SKRINING FITOKIMIA
Penyusun :
Nama : Anisa Fitri (34.18.0224)
Atika Nur Subekti (34.18.0227)
Devi Mia Viola (34.18.0231)
Celya (34.18.0228)
Instruktur :Yuli Nurullaili Efendi, M.Farm., Apt
Tanggal : 9 Desember 2019
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI D3 FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“SKRINING FITOKIMIA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada praktikum Farmakognosi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai materi babSkrining Fitokimia bagi para pembaca dan
juga bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Yuli Nurullaili,
M.Farm.,Apt selaku instruktur praktikum Farmakognosi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan ..................................................................................................
C. Manfaat.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….
A. Pengertian skrining fitokimia................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM……………………………………………
A. Alat dan bahan ………………………………………………………….
B. Percobaan ………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
I.3. Manfaat Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Alat :
Bahan :
1. Bahan simpleks
2. Air
3. Petroleum eter
4. Serbuk simplisia
5. KOH
6. Etanol
7. Eter
8. Anhidrida asam asetat
9. Kloroform P
10. Asam sulfat pekat
11. SbCl3
12. Pereaksi Meyer
13. FeCl3
14. Kalium heksasianoferat
(III)
15. Amonia encer
16. HCl
17. Metanol
18. NaOH
III.2. Percobaan
A. Pembuatan Serbuk Simpleks
Kumpulkan bahan simpleks
Sari dengan eter dengan corong pisah berkali-kali, tiap kali 10ml eter. Pisahkan
(identifikasi steroid, triterprnoid, karotenoid)
Sari air alkalis asam lemak tinggi
3. Steroid dan triterpenoid
Uapkan 5ml sari eter ad kering
Tuang larutan pada tabung reaksi, teteskan asam sulfat pekat (Lieberman
Burchard).
4. Karotenoid
Uapkan 5ml sari eter
+ pada sisanya 2-3 tetes larutan jenuh SbCl3 dalam kloroform P (Carr Price)
Cara penyarian :
Uapkan 1 ml sari eter, tetes sisanya dengan larutan FeCl3 .adanya senyawa fenolik
ditunjukkan dengan warna hijau,ungu ,biri dan hitam.
a.fenol fenol
Uapkan 1 ml eter ,tetesi sisa denga campuran kalium heksasianoferat (III) dan fecl3.
Adanya fenol fenl ditunjukkan dengan warna biru sampai hitam.
b.fenilpropanoid
d. antrakuinon
Mempunyai kerangka aromatik atau non terpen lebih larut dalam eter atau
alkohol.Contoh : eugenol,anetol,sinamaldehida,vanilin,dsb.
4.asam lemak
Sari etanol-air.
Cara penyarian :
Sari serbuk dengan campuran etanl 70% berkali kali hingga hampir jernih.
Pekatkan sari yang diperoleh menjadi 40 ml , sisihkan 5ml pekatkan, gunakan sebagai
larutan percobaan KLT.
1.Garam alkaloid ,alkaloid basa kuarterner dan amina teroksidasi
Bagi menjadi dua .larutan 1 garam alkaloid ,larutkan 2 untuk amina teroksidasi
dan basa kuartener.
a) Larutan I
Tambahkan amonia encer hingga pH 8-9, sari dengan kloroform.
Uapkan sari kloroform sampai kering, larutkan sisanya dalam HCl 2%
Sisihkan 0,5 ml untuk larutan percobaan KLT alkaloid, bagi sisa
larutan menjadi tiga bagian. Tabung A sebagai pembanding, tabung B
direaksikan dengan Meayer LP, tabung C direaksikan dengan
Dragendorff LP atau reagen pengendap lain. Adanya alkaloid
ditunjukkan dengan timbulnya endapan atau kekeruhan pada larutan
percobaan. Selain itu adanya alkaloid dapat pula ditunjukkan dengan
KLT
b) Larutan II
Tambahkan sedikit NaCl padat sambil diaduk, saring larutan
Cuci kertas saring dengan HCl 10% LP, sisihkan 0,5 ml untuk larutan
percobaan KLT
Uji sisa larutan dengan meayer LP atau Dragendorff, adanya
kekeruhan menunjukkan adanya basa kuartener atau amina teroksidasi
1. Antosian
Warna larutan menjadi merah jika sari dalam etanol-air bereaksi asam. Tetapi
menjadi ungu jika pH netral dan berwarna biru atau hijau jika bereaksi alkalis.
Perubahan warna demikian menunjukkan adanya antosian. Selain itu dapat
ditunjukkan dengan KLT
2. Glikosida
Tambahkan 15ml HCl 10% LP ke dalam 20 ml sari etanol-air.
Refluks selama 30 menit, dinginkan
Sari larutan di dalam corong pisah sebanyak 3 kali, masing masing dengan 8
ml eter P
Pisahkan lapisan eter, tambahkan natrium sulfat anhidrat. Sisihkan sebagian
uji KLT
Gunakan sisa sari eter untuk pengujian aglikon stroid , triterpenoid, kumarin,
dll
Netralkan fase air-asam dan gunakan untuk pengujian gula dengan pereaksi
Molisch
3. Saponin
Uapkan 2 ml sari etanol-air hingga kira kira tinggal separuhnya
Encerkan dengan air sama banyak, kemudian kocok selama 15 menit.
Terbentuknya buih stabil menunjukkan adanya saponin. Bisa juga ditunjukkan
dengan pereaksi Liebermann-Burchard yang didasarkan atas reaksi terhadap
aglikon triterpenoid atau steroid yang menyusunnya
4. Tanin
Encerkan 1 ml sari etanol-air dengan 2 ml air
Tambahkan FeCl3 P. Munculnya warna biru-hijau kehitaman menunjukkan
adanya tanin. Dapat pula ditunjukkan dengan uji KLT
5. Karbohidrat
Kemungkinan sedikit senyawa karbohidrat dapat tersari dalam etanol-air.
Sebagian masih terdapat pada serbuk sisa penyarian bersama dengan senyawa-
senyawa anorganik
a) Uapkan 2 ml sari etanol-air hingga kering. Tambahkan 2-3 tetes asam sulfat
pekat, tambahkan pereaksi Molisch. Terbentuknya warna merah menunjukkan
adanya karbohidrat
b) Enaptuangkan 5 ml sari dan encerkan. Tambahkan larutan Lugol LP.
Terjadinya warna biru menunjukkan adanya pati.
C. Uji Kualitatif Secara Kromatografi Lapis Tipis
1. Alkaloid
a) Uapkan 2 ml sari eter (larutan B) hingga kering, basahi dengan sedikit HCl
dan metanol
b) Ambil sedikit larutan yang digunakan untuk identifikasi garam alkaloid dan
alkaloid basa kuartener pada sari etanol air (larutan C)
2. Antraglikosida , flavonoid dan kumarin
Gunakan sari eter (larutan B) yang telah dipekatkan
3. Saponin dan tanin
Gunakan sari etanol-air (larutan C) yang telah dipekatkan
4. Minyak atsiri
Gunakan sari petroleum eter (larutan A) yang telah dipekatkan
5. Glikosida jantung
Gunakan sari eter hasil hidrolisis sari etanol-air (larutan C) yang digunakan untuk
uji glikosida. Pekatkan larutan
Lempeng KLT
Fase gerak
Gunakan fase gerak yang sesuai untuk masing masing kandungan kimia yang akan
diperiksa . Perhatikan skema sistem KLT, bila tidak terdapat fase gerak yang sesuai,
carilah di literatur. Diskusikan dengan dosen/ instruktur praktikum
gunakan pereaksi penampak bercak yang sesuai untuk masing masing kandungan kimia
yang akan diperiksa. Perhatikan skema sistem KLT, bila tidak ada yang sesuai, cari di
literatur. Diskusikan dengan dosen/instruktur praktikum
Skema Sistem KLT
Alkaloid Antrakuinon
Fase diam Silika gel F 254 Silika gel F-254
Fase gerak Toluena-etil asetat-dietil Etil asetat-metanol-air (100 :
amina (7 : 2 : 3) 13,5 : 10)
Deteksi Dragendorff dilanjutkan KOH 5% etanolik
natrium nitrit
Keterangan Bercak warna jingga sampai Bercak di bawah sinar
merah tua di bawah sinar tampak berwarna merah
tampak menunjukkan adanya
antrakuinon
Uji tabung
1 5 gram serbuk sambilato + 5ml petroleum Warna bening
eter
a) Lemak lemak dan garam lemak
tinggi 5mlsari PE + KOH + etanol
disari eter (-)tidak ada lemak
c) Alkaloid
10 ml sari eter +_ 1,5 ml HCl 2% (-) tidak ada endpan
dibagi menjadi 3 tabung : (-) tidak ada endapan
T1: pembanding (-) tidak ada endapan
T2: p. dragen draff
T3: p. mayer
- antrakinon
e) asam lemak
- sari etanol air
- garam alkaloid- alkaloid basa
kuarteruer dan ammonia
teroksidasi sari etaanol air + HCl
10% dibagi menjadi 2 tabung :
T1 : garam alkaloid (-) tidak ada endapan
T2: ammonia teroksidasi dan (+) terdapat endapan
basa kuartener KLT (+) terdapat endapan
Larutan 1 dan 2 dibagi menjadi
3:
TA : pembanding (-) warna colat
TB: p. mayer (-) tidak warna biru atau hijau
TC: p. dragendorff Lp
(-) tidak warna merah tapi
f) antasian colat
- sari etanol-air + HCl
- sari etanol –air + NaOH
(-) tdak tersapat buih
g) glokosida Pada literature siponin
+15 ml HCl 10% Lp + sari etanol air terkandung dalam daun
sambiloto
h) saponin
2ml sari etanol –air + air 15 menit (-) tidak muncul warna biru
atau ungu
Pada literature tannin terdapat
pada bagian daun sambiloto
i) tanin
1 ml sari etanol-air + FeCl3 P
b). -
keterangan : dibawah sinar UV 254 hasil
berwarna biru
Fase gerak (5ml) : etil asetat – air formiat , (-) berpendar kuning intinsif hijau atau
as. jingga
Asetat glacial –air
Pembanding : rutin
Deteksi : AlCl3
0,5 cm
b) =0,07
7 cm
3. tanin
Pembanding
0,7 cm
a) = 0,1
7 cm
0,6 cm
b) = 0,085
7 cm
0,3 cm
b) =¿ 0,04
7 cm
0,2 cm
c) =0,02
7 cm
0,1 cm
d) =0,01
7 cm
c. Dibawah sinar tampak
- Tidak tampak
Pembanding :
4,9 cm
a) =0,7
7 cm
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan mengenai skrining fitokimia . skrining
fitokimia dilakukan terhadap serbuk simplisia sambiloto. Tujuan dilakukannya praktikum ini
yaitu untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang terdapat dalam jaringan tanaman
Andrographis paniculata Ness. Sambiloto adalah tanaman liar yang diduga berasal dari india.
Tanaman yang sangat pahit ini dipatenkan sebagai obat antiHIV oleh sebuah perusahaan farmasi
jerman. Sementara di Indonesia, Dirjen POM Depkes RI menetapkan sambiloto sebagai salah
satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang sudah diuji secara klinis.
Tanaman sambiloto berkembang baik dengan biji atau stek batang. Kandungan kimia yang
terdapat pada sambiloto, yaitu :
Salah satu tananman yang sering digunakan sebagai obat tradisional di indonesia adalah
sambiloto yang mempunyai banyak sekali khasiat, diantaranya untuk penyakit kurap, sakit perut,
demam karena gigitan serangga/ular berbisa, tifus dan penyakit malaria. Tanaman ini juga
mengandung andrognafin, androgofolid (zat pahit) dan panikulin dimana sifat antibiotiknya
mampu meningkatkan fungsi pertahanan tubuh dan membantu menyembuhkan luka akibat
kanker.
Tanaman sambiloto mempunyai nama lain Andragraphis Panikulat Ness memiliki sinonim
Justica Paniculata Burn ; Justica Latebrosa Puss
Kingdom : Plantae
Superdivisio : Spermathopyta
Divisio : Magnoliopyta
Kelas : Magnolopsida
Genus : Andrographis
Sifat sifat kimia yang dimiliki tanaman sambiloto antara lain rasa pahit, dingin, masuk meridian
patru, lambung, usus besar dan usus kecil. Ddaun dan percabangannya mengandung laktase
yhang terdiri dari deoksi androdidhidroandragrofolid, dan homoanrodrogofolid, flavonoid,
alkena, keton, aldehid, mineral (kailum, kalsium,natrium) asam kersik, damar.
Flvonoid terbanyak di isolasi dari akar yaitu polimetatoksivaflapon, andrografin, pati, ikkulin.
Mono-O-metilwhitin dan akfrogenin-7,4 dimetileter. Zat aktif andrografolit terfbukti berkhasiat
sebagai hepatoprotektor (melindungi sel hati dari zat toksin).
Daun sambiloto mengantung saponin, flavonoid, dan tanin juga mengandung zat pahit
andrograpolit yhang merupakan golongan diterpenoid.
Pada percobaan kali ini seharusnya tahap pertama melakukan pembuatan serbuk simplisianya
namun di laboratorium sudah tersedia serbuknya. Sehingga praktikum langsung melakukan uji
tabung. Namun sebelum uji tabung dillakukan mula-mula penyaringan serbuk simplisia, untuk
uji tabung dan uji KLT pada minyak atsih, lemak + asam lemak tinggi, steroid dan tritepinod
serta karotenoid di lakukan penyarian dengan menggunakan petroleumeter.
Pada uji tabung dan uji KLT pada alkoloid, senyawa fenolik seperti : fenol-fenol, fenil
propanoloid, flavonoid, antrakinon juga pada asam lemak penyarian di lakukan dengan
menggunakan sri eter, dan pada ujitabung dan uji KLT pada senyawa garam dan alkaloid,
alkaloid basah kuartener, amina teroksidasi, kemudian antosian, glikosida, saponin, tanin dan
karbohidrat penyarian serbuk simplisia dilakukan dengan menggunakan etanol dan air. Hal ini
dilakukan dengan penyarian berbeda-beda untuk masing-masing identifikasi senyawa
dikarenakan senyawa-senyawa yang dikelompokkan tersebut larut dalam bahan cairan penyari
tersebut, sehingga memperbesar kemungkinan keberhasilan dalam identifikasi yang dilakukan.
Penyaria pertama dilakukan dengan menggunakan petroleum eter serbuk yang disari yaitu
sebanyak 5 gram serbuk dengan menggunakan petroleum sebanyak 25ml, penyarian dilakukan
dua kali , bertujuan untuk benar-benar memastikan bahwa senyawa-senyawa yang diinginkan
terlarut dalam petroleum eter seutuhnya. Hasil dari penyarian dengan petroleum eter yaitu
larutan berwarna bening.
Pada uji lemak dan asam lemak tinggi, larutan sebanyak 5ml sari PE (+) KOH (+) etanol
kemudian disari dengan eter menunjukkan hasil yang (-) negatif yang ditandai dengan tidak ada
kandungan asam lemak tinggi larutan sari air akan alkalis.
Pada skrining fitokimia golongan senyawa kimia steroid dan triterpenoid sari PE diuapkan
hingga kering pada cawan porselen diatas waterbath senyawa ditambah dengan asam asetat
anhidrida, kemudian hasil menunjukkan kenegatifan (-) ditandai dengan terbentuknya larutan
berwarna coklat. Adanya kandungan steroid atau triterpenoid ditandai dengan terjadinya cincin
coklat kemerahan atau ungu pada batas dua larutan, sedangkan bagian atas larutan menjadi
warna hijau biru atau ungu.
Pada skrining fitokimia golongan alkaloid sari eter ditambahkan dengan 1ml HCl 2% dan air,
kemudian dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit, kemudian didinginkan. Filtrat tersebut
dibagi menjadi 3 tabung . tebung pertama sebagai pembanding, tabung kedua ditambah dengan
pereaksi dragendorff, dan tabung ketiga ditambahkan dengan pereaksi meyer. Pada tabung kedua
yang ditambah dengan pereaksi dragendarf menunjukkan hasil yg negatif ditandai dengan tidak
adanya endapan. Padahal jika terdapat alkaloid akan terbentuk endapan kuning jingga. Pada
tabung ketiga yang ditambah pereaksi mayer menunjukkan hasil yang negatif yang ditandai
dengan tidak terdapat endapan. Seharusnya ketika ditambahkan pereaksi meyer akan terdapat
endapan atau gumpalan putih atau putih kekuningan. Serbuk atau tumbuhan segar dikatakan
mengandung alkoloid apabila 2 dari 3 reaksi yang dilakukan diatas memberikan reaksi positif,
namun pada reaksi yang dilakukan tidak ada yang menunjukkan reaksi yang positif sehingga
simplisia ambiloto dapat dikatakan tidak mengandung alkoloid.
Pada uji tabung senyawa fenolik 1ml sari eter(+) larutan FeCl3 menghasilkan hasil yang positif
ditandai dengan munculnya warna biru pekat pada reaksi yang terjadi. Hal ini menunjukkan
bahwa sambiloto mengandung senyawa fenolik. Pada uji tabung pada fenilpropanoid sari eter
diuapkan sampai kering dan ditambahkan dengan air panas kemudian dibagi menjadi 2 tabung.
Tabung 1 sebagai pembanding dan tabung 2 direaksikan dengan amonia encer (NH4) kemudia
dilihat dibawah sinar UV hasil positif berfluoresensi biru pada saat larutan ditambah dengan
larutan hidrokalamin HCl (+) larutan KOH 10% (+) etanol menunjukkan hasil yang negatif
ditandai dengan tidak adanya warna violet.
Pada uji tabung antrakinon dilakukan dengan menggunakan sari eter + 1ml ammonia
25% atau NaOH % praktikum menggunakan NaOH 10% menggunakan hasil (-) ditanda dengan
adanya 2 lapis tapi jernih dapat dikatakan bahwa sambiloto tidak mengandung antrakinon .
Pada uji tabung asam lemak, sari yang diguanakan adalah sari etanol –air sari diuapkan +
HCl 10% sisanya dipanaskan diaduk larutan ini dibagi menjadi tabung tabung 1 untuk garam
alkaloid dan tabung 2 untuk untuk namonia teroksidasi dan basa kuartenes pada tabung 1 dibagi
menjadi menjadi 3 tabung , taung 1 sebagai pembanding tabung 2 ditambah dengan pereaksi
mayer , tabung 3 ditambah dengan pereaksi dragendorf tabung 1 menunjukan hasil (-) ditandai
dengan tidak adanya endapan ,tabung 2 menunjukkan hasil (+) ditandai dengan adanya endapan ,
dan tabung 3 menunjukkan hasil (+) ditandai dengan adanya endapan hal ini menunjukkan
Pada uji tabung golongan atosian digunakan sari etanol- air + HCl 10% menunjukkan
hasil (-) karena warna larutan tidak sesuai pada literature warna larutan seharus nya menjadi
Pada uji tabung golongan glikosida sari etanol air+ 15 ml HCl 10% menunjukkann hasil
Pada uji tabung golongan saponin, sari etanol –air digunakan hingga kira-kira sisa
separuh kemudian diencerkan dengan air yang sama banyak selanjutnya dikocok Selma 15
menit. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan buaih karena adanya reaksi . maka dari hasil uji ini
menunjukkan hasil yang (-) tidak terdapat buih sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang
Pada uji tabung senyawa tanin digunakan sari etanol air + 2ml air+ FeCl pekat
menunjukan hasil yang (-) yaitu dengan terjadi tidak munculnya warna biru- hijau padahal pada
literature tanin ini terkandung oada bagian daun sambiloto ketidak sesuaian ini terjadi mungkin
Uji tabung terakhir pada senyawa karbohidrat , yang digunakan sari etanol air + 3 tetes
H2SO4 + pereaksi molish menunjukkan hasil yang (-) ditandai dengan tidak terbentuknya warna
merah tetapi warna coklat . pada sari etanol air+ air (encerkan) + larutan lugo Lp menunjukkan
hasil yang (-) ditandai dengan tidak terjadi nya warna biru yang menunjukkan adanya pati , hal
berdasarkan kandungan senyawa kimia yang terdapat pada sssambiloto berdasarkan literatur
senyawa kimia tersebut yaitu, flavonoid , saponin ,tanin , dan minyak atsiri .
komponennya mula-mula chamber digunakan dengan pelarut pembanding , fase diam pada uji
KLT ini adalah silica grl F 254 , fase geraknya campur sebanyak 5 ml : etil asetat asam formiat ,
asam asetat glacial – air kemudian kerts saring dimasuk kan chamber dikatakan peruh apabila
seluruh kertas saring telah basah dengan pelarut ditotolkan sari flavonoidnya ( titik
penotoloannya 0,5 cm dari atas bawah kemudian disebelah kiri totolkan pembanding yaitu rutin .
dan diteksi yang digunakan adalah AlCl3 dibawah sinar UV 254 Rf didapat 0,78 pada sempelnya
hasil terlihat berwarna biru (-) berpendar kuning instersif hijau atau jingga, dibawah sinar
Pada senyawa kimia saponin fase diam berupa silica gel F 254 ,fase gerak berupa :
tersedia pada laboratorium . deteksi anisaldehid dibawah sinar UV 254 Rf sampel ada 2 yaitu
0,11 dan 0,07. Menurut literatur bercak spot tersebut adalah kandungan siponi ndari serbuk
simplisia
Pada sinar UV 254 setelah disemprot anisaldehid + dipanaskan menunjukkan adanya
satun spot dengan Rf 0,12 menggunakan penampak anisaldehid menghasilkan satu spot dengan
Rf 0,1 .
Pada KLT terdapat senyawa kimia tanin yang terdapat kandungan sambiloto dengan pelat
silika Gel F254 menggunakan pengembang etil asetat ,- metal –air (100: 13,5 : 10) selayaknya 5
ml menunjukkan adanya satu spot di bawah sinar UV 254 dengan Rf 0,1 kemudian spot tersebut
dideteksi dengan penampak FeCl3 menghasilkan satu spot dengan Rf 0,45 dan dibawah sinar UV
254 setelah disemprot dengan penampak mendapatkan Rf 0,41 hal ini menunjukkan bahwa
Pada KLT terdapat senyawa minyak atsiri yang teerkandung dengan sambiloto dengan
pelat silika gel F 254 menggunakan pengembang (5ml) : toluene –etil asetat (93:7) menunjukkan
dengan adanya empat spot , 2 spot pada pembanding (tymol) dan dua spot pada seempel .
dibawah sinar UV didapatkan Rf pembanding 0,1 dan ),085 dan Rf pada sampel 0,18 dan 0,057
mendapatkan empat spot pada sempel dengan Rf 0,07 , 0,04, 0,02, 0,01 dan pada pembanding
terdapat satu spot dengan Rf 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa adanya senyawa minyak atsiri
yang yang tekandung pada simplisia sambiloto Yang digunakan dan terdapat senyawa lain yang
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dari pembahsan diatas dapat disimpulkan bahwa pada skrining fitokinia
membutuhkan ketelitian yang pasif. Pada sampel yang digunakan dalam praktikum merupakan
serbuk simplisia sambiloto pada uji tabung hanya beberapa yang mendapatkan hasil yang positif
dan pada uji KLT hampir semua senyawa analisis memiliki Rf yang baik sehingga hal ini
menimbulkan ketidak sesuaian antara kedua uji yang dilakukan . hal tersebut dapat terjadi karena
kesalahan praktikan dalam melakukan uji atau bahkan dari pereaksi . preaksi yang mungkin telah
terdapat kotoran. Sambiloto pada uji KLT positif mengandung flavonoid, tanin dan minyak
atsiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Msteria medika Indonesia. Jilid III .Jakarta : Dapartemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonym.2000 . Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. 3-5 . Jakarta : dapkes RI
Edrick, lim,2012. Sambiloto . Diakses pada 20september 2012 ,oleh lim edrick.