Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN : 2476-8995

Volume 5 Nomor 2 (2019) : 26 – 35 E-ISSN : 2614-7858

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Waktu Penggaraman Terhadap Mutu Ikan Terbang
(Hirundichthys Oxchepalus) Asin Kering

The Effect of Concentration and Length of Salting Time on the Quality of Dried Salted
(Hirundichthys Oxchepalus) Flying Fish

Retno Ningrum, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Makassar. Emai: Retnoningrumptp01@gmail.com
Lahming, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Makassar. Emai:
Amirah Mustarin, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Makassar. Emai:

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis pengaruh konsentrasi garam
dan lama penggaraman terhadap mutu dan nilai organoleptic ikan terbang asin kering.
Penelitian ini merupakan (RAL Faktorial) yang terdiri dari dua faktor. Faktor A dengan
konsentrasi garam (27%, 34%, dan 41%) dan Faktor B dengan lama penggaraman (3 jam, 6
jam, dan 24 jam) dilakukan dengan 9 perlakuan dan 3 kali ulangan. Variabel yang diamati
adalah uji kadar air, uji kadar protein, uji kadar garam, dan uji organoleptik. Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sidik ragam yang diolah dengan
menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian untuk uji kadar air dan kadar protein dengan
penambahan konsentrasi garam dan lama penggaraman sesuai dengan syarat SNI-01-2721-
2009, untuk kadar garam perlakuan konsentrasi garam dan lama penggaraman diatas 27%
dan 6 jam sudah tidak memenuhi syarat SNI-01-2721-2009. Berdasarkan pengujian
organoleptik didapatkan bahwa perlakuan dengan penambahan konsentrasi garam 34% dan
lama penggaraman 6 jam memberikan hasil terbaik untuk indikator kenampakan, bau, dan
tekstur. Pengujian organoleptik indikator rasa dengan konsentrasi garam 27% dan lama
penggaraman 3 jam memberikan hasil yang baik. Untuk konsentrasi dan lama penggaraman
memberikan pengaruh yang sangat lemah terhadap indikator kenampakan, bau, dan tesktur,
untuk indikator rasa konsentrasi dan lama penggaraman memberikan pengaruh yang kuat.
Sedangkan untuk pengujian kimia konsentrasi garam dan lama penggaraman memberikan
pengaruh kuat yaitu konsentrasi 27% dengan lama penggaraman 3 jam terhadap kadar protein
dan kadar garam, untuk kadar air konsentrasi dan lama penggaraman memberikan pengaruh
yang sangat lemah yaitu konsentrasi 27% dengan lama penggaraman 6 jam.
Kata Kunci: Konsentrasi Garam, Lama Penggaraman, Ikan Asin.

Abstract

This study aims to evaluate and analyze the effect of salt concentration and salting time on
the quality and organoleptic value of dried salted flying fish. This study is (Factorial RAL)
which consists of two factors. Factor A with salt concentration (27%, 34%, and 41%) and
Factor B with salting time (3 hours, 6 hours, and 24 hours) were carried out with 9
treatments and 3 replications. The variables observed were water content test, protein
content test, salinity test, and organoleptic test. The analysis technique used in this study was
analysis of variance which was processed using SPSS version 22. The results of the study
were to test the moisture content and protein content by adding salt concentration and salting
time in accordance with the requirements of SNI-01-2721-2009, for salinity salt

26
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
concentration and salting time above 27% and 6 hours dido not meet the requirements of
SNI-01-2721-2009. Based on organoleptic testing, it was found that the treatment with the
addition of 34% salt concentration and salting time of 6 hours gave the best results for
indicators of appearance, odor, and texture. The organoleptic test of flavor indicators with a
salt concentration of 27% and the duration of salting 3 hours gave good results. For multiple
linear regression analysis the concentration and duration of salting had a very weak effect on
the indicators of appearance, odor, and texture, for indicators of taste concentration and the
duration of salting had a strong influence. Whereas the chemical test of salt concentration
and salting time gave a strong influence, namely the concentration of 27% with a length of 3
hours salting to protein content and salt content, for water content concentration and salting
time gave a very weak effect, namely the concentration of 27% with 6 hours salting time.
Keywords: Salt Concentration, long Salting, Salted Fish.

Latar Belakang tambak seluas 450 hektar dimana 270


Hektar di antaranya telah berproduksi.
Perairan yang luas membuat Jenis komoditi unggulan terdiri dari
Indonesia memiliki potensi perikanan yang komoditi perikanan tangkap yaitu ikan
cukup besar (Hartoyo, dkk., 2002). tuna, cakalang, tongkol, layang, dan ikan
Sumber daya perairan umum yang dapat terbang, serta komoditi perikanan
dimanfaatkan untuk pengembangan budi budidaya yang terdiri dari udang windu
daya perikanan meliputi: perairan tawar dan ikan bandeng.
seperti sungai, waduk, saluran irigasi Ikan terbang (Hirudincthys
teknis, rawa, dan danau, perairan payau oxycephalus) yang dikenal dengan nama
seperti tambak, hutan bakau, dan perairan daerah ikan Torani (Makassar), Tuing-
laut, sehingga banyak jenis (spesies) ikan tuing (Bugis), Caeqeng (Mandar), adalah
yang hidup atau menghuni diperairan salah satu jenis ikan pelagis kecil (ikan
umum (Cahyono, 2001). Ikan merupakan permukaan) yang hidup pada laut dalam
salah satu sumber protein yang sangat kawasan tertentu. Menurut hasil penelitian
dibutuhkan manusia. Kandungan protein dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ikan sangat tinggi dan kadar lemaknya (LIPI) dan Laporan Kementrian Kelautan
lebih rendah jika dibandingkan dengan dan Perikanan (KKP) bahwa diperairan
sumber protein hewani yang lain. Selain Indonesia terdapat tiga kawasan yang
itu, harga ikan juga relatif lebih murah. merupakan habitat ikan terbang, yaitu laut
Seram (Fak-fak), Laut Flores dan Selat
Sehingga ikan menjadi menu
Makassar (2011). Secara sosial ekonomi
makanan yang sangat disukai oleh
Ikan terbang ini sangat penting bagi
masyarakat pada umumnya. Selain itu,
kehidupan masyarakat di Majene, sebagai
ikan memiliki kekurangan yaitu lebih
contoh Desa Mosso dan Desa Somba,
mudah rusak dan memiliki daya tahan
Kecamatan Sendana Kabupaten Majene,
penyimpanan yang tidak lama pada suhu
Provinsi Sulawesi Barat, dimana hampir
ruang. Sehingga diperlukan sebuah proses
seluruh penduduknya menggantungkan
pengolahan lebih lanjut agar dapat
hidup dari usaha penagkapan dan
memperpanjang daya simpannya (Nurjani,
pengolahan (penggaraman, pengeringan,
dkk,. 2009).
dan pengasapan) serta pemasaran ikan
Salah satu kabupaten di Sulawesi
terbang.
Barat, yaitu Kabupaten Majene memiliki
Di Kabupaten Majene, ikan
sumber daya di sektor perikanan dengan
terbang diolah hanya dengan 2 produk
hasil tangkapan yaitu ikan terbang. Hal ini
unggulan yaitu ikan terbang asap dan ikan
didukung oleh daerah pesisir dengan luas
terbang asin kering. Daya simpan suatu
perairan mencapai 1.000 km2 dan total
produk juga sangat mempengaruhi kualitas

27
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
produk dan nilai jual, maka dari itu penggaraman terhadap mutu ikan terbang
diperlukan suatu pengolahan yang asin kering.
membantu agar kualitas daya simpan
produk hasil perikanan bisa tahan lama Bahan dan Metode
dalam waktu jangka panjang. Ikan terbang
Jenis Penelitian
dianggap memiliki nilai jual rendah
dikarenakan yang menjadi prioritas Jenis Penelitian ini termasuk penelitian
pemanfaatan adalah telur dari ikan terbang. eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.
Pada umumnya ikan terbang hanya diolah Pendekatan penelitian merupakan
menjadi ikan asin sehingga nilai jual cukup langkah– langkah dalam melaksanakan
rendah. Salah satu alternatif untuk penelitian, dalam penelitian ini akan
meningkatkan nilai jual ikan terbang diteliti pengaruh variabel tertentu dalam
adalah dengan melakukan pengolahan ikan kondisi yang dikontrol. Rancangan
menjadi abon ikan (Jayadi, A. dkk,. 2016). percobaan yang digunakan dalam
pPembuatan ikan asin kering penelitian ini adalah Rancangan Acak
merupakan pengawetan yang paling Lengkap (RAL) Faktorial dengan dengan
sederhana. Ikan asin kering merupakan dua faktor, terdiri dari 9 perlakuan dengan
produk ikan yang cukup mudah dalam 3 kali ulangan, sehingga didapatkan 27
pembuatannya. Jeroan dan sisik ikan perlakuan.
dibuang, kemudian ditambahkan garam
setelah itu kemudian dijemur atau Tempat dan Waktu Penelitian
dikeringkan (Yuarni, D,. dkk,. 2015). Pembuatan ikan terbang asin kering
Salah satu cara untuk meningkatkan dengan uji organoleptik dilaksanakan di
konsumsi masyarakat terhadap jenis ikan Laboratorium Pendidikan Teknologi
terbang yaitu diversifikasi jenis makanan Pertanian Fakultas Teknik Universitas
menjadi ikan asin kering, karena umumnya Negeri Makassar. Sedangakan untuk
ikan asin telah dikenal luas dan mudah analisis proksimat mengenai uji kadar air,
pengolahannya. Namun, pengolahan ikan kadar garam, kadar protein dilakukan di
asin kering oleh masyarakat masih secara Laboratorium Kimia dan Makanan Ternak
tradisional dan belum terstandar sehingga Fakultas Peternakan Universitas
penggunaan konsentrasi dan lama Hasanuddin. Analisis cemaran mikroba
penggaraman berbeda berdasarkan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
individu. Tingkat penerimaan atau Fakultas Matematikan dan Ilmu
kesukaan konsumen terhadap ikan terbang Pengetahuan Alam Universitas Negeri
asin kering ini perlu diperhatikan, karena Makassar.
penerimaan konsumen menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh pada konsumsi Alat dan Bahan
suatu bahan pangan. Oleh karena itu perlu Alat-alat yang digunakan dalam
dilakukan penelitian mengenai pengaruh pengolahan ikan asin ini meliputi:
konsentrasi garam dan lama penggaraman Timbangan analitik, timbangan, baskom,
terhadap mutu ikan terbang asin kering dan pisau, talenan, ember plastik, stopwacth,
tingkat kesukaan (uji hedonik) ikan kompor, wajan, sodet, tabung gas, room
terbang (Hirundichthys oxchepalus) asin drying, wadah, dan thermometer. Bahan-
kering. bahan yang digunakan dalam pembuatan
ikan asin adalah ikan terbang, garam dapur
Tujuan Penelitian atau garam komsumsi, air bersih dan
minyak goreng.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan menganalisis pengaruh
berbagai konsentrasi dan lama

28
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
Prosedur Penelitian Teknik analisis data dilakukan
berdasarkan analisis sidik ragam yang
Penyiangan ikan terbang
digunakan meliputi uji persyaratan analisis
Perlakuan penyiangan ikan terbang yang terdiri dari uji normalitas dan
yaitu pertama-tama ikan terbang ditimbang homogenitas. Apabila data yang diperoleh
sebanyak 100 gr. Kemudian ikan di siangi bersifat normal Apabila data yang
dengan air mengalir dan dibuang semua isi diperoleh bersifat normal dan homogen
perut ikan. Dan ditiriskan hingga ikan maka akan dilanjutkan dengan uji statistik
tidak terlalu banyak mengandung air. sidik ragam anova. Jika H1 diterima maka
akan dilakukan uji lanjut dengan
menggunakan uji Duncan pada taraf
Penambahan garam pada ikan terbang signifikan α= 0,05. Data diolah
Penambahan garam pada ikan menggunakan sppss versi 22.
terbang yang telah diberihkan yaitu; 27%,
34%, dan 41%. Dicampur secara merata
pada ikan yang telah di bersihkan. Hasil dan Pembahasan
Evaluasi Konsentrasi dan Lama
Perendaman ikan terbang dengan Penggaraman yang Terbaik
garam Kenampakan
Ikan terbang yang telah diberikan berdasarkan hasil penelitian tersebut,
garam sesuai konsentrasi garam yang di menunjukkan bahwa perlakuan dengan
inginkan. Lama perendaman atau konsentrasi 34% dengan lama
penggaraman yang dilakukan yaitu 3 jam, penggaraman 6 jam menjadi perlakuan
6 jam, dan 24 jam. Setelah waktu terbaik menurut panalis.
penggaraman telah selesai dilanjutkan
dengan proses pengeringan ikan. Ikan yang 4 3.78
telah diberikan garam dan dilakukan
3.5 3.27
perendaman, terlebih dahulu dilakukan
2.93 2.93
pembilasan ikan dengan air mengalir agar 3 2.75 2.73
kristal-kristal garam yang masih menempel 2.47 2.51
2.33
nilai kenampakan

2.5
pada ikan tersebut hilang. 27%
2
34%
Pengeringan ikan asin 1.5
41%
Ikan asin yang telah diberikan 1
konsentrasi garam dan lama perlakuan
sesuia yang diinginkan. Ikan selanjutnya di 0.5

keringkan di ruangan roomdrying dengan 0


suhu 30ºC sampai 55ºC dengan lama 3 jam 6 jam
Lama Penggarman
24 jam
pengeringan 3 sampai dengan 5 hari
Gambar 1.Tingkat kesukaan panelis
hingga didapatkan ciri-ciri ikan asin yang
terhadap kenampakan ikan asin kering
diinginkan.
Hal ini dikarenakan ikan
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data dikeringkan dalam waktu yang lama bau
Teknik pengumpulan data yang khas dari ikan hilang. Namun, setiap ikan
dilakukan dalam penelitian ini memiliki bau khas yang berbeda-beda.
menggunakan pengamatan dan pencatatan Menurut Albert (2013), bahwa pemberian
secara sistematis terhadap subjek konsentrasi larutan garam dan lama
penelitian. pengeringan dapat mempengaruhi nilai bau
dari ikan layang asin, dimana semakin

29
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
tinggi konsentrasi garam dan semakin semakin kurangnya kadar air dalam daging
lama proses pengeringan maka semakin ikan sehingga bau asli dari pada ikan (bau
tinggi bau tersebut yang disebabkan anyir) mengilang dan bau yang
semakin kurangnya kadar air dalam daging ditimbulkan akibat garam lebih terasa.
ikan sehingga bau asli dari pada ikan (bau Menurut Winarno (1997), molekul-
anyir) mengilang dan bau yang molekul lemak yang mengandung radikal
ditimbulkan akibat garam lebih terasa. asam lemak tidak jenuh mengalami
Menurut Muhlis, A. Dkk,. (2016), oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik
tingkat kesukaan panelis cenderung yang tidak sedap disebabkan oleh
menurun seiring berkurangnya konsentrasi pembentukan senyawa-senyawa hasil
garam pada produk ikan lele sangkuriang pemecahan hidroperoksida.
asap dan sebaliknya semakin
bertambahnya konsentrasi garam pada ikan Tekstur
lele sangkuriang asap semakin Berdasarkan hasil penelitian,
meningkatkan nilai kesukaan panelis perlakuan dengan konsentrasi garam 34%
terhadap warna ikan lele sangkuriang asap dengan lama penggaraman 6 jam menjadi
yang dihasilkan. perlakuan terbaik menurut tingkat
kesukaan panelis.
Bau
Berdasarkan hasil penelitian, 4
3.60
perlakuan dengan konsentrasi garam 34% 3.34
3.5
Nilai Rata-rata Hedonik Tekstur

dengan lama penggaraman 6 jam menjadi


perlakuan terbaik menurut tingkat 3 2.81 2.89
kesukaan panelis. 2.5 2.18
2.39 2.40
2.22 2.11
27%
2
4 3.69
34%
Nilai Rata-rata Hedonik Bau

3.5 3.34 1.5


3 2.69 2.53 2.69 41%
2.62
2.62 2.49 2.47 1
2.5
2 27% 0.5
1.5 34% 0
1
41% 3 jam 6 jam 24 jam
0.5
0 Lama Penggaraman
3 jam 6 jam 24 jam
Gambar 3. Tingkat kesukaan panelis
Lama Penggaraman terhadap tekstur ikan terbang asin kering
Gambar 2. Tingkat kesukaan panelis Salah satu parameter mutu yang
terhadap Bau ikan terbang asin kering sangat berperan dalam menampilkan
karakteristik ikan asin adalah tekstur.
Hal ini dikarenakan ikan
Tekstur bisa dirasakan sensasi kenyal,
dikeringkan dalam waktu yang lama bau
keras, lembut, empuk, atau alot dan
khas dari ikan hilang. Namun, setiap ikan
lengket, halus atau kasar berpasir dan
memiliki bau khas yang berbeda-beda.
lainnya. Tekstur ikan asin yang bagus
Menurut Albert (2013), bahwa pemberian
adalah padat, kompak, lentur dan cukup
konsentrasi larutan garam dan lama
kering (Yuarni, D,. dkk,. 2015).
pengeringan dapat mempengaruhi nilai bau
Menurut purnomo (1995) dalam
dari ikan layang asin, dimana semakin
Riansyah, dkk,. (2013) menjelaskan bahwa
tinggi konsentrasi garam dan semakin
kadar air dan aktivitas air dalam pangan
lama proses pengeringan maka semakin
sangat besar peranannya terutama dalam
tinggi bau tersebut yang disebabkan

30
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
membentuk tekstur bahan pangan. Oleh Semakin banyak konsentrasi dan
karena itu, jika waktu yang digunakan lama penggaraman yang diberikan
kurang minimum maka kadar air masih semakin berpengaruh terhadap rasa yang
tinggi sehingga tekstur ikan kurang kering. dihasilkan. Menurut Rahmani, dkk,.
Sebaliknya jika waktu yang digunakan (2007) menyatakan bahwa tingkat
terlalu lama kadar air pada ikan semakin kesukaan panelis terhadap ikan asin
menurun mengakibatkan ikan menjadi cenderung semakin menurun dengan
memiliki tekstur sangat keras, sehingga meningkatnya lama penggaraman, karena
dibutuhkan waktu yang tepat untuk garam yang meresap kedalam daging ikan
mengeringkan ikan. semakin banyak sehingga menimbulkan
rasa yang lebih asin.
Rasa
Berdasarkan hasil penelitian, Kadar Air
perlakuan penambahan konsentrasi 27% Hasil penelitian menunjukkan
dengan lama penggaraman 3 jam menjadi bahwa kadar air meningkat dan menurun
perlakuan terbaik menurut tingkat seiring dengan pemberian konsentrasi
kesukaan panelis. garam dan lama penggaraman. Secara
umum, keseluruhan perlakuan konsentrasi
4 3.69
3.49 dan lama penggaraman memenuhi syarat
3.5 mutu standar SNI 01-2721-2009 yaitu
Nilai Rata-rata Hedonik Rasa

2.87 maksimal 40%, Kadar air yang dihasilkan


3
2.5
2.53
2.292.22 pada penelitian ini berkisar antara 16,83 –
2.11 2.25 32,49 % . Berdasarkan dari hasil
2 27%
1.64 penelitian dapat diketahui bahwa
1.5 34% perlakuan konsentrasi garam dan lama
1 41% penggaraman terbaik menurut SNI 01-
2721-2009 diperoleh perlakuan
0.5
konsentrasi garam 41% dengan lama
0 penggaraman 3 jam.
3jam 6jam 24jam
Lama Penggaraman 35 32.49
Nilai Rata-rata Analisis Kadar Air (%)

29.4 30.06
30 28.72 27.65
Gambar 4. Tingkat kesukaan panelis
terhadap rasa ikan terbang asin kering 25 22.4 23.16
19.87
Rasa yang terdapat pada ikan asin 20 16.83
dikarenakan penambahan garam yang 27%
merupakan bahan yang ditambahkan pada 15
34%
pembuatan ikan asin yang memberikan 10 41%
rasa asin. Rasa dapat diciptakan dari
sumber alami seperti tanaman atau sintetis. 5
Menurut Padaga dan Sawitri (2005), rasa 0
sangat mempengaruhi kesukaan konsumen 3 jam 6 jam 24 jam
terhadap es krim, bahkan dapat dikatakan Lama Penggaraman
merupakan faktor penentu utama. Rasa es
krim dipengaruhi oleh beberapa hal seperti Gambar 5. Grafik Analisis Kadar Air Ikan
bahan pengental yang dapat mengurangi terbang Asin kering.
rasa manis gula dan perubahan tekstur
yang dapat mengubah cita rasa es krim Hasil analisis sidik ragam
(Satriani, dkk,. 2018). menunjukkan bahwa nilai F hitung > F
tabel pada konsentrasi dan lama

31
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
penggaraman berpengaruh nyata terhadap dicapai antara permukaan dalam dan
kadar air ikan asin, sehingga dilanjutkan permukaan luar bahan antara permukaan
uji duncan, Data Hasil uji duncan luar bahan dengan lingkungan (Ramadani,
menunjukkan bahwa perlakuan terbaik W,R. dkk,. 2015).
pada konsentrasi 27% dan lama
penggaraman 24 jam. Hal ini terjadi Kadar Protein
karena semakin besar konsentrasi garam Hasil penelitian menunjukkan
maka semakin banyak pula molekul air bahwa perlakuan dengan konsentrasi
yang ditarik keluar oleh ion hidrat, karena garam 41% dan lama penggaraman 3 jam
dalam bahan pangan garam terisolasi dan menjadi perlakuan terbaik menurut syarat
menarik sejumlah air. Kadar air ikan asin SNI dengan nilai kadar protein minimal
cenderung turun dengan meningkatnya 40%.
lama penggaraman. Semakin lama daging
80.00
ikan direndam dalam larutan garam maka

Nilai Rata-rata Analisis Kadar Protein (%)


65.12 66.50
air yang keluar dari bahan semakin 70.00 67.03
66.08 65.22
banyak. 61.92 61.35 61.08
60.00
Menurut Witono, dkk,. (2013), 54.19
menyatakan bahwa pengeluaran air selama 50.00
osmosis dipengaruhi oleh suhu dan
konsentrasi awal NaCl. Kandungan kadar 40.00 27%
air pada ikan asin dengan perlakuan 30.00
34%
konsentrasi 41% dan 3 jam sudah 41%
memenuhi SNI terhadap kandungan kadar 20.00
air ikan asin. Pada SNI 01-2721-2009
10.00
dicantumkan bahwa persyaratan mutu ikan
asin kering maksimal 40% (%bb). Sejalan 0.00
dengan pendapat Taib dkk,. (1997) dalam 3 jam 6 jam 24 jam
Fitriani (2008), bahwa kemampuan bahan Lama Penggaraman
untuk melepaskan air dari permukaannya
akan semakin besar dengan meningkatnya Gambar 6 Grafik Analisis Kadar Protein
suhu udara pengering yang digunakan dan Ikan terbang asin kering.
makin lama proses pengeringan, sehingga Hasil analisis sidik ragam
kadar air yang dihasilkan semakin rendah. menunjukkan bahwa nilai F hitung > F
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan tabel pada konsentrasi dan lama
Riansyah, dkk,. (2013) yang menyatakan penggaraman berpengaruh nyata terhadap
bahwa semakin tinggi suhu dan lamanya kadar air ikan asin, sehingga dilanjutkan
waktu pengeringan yang diberikan, uji duncan, Data Hasil uji duncan
memberikan pengaruh yang sangat besar menunjukkan bahwa perlakuan terbaik
terhadap kecepatan perpindahan air ikan pada konsentrasi 27% dan lama
asin sepat siam. penggaraman 3 jam. Hasil penelitian
Menurut Rachmawan (2001), menunjukkan bahwa kadar protein
bahwa semakin tinggi suhu dan kecepatan meningkat dengan meningkatnya
aliran udara pengeringan makin cepat pula konsentrasi garam dan lama penggaraman.
proses pengeringan berlangsung. Makin Pada konsentrasi rendah menyebabkan
tinggi suhu udara pengering, makin besar protein mengalami salting in dan pada
energi panas yang dibawa udara sehingga konsentrasi tinggi protein mengalami
makin banyak jumlah massa cairan yang salting out. Pada proses salting in protein
diuapkan dari permukaan bahan yang akan lebih mudah larut, sebaliknya pada
dikeringkan. Proses pengeringan peristiwa salting out protein akan
berlangsung sampai kesetimbangan mengendap dan tidak mudah larut.

32
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
Kadar protein ikan asin cenderung 30.00 28,32
27.03

Nilai Rata-rata Analisis Kadar Garam (%)


meningkat dengan meningkatnya lama
penggaraman. Hal ini disebabkan proses 24.12
25.00 22.78 23.37
salting out sehingga daya larut protein
20.02
berkurang. Akibatnya protein terpisah 20.00 17.8618.48
sebagai endapan (Winarno, 2002). Selain 16.39
itu, garam mempunyai tekanan osmotik 15.00 27%
yang tinggi sehingga dapat menarik air 34%
dari daging ikan (Anonim, 2003). Dengan 10.00
41%
demikian menurunnya kadar air ikan asin,
maka kadar protein akan meningkat. 5.00
Penambahan garam dalam pengolahan
ikan asin dapat mempengruhi kadar air 0.00
ikan asin, ikan asin akan mengakibatkan 3 jam 6 jam 24 jam
meningkatnya kandungan protein. Hal ini Lama Penggaraman
disebabkan oleh garam yang diserap
kedalam daging ikan mendenaturasi Gambar 7. Grafik Analisis Kadar Garam
larutan koloid proteinshinggal terjadi Ikan terbang asin kering.
koagulasi yang membebaskan air keluar
Hasil analisis sidik ragam
dari daging ikan (Yuarni, D, dkk,. 2015).
menunjukkan bahwa nilai F hitung > F
Menurut Adawyah (2007) dalam
tabel pada konsentrasi dan lama
Riansyah, dkk,. (2013), kadar air yang
penggaraman berpengaruh nyata terhadap
mengalami penurunan akan
kadar air ikan asin, sehingga dilanjutkan
mengakibatkan kandungan protein didalam
uji duncan, Data Hasil uji duncan
bahan mengalami peningkatan. Dengan
menunjukkan bahwa perlakuan terbaik
adanya penambahan garam dalam
pada konsentrasi 41% dan lama
pengolahan ikan asin juga dapat
penggaraman 24 jam. Dari hasil tersebut
mempengaruhi kadar air ikan asin, maka
dapat diketahui bahwa kadar garam
kadar garam yang terserap ke dalam
cenderung meningkat seiring dengan
daging ikan akan menurunkan kadar air
semakin banyaknya konsentrasi garam dan
ikan asin dan mengakibatkan
lamanya waktu penggaraman. Perubahan
meningkatnya kandungan protein.
terjadi bergantung pada jumlah garam
Kadar Garam yang ditambahkan dalam proses
penggaraman dan lama waktu
Berdasarkan hasil penelitian, penggaraman, semakin lama penggaraman
pemberian konsentrasi 41% dengan lama maka tingkat denaturasi protein semakin
penggaraman 24 jam menjadi perlakuan tinggi dan kadar garam semakin meningkat
dengan nilai tertinggi. (Safrullah, 2018). Menurut Suprapti
(2002), Garam merupakan faktor utama
dalam proses pengasinan telur, berfungsi
sebagai bahan pengawet untuk mencegah
pembusukan telur, sehingga meningkatkan
daya simpannya. Semakin tinggi kadar
garam yang diberikan pada proses
pengasinan telur maka semakin
meningkatkan daya simpannya.
Menurut Paparang (2013) bahwa
pemgaruh konsentrasi garam terhadap
kadar air pada daging ikan peda

33
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
mengalami penurunan dengan 2721-1992, BBPMHP Jakarta
bertambahnya konsentrasi garam. 1994Pengujian Mikrobiologi.
Metode Pengujian Coliform dan
Simpulan Escherichia coli SNI 012332-1991
Berdasarkan hasil penelitian yang Produk Perikanan, BSN Jakarta.
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Cahyono, B., 2001. BudidayaIkan di
bahwa Penambahan konsentrasi garam dan PerairanUmum. Yogyakarta:
lama penggaraman yang berbeda Kanisius.
berpengaruh terhadap ikan terbang asin
kering yang dihasilkan, ditunjukkan Hartoyo, D., Herie, P., &Ikhsan, B.W.,
dengan nilai organoleptik yang dihasilkan. 2002. Sebaran Densitas Ikan Pelagik
Perlakuan terbaik diperoleh pada di Selat Bali pada Musim Timur
konsentrasi 34% dengan lama September 1998. Unit Pelaksana
penggaraman 6 jam pada indikator Teknis Baruna Jaya. BPP Teknologi.
organoleptik kenampakan, bau dan tekstur.
Pada pengujian organoleptik indikator rasa Jayadi, A., Anwar, B., & Sukainah, A.
diperoleh perlakuan terbaik yaitu 2016. Pengaruh Suhu Penyimpanan
konsentrasi 27% dengan lama dan Jenis Kemasan terhadap Mutu
penggaraman 3 jam. Penambahan Abon Ikan Terbang. Jurnal, (On
konsentrasi dan lama penggaraman yang line), vol II, no 01,
berbeda berpengaruh terhadap mutu ikan (http://www.ojs.unm.ac.id), diakses
terbang asin kering yang dihasilkan. pada 19 November 2018.
pengujian kimia yaitu kadar air dan kadar
protein masih sesuai dengan syarat SNI Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
01-2721-2009, akan tetapi untuk pengujian 2011. Potensi dan Prospek
kadar garam pada perlakuan konsentrasi pengembangan Industri Filet Ikan di
27% diatas lama penggaraman 6 jam sudah Indonesia. Majalah Warta Ikan,
tidak memenuhi syarat SNI 01-2721-2009. Kementerian Kelautan dan Perikanan
Indonesia, Vol. III, No. 12,
Daftar Pustaka BulanMaret 2011.
Albert R. Reo. 2013. Mutu Ikan Kakap . 2012. Volume Produksi
Merah yang Diolah dengan PerikananTangkap di Laut menurut
Perbedaan Konsentrasi Garam dan Jenis Ikan. www.statistik.kkp.go.id .
Lama Pengeringan. Jurnal Perikanan Di unduh pada tanggal 10 April
dan kelautan tropis, (on line), vol IX- 2018.
1, (http://ejournal.unsrat.ac.id),
diakses 20 Mei 2014. Muhlis, A., Kadirman. & Mustarin, A.
Anonim. 2003. Teknologi dan Pangan 2016. Penerapan berbagai Dosis
Badan Standarisasi Nasional, 1994. Garam terhadap Mutu Ikan Lele
Metode Pengujian Mikrobiologi. Sangkuriang (Clarias sp) Asap
Penentuan Angka Lempeng Total Menggunakan Metode Smoke
SNI 01-2339-1991. Cabinet. Jurnal, (On line), vol Ii, no
Badan Standarisasi Nasional SNI 01, (http://www.ojs.unm.ac.id),
2725.1.2006 Tentang Cara Uji diakses pada 19 Desember 2018.
Mikrobiologi Bagian 1: Uji Universitas Universitas Negeri
Escherchia coli dan Salmonella Pada Makassar. Makassar.
Produk Perikanan. Jakarta.
Nurjani, A., A. R. Simanjuntak., A.
, 1992, Standar Produk Perikanan, Yakinuddin., H. W. Febria ningrum.,
Standar Ikan Asin Kering, SNI 01- Hermansyah., dan S. Mentari. 2009.

34
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5, 2019
Teknik Penggaraman Pindang Ikan Safrullah. A. 2018. Pengaruh Konsentrasi
yang baik dan benar. Teknik Garam dan Lama Penyimpanan
Penggaraman Ikan Yang Baik dan Terhadap Kandungan Protein dan
Benar. Makalah. IPB: Bogor. Kadar Garam Telur Asin. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Padaga, M dan M, E, Sawitri. 2005. Es Satriani,. Sukainah, A., & Mustarin, A.
krim yang Sehat. Trubus Agrisarana: 2018. Analisis Fisiko-kimia Es Krim
Surabaya. dengan Penambahan Jagung Manis
(Zeamays. L Saccharata) dan
Paparang RW. 2013. Studi Pengaruh
Rumput laut (Eucheuma cottoni).
Variasi Konsentrasi garam terhadap
Jurnal, (On line), vol IV, no 01,
citarasa peda ikan layang. Jurnal
(http://www.ojs.unm.ac.id), diakses
Media Teknologi Hasil Perikanan.
pada 19 Desember 2018.
1(1):1-4.
Syahruddin. H. 2013. Pengaruh
Rachmawan, O. 2001. Pengeringan,
Penggaraman Teradap Protein Ikan
Pendinginan dan Pengemasan
Layang (Decapterus rucell).
Komoditas Pertanian. Buletin
Surabaya
Departemen Pendidikan Nasional:
Jakarta.
Suprapti, M. L. 2002. Pengawetan Telur.
Rahmadani, W,R., Yahya, M., & Kanisius: Yogyakarta.
Jamaluddin. 2015. Perubahan Kadar
Yuarni, D. Kadirman, & Jamaluddin.
Air dan Kadar Pati Ubi Kayu
2015. Laju Perubahan Kadar Air,
(Manihot utilissima) Selama
Kadar Protein, dan Uji Ornagoleptik
Pengeringan Menggunakan Ruang
Ikan Lele Asin Menggunakan Alat
Pengering. Jurnal, (On line), vol III,
Pengering Kabinet (Cabinet Dryrer)
no 01, (http://www.ojs.unm.ac.id),
Dengan Suhu Terkontrol. Jurnal, (On
diakses pada 19 Januari 2019.
line), vol I, no 01,
Universitas Negeri Makassar.
(http://www.ojs.unm.ac.id), diakses
Makassar.
pada 19 Desember 2018.Universitas
Rahmani, Yunianta, Martati, E. 2007. Negeri Makassar. Makassar.
Pengaruh Metode Penggaraman
Winarno. F.G. dan B.S.L. Jennie. 1982.
Basah terhadap Karakteristik Ikan
Kerusakan Bahan Pangan dan Cara
Asin Gabus (Ophiocepahalus
Pencegahannya, Ghalia Indonesia.
Striatus). Jurnal Teknologi
Jakarta.
Pertanian. Volume 8 Nomor 3
(Desember 2007). Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan
Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Riansyah. A., Supriadi. A., & Nopianti. R.,
Jakarta.
2013. Pengaruh Perbedaan Suhu
dan Waktu Pengeringan terhadap
Karakteristik Ikan Asin Sepat Siam
(Trichogaster Pectoralis) Dengan
Menggunakan Oven. Jurnal, (On
line), vol II, no 01,
(http://www.thi.fp.usri.ac.id),
diakses pada 20 Mei 2014.

35

Anda mungkin juga menyukai