Anda di halaman 1dari 19

BAB III

TABLET [METODE KEMPA LANGSUNG]

A. PEMBUATAN TABLET
1. PRAFORMULASI
a. Sifat Fisika Bahan Aktif
1. Nama / Sinonim : Asetosal (Asam Asetilsalisilat)
2. Bentuk : Seperti jarum atau lempengnya tersusun atau serbuk
hablur
3. Warna : Putih
4. Rasa : Asam
5. Bau : Tidak berbau atau berbau lemah
6. Titik leleh : antara 141ºC sampai 144°C

7. Struktur :

b. Sifat kimia dan fisikokimia bahan aktif


1. Kelarutan : Sukar larut dalam air,mudah larut dalam etanol,larut
dalam kloroform dan dalam eter, agak sukar larut dalam eter mutlak.
2. Stabilitas : Stabil di udara kering, di udara lembab secara bertahap
terhidrolisasi menjadi asam salisilat atau asam asetat.
3. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tablet berukuran 81mg
atau lebih kecil disimpan dalam wadah berkapasitas tidak lebih dari 36
tablet

c. Sifat Fisikomekanika bahan aktif


1. Daya Alir : Baik dan dapat meningkatkan atau mempercepat
waktu hancur tablet
2. Kompresibilitas : Memiliki sifat kompresibilitas sangat baik
d. Farmakologi
a) Dosis :
a. Dosis Maksimum (FI III Hal. 959)
1 kali = 1 gram
1 hari = 8 gram
b. Dosis Lazim (FI III Hal. 959)
1 kali = 500 mg sampai 1 gram
1 hari = 1,5 gram sampai 3 gram
b) Khasiat : Analgetik dan Antipiretikum

2. FORMULA
R/ Asetosal 500mg
Avicel 102 18%
Talk 2%
Dibuat tablet sejumlah 500 tablet dengan bobot @600mg
3. PENIMBANGAN
Asetosal : 500mg X 500 tablet = 250.000mg ~ 250mg
18
Avicel 102 : X 300.000mg (500 tablet x 600mg) ~ 300 gram = 54
100
gram
2
Talk : X 300 gram = 6 gram
100
4. FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN DALAM FORMULA
a. Asetosal : Bahan aktif ( Analgetik dan Antipiretikum)
b. Avicel 102 : Pengisi, pengikat dan penghancur
c. Talk : Glidan (Agar daya alirnya bagus atau lancar)
5. PROSEDUR PEMBUATAN TABLET
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ditimbang setiap bahan berdasarkan perhitungan formulasi
c. Ayak asetosal dan avicel 102 dengan ayakan nomor 20
d. Ayak talk dengan ayakan nomor 100
e. Campurkan asetosal dan avicel 102 di dalam kantong plastic dan kocok
sampai homogen
f. Tambahkan talk dan kocok sampai homogen
g. Evaluasi mutu fisik campuran
h. Setelah serbuk lolos evaluasi mutu fisik,kempa campuran serbuk dengan
mesin cetak single punch dengan bobot 600mg per tablet
i. Tablet yang dievaluasi, diperlukan masing-masing :
1.) Kekerasan = 20 tablet
2.) Waktu hancur = 6 tablet
3.) Friabilitas = 20 buah (4 menit, 25 rpm)
4.) Disolusi = 6 tablet (alat 2 {padle}, 30 menit, Q = 80%
6. PERHITUNGAN BOBOT TABLET YANG AKAN DICETAK
Bobot yang direncanakan :-
Kadar zat aktif :-
Bobot praktis :-
[range ± 5%] :-
B. PENGUJIAN MUTU SERBUK
1. UKURAN SERBUK
a. Distribusi Ukuran
1) Alat- alat :
a) Timbangan
b) Seperangkat pengayak standar
c) Penggetar pengayak
2) Prosedur Kerja :
a) Ditimbang 100 g serbuk
b) Ditimbang bobot masing-masing pengayak dan pan penampung yang
akan digunakan
c) Pengayak-pengayak tersebut disusun dengan ukuran terbesar
diletakkan di atas dan pan penampung di bawah
d) Susunan pengayak tersebut diletakkan di atas penggetar pengayak
e) Serbuk yang telah ditimbang diletakkan pada pengayak paling
atas,kemudian ditutup dan dikencangkan
f) Pengayak digetarkan selama 5 menit
g) Ditimbang bobot masing- masing pengayak dan serbuk yang terdapat
didalamnya
h) Dihitung bobot serbuk yang terdapat pada maisng-masing pengayak
dan pada pan penampung tersebut
i) Buatlah table kurva distribusi ukuran serbuk yang diperoleh
3) Hasil Pengamatan :
a) Tabel Distribusi Ukuran :
Pengayak Bobot Bobot serbuk
nomor diameter bobot gram % %
pengayak
kamulatif
+ serbuk
20 841 428,6 429,1 0,5 0,5 0,5
30 595 418,3 430,0 11,7 11,7 12,2
50 297 426,9 443,8 16,9 16,9 29,1
60 250 423,3 435,6 12,3 12,3 41,4
80 177 425,5 446,1 20,6 20,6 62
100 149 390,8 405,2 14,4 14,4 76,4
Pan - 346,6 367,1 20,5 20,5 96,4
Jumlah 96,9 96,9 -

b) Kurva Histogram Frekuensi

Chart Title
25

20

15

10

0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

c) Presentase fines
Fines adalah partikel-partikel dengan ukuran < 100 microgram
Hasil Pengamatan :
w dalam ayakan
%fines = x 100%
w total
20,5
= x 100%
96,9
= 21,15 %
2. BOBOT JENIS
a. Bobot jenis nyata
Bobot jenis nyata adalah massa terhadap volume dari sejumlah bahan yang
dituang bebas ke dalam gelas ukur
Alat-alat :
1) Gelas ukur
2) Neraca analitik

Prosedur kerja :

1) Ditimbang bahan sejumlah 40-130 g pada kertas timbang


2) Bahan tersebut dituang kedalam gelas ukur 100ml yang dimiringkan pada
sudut 45° dengan cepat (dapat melalui corong)
3) Gelas ukur ditegakkan dan digoyangkan dengan cepat untuk meratakan
permukaan bahan dan dibaca volume yang terukur (ml)
4) Dihitung bobot jenis nyata dengan rumus sebagai berikut ;
ρB = w/v (g/ml)
Hasil Pengamatan :

Replikas w (g) v (ml) ρB (g/ml)


i
1 40 gram 59 ml 0,677
2 40 gram 57 ml 0,701
3 40 gram 56 ml 0,714
Rata-rata 0,697

b. Bobot jenis mampat


Bobot jenis mampat adalah perbandingan massa terhadap volume setelah
massa tersebut dimampatkan sampai volume tetap.Pengukuran dapat
dilakukan dengan menggunakan “tapping machine”
Alat-alat :
1) Gelas ukur
2) Neraca analitik
3) Alat pengetuk

Prosedur kerja :
1) Setelah pembacaan volume nyata pada pengukuran bobot jeni nyata,gelas
ukur yang berisi bahan tersebut diletakkan pada alat pengetuk
2) Alat dioperasikan dan volume bahan diamati pada tiap interval 100
ketukan dari 100 sampai 500 ketukan
3) Volume bahan dalam gelas ukur dicatat pada interval 100 ketukan,sampai
3 pengamatan berurutan menunjukkan volume yang tetap (v’ml)
4) Dihitung bobot jenis mampat dengan rumus sebagai berikut :
ρT= w/v’ (g/ml)
Hasil Pengamatan :

Jumlah 1 2 3 ρN = W/Vn
ketukan (g/ml)
100 51 ml 52 ml 51 ml 0.774
200 49 ml 52 ml 50 ml 0,794
300 49 ml 51 ml 50 ml 0,8
400 49,ml 50 ml 50 ml 0,805
500 49 ml 50 ml 50 ml 0,805

c. Kompaktibilitas granul
Persen kompaktibilitas dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari
pengukuran bobot jenis nyata dan bobot jenis mampat. Dihitung dengan
rumus:
BJ mampat −BJ nyata
%K = x 100 %
BJ mampat
Hasil pengamatan :

BJ mampat −BJ nyata


%K = x 100%
BJ mampat

0,7956−0,697
x 100%
0,7956

= 12,39% [baik]

3. KANDUNGAN LEMBAB
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan lembab yang terlalu rendah
meningkatkan kemungkinan capping,sedangkan kandungan lembab yang terlalu
tinggi meningkatkan kemungkinan terjadinya picking
Alat : Moisture Analyzer
Prosedur kerja ;
1) Dimasukkan kurang lebih 5 gram bahan ke dalam sampel pan moisture
analyzer
2) Operasikan alat, ditunggu sampau alat berbunyi yang menandakan pengukuran
moisture content (MC) telah selesai
3) Dibaca kadar air (MC) pada alat
Hasil Pengamatan :

NO %MC
1
2
3
Rata-rata :

4. SIFAT ALIR
a. Kecepatan alir
Kecepetan alir merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keseragaman
bobot tablet yang dihasilkan.Untuk menghasilkan tablet dengan bobot yang
seragam, diperlukan suatu batas kecepatan alir minimum. Kecepatan alir dapat
ditentukan secara langsung dengan menggunakan corong
Alat-alat :
1) Corong standar
2) Stopwatch

Prosedur kerja :

1) Corong dipasang pada statif dengan jarak ujung pipa bagian bawah ke
bidang datar = 10,0 ± 0,2 cm
2) Ditimbang teliti 100 g bahan (w)
3) Bahan tersebut dituang ke dalam corong dengan dasar lubang corong
dalam keadaan tertutup
4) Tutup dasar lubang corong dibuka sambal menyalakan stopwatch
5) Waktu yang diperlukan dicatat mulai dari bahan mengalir sampai bahan
dalam corong habis (t)
6) Dihitung kecepatan alir dengan rumus sebagai berikut :
Kecepatan alir = w/t [g/detik]
Hasil pengamatan :
b. Sudut istirahat
Penentuan sudut istirahat dapat dilakukan bersama-sama dengan penentuan
kecepatan alir
Alat-alat :
1) Corong standar
2) Penggaris

Prosedur kerja :

1) Diukur tinggi timbangan bahan di bawah corong hasil penentuan


kecepatan alir [h]
2) Jari-jari alas kerucut timbangan bahan tersebut diukur [r]
3) Dihitung sudut istirahat dengan rumus sebagai berikut :
α = tan ˉ¹ h/r
N W [g] t [detik] Kecepatan alir
O [g/detik]
1 100 gram 13,43 7,446
2 100 gram 5,49 18,215
3 100 gram 5,32 18,797
Rata-rata : 8,07 14,819

Hasil pengamatan :

No h (cm) r (cm) α (°)


1 3,9 5,8 cm 33,901
2 3,9 5,8 cm 33,901
3 3,8 5,5 cm 34,605
Rata-rata : 34,135

C. PENGUJIAN MUTU TABLET


1. PENETAPAN KADAR
a. Pembuatan larutan baku asetosal,penetapan Panjang gelombang maksimal dan
absorbansinya
1) Sebanyak 10 mg asetosal ditimbang dengan teliti kemudian masukkan labu
tentukur 100ml
2) Tambahkan larutan HCl 0,1 N : methanol [1:1] sebanyak 50ml, kocok kuat
sampai larut
3) Tambahkan HCl 0,1 N : methanol [1:1] sampai tanda batas dan
homogenkan [konsentrasi 100 microgram/ml]
4) Pipet 5 ml larutan 100 microgram/ml dan masukkan ke dalam labu
tentukur 100ml
5) Encerkan dengan pelarut HCl 0,1 N : methanol [1:1] sampai tanda dan
homogenkan
6) Ukur spektrumnya pada panjang gelombang 200-400 nm dengan blanko
pelarut HCl 0,1 N : methanol [1:1] dan tentukan panjang gelombang
maksimal dan nilai absorbansinya [Ab]
b. Penyiapan dan pengujian sampel
1) 20 puluh tablet ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata-ratanya
2) Tablet diserbukkan lalu ditimbang seksama seberat bobot rata-ratanya,
dimasukkan kedalam labu tentukur 100ml
3) Tambah pelarut HCl 0,1 N : methanol [1:1] sebanyak 50ml dan kocok
sampai larut
4) Tambahkan dengan pelarut HCl 0,1 N : methanol [1:1] sampai batas dan
homogenkan
5) Saring dengan kertas saring
6) Filtrat yang diperoleh dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan dalam labu
tentukur 10ml, tambahkan pelarut HCl 0,1 N : methanol [1:1] sampai batas
dan homogenkan
7) Larutkan yang diperoleh dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan dalam ke
labu tentukur 100ml ditambah pelarut HCl 0,1 N : methanol [1:1] sampai
tanda batas dan homogenkan
8) Ukur serapannya pada Panjang gelombang maksimalnya [As] dengan
blanko pelarut HCl 0,1 N : methanol [1:1]
9) Hitung kadar asetosal dalam tablet dengan rumus :
As
Kadar asetosal : X 100%
Ab
Hasil pengamatan :

Absorbansi Baku Absorbansi Sampel Kadar Asetosal Persyaratan


[Ab] [As] dalam tablet [%]
2. UJI DISOLUSI
Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam
larutan pada suatu medium.Uji disolusi digunakan untuk menentukan kesesuaian
dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam monografi pada sediaan tablet
kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah atau tidak
memerlukan uji disolusi. Ada tiga kegunaan uji disolusi, yaitu pertama menjamin
tablet seragam dalam batch, kedua menjamin bahwa obat akan memberikan efek
terapi yang diinginkan, ketiga diperlukan dalam rangka pengembangan suatu obat
baru.

Media disolusi : 500ml dapat asetat 0,05 M yang dibuat dengan mencampur
2,99 g natrium asetat trihidrat dan 1,66 ml asam asetat glasial P dengan air hingga
1000ml dengan pH 4,50±0,05
Alat tipe 2 : 50 rpm
Waktu : 30 menit
Toleransi : dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% [Q] ,
asam asetilsalisilat, C9H804, dari jumlah yang tertera pada etiket.

Prosedur kerja :
1) Masukkan 500ml [±1] media disolusi [Larutan dapat asetat pH 4,50] ke dalam
wadah pada alat disolusi tipe 2 [tipe dayung]
2) Jalankan pemanas alat hingga media disolusi mencapai suhu 37°±0,5°C,
dengan menekan tombol heater
3) Setelah suhu tercapai, masukkan 1 unit sediaan [tabel] kedalam masing-
masing wadah, dijaga agar gelembung udara tidak menempel pada permukaan
sediaan dan segera operasikan alat pada kecepatan 50 rpm
4) Setelah 30 menit, ambil ± 50 ml dari masing-masing chamber disolusi pada
daerah petengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas
keranjang, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah
5) Sejumlah sampel yang sudah diambil harus segara disaring menggunakan
kertas saring
6) Filtrat yang diperoleh dipipet 2 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100ml
dan diencerkan dengan dapar asetat 0,05 M sampai tanda dan homogenkan
7) Ukur serapan larutan uji spektrofotometer UV pada panjangan gelombang
maksimalnya [As] dengan blanko dapat asetat 0,05 M
8) Buat larutan baku dengan cara :
a) Timbang 100 mg asetosal dan masukkan ke dalam labu tentukur 100ml
b) Tambahkan 5 ml etanol 95% kocok sampai larut dan tambahkan dapar
asetat 0,05 M sampai tanda dan homogenkan
c) Pipet 1 ml larutan dan masukkan ke dalam labu tentukur 100ml dan
encerkan dengan dapar asetat 0,05 M sampai tanda dan homogenkan
d) Scan spektrum pada rentang Panjang gelombang 200-400 nm
e) Tentukan Panjang gelombang maksimalnya dan absorbansinya pada
Panjang gelombang maksimalnya tersebut [Ab] dengan blanko apar asetat
0,05 M
9) Hitung asetosal yang terdisolusi dengan rumus :
As 500
Jumlah asetosal terdisolusi = x 10ug x x 0,001mg/ug X factor
Ab 1
pengencer
10) Hitung persentase asetosal terdisolusi dengan rumus :
Jumlah asetosal terdisolusi(mg)
Persentase terdisolusi = x 100%
Klaim dalam etiket (mg)
Hasil pengamatan :

No Absorbansi Absorbansi Jumlah Persentase Persyaratan


Baku [Ab] Sampel asetosal asetosal
[As] terdisolusi terdisolusi
[mg] [%]
1
2
3
4
5
6

3. KESERAGAMAN SEDIAAN
Keseragama sediaan didefinisikan sebagai derajat keseragaman jumlah zat aktif
dalam suatu sediaan. Keseragaman sediaan ditetapkan dengan salah satu dari 2
metode yaitu keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Uji keseragaman
kandungan dipersyaratkan untuk semua bentuk sediaan yang tidak memenuhi
kondisi diatas pada uji keragaman bobot
Alat :
1) Neraca analitik
2) Pinset

Prosedur kerja :

1) Timbang seksama 10 tablet satu per satu


2) Hitung jumlah zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari
jumlah yang tertera pada etiket dari hasil penetapan kadar masing-masing
tablet
3) Hitung nilai penerimaan (sesuaikan dengan kriteria pada FI V)
Hasil pengamatan :

No Bobot Tablet Kadar zat Persyaratan terhadap Keterangan


[mg] aktif [mg] Kadar Eiket [%]
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4. WAKTU HANCUR
Waktu hancur tablet merupakan waktu yang diperlukan oleh tablet untuk hancur.
Pengukuran waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat “Desintegration
Tester”
Prosedur kerja :
1) Pengatur suhu pada alat dinyalakan dan air hangat dimasukkan ke dalam
bejana sehingga keenam tempat tablet diletakkan dapat terendam kemudian
diatur setting temperature pada 37°C
2) Sebanyak 6 tablet ditempatkan pada masing-masing tabung yang terdapat pada
alat uji waktu hancur,lalu ditutup dengan cakram
3) Atur timer pada alat selama 15 menit lalu alat uji dioperasikan sehingga
tabung-tabung bergerak naik turun
4) Setelah 15 menit dan alat berhenti bergerak,amati keadaan keenam tablet
dalam tabung
Hasil pengamatan :

NO Hancur Sempurna/Tidak
1 Hancur sempurna
2 Hancur sempurna
3 Hancur sempurna
4 Hancur sempurna
5 Hancur sempurna
6 Hancur sempurna

5. KEKERASAN
Kekerasan tablet diukur dengan menggunakan alat “hardness tester”
Alat :
1) Alat uji kekerasan “Monsanto Hardness Tester”

Procedur kerja :

1) Tablet ditempatkan pada ujung alat dan skala alat menunjukkan angka nol
2) Pangkal alat diputar sampai tablet pecah dan skala yang terbaca menunjukkan
angka kekerasan tablet
3) Dicatat hasil uji kekerasan masing-masing tablet sebanyak 20 tablet
Hasil pengamatan :

NO Kekerasan [kg] NO Kekerasan [kg]


1 40 11 40
2 40 12 50
3 40 13 50
4 50 14 50
5 40 15 50
6 40 16 50
7 40 17 40
8 50 18 40
9 40 19 40
10 50 20 40

6. FRIABILITAS
Friabilitas merupakan salah satu ukuran kestabilan fisik tablet terhadap guncangan
dan gesekan. Pengukuran friabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan alat
“Rolling and Impact Durability Tester” dan “Abration Tester”
Alat-alat :
1) Alat uji “Rolling and Impact Durability Tester” dan “Abration Tester”
2) Neraca analitik
3) Pinset
4) Sikat halus

Prosedur kerja :

1) Satu persatu tablet dibersihkan dari debu menggunakan sikat halus sebanyak
20 tablet
2) Ditimbang seluruh tablet menggunakan neraca analitik [wa]
3) Masing-masing 20 tablet dimasukkan kedalam alat uji alat “Rolling and
Impact Durability Tester” dan “Abration Tester”
4) Alat uji dioperasionalkan pada 25 rpm selama 4 menit
5) Seluruh tablet dikeluarkan dari alat,lalu dibersihkan dari debu
6) Ditimbang kembali seluruh tablet yang dimasukkan ke dalam masing-masing
alat tersebut [wb]
7) Dihitung selisih bobot tablet dan nyatakan dalam % friabilitas dengan rumus
berikut :
wa−wb
% Friabilitas = x 100%
wa
Wa = bobot awal tablet
Wb = bobot akhir tablet
Hasil pengamatan:

Bobot awal [g] Bobot akhir [g] Friabilitas [%] Persyaratan


3,8 gram 3,7 gram 3,8−3,7 Tidak memenuhi
X 100%
3,8
persyaratan,
= 2,63
karena
persyaratan uji
friabilitas adalah
tidak boleh lebih
dari 0,8%
D. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, praktikan mengevaluasi dan melihat karakteristik dari mutu fisik
granul pada pembuatan tablet [metode kempa langsung]. Waktu alir adalah waktu yang
dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir dalam suatu alat. Sifat alir ini dapat
dipakai untuk menilai efektivitas bahan pelicin, dimana adanya bahan pelicin dapat
memperbaiki sifat alir suatu granulat (Voigt, 1995) dan untuk pengujian sifat alir
(kecepatan alir dan sudut diam/istirahat) menurut literatur dinyatakan bahwa aliran granul
yang baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalir 100 gram = 10 detik
(Anshory,dkk.2008) dan biasanya kecepatan alir ≥10 g/detik dianggap baik
(Agoes,G.,2012). Pada percobaan praktikum ini rata-rata kecepatan alir dari granul untuk
tablet kempa langsung yang didapat adalah 14, 819 g/detik, dimana sesuai literatur hasil
yang didapat Bagus. Sudut diam diperoleh dengan mengukur tinggi dan diameter
tumpukan granul yang terbentuk. Sudut diam merupakan suatu sudut tetap yang terjadi
antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal jika sejumlah serbuk
dituang ke dalam alat pengukur. Dimana sudut diam yang baik jika kurang dari 40°
(Lachman, 1994).Bila sudut diam yang terbentuk ≤ 30° menyatakan bahwa sediaan
dapat mengalir bebas, dan bila sudut yang terbentuk ≥ 40° menyatakan bahwa sediaan
memiliki daya alir yang kurang baik (Banker dan Anderson, 1989).Sedangkan untuk
sudut diam/istirahat pada granul untuk tablet kempa langsung praktikan memperoleh hasil
: rata-rata 34,135, sesuai dengan literatur maka hal ini dapat dinyatakan bahwa sudut
diam masuk dalam kriteria baik.
Selain dilakukan pengujian sifat alir, dilakukan pengujian bobot jenis pada granul
tablet. Pertama dilakukan evaluasi bobot jenis nyata dan didapat hasil rata-rata 0,697
g/ml kemudian evaluasi bobot jenis mampat didapat hasil rata-rata 0,7956 g/ml
kemudian dihitung %Komprebilitas dengan rumus :

BJ mampat−BJ nyata
%Komprebilitas = x 100%
BJ mampat

0,7956−0,697
= x 100%
0,7956
=12,39 [baik]

Setelah dievaluasi mutu fisik granul pada tablet kempa,tablet dicetak kemudian
dievaluasi kembali,pengujian yang dilakukan pada percobaan ini yaitu : kekerasan,
waktu hancur, dan friabilitas. Pada evaluasi kekerasan tablet,alat yang digunakan :
Hardness tester dan persyaratan kekerasan tablet yang baik umumnya 4 – 8 kg, hasil
yang didapat praktikan saat praktikum adalah berkisar 40kg sampai 50kg yang
menyatakan bahwa tablet yang digunakan untuk pengujian kekerasan adalah
keras.Setelah dilakukan uji kekerasan dilakukan uji waktu hancur, Waktu hancur
tablet dipengaruhi oleh sifat granul dan kekerasan tablet Kecuali dinyatakan lain
waktu hancur tablet tidak boleh lebih dari 15 menit, hasil yang didapat praktikan saat
praktikum adalah tablet hancur sempurna tepat 15 menit sesuai dengan literatur
praktikum. Setelah dilakukan waktu hancur, dilakukan pengujian Friabilitas
(kerapuhan) dimana dalam pengujian ini menggunakan Abrassion tester atau
friabilator, dengan syarat kerapuhan sebaiknya kurang dari 0,8%, hasil yang didapat
praktikan saat praktikum pada uji friabilitas adalah 2,63% dimana sesuai persyaratan
bahwa tablet yang diuji tidak memenuhi syarat.

E. KESIMPULAN
Pengujian Mutu Fisik Granul
1) Kompaktibilitas granul : 12,39% [ baik ]
2) Sifat alir
a) Kecepatan alir : 14,819g/detik [Bagus]
b) Sudut istirahat : 34,315° [Baik]

Pengujian Mutu Fisik Tablet

1) Waktu hancur : Hancur sempurna (hancur selama 15 menit)


2) Kekerasan : Tidak memenuhi persyaratan
3) Friabilitas : Tidak memenuhi persyaratan

F. Daftar Pustaka

Agoes, G. 2012, Sediaan Farmasi Padat ( SFI-6 ). Penerbit ITB, Bandung.

Anonim, 2014, Farmakope Indonesia. Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,


Jakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia. Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta

Banker, S.G., and Anderson, R.N., 1989, Tablet In Lachman, L. Lieberman, The Theory and
Practice of Industrial Pharmacy, 3rd ed., Lea and Febiger, Philadelphia. 643-704

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ketiga. Vol
III. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta : UI Press; 1994.
Voigt, R., 1955, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani N. S.,
UGM Press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai