Prinsip
formalin dalam bahan makanan dan minuman diekstrasi dengan Eter diuapkan diatas caiaran
pengguap, residu ditambahkan aquadest dan di tambahkan H 2SO2 pekat dan FeCl3 10 % maka akan
terbentuk cincin yang menunjukan bahan positif dari formalin.
Latar belakang
:
Belakangan ini peranan bahan tanbahan pangan (BTP) khususnya bahan pengawet menjadi
semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintesis.
Banyaknya bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersil
dengan harga yang relative murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan
pangan yang berarti meningkatnya kansumsi bahan tersebut bagi setiap individu.
Kita hidup dalam masyarakat menjadi sadar akan gizi dan sadar untuk menjadi konsumen yang
baik. Dewasa ini, masyarakat bukan hanya tertarik pada aspek apakah bahan pangan memberikan
cita rasa enak, apakah anak-anak mau menikmati makanan yang disajikan, tetapi lebih dari itu
masyarakat telah tertarik pada hal-hal apakah bahan pangan itu baik untuk dikonsumsi dan
komponen apa saja yang terdapat didalamnya.
Dibidang pangan kita mambutuhkan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang, yaitu
pangan yang aman untuk dikonsumsi, lebih bermutu, bergizi, dan lebih mampu bersaing dalam
pasar global. Kebijakan keamanan pangan (food safety) dan pembangunan gizi nasional (food
nutrient) merupakan bagian integral dari kebijakan pangan nasional, termasuk bahan tambahan
pangan.
Saat ini, bahan tambahan pangan sulit kita hindari karena kerap terdapat dalam makanan dan
minuman yang kita konsumsi, khususnya makanan olahan. Apalagi penggunaan bahan tambahan
makanan yang melebihi batas maksimum penggunaan dan bahan tambahan kimia yang dilarang
(berbahaya) yang kerap menjadi isu hangat dimasyarakat. Sama halnya seperti Borak, bahan
tambahan pangan Formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan dalam
makanan namun keberadaannya disekitar kita sudah tidak dapat dihindari karena begitu
bayaknya produsen yang sengaja menggunakan formalin dalam mengolah produksi pangannya
guna tujuan tertentu.
Formalin memiliki berbagai nama lain yang banyak tidak diketahui oleh masyarakat sehingga
mempersulit masyarakat untuk mengetahui makanan tersebut mengandung formalin atau tidak.
Oleh karena itu, dilaksanakan praktikum identifikasi formalin pada makanan khususnya (tahu
bulat) yang banyak beredar disekitar kita agar kita mengetahui ada tidaknya formalin dalam
makanan tersebut serta mengetahui cirri-ciri berbagai makanan lain yang mengandung formalin
sehingga dapat mengurangi masalah yang ada beserta dampak yang ditimbulkannya.
Dasar teori
:
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati, dan air baik baik
yang diolah,baik ya ng diperuntukan sebagai bahan makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia.termaksud di dalamnya adalah bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan
lain yang digunakan dalam proses penyimpanan , pengolahan dan pembuatan makanan atau
minuman. (sumber : bahan tambahan pangan hal. 12)
Salah satu bahan tambahan pangan yang digunakan adalah pengawet. Fungsi
pengawet : untuk memperpanjang media simpan atau makanan. Sebagian besar kerusakan bahan
makanan, khususnya hasil olahan disebabkan oleh aktivitas mikroba, yang memanfaatkan bahan
makanan untuk metabolismenya bahan pengawet bersifat menghambat atau mematikan mikrobca
penyebab kerusakan ini, sehingga sering juga di sebut senyawa antimikroba. Namun, demikian
penggunaan bahan pengawet tidak selau mengguntungkan terutama apabila digunakan dalam
jumlah yang berlebihan karena bisa mengganggu kesehatan. (sumber : bahan tambahan pangan
hal. 38)
Formaldehid merupakan bahan tambahan kimia yang efisien tetapi dilarang
ditambah pada bahan pangan (makanan), tapi kemungkinan formaldehid digunakan dalam
pengawet susu,tahu,tempe,mie basah,ikan dan produk panagn lain. (sumber : Analisis & aspek
Kesehatan Masyarakat bahan Tambahan (makanan) pangan , edisi 2 . hal 254)
Pereaksi :
Asam Asetat 4 N
Eter
FeCl3 10%
H2SO4pekat
Aquadest
Prosedur kerja :
Timbang bahan lebih kurang 5 gram tambah Aquadest 50 ml dan masukkan dalam corong pisah
(bahan harus dihancurkan terlebih dahulu).
Tambahkan 1-2 ml Asam asetat 4N, ekstraksi dengan eter sebanyak 20 ml, diamkan beberapa
saat.
Pisahkan eter vkedalam cawan penguap / porselen panasi diatas bunsen hingga kering.
Residu ditambah 10-20 ml aqudest dan aduk hingga rata.
Tuangkan larutan kedalam 3 ml Asam Sulfat pekat yang ditetesi dengan 2 tetes FeCl3 10% secara
perlahan-lahan.
Terbentuknya warna merah lembayung menunjukan adanya pengawet formalin. (membentuk
cincin ungu kedua larutan).
Hasil pengamatan Praktikum :
Pembahasan
Uji identifikasi pengapada sampel uji tempe yang beredar di pasar Oebufu diperoleh hasil
negatif, hal ini di tandai dengan adanya terbentuk cincin kuning ketika direaksikan dengan asam
sulfat pekat dan FeCl3 10%.
Formalin merupakan bahan tambahan kimia yang efisien tetapi dilarang ditambahkan pada
bahan pangan seperti tahu yang beredar di pasar Oebufu.
Formalin sebenarnya adalah pengawet yang digunakan dalam dunia kedokteran sebagai
pengawet Mayat, fungsi lain yaitu : sebagai zat antiseptik, desinfektan, antibiotik dan bahan baku
industri pembuatan Lem.
Kesimpulan
:
Pada hasil pemeriksaan sampel uji tempe positif pada tahu yang direndam dengan
formalin selama 1 malam , dan pada pemeriksaan sampel uji tahu negatif yang dijual di pasar
Oebuf