BIDANG INDUSTRI
PT.SUNTHI SEPURI PHARMACEUTICAL
MANUFACTURERS TANGERANG
11 Juli 2018 – 11September 2018
Disusun oleh :
Fatimah (15040024)
Firhan Aziz (15040025)
RatnaNilasari (15040054)
Ryan SaputraTatang (15040059)
ShintaChaerani (15040061)
DI
PT.SUNTHI SEPURI PHARMACEUTICAL
MANUFACTURERS TANGERANG
Disetujui oleh
Pembimbing Magang
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjat kan kepada Allah yang telah
melimpahkan anugerah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
kegiatan Magang di PT. Sunthi Sepuri, Tangerang pada tanggal 11 Juli 2018 –
11September 2018 sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
pada Program Pendidikan S1 Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah
Tangerang. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Tjetjep S, S.Si., Apt selaku pembimbing di PT. Sunthi
Sepuri serta Dina Pratiwi S.Farm., M.Si selaku dosen pembimbing Magang dari
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.
Pada kesempatan ini disampaikan juga rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Nita Rusdiana, S.Farm., M.Sc., Apt, selaku Ketua Sekolah Tinggi Farmasi
Muhammadiyah Tangerang.
2. Tjetjep S, Si., Apt selaku pembimbing di PT. Sunthi Sepuri
3. Dina Pratiwi S.Farm., M.Si selaku dosen pembimbing Magang dari
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.
4. Direksi PT. Sunthi Sepuri yang telah memberikan kesempatan sehingga
dapat melaksanakan magang.
5. Seluruh staf dan karyawan di PT. Sunthi Sepuri, Tangerang.
6. Orang tua dan keluarga serta teman-teman atas dukungan moril maupun
materil sehingga kami dapat menyelesaikan PKP.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Namun,
penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama
magang ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan .............................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
Daftar Tabel ................................................................................................. v
Daftar Gambar .............................................................................................. vi
Daftar Lampiran ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Tujuan Magang................................................................ 2
C. Manfaat Magang ......................................................... 2
BAB II INDUSTRI FARMASI .......................................................... 4
A. Sejarah ..................................................................... 4
B. Visi dan Misi ............................................................ 5
1. Visi .................................................................. 5
2. Misi ................................................................ 5
C. StrukturOrganisasi
D. Lokasi dan Sarana Produksi ..................................... 5
1. Lokasi ................................................................. 5
2. Sarana Produksi ................................................... 6
E. CPOB ....................................................................... 9
1. Manajemen Mutu ................................................ 9
2. Personalia ........................................................... 9
3. Bangunan dan Fasilitas ............................................. 10
4. Peralatan ........................................................... 13
5. Sanitasi dan Hygine ......................................... 15
6. Produksi ............................................................. 16
7. Pengawasan Mutu ................................................ 17
8. Inspeksi Diri dan Audit Mutu ............................... 17
iii
9. Penanganan terhadap Produk, Penarikan kembali Produk
kembalian ........................................................... 18
10. Dokumentasi ................................................... 19
11. Pembuatan dan Analisis berdasarkan kontrak ........ 19
12. Kualifikasi dan Validasi ....................................... 19
BAB III PEMBAHASAN ................................................................... 21
BAB IV PENUTUP ............................................................................ 48
A. Kesimpulan ................................................................. 48
B. Saran ........................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA............................................................
LAMPIRAN ..................................................................... 50
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Denah Grey Area
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR SINGKATAN
RIV RencanaIndukValidasi
PQR Produk Quality Review
CC Change Control
TMS TidakMemenuhiSyarat
MS MemenuhiSyarat
NLT Not Lest Than
NMT Not More Than
KI KualifikasiInstalasi
KO KualifikasiOprasianal
KK KualifikasiKinerja
IK IntruksiKerja
MH Machine Hours
LH Labour Hours
RnD Research and Development
QA Quality Assurance
QC Quality Control
IPC In Proses Control
PPIC Production Planing and Inventory Control
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi (BahasaInggris: pharmacy, BahasaYunani : pharmacon,
yang berarti : obat) merupakan salah satu bidang professional kesehatan
yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang
mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan keamanan
penggunaan obat. Pekerjaan yang dilakukan dalam bidang kefarmasian
antara lain, pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional. Untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian secara optimal
diperlukan tenaga kefarmasian yang ahli dibidangnya salah satunya adalah
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
1
2
4
5
B. Sejarah
PT.Sunthi Sepuri didirikan atas gagasan Alm.Letjen.(Purn.)
Prof.Dr. H.Ibnu Sutowo berkenaan dengan kepeduliannya untuk perbaikan
dan peningkatan kualitas hidup manusia melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang medis, sehinggaidaman manusia untuk dapat hidup
6
sehat dan dapat terwujud. Guna mewujudkan hal tersebut, maka pada tahun
1988 NUGRA SANTANA GROUP membentuk suatu perusahaan yang
bergerak dibidang farmasi dengan mendirikan PT.Sunthi Sepuri di Jakarta
yang mengembangkan komitmen “Membangun Bangsa Yang Lebih Sehat
Dan Sejahtera”.
Keberadaan PT.Sunthi Sepuri ini diharapkan dapat menghasilkan
dan memasarkan berbagai produk obat-obatan yang bermutu bagi
masyarakat Indonesia sehingga kehadirannya dapat memberikan kontribusi
dan memiliki arti penting dalam bidang kesehatan.
Manajemen PT.Sunthi Sepuri yang berlandaskan filosofi “Harmony
& Unity” yang dimiliki Nugra Santana Group, maka PT. Sunthi Sepuri
menjadi sebuah jalinan kekeluargaan yang besar dan keberhasilan PT. Sunthi
Sepuri untuk menjadi perusahaan obat-obatan besar ini adalah berkat
inspirasi serta bimbingan dari pendiri dan para pemimpinnya.
Quality system ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggannya. PT. Sunthi Sepuri selalu berusaha memberikan yang terbaik
dengan terus melakukan peningkatan mutu, dan hal ini dibuktikan dengan
diperolehnya Sertifikat ISO 9002: 1994 dari SGS Internationaluntuk System
Management Mutu pada bulan Desember tahun 2001.
Pada bulan April tahun2003, PT.Sunthi Sepuri memperoleh
sertifikat ISO 9001:2000 dari SGS International dalam bidang Kepuasan
Pelanggan,Continual Improvement dan Sistem Manajemen Mutu.
Selanjutnya pada bulan Juli tahun2009, ISO 9001 : 2008 telah disertifikasi.
2. Misi
Untuk menyediakan produk kesehatan yang memiliki kualitas
terbaik guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengutamakan kepuasan
pelanggan.
2. Prasarana
D. Struktur Organisasi
2. Personalia
Suatu industri farmasi bertanggung jawab menyediakan personil
yang sehat, terkualifikasi dan dalam jumlah yang memadai agar proses
produksi dapat berjalan dengan baik. Semua personil harus memahami
prinsip CPOB agar produk yang dihasilkan bermutu (BPOM, 2009).
Kesehatan personil hendaklah dilakukan pada saat perekrutan,
sehingga dapat dipastikan bahwa semua calon karyawan (mulai dari
13
4. Peralatan
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan
kontruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan
dikualifikasi dengan tepat agar mutu obat terjamin sesuai desain serta
seragam dari bets dan ke bets dan untuk memudahkan pembersihan serta
perawatan (BPOM, 2006).
6. Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang senantiasa dapat
menjamin produk obat jadi dan memenuhi ketentuan izin pembuatan
serta izin edar (registrasi) sesuai dengan spesifikasinya (BPOM, 2006).
Selain itu, produksi baiknya dilakukan dan diawasi oleh personil
yang kompeten. Mutu suatu obat tidak hanya ditentukan oleh hasill
analisa terhadap produk akhir, melainkan juga oleh mutu yang dibangun
selama tahapan proses produksi, personalia, bangunan, peralatan,
kebersihan dan hygiene sampai dengan pengemasan.
Prinsip utama produksi adalah :
a. Adanya keseragaman atau homogenitas dari bets ke bets.
b. Proses produksi dan pengemasan senantiasa menghasilkan produk
yang seidentik mungkin (dalam batas syarat mutu) baik bagi bets yang
sudah diproduksi maupun yang akan diproduksi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam produksi antara lain :
a. Pengadaan Bahan Awal
Pengadaan bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah
disetujui dan memenuhi spesifikasi yang relevan. Semua penerimaan,
pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat. Catatan
hendaklah berisi keterangan mengenai pasokan, nomor bets/lot,
tanggal penerimaan, tanggal pelulusan, dan tanggal kadaluarsa
(BPOM, 2006).
16
7. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari CPOB
untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai
17
10. Dokumentasi
Dokumentasi pembuatan obat merupakan bagian dari sistem
informasi manajemen dan dokumentasi yang baik merupakan bagian
yang sangat penting dari pemastian mutu (BPOM, 2006). Sistem
dokumentasi yang dirancang atau digunakan hendaklah mengutamakan
tujuannya, yaitu menentukan, memantau dan mencatat seluruh aspek
produksi serta pengendalian dan pengawasan mutu (BPOM, 2009).
Dokumentasi sangat penting untuk memastikan bahwa tiap personil
menerima uraian tugas secara jelas dan rinci sehingga memperkecil
resiko terjadinya kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya
mengandalkan komunikasi lisan (BPOM, 2006).
21
22
b. Cara Penjualan
1. Obat jadi yang sudah di rellesed atau sudah dinyatakan lulus
dan siap untuk didistribusikan oleh bagian Quality Assurance.
2. Distributor akan mengirimkan order form kebagian marketing
atau bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian
Persediaan (PPIC).
3. Setelah order form diterima oleh bagian PPIC, PPIC akan
memberitahukan pada bagian gudang dengan cara mengefax
pesanan untuk disiapkan oleh bagian gudang.
4. Setelah pesanan siap bagian gudang akan membuat surat
kesiapan produk yang nantinya akan diberitahukan pada
distributor yang memesan produk biasanya estimasi waktu dari
menyiapkan produk hingga membuat surat kesiapan berkisar
2-3 hari.
5. Setelah distributor menerima surat kesiapan produk dapat
diambil, pengambilan produk membawa surat kesiapan yang
diterima dan membawa PO untuk obat OKT
B. Departement R&D
R&D pada industri farmasi adalah serangkaian proses penelitian dan
pengembangan yang ditujukan untuk menemukan produk farmasi baru
atau memperbaiki kualitas produk yang telah ada ( kualitas meliputi:
safety, effectiveness, acceptance). R&D merupakan ujung tombak inovasi
produk yang sangat berperan terhadap daya saing produk. Produk yang
memiliki value yang tinggi yaitu produk-produk yang memiliki
distinctiveness yang sulit ditiru oleh produk lain. Sedangkan industri
farmasi sendiri merupakan sektor yang paling innovative dan insentive
24
3. Registrasi Obat
Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk
mendapatkan nomor izin edar. Obat adalah obat jadi yang termasuk
produk biologi yang merupakan bahan atau paduan bahan digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia. Tujuan dilakukannya registrasi obat adalah untuk
melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi
persyaratan efikasi, keamanan, mutu dan kemanfaatannya. Registrasi
ini diajukan kepada Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) sebagai regulator Industri Farmasi di Indonesia. Obat jadi
yang dapat memiliki izin edar harus memenuhi kriteria sebagai berikut
:
27
2) Registrasi variasi
Registrasi variasi adalah registrasi pada semua perubahan aspek
apapun dalam obat yang telah memiliki izin edar di Indonesia,
tetapi tidak terbatas pada perubahan formulasi, metode, proses
pembuatan, spesifikasi untuk obat dan bahan baku, wadah,
kemasan dan penandaan. Kategori yang termasuk kedalam
registrasi variasi, yaitu :
a. Kategori 4
Registrasi variasi mayor adalah registrasi variasi yang
berpengaruh bermakna terhadap aspek mutu, khasiat dan atau
keamanan obat jadi.
b. Kategori 5
Registrasi variasi minor yaitu yang memerlukan persetujuan
merupakan registrasi variasi yang tidak termasuk kategori
registrasi variasi minor dengan notifikasi maupun variasi
mayor.
c. Kategori 6
Registrasi variasi minor dengan notifikasi merupakan
registrasi variasi yang berpengaruh minimal atau tidak
berpengaruh sama sekali terhadap aspek mutu, khasiat
30
3) Registrasi ulang
Registrasi ulang adalah registrasi obat yang telah mempunyai izin
edar di Indonesia dan akan diperpanjang.Kategori yang termasuk
kedalam registrasi ulang yaitu kategori tujuh.
Registrasi obat diajukan oleh pendaftar kepada Kepala Badan
POM. Pendaftaran registrasi obat dilakukan dalam dua tahap, yaitu :
1) Pra-registrasi
prosedur registrasi yang dilakukan untuk menentukan jalur
evaluasi dan kelengkapan dokumen registrasi obat untuk kategori
1, kategori 2, kategori 3, kategori 4, kategori 5, kategori 6,
kategori 7. Pengajuan pra-registrasi disertai dengan penyerahan
dokumen pra-registrasi dan dilengkapi dengan bukti penulusuran
nama obat. Nama obat dapat merupakan nama generik atau nama
dagang berdasarkan Pedoman Umum Nama Obat. Dokumen pra-
registrasi digunakan untuk pertimbangan penetapan jalur evaluasi
dan dilengkapi dengnan laporan administratif. Jika diperlukan,
kriteria penetapan jalur evaluasi dilengkapi dengan rincian
laporan independen. Hasil pra-registrasi diberitahukan secara
tertulis kepada pendaftar dan bersifat mengikat.
Tujuan dilakukan pra-registrasi yaitu untuk penapisan
registrasi obat, penentuan kategori registrasi, penetuan jalur
evaluasi, penentuan biaya evaluasi dan penentuan dokumen
registrasi obat. Paling lama 40 hari sejak diterimanya permohonan
pra-registrasi, Badan POM akan memproses berkas pra-registrasi
yang diajukan oleh suatu industri farmasi. Setelah pra-registrasi
disetujui, bagian registrasi akan memperoleh surat hasil pra-
registrasi dan surat perintah pembayaran biaya evaluasi serta
pendaftaran.
31
2) Registrasi
Pengajuan registrasi dilakukan dengan menyerahkan berkas
registrasi dengan mengisi formulir registrasi dan disket disertai
bukti pembayaran biaya evaluasi dan pendaftaran, dan hasil pra
registrasi. Tahap registrasi harus menyerahkan berkas registrasi
dengan mengisi formulir registrasi, surat hasil pra-registrasi, surat
tanda terima, pendaftaran dan bukti pembayaran biaya evaluasi.
Formulir registrasi harus dilengkapi dengan rancangan kemasan
(etiket, dus/ bungkus luar, strip dan blister, catch cover, ampul/
vial), kemasan lain sesuai ketentuan pembungkusan, penandaan
yang berlaku, dapat dilengkapi dengan rancangan warna dan
brosur yang merupakan informasi mengenai obat, serta rancangan
kemasan khusus untuk obat generik, sesuai dengan ketentuan
mengenai spesifikasi baku obat generik.
Formulir registrasi atau disket disediakan oleh Direktorat
Penilaian obat dan produk biologi. Pendaftar diwajibkan
32
C. Produksi
Produksi adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengemas, danatau mengubah bentuk sediaan
farmasi dan alat kesehatan. Untuk menjaga mutu obat yang dihasilkan,
maka setiap tahap dalam proses produksi selalu dilakukan pengawasan
mutu In Process Control (IPC). Setiap penerimaan bahan awal baik bahan
baku dan bahan kemas terlebih dahulu diperiksa dan disesuaikan dengan
spesifikasinya. Bahan-bahan tersebut harus selalu disertai dengan
Certificate of Analisis (CoA) yang dapat disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan. Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang
senantiasa dapat menjamin produk obat jadi dan memenuhi ketentuan izin
pembuatan serta izin edar (registrasi) sesuai dengan spesifikasinya
(BPOM, 2006).
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin
senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta
memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
1. Bahan Awal
a. Setiap bahan awal, sebelum dinyatakan lulus untuk digunakan
harus memenuhi spesifikasi bahan awal yang sudah ditetapkan
34
2. Validasi Proses
a. Studi validasi hendaklah memperkuat pelaksanaan CPOB dan
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil
validasi dan kesimpulan hendaklah dicatat.
b. Apabila suatu formula pembuatan atau metode preparasi baru
diadopsi, hendaklah diambil langkah untuk membuktikan prosedur
tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa
proses yang telah ditetapkan dengan menggunakan bahan dan
peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa menghasilkan
produk yang memenuhi persyaratan mutu.
35
3. Pencemaran
a. Risiko pencemaran silang ini dapat timbul akibat tidak
terkendalinya debu, gas, uap, percikan atau organisme dari bahan
atau produk yang sedang diproses, dari sisa yang tertinggal pada
alat dan pakaian kerja operator. Pencemar yang paling berbahaya
adalah bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi kuat, preparat
biologis yang mengandung mikroba hidup, hormon tertentu,
bahan sitotoksik, dan bahan lain berpotensit inggi. Produk yang
paling terpengaruh oleh pencemaran adalah sediaan parenteral,
sediaan yang diberikan dalam dosis besar dan/ atau sediaan yang
diberikan dalam jangka waktu yang panjang.
b. Pencemaran silang hendaklah dihindarkan dengan tindakan teknis
atau pengaturan yang tepat, misal:
1) Produksi di dalam gedung terpisah (diperlukan untuk produk
seperti penisilin, hormon seks, sitotoksik tertentu, vaksin
hidup, dan sediaan yang mengandung bakteri hidup dan
produk biologi lain serta produk darah)
2) Tersedia ruang penyangg audara dan penghisap udara
3) Memperkecil risiko pencemaran yang disebabkan oleh udara
yang disirkulasi ulang atau masuknya udara yang tidak diolah
atau udara yang diolah secara tidak memadai.
4) Memakai pakaian pelindung yang sesuai di area dimana
produk yang berisiko tinggi terhadap pencemaran silang
diproses.
36
6. Pengembalian
a. Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
ruahan yang dikembalikan ke gudang penyimpanan hendaklah
didokumentasikan dengan benar.
b. Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
hendaklah tidak dikembalikan ke gudang penyimpanan kecuali
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
7. Pengolahan
a. Semua bahan yang dipakai dalam pengolahan hendaklah diperiksa
terlebih dahulu sebelum digunakan.
b. Kondisi daerah pengolahan hendaklah dipantau dan dikendalikan
sampai tingkat yang disyaratkan untuk kegiatan yang akan
dilakukan, sebelum pengolahan dan peralatan bebas dari bahan,
produk atau dokumen yang tidak diperlukan untuk pengolahan
yang bersangkutan.
c. Semua peralatan yang digunakan dalam pengolahan hendaklah
diperiksa sebelum digunakan. Peralatan hendaklah dinyatakan
bersih secara tertulis sebelum digunakan.
d. Semua pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikuti prosedur
yang tertulis yang telah ditentukan. Tiap penyimpanan hendaklah
dilaporan dengan menyertakan alasan dan penjelasan.
e. Semua produk antara atau produk ruahan harus diberi label yang
tepat dan dikarantina sampai diluluskan oleh bagian pengawasan
mutu.
38
8. Pengemasan
a. Kegiatan pengemasan berfungsi mengemas produk ruahan
menjadi produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di
bawah pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan
dan mutu produk akhir yang dikemas serta dilaksanakan sesuai
dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan
pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk.
b. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai hendaklah dilakukan
pemeriksaan untuk memastikan bahwa peralatan dan ruang kerja
dalam keadaan bersih dan bebas dari produk, sisa produk lain atau
dokumen yang tidak diperlukan untuk kegiatan yang dilakukan.
c. Setiap penyerahan produk ruahan dan bahan pengemas hendaklah
diperiksa dan diteliti kesesuaiannya dengan prosedur pengemasan
induk atau perintah pengemasan khusus.
12. Dokumentasi
Penanganan produk kembalian dan tindak lanjutnya hendaklah
didokumentasikan dan dilaporkan. Bila produk harus dimusnahkan,
dokumentasi hendaklah mencakup berita acara pemusnahan yang
diberi tanggal dan ditandatangani oleh personil yang melaksanakan
dan personil yang menyaksikan pemusnahan.
4. Ruang Lingkup QA
1. Personalia
Karyawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-
masing, serta memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik
sehingga mampu untuk melaksanakan tugas secara professional.
Maka diperlukan kualifikasi personalia yang sudah tercantum
dalam prosedur tetap (protap) yang harus mendapat persetujuan
dari QA Manajer dan Direksi Perusahaan. Untuk pedoman
pelaksanaan tugas (jobdescription) penyusunan dilakukan oleh
bagian personalia dengan persetujuan QA Manajer.
2. Sistem Dokumentasi
Sistem Dokumentasi merupakan bagian dari sistem
informasi, untuk memastikan bahwa karyawan mendapat instruksi
yang jelas dan rinci mengenai bidang tugas yang harus
dilaksanakan meliputi:
a. Prosedur tetap (Standard Operating Procedure / SOP)
b. Spesifikasi (bahan baku, bahan pengemas dan produk jadi)
c. Catatan pengolahan batch atau catatan pengemasan batch
(batch processing record)
d. Identifikasi (kode atau penomoran protap, peralatan, batch)
e. Penandaan (status ruangan, mesin, label bahan baku, karantina,
rejected)
47
3. Inspeksi Diri
Inspeksi diri dilakukan untuk mengkaji kembali secara
objektif seluruh tata kerja diri sendiri dari setiap aspek yang
berpengaruh pada jaminan mutu (Quality Assurance), inspeksi diri
bertujuan untuk mengetahui kekurangan baik yang kritis
berdampak besar maupun yang berdampak kecil serta dapat
menetapkan cara yang efektif untuk mencegah dan
memperbaikinya. Aspek-aspek yang perlu diinspeksi yaitu :
1. Karyawan
a. Catatan kesehatan
b. Catatan pelatihan
c. Sanitasi hygiene
2. Bangunan
a. Kualitas ruangan produksi
b. Sistem HVAC atau AHU
3. Dokumentasi
a. Batch record
b. Protap
c. Spesifikasi
d. Protokol
e. Laporan validasi atau kualifikasi
f. Kartu stock
g. Penandaan
h. Catatan distribusi
i. Product Quality Review (PQR)
48
4. Produksi
a. Pengisian catatan batch
b. Penandaan alat
c. Pelaksanaan proses produksi
d. Resiko mix-up
e. Cross contamination
5. Pengawasan mutu
a. Validasi atau verifikasi metode analisa
b. Uji kesesuaian sistem (HPLC, Spektrofotometri UV-Vis,
GC dan lain-lain)
c. Personalia (kompeten dan terlatih) setelah pelaksanaan
inspeksi diri disusun laporan inspeksi diri serta dibuat
rencana aksi perbaikan (Correktive Action Plan / CAP).
5. Quality Sistem
a. Change Control
Change control bertujuan untuk memastikan agar setiap
perubahan yang terjadi baik yang direncanakan maupun yang
tidak direncanakan dapat dimonitori. Beberapa kategori change
control yaitu : perubahan ukuran batch, perubahan peralatan,
perubahan formulasi, perubahan kemasan, dan lain sebagainya.
b. Deviasi
Deviasi adalah segala aspek pembuatan obat yang tidak sesuai
dengan prosedur pabrik, contohnya salah penandaan expired
date, adanya semut atau kontaminasi saat mixing atau
granulasi, salah penimbangan, ada spot pada tablet dan lain-
lain.
6. Complain
a. Retur
Retur merupakan pengembalian produk oleh distributor karena
suatu alasan atau sebab tertentu.
b. Recall
Penarikan obat kembali (Recall) bertujuan untuk mencegah
dan menindaklanjuti apabila terdapat obat yang telah tersebar
dipasaran yang kemudian menimbulkan resiko yang merugikan
konsumen. Beberapa macam penyebab penarikan kembali
obat, yaitu :
1) Minor
2) Mayor
50
3) Kritis
c. Complain
Complain atau keluhan pada suatu obat dapat berasal dari
konsumen, apotek ataupun distributor. Setiap keluhan
ditangani oleh departemen QA yang kemudian akan dilakukan
analisa dengan membandingkan dengan hasil pemeriksaan
pada contoh yang tertinggal (Retain Sampel). Contoh keluhan
yang ada biasanya kapsul penyok.
d. Product Quality Review (PQR)
Product Quality Review (PQR) dibuat dengan tujuan untuk
menyusun suatu sistem dalam melaksanakan dan memeriksa
pengkajian tahunan atas produk sesuai dengan persyaratan
CPOB yang dilakukan setahun sekali dengan produk yang
pembuatannya minimal 3 bacth dalam setahun. Selain itu, PQR
juga digunakan dengan tujuan untuk melihat profil produk dari
tahun ke tahun. Terdapat beberapa hal dalam membuat laporan
PQR, meliputi :
1. Periode
2. Jumlah batch
3. Deskripsi produk
4. Hasil pengujian In Proses Control dan produk jadi
5. Bahan baku dan vendor yang dipakai
6. Bahan kemas dan vendor yang dipakai
7. Lampiran tabel dan grafik
8. Pemantauan lingkungan berupa RH ruangan, temperatur
ruangan, dan perbedaan tekanan antar ruangan.
9. Penyimpangan (Deviasi)
10. HULS
11. Keluhan (Complaint)
12. Kegagalan batch (Batch reject)
13. Perubahan (Change control)
51
F. Departement Teknik
1. Air Untuk Industri Farmasi
Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dan
membentuk senyawa H2O. Air untuk produksi (Air untuk Penggunaan
Farmasi/APF atau Water for Pharmaceutical Use/WPU) memegang
peranan penting dan kritis dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan
beberapa hal, antara lain :
Air merupakan bahan baku, dalam jumlah besar, terutama untuk
produk Sirup, Obat suntik cair, cairan infus, dan lain-lain
sehingga apabila tercemar, beresiko sangat fatal bagi pemakai.
54
2. Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah bertujuan untuk mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan dilakukan dengan mengurangi jumlah dan
kekuata air limbah industri sebelum dibuang keperairan penerima.
a. Jenis limbah
1. Limbah cair
Limbah cair merupakan limbah yang ditampung pada bak
kontrol, sebelum disalurkan pada penyaluran limbah cair
harus di cek kadar BOD, TOC, serta pH
2. Limbah padat
Limbah padat merupakan non B3 yang nanti pembuangannya
akan diambil oleh PEMDA.
3. Limbah gas
Limbah gas merupakan limbah yang terdiri dari bermacam-
macam senyawa kimia seperti karbomonoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), nitrogen oksida (Nox), sulfur dioksida (so2),
asam khlorida (Hcl), ammonia (NH3), klorin (cl2).
56
B. Saran
1. PT.Sunthi Sepuri yang telah menerapkan sistem yang baik, terutama
dalam menejemen proses produksi, pengawasan mutu, dan pemastian
mutu sebaiknya terus meningkatkan pengkajian dan evaluasi terhadap
efektivitas sistem dikelola PT.Sunthi Sepuri. Dengan demikian,
kinerja setiap bagian dalam perusahaan dapat ditingkatkan lebih baik.
2. PT.Sunthi Sepuri sebaiknya terus meningkatkan pemahaman setiap
karyawanya akan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam
kaitanya dengan bidang kerjanya dan secara mendasar. Pemahaman
ini pun harus terus diperbaharui menyesuaikan dengan pembaharuan
dari lembaga regulator, yaitu Badan POM.
60
DAFTAR PUSTAKA
61
62
Chamber Uji Stabilita Jangka Pendek Chamber Uji Stabilita Jangka Panjang
LAMPIRAN PRODUKSI
3. Label Karantina
70
6. Label Timbang
Nama Alat :
Ex. Trial :
Tgl. Cuci :
Dibersihkan
oleh :
Tanggal :
F-R&D-0026/00/101117