MIKROBIOLOGI
“ BIAKAN MURNI “
Disusun oleh :
SUPARMI ( C41180840)
PEMBAHASAN
Isolasi dan inokulasi merupakan percobaan yang sangat penting, karena melihat
kondisi lingkungan di sekitar kita yang banyak terdapat mikroorganisme baik yang
patogen maupun yang non patogen, sehingga pemisahan dan identifikasi bakteri
yang satu dengan lainnya juga dibutuhkan. Teknik pengenceran suspensi bakteri dari
sampel atau sumber isolat dari lingkungan dilakukan sebagai upaya untuk
mendapatkan kuantitas bakteri dalam jumlah yang dapat terhitung.
Teknik biakan murni (cara menyendirikan piaraan murni). Di alam bebas tidak ada
mikroba yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies yang lain. Dalam teknik
biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni,
tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Teknik
biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan berbagai cara, yaitu:
- Pengenceran
Cara penuangan adalah dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang
sudah diencerkan, dan sampel itu kemudian disebarkan dalam suatu medium dari
kaldu dan gelatin encer. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu dan
bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan keterampilan tinggi.
- Penggoresan/penggesekan
(1) Tidak
- Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai
dengan yang dimaksud.
- Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni.
lingkungan di sekitarnya.
a. Suplai nutrisi
Unsur-unsur dasar nutrisi adalah: karbon, nitrogen, hydrogen, oksigen, sulfur, fosfor,
zat besi, dan seju,lah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-
sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada
kahirnya dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu prinsip daripada
menciptakan lingkungan bersih dan higienis adalah meminimalisir sumber nutrisi
bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
2. Mesofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 20 0C sampai 45 0C.
3. Termofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 35 0C atau lebih.
Dibedakan menjadi dua kelompok :
a. Fakultatif termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu 37 0C,
dengan suhu pertumbuhan optimum 45 – 60 0C.
b. Obligat termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu di atas suhu
d. Ketersediaan oksigen
E. Salinitas
A. FASE LAG/ADAPTASI
Fase penyesuaian
bakteri dengan
lingkungan yang baru.
Lama fase lag pada
bakteri sangat
bervariasi, tergantung pada komposisi media, pH, suhu, aerasi, jumlah sel pada
inokulum awal dan sifat fisiologis mikroorganisme pada media sebelumnya. Jika
mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula- mula akan mengalami fase
adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi. Lamanya fase adaptasi ini
dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya :
2. Jumlah inokulum (Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase
adaptasi)
Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya: (1) kultur
dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan nuriennya
terbatas, (2) mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan
komposisi sama seperti sebelumnya.
Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva
logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium
tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan
termasuk suhu dan kelembaban udara. Selain itu, variasi derajat pertumbuhan
bakteri pada fase eksponensial ini sangat dipengaruhi oleh sifat genetik yang
diturunkannya. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi lebih banyak dari pada
fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir
fase log, kecepatan pertumbuhan populasi menurun dikarenakan :
C. FASE STATIONER
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel
tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat
nutrisi, dan terjadi akumulasi produk toksik sehingga mengganggu pembelahan sel
dan sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh
pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim
seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
D. FASE KEMATIAN
fase kematian yang ditandai dengan peningkatan laju kematian yang melampaui
laju pertumbuhan (Volk dan Wheeler, 1993). Pada fase ini sebagian populasi
mikroba mulai mengalami kematian karena beberapa sebab yaitu Nutrien di dalam
medium sudah habis dan Energi cadangan di dalam sel habis. Kecepatan kematian
bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis mikroba.
1. Fisik
Secara fisik, menggunakan uap air panas dan tekanan tinggi, diperoleh panas
lembab, efektif dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan oven untuk alat-
alat gelas dan bahan yang tidak tembus air
2. Kimia
NaOCl
3. Mekanik
Secara mekanik, untuk bahan yang mudah rusak karena pemanasan, misalnya
vitamin, enzim, serum, antibiotik. Contoh : filtrasi, menggunakan filter berupa
membran dengan tebal sedang Bahan/zat yang tidak dapat dipanaskan pada suhu
lebih dari 100 0C, dapat dilakukan pasteurisasi dan tindalisasi.
PENTINGNYA BIAKAN MURNI
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri
cultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang
terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993). Sifat organisme
dalam suatu biakan murni dapat dipelajari dengan metode yang amat keras dengan
hasil yang sangat akurat karena pengaruh sel hidup yang lain dapat ditiadakan (Volk,
1993).
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Biologi. 2018. "Pertumbuhan, Reproduksi dan Rekombinasi Bakteri",
https://www.referensibiologi.com/2018/08/pertumbuhan-reproduksi-dan-
rekombinasi-bakteri.html?m=1, diakses pada 13 April 2019 pukul 00.20 WIB
http://www.kimia.clas.web.id/2014/11/laporan-praktikum-mikrobiologi-
isolasi.html?m=1, diakses pada 13 April 2019 Pukul 00.28 WIB