Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu,
pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu
membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram,
dan jamur kuping.
CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan,
dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah
besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh
jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang
mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa
senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria
yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,
jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan,
jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat
Gambar 5.3.
a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air
dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit
atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Klasifikasi Jamur
Biologi Kelas 1 > Jamur
25
< Sebelum Sesudah >
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generatif.
LICHENES / LIKENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari
ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu
hidup di tempat-tempat yang ekstrim.
Contoh :
Usnea dasypoga
Parmelia acetabularis
kibatnya, jamur tidak dapat membuat makanan sendiri. Dengan demikian, jamur memiliki
sifat hetetotrof. Jamur dapat memperoleh makanan dari materi organik atau yang telah mati.
Caranya dengan hidup secara parasit, simbiotik, dan saprofit.
Hifa merupakan suatu benang- benang halus yang ada pada jamur. Hifa memiliki fungsi
tertentu. Adapun fungsi hifa untuk menyerap makanan yang telah dicerna terlebih dahulu
secara ekstraseluler dengan bantuan enzim.
Jamur juga melakukan reproduksi. Adapun reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara,
yaitu reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan
konjugasi.
Sekilas nampak bahwa jamur memiliki bentuk dan sifat yang hampir sama dengan tumbuhan.
Akibatnya, tidak jarang orang salah paham dalam mengartikan jamur. Meskipun demikian,
terdapat beberapa ciri dari jamur, yaitu sebagai berikut.
Pertama, Eukariotik. Jamur merupakan suatu organisme yang lebih maju dibandingkan
dengan Monera. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya membran inti sel atau dikenal
dengan sebutan organisme eukariotik.
Kedua, Uniseluler dan multiseluler. Spesies jamur sangat banyak. Jamur ada yang tersusun
dari satu sel atau dikenal dengan uni seluler. Namun, adapula yang tersusun atas banyak sel
atau yang dikenal dengan multiseluler.
Jamur yang uniseluler sering disebut berbentuk khamir. Sedangkan, jamur yang multiseluler
berbentuk kapang atau mold atau cendawan atau mushroom.
Ketiga, Tidak berklorofil. Jamur tidak memiliki klorofil, sehingga jamur memperoleh
makanan dari makhluk hidup yang lain.
Keempat, Heterotrof. Pada umumnya, jamur memiliki sifat saprofit. Artinya memperoleh
makanan dari sisa organisme yang telah mati.
Kelima, Hifa. Hanya terdapat pada jamur yang bersifat multiseluler dengan bentuk yang
memanjang menyerupai benang- benang. Hifa terdiri dari bagian yang memiliki sekat dan
yang tidak memiliki sekat.
Keenam, septa. Merupakan bagian hifa yang memiliki sekat antarsel. Ketujuh, miselium.
Bagian hifa yang bercabang cabang dan saling berkumpul. Kedelapan, miselium vegetatif.
Merupakan bagian yang memiliki fungsi untuk menyerap zat organik makanan.
Kesembilan, miselium vegetatif. Merupakan bagian yang memiliki fungsi untuk alat
reproduksi yang dapat menghasilkan spora. Kesepuluh, dilapisi zat kitin. Zat kitin melapisi
dinding sel jamur.
Kesepuluh, hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembab, dan kurang cahaya.
Kesebelas, reproduksi secara aseksual melalui pembelahan dan secara seksual dengan cara
peleburan inti sel dari dua sel induk. Terakhir, tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
Demikian ciri ciri yang dimiliki oleh jamur. Kemudian, bagaimana struktur jamur?
Struktur Jamur
Merupakan bagian vegetatif jamur yang berbentuk benang. Hifa memiliki sel yang
memanjang dengan jumlah nukleus yang dipisahkan menjadi beberapa bagian oleh
septa atau septum.
Merupakan cabang- cabang hifa yang terlihat seperti anyaman.
Hifa senositik. Merupakan hifa pada jamur yang tidak memiliki sekat.
Hifa monositik. Merupakan hifa pada jamur yang memiliki sekat dengan satu inti sel.
Hifa dikariotik. Merupakan hifa yang memiliki dua inti sel.
Hifa haustoria. Merupakan hifa khusus pada jamur parasit yang memiliki fungsi untuk
menyerap makanan pada inangnya.
Beberapa jamur memiliki cara hidup yang berbeda- beda. Hal tersebut disesuaikan dengan
struktur tubuh yang mereka miliki. Selain itu, disesuaikan pula dengan habitat tempat hidup
masing masing jamur. Adapun cara hidup jamur yaitu sebagai berikut.
Saprofit. Jamur saprofit memperoleh zat organik dari makhluk hidup yang telah mati. Tipe
jamur ini dapat disebut dengan jamur dekomposer.
Parasit. Jamur parasit memperoleh zat organik dari makhluk hidup yang masih hidup yang
menjadi inangnya. Tipe jamur ini pada umumnya dikenal dengan jamur patogen atau
penyebab penyakit.
Mutual. Jamur mutual hidup pada inangnya. Meskipun demikian, memiliki sifat yang
menguntungkan.
Aseksual. Untuk jamur uniseluler akan membentuk kuncup atau tunas untuk menghasilkan
keturunan. Sedangkan , untuk jamur multiseluler akan dapat melakukan proses fragmentasi
dan menghasilkan spora aseksual atau sporangoispora atau konidiospora. Kedua spora
aseksual tersebut memiliki sifat haploid.
Seksual. Reproduksi jamur secara seksual dimulai dengan cara penyatuan hifa atau singgami
yang terdiri dari proses plasmogami dan kariogami. Dari proses tersebut akan menghasilkan
spora seksual yaitu zigospora, askospora, dan basidiospora.
Klasifikasi Jamur
Berdasarkan divisinya, jamur dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok besar. Adapun
kelompok- kelompok tersebut yaitu sebagai berikut.
Ascomycotina
Ascomycotina merupakan suatu divisi jamur yang sebagian besar bersifat parasit dan saprofit.
Meskipun demikian, ada juga jamur yang bersimbiosis dengan ganggang hijau biru dan
ganggang hijau bersel satu.
Reproduksinya dilakukan dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Secara seksual
dilakukan dengan membentuk tunas yang terjadi pada jamur uniseluler. Sedangkan,
reproduksi secara aseksual dengan cara membentuk spora yang terbentuk dari konidiafor.
Adapun contoh dari jamur kelompok ini yaitu sebagai berikut. Pertama, Aspergillus
merupakan jamur yang hidup sebagai saprofit dan parasit. Kedua, Claviceps purprea
merupakn jamur yang hidup parasit pada bakal buah graminea.
Ketiga, Neurospora crassa merupakan jamur yang biasa digunakan untuk pembuatan oncom.
Keempat, Penicillum merupakan jamur yang hidup sebagai saprofit di semua tempat.
Kelima, Saccharomyces merupakan jamur yang biasanya dikenal sebagai ragi, khamir, dan
yeast.
Keenam, Trichoderma merupakan jamur penghasil protein sel tunggal. Ketujuh, Xylaria
tabacina merupakan jamur yang pada umumnya hidup parsit pada tanaman petai cina.
Adapun daur hidup Ascomycotina yaitu sebagai berikut.
Basidiomycotina
Basidiomycotina merupakan suatu jamur yang hidup sebagai saprofit dan parasit. Selain itu,
memiliki tubuh buah atau basidiokarp.
Pada umumnya, divisi ini berkembang biak dengan seksual. Sedangkan perkembang biakan
secara aseksual jarang terjadi pada jamur jenis basidiomycotina.
Adapun contoh dari jamur pada divisi basidiomycotina yaitu sebagai berikut. Pertama,
Amanita phalloides merupakan jamur yang hidup pada sisa- sisa kotoran ternak sebagai
saprofit.
Kedua, Auricularia polytricha merupakan jamur yang hidup pada kayu yang telah mati
sebagai saprofit, pada umumnya dikenal dengan jamur kuping. Ketiga, Clavaria zippeli
merupakan jamur yang pada umumnya terdapat ditanah kawasan hutan sebagai saprofit.
Keempat, Polyporus giganteus merupakan jamur yang pada umumnya hidup di kayu kayu
yang telah lapuk atau dikenal dengan jamur papan. Kelima, Pleurotus merupakan jamur yang
banyak ditemukan di batang kayu yang telah mati atau yang masih hidup, dikenal dengan
jamur tiram.
Keenam, Puccinia graminis merupakan jamur yang hidup sebagai parasit pada daun rumput-
rumputan. Ketujuh, Ustilogo maydis merupakan jamur yang hidup sebagai parasit pada
jagung.
Kedelapan, Volvariella volvacea merupakan jamur yang dapat dimakan atau yang lebih
dikenal dengan jamur merang. Adapun daur hidup Basidiomycotina yaitu sebagai berikut.
Deuteromycotina
Divisi deuteromycontina merupakan suatu kelompok jamur yang berkembang biak dengan
cara aseksual. Kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat sekat. Selain itu, hidupnya
secara saprofit pada sisa makanan. Meskipun demikian, ada juga yang bersifat parasit.
Sebagai parasit, jamur ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia, ternak, dan juga
tanaman. Adapun contoh jamur dari kelompok divisi ini yaitu sebagai berikut. Pertama,
Candida albicans merupakan jamur yang hidup parasit dan menjadi penyebab penyakit
infeksi pada vagina.
Ketiga, Helminthosporium oryzae merupakan jamur yang menjadi parasit yang dapat
menyebabkan kerusakan pada kecambah dan buah pada tanaman inang serta menimbulkan
noda hitam pada daun.
Zygomycotina
Kelompok jamur zygomycotina hampir semua anggotanya dapat ditemui di daratan. Jenis
jamur kelompok zygomycotina ini bersifat saprofit dan multiseluler atau bersel banyak yang
berbentuk benang atau hifa yang tidak bersekat.
Reproduksinya dilakukan dengan seksual. Secara seksual menghasilkan bentuk spora seksual
yang memiliki dinding tebal, zigospora, dan aseksual. Adapun contoh dari jamur ini yaitu
sebagai berikut. Pertama, Rhizopus stolonifer merupakan jamur untuk proses pembuatan
tempe.
Kedua, Rhizopus nigricans merupakan jamur yang menghasilkan asam fumarat. Ketiga,
Mucor mucedo merupakan jamur yang hidup pada roti dan makanan yang mengandung
karbohidrat. Adapun daur hidup Cygomycotina yaitu sebagai berikut:
Jamur sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dalam bidang industri makanan,
jamur dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan tempe, roti, dan
tape.
Kemudian, dalam bidang industri minuman, jamur dapat dimanfaatkan dalam proses
pembuatan anggur dan bir. Dalam industri farmasi, jamur dapat dimanfaatkan pada proses
pembuatan obat- obatan atau zat antibiotik.
Simak juga: Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Kingdom Plantae atau Tumbuhan
Peran Jamur
Jamur memiliki peran bermanfaat, namun ada juga yang merugikan bagi kehidupan makhluk
hidup. Adapun manfaat jamur yaitu sebagai berikut.
Ketujuh, Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum yang digunakan untuk penghasil
antibiotik penisilin. Kedelapan, Volvariella volvacea atau jamur merang yang dapat
dimakan. Kesembilan, Auricularia polytricha atau jamur kuping yang dapat dimakan.
Kesepuluh, Rhizopus oryzae yang digunakan untuk membuat tempe.
Peran jamur yang menguntungkan, dalam siklus materi akan berperan bagi kelangsungan
hidup semua organisme. Sebagai dekomposer atau pengurai, hasil penguraiannya akan
dikembalikan lagi ke tanah sehingga dapat menyuburkan tanah.
Sedangkan jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut. Pertama, Fusarium yang dapat
menyebabkan penyakit pada tomat, tebu, dan pisang. Kedua, Puccinia graminis atau jamur
karat yang menjadi parasit pada tumbuhan graminae dan tumbuhan dikotil.
Ketiga, Saprolegnia parasitica merupakan parasit pada ikan. Keempat, Ustilago atau jamur
api merupakan parasit pada jagung dan tebu. Kelima, Aspergillus flavus, merupakan jamur
yang menghasilkan racun aflatoksin yang mematikan.
Jamur yang berperan merugikan akan menurunkan kualitas dan kuantitas dari bahan bahan
yang penting bagi kehidupan manusia. Jamur bahkan menyerang bahan bahan lain yang
bernilai ekoomi, seperti kulit, kayu, tekstil, bahan bahan baku pabrik yang lain. Dia akan
menjadi agen penyebab penyakit.
Simbiosis Jamur
Jamur melakukan simbiosis dengan empat cara yaitu Linchen, Mikorhiza, kapang, dan
khamir. Adapun penjelasan dari masing masing simbiosis yaitu sebagai berikut.
Linchen atau lumut kerak. Linchen atau yang disebut juga dengan lumut kerak merupakan
suatu simbiosis antara jamur dan mikroorganisme berklorofil. Simbiosis tersebut memiliki
sifat saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.
Berdasarkan simbiosis tersebut, jamur akan memperoleh menfaat dari hasil fotosintesis
mikroorganisme. Sedangkan, mikroorganisme tersebut mendapatkan suplai air dan nutrisi
lain dari jamur.
Sumber lain menyatakan bahwa linchen merupakan hasil simbiosis antara fungsi
(Asymycotina dan Basidiomycota) yang dinamakan dengan mikobion dengan alga biru atau
alga hijau yang dinamakan dengan fikobion.
Tumbuh pada pohon, di tanah, atau di karang. Berperan sebagai organisme perintis dan
sensitif terhadap polusi udara. Linchen ini hidup sebagai epifit atau menempel dan endolitik
atau menembus batuan dan mampu melapukkan batuan.
Lebih lanjut, Linchen dapat membentuk tanah untuk kehidupan makhluk lain. Oleh sebab itu,
dikenal dengan organisme perintis.
Reproduksinya dilakukan dengan cara aseksual. Aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi
atau soredium (di mana beberapa sel ganggang yang terbungkus oleh hifa jamur). Sedangkan,
reproduksi secara seksual dilakukan dengan menghasilkan askospora atau
basidispora. Contohnya: Physcia, Parmelia grafis yang hidup di pohon pohon, Usnea
berbata yang menghasilkan asam usnin untuk melawan bakteri tuberkulosa, Cladonia
rengifernia yang merupakan makanan rusa kutub, dan Certraria merupakan bahan obat.
Adapun struktur anatomi dari Lichenes atau Linchen yaitu sebagai berikut. Pertama, lapisan
korteks merupakan lapisan luar yang terdiri dari sel sel jamur yang rapat dan kuat yang
memiliki fungsi untuk menjaga agar Linchenes tetap tumbuh.
Kedua, lapisan gonidium merupakan lapisan yang mengandung alga dan menghasilkan
makanan melalui fotosintesis.
Ketiga, lapisan empulur merupakan lapisan yang tersusun dari sel sel jamur namun tidak
rapat yang memiliki fungsi untuk menyimpan cadangan air dan sebagai tempat untuk
berkembang biak.
Lebih lanjut, menurut bentuknya Lichenes dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut. Pertama, krustos merupakan bentuk talus seperti kerak, datar dan tipis, melekat erat
pada substrat seperti batu dan kulit pohon. Contohnya adalah Acarospora dan Graphis scipta.
Kedua, folios, memiliki bentuk talus seperti daun, datar, lebar, banyak lekukan, melekat pada
batu dan ranting. Contohnya adalah Parmelia.
Ketiga, frutikos, memiliki bentuk talus tegak atau semak, menggantung atau jumbai atau pita
pada batu, daun atau batang pohon. Contohnya yaitu Usnea longissima dan Cladonia
perforata.
Mikorhiza. Mikorhiza merupakan suatu simbiosis antara jamur dan tumbuhan tingkat tinggi
atau vascular. Pada umumnya, jamur bersimbiosis pada bagian akar tumbuhan yaitu tanaman
pinus dan kacang kacangan.
Jamur akan membentuk mikoriza yang berasal dari golongan Zygomycota, Ascomycota, atau
Basidiomycota. Ada dua jenis mikoriza yaitu ektomikoriza yang ada pada akar pinus dan
endomikoriza yang ada pada tanaman kacang- kacangan.
Ektomikoriza memiliki hifa yang tidak dapat menembus ke dalam akar atau korteks, namun
hanya sampai pada lapisan epidermis.
Sedangkan endomikoriza memiliki hifa yang menembus akar sampai ke bagian korteks.
Selain terdapat pada tanaman kacang kacangan juga dapat hidup di akar anggrek dan
sayuran, misalkan kol.
Berdasarkan simbiosis tersebut, jamur akan mendapatkan manfaat senyawa organik untuk
suplai makanannya. Sedangkan tumbuhan dapat memfiksasi nitrogen bebas, memperoleh
suplai air, dan menyerap mineral yang lain.
Kapang. Merupakan istilah bagi tahapan aseksual dari Zygomycota, Ascomycota, dan
Basidiomycota. Reproduksi secara seksual menghasilkan zigosporangia, askokarpus atau
basidiokarpus. Sedangkan , aseksual dengan menghasilkan konidiospora.
Adapun spesiesnya meliputi Penicillium requeforti sebagai bahan yang digunakan untuk
membuat keju.
Khamir atau ragi. Merupakan jamur bersel tunggal, habitat air dan lembab, reproduksi
secara aseksual dengan tunas. Sedangkan seksual dengan cara membentuk askus atau
basidium.
Demikian pemaparan tentang ciri- ciri sampai pada peran menguntungkan dan merugikan
dari fungi atau jamur. Semoga artikel ini membantumu dalam memahami tentang fungi atau
jamur terutama ciri, struktur, cara hidup, reproduksi, dan klasifikasi jamur
Divisio Zygomycota
Para ahli Mikologi telah mengidentifikasi sebanyak 600 spesies jamur dari divisio
Zygomycota. Jamur dari divisio ini umumnya hidup di darat, di dalam tanah atau pada
tanaman dan hewan yang telah mati. Jamur divisio ini juga hidup pada makanan yang busuk.
Tubuh Zygomycota terdiri atas hifa yang tidak bersekat. Pada saat akan bereproduksi,
beberapa hifa berdiferensiasi membentuk Zigosporangium. Zigosporangium merupakan alat
reproduksi seksual pada jamur divisio ini. Adapun reproduksi aseksualnya secara fragmentasi
atau disebut juga spora aseksual.
Contoh jamur ini adalah Rhizopus stolonifer atau disebut juga jamur tempe. Jamur tersebut
digunakan dalam proses pembuatan tempe. Reproduksi Rhizopus stolonifer terjadi secara
aseksual dan seksual. Perhatikan gambar berikut.
Reproduksi seksual pada jamur tempe terjadi dengan penyatuan (fusi) gametangia dari ujung
hifa positif dan negatif. Akibat fusi tersebut terbentuk zigosporangium. Setelah itu terjadi
penyatuan inti dan dihasilkan zigosporangium dewasa yang diploid. Dalam kondisi
lingkungan yang baik, zigosporangium akan berkecambah dan membentuk hifa-hifa haploid
(n). Hifa-hifa tersebut akan menghasilkan spora. Pada reproduksi aseksual spora dibentuk di
dalam sporangium yang terletak di ujungujung hifa.
Anggota divisio Zygomycota ada yang hidup parasit pada organisme lain sehingga
menyebabkan penyakit. Selain itu, ada pula yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan
organisme lain. Selain Rhizopus stolonifer contoh lainnya adalah Pilobolus.
Gambar : Contoh spesies dari divisio Zygomycota, yaitu (a) Rhizopus stolonifer dan (b)
Pilobolus.
2. Divisio Ascomycota
Lebih dari 60.000 spesies dari divisio ini telah teridentifaksi. Nama Ascomycota ini diambil
dari kata askus (menyerupai kantung). Askus ini merupakan ujung hifa yang mengalami
perubahan inti dan akan membentuk tubuh buah. Anggota divisio ini ada yang hidup sebagai
saprofit, terutama pada tanaman. Menurut Campbell (1998: 578), setengah dari jumlah
spesies Ascomycota bersimbiosis dengan alga membentuk Lichen. Beberapa lainnya lagi
bersimbiosis dengan tanaman membentuk mikoriza.
Gambar : Contoh divisio Ascomycota adalah a) Morchella esculenta dan (b) Neurospora crassa
Ascomycota sebagian besar anggotanya multiselular. Akan tetapi, ada juga yang uniselular.
Contoh Ascomycota uniselular adalah Saccharomyces cereviceae. Adapun contoh
Ascomycota multiselular adalah Penicillium. Ascomycota multiselular memiliki hifa yang
bersekat. Ascomycota multiselular ada yang membentuk tubuh buah, contohnya Morchella
esculenta. Ada pula yang tidak membentuk tubuh buah, contohnya Neurospora crassa.
Bentuk tubuh buah Ascomycota beragam, ada yang seperti mangkuk, adapula yang bulat.
Reproduksi Ascomycota terjadi secara aseksual dan seksual. Pada Ascomycota multiselular,
reproduksi aseksualnya terjadi dengan cara membentuk konidia. Konidia merupakan spora
aseksual yang dibentuk di ujung konidiofor. Konidiofor sendiri adalah hifa yang
termodifikasi membentuk tangkai sporangium.
Reproduksi secara seksual pada Ascomycota uniselular terjadi dengan cara konjugasi. Hasil
dari konjugasi adalah sel diploid. Sel diploid ini memiliki bentuk memanjang dan membentuk
askus. Askus merupakan struktur mirip kantung yang mengandung spora (askospora). Inti
diploid akan mengalami meiosis dan membentuk inti yang haploid. Inti-inti yang haploid ini
akan menjadi askospora.
3. Divisio Basidiomycota
Reproduksi pada jamur ini terjadi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara
aseksual menghasilkan konidia. Adapun secara seksual terjadi dengan cara perkawinan antara
hifa yang berbeda jenisnya. Pada saat perkawinan ini, hifa yang berbeda jenis tersebut bersatu
dan dinding selnya hancur. Akibat dari hancurnya dinding sel ini, plasma sel akan bercampur
atau disebut juga plasmogami. Pada saat pencampuran plasma sel, inti pun bersatu dan
berkembang menjadi hifa dikariotik yang diploid. Hifa dikariotik ini nantinya akan
mengalami meiosis dan menjadi inti yang haploid.
Contoh jamur divisio ini adalah jamur merang (Volvariella volvaceae) dan jamur kuping
(Auricularia polytricha). Kebanyakan jamur dari divisio Basidiomycota ini dapat dikonsumsi.
Gambar : (a) Jamur merang (Volvariella volvaceae) dan (b) jamur kuping (Auricularia
polytricha) merupakan contoh jamur Basidiomycota.
Reproduksi Zygomiyota
1. Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid,
sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.
2. Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa
menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid
gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh
menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid.
Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
Ascomycota
a. Ciri-ciri Ascomycota
b. Contoh:
Penicilium
o Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
o Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
o Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
o Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Aspergilus
o Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
o Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
o Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang menyebabkan kanker
hati (hepatitis)
Reproduksi Ascomycota
3. Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada
(basidia)
a. Ciri-ciri Basidiomycota
b. Contoh Basidiomycota
4. Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena belum diketahui
perkembangbiakannya secara seksual
a. Ciri-ciri Deuteromycota
b. Contoh Deuteromycota
Berdasarkan struktur spora seksual yang dihasilkannya maka dikenal dengan tiga macam
spora seksual, yakni adalah sebagai berikut :
Zigospora : struktur yang berbentuk bulat atau agak lonjong, berwarna kuning
kecoklatan hingga agak gelap, dengan tonjolan-tonjolan pada permukannya dan
mengandung zigot.
Askospora : spora yang dibentuk dala, struktur seperti kantung (askus) dan biasanya
terdapat dalam suatu tubuh buah yang disebut dengan Askokarp. Ada tiga type
askokarp yakni adalah :
1. Kleistotesium : berbentuk bulat
2. Apotasium : berbentuk terbuka seperti cawan
3. Peritesium : berbentuk seperti labu.
Basidiospora : spora yang dihasilkan pada suatu struktur yang berbentuk seperti
tongkat yang disebut dengan basidium. Pada ujung-ujung basidium terdapat struktur
yang berupa empat jaluran-jaluran pendek (sterigmata) yang di ujungnya akan
dibentuk empat basidiospora.
Fungi atau jamur merupakan organisme eukariotik yang heterotrof. Heterotrof yaitu
organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Fungi termasuk kedalam
organisme heterotrof absortif dimana fungi mengambil makanan dari lingkungan sekitar
dengan cara mengabsorbsinya. Dulu, fungi diklasifikasikan sebagai tanaman. Akan tetapi,
karena fungi memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dari tanaman seperti dinding sel
yang mengandung zat kitin sehingga para ahli mengklasifikasikan fungi ke dalam kingdom
Menurut para ahli, jamur memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh tanaman. Salah
satunya yaitu dinding sel jamur yang mengandung zat kitin. Nah, selain itu jamur juga
memiliki ciri khas yang lain sobat. Adapun ciri-ciri tersebut akan dibahas berikut ini.
Struktur tubuh fungi terdiri atas uniseluler dan multiseluler. Fungi yang multiselur
tersusun atas hifa yang membentuk anyaman yang dinamakan dengan miselium.
Hifa pada jamur terbagi atas dua ada yang bersekat dan yang tidak bersekat atau
dinamakan dengan hifa coenositik.
Nah, hifa ini berfungsi untuk mengabsorbsi nutrisi serta sebagai alat reproduksi
vegetative berupa sporangium dan konidium.
Fungi tidak memiliki klorofil sehingga fungi tidak mampu membuat makanannya
sendiri.
Bersifat heterotrof dengan menguraikan zat organic (saprofit), parasit obligat dan
parasit fakultatif.
Dinding sel yang terbuat dari zat kitin
Umumnya habitat jamur pada tempat yang lembab.
Sistem pencernaan jamur bersifat ekstraseluler. Maksudnya jamur zat makanan diurai
di luar tubuh menggunakan enzim yang ada pada jamur dan kemudian jamur
mengabsorbsinya dalam bentuk zat yang sederhana.
Sistem reproduksi yang seksual dan aseksual.
Sel Jamur terdiri atas mitokondria, ribosom dan nucleus.
Istilah kapang (mold) menunjukkan jamur pada tahap reproduksi aseksual. Dimana
jamur menghasilkan spora aseksual yang banyak.
Ragi atau khamir , biasanya digunakan pada jamur yang uniseluler.
Cendawan yaitu jamur yang sedang membentuk tubuh buah seperti pada jamur
merang.
Struktur tubuh fungi terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding sel yang
mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin pada
kerangka luar athropoda sobat. Zat kitin ini tersusun atas polisakarida, sifatnya kuat
dan fleksibel.
Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.
Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk jaringan
yang disebut miselium.
Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh buah seperti
pada jamur merang.
Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel yang disebut
septa. Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat
mengalir dari sel ke sel lainnya.
Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan hifa asepta.
Hifa ini merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga
ribuan nucleus yang disebut dengan hifa senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak
disebabkan pembelahan inti sel yang berulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium memungkinkan jamur
mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.
Jamur yang sifatnya parasitisme memiliki hifa yang termodifikasi yang dinamakan
dengan haustorium.
Nah, haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan host dan
mengabsorbsi nutrisi dari host.
Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang
fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan dengan miselium generative.
Reproduksi pada jamur terdiri atas dua yaitu reproduksi secara generative (seksual) dan
vegetative (aseksual).
1. Zygomicota
Dinamakan zygomicota karena membentuk spora dengan dinding tebal yang disebut
dengan zigospora.
Berhabitat di darat, tanah atau pada sisa organisme yang telah mati.
Hidup sebagai saprofit (pengurai zat organic).
Memiliki miselium bercabang banyak dan tidak bersekat.
Memiliki hifa senositik
Miselium memiliki tiga tipe hifa yaitu stolon, rizoid dan sporangiofor.
Bereproduksi secara seksual dan aseksual
Berperan dalam pembuatan makanan seperti Rhizopus oryzae pada pembuatan tempe
2. Ascomycota
3. Basidiomycota
4. Deuteromycota
1. Diawali dengan 2 hifa yang berlainan jenis, hifa jantan (+) dan hifa
betina (-) yang saling berdekatan. keduanya bersifat haploid (n)
Keterangan:
2. Reproduksi seksual:
9) Askosphora masak akan pecah keluar jatuh di tempat yang cocok akan
berkecambah membentuk hifa haploid baru (miselia)
1) Perkawinan antara 2 hifa berbeda jenis , hifa (+) dan hifa (-)
2. Reproduksi Deuteromycota
Deuteromycota memiliki hifa yang bersekat. Fungi ini sering disebut fungi tak sempurna. Hal in
disebabkan anggota fungi ini belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Reproduksi
deuteromycota dilakukan secara aseksual