Anda di halaman 1dari 5

Bentuk dan Struktur Jamur

Cara hidup

Sebagai organisme heterotof,cara hidup jamur di bedakan menjadi 3 yaitu parasit obligat,parasit
fakultatif,dan saprofit

Parsit obligat,berarti jamur ini hanya dapat hidup pada inangnya dan tidak dapat hidup
diluar inangnya.Contohnya,pheumonia atau khamir yang menginfeksi paru paru penderita
AIDS.
Parasit fakultatuf,artinya jamur akan bersifat parasit jika mendapatkan inang yg sesuai,tetapi
akan bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yg sesuai.
bersifat saprofit,merupakan jamur pelapuk yang dapat mengubah susunan zat organik yang
telah mati.Jamur ini hidup pada organisme yg sudah mati,seperti kayu tumbang yg sudah
lapuk atau buah jatuh.Sebagian besar jamur saprofit menghasilkan enzim hidrolase pada
subtrat makanan yang berfungsi menguraikan molekul kompleks,hifa juga dapat langsung
menyerap bahan organik dalam bentuk sederhana yg di keluarkan oleh inangnya.

KLASIFIKASI JAMUR
1 MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba,
disebut plasmodium fase tubuh buah
Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum polycephalum
2 OOMYCOTINA
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
Reproduksi:- Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium
dan konidia.- Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya
tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun
serangga air.b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3 ZYGOMYCOTINA
Tubuh multiseluler.
Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
Hifa tidak bersekat.
Reproduksi:- Vegetatif: dengan spora.- Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.

4.ASCOMYCOTINA
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi se lul er.
Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk
Lichenes (Lumut kerak).
Reproduksi:- Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler
membentuk spora dari konidia.- Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae:sehari-hari dikenal sebagai ragi. - berguna untuk membuat bir, roti
maupun alkohol.- mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila:jamur oncom.
3. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenumpenghasil antibiotika penisilin.
5 BASIDIOMYCOTINA
Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagaibadan penghasil spora.
Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea :jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
2. Auricularia polytricha :jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
6. DEUTEROMYCOTIN
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini
belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila
tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi
Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.

Reproduksi
Reproduksi jamur dapat terjadi secara vegetatif (aseksual) maupun generatif (seksual). Pada
umumnya, reproduksi secara generatif merupakan reproduksi darurat yang hanya terjadi bila
terjadi perubahan kondisi lingkungan. Reproduksi secara generatif dapat menghasilkan keturunan
dengan variasi genetik yang lebih tinggi dibanding dengan reproduksi secara vegetatif. Adanya
variasi genetik ini memungkinkan dihasilkannya keturunan yang lebih adaptif bila terjadi
perubahan kondisi lingkungan.

A. Reproduksi Secara Vegetatif


dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. Se
Reproduksi secara vegetatif pada jamur bersel satu mentara reproduksi secara vegetatif pada
jamur multiseluler dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah akan tumbuh menjadi jamur baru.
Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau konidiospora.

Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan sporangiofor (tangkai kotak spora). Pada
ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam kotak spora terjadi pembelahan
sel secara mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n).
Jamur jenis lainnya yang sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor (tangkai konidium). Pada
ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam konidium terjadi pembelahan
sel secara mitosis dan menghasilkan banyak konidiospora dengan kromosom yang haploid (n).
Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di tempat yang cocok, akan tumbuh menjadi
hifa baru yang haploid (n).
B. Reproduksi Secara Generatif

Reproduksi pada jamur secara generatif (seksual) dilakukan dengan pembentukan spora seksual
melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis. Mekanismenya dapat diuraikan sebagai berikut.

Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan membentuk
gametangium. Gametangium merupakan perluasan hifa.
Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk zigosporangium
dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium
memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.
Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga
zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n).
Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan
zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.
Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek dengan
kromosom haploid (n).
Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n). Spora-spora ini
memiliki keanekaragaman genetik.
Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah (germinasi)
menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang
semuanya haploid (n).

Jamur yang menguntngkan dan merugikan


Peranan jamur bagi kehidupan manusia sangatlah banyak. Namun yang jelas ada yang merugikan
dan ada yang menguntungkan bagi manusia.

Adapun jamur yang menguntungkan antara lain, sebagai berikut:


Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti dan bir.
Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Volvariella volvacea (jamur merang) dan Agaricus bisporus berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan
tempe dan oncom.
Auricularia polytrica (jamur kuping), jamur ini enak dimakan, hidup pada batang tumbuhan
yang telah mati.
Penicillium camemberti dan Penicillium requoforti untuk memberikan aroma khas pada keju.
Aspergillus oryzae bermanfaat untuk melunakkan adonan roti.
A. wentii bermanfaat dalam pembuatan kecap.
Neurospora crassa yang diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus dapat
digunakan untuk penelitian sitogenetika.
Marshella esculenta dan Tuber sp. dapat dimanfaatkan sebagai makanan.
Monila sitophila dapat digunakan sebagai bahan pembuatan oncom, sebuah makanan khas
daerah jawa barat.
Trichoderma digunakan untuk memproduksi Single Cell Protein.

Sementara itu, jamur yang merugikan antara lain, sebagai berikut:


Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
Puccinia graminis, jamur ini hidup parasit pada rumput.
Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam daun , tongkol, jumbai
dan tangkai.
Ganoderma pseudoferreum, jamur ini penyebab busuk akar pada tanaman coklat, kopi, teh, karet
dan tanaman perkebunan lain.
Ganoderma applanatum, jamur ini menyebabkan kerusakan pada kayu.

CIRI JAMUR

1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula
jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter,
contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi
tubuh buah.

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang
cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel.
Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan
oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang
merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

2. Cara Makan dan Habitat JamurSemua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur
bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya

3. Pertumbuhan dan Reproduksi


Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur
menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler,
tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan
memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila
mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur
dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami
terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua
adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk
bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau
miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel
melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

Anda mungkin juga menyukai