APOTEK SUTJI
PERIODE 08 MARET - 12 MARET 2021
Disusun Oleh :
Nama : Anisa Fitri
NIM : 34180224
dengan kesehatan itu sendiri adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
maka saat ini terjadi perubahan paradigma pelayanan kefarmasian dari drug
berkualitas menjadi faktor penentu. Oleh karena itu, Program Studi Diploma
III Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta bekerja
2021. Kegiatan PKL ini memberikan pengalaman kepada calon Ahli Madya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
lingkungan kerja.
kefarmasian di apotek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Apotek
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
2016).
atau penyalurannya obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional. Sediaan Farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang diatur dalam:
Tenaga Kesehatan
Tentang Apotek.
Kefarmasian.
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
Nomor 26 Tahun 1969 Tentang Apotek, tugas san fungsi apotek adalah :
sumpah jabatan.
lainnya.
Apoteker (SIA). Surat Izin Apoteker (SIA) adalah surat yang diberikan
Indonesia, 2002).
1. Lokasi
dan hygiene lingkungan. Selain itu apotek dapat didirikan di lokasi yang
pelayanan kefarmasian.
2. Bangunan
2017) :
a. penerimaan Resep;
d. Konseling;
f. Arsip.
b. instalasi listrik;
c. sistem tata udara; dan
dan tenaga teknis kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga menengah Farmasi atau
Asisten Apoteker.
APA dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.
APA tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus-
menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak
Selain itu, terdapat tenaga lainnya yang dapat mendukung kegiatan di apotek
yaitu :
apotek.
wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat
2016)
sebagai berikut:
b. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
kefarmasian
a. Fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis
b. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat
izin praktik;
kefarmasian;
d. Surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA,
E. Pengelolaan Apotek
tertentu yang dilakukan secara efektif dan efisien. Tujuannya adalah agar
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;
Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
1. Perencanaan
yang ada di apotek menjadi lebih efektif dan efisien sesuai dengan
2. Pengadaan
Suatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersedia sediaan farmasi dengan
cara, teknik dan kebijakan yang ada untuk membuat suatu keputusan
resmi.
berikut :
a. Persiapan
gudang atau pada kartu stok. Jika barang memang habis, dapat dilakukan
supplier.
b. Pemesanan
(SP), surat pemesanan minimal dibuat 2 lembar (untuk supplier dan arsip
lembar diserahkan pada PBF yaitu warna putih, merah, biru dan satu
psikotropika 1 surat permintaan bisa untuk satu atau lebih jenis obat.
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
tempat yang dinilai aman dari pencurian dan gangguan fisik yang dapat
merusak mutu obat. Penyimpanan harus menjamin stabilitas dan
menerapkan prinsip First ln First Out (FIFO) dan First Expired First Out
tertentu, obat yang mudah terbakar, sitostatik dan reagensia. Selain itu
farmasi dan alat kesehatan yang diterima dan disimpan sehingga terjamin
5. Pendistribusian
farmasi dan alat kesehatan dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
b. Mempertahankan mutu.
yang berlaku.
6. Pemusnahan
Sediaan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat sesuai standar yang
farmasi harus dilaksanakan dengan cara yang baik dan sesuai dengan
disimpan terpisah dan dibuat daftar yang mencakup jumlah dan identitas
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kesehatan kabupaten/kota.
7. Pengendalian
persediaan.
farmasi lain dan diberi penandaan tidak untuk dijual untuk menghindari
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
mutu proses pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan, dapat diukur
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup
1. Pengkajian Resep
b. Nama dokter, nomor surat izin praktik (sip), alamat, nomor telepon
b. Stabilitas; dan
f. Interaksi.
Jika ditemukan adanya ketidak sesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker
2. Dispensing
emulsi.
dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang
dan lain-lain;
keluarganya;
h. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan di paraf oleh
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
masyarakat (penyuluhan);
kesehatnnya
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
a. Pengenalan
Prime Questions,
c. Pelaksanaan/konseling
e. Tindak lanjut
c. Orientasi pasien
Apoteker, meliputi :
pengobatan
menggunakan Formulir.
Kriteria pasien:
c. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
Kegiatan:
6. Edukasi
Merupakan pemberian dan pegembangan informasi untuk memberikan
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, maupun dokter
hewan yang diberikan kepada apoteker untuk diracik dan diserahkan kepada
pasien.
Penyimpanan Resep :
b. Resep obat reguler dipisahkan dengan resep obat narkotika dan obat
psikotropika.
Pemusnahan Resep :
Skrining resep :
1. Persyaratan Administratif :
f. Informasi lainnya.
Penyiapan obat
a. Peracikan
harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan
b. Etiket
dan keterangan lain mengenai obat. Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
c. Kemasan Obat
d. Penyerahan Obat
Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir
pasien.
e. Informasi Obat
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat
f. Konseling
berkelanjutan.
(Permenkes, 2016).
OWA adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pasien tanpa resep
dokter oleh Apoteker. OWA dibagi menjadi 3 golongan yaitu OWA golongan
1, OWA golongan 2, dan OWA golongan 3. Hal ini sesuai dengan Keputusan
adalah :
Oleh karena itu perlu ditetapkan keputusan menteri kesehatan tentang obat
keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter di apotek. Hal ini tercantum
a. mukolitik
6. Antiparasit
9. Omeprazol 7 Tablet
2. Sistem musculoskeletal
3. Antihistamin
5. Organ sensorik
6. Antiinfeksi umum
Gambar 1 Gambar 2
kepada pasien atas resep dari dokter sesuai dengan peraturan perundang-
a. Obat Keras
Penandaan obat keras dengan lingkaran bulat berwarna merah dan garis
tepi berwarna hitam serta huruf K yang menyentuh garis tepi. Contoh obat
keras:.
1. Obat antibiotik
2. Amphetaminum (O.K.T)
3. Antazolinum = Antistin = obat antihistamin
8. Yohimbin = aphrodisiak.
hipnotik (O.K.T).
b. Obat Narkotika
atau obat yang berasal dari tanaman sintetis maupun semisintetis yang
c. Obat Psikotropika
psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
Psikotropika:
metilfenidat.
lainnya
Pengelolaan ini bertujuan untuk menjaga dan menjamin ketersediaan barang
di apotek sehingga tidak terjadi kekosongan barang. Selain itu juga bertujuan
untuk memperoleh barang yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan
secara efektif dan efisien, menurut tata cara dan ketentuan yang berlaku.
a. Perencanaan
periode sebelumnya.
4. Metode just in time yaitu dilakukan saat obat dibutuhkan dan obat
yang akan dipesan. Data tersebut ditulis dalam buku defecta yaitu jika barang
habis atau persediaan menipis berdasarkan jumlah barang yang tersedia pada
berdasarkan analisis pareto (Sistem ABC) yang berisi daftar barang yang
berdasarkan nilai jual dari yang tertinggi sampai yang terendah, dan disertai
analisis pareto adalah perputaran lebih cepat sehingga modal dan keuntungan
tidak terlalu lama berwujud barang, namun dapat segera berwujud uang,
b. Pengadaan
pembelian yang meliputi pengadaan obat bebas, obat bebas terbatas, obat
1. Pengadaan Rutin
Merupakan cara pengadaan perbekalan farmasi yang paling utama.
pembelian barang.
3. Konsinyasi
apotek, hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah produk yang
terjual pada setiap dua bulannya. Pembayaran yang dilakukan oleh
yang menitipkan.
PBF disertai dengan faktur. Barang yang datang akan diterima dan
3. Salinan faktur dikumpulkan setiap hari lalu dicatat sebagai data arsip
faktur dan barang yang diterima dicatatat sebagai data stok barang
dalam komputer. Jika barang yang diterima tidak sesuai pesanan atau
d. Penyimpanan
system FIFO (first in first out) dan FEFO (first expired first out). Sistem
FIFO (first in first out) adalah penyimpanan barang dimana barang yang
datang lebih dulu akan disimpan di depan sehingga akan dikeluarkan lebih
dulu dari yang lainnya, sedangkan barang yang terakhir datang ditaruh
antara lain:
dengan tujuan tidak bisa dipindahkan sehingga sulit untuk dicuri. Obat
bebas dan obat bebas terbatas disebut sebagai obat OTC (over the
farmakologinya.
2. Bentuk Sediaan
solid, tetes mata, tetes hidung, tetes telinga, oral drop, Inhaler, aerosol,
Suppositoria, ovula.
3. Obat Generik disimpan di dalam rak penyimpanan dengan label warna
4. Efek farmakologinya
e. Pelayanan
praktek luar apotek, serta pelayanan non-resep yang terdiri dari pelayanan
obat bebas, UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri), serta alat kesehatan.
a. Penerimaan resep
resep.
g. Penetapan harga.
(apabila diminta).
resep dari dokter. Obat yang dapat dilayani tanpa resep dokter meliputi
obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras yang termasuk dalam
alat kesehatan.
obatan
Obat-obat yang rusak akan dimusnahkan karena tidak dapat digunakan dan
tidak dapat dikembalikan lagi ke PBF. Obat kadaluarsa yang dibeli oleh
disepakati antara kedua belah pihak. Batas waktu pengembalian obat yang
kadaluarsa yang ditetapkan oleh PBF 3-4 bulan sebelum tanggal kadaluarsa,
perbekalan farmasi lainnya yang karena sesuatu hal tidak dapat digunakan lagi
ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pada
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Online ini ditujukan bagi mahasiswa Sekolah
Apotek Sutji terletak di Jl. Sultan Agung No. 26 Yogyakarta. Apotek ini
didirikan pada tahun 1977 oleh CV Sutji yang terdiri dari Ahmad Purnomo;
dr. Wiryo (Alm); dan Dra. Atiek Harwati, SU., Apt. Awalnya Apoteker
Pengelola Apotek (APA) di Apotek Sutji adalah Dra. Atiek Harwati, SU.,
Apt. Namun, mulai tahun 2002 hingga saat ini, kedudukan Apoteker
M.Sc. mengganti Dra. Atiek Harwati, Apt. yang ditugaskan menjadi kepala
dekat dengan beberapa praktek dokter. Pada tahun 2008, saham Apotek Sutji
milik Ahmad Purnomo berpindah kepada Dra. Sulis Setiawati, Apt. Dengan
demikian, saat ini pemilik saham Apotek Sutji adalah Dra. Sulis Setiawati,
Apt., dr. Wiryo (Alm) dan Dra. Atiek Harwati, SU., Apt. Bangunan yang
ditempati oleh Apotek Sutji merupakan milik dr. Wiryo yang kemudian
bumi dan bangunan, biaya listrik, telepon dan air dikelola secara mandiri
Visi :
Misi :
Kefarmasian di Apotek
Kefarmasian
2. Sumpah dan kode etik tenaga Sumpah dan Kode Etik profesi Tenaga
bangsa. Oleh karena itu seorang ahli farmasi Indonesia dalam pengabdian
profesinya mempunyai ikatan moral yang tertuang dalam Kode Etika ahli
Farmasi Indonesia :
serta kemasan.
pelayanan.
farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
obat tradisional.
Pakai; dan
mencantumkan tentang :
dimaksud pada ayat (1) huruf b harus berbeda dengan jadwal praktek
2. Pengadaan
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Pemusnahan
6. Pengendalian
8. Pengkajian Resep
9. Dispensing
1. Perencanaan
itu.
di Apotek.
b. Adanya SP
3. Penerimaan
4. Gudang/ Penyimpanan
6. Pengendalian
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
2. Konseling
kesehatnnya
hewan yang diberikan kepada apoteker untuk diracik dan diserahkan kepada
pasien.
Skrining resep:
1. Skrining administrasi:
2. Skrining farmasetik:
b. Stabilitas
3. Skrining klinis:
e. Kontraindikasi
f. Interaksi
maka obat-obat yang digolongkan OWA adalah obat yang diperlukan bagi
Tindakan yang perlu dilakukan jika timbul efek yang tidak dikehendaki
timbul
Dokter.
b. Pemesanan narkotika hanya pada PBF Kimia Farma, dan untuk satu
barang di apotek sehingga tidak terjadi kekosongan barang. Selain itu juga
bertujuan untuk memperoleh barang yang dibutuhkan dalam jumlah yang
waktu tertentu secara efektif dan efisien, menurut tata cara dan ketentuan
yang berlaku.
a. Perencanaan
1. Metode epidemiologi
2. Metode konsumsi
4. Metode kombinasi
b. Pengadaan
yaitu:
1. Pengadaan Rutin
lain:
a. Legalitas PBF
oleh PBF disertai dengan faktur. Barang yang datang akan diterima
arsip faktur dan barang yang diterima dicatatat sebagai data stok
d. Penyimpanan
lain:
b. Golongan Obat
d. Efek farmakologinya
bebas.
perjanjian yang telah disepakati antara kedua belah pihak. Batas waktu
informasi obat
pengendalian.