Anda di halaman 1dari 11

Jamur termasuk dalam kelompok organisme heterotrop yang membutuhkan nutrien berupa senyawa organik dari makhluk hidup

lain yang mengandung selulosa dan lignin (chang & Quimio, 1982)

Menurut Moore (1998) jamur memiliki dinding sel yang tersusun atas lapisan kitin semi kristalin dan B-glukan. Dinding sel hifa mengandung 80-90% polisakarida, 1-15 % protein dan 2- 10 % lipid (Hudson, 1987) ciri-ciri dari jamur (fungi): 1. Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada sebagian kecil yang bersel tunggal. 2. Inti sel sudah memiliki membran inti (eukariotik). 3. Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof baik secara parasit maupun saprofit. 4. Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan dan manan. 5. Tubuh tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa. 6. Percabangan hifa membentuk jaringan miselium yang berfungsi untuk menyimpan makanan. 7. Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembap, dan kurang cahaya. 8. Perkembangbiakan secara tidak kawin melalui proses pembelahan dan secara kawin melalui peleburan inti sel dari dua sel induk. 9. Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.

Jenis- Jenis Jamur KLASIFIKASI JAMUR Kingdom fungi dibagi menjadi lima divisi yang berbeda dalam hal struktur hifa dan struktur penghasil spora, teriri dari yaitu:

1. Zygomycotina (kelas Zygomycetes)

a. Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati b. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua c. Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan zigospora d. Contohnya :Rhizopus sp Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : * stolon (hifa yang membentuk jaringan di permukaan substrat seperti roti), * rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium) Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+). Contoh lain dari jamur dan perannya 1. Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak 2. Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah 3. Rhizopus oryzae Jamur tempe/untuk membuat tempe 4. Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat

5. Plasmopora viticola Parasit pada anggur 2. Ascomycotina Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean, hisup di kotoran ternak disebut koprofil, ada juga yang parasit pada tumbuhan. Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang unisel. Cara berkembangbiak ada dua cara: a. Secara vegetatif. Dengan cara kalmidospora (spora berdinding tebal), fragmentasi (pemisahan sebagian csbang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru), tunas/kuncup (budding) yaitu pada Saccharomyces. b. Secara generatif Dengan menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus. Askus-askus itu berkumpul dalam badan yang disebut askokarp Contohnya: a. Saccaharomyces cerevisiae untuk membuat tape b. Saccaharomyces ovale untuk membuat tape c. Saccaharomyces sake untuk membuat sake jepang d. Penicillium notatum penghasil antibiotik pinisilin e. Penicillium chryzogenum penghasil antibiotik pinisilin f. Penicillium camemberti mengharumkan keju g. Penicillium roquerforti mengharumkan keju

h. Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin i. Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung j. Aspergillus oryzae untuk membuat tape k. Aspergillus wentii untuk membuat kecap l. Aspergillus nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga

m. Laboulbenia parasit pada serangga n. Claviseps purpurea bahan obat-obatan o. Reosellina arcuata hidup pada potongan akar p. Nectria cinabarina parasit pada kayu manis q. Neurospora sitophila untuk membuat oncom

3. Basidiomycotina Umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan mata telanjang. Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora). Cara reproduksi : vegetatif (dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi miselium) dan secara generatif (dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang menghasilkan spora yang disebut basidiospora) Contohnya: a. Puccinia graminis parasit pada rumput-rumputan b. Ustilago vireus parasit pada padi c. Ustilago maydis parasit pada jagung d. Volvariella volvacea jamur merang, dapat dimakan e. Auricularia polytrica jamur kuping, dapat dimakan f. Amanita phalloides menghasilkan racun falin yang merusak darah g. Ustilago compestris jamur kaleng h. Amanita muscaria menghasilkan racun muskarin yang dapat membunuh lalat i. Pleurotes (jamur tiram) enak dimakan j. Exobasidium vexans parasit pada tanaman the k. Corticium salmonella jamur upas, parasit pada pohon buah-buahan dan karet

4. Deuteromycotina a. Belum diketahui tingkat seksualnya, disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti) b. Pembiakan vegetatif dengan menggunakan konidium, sedang alat pembiakan generatifnya (askus atau basidium) belum atau tidak dikenal. Contoh klasik ialah Monilia sitophila, jamur ini masuk Deuteromycotina. Tetapi setelah ditemukan alat pembiakan generetif oleh Dodge (1927) dan Dwijosoeputro (1961), jamur ini dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan namanya diganti menjadi Neurospora sitophila. c. Contohnya a. Helminthosprium oryzae parasit pada padi b. Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merah c. Monila sitophila jamur oncom, enak dimakan d. Tinea versicolor jamur panu e. Epidermophyton floocossum jamur kulit, parasit pada kaki atlit f. Verticillium penyebab layu pada bibit-bibit tanaman g. Curvularia parasit pada rerumputan

MIKORIZA

Mikoriza bukan takson dalam kingdom jamur, mikoriza merupakan jamur yang hifanya bersimbiosis dengan akar suatu tanaman. Berdasarkan kedalaman jaringan yang digunakannya mikoriza dapat digolongkan menjadi dua tipe mikoriza, yaitu:

Ektomikoriza Yaitu jika hifa jamur hanya hidup di daerah permukaan akar, yakni pada jaringan epidermis. Dari tumbuhan inangnya memperolah bahan makanan seperti vitamin, gula, asam amino. Sedangkan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak. Contohnya jamur ektomikoriza bersimbiosis dengan tanaman pinus, bentuknya seperti payung.

Endomikoriza Yaitu hifa jamur menembus akar hingga masuk ke jaringan korteks. Endomikoriza tidak mempunyai inang khusus. Contohnya jamur yang hidup pada akar anggrek, sayuran, dan berbagai jenis pohon.

Penyakit-Penyakit yang disebabkan oleh FUNGI Tinea capitis Rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah. Di sebabkan oleh Jamur Mycrosporum dan Trichophyton. Jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala ,ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut.

Maduromycosis (Madura foot) Terjadinya massa granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula. Disebabkan oleh jamur Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella grisea. Dapat tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah yang terinfeksi jamur tersebut.

Coccidioidomycosis Batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis. Disebabkan oleh jamur Coccidioides immitis.

Dapat tertular apabila kita bernapas dan pada saat kita menghirup oksigen ,oksigen tersebut mengandung jamur.

Sporotrichosis Benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha. Di sebabkan oleh Jamur Sporotrichum schenckii. Bersentuhan langsung manupun tidak langsung , langsung dapat berupa sentuhan langsung sedangkan tidak langsung dapat berupa menggunakan pakaian atau handuk yang sama.

Actinomycosis Ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai dengan terjadinya abses dan fistula. Di sebabkan oleh Jamur Actinomyces bovis. Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.

Otomycosis (Mryngomycosis) Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan menjadi bernanah. Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp. Bersentuhan dan menggaruk kulit yang terkena jamur ini.

Nocardiosis Pembengkakan jaringan yang terkena, terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula. Di sebabkan oleh Jamur Nocardia asteroids.

Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.

Panu (Pitriyasis versikolor) Ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada warna kulit penderita. Di sebabkan oleh Jamur Malassezia furfur. Dapat terinfeksi lewat persentuhan kulit yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi lewat pakaian yang terkena spora jamur. Blastomikosis Manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari (urogenital). Disebabkan oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis. Cendawan B. Dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan tersebut. Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah.

Tinea favosa Bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah. Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton schoenleinii. Menginfeksi kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku pennularannya dapat melalui penggunaan handuk atau kain orang yang terinfeksi.

Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)

Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah. Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp. Menginfeksi kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila berjalan di tempattempat kotor yang berair.

Tinea barbae Rambut (janggut) Yang terkene jamur ini akan mudah patah, kusam. Sedangkan kulit (bagian leher)yang terkene virus ini akan terdapat bintik-bintik putih. Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis. Dapat tertular apabila bersentuhan atau melalui alat pemotong jenggot yang telah terinfeksi

Tinea cruris Terdapat bintik hitam pada kulit bagian paha atas. Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp. Infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya dapat tertular melalui sentuhan atau kuku saat menggaruk bagian yang terifeksi.

Infeksi candida Terjadi karena faktor predisposisi. Di sebabkan oleh Jamur Candida albicans. Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina menular melalui sentuhan kulit yang terkena jamur ini.

Tinea circinata (Tinea corporis) Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar.

Di sebabkan oleh Jamur Corporis trichopyton

Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat terinfeksi karena kuku yang terinfeksi jamur.

ANTI FUNGI Antifungi/antimikroba adalah suatu bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme. Pemakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha untuk mengendalikan bakteri maupun jamur, yaitu segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi, atau menyingkirkan mikroorganisme. Tujuan utama pengendalian mikroorganisme untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh suatu bahan antimikroba, seperti mampu mematikan mikroorganisme, mudah larut dan bersifat stabil, tidak bersifat racun bagi manusia dan hewan, tidak bergabung dengan bahan organik, efektif pada suhu kamar dan suhu tubuh, tidak menimbulkan karat dan warna, berkemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap, murah dan mudah didapat (Pelczar & Chan 1988). Antimikroba menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara bakteriostatik atau bakterisida. Hambatan ini terjadi sebagai akibat gangguan reaksi yang esensial untuk pertumbuhan. Reaksi tersebut merupakan satu-satunya jalan untuk mensintesis makromolekul seperti protein atau asam nukleat, sintesis struktur sel seperti dinding sel atau membran sel dan sebagainya. Antibiotik tertentu dapat menghambat beberapa reaksi, reaksi tersebut ada yang esensial untuk pertumbuhan dan ada yang kurang esensial (Suwandi 1992). Pengujian aktivitas bahan antimikroba secara in vitro dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama yaitu metode dilusi, cara ini digunakan untuk menentukan kadar hambat minimum dan kadar bunuh minimum dari bahan antimikroba. Prinsip dari metode dilusi menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi medium cair dan sejumlah tertentu sel mikroba yang diuji. Selanjutnya masing-masing tabung diisi dengan bahan antimikroba yang telah diencerkan secara serial, kemudian seri tabung diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan konsentrasi terendah bahan antimikroba pada tabung yang ditunjukkan dengan hasilbiakan yang mulai tampak jernih (tidak ada pertumbuhan jamur merupakan konsentrasi hambat minimum). Biakan dari semua tabung yang jernih ditumbuhkan pada medium agar padat, diinkubasi selama 24 jam, dan diamati ada tidaknya koloni jamur yang tumbuh. Konsentrasi terendah obat pada biakan pada medium padat yang ditunjukan dengan tidak adanya pertumbuhan jamur adalah merupakan konsentrasi bunuh minimum bahan antimikroba terhadap jamur uji (Tortora et al. 2001)

Anda mungkin juga menyukai