ANALISA KUANTITATIF
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2021
PERCOBAAN
ARGENTOMETRI - KOMPLEKSOMETRI
A. Tujuan
1. Praktikan melakukan standarisasi dengan metode Argentometri.
2. Praktikan mampu melakukan standarisasi dengan metode
Kompleksometri
B. Dasar teori
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal
dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan
pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak
adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang
mudah diamati. (Mulyono,2005)
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion
perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi
penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan
menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri
tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan tetapi juga
dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan
beberapa anion divalent seperti ion fosfat dan ion arsenat.(Kisman,1988)
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi
dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
(Kisman,1988)
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion
perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya
adalah ion kromat CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan
membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi
dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator
adsorbsi. Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka
PERCOBAAN
ARGENTOMETRI - KOMPLEKSOMETRI
Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada
saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indicator
membentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4 (Mulyono,2005)
PERCOBAAN
ARGENTOMETRI - KOMPLEKSOMETRI
4. ZnSO4
Sifat Fisika dan Kimia
a. Keadaan fisik : bubuk putih
b. Bau : tidak berbau
c. Massa molar : 161,47 gram/mol
d. Titik lebur :680°C
e. Titik didih :740°C
Potensi bahaya
Iritasi
PERCOBAAN
ARGENTOMETRI - KOMPLEKSOMETRI
E. Cara Kerja
1. Standarisasi Larutan AgNO3
NaCl 0,0100 N
HASIL
ZnSO4
HASIL
PERCOBAAN
ARGENTOMETRI - KOMPLEKSOMETRI
N1.V1 = N2.V2
5 mL. 0,01 N = N2. 5,23mL
5 𝑚𝐿.0,01 𝑁
= N2
5,23 𝑚𝐿
0,009 N = N2
N1 =M.a
= 0,01 M. 2
= 0,02
N1.V1 = N2.V2
10 mL. 0,02 N = N2. 19,4mL
10 𝑚𝐿.0,02 𝑁
= N2
19,4 𝑚𝐿
0,01 N = N2
PERCOBAAN
ARGENTOMETRI - KOMPLEKSOMETRI
2. Pembahasan
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal
dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian
keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan
pada analit, tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik
akhir titrasi yang mudah diamati. (Mulyono,2005)
Titrasikompleksometri adalah salah satu metode kuantitatif
dengan memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam
utamanya, yang umum di Indonesia EDTA (disodium ethylene diamin
tetra asetat / tritiplex/ komplekson, dll). Titrasi kopleksometri termasuk
ke dalam reaksi metatetik, karena dalam titrasinya hanya terjadi
perubahan bilangan oksidasi (biloks). Dalam titrasi kompleksometri
terjadi pembentukan kompleks yang stabil.
Titrasi kompleksometri terdiri dari 3 macam, yaitu: langsung,
tidak langsung, dan substitusi. Titrasi kompleksometri meliputi reaksi
pembentukan ion – ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral
yang terdisosiasi dalam larutan. Syaratnya mempunyai kelarutan yang
tinggi. Contohya: kompleks logam EDTA dan titrasi dengan merkuro
nitrat dan perak sianida.
Percobaan kali ini bertujuan untuk melakukan standarisasi
melakukan metode argentometri dan kompleksometri. Pada percobaan
ini dilakukan dua percobaan standarisasi, yaitu standarisasi larutan
AgNO3 dan standarisasi larutan Na2EDTA.
Pertama pada percobaan standarisasi larutan AgNO3
menggunakan larutan NaCl sebagai bahan standarisasi. Sebanyak 5,0
ml larutan NaCl 0,01 N dimasukan kedalam erlenmeyer dan
ditambahkan dengan larutan K2CrO4 5% sebanyak 1 ml. Selanjutnya
larutan dititrasi menggunakan larutan AgNO3 sampai terbentuk larutan
berwarna merah bata, langkah ini dilakukan sebanyak 3 kali.
Setelah melakukan percobaan didapatkan hasil volume AgNO3
yaitu pada erlenmeyer 1 didapatkan volume sebesar 5,2 mL, pada
PERCOBAAN
ARGENTOMETRI - KOMPLEKSOMETRI
DAFTAR PUSTAKA