Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BAHAN ALAM

FORMULASI KAPSUL EKSTRAK DAUN KANGKUNG

DOSEN PEMBIMBING :

HUSNANI M.Sc., Apt

KELOMPOK B3-b :

1. PETRONILA ANGRILINI MARBUN 209701

2. PUTRI RAMADHANI 209704

3. RATIH FARWASIH 209749

4. RESTI KHAIRUNNISA 209708

5. RETNO WIGATININGRUM MARLANGEN 209710

PRODI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK


TAHUN AJARAN 2022

I. JUDUL : Formulasi sediaan kapsul ekstrak daun kangkung

II. TUJUAN
a. Menentukan fomula sediaan kapsul dari bahan herbal
b. Membuat sediaan kapsul dari bahan herbal
c. Membuat kemasan sediaan kapsul herbal yang baik dan menaik
d. Melakukan evaluasi sediaan kapsul herbal

III. DASAR TEORI


Definisi kapsul
a. Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras
dan lunak
b. Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin , tetapi dapat juga
dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai

Macam- macam kapsul


a. Kapsul cangkang keras (capsulae dures, hard kapsul) terdiri atas bagian wadahdan
tutup (capsulae overculateae) yang terbuat dari metil selulosa, gelatin, patiatau
bahan lain yang sesuai.
b. Kapsul lunak (capsulae molles, soft kapsul) merupakan satu kesatuan berbentuk
bulat silindris (pearl) atau bulat telur (globula) yang terbuat darigelatin (kadang
terbuat dari gel lunak), atau bahan lain yang sesuai terbuatdari gliserin, sorbitol
dan propilenglikol.

Keuntungan dan kerugian

Keuntungan :
a. Bentuknya menarik dan praktis

b. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutup obat yang berasa dan berbau tidak

enak.

c. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga obat cepat diabsorbsi

d. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dengan dosis yang berbeda sesuai

kebutuhan pasien

e. Kapsul dapat diisikan dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat tambahan atau

penolong seperti pada pembuatan pil dan tablet.

Kerugian :

a. Tidak bisa untuk zat – zat yang mudah menguap karena pori – pori kapsul tidak bisa

menahan penguapan

b. Tidak bisa untuk zat – zat yang higroskopis (menyerap lembab)

c. Tidak bisa untuk zat – zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul

d. Tidak bisa untuk balita

e. Tidak bisa dibagi – bagi

Cara Penyimpanan Kapsul

Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih mengandung air dengan

kadar 10-15% (FI ed. IV) dan 12-16% menurut literatur lain. Jika disimpan di tempat yang

lembab, kapsul akan menjadi lunak dan melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena

kapsul itu dapat menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya jika disimpan di tempat
yang terlalu kering, kapsul itu akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan mudah

pecah..

Oleh karena itu, penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan yang :

1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering

2. Terbuat dari botol-gelas, tertutup rapat, dan diberi bahan pengering (silica gel)

3. Terbuat dari wadah botol-plastik, tertutup rapat yang juga diberi bahan pengering

Terbuat dari aluminium-foil dalam blister atau strip

Cara Pengisian Kapsul

Ada 3 cara pengisian kapsul, yaitu :

1. Dengan  tangan

Merupakan cara yang paling sederhana yaitu dengan tangan tanpa bantuan alat lain. Cara

ini sering digunakan di Apotek untuk melayani resep dokter. Pengisian dengan cara ini

sebaiknya menggunakan sarung tangan untuk mencegah alergi terhadap obat tersebut.

Caranya :

a. Serbuk dibagi terlebih dahulu dengan jumlah yang diminta di atas kertas perkamen.

b. Tiap serbuk tersebut dimasukkan kedalam badan kapsul satu per satu lalu ditutup.

2. Dengan alat bukan mesin

Alat yang dimaksud disini adalah pengisian kapsul yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian

yang tetap dan bagian yang bergerak. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul

yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat, karena sekali buat dapat
menghasilkan berpuluh – puluh kapsul. Alat ini terdiri atas 2 bagian yaitu bagian yang tutup

dan bagian yang bergerak.

Caranya :

a. Buka bagian – bagian kapsul

b. Badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang pada bagian alat yang tidak bergerak/tetap.

c. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul.

d. Ratakan dengan bantuan alat kertas film.

e. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakan bagian alat yang bergerak.

3. Dengan mesin

Untuk memproduksi kapsul besar – besaran dan menjaga keseragaman kapsul, perlu

dipergunakan alat yang otomatis mulai dari membuka, mengisi, sampai dengan menutup

kapsul. 

Persyaratan Kapsul Menurut FI III

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi menurut FI III adalah sebagai berikut

1. Keseragaman Bobot

a. Kelompok kapsul yang berisi bahan padat

1. Timbang 20 kapsul sekaligus, timbang lagi satu persatu, catat bobotnya

2. Keluarkan semua isi kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul

Bobot rata-rata isi tiap Perbedaan bobot isi kapsul dalam %

kapsul A B

≤ 120 mg 10 20
≥ 120 mg 7,5 15

3. Hitung bobot isi tiap kapsul dan hitung bobot rata-rata isi tiap kapsul

4. Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul

terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan

dalam kolom “A” dan untuk setiap 2 kapsul terhadap bobot rata-rata

ditetapkan ke dalam kolom “B”

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) adalah sayuran yang dikenal memiliki


efek sedatif dan telah dibuktikan melalui beberapa penelitian. Penelitian yang
dilakukan oleh Muntu menunjukkan infusa tanaman Kangkung pada dosis 0,15
g/30 g BB memberikan efek signifikan terhadap durasi tidur pada mencit. ,
kangkung juga memiliki efek depresan SSP dan efek antiepilepsi pada dosis 200
dan 400 mg/kg BB. Efek ini mungkin disebabkan oleh flavanoid yang terkandung
dalam ekstrak kangkung.

Formulasi tanaman obat menjadi sediaan kapsul membuat ekstrak lebih mudah
digunakan. Pengikat yang digunakan dalam formulasi dapat meningkatkan
kekuatan ikatan antar granul dan mengurangi butiran halus (fines) sehingga
meningkatkan aliran granul

IV. ALAT DAN BAHAN

ALAT :
- Cetakan kapsul
- Sudip
- Batang

BAHAN :
- Serbuk daun kangkung (6g)
- Kapsul (20)
V. CARA KERJA

1. PEMBUATAN SEDIAAN KAPSUL HERBAL

 Disiapkan kapsul sebanyak 20


 Ditimbang kapsul kosong sebanyak 20
 Kemudian timbang ekstrak kangkung sebanyak 6 g
 Susun cangkang kapsul di cetakan kapsul
 Dimasukkan kadalam kapsul dengan ukuran kapsul no 0
 Dimasukkan kedalam botol kapsul

2. EVALUASI KESERAGAMAN BOBOT

 Berat 20 kapsul kosong = 1,94 g

 Berat 20 kapsul yang sudah berisi = 7,63 g

1,94 g
 Bobot rata- rata 20 kapsul kosong = = 0,097
20

7,63 g
 Bobot rata- rata 20 kapsul yang berisi = = 0,3815 g = 381,5 mg
20

 Data bobot perkapsul

1) 0,39 g

2) 0,38 g

3) 0,39 g

4) 0,38 g

5) 0,38 g

6) 0,38 g
7) 0,39 g

8) 0,39 g

9) 0,37 g

10) 0,38 g

3,83 g
= 0,383 g 383 mg
10

Kolom a = 383 x 5% = 19,15 mg

Kolom a = 363,85 – 402,15

Kolom b = 383 x 10% = 38,3 mg

Kolom b = 344,5 – 421, 3

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini membuat kapsul herbal dari daun kangkung. Kangkung

adalah sayuran yang dikenal memiliki efek sedatif dan telah dibuktikan melalui

beberapa penelitian. Kapsul herbal kangkung dalam proses pembuatannya terdapat

bahan utama yaitu kangkung 1kg. tahap pembuatan awalnya kangkung dicuci

menggunakan air bersih kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari setelah

mengering kangkung di blender sampai halus. Kemudian siapkan 20 kapsul kosong

ditimbang setelah itu timbang ekstrak kangkung sebanyak 6 g dan susun cangkang

kapsul di cetakan kapsul. Dimasukkan kadalam kapsul dengan ukuran kapsul no 0

dan dimasukkan kedalam botol kapsul. Kemudian kapsul kangkung dilakukan

evaluasi keseragaman bobot

EVALUASI KESERAGAMAN BOBOT


 Berat 20 kapsul kosong = 1,94 g

 Berat 20 kapsul yang sudah berisi = 7,63 g

1,94 g
 Bobot rata- rata 20 kapsul kosong = = 0,097
20

7,63 g
 Bobot rata- rata 20 kapsul yang berisi = = 0,3815 g = 381,5 mg
20

 Data bobot perkapsul

11) 0,39 g

12) 0,38 g

13) 0,39 g

14) 0,38 g

15) 0,38 g

16) 0,38 g

17) 0,39 g

18) 0,39 g

19) 0,37 g

20) 0,38 g

3,83 g
= 0,383 g 383 mg
10

Kolom a = 383 x 5% = 19,15 mg

Kolom a = 363,85 – 402,15

Kolom b = 383 x 10% = 38,3 mg

Kolom b = 344,5 – 421, 3


Keseragaman bobot merupakan salahsatu parameter baik tidaknya suatu

produksi kapsul. Uji keseragaman bobot bertujuan untuk melihat apakah kapsulyang

telah dibuat mempunyai bobot yangseragam atau tidak. Keseragaman bobot akan

memberikan pengaruh padakeseragaman kandungan zat aktifnya yangakhirnya akan

mempengaruhi efek terapi yang dihasilkan

Menurut FarmakopeIndonesia edisi III, keseragaman bobot dilakukan dengan

cara menimbang 20 kapsul. Timbang satu persatu kapsul. hitung bobot isi kapsul dan

bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap

bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan

untuk setiap 2 kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B. Dari hasil

penimbangan 20 kapsul diperoleh bobot rata-rata yaitu 381,5 mg.Selanjutnya

dilakukan perhitungan berdasarkan persyaratan keseragaman bobot menurut

Farmakope Indonesia.

Berdasarkan evaluasi keseragaman bobot terjadi penyimpangan yaitu terdapat

20 kapsul yang bobotnya tidak lebih dari 7,5% seharusnya 18 kapsul menyimpang

lebih besar dari 7,5% dan 2 kapsul bobotnya menyimpang dari 15%. Hal ini berarti

tidak memenuhi persyaratan keseragaman bobot karena mengindikasikan bahwa zat

aktif yang terkandung dalam kapsul tersebut tidak seragam, yang dimungkinkan akibat

adanya kesalahan praktikan pada saat penimbangan bahan dan kesalahan dalam proses

pembuatan.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian inidapat disimpulkan bahwa kapsul ekstrak daun

jeruk purut dalam konsentrasi yang sesuai dengan formulasi sehingga menghasilkan

sediaan kaspul yang baik.Uji sifat fisik pada sediaan kapsul menunjukkan ketidak-

seragaman zat aktif karena tidak sesuai dengan persyaratan berdasarkan Farmakope

Indonesia Edisi Ketiga, sedangkan pada uji waktu hancur sediaan ini memenuhi

persyaratan karena sediaan kapsul yang dibuat dapat hancur dalam waktu kurang dari

30 menit
DAFTAR PUSTAKA

Anggara R. Pengaruh Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.) Terhadap Efek Sedasi Pada
Mencit BALB/C. 2009;1–2.

Kementerian Kesehatan RI. Farmakope Indonesia. IV. Jakarta; 1995.

Lachman L. Teori dan Praktek Farmasi Industri. I. Lachman L, editor. Jakarta; 1994.

Suparmi, & Wulandari, A. 2012.Herbal Nusantara 1001 RamuanTradisional Asli


Indonesia.Yogyakarta: Andi Offset
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai