DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. Hening Wahyuni 219010
2. Ika Suguyarti 219011
3. Natalia 219021
4. Nawang Sari 219022
5. Riris Hutabarat 219029
6. Yuliana Ratna 219037
7. Yustina Evi 219038
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 FARMASI
PPOLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA
JUNI 2020
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menghitung dosis nifedipine dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu menhitung jumlah bahan yang dibutuhkan untuk
membuat tablet nifedipine menggunakan metode kempa langsung.
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan tablet nifedipine ( organoleptis,
keseragaman bobot, uji waktu hancur, dan uji kerapuhan ).
4. Mahasiswa dapat membuat kemasan sediaan tablet nifedipine.
ZatAktif : Nifedipine 10 mg
BahanPenghancur : Explotab 4 %
Lubricant : Talcum 1 %
BahanPengisi : Avicel PH 102 ad 200 mg
Dimasukkan serbuk kering ke dalam alat flowbility tester dan tutup bagian bawahnya
Tg α = h : ½ D
1. Uji Organoleptis
Diambil 1 tablet
↓
Dicicipi rasanya
Dicatat hasilnya
Diatur jarak landasan dan baut pegas yang ada di atasnya sehingga tablet berada pada
posisi yang terhimpit
3. Uji Kerapuhan
Diputar sebanyak 100 kali putaran atau putar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm
Dikeluarkan tablet dari alat, dibersihkan tablet dari debu, ditimbang tablet ( B gram)
A–B
f= ‒–‒– X 100 %
↓
Dicatat waktu hancur tiap-tiap tablet
Tablet dianggap memenuhi persyaratan apabila tidak lebih dari 2 tablet yang
menyimpang bobotnya dari kolom A dan tidak ada satupun yang menyimpang dari
kolom B
Diukur tebal dan diameter 10 tablet satu per satu dengan jangka sorong
Tablet dinyatakan memenuhi syarat apabila diameter tablet tidak lebih dari 3 x dan
tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet
7. Uji Kompresibilitas
Dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml yang ada pada alat Tap Density, catat
volume awal serbuk (Vo)
Dinyalakan alat Tap Density dan dibiarkan serbuk dimampatkan sebanyak 500 kali
ketukan
↓
Setelah alat berhenti, dicatat kembali volume granul kering setelah dimampatkan (Vt)
Vo – Vt
I= –‒‒‒‒‒ x 100 %
Vo
V. HASIL
A. EVALUASI GRANUL
1. KecepatanAlir
Perhitungan Kecepatan Alir :
1. 100 g = 18,796
5,32
2. 100 g = 18,248
5,48
3. 100 g = 18,939
5,28
2. Sudut Diam
Perhitungan Sudut Diam :
1. 4,5 = 4,5 = 33,788
½.13,45 6,725
2. 4,4 = 4,4 = 33
½.13,55 6,775
3. 4 = 4 = 30,465
½.13,6 6,8
3. Indeks Kompresibilitas
1. 100 – 91 x 100 % = 9 %
100
2. 100 – 90 x 100 % = 10 %
100
3. 100 – 92 x 100 % = 8 %
100
B. Evaluasi Tablet
1. Keseragaman Bobot
NO BOBOT A B
TABLET 7,5 % (183,6-213,4 mg 15% (168.7-228.3
(mg) ) mg )
1 200
2 200
3 200
4 190
5 200
6 200
7 200
8 200
9 190
10 200
11 190
12 200
13 200
14 200
15 210
16 190
17 200
18 200
19 200
20 200
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini, praktikan membuat sediaan tablet menggunakan metode kempa
langsung. Dalam proses kempa langsung, tidak dilakukan pengolahan awal (granulasi)
seperti pada metode granulasi basah maupun granulasi kering. Pembuatan dilakukan
dengan mengempa langsung zat aktif dan bahan tambahan. Bahan aktif yang
digunakan adalah nifedipin dengan kadar 10 mg. Sementara bahan tambahan yang
digunakan adalah talkum, PVC, explotab, dan avicel.
Obat atau bahan obat yang bisa dibuat tablet dengan metode ini adalah :
Obat kecil lebih baik dibuat dengan metode kempa langsung karena jika obat dengan
dosis kecil dibuat dengan metode baik Granulasi Basah maupun Granulasi Kering,
kemungkinan besar kadar obatnya akan berkurang, karena proses pembuatannya
melewati tahapan yang panjang. Maka akibatnya adalah obat tidak maksimal dalam
memberikan efek terapi. Waktu hancur dan disolusinya pun akan lebih baik karena
tidak melewati proses granul,tetapi langsung menjadi partikel. Karena tidak melewati
proses granulasi tentunya ada hal-hal atau karakteristik fisik bahan yang harus
dipenuhi jika akan membuat tablet dengan metode ini yaitu :
Dalam metode kempa langsung jika bahan aktif tidak memenuhi karakteristik fisik
yang tesebut tadi, maka solusinya adalah memilih bahan aktif yang memiliki partikel
atau ukuran yang lebih besar, tujuannya adalah membantu serbuk yang lain untuk
dapat mengalir dengan baik.
Faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pembuatan tablet kempa
langsung adalah pemilihan pengisi dan pengikat, dengan memilih 1 bahan yang dapat
berfungsi keduanya, contoh bahan yang sering digunakan Avicell. Bahan pengisi
yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan fillerbinders. Filler-
binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan
daya alir dan kompaktibilitas massa tablet.
1. Penimbangan
2. Pengayakan
3. Pencampuran
4. Pengujian granul
5. Cetak
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis meliputi bentuk, warna, bau, dan rasa. Alat yang digunakan
adalah panca indra kita masing-masing mulai dari mata, lidah, hidung.
Bentuk tablet ini dipengaruhi oleh bentuk punch atas dan bawah. Bentuk tablet
tidak selalu bulat, ada yang bagian tengahnya ada garisnya. Bentuk suatu tablet
bisa menjadi identitas.
Warna tablet juga bisa menjadi identitas. Tetapi jika warna yang diinginkan
tidak sesuai misa tablet yang dihasilkan ada bintik- bintik warna putih, berarti
tablet mengalami kerusakan yang dinamakan motling.
Bau tablet biasanya tidak berbau yang menyengat, tetapi jika memang tablet
memiliki bau yang menyengat biasanya akan dibuat tablet salut.
2. Uji Kekerasan
Alat yang digunakan adalah Hardness Tester. Kekerasan tablet biasanya
berkisar antara 5 -7 kg. Kekerasan ini akan dipengaruhi oleh sifat alir, dan
tekanan yang diberikan saat mencetak tablet. Semakin baik sifat alirnya maka
serbuk bisa mengisi ruang cetak dengan baik , semakin tinggi tekanan yang
diberikan maka tablet bisa memiliki kekerasan yang diinginkan . Pengujian
kekerasan ini akan berpengaruh juga pada uji kerapuhan dan uji waktu hancur.
3. Uji Kerapuhan
Alat yang digunakan adalah Friability Tester. Uji kerapuhan ini memiliki
syarat kurang dari sama dengan 1 %, jadi jiak erapuhan 0% diperbolehkan,
karena berarti tablet tidak mudah rapuh saat pendistribusian sehingga tablet
sampai di tangan konsumen tetap dalam bentuk tablet utuh, akan tetapi tetap
diperhatikan juga untuk kekerasan tablet nya. Uji Kerapuhan ini dipengaruhi
oleh sifat alir lalu jumlah dan jenis bahan pengikat yang digunakan.
Alat yang digunakan adalah Disintegration Tester . Syarat untuk waktu hancur
tablet biasa yang sering kita jumpai adalah kurang dari sama dengan 15 menit
(kecuali untuk tablet hisap, tablet salut biasanya berbeda beda waktu
hancurnya yaitu kurang dari sama dengan 60 menit). Waktu hancur digunakan
untuk mengetahui berapa lama tablet ini akan hancur setelah dikonsumsi. Saat
pengujian waktu hancur digunakan air dengan suhu 37 derajat plus minus 2
derajat karena untuk menyesuaikan suhu tubuh manusia. Waktu hancur
dipegaruhi oleh kekerasan tablet, jumlah dan jenis bahan pengikat , danjumlah
dan jenis bahan penghancur.Waktu hancur akan berpengaruh pada kelarutan
zat aktif, semakin lama waktu hancur tablet maka semakin lama juga tablet itu
memberikan efek terapi yang diinginkan.
Alat yang digunakan adalah Timbangan. Uji Keseragaman Bobot ini dilakukan
untuk mengetahui apakah bobot yang dihasilkan antara satu tablet dengan yang
lain sama atau tidak dengan memberikan rentang atau deviasi tertentu. Rentang
atau penyimpangan bobot adalah :
Keseragaman bobot ini di pengaruhi oleh Kompresibilitas, dan sifat alir serbuk.
Semakin baik sifat alir nya maka semakin seragam bobot tablet yang
dihasilkan dan berarti semakin seragam dosisnya sehingga bisa memberikan
efek terapi yang diinginkan.
6. Uji Dimensi
Alat yang digunakan adalah Jangka Sorong. Dari pengujian dimensi tablet ini
akan di dapatkan data hasil diameter serta tebal tablet. Dimensi dan tebal tablet
juga perlu diperhatikan karena jika tablet terlalu tebal bisa membuat kemasan
tablet rusak. Contohnya jika tablet dikemas dalam blister atau strip terlalu tebal
maka kemasan bisa saja sobek dan tidak bisa menutup tablet dengan baik. Jiika
tablet yang dihasilkan terlalu tebal bisa juga dikarenakan tekanan yang
diberikan oleh mesin cetak kurang, jika tekanan kurang maka akan
menyebabkan tablet mudah rapuh. Uji dimensi ini memenuhi syarat apabila
diameter tablet tidk lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Rowe, R.C, Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2006, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical Press, London.
Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-
Dasar Praktis, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.