Anda di halaman 1dari 13

BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI VETERINER I

BAKTERI COCCUS DALAM DUNIA VETERINER

Disusun Oleh :

Yusril chalid Wijaksono / 1809511066

Kelas 18 C

LABORATORIUM PARASITOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVESITAS UDAYANA

DENPASAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan paper “Bakteri Coccus dalam Dunia
Veteriner” dengan baik.

Penyusunan paper ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi dan
Mikologi Veteriner I. Dalam paper ini menjelaskan mengenai Bakteri Coccus
secara umum serta contoh bakteri coccus dalam dunia veteriner. Materi yang
disajikan cukup terperinci agar mudah dipahami oleh pembaca.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan paper ini


untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Namun kami menyadari bahwa
paper ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan paper selanjutnya. Semoga paper ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 13 Oktober 2019

Penulis

I
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan .........................................................................................

1.1.Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2.Rumusan Masalah ................................................................................ 1

BAB II Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 2

BAB III Tinjauan Pustaka ................................................................................

3.1.Pengertian Bakteri Coccus ................................................................... 3


3.2.Bakteri Brucella abortus ...................................................................... 5
3.3.Bakteri Staphylococcus aureus ............................................................ 6
3.4.Bakteri Streptococcus pneumoniae ...................................................... 7

BAB V Kesimpulan ......................................................................................... 9

Daftar Pustaka ..................................................................................................

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk
ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri
dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok
lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan
industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel,
kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel
eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm,
tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu
Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel
tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda
(peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan
mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Bakteri ?
2. Apa itu Bakteri Coccus ?
3. Apa Saja Macam-Macam Bakteri Coccus?

1
BAB II
MANFAAT DAN TUJUAN

2.1. Manfaat dan Tujuan


Manfaat dan tujuan dari paper ini adalah mengetahui lebih dalam mengenai
cestoda yang meliputi ; ciri-ciri umum, klasifikasi, morfologi, jenis-jenis
cestode yang terdapat pada anjing, dan siklus hidup cestoda pada ayam.

2
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian Bakteri Coccus


Kokus merupakan bakteri yang bentuknya bulat sedikit oval. Bakteri kokus
ini ada yang tunggal atau tersusun sendiri (monokokus), dan ada pula yang
berbentuk menyerupai rantai (streptokokus). Bakteri kokus ialah salah satu
dari jenis bakteri terkecil yang ada pada saat ini. Dan biasanya diameter bakteri
kokus rata-rata sekitar 0,5 – 1,0 mikrometer. Dan biasanya berbentuk seperti
datar, oval memanjang. Bentuk ini jugalah yang memberikan mereka luas
permukaan terbesar dalam kaitannya dengan ukuran mereka, yang bisa
memungkinkan mereka untuk lebih efisien pada saat mengambil nutrisi dari
lingkungan.
Bakteri kokus ini juga bisa membentuk kelompok yang lebih besar,
termasuk kelompok 4 (empat), 8 (delapan), 10 (sepuluh), atau bahkan lebih.
Kelompok 4 (empat) biasa dikenal sebagai tetrad, sementara kelompok 8
(delapan) disebut sarcinae. Banyak bakteri dari pembentuk rumpun biasanya
disebut dengan stafilokokus, yang juga merupakan nama dari sebuah genus
spesifik bakteri yang sangat sering terbentuk dalam pengaturan ini.

3
Bakteri berbentuk coccus dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain :
3.1.1. Monococcus : Bakteri berbentuk bulat yang tersusun tunggal.
Contoh bakteri yang berebntuk monococcus yaitu Neisseria
gonorrhoe
3.1.2. Diplococcus :Bakteri berbentuk bulat yang tersusu berpasangan.
Contoh bekteri berbentuk diplococcus yaitu Diplococcus
pneumoniae
3.1.3. Strepcoccocus : Bakteri berbentuk bulat dengan susunannya
membentuk rantai. Contoh bakteri yang berbentuk strepcoccocus
yaitu Strepcoccocus thermophilus, S. Lactis, S. Pygones, S. Mutans..
3.1.4. Sarcina atau tedtrad, yaitu bekteri yang berbentuk bulat dengan
susunannya seperti kubus. Contoh bakteri yang berbentuk sarcina
atau tedtrad yaitu Sarcina sp, Micrococcus luteus.
3.1.5. Staphylococcus, yaitu bakteri yang berbentuk bulat dengan
susunannya bergerombol membentuk buah anggur. Contoh bakteri
yang susunannya berbentuk staphylococcus yaitu Staphylococcus
aereus.

Beberapa rantai bakteri umumnya disebut streptokokus, dan banyak bakteri


yang mengambil bentuk ini ditemukan dalam genus Streptokokus. Sebuah

4
persentase yang baik dari strain bakteri ini adalah tenggorokan dan hidung
normal, tetapi spesies yang menyebabkan pneumonia, atau radang
tenggorokan, dan demam scarlet juga dalam kelompok ini. Enterokokus dan
Lactokokus adalah spesies yang menghasilkan asam laktat, zat yang diperlukan
untuk membuat produk susu fermentasi seperti yoghurt. Lactokokus khususnya
yang sering digunakan dalam industri susu baik sebagai cara untuk membantu
menghasilkan produk susu dan untuk membantu konsumen dalam pencernaan
mereka.
3.2. Bakteri Brucella abortus

Kingdom :Bacteria

Filum : Proteobacteria
Class : Alphaproteobacteria
Ordo : Rhizobiales
Famili : Brucellaceae
Genus : Brucella
spesies : Brucella Abortus

Bakteri dari genus Brucella, berbentuk kokobasili dengan panjang 0,6 –


1,5µm dan lebar 0,5 – 0,7 µm. Ditemukan secara tunggal dan terkadang
berpasangan dengan morfologi yang konstan, bersifat Gram negative, non-
motil, tidak berkapsul, tidak membentuk spora dan bersifat anaerobic
fakultatif. Pada lingkungan yang hangat dan lembab, seperti di Indonesia,
bakteri Brucella dapat bertahan hingga berbulan-bulan di lingkungan.
Bentuk pada biakan muda berkisar dari kokus sampai batang dengan
panjang 1,2 μm. Yang terbanyak adalah bentuk kokobasil pendek. Bakteri ini
merupakan gram negatif tertapi sering berwarna tidak teratur, bersifat aerob,
tidak bergerak, dan tidak membentuk spora.
Brucellosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
bakteri patogen genus Brucella. Penyakit ini menyerang hewan ternak mamalia
seperti sapi, kambing, babi, dan dapat menular ke manusia. Brucellosis pada
manusia dikenal dengan Malta fever, Mediterranean fever, dan Gilbaltar fever

5
sesuai dengan nama daerah tempat pertama kali penyakit ini ditemukan.
Brucellosis juga dikenal sebagai nama undulant fever karena gejala demam
dengan suhu yang bervariasi dan berulang pada orang yang terinfeksi (Megid
et al., 2010). Infeksi Brucella sp pada manusia tidak menyebabkan keguguran
tetapi hanya menimbulkan gejala klinis antara lain: demam intermitten, sakit
kepala, myalgia, malaise, nyeri, dan gangguan pencernaan. Infeksi penyakit ini
ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui kontak dengan
hewan atau produk hewan yang terinfeksi
Brucella sp dapat menembus kulit, konjungtiva, dan saluran pencernaan.
Pada sapi penularannya bisa terjadi secara per oral. Sapi yang mengalami
keguguran oleh brucellosis mengeluarkan bakteri B. abortus dalam jumlah
besar melalui membran fetus, cairan reproduksi, urine dan feses. Bahan-bahan
tersebut akan mencemari rumput dan air minum,”
3.3. Bakteri Staphylococcus aureus
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : S. aureus

Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang


menghasilkan pigmen kuning, bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan
spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok,
dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada
suhu 37C dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan
mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran
pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas
dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya
hanya berperan sebagai karier.

6
S. aureus termasuk bakteri osmotoleran, yaitu bakteri yang dapat hidup di
lingkungan dengan rentang konsentrasi zat terlarut (contohnya garam) yang
luas, dan dapat hidup pada konsentrasi NaCl sekitar 3 Molar.[3] Habitat alami
S aureus pada manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar,
di mana pada keadaan sistem imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen
Stafilokokosis adalah penyakit bakterial yang disebabkan infeksi
Staphylococcus pada ayam maupun unggas lainnya. Setidaknya terdapat 20
spesies bakteri Staphylococcus penyebab stafilokokosis yang berhasil diisolasi
dari unggas. Staphylococcus aureus merupakan spesies yang paling sering
menimbulkan penyakit di peternakan ayam. Infeksi Staphylococcus pada ayam
dapat menimbulkan berbagai penyakit antara lain, arthritis, tenosinovitis,
dermatitis ganggrenosa, infeksi yolk sac, bumble foot (abses subdermal),
spondilitis, dan osteomielitis, bursitis sternalis, blefaritis, dan granuloma pada
hati, limpa, dan paru (Tabbu, 2000).
Stafilokokosis dapat diobati dengan pemberian antibiotik, namun uji
sensitifitas terhadap antibiotik yang diberikan harus sering dilakukan
mengingat marak terjadi resistensi antibiotik. Antibiotik yang sering diberikan
untuk menangani infeksi Staphylococcus aureus antara lain eritromisin,
linkomisin, dan spektinomisin (Andreasen, 2013)
3.4. Bakteri Streptococcus pneumoniae

Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacillales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : S. pneumoniae

Streptococcus pneumoniae atau pneumokokus adalah bakteri kokus


grampositif yang sering ditemukan berpasangan, namun dapat juga ditemukan
dalam keadaan satuan atau rantai pendek. Bakteri ini merupakan bakteri non

7
motil dan tidak berspora dengan kapsul polisakarida. S. pneumoniae
diselubungi oleh kapsul polisakarida yang menghasilkan beberapa serotipe
antigen.18 Strain S. pneumoniae yang berkapsul dapat bersifat patogen pada
manusia dan hewan coba, sedangkan strain S. pneumoniae yang tidak
berkapsul bersifat avirulent.19 Kapsul ini merupakan faktor virulensi yang
berperan penting dalam invasi bakteri.
Streptococcus pneumoniae bersifat fastidious hanya dapat tumbuh pada
media yang diperkaya dengan suplementasi darah.19 Bakteri dengan enzim
katalase negatif akan tumbuh lebih baik dengan adanya sumber katalase seperti
sel darah merah untuk menetralisir H2O2 yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
S.pneumoniae diklasifikasikan kembali sebagai bakteri anaerob yang
aerotolerant. Penambahan 5-10% CO2 akan meningkatkan pertumbuhan
bakteri ini
Koloni bakteri bersifat hemolisis-α pada agar darah bila diinkubasi secara
aerob, hal ini disebabkan adanya pneumolysin yang merupakan enzim yang
dapat mendegradasi hemoglobin, menghasilkan warna kehijauan.19 Namun
bila diinkubasi secara anaerob, S. pneumoniae mungkin dapat memberikan
gambaran hemolisis-β karena terdapat oxygen-labile hemolysin

8
BAB IV
KESIMPULAN
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil. Kokus merupakan bakteri
yang bentuknya bulat sedikit oval. Bakteri kokus ini ada yang tunggal atau
tersusun sendiri (monokokus), dan ada pula yang berbentuk menyerupai rantai
(streptokokus). Beberapa contoh bakteri coccus dalam dunia veteriner yaitu
Brucella abortus Staphylococcus aureus Streptococcus pneumoniae.

9
DAFTAR PUSTAKA

Praja, R. 2016. Karakterisasi Protein VirB4 Brucella abortus Isolat Lokal dengan
Teknik Sodium Dodecyl Sulfate. Universitas Airlangga. Surabaya
Salamena, R. 2015. DETEKSI DAN RESISTENSI Staphylococcus aureus
PATOGEN PADA DAGING AYAM. Universitas Hasanudin. Makasar
Fadhilah, D. Ciri-Ciri dan Bentuk Bakteri. (diakses pada tanggal 13
Oktober 2019)
Fiwka, E. 2017. Ciri dan Bentuk Bakteri Kokus (diakses pada tanggal 13
Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai