DAFTAR PUSTAKA
Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology.
W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Ratna, Siri .2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar
Laboratorium. PT Gramedia,Jakarta.
Bakteri memiliki beberapa macam bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, dan spirilum.
Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk
basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus
dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum
hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung.
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Mikroorganisme yang ada di alam ini
mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri
yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk
diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi
untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui
serangkaian pengecatan.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler
dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion
karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan.
Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja
serta mengikuti aturan dasar yang berlaku.
Setiap sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Setiap sel akan menunjukkan susunan
kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh, bakteri Gram negatif memiliki lipopolisakarida dalam
dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak. Sebaliknya pada banyak bakteri Gram
positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia ini tidak ditemukan pada gram negatif.
Karakteristik utamanya adalah tebalnya lapisan peptidoglikan pada dinding sel. Akibatnya,
pada saat prosedur pewarnaan Gram, meninggalkan warna biru. Dinding sel Gram positif
biasa ditemukan padaActinobacteria dan Firmicutes. Tidak seperti dinding sel Gram positif,
dinding sel Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Hal ini menyebabkan
lunturnya warna biru/merah muda saat disiram etanol.
Uji biokimiawi bakteri adalah salah satu uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi
jenis bakteri. Hal ini karena setiap jenis bakteri memiliki sifat biokimia yang berbeda. Secara
morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa. Karena itu ciri
fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi
spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai
organisme yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan. Manusia
tidak dapat melihat dan mengidentifikasi bakteri tanpa diadakan percobaan.
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-
metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Kemampuan bakteri menggunakan
senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energiyang dapat digunakan untuk
identifikasi.Identifikasi Bakteri dapat dilakukan dengan beberapa uji antara lain uji dalam
melakukan fermentasi, uji oksidase, produksi katalase, uji motilase dan uji oksidase.
Bakteri di alam memiliki karakteristik sifat yang berbeda-beda. Bakteri ada yang
bersifat motil, bereaksi dengan enzim katalase, bersifat oksidatif maupun fermentatif dan lain
sebagainya. Tiap bakteri juga memiliki sifat kimiawi berbeda. Berdasar dari hal tersebut
diatas, maka diadakanlah praktikum “Uji Biokimiawi Bakteri” ini guna memberikan
pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat biokimiawi bakteri
serta menambah pengetahuan dan keterampilan kita dalam mengenal karakter berbagai jenis
bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Volk, W. A. dan Wheeler, M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Dalam pengisolasian bakteri ada beberapa macam cara yaitu; cara pengenceran, cara
penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan
cara inokulasi pada hewan.
Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Ini berarti pula bahwa bakteri cukup tipis sehingga tembus cahaya. Akibatnya
pada mikroskop tidak tampak jelas dan sukar untuk melihat bagian-bagiannya. Sehingga
untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan pengecatan atau pewarnaan pada tubuh
bakteri tersebut.
Pengecatan bakteri sudah dilakukan sejak permulaan berkembangnya mikrobiologi
dipertengahan abad ke-19 oleh Louis Pasteur dan Robert Koch. Pada umumnya, ada dua
macam zat warna yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion, biasanya dalam bentuk
garam natrium.
2. Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation, biasanya dalam bentuk
klorida.
Setelah dilakukan pengecatan maka di dalam tubuh bakteri akan terjadi proses
pertukaran ion-ion zat warna dengan ion-ion protoplasma (misalnya asam nukleat) bakteri.
Pada umumnya, larutan-larutan zat warna yang digunakan adalah larutan encer, jarang lebih
dari 1 %. Larutan encer yang dibiarkan berkontak agak lama dengan bakteri bekerja lebih
baik dari larutan pekat dengan waktu yang singkat. Adapun pewarnaan terdiri dari pewarnaan
sederhana, gram, BTA, neisser, spora, dan kapsul.
Namun ada pewarnaan yang sering dilakukan untuk identifikasi bakteri. Pewarnaan
itu disebut, pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang sangat
berguna. Karena Selain untuk melihat bentuk, pewarnaan ini juga bertujuan untuk
mengetahui sifat dari bakteri. Sehingga dengan pewarnaan ini, maka dapat dibedakan antara
bakteri Gram Positif dengan bakteri Gram negative.
DAFTAR PUSTAKA
Diliello.R.L. 2002. Methods In Rood and Dairy Microbiology. Avy Publishing. Inc. New
York.
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang. . .
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. Bandung.
Madigan MT, Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. 2008. Biology of Microorganisms 12th
edition. San Francisco: Pearson.
Pelczar dan Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang, p: 61-67.
www.google.com
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bacteriologi).
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. Bandung).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bacteriologi).
(Sumber: Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid
1. Bandung).
(Sumber: Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1.
Bandung.)