0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
177 tayangan11 halaman
Sublimasi adalah perubahan wujud langsung dari padat ke gas atau sebaliknya tanpa melalui fase cair. Zat-zat seperti kapur barus, amonium klorida, iodium, naftalen, dan belerang dapat mengalami sublimasi dan dapat dipisahkan dari campuran dengan meningkatkan suhunya menjadi gas lalu mendinginkannya kembali menjadi padat.
Sublimasi adalah perubahan wujud langsung dari padat ke gas atau sebaliknya tanpa melalui fase cair. Zat-zat seperti kapur barus, amonium klorida, iodium, naftalen, dan belerang dapat mengalami sublimasi dan dapat dipisahkan dari campuran dengan meningkatkan suhunya menjadi gas lalu mendinginkannya kembali menjadi padat.
Sublimasi adalah perubahan wujud langsung dari padat ke gas atau sebaliknya tanpa melalui fase cair. Zat-zat seperti kapur barus, amonium klorida, iodium, naftalen, dan belerang dapat mengalami sublimasi dan dapat dipisahkan dari campuran dengan meningkatkan suhunya menjadi gas lalu mendinginkannya kembali menjadi padat.
digunakan untuk pemisahan campuran adalah menyublim atau sublimasi.
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari
padat ke gas atau dari gas ke padat.
Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan
kenaikan suhu, maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat. Penggunaan teknik ini terbatas, karena hanya sedikit zat yang dapat mengalami sublimasi, di antaranya adalah : kapur barus, amonium klorida, iodium. naftalen, belerang. Bagaimanakah cara kita memisahkan suatu campuran yang mengandung zat yang dapat menyublim? Cara yang dapat kita lakukan adalah memisahkan partikel yang mudah menyublim tersebut menjadi gas. Gas yang dihasilkan ditampung, lalu didinginkan kembali. Syarat pemisahan campuran dengan menggunakan sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Beberapa perubahan wujud zat DARI KE
PADAT CAIR GAS
PADAT - MENCAIR MENYUBLIM
CAIR MEMBEKU - MENGUAP
GAS MENGKRISTAL MENGEMBUN -
Zat-zat yang bisa mengalami sublimasi, akan tetap mengalami peristiwa sublimasi pada suhu berapapun.
Meskipun pada ruang ber-AC, transfer kalor dari
udara ke zat tersebut bisa terjadi.
Namun perbedaan suhu ruangan tersebut
mempengaruhi seberapa cepat jumlah zat yang tersublimasi per satuan waktu. Kalor sublimasi merupakan jumlah dari kalor peleburan + kalor penguapan.
Qs = QL + Qu Qs = m.(L + U)
jadi meskipun L (kalor peleburan) dan U (kalor
penguapan) sangat besar, selama ada proses transfer kalor dari lingkungan, proses penyubliman akan tetap terjadi meski dengan m (massa) yang kecil. Alotropi adalah bentuk yang berbeda dari unsur yang sama Alotropi (Gr. allos, other, and tropos, manner) or alotropisme adalah perilaku yang diperlihatkan oleh beberapa unsur kimia. Unsur-unsur seperti ini dapat ditemukan dalam dua bentuk atau lebih, yang dikenal sebagai allotrop unsur tersebut. Pada tiap alotrop, atom-atom unsur tersebut terikat dalam bentuk yang berbeda-beda. Alotrop adalah modifikasi struktural yang berbeda-beda dari sebuah unsur. [1] Sebagai contoh unsur karbon memiliki dua alotrop umum: intan, yang terdiri atas atom karbon yang terikat bersama-sama dalam susunan kisi tetrahedral, dan grafit, yang terdiri atas atom karbon yang terikat dalam lembaran-lembaran kisi heksagonal. Dua contoh alotrop dari karbon yaitu intan dan grafit Contoh peristiwa Alotropi adalah : Zat padat pada umumnya mempunyai bentuk kristal tertentu: Kubus, heksagonal, rombik, monoklin dan sebagainya. Unsur belerang dalam suhu biasa berwarna kuning dengan bentuk kristal rombik. Jika belerang rombik dipanaskan sampai 96° bentuk kristalnya berubah menjadi monoklin. Jika belerang cair didinginkan tiba-tiba pada -119° terjadi pula bentuk kristal monoklin (seperti bentuk jarum). Pada pendinginan lebih lanjut sampai -96° terjadi bentuk rombik. Suhu 96° adalah suhu peralihan.