Anda di halaman 1dari 46

MINI RESEARCH

PENGARUH PENYULUHAN TANAMAN OBAT KELUARGA


(TOGA) TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT DI DESA
ARGOMULYO

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh:

KIARA RINDANG SINOEL 20174011022


MUHAMMAD IRFAN RIZALDY 20174011105
IKA ANIS NUR NADHIRA 20174011140
FAIZ IKRAM PRANOTO 20174011154
ASTARI MEIDY REZEKY 20174011164
ROSEFANI INTAN INDASWARI 20174011192

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENYULUHAN TANAMAN OBAT KELUARGA
(TOGA) TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT DI
DESA ARGOMULYO

Disusun oleh:
KIARA RINDANG SINOEL 20174011022
MUHAMMAD IRFAN RIZALDY 20174011105
IKA ANIS NUR NADHIRA 20174011140
FAIZ IKRAM PRANOTO 20174011154
ASTARI MEIDY REZEKY 20174011164
ROSEFANI INTAN INDASWARI 20174011192

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal

Dosen Pembimbing FKIK Dosen Pembimbing Puskesmas

dr. Denny Anggoro Prakoso, MSc dr. Annafsul Mutmainah

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sedayu I

dr. Sistia Utami

i
ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Dan tak lupa shalawat
serta salam dicurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal Mini research yang berjudul ”Pengaruh Tanaman
Obat Keluarga (TOGA) Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Desa
Argomulyo’’.
Mini Research ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna memenuhi derajat Sarjana Kedokteran pada jurusan Pendidikan Dokter di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Pada pembuatan proposal ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas berkah kesehatan, keselamatan yang telah diberikan-Nya
dan mengizinkan Mini Research ini selesai.
2. Nabi Muhammad SAW, atas cinta yang tak berujung tanpa batas untuk para
umatnya sampai akhir zaman dan yang menjadi perantara terbentuknya
peradaban dunia.
3. Kedua belas orang tua penulis, yang selalu memberi semangat, doa tanpa
henti dan segala sesuatu hal yang penulis butuhkan.
4. Dr. dr. Denny Anggoro Prakoso M.Sc, sebagai dosen pembimbing dalam
Mini Research ini yang telah memberikan banyak waktunya untuk memberi
dukungan, bimbingan, dan saran serta perhatian dan kesabaran selama
proses penyelesaian Mini Research.
5. dr. Annafsul Mutmainah, sebagai dokter pembimbing Puskesmas dalam
mini research ini yang telah memberikan banyak waktunya untuk memberi
dukungan, bimbingan, dan saran serta perhatian dan kesabaran selama
proses penyelesaian Mini Research.
6. dr. Sistia Utami, sebagai Kepala Puskesmas Sedayu I, dan dokter
pembimbing puskesmas dalam Mini Research ini yang telah memberikan
banyak waktunya untuk memberi dukungan, bimbingan, dan saran serta
perhatian dan kesabaran selama proses penyelesaian Mini Research.

iii
7. Bapak Anis Oki Tyassetya, sebagai bidang kefarmasian puskesmas dan
pembimbing dalam Mini Research ini yang telah memberikan banyak
waktunya untuk memberi dukungan, bimbingan, dan saran serta perhatian
dan kesabaran selama proses penyelesaian Mini Research.
Terimakasih penulis sampaikan juga kepada semua pihak yang
membantu dalam penulisan Mini Research ini. Selanjutnya apabila ada
kesalahan kepada pembaca, subyek penelitian, penulis memohon maaf
dengan segala kerendahan hati.
Semoga Allah SWT selalu memberikan nikmat dan karunia-Nya
kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh.

Yogyakarta, 16 Januari 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii

BAB I.......................................................................................................................8

PENDAHULUAN...................................................................................................8

A. Latar Belakang Masalah 8

B. Perumusan Masalah 11

C. Tujuan Penelitian 11

D. Manfaat Penelitian 12

BAB II....................................................................................................................13

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................13

A. Landasan Teori........................................................................................13

1. Tanaman Obat Keluarga 13

2. Edukasi 14

3. Pengetahuan 15

B. Kerangka Konsep....................................................................................18

C. Hipotesis.................................................................................................19

BAB III.................................................................................................................20

METODE PENELITIAN.......................................................................................20

A. Desain Penelitian 20

B. Populasi dan sampel penelitian 20

v
C. Kriteria inklusi ekslusi 20

D. Definisi Operasional 22

E. Lokasi dan waktu 23

F. Instrumen penelitian 23

G. Cara Pengumpulan Data 23

H. Analisis Data 25

BAB IV..................................................................................................................26

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................26

A. Karakteristik dasar 26

B. Hasil dan Analisis Data 27

C. Pembahasan 29

BAB V....................................................................................................................35

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................35

A. KESIMPULAN 36

B. SARAN 36

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................37

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional....................................................................... 21

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan usia..................................... 25

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan di Puskesmas


Sedayu 1..................................................................................... 26

Tabel 4. Uji Normalitas Shapiro Wilk........................................................ 26

Tabel 5. Hasil pengetahuan pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah


diberikan edukasi.......................................................................... 27

Tabel 6. Tabel Prosentase Ketertarikan Mayarakat Untuk Menanam TOGA


Setelah Penyuluhan Dilaksanakan................................................. 27

Tabel 7. Tabel Jumlah Masyarakat yang Telah Menerapkan TOGA di


Lingkungan Rumah....................................................................... 28

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep....................................................................... 18

Gambar 2. Skema Cara Pengumpulan Data................................................. 21

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah berlangsung ribuan
tahun yang lalu. Bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun telah menggunakan
tanaman obat-obatan. Sejak 2500 tahun sebelum masehi, para ahli
kesehatan Bangsa Yunani kuno telah menyimpan catatan mengenai
penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (466 tahun sebelum masehi),
Theophrastus (372 tahun sebelum masehi) dan Pedanios Dioscorides (100
tahun sebelum masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai
ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica (Gunawan dan Mulyani,
2004).

Di Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan tumbuhan


berkhasiat obat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah
kesehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan
modernnya dikenal masyarakat. Pengetahuan tentang pemanfaatan
tanaman obat tersebut merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun
hingga ke generasi sekarang, sehingga tercipta berbagai ramuan tumbuhan
obat yang merupakan ciri khas pengobatan tradisional Indonesia. Oleh
karena itu, tidaklah bijaksana apabila pengobatan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan dengan pemanfaatan tumbuhan obat tidak
diupayakan untuk dikembangkan bagi kepentingan masyarakat dan bangsa
(Soraya, 2011).

Badan kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan program


hidup sehat melalui back to nature atau kembali ke alam. Ketika
menyambut Hari Kesehatan Nasional ke-34 tahun 1998, pemerintah mulai
serius mengembangkan tanaman obat keluarga (TOGA) sesuai anjuran
WHO. Terkait anjuran itu, diharapkan penyebab timbulnya penyakit dapat
diminimalkan, sementara bagi orang yang sakit dapat cepat disembuhkan
9
(Purwadaksi, 2007). Terdapat 1.000 jenis tanaman dinyatakan dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman obat, dimana baru 350 spesies telah banyak
digunakan masyarakat maupun industri sebagai bahan baku obat. Terdapat
20 jenis TOGA yang dianjurkan Departemen Kesehatan RI yang
dibudayakan dipekarangan rumahan, diantaranya : jeruk nipis, bawah
merah, laos, serai, belimbing wuluh, cabai, pepaya, kunyit, temulawak,
kencur, pisang, sirih, jambu biji, delima, daun inggu, turi, asam jawa, jahe,
temuhitam, dan bangle (DepKes RI, 2001).

Walaupun begitu, ternyata masih ada beberapa masyarakat


Indonesia yang mengkonsumsi TOGA secara bebas tanpa konsultasi
dengan dokter atau pakarnya. Fenomena tersebut terjadi, karena mereka
beranggapan bahwa obat yang terbuat dari bahan alami, seperti tanaman
obat keluarga pasti aman untuk dikonsumsi secara bebas. Padahal,
menurut penelitian ditemukan bahwa terdapat 63% jenis toga akan cukup
berbahaya bila tidak dikonsumsi sesuai dengan dosis/anjuran pemakaian,
dan akan sangat berbahaya bila dikonsumsi tidak sesuai dengan masalah
kesehatan yang diderita (Sanda,2009). Penggunaan bahan-bahan alami
secara serampangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.
Gangguan kesehatan bisa berupa pusing, diare, pingsan, muntah darah
sampai kerusakan ginjal (Wisnus, 2011). Tanaman obat yang masih
diproses secara tradisional atau rumahan belum dapat dipastikan jumlah
kandungannya secara tepat, sehingga bisa menimbulkan efek samping
yang tidak diinginkan jika penggunaannya tidak tepat. Untuk mencegah
hal tersebut, maka diharapkan mekonsumsi tanaman obat sesuai daftar
TOGA yang aman menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
(Harian Kompas 30 Maret 2013).

Wilayah Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabuapten Bantul


merupakan wilayah pedesaan yang luas, yang meyimpan banyak potensi
untuk pemanfaatan sumber daya alam, yang salah satunya pemanfaatan
lahan pekarangan yang merupakan salah satu sumber potensial penyedia
10
bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi
khususnya komoditas pangan. Pemanfaatan lahan pekarangan ini dapat
difokuskan pada tanaman yang menjadi kebutuhan sehari-hari meliputi
umbi-umbian, tanaman TOGA, produk hortikultura seperti sayuran, cabai,
tomat, dan perternakan/perikanan, sekaligus untuk diversifikasi produk
pangan masyarakat.

Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh KKN Ners bulan


April 2018 didapatkan bahwa 58,80 % penduduk di desa Argomulyo tidak
memanfaatkan pekarangan, 12% dimanfaatkan sebagai taman, 13,10%
dimanfaatkan sebagai kebun, 14,80% sebagai kendang dan hanya 1,45%
dimanfaatkan untuk TOGA.

Hasil dari pendataan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar masyarakat Desa Argomulyo belum memanfaatkan pekarangannya
secara optimal untuk kebun TOGA dan belum mengetahui manfaatnya
untuk kesehatan sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang
pengaruh penyuluhan tanaman obat keluarga (TOGA) terhadap
pengetahuan masyarakat di Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu,
Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

A. Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh penyuluhan tanaman obat keluarga (TOGA)


dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat di Desa Argomulyo?

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tanaman obat keluarga


(TOGA) terhadap pengetahuan masyarakat di Desa Argomulyo dan
mengetahui gambaran pemanfaatan lahan dan ketertarikan masyarakat
terhadap Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Argomulyo.

11
C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Sebagai referensi ilmiah bagi pembaca dan peneliti lainnya yang
akan melakukan penelitian lanjutan mengenai tanaman obat
keluarga agar dapat terus memperbaharui perkembangan ilmu
kedokteran dan kesehatan.
2. Manfaat Klinis
a. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam
melakukan penelitian. Sebagai bahan pertimbangan dan
sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang akan
menggunakan penelitian yang berkaitan dengan tanaman
obat keluarga di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul.
b. Bagi Instansi Terkait
Sebagai referensi bagi puskesmas untuk mengetahui
pengaruh penyuluhan tanaman obat keluarga (TOGA)
dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

12
a. Definisi
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah singkatan dari tanaman
chat keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik
di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman ohat atau
bahan ohat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat ,
khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
b. Pemanfaatan TOGA
Pemanfaatan TOGA berbicara tentang pemanfaatan tanaman obat
atau bahan obat alam pada umumnya sebenarnya bukanlah merupakan hal
yang baru. Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan
pula alam sekitarnya mulai dari Baru itu pula manusia mulai mencoba
memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keper uan alam
kehidupannya, termasuk keperluan akan obat-obatan dalam angka
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Kenyataan
menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam
tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa chat yang berasal dari sumber
bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam
penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Adapun
pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan
kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
1. Demam panas
2. Batuk
3. Sakit perut
4. Gatal-gatal

c. Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA

Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat


keluarga adalah jenisjenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.

13
 Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah
pemukiman.
 Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah
pemukiman
 Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain
misalnya: buahbuahan dan bumbu masak
 Jenis tanaman yang hampir punah
 Jenis tanaman yang masih liar

2. Edukasi
a. Definisi
Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk
mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati, 2008).
Definisi lain mengenai edukasi adalah penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan
tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi
dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan
informasi-informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha,
2002)
b. Tujuan
Edukasi memiliki berbagai tujuan menurut beberapa peneliti. Tujuan
edukasi pada dasarnya dapat disimpulkan untuk mengubah pemahaman
individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan
kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri, dalam mencapai tujuan
hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2002). Menurut Notoatmodjo (1997) tujuan
edukasi adalah:
1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernili di masyarakat
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada
3. Pengetahuan
a. Definisi

14
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya (Soekanto, 2003:8). Pengetahuan adalah
merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja
dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap
suatu objek tertentu (Wahit et al, 2006). Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau
aturan yang mengharuskan untuk berbuat.
b. Proses-proses
Penelitian Rogers, 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni :
1) Kesadaran (Awerenes), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
2) Merasa tertarik (Interest), terhadap stimulasi atau objek tersebut
3) Evaluasi (Evaluation), menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
4) Mencoba (Trial), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus
5) Adopsi (Adoption), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2003), bahwa dalam


masyarakat pengetahuan seseorang dipengaruhi beberapa faktor antara lain
: sosial ekonomi, kultur (budaya, agama), pendidikan dan pengalaman. Hal
yang sama juga disampaikan oleh Budiman dan Riyanto (2013) mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 6 faktor antara lain :
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah seseorang

15
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun
dari media masa. Semakin banyak informasi yang di dapat, semakin
banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Namun
sesorang dengan pendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula.
2) Informasi/Media massa
Informasi mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer
dan basis data. Informasi tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, yang diperolah dari data dan pengamatan terhadap dunia
sekitar, serta diteruskan melalui komunikasi. Informasi yang diperolah
baik secara formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang
tentang inovasi baru. Media massa juga dalam bentuk penyampaiannya
berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini sesorang.
3) Sosial, Budaya, Ekonomi
Sosial dan budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam penerimaan informasi. Status ekonomi seseorang juga
dapat menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu sehingga status ekonomi seseorang akan mempengarui
pengetahun seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sesekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu
yang berada di lingkungan tersebut. Hal ini karena adanya interaksi
timbal balik ataupun tidak, yang direspon sebagai pengetahuan.
5) Pengalaman
Pengalama sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan
16
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
6) Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik. Dua sikap
tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah
sebagai berikut:
1. Semakin bertambah usia, semakin banyak informasi yang
dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga
menambah pengetahuan.
2. Tidak dapat mengerjakan kepandaian baru pada usia yang sudah
tua karena telah mengalami kemunduran baik fisik maupun
mental. Beberapa teori menyatakan bahwa IQ seseorang akan
menurun sejalan dengan bertambahnya usia.
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (ovent behaviour). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Menurut Arikunto (2006), pengukuran
pengetahuan dapat diperoleh dari kuesioner atau angket yang
menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat juga disesuaikan dengan tingkat pengetahuan. Sedangkan
kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat
dilakukan dengan scoring.
Kategori tingkat pengetahuan seseorang digolongkan menjadi 3
tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu: (Budiman &
Riyanto, 2013)
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%
2. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%
3. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya ≤ 55%

17
B. Kerangka Konsep

A B
Penyuluhan tentang
Pengetahuan tentang
Tanaman Obat
tanaman obat
Keluarga
keluarga

1. Media masa (koran,


majalah, buku)
2. Banyaknya pelatihan yang
telah diikuti (seminar,
workshop, tradisi)

Gambar 1. Kerangka Konsep

Keterangan

18
= Diteliti

= Hasil

= Tidak diteliti

= Variabel pengganggu

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu : variabel bebas (A),
variabel terikat (B) dan variabel pengganggu (C). Variabel terikat adalah
variabel yang tergantung kepada variabel bebas atau variabel terikat
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel bebas dan variabel pengganggu
akan mempengaruhi hasil/variabel terikat (B) dari penelitian ini, tetapi
hanya variabel bebas yang diteliti, sedangkan variabel pengganggu tidak
diteliti pada penelitian ini.
C. Hipotesis
Penyuluhan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) berpengaruh

terhadap pengetahuan masyarakat di Desa Argomulyo, Kecamatan

Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
quasi experimental dengan pre – post test group design. Penelitian ini
menggunakan 1 kelompok yang diberikan perlakuan diawali dengan pre-
test tentang tanaman obat keluarga, setelah pemberian perlakuan diadakan
pengukuran kembali tingkat pengetahuannya (post test). Penelitian ini
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data dengan Shapiro
Wilk, jika hasil >0,05 maka dilakukan analisis data menggunakan paired t-
test, tetapi jika hasil <0,05 maka akan dianalisis menggunakan Wilcoxon
Test.

B. Populasi dan Sampel


Populasi target dari penelitian ini adalah warga desa Argomulyo,
Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Yogyakarta. Pengumpulan sampel
pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Menurut
Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah metode penarikan
dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap
anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk
terpilih atau terambil. Margono (2004: 126) menyatakan bahwa simple
20
random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling
sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama
untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

C. Kriteria inklusi ekslusi


- Inklusi :
Warga Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul yang
mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan TOGA.
- Eksklusi :
Warga Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul yang
tidak mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan TOGA.
Warga Desa Argomulyo yang tidak mengisi kuesioner dengan benar

D. Definisi Operasional
Tabel 1. Defini Operasional
21
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
JenijJenis Data
Jen
Penyuluhan Penambahan
Tanaman pengetahuan &
Obat kemampuan
Keluarga seseorang melalui
(TOGA) tekhnik
belajar/instruksi
dengan tujuan untuk
mengingat
fakta/kondisi nyata,
dengan memberi
dorongan terhadap
pengarahan diri (Self
Direction), aktif
memberikan
informasi/ide baru
Pengetahuan Kesan di dalam Mengukur Responden Berupa data Ordinal
pikiran manusia pengetahuan diminta untuk kuantitatif.
sebagai hasil dengan menjawab Pengetahuan
penggunaan panca menggunakan soal yang ada kategori Baik
inderanya lembar pada lembar (≥75%),
kuesioner kuesioner kategori
yang terdiri Cukup (56-
dari 10 soal 74%), dan
pilihan ganda ketegori
dan terdapat Kurang
1 jawaban (≤55%)
benar (Budiman &
Riyanto,
2013)

E. Lokasi dan waktu


Pengambilan data dilaksanakan di Desa Argomulyo, Kecamatan
Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada tanggal 22 Januari 2019.

F. Instrumen penelitian
1. Materi penelitian menggunakan slide presentasi tentang TOGA.
2. Kuesioner.

22
Kuisioner adalah sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendasarkan dari laporan
tentang diri sendiri (self report) atau pada pengetahuan dan atau keyakinan
pribadi subjek atau informasi yang diteliti (Asyari, 1994). Kuisioner ini
dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna menguji hipotesis
dan model kajian. Kuisioner pada penelitian ini dipergunakan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan responden tentang kebersihan
rumah sakit.
3. Surat izin penelitian
4. Informed consent
5. Alat tulis
6. Peralatan edukasi (LCD, laptop dll)

G. Cara Pengumpulan Data

1. Pengumpulan
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menyebarkan
kuisioner secara langsung kepada para responden dan divalidasi dengan
observasi, kemudian setelah diisi diserahkan kepada peneliti saat itu juga.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner yang dilakukan
sendiri oleh para responden dengan langkah sebagai berikut :
a. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tentang tujuan
penelitian dan pengisian kuesioner.
b. Setelah memahami tujuan penelitian, responden yang setuju diminta
menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden.
c. Responden dibagikan kuesioner dan diminta mempelajari terlebih
dahulu, bila ada pertanyaan yang tidak jelas, diberikan kesempatan
untuk bertanya.
d. Mempersilahkan responden mengisi kuesioner sesuai petunjuk.
e. Kuesioner yang telah diisi, kemudian dikumpulkan dan diperiksa
kelengkapannya oleh peneliti kemudian dilakukan analisis.

23
Gambar 2. Skema Cara Pengumpulan Data

H. Analisis Data
Analisa data yang akan digunakan ini adalah analisis univariat, yaitu
analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang ada secara
deskriptif dengan menghitung frekuensi dan prosentase dari masing-masing
variabel. Data yang terkumpul dalam penelitian ini, kemudian diolah dan
dianalisis dengan program komputer, untuk mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan antara pretes dan postest pada kelompok perlakuan.

24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik dasar

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran respon


penyuluhan pengetahuan dan pemanfaatan TOGA pada masyarakat di desa
Argomolyo, Bantul. Kami menggunakan alat kuisioner yang sudah tervalidasi,
yang diterapkan dalam soal pretest dan posttest. Soal tersebut berisi soal pilihan
ganda dan soal isian.
Responden dalam penelitian tersebut kami golongkan dalam empat
golongan menurut pekerjaan yaitu ibu rumah tangga, wiraswasta/pedagang,
petani dan buruh.
Responden pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat desa
Argomulyo yang hadir dalam acara peserta penyuluhan. Berikut ini merupakan
karakteristik responden berdasarkan usia.
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)


26 – 35 2 8%
36 - 45 3 12%
45 – 55 11 44%
56 – 65 9 36%
Total 25 100%

Responden pada penelitian ini terdiri dari 2 orang berusia 26-35 (dewasa
awal) tahun mencakup 8% dari keseluruhan responden, 3 orang berusia 36-45
(dewasa akhir) mencakup 12% dari keseluruhan responden, 11 orang berusia
46-55 (lansia awal) mencakup 44% dari keseluruhan responden, dan 9 orang
berusia 56-65 (lansia akhir) mencakup 36% dari keseluruhan responden. Jumlah
subjek terbesar berada pada rentang usia 46-55 tahun (lansia awal) sebanyak 11
orang atau mencakup 44% dari keseluruhan responden
Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan di Puskesmas
Sedayu 1

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

25
Ibu Rumah Tangga 8 32%
Wiraswasta / Pedagang 11 44%
Petani 3 12%
Buruh 3 12%
Total 100 100%

Responden pada penelitian ini terdiri dari 8 orang yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga mencakup 32% dari keseluruhan responden, 11 orang yang
bekerja sebagai wiraswasta mencakup 44% dari keseluruhan responden, 3 orang
yang bekerja sebagai petani mencakup 12% dari keseluruhan responden, dan 3
orang yang bekerja sebagai buruh mencakup 12% dari keseluruhan responden.
Jumlah subjek terbesar bekerja sebagai wiraswasta/pedagang sebanyak 11 orang
atau mencakup 44% dari keseluruhan responden

B. Hasil dan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Tabel 4. Uji Normaltas data Shapiro Wilk


Variabel P Keterangan
Pretes 0,011 Tidak normal

Postest 0,000 Tidak normal


Uji Normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro Wilk
karena jumlah sampel <50. Data dikatakan berdistribusi normal bila nilai
kemaknaan (p) >0,05. Hasil uji normalitas bisa dilihat pada tabel 3 di atas. Pada
Tabel 3 menunjukkan bahwa data penelitian memiliki distribusi data yang tidak
normal karena memiliki nilai p<0.05 pada keseluruhan kelompok. Setelah
diketahui distribusi data tidak normal maka peneliti melakukan analisis
menggunakan wilcoxon.

2. Analisis Data
Tabel 5. Hasil pengetahuan pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah
diberikan edukasi

26
N Mean Rank Sum of Ranks
a
postest - pretest Negative Ranks 0 .00 .00
Positive Ranks 20b 10.50 210.00
Ties 5c
Total 25
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000

Tabel 4 menyajikan hasil kelompok perlakuan yang terdiri dari 25


responden memiliki hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05),
dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada hasil pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan terhadap tingkat
pengetahuan tentang TOGA.

Tabel 6. Tabel Prosentase Ketertarikan Mayarakat Untuk Menanam TOGA


Setelah Penyuluhan dilaksanakan.
No. Tertarik Menanam Jumlah Presentase
Responden TOGA Orang
Ya Tidak
1 Ibu Rumah Tangga 8 0 8 100%
2 Wiraswasta 8 3 11 72%
3 Petani 3 0 3 100%
4 Buruh 2 1 3 66%
Total ketertarikan TOGA 21 4 25 84%

Keterangan :
Baik : 84% - 100%
Cukup : 71% - 83%
Kurang : <70%

27
Tabel 7. Tabel Jumlah Masyarakat yang Telah Menerapkan TOGA di
Lingkungan Rumah.

No. Penerapan TOGA di Jumlah Presentase


Responden lingkungan rumah Orang
Sudah Belum
1 Ibu Rumah Tangga 6 2 8 75%
2 Wiraswasta 4 7 11 36%
3 Petani 1 2 3 33%
4 Buruh 0 3 3 0%
Total penerapan TOGA 11 14 25 44%

Keterangan :
Baik : 44% - 100%
Buruk : <44%

C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan pada
responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang TOGA. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai p sebesar 0,000 (<0,05) maka dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre-test dan post-test pada
responden.
Pemberian edukasi tentang TOGA merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan pengetahuan pada masyarakat, karena menurut
Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau
hasil tahu seseorag terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
telinga, hidung dan sebagainya). Hal ini sesuai dengan responden yang yang
mendapatkan edukasi tentang TOGA melalui media power point yang diterima
oleh indera mata serta metode presentasi yang diterima oleh indera telinga.
Dibuktikan dengan pendapat Notoatmodjo (2010), yang menyatakan
pengetahuan seseorang sebagian besar diperoleh melalui indera penglihatan
(mata) dan pendengaran (telinga).

28
Metode yang digunakan dalam penyuluhan juga mempengaruhi
kemampuan mengubah tingkat pengetahuan. Sesi tanya jawab diakhiri
pemberian edukai tentang TOGA menunjukkan para responden tahu dan paham
dengan mengulang (recall) pengetahuan yang telah didapatkan. Hal ini
dibuktikan oleh pendapat Purnama (2013) bahwa tingkat pengetahuan dapat
diubah dengan kombinasi berbagai macam metode. Sesuai juga dengan
penelitian Amanda (2012) mengenai pengaruh pendidikan kesehatan tentang
menarche terhadap tingkat pengetahuan menarche pada siswi di SDN Ngebel
Tamantirto Bantul yang menggunakan metode yang sama yaitu penyuluhan dan
tanya jawab serta menggunakan power point, hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa pengetahuan siswi tentang menarche sebelum diberikan pendidikan
kesehatan pada kelompok eksperimen termasuk kategori pengetahuan cukup
dan setelah diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan siswi meningkat
dengan nilai p 0,002.
Salah satu faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah
minat, yang dapat ditingkatkan melalui metode pemberian edukasi yang
digunakan. Karena menurut Notoatmodjo (2003) interest atau ketertarikan
sangat penting dalam sebuah edukasi. Dalam penelitian ini edukasi yang
diberikan menggunakan metode penyuluhan dan tanya jawab, yang di dalamnya
dibutuhkan kemampuan kemampuan berkomunikasi guna menyampaikan pesan
agar tersampaikan dengan baik. Menurut Notoatmodjo (2007) komunikasi yang
efektif melibatkan beberapa unsur diantaranya komunikator, komunikan, pesan
dan media. Hal ini sesuai dengan penelitian ini dimana komunikator sebagai
sumber yang menyampaikan atau mengeluarkan stimulus dalam bentuk
informasi hingga pihak lain memberikan respon atau jawaban melalui sesi tanya
jawab. Unsur kedua yaitu komunikan adalah pihak yang menerima dan
memberikan respon terhadap stimulus, dalam penelitian ini respon tersebut
bersifat aktif yakni dalam bentuk ungkapan dengan menjawab pertanyaan yang
diajukan secara verbal. Unsur selanjutnya adalah pesan yang merupakan isi dari
stimulus yang dikeluarkan oleh komunikator. Menurut Mubarak (2007),
kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). Dalam
penelitian ini komunikator memberikan stimulus mengenai edukasi tentang

29
TOGA melalui sesi tanya jawab untuk memenuhi rasa ingin tahu para
responden. Unsur terakhir yaitu media yang merupakan sarana komunikator
untuk menyampaikan slide power point, yang mana dapat mempermudah
penerimaan informasi oleh sasaran penyuluhan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Anggraini (2013), yang juga menggunakan media power point bahwa
perbandingan pengetahuan siswi sebelum dan setelah diberikan pendidikan
kesehatan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan.
Berikut ini merupakan gambaran dari berbagai karakteristik reponden
yang mempengaruhi hasil penelitian, antara lain :
1. Gambaran pengetahuan berdasarkan usia
Dari hasil penelitian diperoleh data usia responden yang paling dominan
adalah pada rentang usia 45-55 tahun. Menurut Notoatmojo (2007), usia
mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam memahami informasi yang
didapat, semakin tua usia seseorang maka pengetahuan yang didapat akan
bertambah. Sehingga usia responden yang diberikan edukasi mempengaruhi
peningkatan pengetahuan tentang TOGA.
2. Gambaran pengetahuan berdasarkan minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat
yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan ((Notoatmodjo, 2003).
3. Gambaran pengetahuan berdasarkan Ekonomi
Memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder, keluarga dengan status
ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan
status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan
informasi termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulakan bahwa
ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal
(Notoatmodjo, 2003).
4. Gambaran pengetahuan berdasarkan Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna dapat diartikan sebagai pemberitahuan
seseorang adanya informasi baru meneganai suatu hal tersebut. Pesan –
pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku,
biasanya digunakan melalui media masa (Notoatmodjo, 2003).

30
5. Gambaran pengetahuan berdasarkan Kebudayaan dan Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya
untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang
(Notoatmodjo, 2003).
6. Gambaran pengetahuan berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari, jenis pekerjaan yang
dilakukan dapat dikategorikan adalah tidak bekerja, wiraswata, pegawai
negeri, dan pegawai swasta dalam semua bidang pekerjaan pada umumnya
diperlukan adanya hubungan sosial yang baik dengan baik. Pekerjaan
memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dan
pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek
yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat
sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmojo, 2007).
Gambaran prosentase ketertarikan mayarakat untuk menanam toga
setelah penyuluhan di Desa Argosari dalam penelitian ini dilihat dari jenis
pekerjaan masyarakat, dimana hasil nilai tertinggi adalah (100%) pada jenis
pekerjaan ibu rumah tangga dan petani dan nilai terendah (66%) pada jenis
pekerjaan buruh. Nilai rata-rata capaian ketertarikan mayarakat untuk
menanam toga setelah penyuluhan di Desa Argosari adalah 84%.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga didapatkan
8 orang (100%) memiliki ketertarikan dan 0 orang (0%) tidak memiliki
ketertarikan untuk dapat menanan TOGA setelah dilakukan penyuluhan. Hal
ini mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan ibu rumah tangga termasuk
dalam kategori baik.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan wiraswasta/pedagang
didapatkan 8 orang (72%) memiliki ketertarikan dan 3 orang (28%) tidak
memiliki ketertarikan untuk dapat menanan TOGA setelah dilakukan
penyuluhan. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan
wiraswasta/pedagang termasuk dalam kategori cukup.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan petani didapatkan 3 orang
(100%) memiliki ketertarikan dan 0 orang (0%) tidak memiliki ketertarikan
untuk dapat menanan TOGA setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini

31
mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan petani termasuk dalam kategori
baik.
Sedangkan pada hasil pengamatan pada jenis pekerjaan buruh
didapatkan 2 orang (66%) memiliki ketertarikan dan 1 orang (33%) tidak
memiliki ketertarikan untuk dapat menanan TOGA setelah dilakukan
penyuluhan. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan buruh termasuk
dalam kategori kurang.
Pada gambaran prosentase jumlah masyarakat yang telah
menerapkan toga di lingkungan rumah di desa Argosari dalam penelitian ini
dilihat dari jenis pekerjaan masyarakat, dimana hasil nilai tertinggi adalah
(75%) pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga dan nilai terendah (0%) pada
jenis pekerjaan buruh. Nilai rata-rata prosentase jumlah masyarakat yang
telah menerapkan toga di lingkungan rumah di desa Argosari adalah 44%.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga didapatkan
6 orang (75%) sudah menerapkan TOGA di lingkungan rumah dan 2 orang
(25%) belum menerapkan TOGA di lingkungan rumah. Hal ini
mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan ibu rumah tangga termasuk dalam
kategori baik.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan wiraswasta/pedagang
didapatkan 4 orang (36%) sudah menerapkan TOGA di lingkungan rumah
dan 7 orang (64%) belum menerapkan TOGA di lingkungan rumah. Hal ini
mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan wiraswasta/pedagang termasuk
dalam kategori buruk.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan petani didapatkan 1 orang
(33%) sudah menerapkan TOGA di lingkungan rumah dan 2 orang (67%)
belum menerapkan TOGA di lingkungan rumah. Hal ini mengindikasikan
bahwa jenis pekerjaan petani termasuk dalam kategori buruk.
Sedangkan pada hasil pengamatan pada jenis pekerjaan buruh
didapatkan 0 orang (0%) sudah menerapkan TOGA di lingkungan rumah
dan 3 orang (100%) belum menerapkan TOGA di lingkungan rumah. Hal ini
mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan buruh termasuk dalam kategori
buruk.

32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan,


dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian penyuluhan tentang TOGA
dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Argomulyo, Kecamatan
Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan hasil analisis uji wilcoxon
diketahui nilai signifikansi sebesar 0,00 (p<0,05).
2. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukaan, dapat
disimpulkan bahwa terdapat sebanyak 21 orang (84%) yang tertarik menanam
TOGA di pekarangan rumahnya dan sebanyak 6 orang (24%) yang sudah
memanfaatkan pekarangannya untuk taman TOGA dan dimanfaatkan untuk
kesehatan.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Puskesmas
Bagi Puskesmas sebaiknya lebih rutin melakukan penyuluhan tentang
TOGA kepada masyarakat luas. Hal ini karena berhubungan dengan pencegahan
terjadinya penyakit ringan menjadi lebih parah karena mencegah masih jauh
lebih baik dari mengobati.
2. Bagi Masyarakat
Agar penyakit-penyakit ringan seperti batuk ringan, gejala common cold
bisa sedikit berkurang gejalanya, masyarakat sebaiknya lebih bersemangat lagi
untuk memanfaatkan pekarangan kebunnya menjadi taman TOGA agar
tanaman-tanaman tersebut bisa dimanfaatkan sebagai obat penyakit ringan
sebelum menggunakan obat dari dokter.

3. Bagi Peneliti lainnya

33
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian
ini lebih lanjut dengan jumlah responden yang lebih banyak lagi agar hasil
penelitian optimal. Penelitian ini hanya meneliti tingkat pengetahuan tentang
TOGA, maka perlu penelitian lanjutan tentang pengaruh penyuluhan TOGA
terhadap sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka.

34
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, R., 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menarche terhadap Tingkat
Pengetahuan Menarche pada Siswi Kelas 4 dan 5 di SD Negeri Ngebel
Tamantirto Bantul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Chasanah, Titi. 2009. Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisional.


http://digilib.umm.ac.id/files/disk1/326/jiptummpp-gdl-s1-2009-
titinbetai16278-PENDAHUL-N.pdf. Chasean, titi. 2009. pemanfaatan tanaman
obat tradisional. Diakses tanggal 20 Januari 2019

Depkes RI. 2001. Sistem Kesehatan Nasional. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta.

Gunawan, D dan Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid I. Jakarta:
Penerbit Penebar Swadaya.

Haryanto, Sugeng. 2012. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta: Palmall.

Kementrian Kesehatan. 2012. Pedoman Kader Pemanfaatan Tanaman Obat untuk


Kesehatan Keluarga. Edisi VII. Jakarta: Direktorat Bisa Kesehatan Komunitas
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat

Martono, Yohanes, Andreas Setiawan, Slamet Widodo, 2017, SABDA TOGA (Sarana
BudidayaTanaman Obat Keluarga) Untuk Daerah Perkotaan di RT 04 dan 06
RW 07 Kelurahan Tegalrejo Kota Salatiga, Jurnal Pengabdian Masyarakat
Indonesia, Vol. 1, No. 1, pp. 01-05

Mubarak, IW. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Mengajar Dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mustafa, Wisnus. 2011. Hati-hati Menggunakan Obat Tradisional.


http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/05/13/hati-hatimenggunakan-
obat-tradisional-364322.html. Diakses tanggal 20 Januari 2019

35
Notoatmodjo S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta

Nugraha, Sumedi; Agustiningsih, Wanda Rusma, 2015, Pelatihan Penanaman Tanaman


Obat Keluarga (TOGA), Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 4 No. 1, hal.
58-62. Nuryanti, S., dan Swastika, D.K.S., 2011, Peran Kelompok Tani Dalam
Penerapan Teknologi Pertanian, Forum Penelitian Agro Ekonomi,Volume 29
No. 2, Desember 2011:115-128, diakses online pada http://
pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE29- 2d.pdf

Nuryanti, S., dan Swastika, D.K.S., 2011, Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan
Teknologi Pertanian, Forum Penelitian Agro Ekonomi,Volume 29 No. 2,
Desember 2011:115-128, diakses online pada http://
pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE29- 2d.pdf

Purnama, S., dkk., 2013. Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnyamengkonsumsi Air


M Ineral Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Keputran A Yogyakarta.
Indonesian Journal of Physical Education.

Purwadaksi 2007. Memanfaatkan perkarangan untuk TOGA http://www.kti-


skripsi.net/2012/05/gambaran-pengetahuan-ibu-ibutentang.html. Diakses
tanggal 20 Januari 2019.

Soraya, 2011. Indonesia Dikenal Sebagai Gudangnya Tanaman Obat.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/5/Chapter%20I.pdf.
Diakses tanggal 20 Januari 2019

Teriani, Trinita Sanda. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Tanaman
TOGA Dengan Metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite)

36
Lampiran

Lampiran 1. Kuesioner Pretest dan Posttest


KUESIONER
PENGETAHUAN DAN PEMANFAATAN TOGA
DI WILAYAH PUSKESMAS SEDAYU 1 2019

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar menurut anda

1. Apakah itu TOGA?


a. Taman orang dan keluarga c. Tanaman obat keluarga
b. Tanaman hias d. Tanaman rempah-rempah

2. Darimana anda tahu mengenai TOGA?


a. Petugas kesehatan c. Media massa (koran, TV, radio,
dll)
b. Tokoh penting Desa, tradisi nenek moyang d. Lebih dari satu jawaban

37
3. Tanaman mana dibawah ini yang termasuk TOGA?
a. Mawar c. Jahe
b. Mangga d. Jati

4. Apakah tujuan TOGA yang anda ketahui?

a. Mendekatkan kepada masyarakat sarana pelayanan kesehatan yang murah, aman,


bermanfaat

b. Meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga dapat mengeluarkan racun-


racun dalam tubuh

c. Dapat mengobati penyakit-penyakit yang serius dan yang beresiko menyebabkan


komplikasi

d. Meningkatkan dan mencukupi kebutuhan gizi tubuh harian dalam masyarakat

5. Apakah anda tahu manfaat utama dari TOGA?


a. Sebagai hiasan halaman c. Sebagai pengobatan tradisional
b. Sebagai bumbu masak d. Sayur lalapan

6. Pada kondisi apa anda tidak dapat memanfaatkan TOGA?


a. Mencegah sakit c. Mengobati penyakit berat/kronis/kanker
b. Menjaga kebugaran tubuh d. Mengobati penyakit ringan

7. Apa alasan anda menggunakan obat tradisional TOGA?


a. Murah dan mudah didapat c. Lebih mujarab
b. Obatan modern tidak lagi mampu mengatasi penyakit anda d. Tidak praktis

8. Jenis obat tradisional yang terdapat di Indonesia, kecuali :


a. Jamu c. Puyer
b. Fitofarmaka d. Obat herbal berstandar

38
9. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjadikan TOGA sebagai ramuan
tradisional, kecuali :
a. Kebersihan alat dan ruang pembuatan c. Pemilihan alat dan bahan
b. Air bersih dan berwarna d. Penimbangan dan pengukuran

10. Agar Obat bahan alam aman dan efektif harus memenuhi (5t-1s), salah satunya
adalah:
a. Tepat ukuran (dosis) c. Tepat tempat pembuatan
b. Tepat sasaran d. Tepat alat

39
Lampiran Hasil Olahan Data
Lampiran 1

40
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pretest 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

postest 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

41
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pretest 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

postest 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

42
Lampiran 2
Statistic Std. Error
pretest Mean 7.64 .257
95% Confidence Interval Lower Bound 7.11
for Mean
Upper Bound 8.17
5% Trimmed Mean 7.60
Median 8.00
Variance 1.657
Std. Deviation 1.287
Minimum 6
Maximum 10
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness .363 .464
Kurtosis -.601 .902
postest Mean 9.24 .166
95% Confidence Interval Lower Bound 8.90
for Mean
Upper Bound 9.58
5% Trimmed Mean 9.27
Median 9.00
Variance .690
Std. Deviation .831
Minimum 8
Maximum 10
Range 2
Interquartile Range 2
Skewness -.495 .464
Kurtosis -1.368 .902

Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk

43
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pretest .190 25 .021 .890 25 .011

postest .300 25 .000 .763 25 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Lampiran 4. Hasil Uji Wilcoxon Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

postest - pretest Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 20b 10.50 210.00

Ties 5c

Total 25

a. postest < pretest

b. postest > pretest

c. postest = pretest

Test Statisticsb

postest - pretest

Z -3.991a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 5. Instrument Penelitian

44
45

Anda mungkin juga menyukai