Disusun oleh:
20174011105
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
IDENTITAS MAHASISWA
NIPP : 20174011105
Bagian : Saraf
Px Neurologis
GCS: E4V5M6
Nervi Cranialis
N. I (Olfactorius): N/N
N. II (Opticus):
Px visus tdk dilakukan,
hemianopsia -/-, px fundus okuli
tdk dilakukan, pengenalan warna
(+)
N. III (Occulomotorius), N. IV
(Trochlearis), & N. VI
(Abducen): gerakan mata ke
medial- atas- bawah, ke medial
bawah, gerakan mata kelateral (N)
N. V (Trigeminus): menggigit +/+,
membuka mulut +/+, trismus -/-,
sensibilitas muka (atas, tengah,
bawah) ka=ki;, refleks
bersin&kornea tidak dilakukan.
N. VII (Facialis): meringis (+),
menggembungkan pipi (+), refleks
glabella (-)
N.VIII(Vestibulocochlearis):
mendengar suara gesekan jari +/+,
Tes Rinne, Weber, & Schwabach
tidak dilakukan
N. IX (Glossopharyngeus): tidak
dilakukan
N. X (Vagus): Nadi 80 bpm,
reguler, isi&tegangan cukup;
bersuara (+), menelan (+)
N.XI(Accessorius):memalingkan
kepala N/N, mengangkat bahu N/N
N. XII (Hipoglossus):
Deviasi mulut&lidah (-), lidah N,
artikulasi baik/baik,
tremor&fasikulasi lidah (-)
Ekstremitas
Kekuatan :
Refleks fisiologis:
Refleks patologis:
Clonus:
Meningeal Signs:
Kaku kuduk (-), Kernig sign (-),
Brudzinski 1 (-), Brudzinski 2 (-),
Brudzinski 3 (-), Brudzinski 4 (-)
PEMECAHAN MASALAH
Columna Vertebralis di Inervasi oleh Ramus meningeus (recurrens) nervi spinalis . Percabangan yang jarang dideskripsikan atau
dilukiskan ini merupakan satu-satunya percabangan yang berasal dari campuran nervus spinalis, tepat setelah terbentuk dan sebelum
bercabang menjadi ramus anterior segera setelah pembentukannya. Dua sampai empat cabang halus tersebut timbul pada setiap sisi pada
semua tinggi vertebral. Dekat dengan asalnya, cabang meningeus griseus didekatnya. Seiring keluarnya nervi spinales dari foramina IV,
sebagian besar cabang meningeal berjalan kembali melalui foramina kedalam canalis vertebralis ( oleh karena itu istilah penggantinya
rekuren ). Namun, beberapa cabang tetap diluar canalis dan tersebar ke aspek anterolateral corpus vertebrae dan discus IV. Cabang-cabang
tersebut menyuplai periosteum dan terutama annuli fibrosi dan ligamentum longitudinalis anterior. Di dalam canalis vertebralis, cabang
transversa, ascendens, dan descenden mendistribusikan serat saraf ke :
periosteum ( yang melapisi permukaan corpus vertebrae posterior, pediculus, dan lamina ).
Ligamenta flava.
Anuli fibrosis aspek posterior dan posterolateral discus IV.
Ligamentum longitudinalis posterior.
Dura mater spinal.
Pembuluh darah di dalam canalis vertebralis.
Serat saraf ke periosteum, annuli fibrosi dan ligament-ligamen mempersarafi reseptor nyeri; serat saraf yang ke annuli fibrosi dan ligament
juga mempersarafi reseptor-reseptor untuk propriosepsi ( sensasi posisi sesuatu ). Serat simpatis ke pembuluh darah merangsang
vasokonstriksi.
Persarafan lumbal
- Plexus Lumbalis :
Nervus clunium superior (L1-L3) : mempersarafi kulit bokong superior sejauh tuberculum crista iliaca.
Nervus Clunium media (S1-S3) : mempersarafi kulit pada sacrum dan area yang berdekatan dengan bokong.
Nervus Clunium inferior (S2-S3) : mempersarafi kulit separuh inferior bokong sejauh trochanter major.
Persarafan Sakralis
- Plexus Sakralis :
Nervus Ischiadicus (L4-S3) : tidak mempersarafi otot bagian gluteus, mempersarafi semua otot kompartemen posterior paha.
Nervus Cutaneus femoris posterior (L4-S3) : mempersarafi kulit separuh bokong, kulit paha posterior dan fossa popliteal, dan kulit
perineum lateral dan paha media atas.
Nervus gluteus superior (L4-S1) : mempersarafi M.gluteus medius,M.gluteus minimus dan tensor fasciae latae.
Nervus Gluteus inferior ( L5-S2) : mempersarafi M.gluteus maximus.
Nervus Musculi quadrati femoris (L4-S1) :mempersarafi articulation coxae,M.gemellus inferior dan M.quadratus femoris.
Nervus pudendus (S2-S4) :tidak mempersarafi struktur region paha posterior dan region gluteus.
Nervus musculi interni (L5-S2) : mempersarafi M.gemellus superior dan M.obturatorius internus.
Nervus genitofemoralis (L1-L2) : mempersarafi kulit pada trigonum femoris lateralis; ramus genitalis mempersarafi scrotum anterior
atau labia majora.
Nervus cutaneous lateralis femoris (L2-L3) : mempersarafi kulit pada aspek anterior dan lateral paha
Ramus Cutaneus nervus obturatorius (L2-L4) : mempersarafi kulit aspek anterior dan medial paha
ramus cutaneous anterior (L2-L4) : mempersarafi kulit bagian tengah paha medial
Nervus ischiadicus : - nervus fibularis superficialis dan profunda
- nervus plantaris medial dan lateral
nervus fibularis superficial (L4-S1) : kulit pada tungkai anterolateral dan dorsum pedis, kecuali selaput di antara ibu jari kaki dan jari II.
nervus fibularis profunda (L5) :kulit selaput di antara ibu jari kaki dan jari II.
nervus plantaris medialis (L4-L5) : kulit pada sisi medial telapak tangan dan samping, aspek plantar, dan bantalan kuku 3 jari kaki
medial.
Nervus plantaris lateralis (S1-S2) : Kulit pada sisi lateral telapak kaki dan samping, aspek plantar, dan bantalan kuku 1 jari kaki
lateral.
Nyeri
Etiologi
Trauma
Usia
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas
fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur, penonjolan faset dapat
mengakibatkan penenkanan pada akar saraf ketika keliar dari kanalis spinalis yang menyebakan nyeri menyebar sepanjang saraf tersebut.
Faktor Resiko
Umur,
Pekerjaan atau aktivitas fisik,
Riwayat trauma sebelumnya.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat >80% individu yang berusia dari 40 tahun mengalami spondylosis lumbalis.
4. Bagaimana cara mendiagnosis Spondilosis Lumbalis ?
Berikut adalah diagnosis banding spondylosis lumbalis:
Spondilosis Perubahan pada sendi tulang Degeneratif Rasa nyeri yang sangat hebat di Penipisan pada
Lumbalis belakang dengan Aktivitas berat pinggang yang menjalar menuju discus
bertambahnya degenerasi Postur tubuh tumit, nyeri bertambah apabila intervertrebralis
discus intervertebralis yang jelek bangkit dari posisi tidur atau dengan adanya
diikuti perubahan pada tulang Obesitas duduk, saat batuk dan mengejan. osteofit
& jaringan lunak/berupa Kebas dan kelemahan motorik
pertumbuhan osteofit pada kstremitas bawah
Hernia Nukleus Penyakit dimana bantalan lunak Trauma Rasa nyeri yang sangat hebat di Adanya
Pulposus diantara ruas-ruas tulang belakang Degeneratif pinggang yang menjalar menuju tumit, penyempitan
mengalami tekanan dan pecah Genetik nyeri bertambah apabila bangkit dari
Aktivitas berat posisi tidur atau duduk, saat batuk dan
diskus
Postur tubuh jelek mengejan. Kebas dan kelemahan intervertebralis
Obesitas motorik pada kstremitas bawah
Spondylolistesis perpindahan ke depan (masuk; Aktivitas berat Rasa nyeri yang sangat hebat di tampak Listhesis
tergelincir) satu bodi vertebra trauma pinggang yang menjalar menuju tumit pada vertebra
terhadap vertebra di bawahnya.
Tersering L4-L5.
Pemeriksaan Tambahan
Anannesis
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien dengan spondilosis lumbal, secara umum didapatkan hal-hal berikut ini :
Tidak adanya nyeri tekan pada palpasi, tetapi rasa tidak nyaman didapatkan pada perkusi lumbal.
Tes lasuque, valsaava, patrique, kontra patrique
Pemeriksaan neuromuscular biasanya didapatkan normal.
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos secara lateral adalah suatu pemotretan yang memiliki proyeksi terbaik. Spondilosis akan terlihat garis lucency pada pars
interartikularis.
Pemberian obat anti radang nonsteroid (OAINS) diperlukan untuk jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek
samping dan interaksi obat. Penggunaan muscle relaxant tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan depresan namun bila didapati pasien
dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat rasa nyeri,pemberian anti depresan dianjurkan.
Nyeri akut : NSAID
Nyeri kronik :
a. Ringan : NSAID+analgesik adjuvant
b. Sedang : NSAID+analgesik adjuvant+codein
c. Berat : NSAID+analgesik adjuvant+morfin
Biasanya diberikan selama 7-10 hari
Istirahat,istirahat tirah baring pada alas yang keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya tulang punggung selama 3-5 hari tirah
baring. Posisi tidur pasien disesuaikan dengan kenyamanan pasien.
Latihan diberikan pada hari ketiga,keempat dengan gerakan fleksi ringan dan dilanjutkan dengan pemberian modalitas lainnya. Latihan
dengan memberikan tarikan (stretching) dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan latihan posisi knee chest dan fleksi lateral.
Tarikan ini ditujukan untuk mengurangi lordosis dan menjauhkan facet joint serta membuka foramen.
Setelah fase akut teratasi diperlukan tindakan lanjut perbaikan fleksibilitas dan kekuatan otot,perbaikan postur tubuh,kebiasaan kerja dan
aktivitas sehari-hari,perubahan serta modifikasi aspek psikososial.
Korset/Bracing,penggunaan korset bertujuan mengurangi spasme yang dilakukan sebagai tindakan bidai pada tulang
belakang,memperbaiki postur dan mengurangi gerakan vertebra lumbal. Korset diberikan pada mereka yang baru sembuh dan bilamana
kekerapan kambuh yang tinggi.
komplikasi
Skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering di temukan pada penderita nyeri punggung bawah karena spondilosis. Hal ini terjadi karena
pasien selalu memposisikan tubuhnya kearah yang lebih nyaman tanpa memperdulikan sikap tubuh normal.
Prognosis
Prognosis spondilosis lumbalis cukup baik dan dapat sembuh dalam beberapa minggu/ bulan tergantung koindisinya.
Kesimpulan
Tn. S mengalami spondylosis lumbalis.
Daftar Pustaka
1. Moore.keith I, Dalley.Arthur F.Anatomi Berorientasi Klinis.2013.Erlangga.Jakarta
2. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, et al. Back and Neck Pain. Dalam Harrisons Principles of Internal Medicine. 17thEdition.
New York: McGraw-Hill, 2008.
3. Peng, B, et al. 2005. The Pathogenesis of Discogenic low back pain. Vol 87: 62-67. Journal of bone and joint surgery
4.
5. Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 5. jilid 3.