Anda di halaman 1dari 24

PEMBAHASAN

Perkataan “Fungi” ( tunggal : Fungus ) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia


menjadi “Jamur”. Sedangkan yang dimaksud dengan “ Cendawan ” ( Toadstool; Mushroom
) adalah jamur yang tergolong kepada suku “Agaricaceae” saja (Rifai, 1979 dalam Mardinus,
2006). Jamur mudah dikenali apabila telah membentuk alat perkembangbiakannya yaitu
spora. Semangun (1996) menyatakan jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati
(eukaryotic), biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya
mengandung kitin, selulosa, atau keduanya. Jamur adalah organisme heterotrof, absortif, dan
membentuk beberapa macam spora. Heterotrofik yaitu organisme yang memerlukan senyawa
organik baik dari bahan organik mati seperti sisa-sisa hewan dan tumbuhan dan ada pula yang
hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup. Jamur yang hidup dan memperoleh
makanan dari bahan organik mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh
makanan dari organisme hidup dinamakan parasit (Mardinus, 2006).

Peltzar dan Chan (2005) menjelaskan bahwa fungi atau cendawan merupakan organisme
heterotrofik dimana mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Ada yang hidup
sebagai saprofit yaitu menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, kemudian
menguraikannya menjadi zat kimia yang sederhana, dan kemudian mengembalikannya ke dalam
tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya, jadi sangat menguntungkan bagi manusia.

Menurut Darnetty (2005) dan Mardinus (2006) menyatakan definisi jamur yang lebih mendekati
kebenarannya adalah organisme eukaryotik (mempunyai inti sejati), tidak mempunyai klorofil,
mempunyai spora struktur somatik atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya
berupa filamen atau benang-benang bercabang (multiseluler), berkembang biak secara aseksual
dan seksual, dan dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa ataun keduanya.

Mardinus (2006) menyatakan sebagian besar jamur berkembang biak dengan spora. Spora adalah
tubuh reproduksi atau pembiakan yang terspesialisasi terdiri atas satu atau beberapa bagian sel.
Spora mungkin dibentuk secara aseksual (melalui produksi dengan pemisahan miselium, sel

1
yang terspesialisasi, spora tanpa melibatkan kariogami dan meiosis) atau sebagai hasil proses
seksual.

Jamur berkembang biak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam spora. Yudianto
(1992) menyatakan bahwa perkembangbiakan vegetatif jamur dapat berlangsung dengan cara
fragmentasi, membelah diri, bertunas, spora kembara, dan konidiospora. Sedangkan secara
generatif, yaitu melalui perkawinan yang dilakukan oleh dua jenis hifa yang berbeda, yang
menghasilkan peleburan dua gamet/sel. Umumnya jamur tidak memiliki alat yang menghasilkan
sehingga hifa yang dapat kawin, sehingga hifa yang dapat kawin disebut hifa positif (+) dan hifa
negatif (-). Dalam pengelompokan kelas jamur, perlu diperhatikan adalah bentuk fase
vegetatifnya, ada tidaknya sekat pada hifanyaa, mengalami ada tidaknya perkembangan generatif
dan tipe-tipe tubuh buahnya.

Spora fungi mempunyai berbagai bentuk dan ukuranm dan dapat dihasilkan secara seksual atau
secara aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler, akan tetapi ada juga spora
yang multiseluler. Spora yang dihasilkan di dalam, atau dari struktur hifa yang terspesialisasi.
Ketika kondisi lingkungan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon dirinya
dengan menghasilkan banyak spora secara aseksual. Spora-spora ini dapat terbawa angin, dan
berkecambah jika menemukan tempat permukaan yang sesuai (Campbell, et al., 2003).

Jamur adalah mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak termasuk golongan
tumbuhan. Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
disebut mikosis. Mikosis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : mikosis superfisial dan
mikosis sistemik/profunda.

2
1. MIKOSIS SUPERFISIAL

Mikosis superfisial ialah penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit, yaitu
stratum korneum, rambut dan kuku. Mikosis superfisial dibagi dalam dua kelompok: a)
Dermatofitosis dan b) Non Dermatofitosis :

A. Dermatofitosis
Dermatofitosis ialah mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur golongan
dermatofita.Jamur ini mengeluarkan enzim keratinase sehingga mampu mencerna keratin pada
kuku, rambut dan stratum korneum pada kulit.

 Etiologi
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus yaitu
genus: Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton. Dari 41 spesies dermafito yang sudah
dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang
terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies Mikrosporon dan 1 spesies Epidermafiton.

 Gambaran Klinis
Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada mausia bersifat
akut dan sedang dan lebih mudah sembuh.Dermatofita yang antropofilik terutama menyerang
manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya. Golongan jamur ini dapat
menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan residif , karena reaksi penolakan tubuh
yang sangat ringan. Contoh jamur yang antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton
rubrum.

 Cara Penularan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung.Penularanlangsung
dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baikdari manusia, binatang
atau dari tanah.Penularan tak langsung dapat melaluitanaman, kayu yang dihinggapi jamur,
barang-barang atau pakaian, debu atau air.

3
Penyakit yang Ditimbulkan

1. Tinea Kapitis

Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui binatang-
binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.

Berdasarkan bentuk yangkhas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :

a. Gray pacth ring worm

Penyakit ini dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke sekitarnya danmembentuk
bercak yang berwarna pucat dan bersisik.Warna rambut jadi abu-abudan tidak mengkilat lagi,
serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehinggamenimbulkan alopesia setempat. Dengan
pemeriksaan sinar wood tampak flourisensi kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melalui
batas “Grey pacth” tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon dan trikofiton.

b. Black dot ring worm

Terutama disebabkan oleh Trikofiton Tonsurans, T. violaseum, mentagrofites.infeksi jamur


terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar rambut (ektotrik) yang menyebabkan rambut putus
tepat pada permukaan kulit kepala. Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam diatas
permukaan ulit, yang berwarna kelabu sehingga tarnpak sebagai gambaran ” back dot”. Biasanya
bentuk ini terdapat pada orang dewasa dan lebih sering pada wanita.Rambut sekitar lesi juga jadi
tidak bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena infeksi penyebab utama
adalah Trikofiton tonsusurans dan T.violaseum.

c. Kerion

Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat lokal,
sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadang
ditutupi sisik-sisik tebal.Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini

4
pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk
ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M.gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.

d. Tinea favosa

Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarnamerah
kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan(skutula), serta memberi bau
busuk seperti bau tikus “moussy odor”. Rambut di atas skutula putus-putus dan mudah lepas dan
tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang
permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T. gipsum. Oleh
karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang menyerang daerah
kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit-penyakit bukan oleh jamur
seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.

2. Tinea Korporis

Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak
bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih
tinggi.Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota
gerak bawah.Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi
yang aktif.Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya
dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner.Pada bagian tepi tampak aktif
dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi
relatif lebih tenang.Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya
hanya meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja.Kelainan-kelainan ini dapat
teIjadi bersama-sama dengan Tinea kruris.

Penyebab utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. Mikrosporon gipseum,


M.kanis, M.audolini. Penyakit ini sering menyerupai : Pitiriasis rosea, Psoriasis vulgaris, Morbus
hansen tipe tuberkuloid, dan Lues stadium II bentuk makulo-papular.

5
3. Tinea Kruris

Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila
disertai dengan keluarnya keringat.Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau
menahun.Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous
dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis.Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan
aktif.Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula yang
hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.Gambaran yang khas adalah lokalisasi
kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus.Kadang-
kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke
aksila.Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan T.mentografites.

4. Tinea Pedis

Tinea pedis disebut juga Athlete’s foot = “Ring worm of the foot”. Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang cuci,
pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai sepatu yang tertutup
seperti anggota tentara.Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal
yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.

Ada 3 bentuk Tinea pedis yaitu sebagai berikut :

 Bentuk intertriginosa

Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari
IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat jamur-
jamur hidup lebih subur.Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena sentuh.Bila
terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala-gejala umum.

6
 Bentuk hiperkeratosis

Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki,
tepi kaki dan punggung kaki.Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisurafisura yang dalam
pada bagian lateral telapak kaki.

 Bentuk vesikuler subakut

Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas ke
punggung kaki atau telapak kaki.Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak dalam di
bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini memecah akan
meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi infeksi akan memperhebat
dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas. Semua bentuk yang terdapat pada
Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus, yaitu dermatofitosis yang menyerang
tangan.Penyebab utamanya ialah : T .rubrum, T .mentagrofites, dan Epidermofiton flokosum.

5. Tinea Unguium

Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan permulaan dari
dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku, Subinguinal distal bila di
mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah kuku. Permukaan kuku
tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan disertai oleh subungual hiperkeratosis.Dibawah
kuku tampak adanya detritus yang banyak mengandung elemen jamur.Onikomikosis ini
merupakan penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta pertolongan dokter setelah
menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena penyakit ini tidak memberikan keluhan
subjektif, tidak gatal, dan tidak sakit.Kadang-kadang penderita baru datang berobat setelah
seluruh kukunya sudah terkena penyakit.Penyebab utama adalah : T.rubrum, T.metagrofites

6. Tinea Imbrikata

Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan oleh Trikofiton
consentricum.Gambaran klinik berupa makula yang eritematous dengan skuama yang

7
melingkar.Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam.Pada umumnya pada
bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh makula
ditutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini sering menyerang seluruh permukaan tubuh
sehingga menyerupai :

o Eritrodemia
o Pempigus foliaseus
o Iktiosis yang sudah menahun

7. Tinea Barbae

Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang dan
kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus.

Ada 2 bentuk yaitu superfisialis dan kerion

 Superfisialis : kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mula-mula
kecil selanjutnya meluas ke arab luar dan memberi gambaran polisiklik, dengan bagian
tepi yang aktif. Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tinea korporis.
 Kerion : bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi krusta atau
abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.

Penyebab utama : Berbagai spesies jamur yang zoofilik misalnya T.verrucosum

B. Non Dermatofitosis

Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar.Hal ini
disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit dan
tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. Yang masuk ke dalam golongan ini
adalah:

8
1) Tinea Versikolor

Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan
oleh Malasezia furfur.Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit yang kronik dan asimtomatik
ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan
dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit
kepala.Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas,
berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang pendek dan bengkok, biasanya tidak
menyebabkan tanda-tanda patologik selain sisik halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak teratur,
berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler sampai plakat.

Ada dua bentuk yang sering dijumpai :

Bentuk makuler : Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan sguama halus diatasnya dan
tepi tidak meninggi.

Bentuk folikuler : Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut

Mallasezia furfur, merupakan organisme saprofit pada kulit normal.Bagaimana


perubahan dari saprofit menjadi patogen belum diketahui.Organisme ini merupakan “lipid
dependent yeast”. Timbulnya penyakit ini juga dipengaruhi oleh faktor hormonal, ras,
matahari,peradangan kulit dan efek primer pytorosporum terhadap melanosit.

Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal bila,berkeringat. Bisa
pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh adanya bercak
tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai bercak hipopigmentasi,
tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi bisa berwarna kecoklatan ataupun kemerahan.Di
atas lesi terdapat sisik halus.

2) Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut sepanjang corong rambut yang memberikan
benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut.

9
Ada dua macam :

 Piedra putih

Disebabkan oleh jamur jenis Trikosporon beigelii erupakan yang terdapat pada rambut.Piedra
putih ditemukan pada rambut ketiak dan pubis, jarang mengenai rambut kepala.Piedra putih
terutama terdapat didaerah subtropis, daerah dingin, (di Indonesia belum ditemukan).Jamur
penyebab piedra putih mempunyai hifa yang tidak berwarna, termasuk moniliaceae.Jamur
berbentuk hifa berukuran 2-4 mikron, artokondria dan blastokonidia.Benjolan pada piedra putih
terlihat lebih memanjang pada rambut dan anyaman hifa tidak padat.Benjolan mudah dilepas dari
rambut. Tidak terlihat askus pada massa jamur.Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya
kontak langsung dari orang yang sudah terkena infeksi. Pada piedra putih, kelainan rambut
tampak sebagai benjolan yang berwarna putih kekuningan.Selain pada rambut kepala, dapat juga
menyebabkan kelainan pada rambut kumis dan rambut janggut.

 Piedra hitam

Merupakan jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada rambut berupa benjolan yang melekat
erat pada rambut, berwarna hitam) yang disebabkan oleh jamur Piedraia hortae. Penyakit ini
umumnya terdapat di daerah tropik, terutama Indonesia. Jamur ini tergolong kelas ascomycetes
dan membentuk spora seksual. Piedraia hortae, termasuk jamur Dematiaceae.Pada sediaan
langsung dari koloni yang padat ini terlihat hifa hitam berseptum.Dalam koloni yang padat
tersebut juga dibentuk askus yang berisi askospora.Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan
spora jamur penyebab dan jamur akan tumbuh membentuk koloni di sepanjang batang rambut.
Diagnosis piedra hitam ialah dengan memriksa benjolan pada rambut.

3) Otomikosis

Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian luar. Jamur dapat masuk ke dalam
liang telinga melalui alat-alat yang dipakai untuk mengorek-ngorek telinga yang terkontaminasi
atau melalui udara atau air. Penderita akan mengeluh merasa gatal atau sakit di dalam liang
telinga. Pada liang telinga akan tampak berwarna merah, ditutupi oleh skuama, dan kelainan ini

10
ke bagian luar akan dapat meluas sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah dalam.
Tempat yang terinfeksi menjadi merah dan ditutupi skuama halus.Bila meluas sampai ke dalam,
sampai ke membrana timpani, maka daerah ini menjadi merah, berskuama, mengeluarkan cairan
srousanguinos. Penderita akan mengalami gangguan pendengaran. Bila ada infeksi sekunder
dapat terjadi otitis ekstema. Penyebab biasanya jamur kontaminasi yaitu Aspergillus, sp, Mucor,
Rhizopus, Candida dan Penicillium.Jamur penyebab otomikosis merupakan jamur kontaminan
yang terdapat di udara bebas. Aspergillus dan Penicillium membentuk spora aseksual yang
tersusun seperti rantai yang disebut konidia (aleuriospora).Konidia dibentuk pada ujung hifa
khusus yang disebut konidiofor.Spora aseksual yang dibentuk oleh Mucor dan Rhizopus, ialah
sporangiospora yang letaknya di dalam gelembung sporangium. Rhizopus membentuk rizoid
(akar semu), sedangkan Mucor tidak.Semua jamur ini membentuk koloni filamen
pada biakan.jamur Candida terdiri atas sel-sel ragi yang kadang-kadang bertunas (blastospora)
dan hifa semu (yaitu hifa yang terbentuk dari rantai blastopora) yang memanjang dan menyempit
pada sekatnya. Jamur ini membentuk koloni :seperti ragi” pada biakan.

4) Tinea Nigra Palmaris

Tinea nigra ialah infeksi jamur superfisialis yang biasanya menyerang kulit telapak kaki dan
tangan dengan memberikan warna hitam sampai coklat pada kulit yang terserang dan kadang-
kadang tampak bersisik.Penyebabnya adalah Cladosporium wemecki atau Cladosporium
mansoni jamur ini banyak menyerang anak-anak dengan higiene kurang baik dan orang-orang
yang banyak berkeringat.Tinea nigra palmaris banyak ditemukan di Amerika Selatan dan
Tengah.Penyakit ini jarang ditemukan di Indonesia.Jamur ini termasuk Dematiaceae yang
membentuk koloni berwarna coklat hitam.Pada biakan tumbuh koloni berwarna hitam dan
padat.Sediaan langsung koloni ini menunjukkan hifa berseptum dan berwarna coklat/hitam.

2. MIKOSIS SISTEMIK (MIKOSIS PROFUNDA)

Mikosis sistemik/profunda ialah penyakit jamur yang mengenai alat dalam. Penyakit ini
dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam (misalnya paru), melalui luka, atau
menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam lain. Jamur yang berhasil masuk bisa tetap berada
di tempat (misetoma) atau menyebabkan penyakit sistemik (misalnya, histoplasmosis).Mikosis

11
sistemik terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala klinis tertentu
di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital, susunan
kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit.

a) Ditinjau dari penyakit jamur subkutan yang dijumpai di Indonesia

a. Misetoma

Misetoma ialah sindrom klinis yang disebabkan oleh infeksi jamur, terdiri atas
pembengkakan setempat yang indolen dan membentuk sinus, menyerang jaringan kutan,
subkutan, fasia dan tulang.Infeksi misetoma terjadi melalui trauma, misalnya tusukan duri yang
terkontaminasi jamur (biasanya pada tanah) pada kulit atau jaringan subkutan.Terdapat dua
bentuk misetoma :

 Misetoma aktinomikotik (bacterial mycetoma) yang disebabkan oleh jamur golongan


schizomycophyta, yaitu Actinomycetes, Nocardia dan Streptomyces. Jamur penyebab
yang penting adalah Actinomadura pelletieri, Nocardia brasiliensis dan Streptomyces
somaliensis.
 Misetoma maduramikotik (fungal mycetoma atau eumycetoma) disebabkan oleh jamur
golongan eumycophyta, diantaranya adalah Madurella mycetomatis, Scedosporium
apiospermum , Madurella grisea, Leptosphaeria sinegalinsis.

Hifa jamur membentuk gumpalan yang disebut butir-butir jamur yang merupakan koloni
jamur di dalam jaringan.Butir-butir jamur dapat berwarna putih, kekuning-kuningan, tengguli
hitam atau berwarna lain, tergantung pada spesies jamur penyebabnya.Pengobatan misetoma
biasanya harus disertai reseksi radikal, bahkan amputasi kadang-kadang perlu dipertimbangkan.
Obat-obat misalnya kombinasi kotrimoksazoldengan streptomisin dapat bermanfaat, bila
penyakit yang dihadapi adalah misetomaaktinomikotik, tetapi pengobatan memerlukan waktu
lama (9 bulan- 1 tahun) dan bila kelainan belum meluas benar. Obat-obat baru antifungal
misalnya itrakonazol dapat dipertimbangkan untuk misetoma maduromikotik.

12
b. Sporotrikosis

Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium schenckii dan
ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening.Kulit dan jaringan subkutis diatas nodus
bening sering melunak dan pecah membentuk ulkus yang indolen.Infeksi terjadi karena jamur
masuk ke dalam jaringan subkutis melalui luka pada kulit oleh duri atau kayu lapuk.Infeksi dapat
juga melalui inhalasi spora.Sporotrikosis disebabkan oleh Sporotrichum
schenckii atau Sporothrix schenckii.Dialam bebas, S.schenckii sering terdapat di tanah dan
tumbuh-tumbuhan yang sudah lapuk. Sporotrichum schenckii adalah jamur dimorfik bergantung
suhu (thermally dimorphic).Biakan jamur pada suhu kamar membentuk koloni filamen putih
dengan hifa halus dan spora yang tersusun menyerupai bunga pada ujung konidiofora.Pada suhu
37°C biakan membentuk koloni ragi dengan blastospora yang bulat dan lonjong.

c. Kromomikosis

Kromomikosis merupakan infeksi lokal yang menahun pada kulit dan jaringan subkutis
orang sehat dan imunokompeten, yang sering terjadi pada kaki atau tungkai bawah, dengan
kelainan khas berbentuk kutil (verrucous) yang secara lambat tumbuh terus.Kelainan ini
disebabkan oleh beberapa spesies jamur berwarna gelap coklat kehitaman
(dematiaceae).Kromomikosis disebabkan oleh beberapa spesies jamur yang tergolong
Dematiaceae.Diantaranya adalah Phialophora verrucosa, Fonseceae pedrosoi, Fonseceae
compacta, Cladosporium carrionii dan Rhinocladiella aquaspersa. Jamur penyebab
kromomikosis terdapat di tanah, kayu dan tumbuh-tumbuhan yang sudah busuk.Jamur ini
tergolong Dematiaceae, berwarna gelap coklat sampai coklat kehitaman dan membentuk koloni
filamen.Masing-masing spesies mempunyai jenis sporulasi yang berbeda.Pengobatan yang
biasanya dengan pemberian larutan kaliumIodida jenuh oral.Dalam hal yang rekalsitran
pengobatan dengan amfoterisin B atauitrakonazol dapat diberikan.

d. Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis

Penyakit jamur ini terdiri atas berbagai infeksi yang disebabkan oleh bermacam-macam
jamur pula yang taksonominya dan peranannya masih didiskusikan. Zygomycetes meliputi

13
banyak genera yaitu : Mucor, Rhizopus, Absidia, Mortierella, dan Cunning-hamella. Penyakit ini
disebabkan oleh jamur yang pada dasarnya oportunistik, maka pada orang sehat jarang
ditemukan Fikomikosis subkutan. Kelainan timbul di jaringan subkutan antara lain: di
dada, perut, atau lengan ke atas sebagai nodus subkutan yang perlahan-lahan membesar setelah
sekian waktu. Nodus itu konsistennya keras kadang dapat terjadi infeksi sekunder.Penderita pada
umumnya tidak demam dan tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening regional.Diagnosis
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologik dan biakan.Jamur agak khas hifa lebar 6-50
µm seperti pita, tidak bersepta, dan coenocytic.Sebagai terapi fikomikosis subkutan dapat
diberikan larutan jenuh kalium Iodida.Mulai dari 10-15 tetes 3 kali sehari dan perlahan-lahan
dinaikkan sampai timbul gejalaintoksikasi, penderita mual dan muntah.Kemudian dosis
diturunkan 1-2 tetes dandipertahankan terus menerus sampai tumor menghilang.Itrakonazol
berhasil mengatasifikomikosis subkutan dengan baik. Prognosis bentuk klinis ini umumnya baik

Ditinjau dari penggolongan Infeknya Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik
primer dan infeksi oportunis.

1. Infeksi Sistemik Primer : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur yaitu
: Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Blastomikosis

 Nokardiosis

Nokardiosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh Nocardia sp. Nocardia spesies
terdapat dialam bebas,di tanah sebagai saprofit.Penyakit terjadi karena inhalasi
jamur(terhirup).infeksi ini lebih sering terjadi pada laki – laki dari pada perempuan .manusia
jarang terkena Nocardia sp. kecuali pada individu yangirnnunokomporis.terdapat dua bentuk
nokardiosis yaitu nokardiosis sistemik dan nokardiosis misetoma.Penyakit ini disebabkan oleh
jamur Nocardia asteroides, infeksi terjadi melalui inhalasi.Kelainan primer terjadi pada paru –
paru menyebar melalui darah dapat menginfeksi ginjal dan otak. Nokardiosis ialah penyakit
kosmopolit .Di Indonesia telah dilaporkaan penderita nokardiosis paru diantaranya disebabkan
oleh N. Brasiliensis. Nocardia berukuran diameter < I mikron,bersifat gram positif Nocardia
asteroides, N. Brasiliensis bersifat tahan asam sebagian. Koloni Nocardia bersfat aerob. Infeksi
terjadi dengan inhalasi jamur, kelainan primer terdapat dalam paru dan menyerupai penyakit

14
paru lain. Dengan penyebaran hematogen,jamur dapat ke alat alat lain terutama ke otak dan
ginjal.

 Kriptokokosis

Kriptokokosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus


neoformans.Jamur ini hidup ditanah yang mengandung kotoran burung merpati, menyebabkan
penyakit Meningitis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui inhalasi ke paru –paru, jamur
berkembang biak dalam alveoli dan dapat menimbulkan penyakit pada paru-paru jika faktor
predisposisi mendukung. Sering kali gejala infeksi paru tidak diperhatikan karena ringan, tetapi
jika telah masuk ke otak dan timbul gejala yang menonjol barulah dilakukan pemeriksaan
terhadap kriptokokosis.Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran
burung merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan KHO tinta cina untuk
melihat adanya kapsul pada spora yang berbentuk oval.Biakan pada media Sabaroud agar
tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).

 Histoplasmosis

Histoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Histoplasma


capsulatum yang bersifat dimorfik dan menyebabkan penyakit histoplasmosis. Infeksi terjadi
jika spora masuk melalui inhalasi pada paru-paru dan menimbulkan peradarangan setempat,
diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe regional.Dengan foto Rontgen tampak gambaran
menyerupai tuberculosis paru. Jika infeksi dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit yang
lebih parah lagi menyebar ke seluruh organ dalam dan dapat menimbulkan kematian.Bahan
pemeriksaan berasal dari sputum, darah, LCS, urin dan bahan biopsi. Pemeriksaan langsung dari
bahan yang berasal dari jaringan maka akan tampak spora yang berbentu bulat / oval (yeast).

 Koksidiomikosis

Koksidiomikosis merupakan penyakit pernapasan yang cara infeksinya dengan inhalasi


spora C.immitis, jamur dimorfik yang terdapat di alam bebas. C. Immitisadalah jamur dimorfik.
Di tanah dan dalam biakan dalam suhu kamar C.immitismembentuk koloni filamen.Hifa jamur

15
ini membentuk artrospora dan mengalami fragmentasi. Artrospora ringan, mudah dibawa oleh
angin dan terhirup ke dalam paru.Pada suhu 37°C, C.immitis membentuk koloni yang terdiri atas
sferul yang berisi endospora.

 Blastomikosis

Penyebabnya ialah Blastomyces dermatitidis.Jamur ini adalah jenis jamur dimorfik dan
terdapat bebas di alam. Dalam biakan pada suhu 37°C dan jaringan manusia, jamur tumbuh
sebagai sel ragi (8 – 15 mikron) berdinding tebal dan berkembang biak dengan membentuk
tunas. Tunas ini berhubungan dengan sel induk pada dasar yang lebar. Biasanya hanya dibentuk
satu tunas.Biakan pada suhu kamar membentuk koloni filamen dengan mikrokonidia berbentuk
lonjong sampai bulat.Pengobatan dilakukan dengan pemberian amfoterisin-B secara intravena.

2. Infeksi Oportunis : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur yaitu
Kandidiasis, Aspergilosis
 Kandidiasis

Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida yang paling patogen
adalah Candida albicans dan paling sering ditemukan . Genus ini hidup sebagai saprofit dan
merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa, saluran pencernaan, vagina dialam ditemukan
pada air , tanah.Infeksi terjadi melalui kontak, tertelan,dan lesi/ traumatik Jamur ini berbentuk
dimorfik yaitu berbentuk hifa / speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan
berbentuk ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit. Kandida berada pada jaringan
yang mati dan melakukan invasi kebawah permukaan kulit atau mukosa yang luka, terjadinya
invasi ke jaringan bawah kulit dipengaruhi oleh faktor virulensi, kolonisasi pada kulit serta
terjadinya penurunan daya tahan tubuh.Faktor virulensi berperan dalam terjadinya adhesi
candida pada endotel dan epitel, sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan kemampuan
mengatasi imunitas inang, candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim proteinase aspartat
untuk menembus sel jaringan inang.

16
 Aspergilosis

Aspergilosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini
terdapat dialam bebas, sehingga sporanya sering diisolasi dari udara.Aspergilus termasuk jamur
kontaminan. Spesies yang sering dianggap penyebab penyakit adalah : A. Fumigatus, A. niger, A.
flavus. Cara infeksi tergantung lokasi yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis
kulit, Aspergilosis sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis sistemik.Bahan pemeriksaan berasal
dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan kulit, kerokan kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan
langsung dari bahan pemeriksaan ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora,
ditemukan bangunan aspergilus vesikel, sterigmata. Pada media Sabaroud agar dapat
tumbuh cepat pada suhu ruang membentuk koloni mold yang granuler, berserabut dengan
beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus fumigatus koloni berwarna
hijau. Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus flavus koloni berwarna putih atau
kuning.

Jamur pada tempe : Rhizopus oryzae

Jamur pada tempe ( Rhizopus oryzae) adalah berwarna hitam, terdapat cabang- cabang
yang berupa hifa-hifa yang banyak, dan diujung hifa ada sporangium yaitu sebagai kotak spora.
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini
aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam
laktat.Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida
dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease.

17
Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH
3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH
8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur.
Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air
untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien
dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.

Ciri-ciri :
 Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu
 Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan,
 Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam
kelompok (hingga 5 sporangiofora)
 Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora
sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang
berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak
 Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar
 Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder
 Cara Reproduksi
 Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah
dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi
seksualnya dengan konjugasi.









 .Klasifikasi jamur tempe
 Kingdom : Fungi
 Divisi : Zygomycota

18
 Class : Zygomycetes
 Ordo : Mucorales
 Familia : Mucoraceae
 Genus : Rhizopus
 Species : Rhizopus oryzae

Jamur pada oncom : Neurospora sitophila

Jamur oncom ( Neurospora sitophila) terdapat hifa yang pendek dan tipis serta
sporangium yang kecil.Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat, warna jingganya yang khas,
serta bentuk spora (konidia) yang berbentuk seperti tepung merupakan ciri-ciri khas kapang
ini.Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah memegang peranan penting terutama
dalam pengolahan makanan fermentasi. Kapang Neurospora telah dimanfaatkan untuk membuat
oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa Barat. Nama Neurospora berasal dari kata
neuron (= sel saraf), karena guratan-guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur
oncom termasuk dalam kelompok kapang (jamur berbentuk filamen).Sebelum diketahui
perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom masuk ke dalam kelompok Deuteromycota,
tetapi setelah diketahui fase seksualnya (teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka
jamur oncom masuk ke dalam golongan Ascomycota.

Klasifikasi Jamur oncom


Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Ascomycetes

19
Ordo : Sordariales
Familia : Sordariaceae
Genus : Neurospora
Species : Neuspora sitophila

Jamur pada roti : Rhizopus stolonifer

Rhizopus stolonifer Jamur ini memiliki hifa tipis bercabang-cabang dan berfungsi sebagai
akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat.Selain
itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di
bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora).
Rhizopus stolonifer merupakan salah satu dari jenis jamur Zygomycotina.Jenis jamur ini
memiliki hifa pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan
diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat.Selain itu, terdapat pula sporangiofor
(hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk
sporangium (sebagai penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa yang berdiameter lebih besar
daripada rizoid dan sporangiofor). Berikut adalah gambar dari Rhizopus Stolonifer.Rhizopus
Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5 C – 37C,
tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25 C. Berkisar pada 0,93 tetapi di laboratorium telah
terjadi pertumbuhan pada MY50G agar mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales,
R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik. Rhizopus Stolonifer dapat hidup /
tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak.Dalam hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak
dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan
spora tersebut berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti
maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat. Organisme ini menyebabkan cetakan roti

20
menjadi hitam dengan membentuk permukaan halus dari roti yang lembab menggembung ke
angkasa.Miselium dari R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda
hyphae.Bagian terbesar dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat
senositik (multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke dalam sel-sel
atau kompartemen-kompartemen).Dari ini semua, cincin busur hyphae"geragih-geragih"
dibentuk.Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung mereka berhubungan
substrat.Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-sporangiofor, yang bersifat cabang lurus
membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid.Masing-masing sporangium mulai sebagai suatu
bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada akhirnya dikerat
dari sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat.Protoplasma di dalam dibelah, dan
suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing spora.Sporangium menjadi hitam karena
mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya.Masing-masing spora, ketika
dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan suatu miselium yang baru. Reproduksi
seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya berlabel + dan -.
Meski tegangan yang kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan, mereka sering
ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang berbeda. Ketika tegangan
keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung
hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi
terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya
menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang
berkumpul. + dan - nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan
beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan
menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan.Meiosis terjadi pada waktu
perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa
menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi.

21
Jamur pada nasi :Aspergilus oryzae

Serat-serat seperti benang halus yang berupa hifa serta sporangium yang berukuran cukup
besar.Aspergilus merupakan jamur mikroskopis yang masuk kedalam divisi
Ascomycotina,dimana memiliki ciri-ciri terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang-
panjang yang berbaur dengan miselia aerial. Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat
agak kekuningan,dan bila tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4 - 5
mm,dan umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter 40-
80µm,berwarna hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar. mempunyai hifa berseptat dan
miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil,
koloninya berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada
ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma
muncul konidium - konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara, konidium -
konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna tertentu pada
jamur.
Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan
konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya
tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru.(Tarigan, 1991).
Spesies ini termasuk kosmopolit,dan dapat ditemukan pada aneka substrat terutama pada makanan
fermentasi. Namun pada pengamatan yang kami akukan jamur ini hanya ditemukan pada nasi,padahal nasi
bukanlah produk dari hasil olahan fermentasi. Hal ini dikarenakan karena Aspergilus dapat
berkembang biak dengan kadar gula yang cukup tinggi,begitu pula dengan nasi,nasi juga
memiliki kandungan glukosa yang amat tinggi sehingga Aspergilus dapat tumbuh dengan baik
pada nasi yang telah basi.

22
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Plectascales
Familia : Trychocomaceae
Genus : Aspergilus
Species : Aspergilus oryzae

23
DAFTAR PUSTAKA

http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/03/jamur-fungi.html

https://www.academia.edu/34826703/Penyakit_Disebabkan_oleh_Jamur_Mikosis_Superfisial_subkuta
n_sistemik

http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-trelia1.pdf

https://www.sridianti.com/penyakit-disebabkan-oleh-jamur.html

http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/mikosis.html

https://www.academia.edu/9214613/laporan_pengamatan_jamur

24

Anda mungkin juga menyukai