Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

“ Metode Kempa Langsung“

DISUSUN OLEH :
ADELLIA NATASYA 20484011033

AKHDA FARAH 20484011035

ALJAZALI GEDE SAPTOAJI 20484011037

ANITA MAWAR DANI 20484011039

FEBRIANTO 20484011041

Hari/Tgl Praktikum : Selasa , 16 Desember 2021

Kelompok : A1

Dosen Pembimbing : apt.Hayatus Sa’adah,M.Sc.

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aspirin yang memiliki titik lebur 141℃ – 143℃(Depkes RI, 1979),


dicetak menjadi tablet dengan metode kempa langsung. Hal ini disebabkan
karena Aspirin memiliki sifat stabil dalam udara kering, mudah terhidrolisis
menjadi asam asetat dan asam salisilat jika dalam keadaan lembab dan
Aspirin memiliki sifat tidak tahan terhadap pemanasan (Depkes RI, 1995).
Aspirin juga memiliki fluiditas dan kompresibilitas yang baik (Wang, 2003).

Metode kempa langsung didefinisikan sebagai proses pembuatan


tablet dengan langsung mengempa campuran serbuk (zat aktif dan eksipien),
dan tidak ada proses sebelumnya kecuali penimbangan dan pencampuran.
Material yang dapat dikempa langsung hanya material yang mempunyai sifat
alir dan kompresibilitas yang baik (Sulaiman, 2007). Bahan pengisi yang
dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan filler-binders.

Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki


kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet.
Persyaratan suatu material dapat berfungsi sebagai filler-binders adalah
mempunyai fluiditas dan kompaktibilitas yang baik. Material yang
mempunyai sifat demikian biasanya mempunyai ukuran partikel yang relatif
besar (bukan fines) dengan bentuk yang sferis (Sulaiman, 2007).
Microcrystalline cellulose sering disebut Avicel, merupakan suatu zat yang
dapat dicetak langsung. Avicel memiliki sifat kompresibilitas yang sangat
baik, daya alirnya cukup baik dan dapat meningkatkan / mempercepat waktu
hancur tablet (Sulaiman, 2007). Oleh karena itu, dilakukan praktikum
membuat tablet asetosal dengan bahan pengisi Avicel menggunakan meted
kempa langsung
B. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa dapat membuat sediaan tablet dengan metode kempa


langsung dan mengevaluasinya
2. Mahasiswa mengetahui pengaruh penambahan bahan eksipien
(perbedaan konsentrasi terhadap Karakterisik sediaan tadi dihasilkan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tablet

Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang


mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien
(yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat
kohesivitas, kecepatan desintegrasi, dan sifat anti lekat) dan dibuat dengan
mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet ( Siregar dan Wikarsa, 2010).
Definisi kedua dari tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Sebagian besar tablet dibuat
dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak
digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dalam
berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada desain
cetakan (Depkes, 1995).

Metode kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa


langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis dan
cepat pengerjaannya. Namun, hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang
kecil dosisnya dan zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan lembab.
( Chaerunnissa, dkk.2009 )

Metode Cetak Langsung

❑ Pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, campuran obat dan semua
bahan tambahan (pengisi, penghancur, pelincir) dicampur kemudian dicetak

❑ Syarat agar campuran tersebut dapat dicetak, antara lain : mempunyai sifat alir yang
baik, kompressibilitas tinggi dan mempunyai efek lubricant yang baik.
Keuntungan metode Cetak Langsung :

1. Lebih ekonomis dibanding kedua metode yang lain

2. Tidak terpengaruh oleh panas dan kelembaban Pengayakan Pencampuran awal


Pengayakan basah Granulasi basah Pengeringan granul Pengayakan kering
Pencampuran akhir Pencampuran awal Pengayakan kering Pencampuran akhir
Slugging/Roller Compacting Metode granulasi kering Pencampuran Akhir Pencetakan
tablet 13

3. Stabilitas produk terjamin

Ukuran partikel seragam Kerugian :

1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menimbulkan tidak
seragamnya isi obat dalam tablet

2. Pada obat dosis besar, perlu tambahan bahan pengisi sehingga tablet menjadi besar

3. Bahan pengisi yang bisa dicetak langsung, biasanya harganya mahal Masalah dalam

Metode Cetak Langsung

1. Masalah Teknis : Sifat alir & kompressibilitas

2. Masalah Ekonomis : bahan-bahan yang digunakan mahal

3. Bahan tambahan → FILLER BINDER (pengisi sekaligus pengikat)

Contoh : Spray dried, Lactose 200 mesh, Sta-Rx 1500, Encompres, Avicel PH 101, Di-
Pac, Nu-Tab, dll
BAB III

STUDI PRAFORMULASI

A. Formulasi
Dibuat 200 tablet dengan bobot tiap tablet adalah 300 mg

Bahan Formula A

Acetosal 100 mg

Explotab 2.5%

Avicel 102 Qs

Mg Stearat 1%

Talk 2%

Aerosil 0.5%

B. Preformulasi Zat Aktif


1. ASETOSAL (Depkes RI 1979 Hal. 43)

Nama latin : ACIDUM ACETYLSALICYLICUM

Sinonim : Asam asetilsalisilat

RM/BM : 180,158 g/mol

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,


tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah arut dalam


etanol (95%) p, larut dalam kloroform p dan dalam
eter p
Khasiat : Analgetikum, antipiretikum

2. EXPLOTAB

Sinonim : Sodium starch glycolat

Pemerian : Berwarna putih tidak berbau, tidak berasa sebagai


salah satu merk dagang natrium amilum glicolate:
Explotab

Khasiat : Penggunaannya dalam pembuatan tablet sebagai


bahan penghancur yang lebih murah dari
karboksimetilselulosa, digunakan dengan
konsentrasi rendah yaitu 1-8 % dilaporkan 4 %
optimum (Banker and Anderson, 1994).

3. AVICEL 102 (Rowe, Raymond C, 2006)


Sinonim : Mikrokristalin selulosa
BJ : 500.000-11.000.000
Pemerian : Selulosa yang terdepolimerasi parsial berwarna
putih, tidak berasa, tidak berbau, serbuk kristal
yang terdiri atas partikel porous, tidak larut dalam
asam encer dan sebagian pelarut organik (Rowe,
Raymond C, 2006).
Khasiat : Sebagai bahan pengisi

4. MAGNESIUM STEARAT (Depkes RI 1979 Hal. 354)


Nama latin : MAGNESII STEARAS
Nama lain : Magnesium stearate
RM/BM : 591,27 g/mol
Pemerian : Serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat
pada kulit, bau khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%)
p, dan eter p
Khasiat : Bahan pelicin

5. TALK (Depkes RI 1979 Hal. 591)


Nama latin :TALCUM
Nama lain : Talk
RM/BM : 2,5-2,8 g/mol
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat
pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau
putih kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Khasiat : Bahan pelicin

6. AEROSIL (Handbook of excipents Hal. 185 Edisi IV)


Nama Latin : SILICON DIAXIDE
Nama Lain : Aerosil
BJ : 0,0 29-0,042 g/ml
Pemerian : Terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam bentuk
granul seperti kaca dengan berbagai ukuran
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam solven organik, air dan
asam, kecuali HCL, Larut dalam larutan panas
alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloid
dengan air. Untuk aerosil kelarutan dalam air 150
mg / l
Khasiat : Bahan pelincir
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN

Akan dibuat Tablet Asetosal 100mg Seanyak 200 Tablet @300mg

Pendapatan berat bahan aktif Asetosal 100mg x 200 tablet


= 40.000mg -> 40 gram

Penetapan Berat Keseluruhan Tablet @300mg x 200 tablet

= 60.000 mg -> 60gram

Bobot satu tablet @200 mg, 200 mg x 250 tab = 50 gram

1. Explotab 2% ( Bahan Penghancur ) = 2 % x 60 gram = 1.2 gram

2. Mg Stearat 1% ( Bahan Pelicin ) = 1 % x 60 gram = 0.6 gram

3. Talk 2% ( Bahan Pelicin ) = 2 % x 60 gram = 1,2 gram

4. Aerosil 0.5% ( Bahan Pelincir ) = 0.5% x 50 gram = 0.5 gram

5. Avicel 102 ( Bahan Pengisi ) = 60 gram – ( 40 gram +1.2 gram +


0.6 gram +1.2 gram + 0,3 gram )

= 60 gram – 43,3 gram

= 16,7 gram
BAB V

PROSEDUR PEMBUATAN

Timbang semua bahan sesuai dengan formula.

Acetosal/Vitamin C ditambahkan dengan Avicel 102, Explotab, Aerosil aduk ad


homogen selama 15 menit, ayak melalui ayakan mesh 40

Tambahkan Talcum dan Magnesium Stearat melalui ayakan mesh 40, aduk
homogen 5 menit.

Lakukan evaluasi terhadap campuran masa 3, meliputi uji aliran granul dan uji
kompresibilitas (Bulk Density)

Cetak dengan mesin tablet Singgle Punch dengan bobot rata-rata tablet 300 mg dan
diameter 10 mm.

Lakukan Evaluasi terhadap tablet, meliputi uji kekerasan, kerenyahan, waktu hancur
dan keseragaman ukuran ( ketebalan dan diameter)
Buat desain kemasan tablet seperti contoh.

A. EVALUASI GRANUL
1. Kadar Lembab
Kadar lembab yang terlalu rendah meningkatkan terjadinya capping
dan laminasi , sedangkan kandungan lembab yang terlalu tinggi
meningkatkan terjadinya penempelan pada dinding die sehingga
tablet menjadi gumpil

Alat :
Cawan / kaca arloji
Oven / lemari pengering

Cara:
Timbang seksama 5,0 granul, panaskan dalam lemari pengering
sampai bobot konstan (105 ℃) selama 2 jam

Perhitungan:

% MC = W0 - W1 x 100%
W0
MC = Moisture content, kandungan lembab
W0 = bobot granul awal
W1 = bobot granul setelah pengeringan

Persyaratan : 2 – 4 %
Untuk granul kempa langsung, kadar lembab yang baik memiliki
kandungan lembab 0,4 – 0,7%
Data Kelompok A1 =
W0 = 5 g
W1 = 4,68 g

5 gram  4,68 gram


% lembab = x100%  4,064%
5 gram
Data Kelompok B1 =

Data Kelompok C1 =

2. Sifat alir
Untuk mendapatkan sifat alir yang baik maka bahan harus
mempunyai bentuk yang sama dan memiliki kontak antar partikel
yang kecil. Pengukuran sifat alir dapat dengan metode langsung,
yaitu mengukur kecepatan air granul dan metode sudut diam/ sudut
baring. Kecepatan air merupakan hal yang sangant berpengaruh
terhadap keseragaman bobot tablet yang dihasilkan.

Alat :
Corong alat uji waktu alir (metode langsung)
Stopwatch

Cara :
Timbang 25,0 g granul yang ditempatkan pada corong alat uji waktu
alir dalam keadaan tertutup, penutupnya biarkan granul mengalir,
catat waktunya, lalukan 3 kali

Persyaratan :
100 g granul waktu alirnya lebih dari 10 detik
Data Kelompok A1 =

Percobaan ke Berat granul (g) Waktu yang didapat


(detik)
1 25 gram 02,53 detik
2 25 gram 02,76 detik
3 25 gram 02,98 detik
Rata-rata 25 gram 6,2 detik

Data Kelompok B1 =

Percobaan Ke Berat Granul (g) Waktu yang didapat


(detik )

1 25 gram 0,3 detik

2 25 gram 3 detik

3 25 gram 2 detik

Rata - Rata 25 gram 1,7 detik

Data Kelompok C1 =
Percobaan ke Berat Granul Waktu yang didapat
(g) ( detik)
1 25 gram 00.03,71
2 25 gram 00.04.71
3 25 gram 00.02.71
Rata-rata 25 gram 00.03.71

3. Uji sudut diam


Uji sudut diam merupakan salah satu metode untuk mengevaluasia
fluiditas granul secara tidak langsung, menggunakan alat silinder
tetap dengan penyangga dengan cara memasukkan sejumlah granul
ke dalam silinder dalam keadaan lubang bagian bawah ditutup
kemudian setelah pengisian selesai penutup dibuka dan granul
dibiarkan mengalir. Sudut diam yang diukur merupakan tinggi
gundukan granul yang terdapat diatas penyangga dibagi dengan
diameter penyangga.
Nilai sudut diam dapat menggambarkan seberapa baik fluiditas granul
yang diukur, dimana jika granul memiliki fluiditas yang kurang baik
maka akan sulit mengalir melalui lubang di bagian dasar silinder
sehingga akan membentuk gundukan tinggi di atas penyangga.
Sebaliknya jika granul memiliki fluiditas baik akan lebih mudah
mengalir melalui lubang silinder sehingga gundukan yang tersisa
diatas penyangga tidak terlalu banyak.

A (angle of repose ) Tipe aliran

< 25 Excellent

25-30 Good
30-40 Passable
>40 Very poor

Data yang didapat :


Tg α = h/r ( Lachman ed III hal 615 )
h = gundukan tinggi
d = diameter

Data Kelompok A1 =
= 2 cm / 3,2 cm
= 0,625 cm
Data Kelompok B1 =
= 1,5 cm/3 cm
= 0,5 cm
Data Kelompok C1 =
= 3 cm / 8 cm
= 0,375 cm
4. Kompresibilitas
Kompresibilitas merupakan salah satu factor penting dalam
menentukan kemampuan granulat untuk menjadi bentuk lebih stabil
Jika mendapat tekanan, dan akhirnya menjadi massa yang kompak
dan stabil. Kompresibilitas juga berhubungan dengan sifat alir granul.
Alat :
Jouling volumeter
Cara :
1. Timbang seksama 200 gram granul
2. Masukan kedalam gelas ukur dari alat joulimg volumeter Catat
volume awal (ml) Hitung 100 ketukan. Catat volumenya sampai
volume konstan

Perhitungan :
Vo  Vn
x 100 %
Kp = Vo
Kp = % pemampatan/ kompresibilitas bobot granul awal
V0 = Volume Awal
Vn = Volume pada jumlah tiap ketukan persyaratan

Persyaratan :
Jika Kp (% Pemampatan) kurang dari 20% keteraturan fabrikasi akan
tercapai
Data Kelompok A1 =

Σ Ketukan V0 (ml) Vn (ml)


10 ketukan 30 ml 27 ml
50 ketukan 30 ml 26 ml
100 ketukan 30 ml 24 ml
200 ketukan 30 ml 21 ml

30ml  21ml
kp100ketukan  x100%  0,3%
30ml
Data Kelompok B1 =

Ketukan Vo (ml) V (ml)

3 ketukan 36 ml 34 ml

10 ketukan 34 ml 32 ml

50 ketukan 32 ml 30 ml

200 ketukan 30 ml 29 ml

36ml  29ml
Kp = x100% = 0, 19 %
36ml
Data Kelompok C1 =

Ketukan V0 (ml) Vn (ml)


3 Ketukan 43 ml 36 ml
10 Ketukan 36 ml 32 ml
50 Ketukan 32 ml 29 ml
100 Ketukan 29 ml 26 ml
rial
Kp = x 100%
r

Kp = r
x 100%

Kp = 0,39 %

5. Waktu Larut (Granul )


Masukan granul sesuai bobot granul pada formula ke dalam gelas
berisi 200 ml air. Catat waktu yang diperlukan granul untuk larut
dalam air dengan stopwatch. Waktu larut yang baik adalah kurang
dari 120 detik dan membentuk larutan yang jernih, sehingga residu
yang tidak terlarut dalam air harus seminimal mungkin.

B. EVALUASI TABLET

1. Keseragaman Bobot
Bobot tablet diatur untuk mengontrol kualitas dari granulat yang
ekuivalen dengan dosis pemberian atau takaran suatu bahan aktif.
Penyimpangan dari bobot tablet akan sangat mempengaruhi dosis
obat untuk mencapai tujuan terapi yang diharapkan.

Alat:
Timbangan

Cara:
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang
satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan
tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-
rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat digunakan 10
tablet dan tidak ada 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A dan B.
Penyimpangan Bobot Rata-rata (%)
Bobot Rata-rata A B
25 mg atau kurang 15 30
26 mg – 150 mg 10 20
151 mg – 300 mg 7,5 15
Lebih dari 300 mg 5 10

Data Kelompok A1 =

Penimbangan 20 tablet = 2.842mg

Bobot rata-rata 1 tablet= 124,1 mg

Penimbangan kembali satu-persatu tablet

Tablet Ke Berat (mg) Tablet Ke Berat (mg)


1 0,123 11 0,123
2 0,139 12 0,131
3 0.149 13 0,123
4 0,129 14 0,123
5 0,132 15 0,110
6 0,131 16 0,115
7 0,134 17 0,130
8 0,136 18 0.135
9 0,135 19 0.124
10 0,134 20 0.136

A % penyimpangan dari bobot rata-rata = 10 %

B % penyimpangan dari bobot rata-rata = 20 %


Data Kelompok B1 =

Penimbangan 20 tablet = 2,34 gram

Bobot rata-rata 1 tablet = 0,11 gram

Penimbangan kembali satu-persatu tablet

Tablet ke Berat (mg) Tablet Ke Berat


(mg)

1 0,11 11 0,11

2 0,11 12 0,10

3 0,11 13 0,09

4 0,12 14 0,11

5 0,11 15 0,12

6 0,09 16 0,12

7 0,13 17 0,11

8 0,11 gram 18 0,12 gram

9 0,11 gram 19 0,12 gram

10 0,12 gram 20 0,11 gram

A % penyimpangan dari bobot rata-rata = 10%

B % penyimpangan dari bobot rata-rata = 20%


Data Kelompok C1 =
Penimbangan 20 Tablet = 2.080 mg
Bobot Rata-rata 1 tablet = 104 mg
Penimbangan kembali satu-persatu tablet
Tablet Ke Berat (mg) Tablet Ke Berat (mg)
1 110 mg 11 100
2 100 12 100
3 100 13 100
4 110 14 100
5 100 15 100
6 110 16 100
7 110 17 100
8 100 18 100
9 110 19 110
10 110 20 110

A% Penyimpangan dari bobot rata-rata : 10%


B% Penyimpangan dari bobot rata-rata : 20%

2. Keseragaman Ukuran
Ketebalan tablet yang diinginkan tergantung pada volume dan berat
bahan yang diisikan dan juga pada garis tengah cetakan dan tekanan
pada bahan yang diisikan selama proses kompresi.
Keseragaman ukuran digunakan untuk tujuan estetika.

Alat:
Jangka Sorong
Cara:
Menggunakan 20 tablet, ukur diameter dan ketebalannya
menggunakan jangka sorong. Hitung rata-rata dan SD nya.

Persyaratan:
Kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet pada umumnya tidak
lebih besar dari 50% diameter.

Data Kelompok A1 =
Tablet Ke Diameter (mm) Ketebalan (mm)
1 6,4 3,48
2 6,4 3,6
3 6,4 3,8
4 6,02 3,54
5 6,02 3,58
6 6,02 3,88
7 6,02 4,00
8 6,02 3,86
9 6,02 4,16
10 6,02 4,00
Rata-rata 61,34 3,79

Range: 0,5mm - 13,8 mm Range: 2,84mm

Data Kelompok B1 =

Tablet Ke Diameter (mm) Ketebalan (mm)

1. 6,02 3,44
2. 6,02 3,4

3. 6,02 3,48

4. 6,02 3,6

5. 6,02 3,4

6. 6,02 3,4

7. 6,02 3,44

8. 6,02 3,44

9. 6,02 3,6

10. 6,02 3,45

Rata-rata 6,02 3,24

Range : 4,6 mm - 13,8 mm Range : 50% x 6,02 =3,01 mm

Data Kelompok C1 =
Tablet Ke Diameter (mm) Ketebalan (mm)
1 6,14 4,42
2 6,18 4,5
3 6,2 4,48
4 6,18 4,34
5 6,18 4,4
6 6,16 4,5
7 6,16 4,34
8 6,1 4,66
9 6,18 4,52
10 6,2 4,44
Rata-Rata 6,16 4,46

Range : 5,94 mm – 13,38 mm Range : 3,08 mm


3. Kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu agar dapat
bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik saat manifacturing,
packaging dan shipping.

Alat:
Pengukur Kekerasan

Cara:
Ambil 20 tablet ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan.
Hitung rata-rata dan SD nya.

Persyaratan:
Ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10
kg/cm2.

Data Kelompok A1 =

Tablet Ke Ukuran yang didapat (kg/cm2)


1. 34,5 - 21,5 = 1,3 kg / cm2
2. 34,9 - 21,5 = 1,3 kg / cm2
3. 38,1 - 21,5 = 1,6 kg / cm2
4. 35,7 - 21,5 = 1,4 kg / cm2
5. 38,0 - 21,5 = 1,6 kg / cm2
6. 34,8 - 21,9 = 1,2 kg / cm2
7. 34,9 - 21,2 = 1,3 kg / cm2
8. 34,9 - 21,2 = 1,3 kg / cm2
9. 35,7 - 21,2 = 1,4 kg / cm2
10. 33,9 - 21,2 = 1,2 kg / cm2
Rata-rata 1,36 kg / cm2

Range : 4kg/cm2 – 10kg/cm2

Data Kelompok B1 =

Tablet Ke Ukuran yang


didapat (kg/cm2)

1. 4,8 kg/cm2

2. 4,4 kg/cm2

3. 6,4 kg/cm2

4. 4,46 kg/cm2

5. 4,55 kg/cm2

6. 4,66 kg/cm2

7. 5,52 kg/cm2

8. 6,24 kg/cm2

9. 4,46 kg/cm2

10. 4,87 kg/cm2

Rata-rata 5,03 kg/cm2

Range : 4kg/cm2 – 10kg/cm2


Data Kelompok C1 =

Tablet Ke Ukuran yang didapat (kg/cm2)


1. 3,86
2. 4,24
3. 4,01
4. 3,47
5. 3,18
6. 3,74
7. 4,08
8. 4,02
9. 4,29
10. 3,85
Rata-rata 3,87

Range : 4kg/cm2 – 10kg/cm2

4. Friabilitas (Kerenyahan)
Merupakan cara untuk menguji kerapuhan tablet terhadap bantingan
atau gesekan selama waktu tertentu.

Alat:
Fribilator

Cara:
Ambil 20 tablet, bersihkan dari serbuk halus, timbang. Masukkan ke
dalam alat uji (Fribilator), putar sebanyak 100 putaran. Keluarkan
tablet, bersihkan dari serbuk yang terlepas dan timbang kembali.
Hitung % friabilitas (F)
Perhitungan:
W0iW
u 00
0

W0 = Bobot awal
W1 = Bobot setelah pengujian

Persyaratan:
Nilai F dinyatakan baik jika < 1%, jika F > 1% maka tablet dapat
diperbaiki dengan meningkatkan/menambah kekerasan tablet.

Data Kelompok A1 =
W0 = 2,42 mg
W1 = 1,93 mg
2,42 gram  1,93 gram
F x100% = 20,2 %
2,42 gram
Tablet tidak memenuhi syarat maka tablet dapat diperbaiki dengan
meningkatkan/menambah kekerasan tablet.

Data Kelompok B1 =
Wo = 2,31 gram
W1 = 2,31 gram
2,31gram  2,31gram
F= x100% = 1,31 %
2,31gram
Tablet tidak memenuhi syarat maka tablet dapat diperbaiki dengan
meningkatkan/menambah kekerasan tablet.

Data Kelompok C1 =
Wo = 2,21 gram
W1 = 2,23 gram
2,23 gram  2,21gram
F= x100%  0,08%
2,23 gram
Tablet memenuhi syarat kerenyahan tablet yang baik yaitu <1%
5. Waktu Hancur
Uji ini penting dilakukan untuk tablet yang diberikan lewat mulut,
kecuali untuk tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan, atau tablet
lepas lambat. Sediaan dinyatakan hancur sempurna, bila sisa sediaan
yang tertinggal pada ayakan (kasa) alat uji merupakan massa lunak
yang tidak mempunyai inti yang jelas.

Alat:
Disintegration tester

Cara:
Masukkan masing-masing 1 tablet ke dalam tabung dari alat uji waktu
hancur, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat.
Gunakan air sebagai media dengan suhu 37 ± 2oC. Semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya. Tidak kurang dari 16 dari 18
tablet yang diuji harus sempurna.

Persyaratan:
Kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15
menit untuk tablet yang tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit
untuk tablet salut selaput.

Data Kelompok A1 =
Data yang didapat
Tablet Ke Waktu hancur (menit ; detik)
1 21,8
2 32,4
3 38,5
4 42,1
5 50,6
6 1,08
Rata - Rata 31,08

Range: tidak lebih dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut
Data Kelompok B1 =

Tablet ke Waktu hancur (Menit; detik)

1. 4 detik

2. 4 detik

3. 8 detik

4. 7 detik

5. 5 detik

6. 5 detik

Range : tidak lebih dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut

Data Kelompok C1 =
Tablet ke Waktu hancur (menit ; detik)
1 00.33.88
2 00.09.38
3 00.26.15
4 00.31.56
5 00.39.11
6 00.42.98
Range: tidak lebih dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut
BAB VI

HASIL DAN KEMASAN


BAB VII
PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum kali ini dilakukan pembuatan tablet kempa


langsung sebanyak 200 tablet dengan bobot tiap tablet @300 mg. Metode
kempa langsung merupakan metode pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan bahan eksipien kering tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini biasanya digunakan pada bahan
obat yang tidak tahan terhadap pemanasan dan kelembapan.

Proses pembuatannya cukup singkat karena masing masing bahan


dicampur dan diayak menggunakan ayakan mesh 40, lalu dilakukan uji
evaluasi terhadap granul. Setelah dilakukan evaluasi terhadap granul dicetak
bahan-bahan yang telah tercampur dengan mesin tablet singgle punch. Dan
dilakukan uji evaluasi terhadap tablet yang meliputi keseragaman bobot,
keseragaman ukuran, kekerasan, kerenyahan, dan waktu hancur.

Setelah dilakukan uji evaluasi sediaan, asetosal yang dibuat dengan


metode kempa langsung oleh praktikkan mendapatkan hasil yang kurang
baik karena dari uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kerenyahan
dan waktu hancur dan Hasil perbandingan evaluasi pada kempa langsung
dengan konsentrasi persentase yang dibuat membuktikan bahwa kelompok
A1,B1, dan C1 mendapatkan hasil presentasi yang baik dan kurang dalam
pengujian kempa langsung. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan
diwaktu hancur kelompok A1. mendapatkan hasil tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet yang tidak bersalut.Selanjutnya pengujian kelompok B1 yang
dilakukan diwaktu hancur. Mendapatkan hasil tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet yang tidak bersalut. Dan selanjutnya pengujian di uji waktu
hancur pada kelompok C1. Mendapatkan hasil tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet yang tidak bersalut. Untuk uji kerenyahan kelompok A1 tidak
memenuhi syarat oleh karena itu. Tablet dapat diperbaiki dengan
meningkatkan/menambah kekerasan tablet. Dan untuk uji kerenyahan pada
kelompok B1 mendapatkan hasil Tablet tidak memenuhi syarat maka tablet
dapat diperbaiki dengan meningkatkan/menambah kekerasan tablet. Dan
selanjutnga untuk uji kerenyahan pada kelompok C1 menghasilkan Tablet
memenuhi syarat kerenyahan tablet yang baik yaitu <1%. Sehingga masing-
masing kelompok dalam pengujian granul maupun tablet memiliki hasil
kelebihan dan kekurangannya masing-masing
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan :
EVALUASI GRANUL
1. Kadar lembab yang didapat dari formula A1 yaitu 4.064%,Hasil persyaratan
kadar granul yaitu 2-4%,jadi granul A1 tidak memasuk I persyaratan mungkin
granul nya terlalu basah sehingga kadar airnya masih terlalu banyak.

2. Sifat alir yang didapat dari formula A1 yaitu dengan rata rata 02,75
detik,Sesuai dengan persyaratan yaitu jika 100 gr granul waktu alirnya tidak
lebih dari 10 detik ,dengan formula A1 yang ditimbang 25 gr dengan rata rata
waktu 02,75 detik sehingga pengujian sifat alirA1 memenuhi syarat.

3. Kompresibilitas kelompok A1 mendapatkan volume awal 30ml sehinggan saat


melakukan ketukan ke 100 mendapatkan jumlah ketukan 21 ml dan jika hitung
mendapatkan hasil 0,3 %,jika dilihat dari persyaratan yang berlaku yaitu kurang
dari 20% keteraturan fabrikasi akan tercapai,jika dilihat dari persyaratan
kompresibilitas formula kelompok A1 memenuhi syarat.

EVALUASI TABLET

1. Keseragaman bobot tablet pada tabel di atas mendapatkan rata rata masuk
range= 10 % - 20 % pada hasil tersebut kesergaman bobot yang didapat tidak
memenuhi peesyaratan.

2. Uji kekerasan kelompok A1 mendapatkan rata rata 1,36 kg /cm 2


sedangkan
pada persyaratan adalah 4kg/cm-10kg/cm,sehingga uji kekerasan kelompok A1
tidak memenuhi syarat mungkin dikareanakan tablet terlalu rapuh,sehingga saat
uji kekerasan tidak memenubi syarat.

3. Kekerasan tablet mendapatkan range 4kg/cm2 – 10kg/cm2 dan rata rata


diameter 6.134 dan rata rata ketebalan 3,79 untuk kekerasan tablet ada beberapa
tablet yang tidak memenuhi persyaratan karna memiliki kekerasan diatas 10
yaitu tablet ke berapa yang 13.16kg dan untuk ketebalan memenuhi syarat
4. Uji friabilitas pada bobot awal 2.42 gram setelah duji menghasilkan bobot
yang masih sama,hasil setelah dihitung mendapatkan hasil 20,2% ,sehingga
sesuai dengan persyaratn friabilitas yaitu dinyatakan baik jika <1 % jika>1%
maka tablet dapat di perbaiki dengan meningkatkan atau menambah kekerasan
tablet dengan hasil yang didapat maka hasil friabilitas kel A1 lebih besar 1%
sehingga harus meningkatkan atau menambah kekerasan tablet

5. Waktu hancur dari hasil pengujian kelompok A1 mendapatkan rata rata waktu
31,08 sesuai dengan persyaratan waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet yang tidak bersalut sehingga pengujian waktu hancur kelompok A1
memenuhi syarat dengan waktu tiga menit enam detik
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan pada praktikum kali ini maka dapat


disimpulkan bahwa metode kempa langsung digunakan pada bahan obat
yang tidak tahan terhadap pemanasan dan kelembapan.

Proses pembuatannya sangat singkat dan relatif lebih mudah karena


pada metode ini campuran bahan tidak perlu dilakukan pengeringan di
dalam oven. Selain pembuatannya yang relatif singkat dan mudah
keuntungan lain pada metode ini yaitu tidak memerlukan bahan pengikat,
memperbaiki kelarutan dan efek bioavailabilitas, memperbaiki
homogenitas, serta untuk obat yabg sensitif terhadap kelembapan dan
pemanasan seperti Vit. E akan menghasilkan produk yang stabil.

A. Saran

Perlu dilakukan ketelitian dan kehati-hatian dalam proses pembuatan


tablet dengan metode kempa langsung agar ketika dilakukan uji evaluasi
sediaan bisa mendapatkan hasil yang sesuai dan memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM 1979. Farmakope Indonesia Edisi III .Jakarta:Departeme


nKesehatan Republik Indonesia

Ditjen POM 1995. Farmakope Indonasia Edist V Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia

Ansel, H.C (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV, UI Press,
Jakarta.

Chaerunnisa, Anis, dkk. (2009). Farmasetika Dasar : Konsep Teoritis dan


Aplikasi Pembuatan Obat. Bandung: Widya Padjajaran.

Rowe, Raymond C, dkk. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th


Ed. Pharmaceutical Press, USA.

Siregar, C.J.P. 2010.Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar- Dasar praktis.


EGC, Jakarta.

Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.
LAMPIRAN

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Ayak mengunakan
ayakan mesh 40

2. Tuangkan diatas mesh 40


i

3. Menuang kedalam gelas


ukur untuk mengetahui
hitungan komprebilitas

4. Melakukan beberapan
ketukan untuk
menegtahui
komprebilitas

Anda mungkin juga menyukai