Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TEKNOLOGI FARMASI

UJI MUTU FISIK TABLET FORMULASI 1 & 2

Disusun oleh :

1. Adhik Agastyo (16008001)


2. Fahmiyatul Bariroh(16008009)
3. Fatimatul Zahro(16008010)
4. Nur Mufidah(16008019)
5. Risnatun Naziah(16008020)
6. Shinta Slariska(16008022)
AKADEMI FARMASI MITRA SEHAT MANDIRI SIDOARJO

2017/2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung. Mengandung satu jenis obat dengan atau bahan tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
penghancur, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang
cocok (Anonim, 1979).
Kelebihan sediaan tablet yaitu ringan, mudah dalam
pembungkusan, pemindahan dan penyimpanan. Pasien menemukan
kemudahan untuk membawanya dan tidak perlu menggunakan alat bantu
seperti sendok untuk pemakaiannya (Parrott, 1971). Kerugian sediaan
tablet yaitu beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak
dan obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan
atau obat yang peka terhadap kelembaban udara perlu pengapsulan atau
penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan
penyalutan dulu (Banker dan Anderson, 1986).
Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka
diperlukan serangkaian evaluasi atau  pengujian terhadap sediaan tersebut
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi
persyaratan.
b. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
c. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
e. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
g. Bebas dari kerusakan fisik.
h. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
i. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
j. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode
pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat
aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas
atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan
cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila
zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif
yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya
tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat
kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
b. Granulasi kering, yaitu di cetak, kemudian di saring bongkahannya
menjadi granul, ditambahkan fase luar, setelah itu di cetak kembali
menjadi tablet.
c. Kempa langsung, yaitu dikempa langsung atau dicetak
langsung. Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.

B. TUJUAN
1. Dapat mengetahui parameter yang dilakukan untuk evaluasi tablet.
2. Dapat mengetahui apa saja persyaratan tablet.
3. Dapat mengetahui apakah tablet yang telah di buat memenuhi
persyaratan atau tidak
BAB II
PEMBAHASAN

  Evaluasi Tablet

Beberapa parameter uji sediaan tablet diantaranya adalah uji keseragaman bobot,
uji kekerasan, uji kerapuhan (friabilitas), uji disolusi, dan uji waktu hancur. 
Berikut ini ulasan dari beberapa uji tersebut.

A.Keseragaman Bobot

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode,
yaitu keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan ini
digunakan untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung
dua atau lebih zat aktif.
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul lunak
berisi cairan atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih
yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan sediaan. Persyaratan
keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan padat (termasuk sediaan
padat steril) tanpa mengandung zat aktif atau inaktif yang ditambahkan, yang
telah dibuat dari larutan asli dan dikeringkan dengan cara pembekuan dalam
wadah akhir dan pada etiket dicantumkan cara penyiapan ini.
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang
ditetapkan sebagai berikut:
1. Timbang 20 tablet, hitung bobot rata – rata tiap tablet. Jika ditimbang

satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing – masing
bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan
10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar
dari bobot rata – rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata –
rata yang ditetapkan kolom B.

2. Untuk tablet tidak bersalut, timbang saksama 10 tablet, satu per satu,

dan hitung bobot rata-rata. Dari hasil penetapan kadar, yang diperoleh
seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, hitung jumlah
zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif
terdistribusi homogen.
Persyaratan keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam
masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan dari cara
keseragaman bobot atau dalam keseragaman kandungan terletak antara
85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku
relatif kurang dari atau sama dengan 6,0%.
Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang
tertera pada etiket dan tidak ada satuan terletak antara rentang 75,0%
hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku
relatif lebih besar dari 6,0% atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi,
lakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari
1 satuan dari 30 terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% dari yang
tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0%
hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif
dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%.
B.Uji Kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan
memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan
dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik
pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa
digunakan adalah hardness tester.
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan
tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini
dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kekerasan tablet
diantaranya Monsanto tester, Pfizer tester, dan Strong cobb hardness tester. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi
dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari
tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan
akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras
memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang
rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik
dinyatakan mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak
mutlak, artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari
8 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat
kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet
yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit
penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet
lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan
waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan. Uji
kekerasan dilakukan dengan mengambil masing-masing 10 tablet dari
tiap batch, yang kemudian diukur kekerasannya dengan alat pengukur
kekerasan tablet. Persyaratan untuk tablet lepas terkendali non swellable
adalah 10-20 kg/cm2.
C.Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan
dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah
menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam
friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat
diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan
adalah 4 menit.
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari
debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4
menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per menit. Setelah selesai,
keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan
seksama. Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan
sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari
1% . Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang
terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan,
maka semakin besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi akan
mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet.
Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil),
adanya kehilangan massa akibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif
yang masih terdapat dalam tablet.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran
meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang
sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang
telah dilakukan.
D.Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi
yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul,
kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Ada dua jenis
alat yang dapat digunakan untuk uji disolusi, untuk uji disolusi tablet
parasetamol digunakan alat jenis 2 dengan kecepatan 50 rpm selama 30
menit. Uji kesesuaian alat dilakukan pengujian masing-masing alat
menggunakan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis diintegrasi dan 1 tablet
Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi. Alat dianggap sesuai bila hasil
yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera
dalam sertifikat dari Kalibrator yang bersangkutan. Untuk media disolusi
digunakan 900 mL larutan dapar fosfat pH 5,8. Kemudian lakukan penetapan
jumlah parasetamol yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji
dan larutan baku pembanding parasetamol BPFI dalam media yang sama
pada panjang gelombang maksimum 243 nm. Dalam waktu 30 menit harus
larut tidak kurang dari 80 % parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket.

E. Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur
menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10
yang terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yang digunakan
adalah disintegration tester, yang berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube
plastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi dengan
ayakan/screen no.10 mesh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet
yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul.
Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan penurunan
porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan
tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga
memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain waktu hancur
tablet bersalut tidak > 15 menit.
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube,
ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam
medium air dengan suhu 37° C. Dalam monografi yang lain disebutkan
mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur
dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Persyaratan waktu
hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet
salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet
salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam,
dan harus segera hancur dalam medium basa.
Untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-
masing monografi. Untuk tablet parasetamol tidak bersalut pengujian
dilakukan dengan memasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari
keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat,
gunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan
cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti
yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18
tablet yang diuji harus hancur sempurna.
F.  Keseragaman Ukuran
Dilakukan pengukuran terhadap 20 tablet : diameter dan tebal tablet
menggunakan jangka sorong.
BAB III
HASIL AKHIR

3.1 Uji tablet 1

a. Keseragaman bobot

REPLIKASI 1 REPLIKASI 2
0,569 0,492
0,537 0,510
0,616 X 0,524
0,505 X 0,548
0,543 0,550
0,557 0,516
0,479 X 0,510
0,523 0,520
0,574 X 0,470 X
0,547 0,518
0,544 0,552
0,527 0,543
0,581 X 0,543
0,545 0,478
0,534 0,562
0,567 0,554
0,532 0,509
0.530 0,499
0,502 X 0,527
0,573 X 0,573
10,888 gram 10,479 gram

Replikasi 1

Bobot 20 tablet = 10,888 gram


Bobot rata-rata = 0,5444 gram = 544,4 mg
Perhitungan kolom A = 5% x 544,4 mg
= 27,22 mg
Batas minimal = 544,4 mg – 27,22 mg
= 517,18 mg
Batas maksimal =544,4 mg + 27,22 mg
= 571,62 mg
Berat Tablet yang memenuhi syarat tidak boleh kurang dari 517,18 mg dan
tidak boleh lebih dari 571,62 mg
Dari data kolom A di atas ada 7 tablet yang menyimpang
Kesimpulan tablet tidak memenuhi persyaratan keseragaman bobot

Replikasi 2

Bobot 20 tablet = 10,479 gram


Bobot rata-rata = 0,523959 gram = 523,95 mg
Perhitungan kolom A = 10% x 523,95 mg
= 52,395 mg
Batas minimal = 523,95 mg – 52,395 mg
= 471,555 mg
Batas maksimal =523,95 mg + 52,395 mg
= 576,345 mg
Berat Tablet yang memenuhi syarat tidak boleh kurang dari 471,555 mg
dan tidak boleh lebih dari 576,345 mg
Dari data kolom B di atas 1 ada tablet yang menyimpang

Kesimpulan tablet memenuhi persyaratan keseragaman bobot

b. Uji kekerasan Tablet

REPLIKASI 1 REPLIKASI 2
0,5 kg 0,5 kg
1 kg 0,5 kg
1 kg 2,5 kg
5 kg 4 kg
5 kg 0,5 kg
0,5 kg 0,5 kg
2 kg 3 kg
1 kg 0,5 kg
0,5 kg 0,5 kg
2,5 kg 3 kg

REPLIKASI 1
0,5+1+1+5+5+0,5+2+1+ 0,5+ 2,5 19
= = =1,9 kg
10 10
Tablet yang baik adalah 4-8 kg, namun hal ini tidak mutlak, artinya
kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat
kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan.

REPLIKASI 2

0,5+0,5+2,5+ 4+ 0,5+0,5+3+0,5+ 0,5+3 15,5


= =1,55 Kg
10 10

Tablet yang baik adalah 4-8 kg, namun hal ini tidak mutlak, artinya
kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat
kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan.

c. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet


REPLIKA 1 = 9,647
10,888−9,467
= x 100 %
10,888
=0,13%
REPLIKA 2 = 8,666
10,471−8,666
= x 100 %
10,471
=0,18%
Batas kerapuhan adalah kurang dari0,8% - 1%
Kesimpulan tablet replikasi 1 dan 2 memenuhi syarat kerapuhan tablet.
d. Waktu Hancur
REPLIKA 1 REPLIKA 2
1,05 1,15
1,38 1,33
1,39 1,44
2,33 1,59
3,16 2,59
4,33 7,06

REPLIKASI 1
1,05+1,38+ 1,39+ 2,33+3,16+ 4,33 13,64
X= = =2,27 M
6 6
REPLIKASI 2
1,15+1,33+ 1,44+1,59+2,59+7,06 15,16
X= = =2,52 M
6 6
Untuk tablet yang tidak bersalut waktu hancur kurang dari 15 menit
Kesimpulan pada repilikasi 1 dan 2 tablet memenuhi persyatratan waktu
hancur tablet.
e. Keseragaman Ukuran
UKURAN REPLIKASI 1 REPLIKASI 2
1) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
2) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
3) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
4) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
5) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
6) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
7) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
8) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
9) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm
10) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,59 cm 0,59 cm

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan juga tidak kurang dari 4/3 tebal
tablet.

Kesimpulanya tablet replikasi 1 dan 2 memenuhi uji keseragaman ukuran.

f. Uji Disolusi

Formulasi 1
5 menit
10 menit 0,0657
15 menit 0,0713
30 menit 0,1989

3.2 Uji tablet 2

a. Keseragaman Bobot

REPLIKASI 1 REPLIKASI 2
0,507 0,483
0,548 0,531
0,509 0,490
0,554 0,534
0,534 0,540
0,570 X 0,540
0,522 0,545
0,553 0,560
0,536 0,548
0,531 0,538
0,493 X 0,534
0,558 X 0,539
0,534 0,530
0,488 X 0,539
0,554 0,512
0,509 0,537
0,423 X 0,496
0,522 0,510
0,512 0,515
0,534 0,544
10,566 gram 10,495 gram

Replikasi 1

Bobot 20 tablet = 10,5666 gram


Bobot rata-rata = 0,52833 gram = 528,33 mg
Perhitungan kolom A = 5% x 528,33 mg
= 26,4165 mg
Batas minimal = 528,33 mg – 26,4165 mg
= 501,9135 mg
Batas maksimal =528,33 mg + 26,4165mg
= 554,7465 mg
Berat Tablet yang memenuhi syarat tidak boleh kurang dari 501,9135 mg
dan tidak boleh lebih dari 554,7645 mg
Dari data kolom A di atas ada 5 tablet yang menyimpang
Kesimpulan tablet tidak memenuhi persyaratan keseragaman bobot.

Replikasi 2

Bobot 20 tablet = 10,495 gram


Bobot rata-rata = 0,52475 gram = 524,75 mg
Perhitungan kolom A = 10% x 524,75 mg
= 52,475 mg
Batas minimal = 524,75 mg – 52,475 mg
= 472,272mg
Batas maksimal =524,75 mg + 52,475 mg
= 577,225 mg
Berat Tablet yang memenuhi syarat tidak boleh kurang dari 472,272 mg
dan tidak boleh lebih dari 577,225 mg
Dari data kolom B di atas TIDAK ada tablet yang menyimpang

Kesimpulan tablet memenuhi persyaratan keseragaman bobot

b. Uji Kekerasan

REPLIKASI 1 REPLIKASI 2
3 kg 5 kg
2,5 kg 4 kg
3 kg 3,5 kg
3 kg 6 kg
4 kg 5 kg
4 kg 5 kg
3,5 kg 6 kg
3 kg 4 kg
6 kg 4 kg
5 kg 5 kg

Replikasi 1
3+2,5+3+3+ 4+ 4+3,5+ 3+6+5
= =3,7 kg
10

Umunya tablet yang baik adalah antara 4-10 kg, namun hal ini tidak
mutlak, kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 kg dengan syarat
kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan.

Pada replikasi 2

5+4 +3,5+6+5+5+ 6+ 4+ 4+5


= = 4,75 kg
10

Umunya tablet yang baik adalah antara 4-10 kg dan pada replikasi 2
memenuhi persyaratan uji kekerasan.

c. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet


REPLIKA 1 = 10,211
10,566−10,211
= x 100 %
10,566
= 0,03%
REPLIKA 2 = 10,368
10,495−10,368
= x 100 %
10,495
= 0,01%
Batas kerapuhan kurang dari 0,8% - 1%
Kesimpulanya tablet replika 1 dan 2 memenuhi persyaratan uji kerapuhan.
d. Waktu Hancur
REPLIKA 1 REPLIKA 2
6,21 5,00
7,12 5,41
7,22 6,02
8,03 6,18
8,24 6,26
8,42 7,12

Replikasi 1
6,21+ 7,12+7,22+ 8,03+ 8,24+8,42
= =¿ 7,54 Menit
6
Replikasi 2
5,00+5,41+ 6,02+ 6,18+6,26+7,12
= = 6,30 Menit
6
Waktu hancur untuk tablet yang tdk bersalut adalah kurang dari 15 menit.
Kesimpulanya tablet 1 dan 2 memenuhi persyaratan waktu hancur.

e. Keseragaman Ukuran
Ukuran REPLIKASI 1 REPLIKASI 2
1) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm
2) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,59 cm
3) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm
4) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm
5) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm
6) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm
7) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm
8) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm
9) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm
10) Diameter 1,22 cm 1,22 cm
Tebal 0,44 cm 0,44 cm

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan juga tidak kurang dari 4/3 tebal
tablet.

Kesimpulanya tablet replikasi 1 dan 2 memenuhi uji keseragaman ukuran.

f. Uji Disolusi
Formulasi 2
5 menit 0,0035
10 menit 0,0352
15 menit 0,0746
30 menit 0,1870

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan

Uji yang di Formulasi 1 Formulasi 2


lakukan
R1 R2 R1 R2
Keseragaman Tidak Memenuhi Tidak memenuhi
Bobot memenuhi memenuhi
Kekerasan Tidak Tidak Tidak Memenuhi
Tablet memenuhi memenuhi memenhi (4,75)
(tergantung (tergantung (tergantung
kerapuhan) Kerapuhan) kerapuhan)
Kerapuah Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Tablet (0,13%) (0,18%) (0,03%) (0,01%)
Waktu Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Hancur (2,27 menit) (2,52 menit) (7,54 menit) (6,30menit)
Keseragaman Memenuhi Memnuhi Memenuhi Memnuhi
Ukuran

2. Saran
Ketika melakukan praktikum harus lebih teliti dalam penimbangan
bahan dan proses pencampuran agar tablet yang di hasilkan baik.
BAB V

LAMPIRAN
Daftar Pustaka

Depkes RI 1979 Farmakope Indonesia Edisi III Direktorat Jenderal Pengawasan


Obat dan Makanan Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi keempat
Departemen Kesehatan. Jakarta.
Sulaiman, T. N. S,. 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Pustaka
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai