Anda di halaman 1dari 34

iri-Ciri Umum Jamur

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu,
pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu
membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram,
dan jamur kuping.
CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan,
dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah
besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh
jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang
mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa
senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria
yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,
jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan,
jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat
Gambar 5.3.
a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air
dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit
atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

3. Pertumbuhan dan Reproduksi


Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara
aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya
dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka
spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi.
Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua
individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami
(peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan
membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah
dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur
membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan
maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis
antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan
yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

Klasifikasi Jamur
Biologi Kelas 1 > Jamur
25
< Sebelum Sesudah >
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generatif.

JAMUR DIBAGI MENJADI 6 DIVISI :


1 MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
- fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti
amuba, disebut plasmodium
- fase tubuh buah
Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora
kembara yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum polycephalum
2 OOMYCOTINA
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
Reproduksi:
- Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di
darat dengan sporangium dan konidia.
- Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3 ZYGOMYCOTINA
Tubuh multiseluler.
Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
Hifa tidak bersekat.
Reproduksi:
- Vegetatif: dengan spora.
- Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.
4 ASCOMYCOTINA
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi se lul er.
Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
Reproduksi:
- Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
- Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae:
sehari-hari dikenal sebagai ragi.
- berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
- mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan
proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila:
jamur oncom.
3. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum
penghasil antibiotika penisilin.
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti
berguna untuk mengharumkan keju.
5. Aspergillus oryzae
untuk membuat sake dan kecap.
6. Aspergillus wentii
untuk membuat kecap
7. Aspergillus flavus
menghasilkan racun aflatoksin hidup pada biji-bijian. flatoksin salah satu
penyebab kanker hati.
8. Claviceps purpurea
hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
5 BASIDIOMYCOTINA
Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai
badan penghasil spora.
Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea :
jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
2. Auricularia polytricha :
jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
3. Exobasidium vexans :
parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau
blister blight.
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides:
jamur beracun, habitat di daerah subtropis
5. Ustilago maydis :
jamur api, parasit pada jagung.
6. Puccinia graminis :
jamur karat, parasit pada gandum
6. DEUTEROMYCOTIN
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian
karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara
generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan
Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa
askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam
Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari
golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit,
Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
MIKORHIZA
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur
yang dari Divisio Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina.

LICHENES / LIKENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari
ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu
hidup di tempat-tempat yang ekstrim.
Contoh :
Usnea dasypoga
Parmelia acetabularis
kibatnya, jamur tidak dapat membuat makanan sendiri. Dengan demikian, jamur memiliki
sifat hetetotrof. Jamur dapat memperoleh makanan dari materi organik atau yang telah mati.
Caranya dengan hidup secara parasit, simbiotik, dan saprofit.

Hifa merupakan suatu benang- benang halus yang ada pada jamur. Hifa memiliki fungsi
tertentu. Adapun fungsi hifa untuk menyerap makanan yang telah dicerna terlebih dahulu
secara ekstraseluler dengan bantuan enzim.

Jamur juga melakukan reproduksi. Adapun reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara,
yaitu reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan
konjugasi.

Sedangkan, reproduksi secara aseksual dilakukan melalui fragmentasi, pembentukan tunas,


dan spora aseksual. Apakah ciri- ciri dari jamur?

Ciri Ciri Jamur

Sekilas nampak bahwa jamur memiliki bentuk dan sifat yang hampir sama dengan tumbuhan.
Akibatnya, tidak jarang orang salah paham dalam mengartikan jamur. Meskipun demikian,
terdapat beberapa ciri dari jamur, yaitu sebagai berikut.

Pertama, Eukariotik. Jamur merupakan suatu organisme yang lebih maju dibandingkan
dengan Monera. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya membran inti sel atau dikenal
dengan sebutan organisme eukariotik.

Kedua, Uniseluler dan multiseluler. Spesies jamur sangat banyak. Jamur ada yang tersusun
dari satu sel atau dikenal dengan uni seluler. Namun, adapula yang tersusun atas banyak sel
atau yang dikenal dengan multiseluler.

Jamur yang uniseluler sering disebut berbentuk khamir. Sedangkan, jamur yang multiseluler
berbentuk kapang atau mold atau cendawan atau mushroom.

Ketiga, Tidak berklorofil. Jamur tidak memiliki klorofil, sehingga jamur memperoleh
makanan dari makhluk hidup yang lain.

Keempat, Heterotrof. Pada umumnya, jamur memiliki sifat saprofit. Artinya memperoleh
makanan dari sisa organisme yang telah mati.

Kelima, Hifa. Hanya terdapat pada jamur yang bersifat multiseluler dengan bentuk yang
memanjang menyerupai benang- benang. Hifa terdiri dari bagian yang memiliki sekat dan
yang tidak memiliki sekat.

Keenam, septa. Merupakan bagian hifa yang memiliki sekat antarsel. Ketujuh, miselium.
Bagian hifa yang bercabang cabang dan saling berkumpul. Kedelapan, miselium vegetatif.
Merupakan bagian yang memiliki fungsi untuk menyerap zat organik makanan.
Kesembilan, miselium vegetatif. Merupakan bagian yang memiliki fungsi untuk alat
reproduksi yang dapat menghasilkan spora. Kesepuluh, dilapisi zat kitin. Zat kitin melapisi
dinding sel jamur.

Kesepuluh, hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembab, dan kurang cahaya.
Kesebelas, reproduksi secara aseksual melalui pembelahan dan secara seksual dengan cara
peleburan inti sel dari dua sel induk. Terakhir, tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

Demikian ciri ciri yang dimiliki oleh jamur. Kemudian, bagaimana struktur jamur?

Pelajari juga: Pengertian Pertumbuhan dan Perkecambahan pada Tumbuhan

Struktur Jamur

Adapun struktur dari jamur dapat dijelaskan sebagai berikut.

Merupakan bagian vegetatif jamur yang berbentuk benang. Hifa memiliki sel yang
memanjang dengan jumlah nukleus yang dipisahkan menjadi beberapa bagian oleh
septa atau septum.
Merupakan cabang- cabang hifa yang terlihat seperti anyaman.
Hifa senositik. Merupakan hifa pada jamur yang tidak memiliki sekat.
Hifa monositik. Merupakan hifa pada jamur yang memiliki sekat dengan satu inti sel.
Hifa dikariotik. Merupakan hifa yang memiliki dua inti sel.
Hifa haustoria. Merupakan hifa khusus pada jamur parasit yang memiliki fungsi untuk
menyerap makanan pada inangnya.

Selanjutnya, bagaimanakah cara hidup jamur?

Cara Hidup Jamur

Beberapa jamur memiliki cara hidup yang berbeda- beda. Hal tersebut disesuaikan dengan
struktur tubuh yang mereka miliki. Selain itu, disesuaikan pula dengan habitat tempat hidup
masing masing jamur. Adapun cara hidup jamur yaitu sebagai berikut.

Saprofit. Jamur saprofit memperoleh zat organik dari makhluk hidup yang telah mati. Tipe
jamur ini dapat disebut dengan jamur dekomposer.

Parasit. Jamur parasit memperoleh zat organik dari makhluk hidup yang masih hidup yang
menjadi inangnya. Tipe jamur ini pada umumnya dikenal dengan jamur patogen atau
penyebab penyakit.

Mutual. Jamur mutual hidup pada inangnya. Meskipun demikian, memiliki sifat yang
menguntungkan.

Selanjutnya, apa sajakah tipe reproduksi jamur?

Tipe Reproduksi Jamur


Tipe reproduksi jamur dibedakan ke dalam dua cara yaitu seksual dan aseksual, adapun
penjelasannya sebagai berikut.

Aseksual. Untuk jamur uniseluler akan membentuk kuncup atau tunas untuk menghasilkan
keturunan. Sedangkan , untuk jamur multiseluler akan dapat melakukan proses fragmentasi
dan menghasilkan spora aseksual atau sporangoispora atau konidiospora. Kedua spora
aseksual tersebut memiliki sifat haploid.

Seksual. Reproduksi jamur secara seksual dimulai dengan cara penyatuan hifa atau singgami
yang terdiri dari proses plasmogami dan kariogami. Dari proses tersebut akan menghasilkan
spora seksual yaitu zigospora, askospora, dan basidiospora.

Selanjutnya, bagaimanakah klasifikasi jamur?

Simak juga: Keanekaragaman Hayati dan Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi Jamur

Berdasarkan divisinya, jamur dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok besar. Adapun
kelompok- kelompok tersebut yaitu sebagai berikut.

Ascomycotina

Ascomycotina merupakan suatu divisi jamur yang sebagian besar bersifat parasit dan saprofit.
Meskipun demikian, ada juga jamur yang bersimbiosis dengan ganggang hijau biru dan
ganggang hijau bersel satu.

Reproduksinya dilakukan dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Secara seksual
dilakukan dengan membentuk tunas yang terjadi pada jamur uniseluler. Sedangkan,
reproduksi secara aseksual dengan cara membentuk spora yang terbentuk dari konidiafor.

Adapun contoh dari jamur kelompok ini yaitu sebagai berikut. Pertama, Aspergillus
merupakan jamur yang hidup sebagai saprofit dan parasit. Kedua, Claviceps purprea
merupakn jamur yang hidup parasit pada bakal buah graminea.

Ketiga, Neurospora crassa merupakan jamur yang biasa digunakan untuk pembuatan oncom.
Keempat, Penicillum merupakan jamur yang hidup sebagai saprofit di semua tempat.
Kelima, Saccharomyces merupakan jamur yang biasanya dikenal sebagai ragi, khamir, dan
yeast.

Keenam, Trichoderma merupakan jamur penghasil protein sel tunggal. Ketujuh, Xylaria
tabacina merupakan jamur yang pada umumnya hidup parsit pada tanaman petai cina.
Adapun daur hidup Ascomycotina yaitu sebagai berikut.
Basidiomycotina

Basidiomycotina merupakan suatu jamur yang hidup sebagai saprofit dan parasit. Selain itu,
memiliki tubuh buah atau basidiokarp.

Pada umumnya, divisi ini berkembang biak dengan seksual. Sedangkan perkembang biakan
secara aseksual jarang terjadi pada jamur jenis basidiomycotina.

Adapun contoh dari jamur pada divisi basidiomycotina yaitu sebagai berikut. Pertama,
Amanita phalloides merupakan jamur yang hidup pada sisa- sisa kotoran ternak sebagai
saprofit.

Kedua, Auricularia polytricha merupakan jamur yang hidup pada kayu yang telah mati
sebagai saprofit, pada umumnya dikenal dengan jamur kuping. Ketiga, Clavaria zippeli
merupakan jamur yang pada umumnya terdapat ditanah kawasan hutan sebagai saprofit.

Keempat, Polyporus giganteus merupakan jamur yang pada umumnya hidup di kayu kayu
yang telah lapuk atau dikenal dengan jamur papan. Kelima, Pleurotus merupakan jamur yang
banyak ditemukan di batang kayu yang telah mati atau yang masih hidup, dikenal dengan
jamur tiram.

Keenam, Puccinia graminis merupakan jamur yang hidup sebagai parasit pada daun rumput-
rumputan. Ketujuh, Ustilogo maydis merupakan jamur yang hidup sebagai parasit pada
jagung.

Kedelapan, Volvariella volvacea merupakan jamur yang dapat dimakan atau yang lebih
dikenal dengan jamur merang. Adapun daur hidup Basidiomycotina yaitu sebagai berikut.
Deuteromycotina

Divisi deuteromycontina merupakan suatu kelompok jamur yang berkembang biak dengan
cara aseksual. Kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat sekat. Selain itu, hidupnya
secara saprofit pada sisa makanan. Meskipun demikian, ada juga yang bersifat parasit.

Sebagai parasit, jamur ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia, ternak, dan juga
tanaman. Adapun contoh jamur dari kelompok divisi ini yaitu sebagai berikut. Pertama,
Candida albicans merupakan jamur yang hidup parasit dan menjadi penyebab penyakit
infeksi pada vagina.

Kedua, Chadosporium, curvularia, Epidermophyton floocosum merupakan jamur yang


menyebabkan penyakit pada kaki atlet.

Ketiga, Helminthosporium oryzae merupakan jamur yang menjadi parasit yang dapat
menyebabkan kerusakan pada kecambah dan buah pada tanaman inang serta menimbulkan
noda hitam pada daun.

Keempat, Troghophyton dan Microsporum merupakan jamur yang menyebabkan penyakit


kurap. Kelima, Sclerothyum rolfsie merupakan jamur yang menyebabkan busuk pada
tanaman budidaya.

Zygomycotina

Kelompok jamur zygomycotina hampir semua anggotanya dapat ditemui di daratan. Jenis
jamur kelompok zygomycotina ini bersifat saprofit dan multiseluler atau bersel banyak yang
berbentuk benang atau hifa yang tidak bersekat.

Reproduksinya dilakukan dengan seksual. Secara seksual menghasilkan bentuk spora seksual
yang memiliki dinding tebal, zigospora, dan aseksual. Adapun contoh dari jamur ini yaitu
sebagai berikut. Pertama, Rhizopus stolonifer merupakan jamur untuk proses pembuatan
tempe.
Kedua, Rhizopus nigricans merupakan jamur yang menghasilkan asam fumarat. Ketiga,
Mucor mucedo merupakan jamur yang hidup pada roti dan makanan yang mengandung
karbohidrat. Adapun daur hidup Cygomycotina yaitu sebagai berikut:

Jamur sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dalam bidang industri makanan,
jamur dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan tempe, roti, dan

tape.

Kemudian, dalam bidang industri minuman, jamur dapat dimanfaatkan dalam proses
pembuatan anggur dan bir. Dalam industri farmasi, jamur dapat dimanfaatkan pada proses
pembuatan obat- obatan atau zat antibiotik.

Selanjutnya, apa sajakah peran dari jamur?

Simak juga: Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Kingdom Plantae atau Tumbuhan

Peran Jamur

Jamur memiliki peran bermanfaat, namun ada juga yang merugikan bagi kehidupan makhluk
hidup. Adapun manfaat jamur yaitu sebagai berikut.

Pertama, Saccharomyces cerevisiae yang digunakan untuk membuat tape. Kedua,


Saccharomyces cerevisiae yang digunakan untuk membuat roti. Ketiga, Asperigillus oryzae
yang digunakan untuk pembuatan sake minuman khas Jepang.

Keempat, Neurospora sitophila yang digunakan untuk pembuatan oncom. Kelima,


Aspergillus wentii yang digunakan untuk membuat kecap. Keenam, Penicillium camemberti
dan Penicillium roqueforti yang digunakan untuk membuat keju.

Ketujuh, Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum yang digunakan untuk penghasil
antibiotik penisilin. Kedelapan, Volvariella volvacea atau jamur merang yang dapat
dimakan. Kesembilan, Auricularia polytricha atau jamur kuping yang dapat dimakan.
Kesepuluh, Rhizopus oryzae yang digunakan untuk membuat tempe.
Peran jamur yang menguntungkan, dalam siklus materi akan berperan bagi kelangsungan
hidup semua organisme. Sebagai dekomposer atau pengurai, hasil penguraiannya akan
dikembalikan lagi ke tanah sehingga dapat menyuburkan tanah.

Sedangkan jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut. Pertama, Fusarium yang dapat
menyebabkan penyakit pada tomat, tebu, dan pisang. Kedua, Puccinia graminis atau jamur
karat yang menjadi parasit pada tumbuhan graminae dan tumbuhan dikotil.

Ketiga, Saprolegnia parasitica merupakan parasit pada ikan. Keempat, Ustilago atau jamur
api merupakan parasit pada jagung dan tebu. Kelima, Aspergillus flavus, merupakan jamur
yang menghasilkan racun aflatoksin yang mematikan.

Jamur yang berperan merugikan akan menurunkan kualitas dan kuantitas dari bahan bahan
yang penting bagi kehidupan manusia. Jamur bahkan menyerang bahan bahan lain yang
bernilai ekoomi, seperti kulit, kayu, tekstil, bahan bahan baku pabrik yang lain. Dia akan
menjadi agen penyebab penyakit.

Selanjutnya, bagaimana jamur melakukan simbiosis?

Simbiosis Jamur

Jamur melakukan simbiosis dengan empat cara yaitu Linchen, Mikorhiza, kapang, dan
khamir. Adapun penjelasan dari masing masing simbiosis yaitu sebagai berikut.

Linchen atau lumut kerak. Linchen atau yang disebut juga dengan lumut kerak merupakan
suatu simbiosis antara jamur dan mikroorganisme berklorofil. Simbiosis tersebut memiliki
sifat saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.

Berdasarkan simbiosis tersebut, jamur akan memperoleh menfaat dari hasil fotosintesis
mikroorganisme. Sedangkan, mikroorganisme tersebut mendapatkan suplai air dan nutrisi
lain dari jamur.

Jamur yang bersimbiosis tersebut dapat berasal dari kelompok Ascomycotina,


Basidiomycotina, dan Deuteromycotina. Kelompok mikroorganisme yang bersimbiosis
adalah dari kelompok Cyanobacterium atau ganggang hijau. Keberadaan dari Linchen dapat
menjadi salah satu indikator udara bersih.

Sumber lain menyatakan bahwa linchen merupakan hasil simbiosis antara fungsi
(Asymycotina dan Basidiomycota) yang dinamakan dengan mikobion dengan alga biru atau
alga hijau yang dinamakan dengan fikobion.

Tumbuh pada pohon, di tanah, atau di karang. Berperan sebagai organisme perintis dan
sensitif terhadap polusi udara. Linchen ini hidup sebagai epifit atau menempel dan endolitik
atau menembus batuan dan mampu melapukkan batuan.

Lebih lanjut, Linchen dapat membentuk tanah untuk kehidupan makhluk lain. Oleh sebab itu,
dikenal dengan organisme perintis.

Reproduksinya dilakukan dengan cara aseksual. Aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi
atau soredium (di mana beberapa sel ganggang yang terbungkus oleh hifa jamur). Sedangkan,
reproduksi secara seksual dilakukan dengan menghasilkan askospora atau
basidispora. Contohnya: Physcia, Parmelia grafis yang hidup di pohon pohon, Usnea
berbata yang menghasilkan asam usnin untuk melawan bakteri tuberkulosa, Cladonia
rengifernia yang merupakan makanan rusa kutub, dan Certraria merupakan bahan obat.

Adapun struktur anatomi dari Lichenes atau Linchen yaitu sebagai berikut. Pertama, lapisan
korteks merupakan lapisan luar yang terdiri dari sel sel jamur yang rapat dan kuat yang
memiliki fungsi untuk menjaga agar Linchenes tetap tumbuh.

Kedua, lapisan gonidium merupakan lapisan yang mengandung alga dan menghasilkan
makanan melalui fotosintesis.

Ketiga, lapisan empulur merupakan lapisan yang tersusun dari sel sel jamur namun tidak
rapat yang memiliki fungsi untuk menyimpan cadangan air dan sebagai tempat untuk
berkembang biak.

Lebih lanjut, menurut bentuknya Lichenes dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut. Pertama, krustos merupakan bentuk talus seperti kerak, datar dan tipis, melekat erat
pada substrat seperti batu dan kulit pohon. Contohnya adalah Acarospora dan Graphis scipta.

Kedua, folios, memiliki bentuk talus seperti daun, datar, lebar, banyak lekukan, melekat pada
batu dan ranting. Contohnya adalah Parmelia.

Ketiga, frutikos, memiliki bentuk talus tegak atau semak, menggantung atau jumbai atau pita
pada batu, daun atau batang pohon. Contohnya yaitu Usnea longissima dan Cladonia
perforata.

Mikorhiza. Mikorhiza merupakan suatu simbiosis antara jamur dan tumbuhan tingkat tinggi
atau vascular. Pada umumnya, jamur bersimbiosis pada bagian akar tumbuhan yaitu tanaman
pinus dan kacang kacangan.

Jamur akan membentuk mikoriza yang berasal dari golongan Zygomycota, Ascomycota, atau
Basidiomycota. Ada dua jenis mikoriza yaitu ektomikoriza yang ada pada akar pinus dan
endomikoriza yang ada pada tanaman kacang- kacangan.

Ektomikoriza memiliki hifa yang tidak dapat menembus ke dalam akar atau korteks, namun
hanya sampai pada lapisan epidermis.

Sedangkan endomikoriza memiliki hifa yang menembus akar sampai ke bagian korteks.
Selain terdapat pada tanaman kacang kacangan juga dapat hidup di akar anggrek dan
sayuran, misalkan kol.

Berdasarkan simbiosis tersebut, jamur akan mendapatkan manfaat senyawa organik untuk
suplai makanannya. Sedangkan tumbuhan dapat memfiksasi nitrogen bebas, memperoleh
suplai air, dan menyerap mineral yang lain.

Kapang. Merupakan istilah bagi tahapan aseksual dari Zygomycota, Ascomycota, dan
Basidiomycota. Reproduksi secara seksual menghasilkan zigosporangia, askokarpus atau
basidiokarpus. Sedangkan , aseksual dengan menghasilkan konidiospora.
Adapun spesiesnya meliputi Penicillium requeforti sebagai bahan yang digunakan untuk
membuat keju.

Khamir atau ragi. Merupakan jamur bersel tunggal, habitat air dan lembab, reproduksi
secara aseksual dengan tunas. Sedangkan seksual dengan cara membentuk askus atau
basidium.

Adapun spesiesnya adalah Saccharomyces cerevisiae, yang digunakan sebagai bahan


pengembang adonan roti dan fermentasi alkohol. Candida sp yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia.

Demikian pemaparan tentang ciri- ciri sampai pada peran menguntungkan dan merugikan
dari fungi atau jamur. Semoga artikel ini membantumu dalam memahami tentang fungi atau
jamur terutama ciri, struktur, cara hidup, reproduksi, dan klasifikasi jamur

Divisio Zygomycota

Para ahli Mikologi telah mengidentifikasi sebanyak 600 spesies jamur dari divisio
Zygomycota. Jamur dari divisio ini umumnya hidup di darat, di dalam tanah atau pada
tanaman dan hewan yang telah mati. Jamur divisio ini juga hidup pada makanan yang busuk.

Tubuh Zygomycota terdiri atas hifa yang tidak bersekat. Pada saat akan bereproduksi,
beberapa hifa berdiferensiasi membentuk Zigosporangium. Zigosporangium merupakan alat
reproduksi seksual pada jamur divisio ini. Adapun reproduksi aseksualnya secara fragmentasi
atau disebut juga spora aseksual.
Contoh jamur ini adalah Rhizopus stolonifer atau disebut juga jamur tempe. Jamur tersebut
digunakan dalam proses pembuatan tempe. Reproduksi Rhizopus stolonifer terjadi secara
aseksual dan seksual. Perhatikan gambar berikut.

Gambar : Reproduksi aseksual dan seksual pada Rhizopus stolinifer

Reproduksi seksual pada jamur tempe terjadi dengan penyatuan (fusi) gametangia dari ujung
hifa positif dan negatif. Akibat fusi tersebut terbentuk zigosporangium. Setelah itu terjadi
penyatuan inti dan dihasilkan zigosporangium dewasa yang diploid. Dalam kondisi
lingkungan yang baik, zigosporangium akan berkecambah dan membentuk hifa-hifa haploid
(n). Hifa-hifa tersebut akan menghasilkan spora. Pada reproduksi aseksual spora dibentuk di
dalam sporangium yang terletak di ujungujung hifa.

Anggota divisio Zygomycota ada yang hidup parasit pada organisme lain sehingga
menyebabkan penyakit. Selain itu, ada pula yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan
organisme lain. Selain Rhizopus stolonifer contoh lainnya adalah Pilobolus.

Gambar : Contoh spesies dari divisio Zygomycota, yaitu (a) Rhizopus stolonifer dan (b)
Pilobolus.

2. Divisio Ascomycota

Lebih dari 60.000 spesies dari divisio ini telah teridentifaksi. Nama Ascomycota ini diambil
dari kata askus (menyerupai kantung). Askus ini merupakan ujung hifa yang mengalami
perubahan inti dan akan membentuk tubuh buah. Anggota divisio ini ada yang hidup sebagai
saprofit, terutama pada tanaman. Menurut Campbell (1998: 578), setengah dari jumlah
spesies Ascomycota bersimbiosis dengan alga membentuk Lichen. Beberapa lainnya lagi
bersimbiosis dengan tanaman membentuk mikoriza.
Gambar : Contoh divisio Ascomycota adalah a) Morchella esculenta dan (b) Neurospora crassa
Ascomycota sebagian besar anggotanya multiselular. Akan tetapi, ada juga yang uniselular.
Contoh Ascomycota uniselular adalah Saccharomyces cereviceae. Adapun contoh
Ascomycota multiselular adalah Penicillium. Ascomycota multiselular memiliki hifa yang
bersekat. Ascomycota multiselular ada yang membentuk tubuh buah, contohnya Morchella
esculenta. Ada pula yang tidak membentuk tubuh buah, contohnya Neurospora crassa.
Bentuk tubuh buah Ascomycota beragam, ada yang seperti mangkuk, adapula yang bulat.

Reproduksi Ascomycota terjadi secara aseksual dan seksual. Pada Ascomycota multiselular,
reproduksi aseksualnya terjadi dengan cara membentuk konidia. Konidia merupakan spora
aseksual yang dibentuk di ujung konidiofor. Konidiofor sendiri adalah hifa yang
termodifikasi membentuk tangkai sporangium.

Reproduksi secara seksual pada Ascomycota uniselular terjadi dengan cara konjugasi. Hasil
dari konjugasi adalah sel diploid. Sel diploid ini memiliki bentuk memanjang dan membentuk
askus. Askus merupakan struktur mirip kantung yang mengandung spora (askospora). Inti
diploid akan mengalami meiosis dan membentuk inti yang haploid. Inti-inti yang haploid ini
akan menjadi askospora.

Gambar : Konidia merupakan spora aseksual yang di bentuk pada konidiofor


Adapun pada Ascomycota multiseluler, reproduksi seksualnya terjadi dengan cara
perkawinan antara hifa haploid (n) yang berbeda jenis, yaitu hifa positif dan hifa negatif.
Pada saat penyatuan, akan terbentuk hifa dikariotik (berinti dua). Pada ujung hifa dikariotik
ini akan terjadi fusi (penyatuan) inti sehingga sel-selnya menjadi diploid (2n). Setelah itu,
terjadi peristiwa meiosis yang akan membentuk kembali inti-inti yang haploid (n). Pada hifa
dikariotik, ujung-ujungnya akan membentuk askus. Askus tersebut akan berkelompok
membentuk tubuh buah (askokarp). Perhatikan Gambar berikut.

Gambar : Siklus reproduksi pada jamur divisio Ascomycota

3. Divisio Basidiomycota

Gambar : Bagian Tubuh buah Basidiomycota


Menurut Campbell (1998: 579), jamur dari divisio ini memiliki jumlah sekitar 25.000 spesies.
Nama dari divisio ini diambil dari bentuk diploid yang terjadi pada siklus hidupnya, yaitu
basidium. Basidiomycota hidup sebagai dekomposer pada kayu atau bagian lain tumbuhan.
Basiodiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk
diamati. Bentuk jamur ini ada yang seperti payung, kuping, dan setengah lingkaran. Tubuh
buah Basidiomycota terdiri atas tudung (pileus), bilah (lamella), dan tangkai (stipe).

Reproduksi pada jamur ini terjadi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara
aseksual menghasilkan konidia. Adapun secara seksual terjadi dengan cara perkawinan antara
hifa yang berbeda jenisnya. Pada saat perkawinan ini, hifa yang berbeda jenis tersebut bersatu
dan dinding selnya hancur. Akibat dari hancurnya dinding sel ini, plasma sel akan bercampur
atau disebut juga plasmogami. Pada saat pencampuran plasma sel, inti pun bersatu dan
berkembang menjadi hifa dikariotik yang diploid. Hifa dikariotik ini nantinya akan
mengalami meiosis dan menjadi inti yang haploid.

Gambar : Siklus hidup pada jamur divisio Basidiomycota

Contoh jamur divisio ini adalah jamur merang (Volvariella volvaceae) dan jamur kuping
(Auricularia polytricha). Kebanyakan jamur dari divisio Basidiomycota ini dapat dikonsumsi.

Gambar : (a) Jamur merang (Volvariella volvaceae) dan (b) jamur kuping (Auricularia
polytricha) merupakan contoh jamur Basidiomycota.

Reproduksi Zygomiyota
1. Aseksual

Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid,
sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.

2. Seksual

Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa
menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid
gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh
menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid.
Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.

Ascomycota

a. Ciri-ciri Ascomycota

1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.


2. Bersel satu atau bersel banyak.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau
dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa
gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil
dari reproduksi generatif.
5. Dinding sel dari zat kitin.
6. Reproduksi seksual dan aseksual.

b. Contoh:

Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat


mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape).

Penicilium
o Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
o Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
o Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
o Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)

Aspergilus
o Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
o Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
o Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang menyebabkan kanker
hati (hepatitis)

Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada aves


Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur
hidup seksualnya hanya sebentar.
Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina

Reproduksi Ascomycota

3. Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada
(basidia)

a. Ciri-ciri Basidiomycota

1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.


2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian
batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran
(bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut
basidiokarp.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau
dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).

b. Contoh Basidiomycota

Volvariela volvacea (jamur merang)


Auricularia polytricha (jamur kuping)
Pleurotus sp (jamur tiram)
Polyporus giganteus (jamur papan)
Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang
mematikan
Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
Jamur Shitake
Reproduksi Basidiomycota

4. Deuteromycota

Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena belum diketahui
perkembangbiakannya secara seksual
a. Ciri-ciri Deuteromycota

Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis


Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak,
manusia, dan tanaman budidaya

b. Contoh Deuteromycota

Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.


Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
Melazasia fur-fur, penyebab panu.
Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala

1. Meiosis : pembentukan sel gamet yang bersifat haploid.


2. Plasmogami : peleburan plasma sel
3. Kariogami : peleburan inti sel

Berdasarkan struktur spora seksual yang dihasilkannya maka dikenal dengan tiga macam
spora seksual, yakni adalah sebagai berikut :

Zigospora : struktur yang berbentuk bulat atau agak lonjong, berwarna kuning
kecoklatan hingga agak gelap, dengan tonjolan-tonjolan pada permukannya dan
mengandung zigot.
Askospora : spora yang dibentuk dala, struktur seperti kantung (askus) dan biasanya
terdapat dalam suatu tubuh buah yang disebut dengan Askokarp. Ada tiga type
askokarp yakni adalah :
1. Kleistotesium : berbentuk bulat
2. Apotasium : berbentuk terbuka seperti cawan
3. Peritesium : berbentuk seperti labu.

Basidiospora : spora yang dihasilkan pada suatu struktur yang berbentuk seperti
tongkat yang disebut dengan basidium. Pada ujung-ujung basidium terdapat struktur
yang berupa empat jaluran-jaluran pendek (sterigmata) yang di ujungnya akan
dibentuk empat basidiospora.

PENGERTIAN FUNGI (JAMUR)

Fungi atau jamur merupakan organisme eukariotik yang heterotrof. Heterotrof yaitu

organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Fungi termasuk kedalam

organisme heterotrof absortif dimana fungi mengambil makanan dari lingkungan sekitar

dengan cara mengabsorbsinya. Dulu, fungi diklasifikasikan sebagai tanaman. Akan tetapi,

karena fungi memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dari tanaman seperti dinding sel

yang mengandung zat kitin sehingga para ahli mengklasifikasikan fungi ke dalam kingdom

nya sendiri yaitu Kingdom Fungi.

Artikel Penunjang : Klasifikasi Makhluk Hidup

B. CIRI CIRI FUNGI (JAMUR)

Menurut para ahli, jamur memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh tanaman. Salah

satunya yaitu dinding sel jamur yang mengandung zat kitin. Nah, selain itu jamur juga

memiliki ciri khas yang lain sobat. Adapun ciri-ciri tersebut akan dibahas berikut ini.

Struktur tubuh fungi terdiri atas uniseluler dan multiseluler. Fungi yang multiselur
tersusun atas hifa yang membentuk anyaman yang dinamakan dengan miselium.
Hifa pada jamur terbagi atas dua ada yang bersekat dan yang tidak bersekat atau
dinamakan dengan hifa coenositik.
Nah, hifa ini berfungsi untuk mengabsorbsi nutrisi serta sebagai alat reproduksi
vegetative berupa sporangium dan konidium.
Fungi tidak memiliki klorofil sehingga fungi tidak mampu membuat makanannya
sendiri.
Bersifat heterotrof dengan menguraikan zat organic (saprofit), parasit obligat dan
parasit fakultatif.
Dinding sel yang terbuat dari zat kitin
Umumnya habitat jamur pada tempat yang lembab.
Sistem pencernaan jamur bersifat ekstraseluler. Maksudnya jamur zat makanan diurai
di luar tubuh menggunakan enzim yang ada pada jamur dan kemudian jamur
mengabsorbsinya dalam bentuk zat yang sederhana.
Sistem reproduksi yang seksual dan aseksual.
Sel Jamur terdiri atas mitokondria, ribosom dan nucleus.
Istilah kapang (mold) menunjukkan jamur pada tahap reproduksi aseksual. Dimana
jamur menghasilkan spora aseksual yang banyak.
Ragi atau khamir , biasanya digunakan pada jamur yang uniseluler.
Cendawan yaitu jamur yang sedang membentuk tubuh buah seperti pada jamur
merang.

Artikel Penunjang : Plantae (Tumbuhan) : Pengertian, Ciri, Klasifikasi

C. STRUKTUR TUBUH FUNGI (JAMUR)

Struktur tubuh fungi terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding sel yang
mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin pada
kerangka luar athropoda sobat. Zat kitin ini tersusun atas polisakarida, sifatnya kuat
dan fleksibel.
Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.
Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk jaringan
yang disebut miselium.
Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh buah seperti
pada jamur merang.
Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel yang disebut
septa. Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat
mengalir dari sel ke sel lainnya.
Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan hifa asepta.
Hifa ini merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga
ribuan nucleus yang disebut dengan hifa senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak
disebabkan pembelahan inti sel yang berulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium memungkinkan jamur
mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.
Jamur yang sifatnya parasitisme memiliki hifa yang termodifikasi yang dinamakan
dengan haustorium.
Nah, haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan host dan
mengabsorbsi nutrisi dari host.
Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang
fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan dengan miselium generative.

Artikel Penunjang : Kingdom Animalia : Pengertian, Ciri, Klasifikasi


STRUKTUR TUBUH KINGDOM FUNGI (JAMUR)

D. SISTEM REPRODUKSI FUNGI (JAMUR)

Reproduksi pada jamur terdiri atas dua yaitu reproduksi secara generative (seksual) dan

vegetative (aseksual).

1. Reproduksi Generatif (seksual)

Biasanya jamur bereproduksi secara generative karena kondisi lingkungan yang


berubah atau pada kondisi darurat lainnya. Keturunan yang dihasilkan memiliki
genetic yang beragam dan lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Reproduksi secara generative didahului dengan pembentukan spora seksual yang
memiliki jenis hifa yang berbeda.
Hifa (+) dan hifa (-) yang berkromosom haploid (n) mendekat dan membentuk
gametangium (organ yang menghasilkan gamet).
Gametangium berplasmogami yaitu peleburan sitoplasma dan kemudian membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokarotik) dengan pasangan nucleus haploid yang
belum bersatu. Zigosporangium ini memiliki dinding sel yang tebal dan kasar yang
memungkinkan untuk bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dan kering.
Bila kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi kariogami
(peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang berkromosom diploid
(2n).
Zigosporangium yang berinti haploid (2n) akan mengalami pembelahan secara
mitosis yang menghasilkan zigospora haploid (n) didalam zigosporangium.
Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek
dengan kromosom haploid (n).
Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora-spora yang haploid (n) yang
memiliki keanekaragaman genetik.
Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang sesuai, spora akan berkecambah
(germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk
jaringan miselium yang semuanya haploid (n).

2. Reproduksi Vegetatif ( Aseksual)

Pada jamur yang uniseluler reproduksi vegetative dilakukan dengan pembentukan


tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. Pada jamur yang multiseluler
dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan pembentukan spora vegetative.
Fragmentasi hifa (pemutusan hifa), potongan hifa yang putus tumbuh menjadi
individu baru
Pembentukan spora vegetative yang berupa sporangiospora dan konidiospora.
Jamur yang telah dewasa menghasilkan spongiofor (tangkai kotak spora).
Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora).
Di dalam kotak spora pembelahan sel dilakukan secara mitosis dan menghasilkan
banyak sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n).
Adapun jamur jenis lain menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).
Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam konidium
terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak konidiospora
dengan kromosom yang haploid (n).
Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di tempat yang sesuai akan
tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).
REPRODUKSI FUNGI (JAMUR)

E. KLASIFIKASI FUNGI (JAMUR)

1. Zygomicota

Dinamakan zygomicota karena membentuk spora dengan dinding tebal yang disebut
dengan zigospora.
Berhabitat di darat, tanah atau pada sisa organisme yang telah mati.
Hidup sebagai saprofit (pengurai zat organic).
Memiliki miselium bercabang banyak dan tidak bersekat.
Memiliki hifa senositik
Miselium memiliki tiga tipe hifa yaitu stolon, rizoid dan sporangiofor.
Bereproduksi secara seksual dan aseksual
Berperan dalam pembuatan makanan seperti Rhizopus oryzae pada pembuatan tempe

Artikel Penunjang : Zygomycota : Pengertian, Ciri, Klasifikasi


ZYGOMYCOTA

2. Ascomycota

Menghasilkan askospora pada reproduksi generative


Memiliki talus uniseluler dan multiseluler
Memiliki hifa yang bersepta dan tiap septa memiliki satu inti
Dinding hifa diperkuat dengan selulosa dan bersifat heterokaritik
Reproduksi vegetative dengan memperbanyak konidia, spora, tunas dan fragmentasi
Reproduksi generative dengan konjugasi yang digunakan untuk membentuk
askospora di dalam askus. Askus biasanya dibentuk dalam tubuh buah dinamakan
askokarp (askoma).

Artikel Penunjang : Ascomycota : Pengertian, Ciri, Klasifikasi


ASCOMYCOTA

3. Basidiomycota

Memiliki hifa yang bersepta dengan sambungan apit


Bersifat saprobe
Tubuh buah seperti paying
Memiliki tangkai asimetris, pendek dan ada yang tidak bertangkai
Basidiospora terdapat pada permukaan lamela atau bila yang terbentuk dibagian
bawah tudungnya
Umumnya dinamakan dengan Mushroom
Reproduksi aseksual dengan tunas, fragmentasi, dan konidia. Sedangkan pada
reproduksi secara seksual adalah dengan cara membentuk basidiospora.
Basidiospora menghasilkan basidium yang memiliki bentuk seperti gada. Basidium
ada yang bersekat, dan ada juga yang tidak bersekat.
memiliki manfaat yang dalam kehidupan manusia seperti Auricularia politricha
(jamurk kuping) dapat dimakan, Volvariella volcaea (jamur merang) dapat dimakan,
Ganodema applanatum digunakan sebagai obat (makanan suplemen). Ustilago
scitaminae (jamur karat).

Artikel Penunjang : Basidiomycota : Pengertian, Ciri, Klasifikasi


BASIDIOMYCOTA

4. Deuteromycota

Memiliki hifa yang bersepta dan tubuh mikroskopis


Reproduksi vegetative dilakukan dengan membentuk spora dan konidia.
Reproduksi generatif belum diketahui sehingga mengapa Deuteromycota disebut
dengan jamur tak sempurna.
Multiseluler
Bersifat parasitisme atau menyebabkan penyakit pada makhluk hidup lainnya.
Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh jamur ini yaitu Kurap yang disebabkan
oleh Microsporum, Trichophytom, dan Epidermophyton dan panu oleh Tinea
vesicolor

Artikel Penunjang : Deuteromycota : Pengertian, Ciri, Klasifikasi


Daur Hidup Zygomycota atau Reproduksinya
Zygomycota menjalani dua macam cara dalam bereproduksi. Reproduksi yang
dilakukan secara aseksual terjadi bila kondisi lingkungan baik dan
mendukung, sedangkan pada reproduksi yang dilakukan secara seksual terjadi
pada kondisi lingkungan yang kering dan tidak menguntungkan.

Reproduksi Aseksual Zygomycota : Zygomycota bereproduksi secara aseksual adalah


dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual (sporangiospora).
Hifa dewasa yang terputus dan juga terpisah dapat tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru.
Pada bagian hifa tertentu yang sudah dewasa akan terbentuk sporangiofor yang ujungnya
terdapat sporangium (kotak spora). Didalam sporangium terjadi pembelahan secara mitosis
dengan menghasilkan sporangiospora yang berkromosom haploid (n).
Reproduksi Seksual Zygomycota : Zygomycota bereproduksi secara seksual adalah dilakukan
dengan cara pembentuk spora seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang
berbeda jenis.

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses


ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa
(-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu
mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu,
disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua
intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi
zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya
menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis,
menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan
tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki struktur penopang
yang disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai
lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangium hingga sporangium tersebut
pecah dan spora tersebar keluar.

Keterangan GAMBAR reproduksi zygomycota :

1. Diawali dengan 2 hifa yang berlainan jenis, hifa jantan (+) dan hifa
betina (-) yang saling berdekatan. keduanya bersifat haploid (n)

2. Hifa-hifa yang berdekatan tersebut membentuk cabang hifa tonjolan yang


disebut gametangium (jika jamak gametangia) masing masing mengandung inti
haploid

3. Kedua gametangia tersebut bertemu dan kemudian mengalami plasmogami


(penyatuan plasma)sehingga membentuk zigospora. Sel ini berbentuk suatu
lapisan berdinding kasar da tebal yang dapat menahan kondisi kering dan
lingkungan tidak menguntukan lainya selama 1 bulan.

4. Apabila kondisi lingkungan telah kembali seperti semualamaka akan terjadi


kariogami (penyatuan inti)

5. Sehingga inti diploid berpasangan menyatu

6. Proses ini secara cepat diikuti pembelahan meiosis.

7. Zigospora tersebut kemudian mengahiri dorminasinya dan berkecambah menjadi


sporangium pendek yang menghasilkan spora.

8. Spora berkecambah tumbuh menjadi miselia baru

9. Reproduksi aseksual : menggunakan spora vegetatif. Beberapa hifa akan


tumbuh ke atas dengan ujung menggembung membentuk sporangium (penghasil
spora begetatif). Sporangium yang sudah masak berwarna hitam kemudian pecah
dan tersebar di temapat yang cocok. spora kan tumbuh menjadi miselium baru.

Keterangan:

1. a. Reproduksi aseksual pada ascomycota uniseluler: dengan membentuk


tunas. Pembentukan tunas (blastosphora) diawali dengan dinding sel
menonjol keluar membentuk tunas kecil. Nukleus didalam sel induk
membelah dan salah satu nukleu bergerak ke dalam sel tunas. Sel tunas
kemudian memisahkan diri dari sel induk untuk memebentuk individu baru.
Kadang tunas hanya melekat pada induk memebentuk rantai hifa semu
(pseudohifa)

b. aseksual pada ascomycota multiseluler: dengan fragmentasi miselium


dan membentuk konidia (spora pada ujung konidifor)

2. Reproduksi seksual:

1) Pembentukan askospora didalam askus. dari 2 hifa berlainan jenis


saling berdekatan. Salah satu hifa membentuk alat kelamin jantan
(anteridium) dan hifa lainnya membentuk alat kelamin betina
(askogonium). Setiap jenis kelamin punya inti haploid. Pada
askogonium tumbuh trikogin (menghubungkan arkegonium dan
anteridium)

2) plasma pindah dari anteridium ke askogonium (plasmogami). Kedua


inti haploid nya berpasangan

3) askogonium membentuk hifa. kumpulan hifa askogonium dikariotik


membentuk askokarp. ujung hifapada askokarp membentuk askus dengan 2
inti haploid berpasangan.

4) kedua inti mengalami kariogami (penyatuan inti) sehingga terbentuk


diploid.

5) diploid mengalami meiosis membentuk 4 inti haploid.

6) Masing masing membelah secara mitosis


7) didalam askus terdapat 8 inti haploid

8) Kedelapan inti dikelilingi dinding sel membentuk askosphora.

9) Askosphora masak akan pecah keluar jatuh di tempat yang cocok akan
berkecambah membentuk hifa haploid baru (miselia)

Reproduksi secara aseksual: dengan membentuk spora konidia tapi jarang


terjadi reproduksi ini.

2. Reproduksi secara Seksual

1) Perkawinan antara 2 hifa berbeda jenis , hifa (+) dan hifa (-)

2) Mula-mula ujung hifa bersinggungan akan terjadi plasmogami. inti


salah satu berpindah ke hifa lain sehingga terbentuk hifa
haploid dikariotik. hifa-hifa ini membentuk miselinium yang
dikariotik

3) miselinium yang dikariotik menjadi basidiosphora.

4) Pada ujung hifa basidiokarp, kedua inti haploid membentuk


basidium berinti diploid.

5) Inti diploid mengalami pembelahan meiosis membentuk 4 inti


haploid.

6) Keempat inti haploid berkembang menjadi basidiospora.

7) Apabila basidiospora jatuh di tempat ang cocok akan berkecambah


tumbuh menjadi hifa bersekat dengan inti haploid (monokariotik)

2. Reproduksi Deuteromycota

Deuteromycota memiliki hifa yang bersekat. Fungi ini sering disebut fungi tak sempurna. Hal in
disebabkan anggota fungi ini belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Reproduksi
deuteromycota dilakukan secara aseksual

Anda mungkin juga menyukai