Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Lalat merupakan salah satu insekta Ordo diptera yang merupakan
anggota kelas Hexapoda atau insekta mempunyai jumlah genus dan
spesies yang terbesar yaitu mencakup 60-70 % dari seluruh spesies
Anthropoda. Lalat dapat mengganggu kenyamanan hidup manusia,
menyerang dan melukai hospesnya (manusia atau hewan) serta
menularkan penyakit. Mulutnya digunakan sebagai alat untuk menghisap
atau menjilat. Lalat merupakan vektor mekanis dari berbagai macam
penyakit, terutama penyakit-penyakit pada saluran pencernaan makanan.
Penyakit yang ditularkan oleh lalat tergantung sepesiesnya. Lalat rumah
(musca domestica) dapat membawa telur ascaris, spora anthrax dan
clostridium tetani.

Lalat dewasa dapat membawa telur cacing usus (Ascaris, cacing


tambang, Trichuris trichiura, Oxyiuris vermicularis, taenia solium, taenia
saginata), Protozoa (Entamoeba histolytica), bakteri usus (Salmonella,
Shigella dan Escherichia coli), virus polio, Treponema pertenue (penyebab
frambusia) dan Mycobacterium tuberculosis. Lalat kecil (Fannia) dapat
menularkan berbagai jenis Myasis (Gastric, Intestinal dan Genitourinary).
Lalat kandang (Stomoxyscalcitrans) merupakan vektor penyakit anthrax,
tetanus, yellow fever dan traumatic myasis dan entric pseudomiasis
(walaupun jarang). Lalat hijau (Phaenicia) dapat menularkan Myasis mata,
tulang dan organ melalui luka.Lalat daging (Sarcophaga) dapat
menularkan Myasis kulit, hidung, jaringan,vagina dan usus14.

Lalat juga merupakan species yang berperan dalam masalah


kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran
pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri, dan lain lain Pada saat ini
dijumpai ± 60.000 – 100.000 spesies lalat, tetapi tidak semua species perlu
diawasi karena beberapa diantaranya tidak berbahaya terhadap kesehatan
masyarakat.
Penularan penyakit dapat terjadi melalui semua bagian dari tubuh lalat
seperti : bulu badan, bulu pada anggota gerak, muntahan serta faecesnya. Dalam
upaya pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha peningkatan
kesehatan lingkungan, salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor
penyakit.

Pengendalian vektor penyakit merupakan tindakan pengendalian untuk


mengurangi atau melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh binatang
pembawa penyakit, seperti lalat . Saat ini banyak sekali metode pengendalian lalat
yang telah dikenal dan dimanfaat kan oleh manusia. Prinsip dari metode
pengendalian lalat adalah pengendalianitu dapat mencegah perindukan lalat yang
dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang fannia,spp
( lalat ) ialah :

1. Bagaimana Pengertian Lalat.?

2. Bagaimana Ciri-Ciri Lalat.?

3. Bagaimana Klasifikasi Lalat.?

4. Bagaimana Marfologi Dari Bagian Tubuh Lalat.?

5. Bagaimana Siklus Hidup Lalat.?

6.Bagaimana Jenis-jenis Lalat.?

7. Bagaimana Penyebaran Lalat.?

8.Bagaimana Penyakit Yang Ditularkan Oleh Lalat Serta Gejalanya.?

9. Bagaimana Teknik Pengendalian Dan Pemberantasan Lalat.?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Lalat

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Ciri-Ciri Lalat

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Klasifikasi Lalat

4. Untuk Mengetahui Bagaimana Marfologi Dari Bagian Tubuh Lalat

5. Untuk Mengetahui Bagaimana Siklus Hidup Lalat

6. Untuk Mengetahui Bagaimana Jenis-jenis Lalat

7. Untuk Mengetahui Magaimana Penyebaran Lalat


8. Untuk Mengetahui Bagaimana Penyakit Yang Ditularkan Oleh Lalat Serta
Gejalanya

9. Untuk Mengetahui Bagaimana Teknik Pengendalian Dan Pemberantasan Lalat


BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lalat


Tubuh lalat biasanya pendek dan ramping, telah beradaptasi dengan
gerakan udara. Tagma pertama dari lalat, kepala, terdiri atas ocelli, antena, mata
majemuk, dan bagian-bagian mulut (labrum, labium, mandibula, dan maksila).
Tagma kedua, toraks, menahan sayap dan memiliki otot-otot terbang pada ruas
kedua, yang bentuknya membesar. Ruas pertama dan ketiga bentuknya lebih kecil.
Pada ruas ketiga toraks terdapat halter, yang membantu menyeimbangkan lalat
selama terbang. Adaptasi lebih lanjut untuk terbang adalah pengurangan jumlah
ganglion saraf dan konsentrasi jaringan saraf di toraks, suatu ciri yang paling
berbeda pada infraordo Muscomorpha.

Lalat memiliki kepala yang dapat bergerak dengan mata dan sebagian
besar memiliki mata majemuk yang besar di sisi kiri dan kanan kepalanya, dengan
tiga ocelli kecil di atasnya. Untuk pengendalian arah pandangan, wilayah
jangkauan optik dianalisis oleh sekumpulan neuron yang sensitif terhadap
gerakan. satu bagian dari neuron-neuron ini diduga digunakan untuk
mengestimasi parameter-parameter gerakan sendiri, seperti mengoleng, berguling,
dan berbelok. Neuron-neuron lainnya diduga digunakan untuk menganalisis
materi penglihatan itu sendiri, seperti mengidentifikasi bentuk suatu figur di tanah
dengan menggunakan paralaks gerak. Bentuk antena beragam, tapi seringnya
pendek untuk mengurangi beban saat terbang.

Tidak ada spesies lalat yang memiliki gigi atau atau organ lainnya yang
memungkinkan mereka untuk memakan makanan padat. Lalat hanya
mengonsumsi makanan cair atau butiran-butiran kecil, seperti serbuk sari, dan
bagian-bagian mulut dan pencernaan mereka menunjukkan modifikasi yang
bervariasi sesuai dengan jenis makanannya. Tabanidae betina menggunakan
mandibula dan maksila seperti pisau use untuk membuat sayatan menyilang di
kulit inang dan mengisap darahnya. Perut tabanidae termasuk divertikula besar,
memungkinkan lalat tersebut menyimpan sejumlah kecil cairan setelah makan.

2.2 Ciri-Ciri Lalat


Hewan ini berasal dari subordo Cyclorrapha Ordo Diptera. Lalat jika
hinggap di suatu tempat bisa menyebabkan sekitar 125 ribu kuman bakteri yang
jatuh di lokasi tersebut, lalat memiliki antena yang pendek dan memiliki 2 sayap
asli dan 2 sayap kecil yang berfungsi sebagai stabilitas saat hewan lalat tersebut
terbang.

Lalat dianggap sebagai penyebar penyakit yang cukup serius karena ya itu
tadi bisa menyebarkan ratusan ribu kuman bakteri saat mendarat disuatu tempat.
Lalat sendiri sangat mengandalkan penglihatannya agar bisa terus bertahan hidup.
mata hewan lalat majemuk yang terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap
gerakan disekitarnya bahkan sebagian lalat ada yang memiliki penglihatan 3
dimensi yang sangat akurat serta ada juga yang bahkan memiliki pendengaran
yang canggih semisal Ormia ochracea.

Lalat memiliki populasi yang sangat besar karena mereka mampu


melakukan perkawinan secara efektif dalam waktu yang relatif singkat selama
musim kawin. Hewan lalat jenis kelamin betina biasanya meletakkan telur – telur
lalat di dekat sumber makanan misalnya pada buah – buahan yang hampir matang
sehingga setelah telur menetas setelah di letakkan di sumber makanan maka larva
akan bisa mengkonsumsi makanan sebanyak – banyaknya dalam waktu singkat
sebelum larva tersebut beranjak menjadi lalat dewasa.
2.3 Klasifikasi lalat
Klasifikasi jenis lalat yang hidup berdekatan dengan manusia adalah
sebagai berikut.

Phylum : arthropoda

Class : Hexapoda

Ordo : Diptera

Family : Muscidae, Sarcophagidae, Calliphoridae, dll

Genus : Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarcophaga, Fannia dll

Spesies : Musca domestika, Stomoxy calcitrans, Phenisia sp, Sarcophaga


sp, Fannia.

Lalat merupakan lalat yang termasuk ordo diptera. Famili yang terpenting
dalam ordo diptera antara lain Famili Muscidae, Famili Calliphoridae, dan Famili
Oestrida. Musca domestica adalah spesies yang paling merugikan ditinjau dari
sudut kesehatan manusia, hal ini disebabkan karena jenis lalat yang paling banyak
terdapat diantara jenis-jenis lalat rumah, karena fungsinya sebagai vektor
transmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit dan berhubungan erat dengan
lingkungan hidup manusia7.

2.4 Marfologi Dari Bagian Tubuh Lalat


a. Kepala (Caput)

Bentuk umum kepala lalat berupa struktur seperti kotak. Pada kepala
terdapat alat mulut antara, mata majemuk dan mata tunggal (oselus). Permukaan
belakang kepala lalat sebagian besar berupa lubang melalui lubang ini berjalan
urat syaraf fentral, trakea, sistem saluran pencernaan, urat daging, atau kadang –
kadang.

a. Pandangan anterior

b. Pandangan lateral

c. Pandangan posterior

Posisi kepala lalat berdasarkan letak arah mulut dapat di bedakan menjadi:

1. Hypognatus (vertikal)

Apa bila arah mulut lalat menghadap ke bawah dan segmen – segmen
kepala ada dalam posisi yang sama dengan tangkai, contohnya : belalang ortoktera

2. Prognatus (horizontal)

Apabila bagian dari arah mulut menghadap kedepan dan biasanya lalat ini
aktif mangsa, contoh : coccinella arcuta (ordo coleoptera).

3. Opistognatus (obligue)

Apabila bagian dari arah mulut mengarah kebelakang dan terletak diantara
sela – sela pasangan tungkai, contoh : walang sangit, Neptokorixa acuta (ordo
meunitera).

b. Kaki

kaki merupakan salah satu embelan pada toraks lalat selain sayap. Tungkai
lalat terdiri atas beberapa ruas (segmen). Ruas pertama disebut koksa (coxa)
merupakan bagian yang melekat langsung pada toraks. Ruas kedua disebut
trokhanter (trochanter), berukuran lebih pendek dari pada koksa dan sebagian
bersatu dengan ruas ketiga. Ruas ketiga disebut femur merupakan ruas yang
terbesar. Selanjutnya, ruas keempat disebut fibia, biasanya lebih ramping tetapi
kira – kira sama ratanya panjangnya dengan femur. Pada bagian ujung fibia ini
biasanya terdapat duri – duri atau taji. Ruas terakhir disebut tarsus – tarsus ini
biasanya terdiri atas 1 sampai 5 ruas. Diujung ruas terakhir tarsus terdapat
pretarsus yang terdiri dari sepasang kuku tarsus. Kuku tarsus ini disebut claw.
Diantara kuku tersebut terdapat struktur seperti bantalan yang disebut arolium.

c. Thorakt

Thorax memiliki tiga pasang kaki dan dua pasang sayap, namun, beberapa
lalat tidak memiliki sayap sama sekali.

d. Abdomen

Abdomen pada lalat primitif tersusun atas 11-12 ruas yang dihubungkan
oleh bagian seperti Selaput (membran). Jumlah ruas untuk tiap spesies tidak sama.
Pada lalat primitif (belum mengalami evolusi) ruas abdomen berjumlah 12.
Perkembangan evolusi lalat menunjukkan adanya tanda – tanda bahwa evolusi
menuju kepengurangan banyaknya ruas abdomen.

Sebagian besar ruas abdomen tampak jelas terbagi menjadi tergum (bagian
atas) dan sternum (bagian bawah), sedangkan pleuron (bagian tengah) tidak
tampak, sebab sebagian bersatu dengan tergum. Perbedaan kelamin jantan dan
betina dapat dilihat jelas pada bagian abdomen ini. Pada abdomen lalat betina
terdapat 10 ruas tergum dan 8 ruas sternum, sedangkan pada lalat jantan terdapat
10 ruas tergum dan 9 ruas sternum. Ruad ke-11 abdomen pada belalang betina
tinggal berupa pelat dorsal berbentuk segitiga yang dinamakan epiprok dan
sepasang pelat lateroventral yang dinamakan paraprok. Di antara ujung – ujung
epiprok dan paraprok terdapat lubang anus. Tergum ruas ke-11 memiliki sepasang
embelan yang dinamakan cerci (tunggal : cercus). Pada lalat betina embelan –
embelan termodifikasi pada ruas abdomen kedelapan dan kesembilan membentuk
ovipositor (alat peletakkan telur) di mana terdiri atas dua pasang katub yang
dinamakan valvifer dan selanjutnya menyandang valvulae (sepasang pada ruas
kedelapan dan dua pasang pada ruas kesembilan). Alat kopulasi pada lalat jantan
biasanya terdapat pada ruas abdomen kesembilan.
e. Antena

Antena, mulut dan mata lalat terletak di kepala. Mata majemuk terdiri dari
sampai dengan 4.000 lensa terpisah yang menggabungkan gambar di dalam otak
lalat. Seperti mata yang kompleks memberikan penglihatan yang sangat baik.
Lalat menggunakan antena untuk mencium dan merasakan. Jika antena mereka
rusak mereka menjadi tak berdaya.

f. Sayap

Lalat merupakan satu – satunya binatang inverbrata yang memiliki sayap.


Adanya sayap memungkinkan lalat dapat lebih cepat menyebar (mobilitas) dari
suatu tempat ketempat lain dan menghindar dari bahaya yang mengancamnya.

Sayap merupakan tonjolan integumen dari bagian meso dan metoraksi.


Tiap sayap tersusun atas permukaan atas dan bawah yang terbuat dari bahan khitin
tipis. Bagian – bagian tertentu dari sayap yang tampak sebagai garis tebal disebut
pembuluh yang atau rangka sayap pembuluh atau rangka sayap memanjang
disebut rangka sayap membujur (longitudinal) dan yang melintang disebut rangka
sayap melintang. Sedangkan, bagian atau daerah yang dikelilingi pembuluh atau
rangka sayap disebut sel.

Tidak semua lalat memiliki sayap. Lalat yang tidak bersayap digolongkan
kedalam subkelas aptery gota, sedangkan lalat yang memiliki sayap digolongkan
kedalam subkelas ptery gota.

Sayap lalat terletak pada mesotoraks, apabila lalat memiliki dua pasang
sayap. Jika lalat hanya memiliki satu sayap, maka sayap tersebut terletak pada
mesotoraks dan pada metatoraks terdapat sepasang halter. Halter ini berfungsi
sebagai alat keseimbangan pada saat lalat tersebut terbang.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pada sayap lalat terdapat


pembuluh sayap atau rangka sayap. Pola rangka sayap berbeda untuk setiap jenis
lalat, dan ini penting dalam identifikasi. Hingga sekarang, akan tetapi yang paling
umum dan luas digunakan adalah sistem pola rangka sayap menurut comstock-
Needham.
2.5 Siklus Hidup Lalat
1.Biologi Lalat

Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari
telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna
putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan
menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam .Pada suhu
rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º C). Telur yang menetas
akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari
phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin
guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi kepompong yang
berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini
berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35 º C, Kemudian
akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900 meter, Siklus
hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa panjangnya
lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam
dipunggungnya.

Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi


normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada
umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3
(tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat
akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.
2. Makanan

Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore
hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula,
susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan ,darah serta bangkai binatang.
Sehubung dengan bentuk mulutnya, lalat hanya dalam bentuk cairan, makanan
yang kering dibasagi oleh lidahnya terlebih dahulu baru dihisap air merupakan hal
yang dalam hidipanya, tanpa air lalat hanya hidup 48 jam saja. Lalat makan paling
sedikit 2-3 kali sehari.

3. Tempat Perindukan

Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti sampah basah,
kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk secara
kumulatif (dikandang).

a. Kotoran Hewan

Tempat perindukan lalat rumah yang paling utama adalah pada kotoran
hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang satu minggu).

b. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan

Disamping lalat suka hinggap juga berkembang baik pada sampah, sisa
makanan, buah-buahan yang ada didalam rumah maupun dipasar.

c. Kotoran Organik

Kotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia. Sampah dan


makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok untuk berkembang biaknya
lalat.

d. Air Kotor

Lalat Rumah berkembang biak pada pemukaan air kotor yang terbuka.

e. Ekologi Lalat Dewasa

Dengan memahami ekologi lalat kita dapat menjelaskan peranan lalat


sebagai karier penyakit dan dapat pula membantu kita dalam perencanaan
pengawasan. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan selalu berkelompok. Pada
malam hari biasanya istirahat walaupun mereka dapat beradaptasi dengan cahaya
lampu yang lebih terang.
1) Tempat peristirahatan

Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk
titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk mengenal tempat
lalat istirahat. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai
dinding, langit-langit, rumputrumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai
tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung
dari angin dan matahari yang terik. Didalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran
tempat makanan, kawat listik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat hinggap
lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter.

2) Fluktuasi Jumlah lalat

Lalat meperupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai


cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar
buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan
kelembaban jumlah lalat akan meningkat jumlahnya pada temperatur 20 º C – 25 º
C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C serta
kelembaban yang optimum 90 %.

3) Perilaku dan perkembangbiakan

Pada siang hari lalat bergelombol atau berkumpul dan berkembang biak di
sekitar sumber makanannya. Penyebaran lalat sangat dipengaruhi oleh cahaya,
temperatur, kelembaban. Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar 35º- 40ºC,
kelembaban 90%. Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.

2.6 Jenis-Jenis Lalat

1. Lalat rumah = Musca domestica

Ini jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara jenis-jenis lalat rumah.
Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit
disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan
hidup manusia, maka jenis lalat musca domestica ini merupakan jenis lalat yang
terpenting ditinjau dari sudut kesehatan manusia.

Dalam waktu 4-20 hari setelah muncul dari stadium larva, lalat betina
sudah bisa mulai bertelur. Telur-telur putih, berbentuk oval dengan ukuran
panjang ± 1 mm. Setiap kali bertelur diletakkan 75-150 telur. Seekor lalat
biasanya diletakkkan dalam retak-retak dari medium pembiakan pada bagian-
bagian yang tidak terkena sinar matahari. Pada suhu panas telur-telur ini menetas
dalam waktu 12-24 jam dan larva-larva yang muncul masuk lebih jauh ke dalam
medium sambil memakannya.

Setelah 3-24 hari, biasanya 4-7 hari, larva-larva itu berubah menjadi pupa.
Larva larva akan mati pada suhu yang terlalu panas. Suhu yang disukai ± 30-
3500C, tetapi pada waktu akan menjadi pupa mereka mencari tempat-tempat yang
lebih dingin dan lebih kering. Pupa berbentuk lonjong ± 7 mm panjang, dan
berwarna merah coklat tua. Biasanya pupa terdapat pada pinggir medium yang
kering atau didalam tanah. Stadium pupa berlangsung 4-5 hari, bisa juga 3 hari
pada suhu 350C atau beberapa minggu pada suhu rendah.

Lalat dewasa keluar dari pupa, kalau perlu menembus keluar dari tanah,
kemudian jalan-jalan sampai sayap-sayapnya berkembang, mengering dan
mengeras. Ini terjadi dalam waktu 1 jam pada suhu panas sampai 15 jam untuk ia
bisa terbang. Lalat dewasa bisa kawin setiap saat setelah ia bisa terbang dan
bertelur dalam waktu 4-20 hari setelah keluar dari pupa. Jangka waktu minimum
untuk satu siklus hidup lengkap 8 hari pada kondisi yang menguntungkan.

Lalat rumah bisa membiak disetiap medium yang terdiri dari zat organik
yang lembab dan hangat dapat memberi makan pada larva-larvanya. Medium
pembiakan yang disukai ialah kotoran kuda, kotoran babi dan kotoran burung.
Yang kurang disukai ialah kotoran sapi. Lalat rumah juga membiak di excreta
manusia yang terdapat dikakus atau tempat-tempat lain, dan karena excreta
manusia ini juga mengandung organisme patogen maka ia merupakan medium
pembiakan yang paling berbahaya. Juga sludge dari air kotor yang digesti
sempurna bisa menjadi medium pembiakan lalat rumah.

Disamping itu sampah yang ditumpuk di tempat terbuka karena


mengandung zat-zat organic merupakan medium pembiakan lalat rumah yang
penting. Lalat rumah bisa terbang jauh dan bisa mencapai jarak 15 km dalam
waktu 24 jam. Sebagian terbesar tetap berada dalam jarak 1,5 km di sekitar tempat
pembiakannya, tetapi beberapa bisa sampai sejauh 50 km.

Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada
musim dingin, mereka paling aktif pada suhu 32,50C dan akan mati pada suhu
450C. Mereka melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa,
dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif terlindung seperti kandang
ternak dan gudang-gudang.
2. Lalat rumah kecil (jenis Fannia)

Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka
jauh lebih kecil. Mereka membiak di kotoran manusia dan hewan danjuga
dibagian-bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di tumpukan rumput yang
membusuk. Lalat kandang yang menggigit (= biting stable fly) = stomaxys
caleitrans Mereka menyerupai lalat rumah biasa, tetapi meraka mempunyai
kebiasaan untuk menggigit. Tempat pembiakan hanya di tumbuhan-tumbuhan
yang membusuk. Siklus hidupnya 21-25 hari. Jenis lalat ini tidak penting untuk
tranmisi penyakit manusia tetapi mereka bisa memindahkan penyakit-penyakit
pada binatang.

3. Bottle flies dan Blow flies

Jenis-jenis ini meletakkan telur-telur mereka pada daging. (Dalam


hubungan ini mereka dikatakan mem ”bottle” atau ”blow” daging itu).

Jenis-jenis ini mencakupi :

- Black blowfly (jenis Phormia)

- Green dan bonze bottle flies (jenis phaenicia dsb)

- Blue bottle flies (jenis Cynomyopsis dan Calliphora)

Jenis-jenis lalat ini lebih jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-
restoran daripada lalat rumah biasa, karena itu mereka dianggap tidak terlalu
penting sebagai vektor penyakit manusia. Mereka biasanya membiak di bahan
binatang yang membusuk, tetapi mereka juga bisa bertelur ditumbuhan-tumbuhan
segar dan membusuk kalau tidak ada daging binatang.

Siklus hidup jenis-jenis lalat ini sangat menyerupai siklus hidup lalat
rumah biasa. Mereka juga dapat terbang jauh. Larva dari banyak jenis-jenis lalat
ini menyebabkan myasis pada binatang dan manusia.

4. Blackflies (Lalat Hitam)

Adalah vektor penyakit Oncheocerciasis Di Afrika adalah species


Simulium damnosum dan S. neavei dan di Amerika adalah S. metallicum, S.
ochraceum dan S. callidum. Species lain mungkin adalah vektor yang tidak
penting dan menularkan onchocerciasis pada ternak dan penyakit protozoa pada
burung.
5. Lalat daging (Genus Sarcophaga)

Jenis-jenis lalat ini termasuk dalamgenus Sarcophaga, artinya pemakan


daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik meraka pada ujung badan
mereka. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam daging, tetapi
pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang.

Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang


masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak
penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa
menyebabkan myiasis pada manusia.

6. Tsetse Flies (Lalat Tsetse)

Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada manusia


dan hewan peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi
trypanosoma pada hewan peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang
menjadi penyebab trypanosomiasis, adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni,
dan G. Pallidipes. Vektor utama .pada Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di
Gambia adalah species G. palpalis fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu
adalah species G. tachhinoides.

2.7 Penyebaran Lalat

Musca domestica dan Chrysomya megachepala adalah lalat yang tersebar


secara kosmopolitan dan bersifat sinantropik yang artinya lalat ini mempunyai
hubungan ketergantungan yang tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan
yang dibutuhkan lalat sebagian besar ada pada makanan manusia. Lalat lebih aktif
pada tempat yang terlindung dari cahaya daripada tempat yang langsung terkena
cahaya matahari. Penyebaran yang luas dari kedua jenis lalat ini dimungkinkan
karena daya adaptasinya yang tinggi. Kepadatan lalat di suatu daerah, sangat
dipengaruhi oleh: tempat perindukan, cahaya matahari, temperatur dan
kelembaban. Kepadatan lalat akan tinggi jika temperatur antara 20-25 C

Populasi menurun apabila temperatur > 450C dan < 100C. Pada temperatur
yang sangat rendah, lalat tetap hidup dalam kondisi dorman pada stadium dewasa
atau pupa. Kebiasaan & distribusi lalat pada Siang hari akan berada di sekitar
tempat makan & tempat perindukan di mana juga terjadi perkawinan & istirahat.
Penyebaran dipengaruhi oleh reaksinya terhadap cahaya, temperatur, kelembaban,
textur dan warna permukaan yang disenangi untuk istirahat. Aktivitas lalat:
bertelur, berkawin, makan dan terbang, terhenti pada temperature di bawah 15oC.
Lalat umumnya aktif pada kelembaban udara yang rendah. Pada temperatur di
atas 20oC lalat akan berada di luar rumah, di tempat yang ternaung dekat dengan
udara bebas. Pada waktu tidak makan lalat akan istirahat pada permukaan
horisontal atau pada kabel yang membentang atau tempat-tempat yang vertikal
dan pada atap di dalam rumah khususnya malam hari.

2.8 Penyakit Yang Ditularkan Oleh Lalat Serta Gejala-gejalanya

1. Desentri penyebaran bibit penyakit yang dibawa oleh lalat rumah yang
berasal dari sampah, kotoran manusia/hewan terutama melalui bulu-bulu
badannya, kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat dan bila lalat hinggap
kemakanan manusia maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan
dimakan oleh manusia, akhirnya timbul gejala pada manusia yaitu sakit pada
bagian perut, lemas karena terlambat peredaran darah dan pada kotoran terdapat
mucus dan push.

2. Diare cara penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala sakit pada
bagian perut, lemas dan pecernaan terganggu.

3. Typhoid cara penyebaran sama dengan desentri, gangguan pada usus, sakit
pada perut, sakit kepala, berak darah dan demam tinggi.

4. Cholera penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala muntah-muntah,


demam, dehydrasi.

2.9 Teknik Pengendalian dan Pemberantasan Lalat


Menurut Depkes tahun 1992 pengendalian lalat dapat dilakukan dengan
teknik sebagai berikut :

 . Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan

a. Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat.


1) Kandang ternak

-Kandang harus dapat dibersihkan

-Lantai kandang harus kedap air ,dan dapat disiram setiap hari

2) Peternakan / kandang burung

- Bila burung/ternak berada dalam kandang dan kotorannya terkumpul


disangkar, kadang perlu dilengkapi dengan ventilasi yang cukup agar kandang
tetap kering.

- Kotoran burung/ternak dapat dikeluarkan dari sangkar dan secara


interval dapat dibersihkan.

3) Timbunan pupuk kandang

- Timbunan pupuk kandang yang dibuang ke tanah permukaan pada


temperatur tertentu dapat menjadi tempat perindukan lalat. Tumpukan pupuk
tersebut dapat ditutup dengan plastik atau bahan lain lain yang anti lalat.

- Cara ini dapat mencegah lalat untuk bertelur juga dapat membunuh larva
dan pupa karena panas yang keluar dari prases komposting dapat memperpendek
lalat untuk keluar.

- Pupuk kandang yang dibuang ke tanah permukaan pada alasnya perlu


dilengkapi dengan pancuran/pipa sekelilingnya, untuk mencegah perpindahan
larva ke pupa dibawah tanah dalam tumpukkan pupuk tersebut. Pada cuaca panas,
pupuk mungkin dapat menyebar ke bawah tanah dan menjadi kering sebelum lalat
mempunyai waktu untuk berkembang.

4) Kotoran Manusia

Tempat berkembang biak lalat di pembuangan kotoran (jamban) terbuka


dapat dicegah dengan :

- Membuat Slab yang dapat menutup lubang penampungan kotoran.

- Jamban perlu dilengkapi dengan :

· Leher angsa untuk mencegah bau dan kotoran tidak dihinggapi lalat.

· Pipa hawa (ventilasi) dilengkapi dengan kawat anti lalat.

· Bila air pada leher angsa tidak baik sambungan penutup tidak rapat.

· Mungkin kebocoran sampai merembes pada lubang jamban.


· Pemasangan ventilasi pada lubang jamban dan juga menghilangkan tempat
perindukan lalat.

· Buang kotoran di sembarang tempat dapat sebagai tempat perindukan lalat


kebun. Ini merupakan problem dimana kelompok besar dari masyarakat misalnya
pengungsi, tinggal bersama sementara di pengungsian. Perlu jamban yang cocok
untuk tempat pengungsian.

· Bila fasilitas jamban tidak ada/tidak sesuai, masyarakat pengungsi dapat


melakukan buang air besar ± 500 meter pada arah angin yang tidak mengarah ke
dekat tempat perindukan atau timbunan makanan dan 30 meter dari sumber air
bersih. ini dapat menghilangkan sejumlah lalat didalam lokasi penampungan
pengungsi.

· Kemudahan untuk menghilangkan kotoran di tempat pengungsian adalah


dengan membuat lubang penampungan dan menutupnya dengan tanah secara
berlapis, kemungkinan peningkatan perkembangan lalat pelan-pelan secara
bertahap dapat ditekan.

5) Sampah basah dan sampah organik

Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah yang dikelola


dengan baik dapat menghilangkan media perindukan lalat. Bila sistem
pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah–rumah tidak ada, sampah
dapat dibakar atau dibuang ke lubang sampah, dengan catatan bahwa setiap
minggu sampah yang dibuang ke lubang sampah harus ditutup dengan tanah
sampai tidak menjadi tempat berkembang biaknya lalat. Lalat adalah mungkin
dapat berkembang biak di tempat sampah yang permanen dan tertutup rapat.
Dalam iklim panas larva lalat ditempat sampah dapat menjadi pupa dalam waktu
hanya 3–4 hari. Untuk daerah tertentu, sampah basah harus dikumpulkan paling
lambat 2 kali dalam seminggu.Bila tong sampah kosong adalah penting untuk
dibersihkan sisa-sisa sampah yang ada di dasar tong pembuangan sampah akhir
dibuang ketempat terbuka perlu dilakukan dengan pemadatan sampah dan ditutup
setiap hari dengan tanah merah setebal 15 – 30 cm . Hal ini untuk penghilangan
tempat perkembangbiakan lalat. Lokasi tempat pembuangan akhir sampah adalah
harus ± beberapa km dari rumah penduduk.

6) Tanah yang mengandung bahan organik


Lumpur dan lumpur organik dari air buangan disaluran terbuka, tangki
septik dan rembesan dari lubang penampungan harus di hilangkan. Saluran air
dapat digelontor. Tempat berkembang biak lalat dapat dihilangkan dengan
menutup saluran, tetapi perlu dipelihara dengan baik. Air kotor yang keluar
melalui outlet ke saluran dapat dikurangi. Tindakan pencegahan ditempat
pemotongan hewan, tempat pengolahan dan pengasinan ikan, lantainya terbuat
dari bahan yang kuat dan mudah digelontor untuk dibersihkan.

b. Mengurangi Sumber yang menarik lalat

Dalam kondisi tertentu lalat akan ditarik pada hasil dari makanan ikan dan
tepung tulang, sirop gula, tempat pembuatan susu air kotor dan bau buah yang
manis khususnya mangga. Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat
ddicegah dengan melakukan :

- Kebersihan lingkungan

- Membuat saluran air limbah (SPAL)

- Menutup tempat sampah

- Untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat
dipasang dengan alat pembuang bau (Exhaust).

c. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman


penyakit

Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia , bangkai binatang,
sampah basah, lumpur organik, maupun orang sakit mata. Cara-cara untuk
mencegah kontak antara lalat dan kotoran yang mengandung kuman, adalah
dengan :

- Membuat konstruksi jamban yang memenuhi syarat, sehingga lalat tidak bisa
kontak dengan kotoran.

- Mencegah lalat kontak dengan orang yang sakit, tinja, kotoran bayi, orang
sakit dan penderita sakit mata.

- Mencegah agar lalat tidak masuk ke tempat sampah dari pemotongan hewan
dan bangkai binatang.
d. Melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan
lalat

Untuk melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak


dengan lalat dapat dilakukan dengan :

- Makanan dan peralatan makan yang digunakan harus anti lalat

- Makanan disimpan di lemari makan

- Makan perlu dibungkus

- Jendela dan tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa

- Pintu dipasang dengan sistem yang dapat menutup sendiri

- Pintu masuk dilengkapi dengan goranti lalat

- Penggunaan kelambu atau tudung saji , dapat digunakan untuk:

· Menutup bayi agar terlindung dari lalat, nyamuk dan serangga lainnya

· Menutup makanan atau peralatannya

- Kipas angin elektrik dapat dipasang untuk menghalangi lalat masuk

- Memasang stik berperekat anti lalat sebagai perangkap.


BAB 111

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tubuh lalat biasanya pendek dan ramping, telah beradaptasi dengan
gerakan udara. Tagma pertama dari lalat, kepala, terdiri atas ocelli, antena, mata
majemuk, dan bagian-bagian mulut (labrum, labium, mandibula, dan maksila)

Lalat memiliki kepala yang dapat begergerak dengan mata dan sebagian
besar memiliki mata majemuk yang besar di sisi kiri dan kanan kepalanya, dengan
tiga ocelli kecil di atasnya

Lalat dianggap sebagai penyebar penyakit yang cukup serius karena ya itu
tadi bisa menyebarkan ratusan ribu kuman bakteri saat mendarat disuatu tempat.
Lalat sendiri sangat mengandalkan penglihatannya agar bisa terus bertahan hidup

Lalat memiliki populasi yang sangat besar karena mereka mampu


melakukan perkawinan secara efektif dalam waktu yang relatif singkat selama
musim kawin.

Sayap lalat terletak pada mesotoraks, apabila lalat memiliki dua pasang
sayap. Jika lalat hanya memiliki satu sayap, maka sayap tersebut terletak pada
mesotoraks dan pada metatoraks terdapat sepasang halter. Halter ini berfungsi
sebagai alat keseimbangan pada saat lalat tersebut terbang.

3.2 Saran

Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi
penulis menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka
saran dan kritik dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan makalah ini
dan menjadikan semua itu guna menjadi bahan acuan untuk memotivasi dan
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/ordo-
diptera-lalat/

Kardina, Agus, 2007. Daya Tolak Ekstrak Tanaman (Rosmarinus Officinalis)


terhadap Lalat (Musca Domestica).

Mahajoeno, Edwi, 2000. Toksisitas Ekstrak Tembakau Sisa Pabrik Rokok


terhadap Lalat Rumah (Musca domestica).Jurusan Biologi FMIPA UNS
Surakarta.

Manalu, Merylanca, 2012. Hubungan Tingkat Kepadatan Lalat (Musca


Domestica) dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Dipemukiman Sekitar
Tempat Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli SSerdang. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rudianto, Heru, 2005. Studi Tentang Perbedaan Jarak Perumahan Ke TPA


Sampah Open Dumping dengan Indikator Tingkat Kepadatan Lalat dan Kejadian
Diare (Studi Di Desa Kenep Kecamatan Beji Kabupaten Pasuan).

Usmiati, Sri, 2006. Limbah Penyulingan Sereh Wangi dan Nilam sebagai
Insektisida Pengusir Lalat Rumah (Musca Domestica).Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai