OLEH
Tutorial D-1
Desi Megafini
Masagus Moh. Edsel
Qaswara
M. Denny Arnoviandry
Dondy Juliansyah
Fatia Ayu Ramadhana
Esqy Ghea Askara
1010211
136
1010211
142
1010211
145
1010211
148
1010211
155
1010211
156
1010211
157
1010211
159
1010211
160
1010211
162
1010211
163
dr. Irfan
Terminologi
1. Spora: unsure reproduktif yang dihasilkan secara aseksual atau seksual
pada organisme tingkat rendah.
2. B. bacteria: bakteri yang berbentuk basil
3. B. antharcis
4. Respiratory antharax: penyakit antharax disebabkan melalui
pernapasan
5. Genom: informasi genetic lengkap yang dikode oleh rangkaian
nukleotida organisme, sel, organel atau virus.
6. Strain of B. antharcis: organisme dalam organisme spesies B. antharcis
ditandai dengan sifat-sifat yang khas
Problem
1. Apa yang menyebabkan Stevens deman, muntah dan sakit kepala?
2. Dari mana spora berasal?
2
Hipotesis
1.
2.
3.
4.
Terinfeksi bakteri
Dari lingkungan
Bentuk tidak aktif dari bakteri
Dengan adanya lingkungan yang ekstrim terjadi perubahan struktur dari
nonaktif menjadi aktif
5. Bakteri: mikroorganisme dalam golongan prokariotik uniseluler
6. Struktur: membrane, kapsul, dinding sel, plasmid, flagel, ribosom,
sitoplasma, pili, asam nukleotida
Sifat:
bisa hidup diluar sel inang, memiliki ribosom, dapat
menguntungkan atau merugikan hospesnya,
Klasifikasi: bentuk pewarnaan
Morfologi: bentuk bakteri coccus, spiral dan basil
Taksonomi: nomenklatur sesuai aturan Linneaus
7. Secara seksual dan aseksual
8. Anabolisme dan katabolisme
9. Pathogenesis: infeksi dengan kontak langsung, dengan alat, dengan
udara, dengan vector
10.Isolasi: pemeriksaan dari agent terinfeksi bakteri
Kultur: pembiakaan bakteri melalui media
Identifikasi: penepatan bakteri-bakteri
11.a) Mempertahankan konsentrasi obat
b) Memberikan resistensi silang
12. Proses bakteri terhadap antigen yang menimbulkan pathogenesis dalam
badan
13. Faktor-faktor nutrient, pH, temperature, aerasi,kekuatan ionic
14. E. colli dikolon, Phylococcus epidermis di mulut, Streptococcus di
duodenum
I dont know
1.
2.
3.
4.
5.
Klasifikasi bakteri
Taksonomi bakteri
Struktur bakteri
Morfologi bakteri
Reproduksi bakteri
3
6.
7.
8.
9.
Metebolisme bakteri
Isolasi, kultur dan identifikasi
Resistensi dan tes sensitivitas
Bakteri normal
Learning issues
1. Tingkat genom, tingkat sel, sifat biokim
2. Penamaan sesuai Linneaus
3. Struktur dan fungsi
4. Unkuran dan bentuk
5. Aseksual dan seksual
6. Factor yang mempengaruhi kimia dan fisik
7. Tujuan kultur: penilaian hasil kultur dan pewarnaan
8. Mekanisme resistensi, penyebab, tes sensitivitas
9. Bakteri di pencernaan, pernapasan, kulit, urogenital
10.Definisi bakteri normal
Struktur Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme
prokariot
multiseluler.
Berikut
adalah
struktur yang dimiliki oleh bakteri.
Nukleoid
Nukleoid prokariot merupakan nukleus pada prokariot. Prokariot dapat
memiliki DNA atau tidak, pada yang tidak
ada DNA fungsi membawa informasi
digantikan oleh protein mirip histon. Ukuran
nukleoid 3x10^9 dengan molekul sirkuler
tunggal. Terdapat istilah mesosom pada nukleoid bakteri. Istilah tersebut
merupakan saat dimana DNA berhubungan dengan invaginasi membran
sitoplasmik untuk memisahkan 2 kromosom kembar setelah replikasi kromosom.
Struktur Sitoplasmik
Sel tidak memiliki plastid otonom (mitokondria dan kloroplas), enzim
pengangkut eletron terletak dalam membran sitoplasmik, namun enzim bekerja
pada lemellae yang berada dibawah membran sel. Pigmen fotosintetik
(karotenoid, bakterioklorofil) pada bakteri fotosintetik menyatu dalam sistem
membran internal yang terbentuk oleh invaginasi membran sitoplasmik,
membran sitoplasmik itu sendiri, atau struktur nonunit khusus yang dilingkup
membran dengan sebutan klorosom.
Bakteri menyimpan cadangan makanan dalam bentuk granula sitoplasma.
Granula bekerja sebagai sumber karbon, tetapi ketika sumber protein berkurang
karbon daam granula dapat dikonversi menjadi sumber nitrogen.
Pada beberapa jenis bakteri granula dipakai untuk menyimpan sulfur,
fosfat inorganik, dan granula metakromik pada korinobakteria. Tidak terdapat
mikrotubulus pada sitoplasmanya.
Membran sitoplasma
Merupakan membran sel pada bakteri. Komposisinya terdiri dari fosfolipid
dan protein. Semua membran sel prokariot, kecuali genus Mycoplasma, tidak
mengandung sterol. Yang disebut membran sitoplasma adalah membran yang
secara langsung berhubungan dengan sitoplasma. Ditempat tertentu pada
membran sitoplasma terdapat cekungan ke dalam (convulated invagination)
yang disebut mesosom. Ada 2 jenis mesosom :
1. Septal mesosom : berfungsi dalam pembelahan sel. Kromosom bakteri
(DNA) melekat pada septal mesosom
2. Lateral mesosom
Membran sitoplasma memilki beberapa fungsi utama, antara lain :
antibakteri
yang
dapat
Dinding Sel
Tekanan osmotik dalam bakteri berkisar 5-20 atm karena adanya transport
aktif yang menyebabkan tingginya konsentrasi larutan dalam sel. Sel tidak pecah
karena dindingnya yang relatif sangat kuat. Dinding sel terdiri dari lapisan
peptidoglikan, yang disebut juga sebagai lapisan murein atau mukopeptida.
Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri gram positif dan gram negatif
tergantung responnya ketika diwarnai pewarna GRAM. Bakteri gram positif
memiliki dinding peptidoglikan yang tebal, sedangkan gram negatif tipis.
Pewarnaan ini dilakukan dengan cara mewarna sel kuman dengan zat kristal
warna ungu dan iodium lalu dicuci dengan alkohol atau aseton. Pada bakteri
negatif gram zat ungu akan hilang setelah dicuci dengan alkohol, sedangkan
pada positif gram warna ungu tetap bertahan setelah dicuci alkohol.
Berikut adalah perbedaan komponen khusus antara bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif :
1. Gram positif, memiliki asam teikoat dan teikuronat pada dinding
selnya, serta polisakarida
a. Asam teikoat dan asam teikuronat. Asam teikoat membentuk
antigen permukaan utama, mudah dicapai oleh antibodi. Fungsi
asam teikoat antara lain dapat menyediakan ion magnesium ke
dalam sel dengan mengikatnya, berperan dalam fungsi normal
selubung sel sehingga sel tahan terhadapt sel autolisis. Asam
teikuronat merupakan polimer serupa dengan asam teikoat,
namun unit pengulangan pada teikuronat terdiri dari asam gula,
sedangkan teikoat memiliki asam fosfat.
b. Polisakarida. Apabila dinding sel bakteri gram positif dihidrolisis,
maka akan dihasilkan gula nterla seperti manosa, galaktosa,
arabinosa. Gula tersebut kemungkinan adalah subunit
polisakarida dalam dinding sel.
2. Gram negatif, mengandung tiga komponen yang letaknya di luar
lapisan peptidoglikan, yaitu lipoprotein, membran luar, dan
lipopolisakarida.
Fungsi lain dinding sel selain menjaga tekanan osmotik antara lain :
1. Berperan penting dalam pembelahan sel
8
Kapsul
Bakteri saat tumbuh dapat mensintesa polimer ekstrasel (umumnya
polisakarida) yang berkondensasi dan membentuk lapisan berbentuk selubung
padat disekeliling sel yang disebut kapsid.
Pada medium agar, koloni bakteri berkapsul tampak sebagai koloni
berlendir. Bakteri dengan kapsul lebih tahan terhadap efek fagositosis dari daya
pertahanan badan.
Glikokaliks
Polimer ekstrasel yang disintesis oleh bakteri saat tumbuh, membentuk
jaringan longgar berupa fibril yang meluas ke arah luar sel.
Flagel
Merupakan bagian kuman yang berbentuk seperti benang. Terdiri dari
protein dengan diameter 12-30 nanometer yang disebut flagellin. Flagel
digunakan sebagai alat gerak. Bakteri memiliki beberapa jenis flagel, antara
lain :
1. Monotrich : flagel tunggal dan
terdapat pada bagian ujung
2. Lopotrich : lebih dari satu flagel di
satu bagian polar
3. Amfitrich : flagel terdapat satu atau
lebih di kedua polar
4. Peritrich : flagel tersebar merata di
sekeliling badan kuman
Bagian protein dari flagel disebut
flagellin. Pada bakteri, flagel dapat rontok, tetapi akan tumbuh lagi dengan
sempurna dalam 3-6 menit.
Pili/Fimbriae
Pada beberapa kuman negatif gram, terdapat
rambut pendek dan keras yang disebut pili. Pili
terdiri dari subunit-subunit protein yang disebut pilin.
Pada ujung pili terdapat protein minor yang berfungsi
untuk melekat pada sel lain. Terdapat 2 jenis pili :
1. Pili yang memegang peranan dalam adhesi kuman dengan sel tubuh
hospes
2. Seks pili yang berfungsi dalam konjugasi dua kuman antara sel donor
ke resipien
Pili juga berpengaruh terhadap virulensi bakteri patogen selain toksin,
contohnya pada colonization antigen yang merupakan pili biasa.
Endospora
Beberapa genus bakteri dapat membentuk endospora. Yang paling sering
membentuk spora adalah kuman batang postif gram Bacillus genus dan
Clostridum. Kuman tersebut akan mengadakan diferensiasi membentuk spora
apabila keadaan lingkungan tidak baik, misalnya medium sekitar kekurangan
nutrisi. Masing-masing sel akan membentuk spora, sedangkan sel induk
mengalami otolisis.
Spora adalah bakteri dalam bentuk
istirahat. Sifat dari spora adalah
sangat resisten terhadap panas,
kekeringan,
dan
zat
kimiawi.
Apabila kondisi lingkungan telah
membaik spora dapat melakukan
germinasi dan memproduksi sel
vegetatif.
Secara
morfologis,
proses sporulasi terjadi dengan
cara isolasi badan inti yang diikuti
dengan invaginasi membran sel ke arah dalam.
Spora terdiri dari :
1. Core
a. Merupakan sitplasma dari spora
b. Mengandung semua unsur untuk kehidupan bakteri, seperti
kromosom komplit, komponen untuk sintesis protein
2. Dinding spora
a. Lapisan paling dalam dari spora
b. Terdiri dari dinding peptidoglikan dan akan menjadi dinding sel
saat spora kembali ke bentuk vegetatif
3. Korteks
a. Lapisan tebal dari spora envelope
b. Terdiri dari lapisan peptidoglikan dalam bentuk istimewa
4. Coat
10
Morfologi bakteri
Bakteri dapat dibagi menjadi 3 bentuk, antara lain :
1. Coccus : kuman berbentuk
bulat, variasi susunannya:
a. Micrococcus
:
tersendiri (single)
b. Diplococcus
:
berpasangan dua-dua
c. Pneumococcus
:
diplokokus
yang
berbentuk
lanset.
Gonokokus
adalah
diplokokus
yang
berbentuk biji kopi
d. Tetrade : tersusun
rapi dalam kelompok empat sel
e. Sarcina : kelompok delapan sel yang tersusun rapi dalam bentuk
kubus
f. Streptococcus : tersusun seperti rantai
11
Reproduksi Bakteri
Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan
penting antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot. Bakteri mengadakan
pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Namun, proses
pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses
pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada
eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi
genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara seksual
(rekombinasi genetic dan ditinjau dari jumlahnya) dan aseksual (pembelahan
biner, pembentukan tunas/cabang, dan pembentukan filament), yaitu:
Seksual
Ditinjau dari jumlahnya
Bila bakteri ditanam pada perbenihan yang sesuai dan pada waktu-waktu
tertentu ditinjau jumlah bakteri yang hidup, maka dapat dilihat suatu grafik yang
dapat dibagi dalam 4 fase, yaitu:
1. Fase penyesuaian diri (lag phase)
Waktu penyesuaian ini umumnya berlangsung selama 2 jam. Bakteri
belum berkembang biak dalam fase ini, tetapi aktivitas metabolismenya
sangat tinggi. Fase ini merupakan persiapan untuk fase berikutnya.
2. Fase pembelahan (logharhytmik phase/exponential phase)
12
Aseksual
a. Pembelahan Biner
Pada pembelahan ini, sifat sel anak
dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.
yang
13
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri
yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada
pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri
demikian merupakan bentuk koloni.
METABOLISME BAKTERI
Sel bakteri mengadakan kegiatan di dalam sel untuk pertumbuhan,pembelahan
sel,pembaharuan komponen sel.Seluruh proses pengolahan setelah bahan
makanan masuk ke dalam sel disebut metabolisme.
1.Metabolisme karbohidrat : Karbohidrat dipecah menjadi triosa dalam
bentuk fosfat dan piruvat (CH3COCOOH).Enzim yang berperan dari golongan
glikosidasa dan fosforilasa.Metabolisme glukosa menjadi piruvat menurut
Embden-Meyerhof :
Glukosa ---- glukosa 6 fosfat
----fosfoenolpiruvat ---- piruvat
----
fosfogliseratdehide
----
fosfogliserat
14
Melalui pentosa fosfat : cara ini dipakai untuk bakteri yang tidak mempunyai
enzim aldolosa
dan triosa PO4 isomerase yang diperlukan pada Embden
meyerhof
Glukosa ---- glukosa 6 fosfat ---- 6 fosfoglukonat ---- pentosafosfat
Melalui Entner Doudorrof :
Glukosa ---- 6 fosfoglukonat ---- ketodeoksiglukonat ---- piruvat + gliseraldehid
2.Metabolisme lemak : Permulaan reaksi diperlukan pengaktifan asam lemak
dengan CoA dan sebagai hasil akhir adalah gliserol dan asetil CoA.
3.Metabolisme protein : Sintesa protein memerlukan nitrosa yang biasanya
diambil dari medium dalam bentuk NH3 atau NO3.Sintesa protein mengikuti pola
yang ditentukan oleh DNA.DNA gen menberikan pola yang menentukan pada
sintesa DNA sendiri dn RNA.RNA sebagai pembawa berita dari DNA yang
menentukan sintesa protein.Dalam RNA terdapat semua informasi yang
diperlukan dalam penyusunan DNA,RNA,protein.
Faktor yang mempengaruhi bakteri :
1.Fisik
15
2.Kimia
17
Pertumbuhan pada
permukaan dsb.
Kekeruhannya
Endapan
Bau
permukaan.
Ada
tidaknya
selaput
pada
UJI KULTUR
Uji kultur adalah perkembangbiakan mikroorganisme atau sel jaringan hidup
dalam media khusus yang kondusif bagi pertumbuhan.
A. Tujuan Uji Kultur
1.
2.
3.
4.
5.
Isolasi bakteri
Memperbanyak bakteri
Menghitung jumlah bakteri
Menyimpan bakteri
Melihat gerak bakteri
Pada uji kultur digunakan beberapa media yang disebur media kultur. Media
kultur adalah suatu substansi yang menunjang pertumbuha mikroorganisme.
C. Media kultur dibedakan berdasarkan :
1. Bahan Bakunya
a) Medium alam
: Sari buah, nasi dan jagung
b) Medium alamiah dan kimia
: PDA (Potato Dextrase Agar)
c) Medium buatan
: CDA (Czapeks Dox Agar)
2. Kosistensinya
a) Medium padat
: Media yang mengandung agar 15 % sehingga
setelah dingin media tersebut akan memadat.
b) Medium semi padat : Media yang mengandung agar 0,3 0,4 %
sehingga bentuknya kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair.
c) Medium cair
: Tidak mengandung agar. Misalnya, NB (Nutrient
Broth)
3. Komposisinya
a) Medium sintesis
: Zat kimianya diketahui jenis dan
takaranya. Misanlya; glukosa agar, MCA (Mac Conkey Agar)
b) Medium semi sintesis : Komposisinya diketahui secara pasti. Misalnya;
PDA (Potato Dextrase Agar) mengandung agar dekstrase dan ekstrak
kentang.
c) Medium non sintesis : Komposisinya tidak diketahui secara pasti dan
biasanya diekstrak dari bahan dasarnya. Misalnya; Tomato Juice Agar,
Brain Heart Infusion Agar.
4. Fungsi
a) Medium umum : Media universal. Misalnya; NA (Nutrien Agar), MHA
(Mueller Hinton Agar).
b) Media selektif : Hanya media tertentu yang dapat hidup untuk
menyeleksi. Misalnya; SSA (salmonella Shigala Agar)
c) Medium Differensial : Untuk membedakan jenis mikroorganisme satu
dengan yang lain. Misalnya; Blood Agar, MCA (Mac Conkey Agar).
d) Medium diperkaya
: Untuk
mengaktifkan mikroorganisme yang
terhambat pertumbuhan. Misalnya; Thioglikalat Broth pertumbuhan
Salmonella
dan
Shigella,
Agar
Coklat
pertumbuhan
Corynebacterium Diphteriae.
e) Meduim Penguji : Untuk melihat kemampuan mikroorganisme dala
reaksi biokimia. Misalnya; pada reaksi fermantasinya (dengan glukosa,
laktosa, maltosa, sukrosa, mannitol) untuk menguji fermentasi bakteri,
MIO (Motility Indol Ornithin) untuk mengetahui kemampuan
mikroorganisme memecah asam amino triptofan menjadi idol.
D. Macam-macam Uji Kultur
1.
PEWARNAAN
1. Bertujuan mempelajari morfologi, struktur dan sifat-sifat kuman
identifikasi kuman
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pewarnaan :
a)
Gelas alas bersih dan bebas lemak
b) Umur biakan 18 24 jam [Mycobacterium tuberculosa , 1 bulan]
c) Kualitas zat warna
d) Tebal tipisnya sediaan, suspensi kuman disebar setipis mungkin sehingga
membentuk lingkaran, dengan ditambahkan garam faal
e)
Fiksasi, bertujuan untuk mematikan mikroba dan memudahkan
pengikatan zat warna. Fiksasi dilakukan dengan melewatkan di atas api
minimal 3 kali
Jenis-jenis pewarnaan bakteri yang dikenal adalah
a.
b.
c.
d.
Pewarnaan negative
Pewarnaa sederhana
Pewarnaan diferensial
Pewarnaan khusus
Pewarnaan negative
Suspense kuman dibuat dalam zat warna negrosin/tinta bak dan disebarratakan dengan gelas alas lain (sediaan hapus). Disini bakteri tidak diwarnai
dan tampak sebagai benda-benda terang dengn latar belakang hitam.
Pewarnaan ini dipakai untuk jenis bakteri yang sukar diwarnai, misalkan
Spirochaeta (Treponema, Leptospira, dan Borrelia)
20
Pewarnaan sederhana
Pewarnaan ini hanya menggunakan satu macam zat warna. Misalkan biru
metilen, air fukhsin atau ungu Kristal selama 1-2 menit. Zat warna aniline
mudah diserap oleh bakteri.
Pewarnaan diferensial
Pewarnaan diferensial menggunakan lebih dari satu macam zat warna
a. Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangant penting.
Ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884.
b. Pewarnaan tahan asam, misalken pewarnaan Ziehl Neelsen dan Kinyoung
Gabbett, untuk membedakan kuman yang tahan asam dan tidak tahan
asam.
Kesimpulan
Bakteri Staphylococcus aureus dapat menebus sampai ke dasar
media agar,itu berarti tanpa udara pun dia dapattumbuh,sedangkan
Escherichia coli membutuhkan udara untuk dapat tumbuh.Itu berarti
21
Gram Positif
Dinding sel
Lap
Tebal
Kadar lipid
1-4 %
11 22%
Resistensi thd
thd alkali [1%
KOH
tdk larut
larut
Kepekaan th
thd Jodium
lebih peka
Kurang peka
Gram Negatip
Peptidoglikan
Tipis
Eksotoksin
Endotoksin
Lebih tahan
Lebih peka
Kepekaan tdd
tdd penisilim
Lebih peka
Kurang peka
Kepekaan thd
thd streptomisin
Tidak peka
Peka
Patogen
Semua bentuk
kecuali
Neisseriaceae
kokus,
kokus,
Fam
Dasar perbedaan :
TEORI SALTON : Kadar lipid yang tinggi (20%) di dalam dinding sel kuman
Gram negatif
[lipid larut
pada saat pencucian alkohol] pori-pori
membesar zat warna larut kuman tidak berwarna
22
23
Spora,
Pewarnaan Klien; spora kuman berwarna merah dan badan bakteri
berwarna biru. Dinding spora yang tebal memerlukan pemanasan, agar
pori-pori membesar dan zat warna dapat masuk.
Resistensi
kuman
antimikroba/antibiotika
terhadap
obat
24
25
-laktam.
3. Mekanisme efluks
Bakteri contohnya E. colli, dapat menjadi resisten terhadap tetrasiklin
dengan adanya protein membrane dalam yang secara aktif memompa
antibiotic keluar dari sel.
4. Jalur alternative
Mekanisme lainnya yang sering ditemukan adalah bakteri membuat suatu
jalur alternative untuk menghindari blockade metabolisme akibat
antibiotic.
5. Perubahan lokasi target
Rifampisin
bekerja
dengan
menghambat
subunit
dari
RNA
30
Pembacaan Hasil :
1. Zone Radikal : suatu daerah disekitar disk dimana sama sekali tidak
diketemukan adanya pertumbuhan bakteri. Potensi antibiotik diukur dengan
mengukur diameter dari zone radikal.
2. Zone Irradikal : suatu daerah disekitar disk menunjukkan pertumbuhan bakteri
dihambat oleh antibiotik tersebut, tetapi tidak dimatikan. Disini terlihat adanya
pertumbuhan yang kurang subur dibandingkan dengan daerah luar pengaruh
antibiotik tersebut.
2. Cara Sumuran
Pada agar tersebut dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu sesuai
dengan kebutuhan. Kedalam sumuran diteteskan larutan antibiotik yang
digunakan, inkubasi 37O C selama 18-24 jam. Pembacaan sama seperti
diatas.
Dengan menggunakan ose khusus, ambillah satu mata ose dan masukkan
dalam 4 ml agar Base 1,5 % yang mempunyai temperatur 50 C.
Catatan :
1. Perbenihan Agar Mueller Hinton tanpa suplemen atau Agar DST Oxoid.
2. Untuk Streptococcus / kuman lain yang memerlukan darah dapat
ditambahkan 5 % darah kambing, kuda, sapi, atau kelinci tanpa fibrin.
3. Ketebalan agar 4 mm dipergunakan dalam 4 hari.
4. Biakan kuman yang akan diperiksa dibuat dengan menanamkan 5 koloni
kuman dalam 4 ml perbenihan cair (mis : TSB).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran diameter zone hambatan :
1. Kekeruhan suspensi bakteri : kurang keruh : diameter zone lebih lebar dan
jika lebih keruh : Diameter zone makin sempit sehingga R dilaporkan S
atau sebaliknya.
2. Waktu pengeringan / peresapan suspensi bakteri ke dalam MH agar. Tidak
boleh melebihi batas waktu karena dapat mempersempit diameter zone
hambatan sehingga S jadi R.
3. Temperatur inkubasi -> Pertumbuhan optimal : 35 C bila <> 35O C ada
bakteri yang kurang subur pertumbuhannya dan ada obat yang difusinya
kurang baik. yaitu :
4. Waktu inkubasi, Waktu : 16 18 jam, Bila <>. Lebih 18 jam maka
pertumbuhan lebih sempurna sehingga zone makin sempit.
5. Ketebalan agar : Ketebalan 4 mm, bila kurang maka difusi obat lebih cepat
dan bila lebih maka difusi obat lambat.
6. Jarak antar disk obat : Jarak cakram : 3 cm dan 2 cm dari pinggir petridish
dengan diameter 9-10 cm paling banyak 7 disk obat. Petridish dengan
diameter 15 cm untuk 9 disk.
7. Potensi disk obat : Tiap jenis obat mempunyai diameter disk yang sama
tetapi potensinya berbeda. Yang harus diperhatikan : Cara penyimpanan :
obat yang labil seperti penisillin dll disimpan pada suhu 4O C. ED nya dan
setiap disk obat baru diterima harus dicek dengan kontrol strain.
8. Komposisi media : Sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
bakteri, difusi obat, kativitas obat tersebut.
Quality Control :
32
Temperature
Kelembaban
Inhibitor tertentu
Tetapi sebenarnya mikroorganisme yang terdapat pada tubuh manusia tak dapat
digolongkan dengan tegas apakah dia komensal atau pathogen bagi manusia
tersebut. Flora dalam tubuh manusia dapat menetap atau transient. Mikroba
normal yang menetap tersebut dapat dikatakan tidak menyebabkan penyakit
dan mungkin menguntungkan bila ia berada dilokasi yang semestinya dan tanpa
adanya keadaan abnormal. Mereka dapat menyebabkan penyakit karena
33
keadaan tertentu berada ditempat yang tidak semestinya atau bila ada factor
predisposisi. Sebagai contoh adalah streptococcus viridians, bakteri yang
tersering ditemukan didalam saluran nafas atas, bila masuk ke aliran darah
ekstraksi gigi atau tonsilektomi ( pencabutan gigi ) dapat sampai ke katup
jantung yang abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial endocarditis.
Bila daya tahan tubuh hospes menurun , organisme yang dalam keadaan biasa
tidak pathogen dapat menimbulkan penyakit. Keadaan ini dinamakan
oportunisme dan organismenya disebut oportunis.
Flora residen didaerah tertentu memainkan peran yang nyata dalam
mempertahankan kesehatan dan fungsi normal. Sebagai contoh anggota flora
residen dalam saluran cerna berperan dalam sintesis vit. K dan membantu
absorpsi zat makanan. Pada mukosa dan kulit flora residen mencegah kolonisasi
bakteri pathogen melalui interferensi bakteri. Mekanisme gangguan
(interferensi) bakteri tidak jelas. Mekanisme tersebut meliputi kompetisi
terhadap reseptor atau tempat pengikatan pada sel pejamu, kompetisi
mendapatkan zat makanan, saling menghambat oleh hasil metabolic atau toksik,
saling menghambat oleh bahan antibiotic atau bakteriosin, atau mekanisme lain.
Supresi flora normal secara jelas menyebabkan kekosongan local parsial yang
cenderung diisi oleh organisme dari lingkungan atau dari bagian tubuh lain.
Organisme tersebut dapat besifat oportunistik dan dapat menjadi pathogen.
Flora bakteri normal
Flora normal kulit
Karena pajanan yang terus menerus dan adanya kontak dengan
lingkungan, kulit sangat mudah mengandung mikroorganisme transien.
Namun demikian, terdapat flora residen yang konstan dan jelas yang
mengalami modifikasi di area anatomi berbeda oleh sekresi, kebiasaan
mengenakan pakaian, atau jaraknya yang dekat dari membrane mukosa
(mulut,hidung, area perineal).
Mikroorganisme residen terbanyak dikulit adalah
Diantara
factor-faktor
yang
mungkin
penting
dalam
mengeliminasi
mikroorganisme nonresident dari kulit adalah PH rendah, asam lemak dalam
sekresi sebasea, adanya lisozim. Berkeringat banyak, mencuci maupun mandi
34
Corynebacterium
Staphylococcus
Membrane mukosa mulut dan faring sering steril saat lahir tetapi dapat
terkontaminasi saat melewati jalan lahir. Dalam 4-12 jam setelah lahir,
streptococcus viridans dapat ditemukan sebagai anggota flora residen yang
paling menonjol dan tetap demikian seumur hidup. Organisme tersebut
kemungkinan berasal dari saluran pernapasan ibu dan orang yang hadir pada
saat persalinan. Pada awal kehidupan, staphylococcus aerob dan anaerob,
diplococcus gram negative (neisseria, moraxella catarrhalis), difteroid, dan
kadang-kadang lactobacillus juga ditambahkan. Mulut kaya mikroorganisme,
staphylococcus epidermidis, staphylococcus aureus, beberapa mikroba
berpigmen dan staphylococcus yang bersifat anaerob ditemukan dipermukaan
gigi dan saliva. Ketika gigi mulai erupsi, spiroketa anaerob , species provotella
(terutama P melaninogenica), species fusobacterium, species rothia gtumbuh
dengan sendirinya bersama dengan vibrio anaerob dan Lactobacilus. Species
aktinomices secara normal terdapat dalam jaringan tonsilar dan gingival orang
dewasa. Difaring dan trakea , flora serupa tumbuh sendiri. Sedangkan beberapa
bakteri ditemukan dalam bronkus normal. Organisme yang dominan dalam
saluran pernapasan atas, terutama faring adalah neisseria dan streptococcus
alfa hemolitik, dan non hemolitik. Staphylococcus, difteroid, pneumococcus juga
ditemukan. Pemusnahan flora normal faring dengan penicillin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth pada bakteri gram negative seperti Escherichia coli,
Klebsiella,proteus,pseudomonas atau jamur.
Bakteri yang mengandung mikroorganisme adalah mulut, nasofaring, tonsil.
Sedangkan laring, bronkus, bronkiolus, alveolus dan sinus hidung biasanya steril.
Flora normal saluran cerna
35
Saat lahir usus steril, tetapi organisme segera masuk bersama makanan. Pada
anak yang mendapat ASI, usus mengandung banyak streptococcus asam laktat
dan Lactobacillus. Organisme aerob dan anaerob gram positif , nonmotil ini
(misalnya species bifidobakterium) menghasilkan asam dari karbohidrat dan
menoleransi PH 5. Pada anak yang minum susu formula, lebih banyak flora
campuran terdapat dalam usus dan lactobacillus lebih sedikit. Seiring
berkembangnya pola makan menuju pola dewasa, flora usus berubah. Diet
mempunyai pengaruh yang nyata dalam komposisi relative flora usus dan feces.
Pada orang dewasa normal, esophagus mengandung mikroorganisme yang
masuk bersama saliva dan makanan. Keasaman dilambung menjaga jumlah
mikroorganisme pada angka minimum kecuali jika terjadi obstruksi dipilorus
yang menyebabkan proliferasi coccus dan bacillus gram positif. Seiring pH isi
usus menjadi basa, flora residen secara bertahap meningkat. Dalam usus bagian
atas, lactobacillus dan enterococcus yang menonjol, tetapi di ileum bawah dan
sekum , flora seperti yang ada di feces. Bakteri usus penting dalam sisntesis vit.
K, konversi pigmen empedu, absorpsi nutrient dan pemecahan produk, serta
antagonis mikroba pathogen. Mikroorganisme Yang terdapat dikolon adalah
clostridium, bacteroids, streptococcus, lactobacillus. flora feces adalah bakteri
anaerob obligat.
Flora normal urogenital
Mikroorganisme dapat ditemukan digenitalia eksterna, uretra anterior dan
vagina, sedang dibagian lain umumnya tidak terdapat mikroorganisme yang
menetap. Di orifisium uretra wanita dan pria yang tidak disirkumsisi sering
dijumpai Mycobacterium smegmatis. Dijumpai pula difteroid, streptococcus non
hemolitik dan staphylococcus epidermidis. Khususnya pada wanita terdapat
bacteria doderlein, suatu Lactobacillus anaerob. Flora normal pada vulva wanita
amat dipengaruhi oleh kondisi normalnya. Vulva neonatus steril sampai 24 jam
kehidupan. Setelah itu berkembang organism nono pathogen seperti difteroid,
micrococcus dan streptococcus non hemolitik. Setelah 2-3 hari, estrogen ibu
mmenginduksi deposit glikogen diepitel vagina dan meningkat pertumbuhan
lactobacillus. Setelah estrogen menurun, lactobacillus menghilang dan pH
menjadi basa. Pada pubertas Lactobacillus muncul kembali, dan terdapat flora
yang terdiri atas difteroid, Lactobacillus, Micrococcus, Staphylococcus
epidermidis,
Streptococcus,Faecalis,
Streptococcus
mikroaerofilik
dan
anaerob,Ureaplasma dan yeast.
Haemophilus Vaginalis dan Chlmydia biasanya berhubungan dengan vaginitis
simtomatis. Pada wanita hamil 15 20 % dijumpai streptoccus group B
( Streptoccus agalactica ) ,Flora pada massa postmenoupouse menyerupai masa
prepuberitas.
36
37