TUJUAN
Untuk mengidentifikasi jamur yang terdapat di rambut secara
mikroskopis
Untuk mengetahui morfologi jamur yang tedapat di rambut
a. Tinea Versicolor
Definisi : Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan
yang sering terjadi disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur
kulit ini adalah penyakit yang kronik dan asimtomatik ditandai oleh
bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya
menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela
paha,tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala.
Morfologi : Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa
kelompok sel-sel bulat, bertunas, berdinding tebal dan memiliki hifa
yang berbatang pendek dan bengkok, biasanya tidak menyebabkan
tanda-tanda patologik selain sisik halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak
teratur, berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat
milier,lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentuk yang sering
dijumpai : Bentuk makuler : Berupa bercak-bercak yang agak lebar,
dengan sguama halus diatasnya dan tepi tidak meninggi. Bentuk
folikuler : Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut.
Gambaranb Klinis : Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-
kadang gatal bila,berkeringat. Bisa pula tanpa keluhan gatal sama
sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh adanya bercak
tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai
bercak hipopigmentasi, tetapi pada orang yang berkulit pucat maka
lesi bisa berwarna kecoklatan ataupun kemerahan.
b. Piedra
Definis: Merupakan infeksi jamur pada rambut sepanjang corong
rambut yang memberikan benjolan-benjolan di luar permukaan rambut
tersebut. Ada dua macam : Piedra putih : penyebabnya Piedraia
beigeli Piedra hitam : penyebabnya Piedraia horlal
Epidemiologi : Piedra ditemukan didaerah tropis, daerah lembab dan
panas, Amerika Selatan, Amerika Tengah, pantai barat Amerika, Asia
timur, Afrika dan Asia tenggara. Kasus pada laki-laki lebih sering
daripada wanita, tetapi di Brazilia pada laki-laki dan wanita tidak
berbeda, berhubungan dengan kultur, sosial budaya setempat. Piedra
hitam hanya ditemukan di daerah tropis tertentu, merupakan penyakit
endemis ditempat tertentu, terutama yang banyak hujan. Piedra putih
lebih jarang ditemukan, terdapat didaerah beriklim sedang dan sesekali
ditemukan didaerah tropis
1. Piedra Beigeli
Definisi : Merupakan penyebab piedra putih, terdapat pada rambut.
Jamur ini dapat ditemukan ditanah, udara,dan permukaan tubuh.
Taksonomi :
Filum : Basidiomycota
Subfilum: Agaricomycotina
Kelas : Tremellomycetes
Ordor : Tremellales Tremellales
Family : Trichosporonaceae
Genus : Trichosporon
Spesies : Trichosporon beigelii
Etiologi : Piedra Beigeli (Trikosporon beigeli) terutama terdapat
didaerah subtropis, daerah dingin, (di Indonesia belum ditemukan)
Morfologi: Jamur ini mempunyai hifa yang tidak berwarna termasuk
moniliaceae. Secara mikroskopis jamur ini menghasilkan
arthrokonidia dan blastoconidia.
Gambaran Klinis : Adanya benjolan warna tengguli pada rambut,
kumis, jenggot, kepala, umumnya tidak memberikan gejala-gejala
keluhan.
2. Piedrea Hortal
Definisi : merupakan jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada
rambut berupa benjolan yang melekat erat pada rambut, berwarna
hitam). Penyakit ini umumnya terdapat di daerah-daerah tropis dan
subtropis. Terutama terdapat pada rambut kepala, kumis ataujambang,
dan dagu.
Taksonomi :
Kingdom: Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Order : Dothideales
Family : Piedraiaceae
Genus : Piedraia
Spesies : Piedra hortai
Morfologi: Askospora berbentuk seperti pisang. Askospora tersebut
dibentuk dalam suatu kantung yang disebut askus. Askus-askus
bersama dengan anyaman hifa yang padat membentuk benjolan hitam
yang keras dibagian luar rambut. Dari rambut yang ada benjolan,
tampak hifa endotrik (dalam rambut) sampai ektotrik (diluar rambut)
yang besarnya 4-8 um berwarna tengguli dan ditemukan spora yang
besarnya 1-2 um.
Gambaran Klinis : Pada rambut kepala, janggut, kumis akan tampak
benjolan atau penebalan yang keras warna hitam. Penebalan ini sukar
dilepaskan dari corong rambut tersebut. Umumnya rambut lebih
suram, bila disisir sering memberikan bunyi seperti logam. Biasanya
penyakit ini mengenai rambut dengan kontak langsung atau tidak
langsung.
c. Otomikosis
Definesi : Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian
luar. Jamur dapat masuk ke dalam liang telinga melalui alat-alat yang
dipakai untuk mengorek-ngorek telinga yang terkontaminasi atau
melalui udara atau air. Penderita akan mengeluh merasa gatal atau
sakit di dalam liang telinga. Pada liang telinga akan tampak berwarna
merah, ditutupi oleh skuama, dan kelainan ini ke bagian luar akan
dapat meluas sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah
dalam. Tempat yang terinfeksi menjadi merah dan ditutupi skuama
halus. Bila meluas sampai ke dalam, sampai ke membrana timpani,
maka daerah ini menjadi merah, berskuama, mengeluarkan cairan
srousanguinos. Penderita akan mengalami gangguan pendengaran.
Bila ada infeksi sekunder dapat terjadi otitis ekstema. Penyebab
biasanya jamur kontaminasi yaitu Aspergillus sp. Mukor dan
Penisilium.
d. Tinea Nigra
Definisi : Tinea nigra ialah infeksi jamur superfisialis yang biasanya
menyerang kulit telapak kaki dan tangan dengan memberikan warna
hitam sampai coklat pada kulit yang terserang. Makula yang terjadi
tidak menonjol pada permukaan kulit, tidak terasa sakit dan tidak ada
tanda-tanda radang. Kadang-kadang makula ini dapat meluas sampai
ke punggung, kaki dan punggung tangan, bahkan dapat menyebar
sampai dileher, dada dan muka.Gambaran efloresensi ini dapat berupa
polosiklis, arsiner dengan warna hitam atau coklat hampir sama seperti
setetes nitras argenti yang diteteskan pada kulit. Penyebabnya adalah
Kladosporium wemeki dan jamur ini banyak menyerang anakanak
dengan higiene kurang baik dan orang-orang yang banyak berkeringat.
III. ALAT&BAHAN
Alat
1. Ose
2. Cawan petri
3. Bunsen
4. Korek api
5. Cover glass
6. mikroskop
Bahan
1. Sampel Rambut
2. Media SDA
3. Lactophenol cotton blue
V. HASIL
NO GAMBAR KETERANGAN
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pemeriksaan jamur
pada rambut dengan 2 metode yaitu metode langsung dengan larutan KOH
10% dan pembiakan dengan media SDA, dimana pada pembiakan
menggunakan media SDA ditemukanya Yeast yang tidak patogen penyebab
tidak ditemukannya jamur yang patogen pada rambut yaitu karena sampel
rambut yang digunakan memang bersih tidak berisi jamur sejenis ketombe
dimana seharusnya sampel rambut harus dengan kondisi yang kotor seperti
jarang keramas dapat menimbukan adanya ketombe yang parah dan juga
dapat terkontaminasi dengan jamur yang berada di udara. Sedangkan pada
pembiakan langsung tidak ditemukannya jamur yang artinya rambut yang
digunakan untuk pemeriksaan bersih atau sehat dimana sampel yang
digunakan yaitu sampel rambut sendiri yang sering keramas dan tidak ada
ketombe otomatis hasilnya pun negatif terdapat jamur yang seharusnya
menggunakan sampel rambut dengan sanitasi yang rendah seperti jarang
keramas yang menyebabkan adanya ketombe dengan sampel rambut yang
sesuai maka akan ditemukannya jamur pada rambut.
VII. KESIMPULAN
Dari hasi praktikum yang diatas dapat disimpulkan pada pemeriksaaan
dengam pembiakan hanya ditemukannya yeast yang tidak patogen begitu juga
pada pengamatan langsung tidak ditemukannya jamur pada rambut, penyebab
tidak ditemukannya jamur dikarenakan sampel rambut yang digunakan tidak
sesuai kriteria yang seharusnya dengan sampel rambut lansia dan jarang
keramas yang dapat menyebabkan terjadinya ketombe dan dapat juga media
pertumbuhan jamur pada media SDA terkontaminasi dengan jamur lain.
DAFTAR PUSTAKA
PADA RAMBUT
OLEH
17.131.0723