibiotika.
g) Parasitisme, terjadi antara dua populasi, populasi satu diuntungkan (parasit)
dan populasi lain dirugikan (host / inang). Umumnya parasitisme terjadi
karena keperluan nutrisi dan bersifat spesifik. Ukuran parasit biasanya lebih
kecil dari inangnya. Terjadinya parasitisme memerlukan kontak secara fisik
maupun metabolik serta waktu kontak yang relatif lama.
h) Predasi. Hubungan antara Amoeba dengan bakteri disebut predatorisme.
Amoeba merupkan pemangsa (predator) sedangkan bakteri merupakan
mangsa. Kematian mangsa berarti kehidupan pemangsa. Perbedaan antara
parasitisme dengan predasi terletak pada ukuran besar kecilnya saja; parasit
lebih kecil daripada hospes sedangkan predator lebih besar daripada
organisme yang dimangsa. Seperti parasit tidak dapat hidup tanpa hospes
maka predator pun tidak dapat hidup tanpa mangsa.

E. Kesimpulan
1. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa
zat suatu organisme.
2. Pertumbuhan mikroba melalui beberapa fase yaitu fase lag, fase akselerasi, fase
eksponensial, penurunan fase pertumbuhan, fase stasioner, dan fase
endogenus.
3. Faktor pertumbuhan mikroba terbagi menjadi dua yaitu faktor ekstrinsik dan
instrinsik.
4. Pengukuran mikroba dibagi menjadi dua cara, secara langsung seperti
pengamatan mikroskopis dan secara tidak langsung dengan mengukur turbiditas
cairan medium tumbuh.
5. Faktor abiotik pertumbuhan mikroba meliputi air, suplai nutrisi, suhu dan
temperature, kelembaban, pH, dll. Sedangkan faktor biotik seperti interaksi
dalam satu populasi dan interaksi dalam beberapa mikroba.

231
TES FORMATIF
I. Pilihlah jawaban yang benar!
1. Dinding sel bakteri dapat mempertahankan tekanan osmotic bakteri tersebut,
tekanan osmotic dalam bakteri berkisar..
a. 10-20 atmosfer
b. 20-30 atmosfer
c. 15-25 atmosfer
d. 5-20 atmosfer
e. 5-10 atmosfer
2. Membran sel merupakan bungkus dari protoplasma. Membran sel terletak didalam
dinding sel dan tidak terikat dengan dinding sel. Berdasarkan pengujian sitokimia,
membrane sel menunjukkan adanya..
a. Protein, lipida dan asam-asam nukleat.
b. Protein, fosfolipid, dna
c. Fosfolipid, lipid, rna
d. Enzim, antibiotic, lipid
e. Enzim, protein, asam-asam nukleat
3. Lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu. Kebanyakan bakteri
mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya Jika lapisan
lender ini cukup tebal maka bungkus ini disebut kapsula. Fungsi kapsula untuk..
a. Melindungi sel terhadap factor lingkungan (kekeringan)
b. Memberi perlindungan terhadap protoplasma
c. Sebagai pertahanan bakteri agar dapat bertahan hidup dalam lingkungannya
d. Transpor bahan makanan secara selektif.
e. Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang hidrolitik.
4. Bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat sehingga bentuknya mirip
kubus?
a. Diplokokus (Diplococcus)
b. Streptokokus (Streptococcus)
c. Sarkina (Sarcina)
d. Stafilokokus (Stafilococcus)
e. Staphylokokkus (Stahpylococcus)
5. Golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral yang sel tubuhnya kaku yaitu..
a. Spirillum
b. Vibrio cholera
c. Bacillus anthracis
d. Salmonella typhi
e. Eschericia Coli
6. Berikut ini merupakan cara reproduksi mikroorganisme secara seksual adalah..
a. Pembelahan biner
b. Perkuncupan
c. Rekombinasi DNA
d. Pembentukan spora
e. Semua benar

232
7. Pembelahan aseksual mikroorganisme yang ditandai dengan adanya satu sel induk
membelah menjadi dua sel anak disebut..
a. Pembelahan biner
b. Pembelahan ganda
c. Perkuncupan
d. Rekombinasi DNA
e. Pembentukan spora
8. Merupakan periode penyesuaian diri bakteri terhadap lingkungan dan lamanya
mulai dari satu jam hingga beberapa hari. Lama waktu ini tergantung pada macam
bakteri, umur biakan, dan nutrien yang terdapat dalam medium yang disediakan.
Hal ini terjadi pada fase....
a. Fase pertumbuhan
b. Fase adaptasi
c. Fase stasioner
d. Fase kematian
e. Log phase
9. Pada fase ini penambahan dengan pengurangan jumlah mikroba hampir sama.
Sehingga di kurva dapat dilihat berupa garis lurus. Hal ini disebabkan karena mulai
menipisnya jumlah nutrisi dalam medium yang ditempati. Fase ini disebut dengan..
a. Fase Lag
b. Fase Stationer
c. Fase Dinamis
d. Fase Eksponensial
e. Fase Adaptasi
10. Yang bukan faktor lingkungan (faktor abiotik) yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme adalah.....
a. Ph
b. Sinar
c. Tekanan osmosis
d. Oksigen
e. Temperature
11. Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan habisnya nutrisi, menyebabkan
jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel secara
eksponensial. Fase ini disebut.....
a. Lag (lambat)
b. Logaritam atau eksponensial
c. Death atau kematian
d. Stationary atau tetap
e. Elongasi
12. Temperature 6. Batas temperature minimum mikroba Thermophil adalah....
a. 100C-150C
b. 600 C -900C
c. 400 C -550C
d. 240 C -450C
e. 250 C -370C

233
13. Bakteri yang dapat hidup dilingkungan dengan kadar garam tinggi adalah....
a. Methanolbacterium
b. Halobacterium
c. Sulfobolus
d. Thermoplasma
e. Clostridium
14. Merupakan periode penyesuaian diri bakteri terhadap lingkungan dan lamanya
mulai dari satu jam hingga beberapa hari. Lama waktu ini tergantung pada macam
bakteri, umur biakan, dan nutrien yang terdapat dalam medium yang disediakan.
Hal ini terjadi pada fase....
a. Fase pertumbuhan
b. Fase adaptasi
c. Fase stasioner
d. Fase kematian
e. Log phase
15. Sumber energi maupun sumber karbonnya berasal dari komponen-komponen
organik, yaitu..
a. Bakteri Kemoheterotrof
b. Bakteri fotoheterotrof
c. Bakteri Kemoautotrof
d. Bakteri Fotoautotrof
16. Kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia
yang pada umumnya berlangsung secara aerob didalam tanah, kelompok ini
bersifat kemolitotrof adalah..
a. bakteri nitrifikasi
b. bakteri denitrifikasi
c. bakteri saprofit
d. bakteri heterotrof
e. bakteri autotrof
17. Yang bukan merupakan sumber sumber nutrisi pada bakteri adalah . . .
a. Sumber karbon
b. Sumber phosphor
c. Sumber nitrogen
d. Sumber mineral
e. Sumber air
18. Bakteri yang makanannya berupa senyawa organik yang berasal dari organisme lain
adalah . . .
a. Bakteri heterotrof
b. Bakteri saprofit
c. Bakteri kemoautotrof
d. Bakteri autotrof
e. Bakteri fotoautotrof
19. Contoh bakteri heterotrof adalah . . .
a. Thiocystis sp

234
b. Hydrogenobacter sp
c. Clostridium tetani
d. Gallionella sp
e. Nitrosomonas sp
20. Faktor yang mempengaruhi penyebaran mikroba di udara adalah...
a. Udara, air, dan suhu atmosfer
b. Kelembapan, udara, dan tanah
c. Suhu atmosfer, angin, dan panas
d. Udara, angin,dan kelembapan
e. Ketinggian, angin, dan tanah
21. Bakteri ini membutuhkan cahaya matahari untuk membuat makanan mereka
sendiri, termasuk ke dalam cara apakah bakteri ini. . .
a. Fotosintesis
b. Kemotrof
c. Parasitisme
d. Dekomposer
e. Mutualisme
22. Bakteri yang dapat merugikan bakteri lain dalam memperoleh makanannya
termasuk ke dalam bakteri yang. . .
a. Fotosintesis
b. Kemotrof
c. Dekomposer d
d. Parasitisme
e. Mutualisme
23. Unsur-unsur dasar suplai nutrisi mikroba yang benar adalah..
a. Karbon
b. Zn
c. Mg
d. Mn
e. I
24. Hubungan negatif antara dua populasi mikroba yang keduanya mengalami kerugian
adalah..
a. Kompetisi
b. Mutualisme
c. Parasitisme
d. Amensalisme
e. Sinergisme
25. Nilai kadar air bebas didalam larutan untuk bakteri pada umumnya terletak
diantara....sampai....
a. 0,90 sampai 0, 999
b. 0,70 sampai 0,799
c. 0,60 sampai 0,699
d. 0,50 sampai 0,599
e. 0,40 sampai 0,499

235
II. Jawablah uraian singkat di bawah ini!
1. Pertumbuhan mikroba adalah.......
2. Fase awal pertumbuhan mikroba adalah......
3. Salah satu faktor biotik pertumbuhan mikroba adalah......
4. Cara menghitung pertumbuhan mikroba ada dua yaitu secara...... dan ......
5. Bakteri yang hidup dalam kondisi asam tinggi adalah........
6. Suhu optimum pertumbuhan mikroba adalah..... 0C.
7. Kurva pertumbuhan mikroba adalah......
8. Fase log merupakan fase dimana bakteri.......
9. Pertumbuhan bakteri sangat baik dalam fase......
10. Salah satu faktor abiotik pertumbuhan mikroba adalah....

III. Jawablah pertanyaan di bawah ini!


1. Jelaskan tentang fase-fase pertumbuhan bakteri!
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?
3. Bagaimanakah cara menghitung mikroba?
4. Bagaimanakah cara bakteri bertahan dalam kondisi asam yang tinggi?
5. Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan salah satu macam interaksinya
adalah interaksi dalam satu populasi mikroba. Interaksi dalam satu mikroba ini
salah satunya adalah Fusarium dan Verticillium pada tanah sawah yang dapat
menghasilkan asam lemak dan H2S yang bersifat meracun. Seperti apa pengaruh
racun yang di hasilkan oleh Fusarium dan Verticillium terhadap tanah sawah dan
lingkungan sekitar sawah ? Jelaskan !

236
DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:Djambatan.

Hamdiyati,Yanti. Tanpa tahu. Pertumbuhan Mikroba.


(http://pertumbuhan_mikroba.pdf), diunduh pada Senin, 4 April 2016 pukul
1.15 WIB.

Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Suharni, Theresia Tri dkk. 2008. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:Universitas Atma Jaya.

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang:UMM Press.

237
BAB 8
METABOLISME MIKROBA

Kompetensi dasar
mahasiswa akan dapat menjelaskan proses anabolisme, katabolisme, enzim dan
perananya, pengendalian enzim, rekasi eksorgenik dan endorgenik, produksi energi
oleh mikroba

Indikator
Mahasiswa dapat:
1. Mengetahui pengertian metabolisme, energi yang diahsilkan pada proses
metabolisme, dan tempat terjadinya metabolisme biomolekul.
2. Mengetahui macam-macam reaksi metabolisme (anabolisme dan katabolisme) dan
perbedaannya.
3. Mengetahui dapat mengetahui jenis-jenis metabolisme (primer dan sekunder).
4. Mengetahui dapat mengetahui regulasi metabolisme (kovalen dan non kovalen)
5. Mengetahui pengertian enzim, tahap kerja enzim, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim.
6. Mengetahui sumber energi mikroba (bakteri), proses oksidasi biologis, enzim-enzim
yang berperan dalam oksidasi biologis.
7. Mengetahui transport elektron, transfer energi, glikolisis, jalur EMP, siklus asam
sitrat, metabolisme lemak, katabolisme asam amino,dan metabolisme senyawa
organik.

Gambaran Umum materi


Sama seperti makhluk hidup lainnya, mikroorganisme dalam hidupnya juga
mengalami metabolisme karena metabolisme merupakan salah satu ciri yang dilakukan
oleh makhluk hidup. Metabolisme sebenarnya bukan istilah asing, maksudnya sudah
banyak masyarakat awam yang telah mendengar tentang metabolisme. Meskipun
mungkin sebagian dari mereka tidak mengetahui betul definisi tentang metabolisme,
yang jelas istilah ini menjadi kata yang tidak asing bagi telinga mereka. Kehidupan
makhluk hidup, termasuk mikroorganisme tidak luput dari sebuah proses dalam
kehidupannya. Proses itulah yang secara sederhana boleh diartikan sebagai
metabolisme. Metabolisme adalah sebuah rangkaian reaksi bersifat kimia yang terjadi
dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi ini terjadi sebagai modal/sumber makhluk hidup
untuk mempertahankan kehidupannya. Metabolisme itu sendiri dibedakan menjadi
katbolisme dan anabolisme. Katabolisme terdiri dari respirasi dan fermentasi,
sedangkan anabolisme terdiri dari fotosintesis. Metabolisme sangatlah berkaitan erat
dengan kerja enzim sebagai substansi yang ada dalam sel yang jumlahnya amat kecil dan

238
mampu menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan proses-
proses seluler dan kehidupan. Semua aktivitas metabolisme prosesnya dikatalisis oleh
enzim. Jadi kehidupan tidak akan terjadi tanpa adanya enzim dalam tubuh mahluk
hidup.

Relevansi Terhadap Bidang Kerja


Penguasaan terhadap materi ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
metabolisme dan proses metabolisme pada mikroorganisme, memahami macam-
macam serta proses metabolisme yang dilakukan mikroorganisme yang mencakup
anabolisme dan katabolisme, mengetahui jenis enzim, kerja enzim serta peranan enzim
saat metabolism. Pengetahuan tentang metabolism ini sangat membantu mahasiswa
dalam atau calon pendidik khususnya di bidang biologi tentang rangkaian reaksi bersifat
kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup.

239
A. Pengertian Metabolisme
Dalam kehidupan mahluk hidup memerlukan energi yang di peroleh dari proses
metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua makhluk hidup termasuk kehidupan
mikroba. Defenisi metabolisme adalah semua proses kimiawi yang dilakukan oleh
organisme atau semua reaksi yang melibatkan transfomasi energi kimia di dalam
mahluk hidup. Walaupun sangat beranekaragam jenis substansi yang berperan
sebagai sumber energy bagi mikroorganisme, namu terdapat pola dasar metabolisme
yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu bentuk energi yang
kompleks menjadi bentuk energy yang lebih serderhana, sehingga dapat masuk ke
dalam rangkaian metabolik. Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang
terjadi dalam sel hidup yang dilakukan untuk menghasilkan energi.

Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua
makhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan
lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metabole” yang
berarti perubahan, dapat kita katakan bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah
dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme memiliki empat fungsi spesifik yaitu:

1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi makanan yang kaya energi dari
lingkungan atau dari energi solar.
2. Untuk mengubah molekul nutrisi menjadi prekursor unit pembangunbagi
makrmolekul sel.
3. Untuk menggabungkan unit-unit pembngunan ini menjadi protein, asam nukleat,
lipid, polisakarida, dan komponen selainnya.
4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang di perlukan dalam fungsi
khusus sel.
Metabolisme terdiri dari dua proses yang berlawanan, keduanya berlangsung
serempak. Aspek metabolisme yang pertama adalah anabolisme, yaitu proses
sintesis makromolekul kompleks misalnya asam nukleat, lipid, dan polisakarida serta
penggunaan energi. Aspek metabolisme yag kedua adalah suatu proses yang
berlawanan disebut katabolisme. Proses katabolisme merupakan proses penguaraian
bahan organik kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana atau bahan
anorganik dan menghasilkn energi, misalnya adenosin trifosfat (ATP) atau guanosine
trifosfat (GTP).

B. Macam-Macam Metabolisme
1. Anabolisme
Anabolisme merupakan salah satu fase metabolisme. Proses ini juga
disebut dengan biosintesis, hal ini berbeda dengan nutrisi, karena di dalam

240
proses biosintesis diperlukan sumber energy. Bahan baku
anabolisme adalah zat makanan. Anabolisme merupakan penyusunan
atau pengambilan zat makanan atau proses sintesis.
Anabolisme yaitu proses pembentukan molekul yang kompleks
dengan menggunakan energi tinggi.

energi cahaya

6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H12O6 + 6 O2

Klorofil glukosa (energi kimia)

1) Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau
pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton.
Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya
sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi
potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan
bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan
efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk
panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu
disebut reaksi endoterm. Pada tahun 1937 : Robin Hill
mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh
klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan
oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang). H₂ yang
terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH₂, sedang
O₂ tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan
terjadi penyusutan CO₂ oleh H₂ yang dibawa oleh NADP tanpa
menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH₂
akan bereaksi dengan CO₂ dalam bentuk H+ menjadi CH₂O.

2) Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan
cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak
mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan
menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya
bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain.
Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi
senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh energi kimia

241
dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+. Bakteri
Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara
mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam
nitrit

3) Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam
metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs.
Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang
utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga
macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan
pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein
dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan
protein dan seterusnya.

 Sintesis Lemak dari Karbohidrat :


Glukosa diurai menjadi piruvat gliserol.

Glukosa diubah gula fosfat asetilKo-A asam lemak.

Gliserol + asam lemak lemak

 Sintesis Lemak dari Protein:


Protein Asam Amino protease
Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi
lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam
amino yang langsung ke asam piravat menjadi Asetil Ko-A. Asam
amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi
Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat menjadi gliserol menjadi
fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan
mengalami esterifkasi membentuk lemak. Lemak berperan sebagai
sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi
daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori,
sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.

4) Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA,
RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino
dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada

242
dasarnya protein adalah suatu polipeptida. Setiap sel dari
organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu
yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat
terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang
berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-
substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

2. Katabolisme
Katabolisme adalah penguraian bahan organik kompleks menjadi
bahan organik yang lebih sederhana, pembentukan energi dengan
menguraikan karbohidrat melalui reaksi oksidasi substrat. Merupakan
oksidasi substrat yang diiringi dengan terbentuknya energi, meliputi
proses degradasi sebagai reaksi penguraian bahan organik kompleks
menjadi bahan organik sederhana atau bahan anorganik yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Katabolisme yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan
energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:

C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.

Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi


pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi
dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu
disebut juga reaksi eksoterm. Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi.
Merupakan ikatan tiga molekulfosfat dengan senyawa Adenosin. Ikatan
kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan
sebagai molekul berenergi tinggi.

Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan


pembebasan energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP
menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik. Katabolisme adalah
reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang
mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung
energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk
membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber. Bila
pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut

243
proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut
fermentasi.

Perbedaan Anabolisme dan Katabolisme


Perbedaan Katabolisme Anabolisme
Energi Membebaskan energi Menggunakan energy
Reaksi Merombak molekul- Merombak molekul-
molekul kompleks molekul sederhana
Tujuan Membangun molekul- Membangun molekul-
molekul sederhana molekul kompleks

C. Jenis-Jenis Metabolisme
1. Metabolisme Primer
Senyawa metabolisme primer merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
makhluk hidup dan bersifat essensial bagi proses metabolisme sel
tersebut. Senyawa ini dikelompokkan menjadi 4 kelompok makromolekul
yaitu karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat.
1) Karbohidrat
Karbohidrat (berasal dari kata 'hidrat dari karbon', hidrat arang) atau
sakarida (dari bahasa Yunani , sákcharon, berarti "gula") adalah
segolonganσ κχαρονά besar senyawa organik yang paling melimpah di
bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan, dan materi pembangun. Karbohidrat merupakan kelompok
makromolekul yang tersusun atas atom C, H, dan O. Kelompok ini sering
disebut juga gula-gula hidrokarbon. Berdasarkan jumlah monomer
penyusunnya kerbohidrat terbagi atas :
 Monosakarida, yang tersusun atas 1 monomer.
 Disakarida, yang tersusun atas 2 monomer.
 Oligosakarida, yang tersusun atas 3-10 monomer.
 Polisakarida, yang tersusun atas lebih dari 10 monomer.
2) Protein
Protein (berasal dari kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Protein

244
merupakan suatu senyawa makromolekul yang tersusun atas atom C, H,
O, N, dan S. berdasarkan fungsinya protein dikelompokkan menjadi dua
kelompok besar, yaitu:
 Protein fungsional yaitu kelompok enzim.
 Protein structural yaitu protein yang menyusun bagian structural
dari dalam sel seperti protein integral dan protein perifer yang
menyusun bagian membarn sel.
3) Lipid
Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak
secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat
pada suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai
minyak yang dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat
maupun cair.1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
Lemak atau lipid merupakan golongan senyawa metabolit primer yang
bersifat hidrofobik. Senyawa ini dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok yaitu :
 Lemak yang tersusun atas asam lemak dan gliserol
 Sterol yang merupakan penyusun membrane sel
 Kolestrol
4) Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan komponen yang terdiri atas atom C, H, O, dan
P. biasanya asam nukleat terdiri atas 3 bagian yaitu gula ribose, basa
nitrogen dan fosfat. Berdasarkan fungsinya, asam nukleat dibagi
menjadi 4 kelompok yaitu :
1) Sebagai komponen materi genetic, contohnya DNA dan RNA
2) Sebagai energy kimia, contohnya ATP, GTP, dan UTP
3) Sebagai kofaktor, contohnya NAD, FAD, dan Ko-A
4) Sebagai komponen regulator, contohnya cAMP dan cGMP
2. Metabolisme Sekunder
Metabolisme sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak essensial
bagi pertumbuhan organism dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau
berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organism
biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda,
bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan
pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak dihasilkan,
tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu.
Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi

245
lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama
dan penyakit.
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
utama, yaitu :
1) Terpenoid, sebagian besar senyawa terpenoid mengadung karbon
dan hydrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam
mevalonat. Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena,
triterpena dan polimer terpena.
2) Fenolik, senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki
cincin benzene, hydrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya.
Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tannin.
3) Senyawa yang mengandung nitrogen, contohnya alkaloid dan
glukosinolat.

D. Regulasi Metabolisme
Regulasi adalah aturan sistem yang ada dalam tubuh mahluk hidup untuk
dapat hidup seimbang, mempertahankan keadaan teratur, konservasi energy,
dan sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Seperti halnya katalisator,
enzim dapat mempercepat reaksi kimia dengan menurunkan energy aktivasi.
Enzim tersebut akan bergabung sementara dengan reaktan sehingga mencapai
keadaan transisi dengan energy aktivasi yang lebih rendah dari pada energy
aktivasi yang diperlukan untuk mencapai keadaan transisi tanpa bantuan
katalisator atau enzim.

Regulasi enzim terdapat dalam dua bentuk yaitu: regulasi non kovalen
dan regulasi kovalen. Regulasi enzim pada metabolisme tersebut sangat
kompleks. Oleh karena itu, regulasi enzim dapat dicapai dengan mengubah
konsentrasi dan enzimatik melalui:

1. Kontrol Genetika
Pada proses kontrol genetika, terdapat beberapa proses, yaitu
Represi dan induksi enzim. Represi enzim merupakan salah satu bentuk
dari kontrol negatif pada transkripsi bakteri. Proses tersebut, begitu
pun dengan induksi enzim, disebut sebagai kontrol negatif karena
protein regulatornya akan menyebabkan inhibisi atau penghambatan
dari sintesis mRNA sehingga akan menyebabkan penurunan proses
sintesis enzim-enzim. Sekalipun inhibisi balik akan menghentikan
sintesis dari produk akhir dari suatupathway, proses ini masih
memungkin terbuangnya energi dan karbon karena pembentukkan

246
enzim yang tidak diperlukan (karena sudah diinhibisi) masih
dilanjutkan. Proses represi enzim bertujuan untuk mencegah sintesis
enzim yang turut terlibat dalam pembentukan suatu produk akhir.
2. Modivikasi Kovalen
Meskipun sebagian besar enzim diregulasi secara non-kovalen,
tetapi terdapat beberapa enzim atau protein yang diregulasi secara
modifikasi kovalen. Modifikasi kovalen pada enzim atau protein
biasanya dilakukan oleh gugus asetil, fosfat, metil, adenil, dan uridil.
Modifikasi kovalen biasanya merupakan perlekatan dapat pulih (tidak
permanen).
3. Enzim Allosterik
Enzim allosterik merupakan enzim regulator yang memiliki dua sisi
katalik. Salah satu sisi ikatannya untuk substrat dan yang satunya sisi
regulator yang berfungsi untuk memodulasi aktivitas enzim. Sisi
allosterik memiliki ikatan nonkovalen pada dan interaksinya bersifat
reversible. Sisi allosterik ini akan mengikat senyawa pengatur yang
disebut efektor atau modulator. Enzim allosterik ini dapat dipacu atau
dihambat oleh modulatornya. Sebagai contoh mekanisme
penghambatan balik pada pengubahan L-teronin menjadi L-isoleusin
yang menggunakan lima macam enzim. Enzim yang pertama adalah
dehidratase treonin (E1) akan dihambat oleh L-isoleusin yang
merupakan produk akhir dari reaksi multienzim tersebut (Lehninger,
2004).
Berdasarkan modulasinya, enzim allosterik dibedakan menjadi dua
kelompok yakni enzim allosterik homotropik dan enzim allosterik
heterotropik. Pada enzim allosterik homotropik substrat berperan
sebagai modulator. Hal ini dikarenakan subtrat identik dengan
modulator. Sementara pada enzim allosterik heterotropik,
modulasinya tidak dipengaruhi oleh substratnya sendiri.
4. Kompartementasi
Kompartementasi enzim akan meningkatkan efisiensi banyak
proses yang berlangsung didalam sel, karena:
a. Reaktan tersedia pada tempat dimana enzim tersedia.
b. Senyawa yang akan dikonversi dikirim kearah enzim yang akan
berperan untuk menghasilkan produk sesuai yang
dikehendakidan tidak disimpangkan pada lintasan yang
lain.Hasil suatu tahap reaksi akan dibebaskan pada tempat
dimana hasil ini dapat segera dikonservasi oleh enzim

247
berikutnya. Proses ini berlangsung terus – menerus sampai
dihasilkan produk akhirnya.

E. Enzim
1. Pengertian Enzim
Enzim adalah protein yang diproduksi dari sel hidup dan digunakan
oleh sel-sel untuk mengkatalisis reaksi kimia yang spesifik. Enzim memiliki
tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya lebih besar dari katalisator
sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Tanpa
pembentukan produk samping enzim merupakan unit fungsional untuk
metabolisme dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur. Sistem
enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan yang
harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolic yang berbeda. Enzim
dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat penting
dalam aktivitas biologis. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat
mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini akan
kehilangan aktivitasnya akibat panas, asam atau basa kuat, pelarut organik,
atau pengaruh lain yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim
dikatakan mempunyai sifat sangat khas, karena hanya bekerja pada
substratnya.
Untuk aktivitasnya kadang-kadang enzim membutuhkan kofaktor
yang bisa berupa senyawa organik atau logam. Senyawa organik itu terikat
pada bagian protein enzim. Bila ikatan itu lemah maka kofaktor tadi
disebut co-enzim dan dan jika terikat erat melalui ikatan kovalen maka
dinamakan gugus prostetis. Pada umumnya dua kofaktor itu tidak
dibedakan dan disebut co-enzim saja. Apabila enzim itu terdiri dari bagian
seperti yang diterangkan diatas maka keseluruhan enzim itu dinamakan
holo enzim. Bagian protein dinamakan apo-enzim dan bagian non
proteinnya disebut coenzim.fungsi logam pada umumnya adalah untuk
memantapkan ikatan substrat pada enzim atau mentransfer electron yang
timbul selama proses katalisis.
Secara umum kofaktor memiliki peran sebagai berikut :
a. Kofaktor akan melengkapi dan memodifikasi struktur enzim sehingga
substrat (bahan yang diolah enzim) dapat melekat.
b. Kofaktor bereaksi sebagai donor elektron atau donor atom bagi
substrat.

248
c. Kofaktor dapat bertindak sebagai penerima sementara untuk atom,
elektron, atau proton yang selanjutnya dapat kembali setelah reaksi
selesai.
d. Kofaktor bersama residu tertentu mempolarisasi substrat sehingga
mudah dikatalisis enzim.
2. Tahap Kerja Enzim
Cara kerja Enzim ini diproduksi oleh sel, yang mana berasal dari sel-
sel organisme hidup dan juga berdasarkan intruksi dari gen sel. Jadi cacat
pada organ tubuh manusia itu disebabkan pada gen yang mana
mengakibatkan enzim menjadi rusak sehingga tidak bekejer dengan baik.
Setiap enzim akan bekerja atas 1 target tertentu yang mana dinamakan
dengan substrat yang mana akan diubah menjadi produk yang bisa
digunakan melalui aksi enzim. Jadi dengan kata lain, enzim ini akan
bereaksi dngan substrat yang membentuk kompleks enzim substrat. Dan
kemudian ketika reaksi sudah selesai, maka enzim akan tetap sama namun
substrat akan mengubah produk. Contohnya saja sukrase merupakan hasil
reaksi enzim pada substrat sukrosa untuk membentuk produk yakni
fruktosa dan juga glukosa.
3. Faktor-faktor Yang Mempengarugi Kerja Enzim
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Aktivitas enzim
dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
a. Suhu
Kerja suatu enzim sangat dipengaruhi suhu lingkungannya.
Setiap kenaikan suhu 10º C, kecepatan enzim akan menjadi dua kali
lipat, sampai batas suhu tertentu. Enzim dan protein pada
umumnya dinonaktifkan oleh suhu tinggi. Enzim berdarah panas
dan manusia bekerja paling efisien pada suhu 37º C, sedangkan
enzim hewan berdarah dingin pada suhu 25º C.
b. pH
Semua enzim peka terhadap perubahan pH, dan nonaktif
pada lingkungan pH sangat rendah (asam kuat) dan pH tinggi (basa
kuat). Contoh, enzim pepsin memiliki pH optimum 2, sedangkan
enzim tripsin memiliki pH optimum 8,5.
c. Konsentrasi Enzim, Substrat dan Kofaktor.
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim adalah konstan, dan
jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi adalah sebanding
dengan jumlah enzim yang ada. Sebaliknya jika pH, suhu dan

249
konsentrasi enzim konstan, maka laju reaksi adalah sebanding
dengan jumlah substrat.
d. Inhibitor
Aktivitas suatu enzim dapat dihambat oleh suatu senyawa
yang dikenal sebagai inhibitor. Inhibitor digolongkan menjadi 2
jenis utama, yaitu: a) yang bekerja secara tidak dapat balik
(irreversible), b) yang bekerja secara dapat balik (reversible).
Penghambat yang irreversible adalah golongan yang
bereaksi dengan, atau merusakkan suatu gugus fungsional pada
molekul enzim yang penting bagi aktivitas katalitiknya. Sebagai
contoh, adalah senyawa diisoprofilfluorofosfat (DFP), yang
menghambat enzim asetilkolinesterase, yaitu enzim yang penting
di dalam transmisi impuls syaraf. Asetilkolinesterase mengkatalisis
hidrolisis asetilkolin, suatu senyawa neurotransmitter yang
berfungsi di dalam bagian sinaps yang dihasilkan oleh ujung syaraf
(akson) yang telah menerima impuls. Asetilkolin yang dihasilkan
diteruskan ke sel syaraf lainnya atau ke efektor (misalnya otot)
untuk meneruskan impuls syaraf. Akan tetapi, sebelum impuls
kedua dapat dipancarkan melalui sinaps, asetilkolin yang dihasilkan
setelah impuls pertama harus dihidrolisis oleh asetilkolisnesterase
pada sambungan sel syaraf. Produk penguraian asetilkolin oleh
asetilkolinesterase adalah asetat dan kolin, dan tidak memiliki
aktivitas transmitter.
Penghambat DFP sangat reaktif, dan bereaksi dengan
bagian sisi aktif dari enzim asetilkolinesterase, yaitu gugus hidroksil
dari residu serin essensial, sehingga enzim tidak aktif untuk
mengkatalisis asetilkolin. DFP merupakan gas syaraf yang pertama
kali ditemukan, jika diberikan pada hewan, hewan tersebut
menjadi lemah, tidak dapat lagi melaksanakan fungsi bagian-bagian
tertentu, karena impuls syaraf tidak lagi dapat ditransmisikan
secara normal. Tetapi, terdapat manfaat lain dari DFP. Senyawa ini
menyebabkan berkembangnya malation dan insektisida lain yang
relatif tidak beracun bagi manusia. Malation diubah oleh
enzimenzim pada insekta, menjadi penghambat aktif
asetilkolinesterase insekta ersebut.
DFP telah ditemukan menghambat semua jenis enzim,
banyak diantaranya yang mampu mengkatalisis hidrolisis ikatan
peptida atau ester. Golongan ini tidak hanya mencakup

250
asetilkolinesterase, tetapi juga tripsin, khimotripsin, elastase,
fosfoglukomutase, dan kokoonase, suatu enzim yang dihasilkan
oleh larva ulat sutra untuk menghidrolisis serat-serat sutra
kepompong, dan menyebabkan larva dapat dibebaskan. Semua
enzim yang dihambat oleh DFP memiliki residu serin essensial pada
sisi aktifnya, yang berpartisipasi dalam aktivitas katalitiknya.
Jenis kedua adalah, penghambat enzim yang dapat balik,
yang dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: 1) zat penghambat
yang bersaingan (kompetitif), 2) zat penghambat yang tidak
bersaingan (non-kompetitif).
Zat penghambat yang bersaingan itu mempunyai struktur
mirip dengan struktur molekul substrat. Suatu penghambat
kompetitif berlomba dengan substrat untuk berikatan dengan sisi
aktif enzim, tetapi, sekali terikat tidak dapat diubah oleh enzim
tersebut. Ciri penghambat kompetitif adalah penghambatan ini
dapat dihilangkan dengan meningkatkan konsentrasi substrat.

F. Sumber Energi Mikroba


Mikroorganisme (mikroba) memerlukan bahan makan atau nutrien untuk
kelangsungan hidupnya. Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya,
memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya.
Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur,
fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga
pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Pengertian nutrien secara umum adalah substansi organik yang


dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan. Dalam biologi makanan diartikan sebagai substrat
yang dapat dipakai dalam metabolisme, guna memperoleh bahan-bahan untuk
membangun dan atau memperoleh tenaga atau energi bagi sel. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

Untuk keperluan hidupnya meliputi proses metabolisme dan penyediaan


bahan sel serta energi, mikroba atau bakteri memerlukan bahan makanan atau
nutrien. Bahan makanan tersebut dinamakan nutrien, sedangkan proses
mengasimilasi makanannya disebut nutrisi. Nutrien adalah substansi anorganik
dan organik yang ada dalam larutan melintasi membran sitoplasma (Nutrients

251
is the chemicals from the environment of which a cell is built). Agar dapat
mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna makanan itu,
yaitu mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipid yang komplek
dan besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut
sehingga dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang
disebut nutrisi.

Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut.


1. Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan
sumber energi. Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau,
dapat menggunakan energi pancaran atau cahaya dan dinamakan
fototrof. Yang lain, seperti hewan bergantung pada oksidasi atau
kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-senyawa kimia untuk
memperoleh energinya.
2. Penyediaan nutrien untuk kegiatan pertumbuhan baketri meliputi
macam dan jumlah. (Lebih lanjut dijelaskan, ketiadaan nutrisi akan
berpengaruh terhadap kegiatan proses metabolisme yanga pada
akhirnya akan menyebabkan gangguan terhadap penyediaan bahan sel
dan energi dan yang diperlukan pada saat pertumbuhan sel.
3. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun
sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilakn energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan
terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron,
sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
4. Makhluk hidup menggunakan sumber-sumber nutrien dapat dalam
bentuk padat, tetapi ada juga yang hanya dapat menggunakan sumber
nutrien dalam bentuk cair (larutan). Bila jasad hidup menggunakan
sumber nutrien dalam bentuk padat digolongkan tipe holozoik,
sedangkan yang menggunakan nutrien dalam bentuk cairan tergolong
tipe holofitik. Namun ada juga dari tipe holofitik yang dapat
menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padat, tetapi bahan
tersebut dicerna dahulu di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler.
5. Tuntutan atau kebutuhan berbagai mikroorganisme yang menyangkut
susunan larutan makanan/nutrien dan persyaratan lingkungan tertentu,
sangat berbeda-beda atau tidak sama. Ada yang hanya membutuhkan
bahan makanan dalam bentuk anorganik saja , ada juga yang
memerlukan nutrient dalam bentuk anorganik bahkan kedua-duanya.
Demikian juga dengan jumlah nutrien yang diperlukan, sangat berbeda

252
antara bakteri/mikrobia satu dengan lainnya. Sehingga dalam larutan
biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat yaitu tersedia semua
unsur yang ikut serta dalam pembentukan bahan sel dalam bentuk
berbagai senyawa yang dapat diolah.
Secara umum, kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Kebutuhan fisik
Aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotic. Faktor ini
tidak secara langsung berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
2. Kebutuhan kimia
Fakor kebutuhan kimia ini yang secara langsung menunjukkan
kebutuhan nutrisi bagi mikroorganisme. Kebutuhan kimia tersebut
meliputi:
a. Air
Air berperan sebagai bahan pelarut pada reaksi-reaksi metabolisme
yang diperlukan dalam jumlah tertentu saja, tergantung jenis
mikroorganisme. Air yang terkandung dalam tubuh
mikroorganisme kira-kira 90% dari berat tubuhnya.
b. Karbon
Karbon diperlukan oleh semua senyawa-senyawa organik yang
menyusun tubuh sel hidup.
c. Karbondioksida
Sebagai sumber karbon, yang jumlahnya berbeda pada setiap
mikroorganisme.
d. Nitrogen,sulfur dan fosfor
Semua makhluk hidup membutuhkan belerang dan fosfor. Fosfor
biasanya diberikan sebagai fosfat, yaitu garam-garam fosfat..
Beberapa bakeri mampu menyerap nitrogen secara langsung dari
atmosfer melalui proses fiksasi nitrogen, misalnya bakteri
e. Rhizobium
Bakteri lainnya menggunakan nitrogen dalam bentuk alumunium
NH 3 , NO3 , dan senyawa organik. Sejumlah nitrogen sangat
dibutuhkan dalam pertumbuhan, karena nitrogen tersebut
terkandung di dalam protein dan asam nukleat. Dalam hal
memperoleh nitrogen setiap organisme berbeda-beda, ada yang
dengan cara menggunakan gas nitrogen dari udara dan ada juga
yang menggunakan sumber nitrogen anorganik, seperti garam-
garam ammonium.

253
f. Oksigen
Kebutuhan oksigen untuk oksidasi biologis yang terjadi dalam sel
mikroorganisme. Oksigen tidak dipakai dalam proses sintesisi
protoplasma, tetapi berfungsi sebagai akseptor elektron atau
hidrogen.
g. Mineral-mineral
Bakteri memerlukan unsur-unsur mineral seperti C, H, O, N dalam
jumlah besar (makronutrien) dan juga Mg, K, Ca, Zn, Fe, Co dan Cu
dalam jumlah sedikit (mikronutrien) untuk pertumbuhan yang
normal.

G. Proses Oksidasi Biologis


Bakteri mendapatkan energy melalui oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah
proses pelepasan elektron sedang reduksi adalah proses penangkapan
elektron. Karena elektron tidak dapat berada dalam bentuk bebas, maka setiap
reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksi reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi dapat
terbentuknya energi.
1. Fosforilasi Oksidatif
Pada umumnya reaksi oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim
dehidrogenase. Enzim tersebut memtransfer elektron dan proton yang
dibebaskan kepada aseptor elektron intermedier seperti NAD + dan
NADP+ untuk dibentuk menjadi NADH dan NADPH. Fosforilasi oksidasi
terjadi pada saat elektron yang mengandung energi tinggi tersebut
ditranfer ke dalam serangkain transpor elektron sampai akhirnya di
tangkap oleh oksingen atau oksidan anorganik lainnya sehingga oksigen
akan tereduksi menjadi H2O.
a. Transfer elektron menuju oksigen melalui berbagai caier seperti
flavoprotein,quinon maupun citekrom.
b. Adanya tranfer elektron ini mengakibatkan aliran proton (H+)dari
sito plasma ke luar sel. Jadi arah aliran adalah dari dalam ke luar.
Hal ini akan menimbulkan peredaan konsentrasi proton atau
dikenal dengan gradien pH.
c. PH pada umunnya 7,5. Gradien pH terjadi jika pH di luar sel lebih
kecil dari 7,5. Selanjutnya gradien pH bersama dengan potensial
membenuk protonmotive force. Kekuatan (protonmotive force)
inilah yang menarik proton dari luar sel kembali ke dalam sel.
Bersamaan dengan masuknya kembali proton tadi terbentuk
energi yang digunakan untuk berbagai aktifitas sel.

254
d. Para menbran terdapat enzim spesifik disebut dengan ATPase.
Energi yang di sebabkan pada saat masuknya kembali proton tadi
akan digunakan oleh ATPase untuk forforilasi ADP menjadi ATP.
Energi ini di simpan dalam bentuk ikatan fosfat yang selanjutnya
dapat di gunakan untuk aktifitas sel.
Ada dua macam energi yang digunakan oleh makhluk hidup.
1. Sinar matahari
Organismanya disebut dengan organisma fotosintesis atau di kenal
juga dengan organisma fototrofik.
2. Oksidasi senyawa kimia
Organismanya disebut dengan organisma kemosintesis kemotrofik
atau autotrofik
3. Heterotrofik
Sebagian besar bakteri kehilangan kemampuan untuk mensintesis
protoplasma dari senyawa-senyawa anorganik sehingga bergantung
sepenuhnya pada senyawa organik sehingga sebagai makanannya.
Organisme yang demikian disebut dengan heterotrof disediakan oleh
organisme lain, dan tipe nutrisinya di sebut heterotrofik. Akan tetapi
perlu diingat bahwa batasan ini sebenarnya tidak begitu tegas. Dan
adabeberapa mikroorganisma heterotrof membutuhkan senyawa
organik lebih banyak di bandingkan dengan organisme lain.

H. Metabolisme Karbohidrat
1. Glikolisis
Tiga jalur pusat metabolisme karbohidrat pada bakteri ialah glikolisis,
jalur pentose fosfat, dan jalur Entner – Doudoroff. Untuk kebanyakan sel-
sel, jalur terbesar dalam katabolisme glukosa adalah glikolisis. Pada jalur ini
molekul glukosa dirubah menjadi asam piruvat (glikolisis) dan asam piruvat
menjadi asam laktat (fermentasi asam laktat) tanpa pemasukan molekul
oksigen. Konsep dasar dari glikolisis tersusun dalam 11 reaksi enzimatis oleh
skema Embden-Meyerhof-Parnas (EMP), ditunjukkan pada gambar 5–3.
Walaupun jalur dasarnya sama untuk tiap semua jenis sel, perlengkapan
enzim-enzim tertentu pada jalur tersebut tidak seragam untuk berbagai jenis
sel setiap spesies.

255
Glikolisis secara mendasar mencakup dua tahap utama. Pada tahap
pertama, glukosa difosforilasi baik oleh ATP maupun PEP, tergantung pada
organismenya, dan dipecah untuk membentuk gliseraldehid 3-PO4. Pada
tahap kedua, perantara tiga karbon ini diubah menjadi asam laktat dalam
serangkaian reaksi oksidoreduksi yang disalurkan ke fosforilasi ADP. Sebuah
mekanisme kemudian terjadi dengan glukosa sebagai sumber energi yang
sesungguhnya.

a. Jalur EMP (The Embden-Mayerhof-Parnas)


Jalur EMP disebut juga jalur heksosa bifosfat. Jalur EMP ini terjadi pada
mikroorganisme dan dalam keadaan anaerob. Pada jalur ini, glukosa
dipecah menjadi 2 piruvat. Selain itu, dalam proses ini juga terjadi
pembentukan ikatan kaya eneri pada tingkat nutrient atau substrat. Jalur
EMP terdiri atas 3 tahapan penting metabolisme yaitu :
1) Tahap I , forforilasi ganda heksosa
Dimulai dari fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6- fosfat dengan
bantuan enzim heksokinasi. Glukosa 6-fosfat diisomerisasi menjadi
fruktosa 6-fosfat dengan bantuan fosfoglukoisomerase. Kemudian,
fruktosa-6-fosfat difosforilasi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat dengan
bantuan fosfofruktokinase.
2) Tahap II, pemecahan heksosa bifosfat menjadi 2 triosa fosfat
Dimulai dari pemecahan fruktosa 1,6 bifosfat menjadi glieraldehid 3
fosfat (G3P) dan dihidroksiaseton dengan bantuan aldolase.
Dihidroksiaseton fosfat dapat direduksi menjadi gliserol 3-fosfat
dengan bantuan gliserol fosfat dehidrogenase atau diisomerisasi
menjadi G3P dengan bantuan triosa fosfat isomerase sehingga
menghasilkan 2 triosa fosfat (G3P).
3) Tahap III, defosforilasi triosa bifosfat menjadi energy dan piruvat.
Dimulai dari fosforilasi G3P oleh fosfat anorganik menjadi triosa
bifosfat (1,3-difosfogliserat) dengan bantuan G3P dehidrogenase.
Proses ini menghasilkan NADH sebagai sumber electron respirasi. 1,3-
difosfogliseral didefosforilasi menjadi 3-fosfogliserat dengan bantuan
fosfogliserokinase. Gugus fosfat dimutasi dari posisi 3 ke posisi 2,
sehingga menghasilkan 2-fosfogliserat dengan bantuan fosfogliserat
mutase. Pembentukan ikatan rangkap (dehidrasi) antara atom C no 2
dan no 3, sehingga 2-fosfogliserat menjadi fosfoenol piruvat (PEP)
dengan bantuan enolase.

256
Keseluruhan reaksi pada jalur EMP terdapat beberapa reaksi yang bersifat
irreversible (tak dapat balik). Yaitu glukosa menjadi glukosa 6-fosfat,
fruktosa 1,6 bifosfat menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton
fosfat, dan fosfoenol piruvat menjadi piruvat. Hasil akhir dari jalur EMP
adalah 2 piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Piruvat akan diproses lebih lanjut
melalui siklus asam sitrat. Pada jalur ini dihasilkan pula senyawa antara
yang menjadi precursor untuk proses biosintesis.

Perubahan glukosa menjadi asam laktat melalui jalur EMP dalam keadaan
anaerob disebut fermentasi asam laktat. Sementara itu ada organisme
yang dapat mengubah glukosa menjadi etanol, bukan asam laktat dengan
menggunakan jalur EMP (seperti pada ragi). Peristiwa ini disebut sebagai
fermentasi alkohol.Bakteri E.Coli mampu tumbuh pada kondisi anaerob
dalam media sederhana dengan menggunakan jalur EMP.

b. Jalur ED (Entner – Doudoroff)


Reaksi ini dilakukan oleh beberapa jasad antara lain Pseudomonas sp.
yang dapat membentuk alkohol dari gula melalui jalur ini. Pada setiap
pemecahan 1 mol glukosa dihasilkan juga 1 ATP, 1 NADH2, dan 1
NADPH2. Pada Pseudomonas Linderi 2 asam piruvat dipecah menjadi 2
etanol dan 2 CO , sedangkan pada Pseudomonas jenis lain asam piruvat
diubah menjadi 1 etanol, 1 asam laktat dan 1 CO. Energi yang dihasilkan
dalam jalur ED lebih kecil (50%) dibandingkan dengan energi yang
dihasilkan melalui jalur EMP. Dengan demikian jalur EMP lebih efektif
dibandingkan dengan jalur ED. Adapun tahap-tahap jalur ED sebagai
berikut :
1) Oksidasi glukosa oleh ATP
2) Oksidasi gugus aldehid dari glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat
dan NADPH2

257
3) Dehidrasi dari 6-fosfat glukonat menjadi 2-keto-3-deoksi-6-
fosfoglukonat (KDPG)
4) Pemecahan KDPG oleh enzim KDPG aldolase menghasilkan piruvat
dengan gliseraldehid 3-fosfat
5) Triosa Fosfat selanjutnya masuk ke jalur glikolisis menjadi piruvatdan
memberikan 2 ATP dan 2 NADPH2 permol triosa fosfat

c. Jalur HMP (Heksosa Mono Phosfat)


Selain lewat EMP banyak jasad yang dapat merombak gula lewat proses
HMP. Reaksi ini berguna untuk membentuk gula pentosa yang diperlukan
untuk sintesis asam nukleat dan nukleotida yang mengandung gugus
prostetik. Juga sebagai pengahasil materi awal untuk sintesis asam amino
aromatik dan vitamin, juga berperan dalam beberapa reaksi biosintesis.
Jalur ini aktif dalam hepar, jaringan adiposa (lemak), adrenal korteks,
glandula tiroid, sel darah merah,testes dan payudara yang sedang menyusui.
Dalam otot aktivitas jalur ini ren-dah sekali. Fungsi utama jalur ini adalah
untuk menghasilkan NADPH, yaitu dengan mereduksi NADP . NADPH
diperlukan untuk proses anabolik di luar mitokhondria, seperti sintesis asam
lemak dan steroid. Fungsi yang lain adalah menghasilkan ribosa-5-fosfat
untuk sintesis nukleotida dan asam nukleat. Jalur reaksi dari HMP dapat
dituliskan sebagai berikut :

β-D-glukosa 6-fosfat mengalami oksidasi menjadi 6-fosfoglukonolakton.


Enzimnya adalah glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD). Reaksi ini
memerlukan Mg atau Ca memakai NADP dan menghasilkan NADPH. Insulin
meningkatkan sintesis enzim ini. Selanjutnya 6-fosfoglukonolakton diubah
menjadi 6-fosfoglukonat. Reaksi ini juga memer-lukan Mg++, Mn atau Ca .

258
Enzimnya glukono-lakton hidrolase. Satu molekul air (H2O) terpakai, ikatan
cincin terlepas. 6-fosfoglukonat selanjutnya mengalami dekarboksilasi dan
berubah menjadi riboluse-5-fosfat. Sebelum dekarboksilasi 6-fosfoglukonat
dioksidasi menjadi semyawa antara 3-keto 6-fosfoglukonat. Ion Mg, Mn atau
Ca diperlukan. NADP bertindak sebagai hidrogen ekseptor menjadi NADPH.
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah 6-fosfoglukonat de-hidrogenase.
Aktivitas enzim ini tergantung adanya NADP. Seperti halnya enzim G6PD
enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase sintesisnya dirangsang oleh insulin.

Selanjutnya Ribulosa 5-fosfat dapat menjadi dua substrat dari dua enzim
yaitu:

 Ribulosa 5-fosfat epimerase, yang membentuk suatu epimer pada karbon


ketiga, yaitu xy-lulose 5-fosfat (xylulose 5-phosphate).
 Ribosa 5-fosfat ketoisomerase, yang merubah ribulosa 5-fosfat menjadi
ribosa 5-fosfat.
Proses selanjutnya akan melibatkan suatu enzim transketolase, yang
dapat memindah dua unit karbon ( C1 dan C2 ) dari suatu ketosa pada
aldehida dari aldosa. Dalam reaksi ini diperlukan suatu koenzim, tiamin
difosfat dan ion Mg . Dua karbon dari xylulose 5-fosfat dipindah pada ribosa
5-fosfat, menghasilkan suatu ketosa dengan tujuh karbon yaitu sedo-
heptulosa 7-fosfat dan aldosa dengan tiga karbon gliseraldehida 3-fosfat.
Sedoheptulosa 7-fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat akan bereaksi dengan
bantuan enzim transaldolase dan membentuk fruktosa 6-fosfat dan eritrosa
4-fosfat.Dalam reaksi ini, transaldolase memindah tiga karbon “active
dihydroxy acetone” (C1-C3) dari keto dengan tujuh karbon pada aldosa
dengan tiga karbon.

Reaksi selanjutnya kembali melibatkan enzim transketolase, dimana


xylulose 5-fosfat menjadi donor “active glycoaldehyde” (C1-C2). Eritrosa 4-
fosfat yang terbentuk dari reaksi sebelumnya, akan bertindak sebagai
akseptor (penerima) C1-C2. Reaksi ini memerlukan tiamin dan ion Mg
sebagai ko enzim dan menghasilkan fruktosa 6-fosfat dan gliseralde-hida 3-
fosfat. Agar glukosa dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO ,
diperlukan enzim yang dapat mengubah gliseraldehide 3-fosfat menjadi
glukosa 6-fosfat. Untuk ini diperlukan enzim Embden-Meyerhof (glikolisis)
yang bekerja kearah yang berlawanan. Selain itu, juga diper-lukan enzim
fruktosa 1,6-difosfatase. Enzim ini mengubah fruktosa 1,6-difosfat menjadi
fruktosa 6-fosfat.

259
Secara keseluruhan proses ini dapat dianggap suatu oksidasi tiga molekul
glukosa 6-fosfat menjadi tiga molekul CO dan tiga molekul pentosa fosfat.
Tiga molekul pentosa fosfat diubah menjadi dua molekul glukosa fosfat dan
satu molekul gliseraldehida 3-fosfat. Karena dua molekul gliseraldehide 3-
fosfat dapat diubah menjadi satu molekul glukosa 6-fosfat me-lalui jalur
kebalikan glikolisis, maka Jalur HMP dapat dikatakan suatu oksidasi glukosa
sempurna.

d. Jalur PP( Fosfat pentose)


Fosfat pentosa (PP) atau jalur heksosa jalur monofosfat ditemukan di
banyak bakteri dan sebagian besar organisme eukariotik. Jalur ini seringkali
beroperasi pada waktu yang sama dengan jalur EMP. Dalam ragi, misalnya,
10-20% glukosa (lebih selama pertumbuhan pesat) yang terdegradasi
melalui jalur PP, dan sisanya katabolisme dari jalur EMP. Jalur PP bisa
berfungsi pada kondisi aerobik atau anaerobik, baik katabolik maupun
anabolik. Jalur ini sangat penting dalam penyediaan NADPH, terutama untuk
digunakan untuk langkah reduktif dalam proses anabolik, intermediet untuk
asam amino aromatik sintesis, terutama erythrose-4-fosfat; pentosa,
terutama ribosa untuk biosintesis asam nukleat, dan biosintesis intermediet
lainya. Waiter, Michel J. At all, 2001).

2. Siklus Asam Piruvat


Energy untuk berbagai aktivitas sebagian besar dihasilkan dari katabolisme
glukosa yang terjadi di dalam sel. Awalnya glukosa akan menjalani proses
glikolisis untuk diubah menjadi asam piruvat. Apabila tidak terdapat oksigen,
asam piruvat akan menjalani proses respirasi anerob untuk diubah menjadi
asam laktat atau alkohol, tergantung dari organismenya. Namun dalam
keadaan tersedia oksigen, asam piruvat akan memasuki proses respirasi
aerob untuk diolah menjadi energy dengan hasil akhir air dan
karbondioksida.
Respirasi aerob terjadi melalui glikolisis, siklus krebs dan transfer electron.
Siklus krebs terjadi di dalam mitokondria sedangkan glikolisis terjadi pada
sitoplasma, oleh karena itu asam piruvat harus masuk mitokondria terlebih
dahulu agar dapat menjalani siklus krebs.
Siklus krebs akan menghasilkan ATP, NADH, FADH2 dan CO2. Karbondioksida
akan dilepaskan dari sel dan dikeluarkan dari tubuh sebagai sisa respirasi.
Sedangkan ATP, NADH, FADH2, merupakan sumber energy penting bagi
tubuh.

260
Terdapat dua bagian penting dalam siklus krebs :
 Pertama adalah tahap persiapan dimana piruvat akan diubah
menjadil asetil Ko-A melalui proses yang disebut dekarboksilat
oksidatif.
 Kedua adalah berlangsungnya siklus krebs yang terjadi di matriks
mitokondria.

Asetil dari KoA ditransfer ke asam oksaloasetat menjadi asam sitrat


oleh sitrat sitrat sitase. Proses itu menandakan dimulainya siklus asam
sitrat.sikus asam sitrat mempunyai nama lain yaitu siklus trikarboksilat
dan siklus krebs. Langkah-langkah utama pada siklus asam sitrat sebagai
berikut (Gambar). Reaksi asetil KoA dan oksaloasetat menjadi sitrat yang
dikatalisi oeh sitrat sintase. Dehidrasi sitrat menjadi cis-akonitat yang
dikatalisis akonitase. Hidrasi cis akonitat menjadi isositrat yang juga
dikatalisis oleh isositrat dehidroginase. Dekarboksilat isositrat menjadi
oksalosuksinat menjadi α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh isositat
dehidrogenase. Dekarboksilasi dan dehidrogenasi α-ketoglutarat
dehidrogenase (Diperlukan KoA). Konversi suksinil KoA menjadi suksinat
yang dikatalisis oleh suksinat tiokinase. Karena ada gugus KoA yang
berenergi tinggi mkaa dikopling dengan fosforilasi tingkat substrat
sehingga menghasilkan ATP. Dehidrogenase suksinat menjadi fumarat
yang dikatalisis suksinat dehidrogenase. Penerima proton adalah FAD+.
Hidrasi fumirat menjadi malat yang dikatalisis fumarase. Dehidrogenase
malat mejadi oksaloasetat yang dikatalis malat dehidrogenase.

261
Siklus asam sitrat menghasilkan 3 NADH, 1 FADH 2, 2CO2 dan 1 ATP
dari 1 molekul asetil KoA. Karena siklus asm sitrat menghasilkan CO 2,
maka dimungkinkan suatu dugaan bahwa terdapat organisme autotrof
yang mampu melakukan jalur kebalikan siklus asam sitrat untuk
menambah CO2.

I. Metabolisme Lemak
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi
larut di dalam pelarut-pelarut organik. Lipid juga dikenal oleh masyarakat awam
sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan
lilin. Istilah “lipid” mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik
nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam menyusun struktur dan
menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam pelarut
polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter
atau kloroform.

Metabolisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh


makhluk hidup atau sel, metabolisme disebut juga reaksi enzimatis karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Oleh karena itu,
metabolisme lipida berarti proses pembakaran lipid atau lemak, ataupun
proses penguraian atau perombakan lemak di dalam tubuh.

Metabolisme lipid atau lemak dalam tubuh terjadi dalam hati / hepar.
Dilakukan oleh lipase yang terdapat pada getah usus dan getah pankreas,
dengan pH optimum 7,5 – 8 lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi
utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan
3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak
dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut
dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam
lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

262
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air,
maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan
monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul
berbentuk gelembung yang disebut kilomikron . Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava,
sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah


menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan
gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Sewaktu-
waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk
dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan
lipolisis . Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang
memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas.

Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tidak
tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur ini pun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi,
asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya
dapat disimpan sebagai trigliserida.

Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam
lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat,
hidroksibutirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan
keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang
dinamakan asidosis metabolik.

J. METABOLISME ASAM AMINO


Nama protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia Swedia, Berzelius.
Protein berasal dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan penyokong
yang pertama. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup.

263
Fungsi utamanya sebagai unsur pembentuk styruktur sel, misalnya dalam
rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain. Selain
itu dapat pula berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim yang berperan
sebagai katalisator segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim
yaitu hormon, hemoglobin, protein yang terikat pada gen, toksin, anti bodi atau
anti gen dan lain-lain.

Protein adalah rangkaian atau polimer dari sejumlah asam amino. Asam
amino adalah molekul organik kecil yang pada umumnya terbuat dari karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein dibuat dari suatu pool yang terdiri dari
20 asam amino yang berbeda. Ratusan atau ribuan asam amino dirangkai
dengan suatu urutan tertentu untuk membentuk rantai asam amino.

Fungsi protein tergantung pada struktur 3 dimensinya yang pada gilirannya


ditentukan oleh sekuen asam amino penyusun protein tersebut,jadi DNA
menetukan karateristik organisme karena DNA menentukan sekuen asama
amino dari semua protein yang ada pada organism.DNA mengandung sandi
genetic pada tiapasam amino yang ditampilkan dalam 3 pasang basa yang
disebut kodon.urutan kodon tersebut mencerminkan uritan asam amino yang
dirangkai menjadi protein. Metabolisme asam amino terdiri dari 4 bagian yaitu
:

1. Katabolisme asam amino


2. Transaminasi
Asam amino esensial tidak dapt dibuat oleh tubuh tetapi harus diperoleh
dari makanan sebaliknya asam amino nonesensial dapat dibuat oleh tubuh
sepanjang tersedia cukup nitrogen.dengan cara memindahkan gugus amino
dari suatu asama mino ke asam keto sehingga menghasilkan asam amino
baru dan satu asam keto.dengan cara ini sel hati dapat mensintesis berbagai
asam amino nonesensial.proses transminase membutuhkan koenzim NAD
(niasin) PLP (vitamin B ), THF(asam folat)dan vitamin B .
3. Deaminasi Oksidatif
Jika asam amino digunakan sebagai sumber energy untuk membentuk lemak
tubuh terlebih dahulu mengalami deaminasi yang menghasilkan asam keto
dan amoniak.amoniak merupakan basa yang bersifat racun jika berlebihan
dapat mengganggu keseimbangan asam basa.

K. Metabolisme Senyawa Anorganik

264
Senyawa anorganik seperti sufur, nitrat dan besi digunakkan prokariota
untuk berbagai hal (Sebagai sumber energi dan biosintesis). Pada dasarnya
metabolisme senyawa anorganik terdiri dari 3 jalur yaitu jalur asimilasi
(Biosintesis), jalur disimilasi (Sebagai aseptor elektron), dan jalur oksidatif
(Sebagai donor elektron).
Pada jalur asimilasi anorganik (Sulfur dan nitrogen) diinkonkorasikan ke
senyawa organik, sehingga menghasilkan senyawa organik bernitrogen atau
bersulfur. Pada jalur disimilasi senyawa anorganik digunakkan aseptor
elektron selain oksigen dalam respirasi anaerob. Terkadang terjadi kombinasi
antara asimilasi dengan disimilasi. Kombinasi tersebut biasanya terjadi pada
dua organisme yang berbeda pada ingkungan yang sama pada jalur oksidatif
senyawa anorgaanik dapat langsung dipakai sebagai donor elektron, karena
biasanya terdapat dehidrogenase yang langsung dapat menangkap proton dari
senyawa anorgaik, sehingga dapat dihasilkan energi. Orgaisme yang
memperoleh energi dengan cara demikian disebut kemolitotrof (Tjahjadi,
2007).

L. Rangkuman
1. Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang
berlangsung dalam sel mahluk hidup.
2. Metabolisme terdiri atas dua proses yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah penyusun zat kompleks dari zat yang lebih sederhana.
Sebaliknya, katabolisme adalah pemecahan zat kompleks menjadi zat yang
lebih sederhana disertai dengan pelepasan energi. Kedua proses
metabolisme tersebut merupakan reaksi enzimatis, artinya reaksi tersebut
melibatkan peranan enzim.
3. Enzim adalah suatu potein yang dihasilkan oleh sel hidup.enzim adalah
protein yang bekerja secara khusus , sebagai katalisator, dapat digunakan
berulang kali, rusak oleh panas tinggi, terpengaruh oleh ph, diperlukan
dalam jumlah sedikit dan dapat bekerja secara bolak balik. Enzim bekerja
dalam mengkatalisis reaksi kimia yang berlangsung didalam sel itu sendiri.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim yaitu suhu, derajat keasaman
(pH), konsentrasi subtrat, zat penghambat dan hasil akhir. Mekanisme kerja

265
enzim dapat dijelaskan dengan dua cara yaitu hipotesis gembok dan anak
kunci dan hipotesis kecocokan yang terinduksi.
5. Enzim dibedakan menjadi enam kelompok yaitu, oksidoreduktase,
trasferase, hidrolase, liase, isomerase dan ligase. Pengendalian
metabolisme seluler yang tepat yang pada akhirnya menyangkut
pengendalian kegiatan enzim. Pengendalian enzim dapat diatur melalui dua
cara yaitu pengendalian langsung (mekanisme katalitik itu sendiri
yangterjadi dengan mengubah konsentrasi subtratatau reaktan) dan
pengendalian genetis (melalui induksi dan represi enzim).
6. Bakteri dapat mengubah zat kimia dan energi radiasi kebentuk yang
berguna bagi kehidupannya melalui proses yang berguna bagi
kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan fotosintesis.
7. Dalam respirasi, molekul oksigen adalah penerima elektron utama,
sementara dalam fermentasi molekul bahan makanan biasanya pecah
menjadi dua bagian, dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh yang
lainnya.
8. Dalam fotosintesis, energi cahaya diubah menjadi energi kimia.
bagaimanapun, dalam semua jenis sel dan tanpa menghiraukan mekanisme
yang digunakan untuk mengekstrak energi, reaksi tersebut diiringi oleh
pembentukan Adenosine Triphosphate (ATP). Fotosintesis terjadi dua
tahapan yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang atau fosforilasi
reaksi ini terjadi di tilakoid dan reaksi gelap terjadi di dalam
stromokloroplas.
9. Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah
glukosa secara sempurna menjadi CO,HO dan mnghasilkan energi. Reaksi-
reaksi tersebut dibedakan menjadi tiga tahap yaitu glikolisis, siklus kreb dan
transfer elektron.

266
TES FORMATIF

PILIHAN GANDA

1. Metabolisme dibedakan menjadi dua berdasarkan kebutuhan energi dan


reaksinya,yaitu......
a. Respirasi aerobik dan respirasi anaerobik
b. Anabolisme dan katabolisme
c. Fotosintesis dan respirasi
d. Fotosintesis dan fermentasi
e. Kemosintesis dan fotosintesis
2. Berikut adalah contoh anabolisme, yakni . . . .
a. Glikolisis dan siklus Krebs
b. Siklus Krebs dan siklus Calvin
c. Respirasi aerobik dan respirasi anaerobik
d. Fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat
e. Fotosintesis dan kemosintesis
3. Keseluruhan enzim lengkap yang terdiri dari komponen protein dan
komponen non protein disebut.....
a. Apoenzim
b. Koenzim
c. kofaktor
d. holoenzim
e. Gugus prostetik
4. Bagian dari enzim yang merupakan komponen non protein berupa
molekul anorganik disebut....
a. Apoenzim
b. Koenzim
c. Kofaktor
d. Holoenzim
e. Gugus prostetik
5. Berikut yang merupakan salah satu sifat enzim adalah....
a. Enzim dapat menaikkan energi aktivasi
b. Enzim dapat berikatan dan dapat mengenal bermacam-macam
substrat
c. Enzim dapat menurunkan energi aktivasi
d. Enzim ikut bereaksi dan terlibat langsung dengan substrat untuk
membentuk senyawa produk
e. Enzim merupakan reaktan dalam reaksi kimia metabolisme

267
6. Pernyataan manakah di bawah ini yang benar ?
a. Amilum harus dijadikan glukosa dahulu sebelum direspirasi aerob
maupun anaerob.
b. O2 hanya diperlukan pada respirasi aerob, tetapi H2O terbentuk baik
pada respirasi aerob maupun anaerob
c. Jumlah makanan yang sama yang direspirasi aerob maupun anaerob,
akan menghasilkan jumlah energi yang sama pula.
d. CO2 dan H2O terbentuk baik pada respirasi aerob maupun anaerob.
e. Respirasi anaerob hanya berlangsung pada substratnya dan respirasi
aerob berlangsung pada sel
7. Pada fotosintesis non siklik terjadi pemecahan molekul air yang
membebas kan oksigen dan hydrogen yang diikat olh molekul
akseptor. Berikut ini manakah yang merupakan akseptor hydrogen pada
peristiwa diatas ?
a. Flavin Adenin Dinukleotida ( FAD )
b. Nikotiamin Adenin Dinukleotida ( NAD )
c. Nikotiamin Adenin Dinukleotida Phospat ( NADP )
d. Asam phospoenolpiruvat (PEP)
e. Ribulose diphospat (RDP)
8. Sebelum masuk ke siklus asam sitrat, Asam piruvat yang diproduksi pada
glikolisis pertama kali akan dikonversi menjadi :
a. Koenzim A
b. Asetil Koenzim A
c. Oksiasi piruvat
d. Sitrat
e. Etanol
9. Enzim yang berperan pertama kali dalam tahapan glikolisis adalah . . . .
a. Heksokinase
b. Aldolase
c. Isomerase
d. Fosfofruktokinase
e. Triosafosfat dehidrogenase
10. Jumlah energi total hasil respirasi aerobik dari 2 molekul glukosa adalah . .
..
a. 38 ATP
b. 76 ATP
c. 16 ATP

268
d. 4 ATP
e. 28 ATP
11. Tempat terjadinya reaksi terang adalah . . .
a. Grana
b. Membran luar
c. Membran dalam
d. Stroma
e. Tilakoid
12. Reaksi siklus Kreb terjadi di dalam….
a. Mitokondria
b. Sitoplasma
c. Membrane sel
d. Bagian dalam membrane mitokondria
e. Matriks mitokondria
13. Di bawah ini faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, kecuali...
a. Suhu
b. pH
c. Inhibitor
d. Konsentrasi Substrat
e. Kelembapan
14. Reaksi yang memanfaatkan energi untuk membangun molekul kompleks
dari molekul yang lebih sederhana disebut….
a. Katabolisme d. Oksidasi
b. Anabolisme e. Reaksi Kimia
15. Proses pengikatan oksigen pada respirasi dipengaruhi oleh enzim ... .
a. Heksokinase d. Sitokrom
b. Piruvat Kinase e. Oksidase
c. Asetil Koa
16. Bagian enzim yang berupa protein, yaitu ….
a. Gugus Prostetik d. Apoenzim
b. Holoenzim e. Enzim
c. Kofaktor
17. Dalam peristiwa siklus Calvin-Benson terjadi pengikatan CO2 oleh
senyawa ….
a. Asam Fosfogliserat (PGA)
b. Ribulosa Bifosfat (RuBP)
c. Fosfogliseraldehid (PGAL)

269
d. ATP
e. NADPH
18. Metabolisme sel dilaksanakan dengan bantuan enzim yang dihasilkan
oleh bagian sel tertentu. Organel yang mengandung enzim sel
pencernaan adalah.....
a. Nukleus
b. Mitokondria
c. Lisosom
d. Badan mikro
e. Kloroplas
19. Daging yang dibekukan di dalam lemari es tidak membusuk. Kejadian ini
dapat dijelaskan sebagai ….
a. Daging tersebut tidak mengalami metabolisme
b. Di dalam lemari es tidak berlangsung respirasi aerobic
c. Pada suhu rendah enzim mikroorganisme pembusuk tidak bekerja
d. Di dalam lemari es tidak ada cahaya
e. Di dalam lemari es tidak ada O2
20. Perhatikan pernyataan berikut.
1) Penamaan protein, lemak, dan karbohidrat
2) Pengangkutan sari-sari makanan oleh lemak
3) Respirasi sel
4) Pengangkutan hormon oleh darah
5) fotosintesis pada tumbuhan
Contoh dari metabolisme adalah ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 1, 3, dan 5
d. 2, 4, dan 5
e. 2, 3, dan 4
21. Siklus Krebs menghasilkan molekul-molekul ….
a. H2O, NADH, dan FADH
b. CO2, NAD, dan FAD
c. H2O, NAD, dan FAD
d. CO2, NADH, dan FADH
e. CO2, NADH, dan FAD
22. Inhibitor kompetitif dalam enzim mempunyai sifat....
a. Berikatan lemah dengan enzim pada sisi aktifnya
b. Irreversibel

270
c. Merupakan zat yang mempercepat reaksi enzimatis
d. Salah satu contohnya adalah pestisida DDT
e. Strukturnya sangat berbeda dengan substrat
23. Macam-macam senyawa atau unsur yang memengaruhi kerja enzim,
antara lain:
1) DDT
2) Mg2+
3) Paration
4) Antibiotik
5) Penisilin
6) Asam malonat
Yang merupakan inhibitor kompetitif adalah . . . .
a. 1 dan 2
b. 3, 4, dan 5
c. 1 dan 6
d. 1
e. 6
24. Tahapan respirasi aerobik berturut-turut
adalah . . . .
a. Dekarboksilasi Oksidatif, Glikolisis, Siklus Krebs, dan STE
b. Glikolisis, Siklus Krebs, Dekarboksilasi Oksidatif, dan STE
c. Glikolisis, Dekarboksilasi Oksidatif Dan Siklus Krebs, serta STE
d. Dekarboksilasi Oksidatif, Siklus Krebs, Glikolisis, dan STE
e. STE, Dekarboksilasi Oksidatif, Glikolisis, Dan Siklus Krebs
25. Energi yang dihasilkan dari proses metabolisme mikroba adalah
a. Biosintesis
b. Nutrisi
c. Perkembangbiakan
d. Oksidasi

URAIAN
1. Metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu....
2. CO2, NADH, dan FADH merupakan hasil dari proses katabolisme tahap...
3. fotosintesis dan kemosintesis merupakan contoh dari proses...
4. Enzim yang berperan pertama kali dalam tahapan glikolisis adalah . . . .
5. Bagian dari enzim yang merupakan komponen non protein berupa
molekul anorganik disebut....

271
6. Suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon
dioksida disebut...
7. Orang pertama yang menemukan jalur glikolisis yang banyak di temukan
pada bakteri...
8. Tahap pertama pada proses katabolisme adalah...
9. Energi yang dihasilkan dari proses metabolisme mikroba adalah...
10. Seacara umumum kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan
adalah...
11. Salah satu hal yang terjadi pada proses kehidupan adalah penyusunan
senyawa yang sederhana menjadi lebih kompleks. Proses penyusunan
tersebut dinamakan...
12. Respirasi aerob terjadi melalui beberapa tahap. Sebelum memasuki siklus
Krebs, asam piruvat terlebih dahulu membentuk ..
13. Reaksi yang memanfaatkan energi untuk membangun molekul kompleks
dari molekul yang lebih sederhana disebut….
14. Proses pengikatan oksigen pada respirasi dipengaruhi oleh enzim ... .
15. Bagian enzim yang berupa protein, yaitu ….
16. Lemak dapat disintesis dari karbohidrat melalui asetil KoA dan gliserol
yang berasal dari ...
17. Apabila glukosa/heksosa habis, maka dalam tubuh akan mengambil ...
sebagai bahan pengganti substrat dalam katabolisme.
18. Glikolisis menghasilkan energi sebanyak ….
19. Respirasi menghasilkan produk berupa ….
20. Suatu enzim yang terdapat dalam hati dengan konsentrasi yang tinggi,
bekerja pada peroksida air dengan menghasilkan air dan oksigen adalah
enzim ... .

ISIAN

1. Sebutkan fakktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim!


2. Jelaskan fungsi enzim dan teori mengenai cara kerja enzim!
3. Apa yang dimaksud dengan kemosintesis?
4. Jelaskan keterkaitan antara metabolisme lemak, karbohidrat, dan
protein!
5. Sebutkan tahap respirasi sel secara aerob!

272
DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi. 2011. Metabolisme Mikroba (Mengenal Diversitas Metabolisme Pada


Mikroorganisme. Di posting di
http://library.file.upi.edu/kuliah_metabolisme (diakses 4 Juni 2016

Nunuk, Primiani. 2003. Metabolisme bakteri. Diposting di


http://library.usu.ac.id/download fpmipa/biologi-nunuk1.pdf(diakses
13 mei 2013)

Tjajadi urwoko.2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta: Bumi Aksara

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga: Jakarta.

273
BAB 9
KEGUNAAN MIKROBIOLOGI

Kompetensi dasar
Mahasiswa akan dapat menjelaskan penerapan mikrobiologi dalam bidang
fermentasi, protein sel tunggal, biosensor, pengendalian hayati, biomoning,
biodegradasi dan bioremediasi

Indikator
Mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat mengetahui peran mikroba dalam proses fermentasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui peran mikroba dalam protein sel tunggal
3. Mahasiswa dapat mengetahui peran mikroba dalam biosensor
4. Mahasiswa dapat mengetahui peran mikroba dalam pengendalian hayati
5. Mahasiswa dapat mengetahui peran mikroba dalam Biomining.
6. Mahasiswa dapat mengetahui peran mikroba dalam Biodegradasi
7. Mahasiswa dapat mengetahui peran mikroba dalam Bioremediasi

Gambaran Umum materi


Mikrobiologi berkembang seiring dengan kebutuhan dan masalah yang ada di
alam ini. Masalah yang dimaksud di antaranya masalah pangan, lingkungan, dan
juga penyakit yang akhirnya menghasilkan teknik baru untuk memanipulasi
mikroorganisme yang ada guna memenuhi kepentingan hidup manusia, dan
dikenal dengan bioteknologi. Pengertian bioteknologi yang lebih lengkap adalah
pemanfaatan prinsip-prinsip dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem, atau
proses biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi organisme
maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Dalam
hal produk misalnya, mikroorganisme menghasilkan berbagai macam zat seperti
vitamin, asam organik, membantu manusia membuat berbagai macam minuman
seperti alkohol, anggur, berbagai macam makanan seperi kecap, tauco, oncom,
tempe, terasi, pindang, dan sebagainya. Dalam hal jasa, mikroorganisme dapat
membantu manusia untuk menganalisis kandungan suatu bahan tertentu
(bioassay), membantu manusia dalam hal menambang logam-logam tertentu

274
(biomining). Terakhir di dalam rekayasa genetika, jasa mikroorganisme seperti
virus amat dibutuhkan untuk memindahkan potongan DNA dari suatu sel ke sel
yang lain. Mikroorganisme dapat juga menjadi musuh manusia, karena kerugian
yang ditimbulkannya. Kerugian yang dimaksud seperti timbulnya penyakit pada
manusia, hewan ternak, dan tanaman budidaya. Mikroorganisme juga dapat
menyebabkan kerusakan pada bahan pangan dan menimbulkan keracunan.
Banyak mikroorganisme yang menghasilkan racun berbahaya bagi manusia.

Relevansi Terhadap Bidang Kerja


Penguasaan terhadap materi ini diharapkan mahasiswa sebagai calon
pendidik mampu memiliki pengetahuan yang lebih tentang peran mikroba dalam
berbagai aspek baik ekonomi maupun kesehatan untuk nantinya sebagi bekal ilmu
untuk di transfer kepada peserta didik. Selain sebagai pengetahuan untuk calon
pendidik, penguasaan materi tentang kegunaan mikroba ini dapat dijadikan
sebagai pengethuan dasar untuk calon analis pangan, kesehatan, lingkungan,
pertanian, pertambangan dan sebagainya.

275
Keberadaan mikroorganisme di alam ini, ada yang menguntungkan namun ada
juga yang merugikan kehidupan manusia. Berikut ini diberikan beberapa contoh
terapan mikrobiologi yang menguntungkan dalam kehidupan manusia.

A. Fermentasi
Mikroorganisme memiliki kemampuan mengubah nilai gizi makanan
atau minuman. Proses fermentasi merupakan perubahan enzimatik substrat
secara anaerob, dari senyawa organik menjadi produk organik yang lebih
sederhana. Aktivitas mikroorganisme dalam fermentasi antara lain mampu
mengubah ampas tahu atau kacang kedelai menjadi oncom, mampu
mengubah kacang kedelai menjadi tempe atau kecap, mengubah buah
anggur menjadi minuman anggur, dan mengubah ketan hitam atau putih
menjadi arak hitam atau putih.
Pada proses fermentasi mikroorganisme menyebabkan perubahan
senyawa-senyawa kompleks pada makanan atau minuman menjadi senyawa
lebih sederhana dan mampu meningkatkan cita rasa dan aroma makanan
atau minuman. Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh mikroorganisme
seperti Neurospora dengan enzim yang dikandungnya.
Neurospora mengeluarkan enzim amilase, lipase, dan protease yang
aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga menguraikan bahan-bahan
dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa. Fermentasi pada
pembuatan oncom menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai
ester yang beraroma sedap.
Contoh proses fermentasi lainnya terjadi pada beberapa proses berikut.
a. Kedelai diubah menjadi tempe. Tempe memiliki nilai lebih tinggi daripada
kedelai karena lebih mudah dicerna, dan dapat dimanipulasi menjadi
banyak jenis makanan dibandingkan kedelai.
b. Ikan dan udang yang membusuk, setelah difermentasi menjadi terasi oleh
mikroorganisme, dapat dimanfaatkan kembali untuk bahan makanan.
c. Glukosa melalui fermentasi secara sinergisme, dapat dihasilkan beragam
produk menggunakan jasa mikroorganisme. Sinergis itu terjadi pada proses
perubahan tepung menjadi glukosa, kemudian glukosa diubah menjadi
alkohol, asam cuka, dan selanjutnya menjadi metana. Gas yang terakhir ini
dikenal dengan nama biogas.
Pada proses tersebut di atas terlibat beberapa mikroorganisme
seperti Aspergillus (jamur/kapang), Saccharomyces (jamur/khamir),
Acetobacter (bakteri), dan Methanobacterium (bakteri). Contoh lain
pemanfaatan jasa mikroorganisme ini ialah pada proses hidrolisis pati dengan
menggunakan mikroorganisme Bacillus subtilis yang memiliki enzim amilase
dan Aspergillus niger yang memiliki enzim amiloglukosidase, fermentasi susu
dan turunannya menggunakan jasa Streptococcus dan Lactobacillus.
Beberapa contoh produk fermentasi, bahan baku, dan

276
mikroorganisme pelaku ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Daftar Makanan Hasil Fermentasi


Nama makanan/ Bahan baku Mikrobia Pelaku
minuman
Keju Susu Lactobacillus
Yoghurt Susu Streptoccoccus/Lactobacillus
Acar Mentimun Pediococcus
Sake Padi Aspergillus oryzae
Saccharomyces sake
Bir Gandum Saccharomyces sp.
Saus kedelai Biji kedelai Aspergillus
Vinegar Etanol anggur Acetobacter
Anggur (wine) Buah anggur Saccharomyces
Roti Tepung terigu Saccharomyces
Tempe Kedelai Rhizopus oligosporus
Tempe bongkrek Ampas kelapa + kedelai R. oligosporus
Oncom Ampas kacang tanah R. stolonifer
Kecap Kedelai hitam Neurospora crassa
Tauco Kedelai A. wendtii
Pindang Makassar Ikan laut R. oligosporus
Terasi Ikan + tepung Lactobacillus
Pindang Garut Ikan air tawar Lactobacillus
Petis Ikan/udang Lactobacillus
Asinan Sayur/buah Lactobacillus

Contoh fermentasi lainnya adalah pembuatan kefir. Kefir merupakan


produk susu yang berasa asam, alkoholik, dan karbonat. Di Rusia, kefir
merupakan minuman populer yang diproduksi dan diperdagangkan dalam
jumlah besar. Butiran bibit kefir yang dibutuhkan untuk membuat susu kefir
banyak dijual di toko-toko makanan. Para ibu rumah tangga biasanya
membuat kefir untuk keluarganya. Kefir juga dapat diproduksi di Eropa Barat
dan Amerika Serikat. Pembuatan kefir merupakan salah satu cara yang murah
untuk mengawetkan susu. Metode pembuatannya pun cukup sederhana
sehingga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Kefir dibuat dari susu
dan butiran bibit kefir. Bahan susu dapat diambil dari susu kambing, domba,
atau sapi. Bibit kefir dapat dibeli atau diperoleh dari "sisa" kefir sebelumnya.
Apabila disimpan secara benar, bibit kefir dapat digunakan kembali untuk
beberapa kali tanpa batas.
Susu bahan kefir mula-mula dipasteurisasi (dipanaskan pada suhu
85oC selama 30 menit) dan didinginkan dalam wadah berbahan gelas hingga
mencapai suhu kamar (18-25oC). Kemudian ditambahkan butiran bibit kefir

277
sebanyak 5-6% (50-60 g bibit kefir untuk 1 liter susu). Campuran susu dan bibit
kefir diinkubasi dengan cara didiamkan pada suhu kamar selama 24-48 jam,
sampai terjadi penggumpalan sempurna. Selanjutnya, kefir disaring untuk
memisahkan butiran kefir yang dapat digunakan untuk pembuatan kefir
berikutnya. Susu kefir hasil saringan dapat ditingkatkan cita rasanya (flavor)
dengan menginkubasikan kembali selama 24 jam pada suhu kamar atau akan
lebih baik kalau disimpan dalam lemari es pada suhu 8oC selama 24 jam. Susu
kefir dapat disimpan pada suhu tersebut minimal selama satu minggu.
Bibit kefir terdiri atas granula (butiran) yang berukuran kira-kira
sebesar biji gandum sampai biji kenari. Butiran itu tumbuh dari ukuran sangat
kecil dan akan terus tumbuh selama inkubasi. Sebanyak 50 g butiran kefir
basah dapat tumbuh menjadi dua kali lipat dalam 7-10 hari jika dipindahkan
ke dalam 500 ml susu segar dalam waktu enam minggu. Cara untuk
menumbuhkan bibit kefir dapat digunakan susu penuh, susu skim, atau whei
susu yang telah dinetralkan.
Butiran-butiran bibit kefir terdiri atas mikroorganisme yang dikelilingi
oleh matriks berbentuk lendir, Matriks tersebut terdiri atas gula polisakarida
yang disebut kefiran (ini diproduksi oleh bakteri tertentu). Bibit kefir juga
terdiri atas campuran berbagai bakteri dan khamir (ragi) yang masing-masing
mikroorganisme tersebut berperan dalam pembentukan cita rasa dan
struktur kefir.
Beberapa spesies yang terdapat dalam bibit kefir di antaranya
Lactococcus lactis, Lactobacillus acidophilus, L. kefir, L. kefirgranum, dan L.
parakefir yang berfungsi dalam pembentukan asam laktat dari laktosa. L.
kefiranofaciens sebagai pembentuk lendir (matriks butiran kefir),
Leuconostoc sp. membentuk diasetil dari sitrat, dan Candida kefir pembentuk
etanol dan karbondioksida dari laktosa. Selain itu juga ditemukan L. brevis dan
khamir (Torulopsis holmii dan Saccharomyces delbrueckii). Bibit kefir tidak
dapat dikeringkan dengan pemanasan karena sebagian mikroorganisme di
dalamnya akan mati. Bibit kefir masih aktif jika diawetkan dengan cara
pengeringan beku (freeze drying). Cara terbaik menyimpan bibit kefir adalah
dengan memindahkan bibit kefir lama ke dalam susu yang dipasteurisasi
secara berkala, kemudian diinkubasi semalam dan disimpan dalam lemari es
bersuhu 4-7oC. Dalam kondisi seperti ini bibit kefir tetap aktif selama kurang
lebih sebulan.
Selama proses fermentasi terjadi perubahan biokimia dari substrat
akibat aktivitas bakteri asam laktat heterofermentasi dan khamir alkoholik.
Keasaman kefir meningkat dari 0,85% menjadi 1,0% (dihitung sebagai asam
laktat) dan pH menurun sampai di bawah 3,0. Selain itu, terbentuk karbon
dioksida sehingga produk mempunyai rasa karbonat. Perubahan itu
membentuk cita rasa kefir seperti yang diinginkan. Selama fermentasi
terbentuk polimer yang terdiri atas unit-unit gula (galaktosa dan glukosa)
dalam jumlah sama yang disebut kefiran. Kefiran berjumlah sekitar 25% dari

278
berat kering butiran kefir dan disintesis bersama sel mikroorganisme baru.
Selama fermentasi juga terbentuk senyawa asetoin dan diasetil.
Kandungan gizi kefir hampir sama dengan gizi susu bahan kefir.
Kelebihan gizi kefir dibandingkan dengan susu segar adalah karena asam yang
terbentuk dapat memperpanjang masa simpan, mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk sehingga mencegah kerusakan susu, dan
mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen sehingga meningkatkan
keamanan produk kefir.
Bakteri asam laktat dalam kefir mempunyai berbagai manfaat untuk
kesehatan. Di antaranya sebagai probiotik yang mampu menekan
pertumbuhan bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan, karena bakteri
asam laktat memproduksi senyawa antimikroorganisme, antara lain
bakteriosin, hidrogen peroksida, dan berbagai antibiotik. Bakteri asam laktat
membentuk koloni dan menciptakan lingkungan dalam saluran pencernaan
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogen
yang masuk ke tubuh, dengan demikian mampu mencegah diare yang
disebabkan bakteri patogen.
Bakteri asam laktat juga dapat mencegah infeksi saluran urine,
mengurangi risiko timbulnya kanker atau tumor pada saluran pencernaan dan
organ lain, menurunkan kadar kolesterol serum darah, mengurangi risiko
penyakit jantung koroner, merangsang terbentuknya sistem imun,
membantu penderita lactose intolerance dalam mengonsumsi susu, dan
memperlancar buang air besar. Oleh karena bermanfaat untuk kesehatan,
kefir digolongkan dalam minuman fungsional.
Dasar ilmiah atas dugaan bahwa mengonsumsi produk fermentasi
susu yang mengandung bakteri asam laktat mampu menurunkan kadar
kolesterol serum darah sehingga menurunkan risiko penyakit jantung
koroner, belum terbukti secara ilmiah. Namun begitu, terdapat beberapa
penelitian yang memperkuat dugaan tersebut, yaitu:
1) Beberapa galur (strain) bakteri asam laktat mampu melakukan
metabolisme kolesterol dari makanan dalam usus halus sehingga tidak
diserap tubuh.
2) Beberapa galur bakteri asam laktat mampu melakukan dekonyugasi
garam bila dalam usus halus untuk mencegah absorpsi kembali oleh tubuh
sehingga merangsang hati untuk mensintesis lebih banyak garam bila dari
kolesterol serum. Dua hal tersebut dapat menurunkan kadar kolesterol
serum.
Selain itu beberapa penelitian juga membuktikan bahwa
mengonsumsi produk fermentasi susu yang mengandung bakteri asam laktat
dapat menurunkan risiko timbulnya kanker atau tumor dalam saluran
pencernaan. Sebab, bakteri asam laktat yang hidup dalam produk fermentasi
susu menekan pertumbuhan bakteri lain di dalam saluran pencernaan.
Sementara bakteri yang tidak diinginkan dalam saluran pencernaan

279
memproduksi beberapa enzim tertentu, misalnya betaglukuronidase dan
azoreduktase yang dapat mengubah senyawa prokarsinogen dalam makanan
menjadi karsinogen (misalnya nitrit menjadi nitrosamin), yaitu senyawa
penyebab kanker. Kontrol terhadap pertumbuhan bakteri yang tidak
diinginkan dapat menurunkan pembentukan karsinogen sehingga
mengurangi risiko kanker kolon (usus besar). Bakteri asam laktat juga
merangsang pergerakan isi saluran pencernaan sehingga menurunkan
konsentrasi prokarsinogen dan karsinogen dalam saluran pencernaan.
Lactose-intolerance atau ketidakmampuan mencerna laktosa itu
terjadi karena seseorang tidak dapat memproduksi enzim beta-galaktosidase
oleh sel epitel usus halus akibat kelainan genetik. Jika orang tersebut
mengonsumsi susu, laktosa dalam usus halus tidak dapat dicerna menjadi
galaktosa dan glukosa sebelum diangkut ke dalam tubuh untuk metabolisme
lebih lanjut. Molekul laktosa yang tidak dapat diserap tubuh kemudian masuk
ke dalam usus besar dan dihidrolisis oleh bakteri yang memproduksi beta-
galaktosidase. Galaktosa dan glukosa yang terbentuk akan dimetabolisme
oleh bakteri homofermentatif dan heterofermentatif yang menghasilkan
asam dan sejumlah gas di dalam usus besar sehingga orang tersebut akan
menderita diare, kembung, dan sakit perut.
Produk fermentasi susu sangat baik bagi penderita lactose-intolerance
karena sebagian besar laktosa sudah dipecah oleh bakteri asam laktat
sehingga kandungan laktosanya rendah. Selain itu bibit (starter) kefir juga
merupakan sumber enzim beta-galaktosidase untuk memecah laktosa dalam
susu.

B. Protein Sel Tunggal


Protein sel tunggal adalah pemanfaatan mikroorganisme seperti
bakteri, jamur, dan algae untuk memenuhi kebutuhan protein manusia.
Protein sel tunggal ini dikembangkan karena melihat sifat mikroorganisme
yang mampu melakukan reproduksi jauh lebih cepat daripada hewan dan
tumbuhan. Bakteri mampu berbiak hanya dalam waktu kurang dari 1 jam
pada kondisi yang optimum. Waktu generasi ragi 1-3 jam, algae 2-6 jam,
sementara yang agak lama ialah kapang 4-12 jam. Keunggulan tersebut dan
ditambah dengan kenyataan bahwa sel-sel mikroorganisme umumnya kaya
akan protein yaitu kurang lebih 80%-nya menyebabkan dapat diproduksi
protein sel tunggal.
Bertolak dari dua pokok pikiran tersebut, maka kemampuan
mikroorganisme untuk menghasilkan protein jauh lebih cepat daripada
organisme yang manapun. Sebagai bahan perbandingan: 500 kg sapi mampu
menghasilkan protein hanya berjumlah 1 kg/hari, 500 kg tanaman kedelai
hanya mampu menghasilkan protein 40 kg per hari. Sementara itu, 500 kg ragi
mampu menghasilkan 50 ton protein per hari (McKane, 1996).
Produksi protein yang demikian cepat dan kandungan asam amino

280
esensial yang lengkap dari organisme yang digunakan sebagai protein sel
tunggal (PST) mempunyai nilai komparatif lebih baik dari pada protein yang
dihasilkan oleh tumbuhan yang cenderung terjadi defisiensi asam amino lisin.
Alasan penting lainnya adalah bahwa protein sel tunggal dapat diproduksi
dengan biaya murah dengan bahan baku yang amat berlimpah di Indonesia.
Bahan baku protein sel tunggal dapat berasal dari berbagai limbah,
limbah pabrik kulit, limbah pabrik kertas, minyak bumi, dan sebagainya. Pada
proses pembuatan protein sel tunggal, mikroorganisme potensial dibiakkan
di dalam substrat yang terbuat dari berbagai macam limbah tadi. Di Indonesia
pernah dicoba pembuatan PST dengan menggunakan bahan baku minyak
bumi, tepung tapioka, molase, sulfit (limbah pabrik kertas), dan sebagainya.
Minyak bumi merupakan bahan baku yang pertama dan paling efisien di
dalam pembuatan PST. Namun minyak bumi juga sangat diperlukan sebagai
bahan bakar, sehingga tidak populer. Indonesia sebagai negara agraris amat
kaya dengan bahan baku lain.
Tidak semua mikroorganisme dapat digunakan dalam proses
pembuatan PST, beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi, antara lain:
a. Selama proses tidak menghasilkan racun.
b. Tidak memerlukan persyaratan hidup yang rumit.
c. Cepat tumbuh dan berbiak.
d. Mudah dipanen.

Beberapa mikroba yang memiliki potensial dalam produksi PST antara


lain dari kelompok bakteri: Bacillus, Hydrogenomonas, Methanomonas,
Pseudomonas, kelompok ragi: Candida, Rhodotularia, Endomycopsis,
Saccharomyces, kelompok jamur: Pleurotus, Agaricus, Lentinus, dan
kelompok mikroalgae: Chlorella, Scenedesmus, Spirulina. Chorella, selain
sebagai bahan baku produksi PST, juga merupakan bahan makanan tambahan
untuk manusia yang banyak dipasarkan pada saat sekarang yang dijual dalam
bentuk kemasan kaleng. Demikian pula dengan Spirulina. Diagram proses
produksi PST disajikan dalam Gambar 1.9 berikut.

Gambar 1.9.
Diagram Umum Proses/Tahapan Produksi SCP (Single Call Protein)

281
C. Biosensor
Biosensor ialah alat yang mengandung materi biologi (organisme
hidup atau produk sel) dan memiliki kemampuan merespon terhadap zat
kimia spesifik. Respon inilah yang dihubungkan dengan sistem sensor dan
dipantau melalui instrumen elektrik yang dapat dibaca. Biosensor banyak
digunakan di bidang pemantauan lingkungan dan kesehatan, sebagai contoh:
racun metabolik yang terdapat di dalam air dapat dideteksi dengan mengukur
intensitas cahaya yang dihasilkan oleh sel-sel bakteri pada peristiwa
luminisens.
Bakteri Photobacterium phosphoreum dapat menghasilkan cahaya
bila tersedia ATP. Oleh karena itu senyawa yang menghambat metabolisme
(yang berarti juga menghambat pembentukan ATP) akan mereduksi
kemampuan sel untuk menghasilkan cahaya, dengan detektor cahaya dapat
dibaca intensitas cahaya yang dihasilkan, yang kemudian diterjemahkan ke
dalam ada atau tidak adanya senyawa racun metabolik tadi.
Penggunaan lain dari biosensor ialah untuk mengukur kadar glukosa
di dalam darah. Alat ini terdiri atas reseptor glukosa. Bila reseptor glukosa ini
ditetesi dengan sampel darah yang akan diukur maka akan mengikat glukosa
yang terdapat di dalam darah tersebut. Berapa banyak molekul glukosa yang
berikatan dengan reseptor glukosa ini menunjukkan kadar glukosa darah dan
dapat dibaca pada skala yang tersedia pada alat tersebut.

D. Pengendalian Hayati
Pengendalian hayati menawarkan pilihan atau tambahan yang atraktif
terhadap penggunaan metode konvensional untuk mengendalikan penyakit
tanaman. Agensia pengendali hayati mikroorganisme lebih disukai karena
kurang merugikan terhadap lingkungan tetapi kinerja aksinya lebih rumit
sehingga membuat agensia tidak mudah mengembangkan ketahanannya.
Keberhasilan dan kegagalan pengendalian hayati di dalam
mengendali-kan patogen tanaman sangat tergantung pada mekanisme yang
dipunyai agensia pengendali hayati. Setiap mikroorganisme antagonis
mempunyai mekanisme tersendiri, dan dapat mempunyai lebih dari satu
mekanisme penghambatan. Mekanisme penghambatan suatu agensia
pengendali hayati untuk jamur antagonis berbeda dengan bakteri antagonis,
juga dengan lainnya. Mekanisme utama dapat berupa parasitisme langsung
(misalnya mikoparasitisme, infeksi bakteriofag) dan persaingan nutrisi atau
antibiosis. Persaingan nutrisi memegang peran utama pada hampir semua
agensia pengendali hayati. Di samping persaingan akan nutrisi, juga
persaingan ruang hidup. Nutrisi dapat memengaruhi produksi antibiotika, dan
nutrisi itu sendiri dipengaruhi oleh ketersediaan air. Antarjamur antagonis
dapat menunjukkan mekanisme penghambatan yang berbeda (Tabel 1.3).

282
Tabel 1.3. Beberapa Contoh Mekanisme Penekanan Penyakit oleh Agensia
Pengendali Hayati
Mekanisme Agensia Penyakit (patogen) Inang
pengendali hayati
Pseudomonas Rebah semai kapri,
Persaingan putida (Pythium ultimum) kedelai
Erwinia herbicola Kerusakan suhu beku
(Pseudomonas syringae, jagung
Erwinia herbicola)
Pseudomonas Kerusakan suhu beku jagung,
syringae (Pseudomonas syringae) buncis
Pseudomonas Rebah semai kapas
fluorescens (Pythium ultimum)
Pseudomonas Layu Fusarium anyelir
putida (Fusarium oxysporum)
Pseudomonas Rebah semai tomat
aeruginosa (Pythium splendans)
Parasitisme/ Enterobacter Rebah semai mentimun
Predasi cloacea (Pythium ultimum)
Serratia Layu kapri
marcescens (Fusarium oxysporum f.sp.pisi) kapri
Escherichia coli Busuk akar Rhizoctonia Buncis
Pseudomonas spp. (Rhizoctonia solani)
(rekombinan Busuk akar Sclerotium buncis
penghasil kitinase) (Sclerotium rolfsii) lobak
Layu lobak (Fusarium
Oxysporum f.sp. redolens)
ISR Pseudomonas spp. Layu Fusarium Anyelir
Pseudomonas (Fusarium oxysporum
fluorescens f.sp. dianthi)

Hawar halo
(Pseudomonas syringae) buncis

Mekanisme adalah menggunakan ekspresi gen dari mutan untuk


fungsi pengendalian hayati. Dasar biokimia untuk ekspresi gen (misalnya
hilangnya produksi antibiotika atau siderofor) dapat ditentukan. Akhirnya,
fungsi dapat dibuat melalui teknik pelengkapan gen, bersamaan dengan
pemulihan keaktifan pengendalian hayati. Syarat percobaan yang teruji untuk
melibatkan mekanisme tertentu dalam pengendalian hayati telah diformula.
Postulat pelibatan mekanisme dalam pengendalian hayati
mikroorganisme (Handelsman & Parke, 1989 dalam Andrews, 1990) sebagai
berikut.
a. Mekanisme (persaingan, mikoparasitisme, atau lainnya) yang dipertali-

283
kan dengan strain efektif sebagai agensia pengendali hayati.
b. Mekanisme yang dipertalikan dengan pengaruh langsung (daya hidup,
pertumbuhan.
c. Kehilangan mekanisme dalam mutan yang dipertalikan dengan
kehilangan keefektifan relatif pada jenis liar.
d. Pemulihan mekanisme yang dipertalikan dengan pemulihan keefektifan.
e. Ketoleranan patogen (mutan) terhadap mekanisme yang dipertalikan
dengan pengimbasan penyakit yang tidak dirintangi dalam keberadaan
agensia pengendali hayati.
f. Kerentanan patogen (mutan) yang dipulihkan terhadap mekanisme yang
dipertalikan dengan kehilangan kemampuan menyebabkan penyakit
dalam keberadaan agensia pengendali hayati.

Mikroorganisme lain yang digunakan dan telah banyak dipasarkan


secara luas di seluruh dunia dalam bentuk kaleng dengan merek “DOOM”,
dengan mikroorganisme yang dikandungnya ialah Bacillus thuringiensis.
Bakteri tersebut mampu menghasilkan spora berupa kristal racun yang
disebut racun botulinin. Setiap strain bakteri ini mampu menghasilkan racun
spesifik untuk serangga tertentu.
Bakteri atau racun yang sudah dimurnikan, kemudian dikeringkan dan
disemprotkan pada tanaman. Apabila termakan oleh ulat atau larva serangga
hama akan menyebabkan kerusakan pada alat percernaan makanannya.
Kelemahan dari racun ini ialah cepat hilang bila disemprotkan, karena
mengalami deteriorasi di lapangan. Cara untuk mengatasi hal ini maka
pestisida ini dikemas dalam bentuk sel mati.
Beberapa istilah seperti bioassay, biomining, bioremediasi,
biodegradasi, dan seterusnya. Istilah-istilah tersebut erat kaitannya dengan
peranan mikroorganisme menguntungkan, dan dalam proses-proses itu jasa
mikroorganisme dimanfaatkan oleh manusia. Pada bioassay, mikroorganisme
dimanfaatkan untuk menganalisis kandungan zat tertentu yang terdapat di
dalam suatu bahan. Teknologi berkembang berkat kemampuan orang untuk
melihat adanya perubahan “tingkah laku” mikroorganisme karena adanya
suatu zat tertentu, sebagai contoh Aspergillus niger yang memiliki spora
berwarna hitam, dan akan berubah warna menjadi abu-abu bila di dalam zat
di mana mikroorganisme tersebut ditumbuhkan tidak mengandung tembaga.
Atas dasar pengetahuan tersebut orang dapat memanfaatkan Aspergillus
niger ini untuk mengetahui apakah tembaga terdapat di dalam bahan
tertentu dengan melihat perubahan warna spora jamur tadi.

E. Biomining
Istilah biomining ditujukan pada proses pemanfaatan jasa
mikroorganisme untuk menambang logam tertentu dari bijihnya.
Penambangan melalui pemanfaatan mikroorganisme ini sangat baik

284
dilakukan terutama bila kadar logam yang ditambang itu berkualitas rendah
sehingga tidak ekonomis jika ditambang dengan cara-cara biasa. Di Amerika
Serikat ternyata 10% kebutuhan tembaga negara itu dipasok melalui proses
biomining ini.

F. Biodegradasi
Istilah ini lebih ditujukan kepada proses penguraian bahan-bahan oleh
aktivitas mikroorganisme. Contoh penguraian sisa-sisa hewan dan tumbuhan
oleh mikroorganisme sedemikian rupa sehingga kembali menjadi mineral-
mineral penyusunnya. Proses pengomposan (mengubah sampah menjadi
kompos) merupakan contoh pemanfaatan proses biodegradasi. Namun tidak
semua zat dapat diuraikan menggunakan jasa mikroorganisme ini. Bila Anda
perhatikan plastik, karet, dan sebagainya, apakah zat tersebut dapat dengan
mudah terurai? Apa yang terjadi kalau sampah-sampah itu tidak terurai?
Akhir-akhir ini pencemaran lingkungan terjadi karena penimbunan
zat-zat pencemar di dalam lingkungan. Penimbunan tersebut dapat terjadi
sebagai akibat penurunan katabolisme molekul organik yang mudah
terbiodegradasi dan adanya zat xenobiotik rekalsitran. Fenomena tersebut
menurut Gunalan (1993) dapat terjadi karena beberapa faktor berikut.
a. kegagalan mikroorganisme perombak alami berkembang menjadi
populasi aktif;
b. kandungan hara yang diperlukan oleh mikroorganisme alami di
lingkungan berada dalam keadaan minimum;
c. keterbatasan oksigen atau reseptor elektron lain dalam memenuhi
kebutuhan minimal bagi kelangsungan metabolisme perombakan
polutan organik secara aerobik atau anaerobik; atau
d. ketidakmampuan mikroorganisme unsur karbon penyusun polutan
organik sebagai sumber energi metabolisme.

G. Bioremediasi
Bioremediasi adalah pemanfaatan organisme untuk membersihkan
senyawa pencemar dari lingkungan. Pada proses ini terjadi biotransformasi
atau biodetoksifikasi senyawa toksik menjadi senyawa yang kurang toksik
atau tidak toksik. Proses utama pada bioremediasi adalah biodegradasi,
biotransformasi, dan biokatalis.
Pada bioremediasi terdapat faktor-faktor utama yang menentukan
mikroorganisme, yaitu populasi mikroorganisme, konsentrasi nutrien, pasokan
oksigen, suhu, dan kelembaban. Terdapat 3 macam bioremediasi yang
melibatkan mikroorganisme, yaitu:
a. merangsang pertumbuhan mikroorganisme endogenik (biostimulasi),
b. menambahkan mikroorganisme yang sudah beradaptasi pada daerah yang

285
tercemar sehingga meningkatkan kemampuan populasi mikroorganisme
endogen (bioaugmentasi) dalam biotransformasi.
c. bioremediasi tanpa campur tangan manusia (bioremediasi intrinsik).

Bioremediasi berdasarkan lokasi terdapat 2 macam yaitu:


1) bioremediasi in situ (proses bioremediasi yang digunakan berada pada
tempat lokasi limbah tersebut), dan
2) bioremediasi ex situ (bioremediasi yang dilakukan dengan mengambil
limbah tersebut lalu di-treatment di tempat lain, setelah itu baru
dikembalikan ke tempat asal).
Proses bioremediasi in situ pada lapisan surface ditentukan oleh
faktor bio-kimiawi dan hidrogeologi. Bioremediasi dapat dilakukan melalui
beberapa pendekatan, antara lain memanfaatkan mikroorganisme alami yang
sudah ada dengan memperbaiki kondisi hara dan akseptor elektron
mikroorganisme bersangkutan. Pendekatan lain adalah inokulasi daerah
tercemar menggunakan inokulan mikroorganisme perombak polutan yang
telah diisolasi dan dibiakkan di dalam laboratorium.
Peranan mikroorganisme dalam mengolah limbah telah juga
dilakukan. Penelitian tersebut dilakukan di lokasi di mana peristiwa
pencemaran itu terjadi (in situ), maupun di dalam reaktor (ex situ) dengan
bahan diambil dari lokasi pencemaran, kemudian diolah di dalam reaktor
tersebut. Cara ex situ yang sudah dilakukan orang ialah Bourquin (1990)
dengan mengambil bahan yang tercemar kemudian diolah di dalam reaktor.
Penelitian Bourquin ini menggunakan bioreaktor untuk mengolah lumpur
atau air tanah di North Dakota, Amerika Serikat (AS) yang tercemar berat oleh
2,4-D dan zat-zat lain akibat kebakaran gudang penyimpan pestisida. Pada
penelitian ini bakteri Alcaligenes eutrophus, nitrogen, dan fosfor dimasukkan
ke dalam reaktor untuk mempercepat biodegradasi polutan organik. Selama
penelitian ini sekitar 11.000 meter kubik tanah dan bahan padat lain serta 24
juta liter air tanah dapat dilenyapkan polutannya, sehingga lokasi yang telah
dibioremediasi tersebut dapat dimanfaatkan kembali.
Bioremediasi secara in situ dilakukan orang dengan menstimulasi
pertumbuhan mikroorganisme pengolah polutan yang sudah ada di
lingkungan. Contoh adalah bioremediasi in situ untuk mengatasi pencemaran
di selat Prince William (Alaska, Amerika Serikat) akibat tenggelamnya tanker
milik Exxon pada tahun 1989 (Gunalan, 1993). Pada proses itu pencemaran
diatasi dengan meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas katabolisme bahan
pencemar. Keadaan tersebut diperoleh melalui pemberian pupuk oleofilik
berbentuk mikroemulsi. Pupuk tersebut mengandung urea, lauril fosfat, dan
asam oleat yang berturut-turut sebagai sumber nitrogen, fosfat, dan karbon.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam waktu 10 hari setelah
perlakuan, pasir dan batuan pantai yang berminyak dan berwarna hitam
berubah menjadi putih dan bebas minyak

286
H. RANGKUMAN
Mikroorganisme memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia, karena mikroorganisme memberikan keuntungan sekaligus
kerugian bagi manusia. Mikroorganisme yang menguntungkan
memungkinkan manusia untuk memanfaatkan jasa dan produknya sekaligus.
Sementara itu mikroorganisme yang merugikan dapat menyebabkan penyakit
pada tanaman, hewan ternak, bahkan manusia itu sendiri.
Mikroorganisme dapat dimanfaatkan sesuai dengan kehendak kita di
antaranya digunakan untuk proses fermentasi, untuk menghasilkan makanan
yang mempunyai cita rasa enak, untuk menghasilkan protein, dan juga untuk
mengendikan patogen pada tanaman. Selain itu, juga dapat digunakan untuk
agen pembuat kompos, bioremediasi, dan biodegradasi dari senyawa
pencemar sehingga lingkungan menjadi sehat kembali. Manusia, untuk
meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh mikroorganisme, maka
menerapkan berbagai teknologi untuk mengendalikan populasi
mikroorganisme yang merugikan tersebut. Pengendalian dilakukan secara
kimiawi, fisikawi, mekanis, dan sebagainya.

287
TES FORMATIF

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

1) Pernyataan berikut ini merupakan contoh mikrobiologi murni ….


A. ekologi mikroorganisme
B. mikrobiologi industri
C. mikrobiologi makanan
D. virologi
2) Berikut ini merupakan bahan makanan hasil produk fermentasi mikroorganisme
menggunakan bioteknologi konvensional, kecuali ….
A. tempe
B. insulin
C. terasi
D. pindang
3) Protein Sel Tunggal (PST) dapat menjadi tumpuan harapan untuk pemenuhan
kebutuhan akan protein di masa depan. Hal berikut ini merupakan alasannya,
kecuali ….
A. kandungan proteinnya sangat tinggi kurang lebih 80% nya
B. waktu generasi mikroorganisme amat cepat, 1-3 jam
C. bahan baku yang digunakan murah, karena berasal dari limbah
D. dapat membantu mengatasi persoalan limbah yang menumpuk
4) Persyaratan yang harus dipenuhi oleh mikroorganisme yang akan digunakan
dalam pembuatan PST ialah ….
A. selama proses tidak menghasilkan racun
B. tidak memerlukan persyaratan hidup yang rumit
C. tidak mudah dipanen
D. cepat hidup dan berbiak
5) Bakteri tertentu dapat menghasilkan cahaya bila tersedia ATP, oleh karena itu
cahaya yang menghambat pembentukan ATP akan mereduksi kemampuan sel
untuk menghasilkan cahaya. Dengan detektor cahaya dapat diukur intensitas
cahaya yang dihasilkan, yang kemudian diterjemahkan ke dalam ada atau
tidaknya sampah beracun dari proses metabolisme. Prinsip ini mendasari
penggunaan ….
A. biomining
B. bioremediasi
C. biosensor
D. bioassay
6) Pada proses pemupukan organik dengan menggunakan pupuk kandang,
merupakan manifestasi dari ….
A. bioremediasi
B. biodegradasi
C. biomining

288
D. bioassay
7) Pengendalian hayati menggunakan bakteri B. thuringiensis disebabkan bakteri
tersebut dapat ....
A. menghasilkan kristal protein
B. dapat hidup baik kalau dikulturkan
C. mampu bertahan hidup lama di habitatnya
D. mampu berkompetisi dengan mikroorganisme pesaing
8) Bioremediasi yang melibatkan mikroorganisme dengan merangsang
pertumbuhan mikroorganisme endogenik, yaitu ….
A. biostimulasi
B. bioaugmentasi
C. biodegradasi
D. biomining
9) Mikroorganisme yang memiliki potensial dalam produksi PST seperti di bawah
ini, kecuali ….
A. Photobacterium phosphoreum
B. Rhodotularia
C. Spirulina
D. Chlorella
10) Persyaratan yang perlu dipenuhi dalam proses pembuatan PST, kecuali ….
A. selama proses tidak menghasilkan racun
B. memerlukan persyaratan hidup yang tidak mudah
C. cepat tumbuh dan berbiak
D. mudah dipanen

URAIAN
1. Jelaskan manfaat mikroorganisme dalam kehidupan manusia!
2. Jelaskan tentang fermentasi dan berikan contohnya sehingga Anda
memahami betul pentingnya mikroorganisme di alam!
3. Sebutkan contoh fermentasi susu yang sekarang banyak dikembangkan dan
jelaskan juga kegunaannya dan cara pembuatan!
4. Jelaskan keunggulan dari protein sel tunggal dan buatlah diagram untuk
menghasilkan PST tersebut!
5. Jelaskan keuntungan pengendalian hayati dan berikan contohnya!
6. Jelaskan manfaat mikroorganisme untuk proses biodegradasi!
7. Jelaskan apa beda biodegradasi dan bioremediasi!

289
Daftar Pustaka

Alacamo, l.E. (1984). Fundamental of Microbiology 2nd. Adison - Wesley


Publishing Company, Inc.
Bonang, G dan Koeswardono, E.S. (1982). Mikrobiologi Kedokteran untuk
Laboratorium dan Klinik. Jakarta: Gramedia.
Gupte, S. (1990). Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.
http://inspireteacher.blogspot.com/2011/04/ftp-unim-mikrobiologi-umum-
sejarah.html
http://polymer.bu.edu/ogaf/html/chp51.htm
https://www.meducation.net/syllabus/30090
Hadioetomo, R.I. (1990). Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Prosedur Dasar
Laboratorium. Jakarta: Gramedia.
Jawetz, E., Menick, and Adelberg, E.A. (1993). Review of Medical Microbiologi.
Los Altos California: Lange Medical Publication.
Lay, D.W dan Hastowo, S. (1992). Mikrobiologi. Jakarta: RajawaIi Press.
Pelzar, M.J and Chan, E.C.S. (1986). Elements of Microbiology. Mc.Graw-Hill
Company.

290

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai