Disusun oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENYULUHAN TANAMAN OBAT KELUARGA
(TOGA) TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT DI
DESA ARGOMULYO
Disusun oleh:
KIARA RINDANG SINOEL 20174011022
MUHAMMAD IRFAN RIZALDY 20174011105
IKA ANIS NUR NADHIRA 20174011140
FAIZ IKRAM PRANOTO 20174011154
ASTARI MEIDY REZEKY 20174011164
ROSEFANI INTAN INDASWARI 20174011192
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sedayu I
i
ii
KATA PENGANTAR
iii
7. Bapak Anis Oki Tyassetya, sebagai bidang kefarmasian puskesmas dan
pembimbing dalam Mini Research ini yang telah memberikan banyak
waktunya untuk memberi dukungan, bimbingan, dan saran serta perhatian
dan kesabaran selama proses penyelesaian Mini Research.
Terimakasih penulis sampaikan juga kepada semua pihak yang
membantu dalam penulisan Mini Research ini. Selanjutnya apabila ada
kesalahan kepada pembaca, subyek penelitian, penulis memohon maaf
dengan segala kerendahan hati.
Semoga Allah SWT selalu memberikan nikmat dan karunia-Nya
kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................8
PENDAHULUAN...................................................................................................8
B. Perumusan Masalah 11
C. Tujuan Penelitian 11
D. Manfaat Penelitian 12
BAB II....................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................13
A. Landasan Teori........................................................................................13
2. Edukasi 14
3. Pengetahuan 15
B. Kerangka Konsep....................................................................................18
C. Hipotesis.................................................................................................19
BAB III.................................................................................................................20
METODE PENELITIAN.......................................................................................20
A. Desain Penelitian 20
v
C. Kriteria inklusi ekslusi 20
D. Definisi Operasional 22
F. Instrumen penelitian 23
H. Analisis Data 25
BAB IV..................................................................................................................26
A. Karakteristik dasar 26
C. Pembahasan 29
BAB V....................................................................................................................35
A. KESIMPULAN 36
B. SARAN 36
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................37
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional....................................................................... 21
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah berlangsung ribuan
tahun yang lalu. Bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun telah menggunakan
tanaman obat-obatan. Sejak 2500 tahun sebelum masehi, para ahli
kesehatan Bangsa Yunani kuno telah menyimpan catatan mengenai
penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (466 tahun sebelum masehi),
Theophrastus (372 tahun sebelum masehi) dan Pedanios Dioscorides (100
tahun sebelum masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai
ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica (Gunawan dan Mulyani,
2004).
A. Perumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
11
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai referensi ilmiah bagi pembaca dan peneliti lainnya yang
akan melakukan penelitian lanjutan mengenai tanaman obat
keluarga agar dapat terus memperbaharui perkembangan ilmu
kedokteran dan kesehatan.
2. Manfaat Klinis
a. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam
melakukan penelitian. Sebagai bahan pertimbangan dan
sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang akan
menggunakan penelitian yang berkaitan dengan tanaman
obat keluarga di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul.
b. Bagi Instansi Terkait
Sebagai referensi bagi puskesmas untuk mengetahui
pengaruh penyuluhan tanaman obat keluarga (TOGA)
dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
12
a. Definisi
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah singkatan dari tanaman
chat keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik
di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman ohat atau
bahan ohat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat ,
khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
b. Pemanfaatan TOGA
Pemanfaatan TOGA berbicara tentang pemanfaatan tanaman obat
atau bahan obat alam pada umumnya sebenarnya bukanlah merupakan hal
yang baru. Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan
pula alam sekitarnya mulai dari Baru itu pula manusia mulai mencoba
memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keper uan alam
kehidupannya, termasuk keperluan akan obat-obatan dalam angka
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Kenyataan
menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam
tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa chat yang berasal dari sumber
bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam
penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Adapun
pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan
kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
1. Demam panas
2. Batuk
3. Sakit perut
4. Gatal-gatal
13
Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah
pemukiman.
Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah
pemukiman
Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain
misalnya: buahbuahan dan bumbu masak
Jenis tanaman yang hampir punah
Jenis tanaman yang masih liar
2. Edukasi
a. Definisi
Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk
mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati, 2008).
Definisi lain mengenai edukasi adalah penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan
tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi
dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan
informasi-informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha,
2002)
b. Tujuan
Edukasi memiliki berbagai tujuan menurut beberapa peneliti. Tujuan
edukasi pada dasarnya dapat disimpulkan untuk mengubah pemahaman
individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan
kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri, dalam mencapai tujuan
hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2002). Menurut Notoatmodjo (1997) tujuan
edukasi adalah:
1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernili di masyarakat
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada
3. Pengetahuan
a. Definisi
14
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya (Soekanto, 2003:8). Pengetahuan adalah
merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja
dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap
suatu objek tertentu (Wahit et al, 2006). Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau
aturan yang mengharuskan untuk berbuat.
b. Proses-proses
Penelitian Rogers, 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni :
1) Kesadaran (Awerenes), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
2) Merasa tertarik (Interest), terhadap stimulasi atau objek tersebut
3) Evaluasi (Evaluation), menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
4) Mencoba (Trial), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus
5) Adopsi (Adoption), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
15
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun
dari media masa. Semakin banyak informasi yang di dapat, semakin
banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Namun
sesorang dengan pendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula.
2) Informasi/Media massa
Informasi mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer
dan basis data. Informasi tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, yang diperolah dari data dan pengamatan terhadap dunia
sekitar, serta diteruskan melalui komunikasi. Informasi yang diperolah
baik secara formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang
tentang inovasi baru. Media massa juga dalam bentuk penyampaiannya
berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini sesorang.
3) Sosial, Budaya, Ekonomi
Sosial dan budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam penerimaan informasi. Status ekonomi seseorang juga
dapat menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu sehingga status ekonomi seseorang akan mempengarui
pengetahun seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sesekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu
yang berada di lingkungan tersebut. Hal ini karena adanya interaksi
timbal balik ataupun tidak, yang direspon sebagai pengetahuan.
5) Pengalaman
Pengalama sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan
16
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
6) Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik. Dua sikap
tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah
sebagai berikut:
1. Semakin bertambah usia, semakin banyak informasi yang
dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga
menambah pengetahuan.
2. Tidak dapat mengerjakan kepandaian baru pada usia yang sudah
tua karena telah mengalami kemunduran baik fisik maupun
mental. Beberapa teori menyatakan bahwa IQ seseorang akan
menurun sejalan dengan bertambahnya usia.
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (ovent behaviour). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Menurut Arikunto (2006), pengukuran
pengetahuan dapat diperoleh dari kuesioner atau angket yang
menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat juga disesuaikan dengan tingkat pengetahuan. Sedangkan
kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat
dilakukan dengan scoring.
Kategori tingkat pengetahuan seseorang digolongkan menjadi 3
tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu: (Budiman &
Riyanto, 2013)
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%
2. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%
3. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya ≤ 55%
17
B. Kerangka Konsep
A B
Penyuluhan tentang
Pengetahuan tentang
Tanaman Obat
tanaman obat
Keluarga
keluarga
Keterangan
18
= Diteliti
= Hasil
= Tidak diteliti
= Variabel pengganggu
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu : variabel bebas (A),
variabel terikat (B) dan variabel pengganggu (C). Variabel terikat adalah
variabel yang tergantung kepada variabel bebas atau variabel terikat
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel bebas dan variabel pengganggu
akan mempengaruhi hasil/variabel terikat (B) dari penelitian ini, tetapi
hanya variabel bebas yang diteliti, sedangkan variabel pengganggu tidak
diteliti pada penelitian ini.
C. Hipotesis
Penyuluhan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) berpengaruh
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
quasi experimental dengan pre – post test group design. Penelitian ini
menggunakan 1 kelompok yang diberikan perlakuan diawali dengan pre-
test tentang tanaman obat keluarga, setelah pemberian perlakuan diadakan
pengukuran kembali tingkat pengetahuannya (post test). Penelitian ini
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data dengan Shapiro
Wilk, jika hasil >0,05 maka dilakukan analisis data menggunakan paired t-
test, tetapi jika hasil <0,05 maka akan dianalisis menggunakan Wilcoxon
Test.
D. Definisi Operasional
Tabel 1. Defini Operasional
21
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
JenijJenis Data
Jen
Penyuluhan Penambahan
Tanaman pengetahuan &
Obat kemampuan
Keluarga seseorang melalui
(TOGA) tekhnik
belajar/instruksi
dengan tujuan untuk
mengingat
fakta/kondisi nyata,
dengan memberi
dorongan terhadap
pengarahan diri (Self
Direction), aktif
memberikan
informasi/ide baru
Pengetahuan Kesan di dalam Mengukur Responden Berupa data Ordinal
pikiran manusia pengetahuan diminta untuk kuantitatif.
sebagai hasil dengan menjawab Pengetahuan
penggunaan panca menggunakan soal yang ada kategori Baik
inderanya lembar pada lembar (≥75%),
kuesioner kuesioner kategori
yang terdiri Cukup (56-
dari 10 soal 74%), dan
pilihan ganda ketegori
dan terdapat Kurang
1 jawaban (≤55%)
benar (Budiman &
Riyanto,
2013)
F. Instrumen penelitian
1. Materi penelitian menggunakan slide presentasi tentang TOGA.
2. Kuesioner.
22
Kuisioner adalah sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendasarkan dari laporan
tentang diri sendiri (self report) atau pada pengetahuan dan atau keyakinan
pribadi subjek atau informasi yang diteliti (Asyari, 1994). Kuisioner ini
dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna menguji hipotesis
dan model kajian. Kuisioner pada penelitian ini dipergunakan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan responden tentang kebersihan
rumah sakit.
3. Surat izin penelitian
4. Informed consent
5. Alat tulis
6. Peralatan edukasi (LCD, laptop dll)
1. Pengumpulan
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menyebarkan
kuisioner secara langsung kepada para responden dan divalidasi dengan
observasi, kemudian setelah diisi diserahkan kepada peneliti saat itu juga.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner yang dilakukan
sendiri oleh para responden dengan langkah sebagai berikut :
a. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tentang tujuan
penelitian dan pengisian kuesioner.
b. Setelah memahami tujuan penelitian, responden yang setuju diminta
menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden.
c. Responden dibagikan kuesioner dan diminta mempelajari terlebih
dahulu, bila ada pertanyaan yang tidak jelas, diberikan kesempatan
untuk bertanya.
d. Mempersilahkan responden mengisi kuesioner sesuai petunjuk.
e. Kuesioner yang telah diisi, kemudian dikumpulkan dan diperiksa
kelengkapannya oleh peneliti kemudian dilakukan analisis.
23
Gambar 2. Skema Cara Pengumpulan Data
H. Analisis Data
Analisa data yang akan digunakan ini adalah analisis univariat, yaitu
analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang ada secara
deskriptif dengan menghitung frekuensi dan prosentase dari masing-masing
variabel. Data yang terkumpul dalam penelitian ini, kemudian diolah dan
dianalisis dengan program komputer, untuk mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan antara pretes dan postest pada kelompok perlakuan.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik dasar
Responden pada penelitian ini terdiri dari 2 orang berusia 26-35 (dewasa
awal) tahun mencakup 8% dari keseluruhan responden, 3 orang berusia 36-45
(dewasa akhir) mencakup 12% dari keseluruhan responden, 11 orang berusia
46-55 (lansia awal) mencakup 44% dari keseluruhan responden, dan 9 orang
berusia 56-65 (lansia akhir) mencakup 36% dari keseluruhan responden. Jumlah
subjek terbesar berada pada rentang usia 46-55 tahun (lansia awal) sebanyak 11
orang atau mencakup 44% dari keseluruhan responden
Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan di Puskesmas
Sedayu 1
25
Ibu Rumah Tangga 8 32%
Wiraswasta / Pedagang 11 44%
Petani 3 12%
Buruh 3 12%
Total 100 100%
Responden pada penelitian ini terdiri dari 8 orang yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga mencakup 32% dari keseluruhan responden, 11 orang yang
bekerja sebagai wiraswasta mencakup 44% dari keseluruhan responden, 3 orang
yang bekerja sebagai petani mencakup 12% dari keseluruhan responden, dan 3
orang yang bekerja sebagai buruh mencakup 12% dari keseluruhan responden.
Jumlah subjek terbesar bekerja sebagai wiraswasta/pedagang sebanyak 11 orang
atau mencakup 44% dari keseluruhan responden
1. Uji Normalitas
2. Analisis Data
Tabel 5. Hasil pengetahuan pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah
diberikan edukasi
26
N Mean Rank Sum of Ranks
a
postest - pretest Negative Ranks 0 .00 .00
Positive Ranks 20b 10.50 210.00
Ties 5c
Total 25
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
Keterangan :
Baik : 84% - 100%
Cukup : 71% - 83%
Kurang : <70%
27
Tabel 7. Tabel Jumlah Masyarakat yang Telah Menerapkan TOGA di
Lingkungan Rumah.
Keterangan :
Baik : 44% - 100%
Buruk : <44%
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan pada
responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang TOGA. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai p sebesar 0,000 (<0,05) maka dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre-test dan post-test pada
responden.
Pemberian edukasi tentang TOGA merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan pengetahuan pada masyarakat, karena menurut
Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau
hasil tahu seseorag terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
telinga, hidung dan sebagainya). Hal ini sesuai dengan responden yang yang
mendapatkan edukasi tentang TOGA melalui media power point yang diterima
oleh indera mata serta metode presentasi yang diterima oleh indera telinga.
Dibuktikan dengan pendapat Notoatmodjo (2010), yang menyatakan
pengetahuan seseorang sebagian besar diperoleh melalui indera penglihatan
(mata) dan pendengaran (telinga).
28
Metode yang digunakan dalam penyuluhan juga mempengaruhi
kemampuan mengubah tingkat pengetahuan. Sesi tanya jawab diakhiri
pemberian edukai tentang TOGA menunjukkan para responden tahu dan paham
dengan mengulang (recall) pengetahuan yang telah didapatkan. Hal ini
dibuktikan oleh pendapat Purnama (2013) bahwa tingkat pengetahuan dapat
diubah dengan kombinasi berbagai macam metode. Sesuai juga dengan
penelitian Amanda (2012) mengenai pengaruh pendidikan kesehatan tentang
menarche terhadap tingkat pengetahuan menarche pada siswi di SDN Ngebel
Tamantirto Bantul yang menggunakan metode yang sama yaitu penyuluhan dan
tanya jawab serta menggunakan power point, hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa pengetahuan siswi tentang menarche sebelum diberikan pendidikan
kesehatan pada kelompok eksperimen termasuk kategori pengetahuan cukup
dan setelah diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan siswi meningkat
dengan nilai p 0,002.
Salah satu faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah
minat, yang dapat ditingkatkan melalui metode pemberian edukasi yang
digunakan. Karena menurut Notoatmodjo (2003) interest atau ketertarikan
sangat penting dalam sebuah edukasi. Dalam penelitian ini edukasi yang
diberikan menggunakan metode penyuluhan dan tanya jawab, yang di dalamnya
dibutuhkan kemampuan kemampuan berkomunikasi guna menyampaikan pesan
agar tersampaikan dengan baik. Menurut Notoatmodjo (2007) komunikasi yang
efektif melibatkan beberapa unsur diantaranya komunikator, komunikan, pesan
dan media. Hal ini sesuai dengan penelitian ini dimana komunikator sebagai
sumber yang menyampaikan atau mengeluarkan stimulus dalam bentuk
informasi hingga pihak lain memberikan respon atau jawaban melalui sesi tanya
jawab. Unsur kedua yaitu komunikan adalah pihak yang menerima dan
memberikan respon terhadap stimulus, dalam penelitian ini respon tersebut
bersifat aktif yakni dalam bentuk ungkapan dengan menjawab pertanyaan yang
diajukan secara verbal. Unsur selanjutnya adalah pesan yang merupakan isi dari
stimulus yang dikeluarkan oleh komunikator. Menurut Mubarak (2007),
kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). Dalam
penelitian ini komunikator memberikan stimulus mengenai edukasi tentang
29
TOGA melalui sesi tanya jawab untuk memenuhi rasa ingin tahu para
responden. Unsur terakhir yaitu media yang merupakan sarana komunikator
untuk menyampaikan slide power point, yang mana dapat mempermudah
penerimaan informasi oleh sasaran penyuluhan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Anggraini (2013), yang juga menggunakan media power point bahwa
perbandingan pengetahuan siswi sebelum dan setelah diberikan pendidikan
kesehatan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan.
Berikut ini merupakan gambaran dari berbagai karakteristik reponden
yang mempengaruhi hasil penelitian, antara lain :
1. Gambaran pengetahuan berdasarkan usia
Dari hasil penelitian diperoleh data usia responden yang paling dominan
adalah pada rentang usia 45-55 tahun. Menurut Notoatmojo (2007), usia
mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam memahami informasi yang
didapat, semakin tua usia seseorang maka pengetahuan yang didapat akan
bertambah. Sehingga usia responden yang diberikan edukasi mempengaruhi
peningkatan pengetahuan tentang TOGA.
2. Gambaran pengetahuan berdasarkan minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat
yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan ((Notoatmodjo, 2003).
3. Gambaran pengetahuan berdasarkan Ekonomi
Memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder, keluarga dengan status
ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan
status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan
informasi termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulakan bahwa
ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal
(Notoatmodjo, 2003).
4. Gambaran pengetahuan berdasarkan Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna dapat diartikan sebagai pemberitahuan
seseorang adanya informasi baru meneganai suatu hal tersebut. Pesan –
pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku,
biasanya digunakan melalui media masa (Notoatmodjo, 2003).
30
5. Gambaran pengetahuan berdasarkan Kebudayaan dan Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya
untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang
(Notoatmodjo, 2003).
6. Gambaran pengetahuan berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari, jenis pekerjaan yang
dilakukan dapat dikategorikan adalah tidak bekerja, wiraswata, pegawai
negeri, dan pegawai swasta dalam semua bidang pekerjaan pada umumnya
diperlukan adanya hubungan sosial yang baik dengan baik. Pekerjaan
memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dan
pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek
yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat
sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmojo, 2007).
Gambaran prosentase ketertarikan mayarakat untuk menanam toga
setelah penyuluhan di Desa Argosari dalam penelitian ini dilihat dari jenis
pekerjaan masyarakat, dimana hasil nilai tertinggi adalah (100%) pada jenis
pekerjaan ibu rumah tangga dan petani dan nilai terendah (66%) pada jenis
pekerjaan buruh. Nilai rata-rata capaian ketertarikan mayarakat untuk
menanam toga setelah penyuluhan di Desa Argosari adalah 84%.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga didapatkan
8 orang (100%) memiliki ketertarikan dan 0 orang (0%) tidak memiliki
ketertarikan untuk dapat menanan TOGA setelah dilakukan penyuluhan. Hal
ini mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan ibu rumah tangga termasuk
dalam kategori baik.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan wiraswasta/pedagang
didapatkan 8 orang (72%) memiliki ketertarikan dan 3 orang (28%) tidak
memiliki ketertarikan untuk dapat menanan TOGA setelah dilakukan
penyuluhan. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan
wiraswasta/pedagang termasuk dalam kategori cukup.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan petani didapatkan 3 orang
(100%) memiliki ketertarikan dan 0 orang (0%) tidak memiliki ketertarikan
untuk dapat menanan TOGA setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini
31
mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan petani termasuk dalam kategori
baik.
Sedangkan pada hasil pengamatan pada jenis pekerjaan buruh
didapatkan 2 orang (66%) memiliki ketertarikan dan 1 orang (33%) tidak
memiliki ketertarikan untuk dapat menanan TOGA setelah dilakukan
penyuluhan. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan buruh termasuk
dalam kategori kurang.
Pada gambaran prosentase jumlah masyarakat yang telah
menerapkan toga di lingkungan rumah di desa Argosari dalam penelitian ini
dilihat dari jenis pekerjaan masyarakat, dimana hasil nilai tertinggi adalah
(75%) pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga dan nilai terendah (0%) pada
jenis pekerjaan buruh. Nilai rata-rata prosentase jumlah masyarakat yang
telah menerapkan toga di lingkungan rumah di desa Argosari adalah 44%.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga didapatkan
6 orang (75%) sudah menerapkan TOGA di lingkungan rumah dan 2 orang
(25%) belum menerapkan TOGA di lingkungan rumah. Hal ini
mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan ibu rumah tangga termasuk dalam
kategori baik.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan wiraswasta/pedagang
didapatkan 4 orang (36%) sudah menerapkan TOGA di lingkungan rumah
dan 7 orang (64%) belum menerapkan TOGA di lingkungan rumah. Hal ini
mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan wiraswasta/pedagang termasuk
dalam kategori buruk.
Hasil pengamatan pada jenis pekerjaan petani didapatkan 1 orang
(33%) sudah menerapkan TOGA di lingkungan rumah dan 2 orang (67%)
belum menerapkan TOGA di lingkungan rumah. Hal ini mengindikasikan
bahwa jenis pekerjaan petani termasuk dalam kategori buruk.
Sedangkan pada hasil pengamatan pada jenis pekerjaan buruh
didapatkan 0 orang (0%) sudah menerapkan TOGA di lingkungan rumah
dan 3 orang (100%) belum menerapkan TOGA di lingkungan rumah. Hal ini
mengindikasikan bahwa jenis pekerjaan buruh termasuk dalam kategori
buruk.
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Puskesmas
Bagi Puskesmas sebaiknya lebih rutin melakukan penyuluhan tentang
TOGA kepada masyarakat luas. Hal ini karena berhubungan dengan pencegahan
terjadinya penyakit ringan menjadi lebih parah karena mencegah masih jauh
lebih baik dari mengobati.
2. Bagi Masyarakat
Agar penyakit-penyakit ringan seperti batuk ringan, gejala common cold
bisa sedikit berkurang gejalanya, masyarakat sebaiknya lebih bersemangat lagi
untuk memanfaatkan pekarangan kebunnya menjadi taman TOGA agar
tanaman-tanaman tersebut bisa dimanfaatkan sebagai obat penyakit ringan
sebelum menggunakan obat dari dokter.
33
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian
ini lebih lanjut dengan jumlah responden yang lebih banyak lagi agar hasil
penelitian optimal. Penelitian ini hanya meneliti tingkat pengetahuan tentang
TOGA, maka perlu penelitian lanjutan tentang pengaruh penyuluhan TOGA
terhadap sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka.
34
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, R., 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menarche terhadap Tingkat
Pengetahuan Menarche pada Siswi Kelas 4 dan 5 di SD Negeri Ngebel
Tamantirto Bantul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Gunawan, D dan Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid I. Jakarta:
Penerbit Penebar Swadaya.
Martono, Yohanes, Andreas Setiawan, Slamet Widodo, 2017, SABDA TOGA (Sarana
BudidayaTanaman Obat Keluarga) Untuk Daerah Perkotaan di RT 04 dan 06
RW 07 Kelurahan Tegalrejo Kota Salatiga, Jurnal Pengabdian Masyarakat
Indonesia, Vol. 1, No. 1, pp. 01-05
Mubarak, IW. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Mengajar Dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
35
Notoatmodjo S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta
Nuryanti, S., dan Swastika, D.K.S., 2011, Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan
Teknologi Pertanian, Forum Penelitian Agro Ekonomi,Volume 29 No. 2,
Desember 2011:115-128, diakses online pada http://
pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE29- 2d.pdf
Teriani, Trinita Sanda. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Tanaman
TOGA Dengan Metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite)
36
Lampiran
37
3. Tanaman mana dibawah ini yang termasuk TOGA?
a. Mawar c. Jahe
b. Mangga d. Jati
38
9. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjadikan TOGA sebagai ramuan
tradisional, kecuali :
a. Kebersihan alat dan ruang pembuatan c. Pemilihan alat dan bahan
b. Air bersih dan berwarna d. Penimbangan dan pengukuran
10. Agar Obat bahan alam aman dan efektif harus memenuhi (5t-1s), salah satunya
adalah:
a. Tepat ukuran (dosis) c. Tepat tempat pembuatan
b. Tepat sasaran d. Tepat alat
39
Lampiran Hasil Olahan Data
Lampiran 1
40
Case Processing Summary
Cases
41
Case Processing Summary
Cases
42
Lampiran 2
Statistic Std. Error
pretest Mean 7.64 .257
95% Confidence Interval Lower Bound 7.11
for Mean
Upper Bound 8.17
5% Trimmed Mean 7.60
Median 8.00
Variance 1.657
Std. Deviation 1.287
Minimum 6
Maximum 10
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness .363 .464
Kurtosis -.601 .902
postest Mean 9.24 .166
95% Confidence Interval Lower Bound 8.90
for Mean
Upper Bound 9.58
5% Trimmed Mean 9.27
Median 9.00
Variance .690
Std. Deviation .831
Minimum 8
Maximum 10
Range 2
Interquartile Range 2
Skewness -.495 .464
Kurtosis -1.368 .902
43
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
Ties 5c
Total 25
c. postest = pretest
Test Statisticsb
postest - pretest
Z -3.991a
44
45