1
PERCOBAAN II
I. Tujuan Percobaan
I.1 Mampu menjelaskan tanda-tanda reaksi kimia
I.2 Mampu menetukan laju dan orde reaksi
2
II.3 Macam-macam Reaksi Kimia
Berdasarkan gejala yang ditimbulkan, reaksi kimia
dibedakan atas:
II.3.1 Reaksi Netralisasi
Reaksi netralisasi yaitu reaksi antara suatu asam dan
basa yang banyaknya secara kimiawi sama. Reaksi antara asam
dan basa pada umumnya membentuk garam dan air.
(Vogel, 1985)
Reaksi penetralan yaitu reaksi antara asam dan basa.
Menurut Arhenius reaksi penetralan adalah reaksi antara 1 ion
H+ dan 1 ion OH-
H+ + OH- H2O
3
II.3.4 Reaksi Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks dalam analisa kuantitatif
sering terlihat dan digunakan untuk pemisahan atau
identifikasi ion kompleks jika ada perubahan warna larutan.
Misalnya :
AgCl (g) + 2 NH3 Ag + [(NH3)2]+ + Cl-
(Vogel, 1985)
Sering dipakai untuk pemisahan atau identifikasi
bila ion kompleks terbentuk maka terjadi karena dalam
larutan pembantukan kompleks merupakan penyebab
pelarutnya endapan dari reagensia yang berlebih.
(Brady, 1994)
4
A B
Menurut jumlah molekul A dan meningkanya jumlah molekul B
sering dengan waktu yang diperlihatkan dalam sebuah grafik.
Secara umum akan lebih mudah apabila dinyatakan laju dalam
perubahan konsentrasi terhadap waktu. Jadi untuk reaksi diatas
dapat dinyatakan lajunya sebagai :
5
II.5.4 Katalis
Katalis adalah zat yang mempercepat reaksi tanpa
mengalami perubahan kimiayang permanen. Suatu katalis
mempengaruhi kecepatan reaksi dengan jalan:
1. Pembentukan senyawa antara (katalis homogen)
2. Absorbsi (katalis heterogen)
II.5.5 Konsentrasi
Perubahan kimia timbul sebagai akibat dari
tumbukan molekul. Semakin banyak tumbukan yang
terjadi, semakin besar laju reaksinya. Jika konsentrasi
reaktan semakin tinggi maka tumbukan juga akan semakin
besar.
(Keenan, 1990)
II.6 Persamaan Laju Reaksi
Reaksi : 2N2O3 4NO2 + O2
Laju reaksi sebanding dengan konsentrasi N2O5 dan dapat ditulis :
Laju reaksi ∞ [N2O5]
Laju reaksi k [N2O5]
K disebut konstanta laju reaksi orde pertama. Laju reaksi diatas
dapat diukur baik dengan berdasarkan penurunan [N 2O5] atau
berdasarkan pada [O2] [NO2] [N2O5] akan menghasilkan persamaan
yang berbeda.
Laju reaksi
Laju reaksi
Laju reaksi
Laju reaksi
Untuk reaksi umum :
6
aA + bB cC + Dd
(Keenan, 1990)
7
mempunyai hukum laju dengan orde nol secara
keseluruhan.rumus laju reaksi menjadi V.K.
M
(Khopkar,1990)
8
[A]
(Khopkar, 1990)
2.8 Hukum Laju dan Kostanta Laju
Laju reaksi terukur seringkali sebanding dengan konsentrasi
reaktan suatu pangkat. Contihnya mungkin saja laju itu sebanding
dengan konsentrasi dua reaktan A dan B, sehingga :
V = K [A] [B]
Koefisien K disertai konsentrasinya yang tidak bergantung pada
konsentrasi, tetapi bergantung pada temperature. Persamaan sejenis
ini yang ditentukan secara eksperimen disebut hokum laju reaksi.
Secara formal hukum laju reaksi adalah persamaan yang
menyamakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua
spesien yang ada termasuk produknya.
Hukum laju reaksi memiliki dua penerapan utama,
penerapan praktisnya setelah kita mengetahui hukum laju dan
komposisi campuran. Penerapan teoritis hukum laju ini adalah
hokum laju menerapkan pemandu untuk mekanisme reaksi. Setiap
mekanisme yang dilanjutkan harus konstan dengan hukum laju
yang diamati.
(Atkins, 1993)
(Miller, 1987)
2.10 Kecepatan Reaksi
9
Kecepatan reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi
atau hasil reaksi persatuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan
sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu reaktan atau
bertambahnya suatu produk. Dapat ditulis :
V= V=
(Sastrohamidjojo, 2001)
(Basri, 1996)
2.12.2 Asam Klorida (HCl)
Merupakan asam kuat
Tidak berwarna
Mudah larut dalam air
10
Baunya menusuk hidung hingga berbahaya bagi
pernapasan
Tidak larut dalam alcohol
Dapat melarutkan logam-logam mulia
Bahan baku membuat plastic
Hg(s) + 2HCl(g) MgCl2(aq) + H2(g)
(Vogel, 1985)
2.12.3 KMnO4
Berwarna ungu
Titik dekomposis
Larut dalam air
Digunakan dalam volumetrik dan agen oksida
(Bird,1987)
(Basri, 2000)
2.12.5 Aquadest
Sifat fisik :
Berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,
titik didih 100oC, titik beku 0oC
Sifat kimia :
Senyawa dengan formula H2O,elektrolit lemah,terionisasi
menjadi H3O+ dan OH- dihasilkan dari pengoksidasian
hidrogen sebagai bahan pelarut dalam kebanyakan senyawa
dan sumber listrik.
(Basri, 2000)
– Tabung reaksi
11
– Erlenmeyer
– Gelas beker
– Gelas ukur
– Pipet tetes
– Stopwatch
– Labu ukur
3.1.2 Bahan
– Pita Mg
– HCl
– H2C2O4
– KMnO4
– Aquadest
12
Buret
10 mL HCl 2 M
Gelas beker
Penambahan pita Mg
Pencatatan waktu
Pengulanga 2 kali
hasil
13
10 mL HCl 2 M 10 mL HCl 2 M
Gelas beker
Pemasukan pita Mg
10 mL HCl 2 M 10 mL HCl 2 M
Gelas beker
Pemasukan pita Mg
14
10 mL HCl 2 M 10 mL HCl 2 M
Gelas beker
Pemasukan pita Mg
10 mL HCl 2 M
Labu ukur
Penuangan 10 mL HCl
10 mL HCl 0,6 M
Gelas beker
Pemasukan pita Mg
15
Erlenmeyer 1
10 ml H2C2O4 + 12 ml
aquadest
Erlenmeyer 50 ml
– Penyiapan buret yang berisi KMnO4 0,1 M
– Penggoyangan campuran hingga homogen
– Penambahan 2 ml KMnO4 0,1 M
– Pencatatan waktu sampai terjadi perubahan
warna
– Pengamatan
hasil
Erlenmeyer 2
20 ml H2C2O4 + 2 ml
aquadest
Erlenmeyer 50 ml
– Penyiapan buret yang berisi KMnO4 0,7 M
– Penggoyangan campuran hingga homogen
– Penambahan 2 ml KMnO4 0,1 M
– Pencatatan waktu sampai terjadi perubahan
warna
– Pengamatan
Hasil
Erlenmeyer 3
10 ml H2C2O4 + 10 ml
aquadest
Erlenmeyer 50 ml
– Penyiapan buret yang berisi aquadest
– Penggoyangan campuran hingga homogen
– Penambahan 2 ml KMnO4 0,1 M
– Pencatatan waktu sampai terjadi perubahan
warna
16
– Pengamatan
Hasil
IV. Data Pengamatan
4.1 Kinetika reaksi logam Mg dengan HCl
17
Perhitungan
M1 . V1 = M2 . V2
2,0 . V1 = 1,8 . 25
1,8 2,5
V1 = 2,0
= 22,5 ml
M1 .V1 = M3 .V3
2,0 . V1 = 1,6 . 25
1,6 2,5
V1 = 2,0
= 20,0 ml
M1 .V1 = M4 . V4
2,0 . V1 = 1,4 . 25
1,4 25
V1 = 2,0
= 17,5 ml
M1 . V1 = M5 . V5
2,0 . V1 = 1,2 . 25
1,2 25
V1 = 2,0
= 15,0 ml
M1 . V1 = M6 . V6
2,0 . V1 = 1,0 . 25
1,0 25
V1 = 2,0
= 12,5 ml
M1 . V1 = M7 .V7
2,0 . V1 = 0,8 . 25
18
0,8 25
V1 = 2,0
= 10,0 ml
M1 . V1 = M8 .V8
2,0 . V1 = 0,6 . 25
0,6 25
V1 = 2,0
= 7,5 ml
6 1 0,005 0 -2,301 0 0
n x. y x. y
m =
n x 2 ( x) 2
19
8.(0,933) (0.6669. 16,7)
=
8.0,283 (0,6669) 2
7,467 11,14
= 2,264 0,445
3,673
= 1,819
= 2,019
y = mx + c
y = 2,019 x + c
-1,618 = 2,019 ( 0,301 ) + c
c = -1,618 – 0,608
c = -2,226 ; maka persamaannya menjadi y = 2,019 x – 2,226
2. Kinetika reaksi ion permanganat dengan asam oksalat
M0 adalah [H2C2O4] mula-mula yaitu 0,7 M
M0 . V0 = M1 . V1
0,7 . 10 = M1 . 22
7
M1 =
22
= 0,32 M
M0 . V0 = M2 . V2
0,7 . 20 = M2 . 22
14
M2 =
22
= 0,64 M
M0 . V0 = M3 . V3
0,7 . 10 = M3 . 20
7
M3 =
20
= 0,35 M
20
Sumbu log x = [H2C2O4] , sumbu y = log 1/t
n x. y x. y
m =
n x 2 ( x ) 2
7,920 7,780
= 1,473 1,311
0,14
= 0,162
= 0,864
y = mx + c
y = 0.864 x + c
-2,340 = 0,864 (-0,495) + c
c = -2,340 + 0,43
c = -1,910 ; maka persaman menjadi y = 0,864 x – 1,910
21
= 0,014 M
M0 . V0 = M2 . V2
0,1 . 2 = M2 . 4
0,2
M2 =
4
= 0,05 M
M0 . V0 = M3 . V3
0,1 . 2 = M3 . 14
0,2
M3 =
14
= 0,014 M
n x. y x. y
m =
n x 2 ( x) 2
34,32 34,03
= 25,71 25,09
0,29
= 0,62
= 0,48
y = mx + c
y = 0,48 x + c
22
-2,340 = 0,48 (-1,854) + c
c = -2,340 + 0,89
c = -1,45 ;
23
Grafik log [H2C2O4] vs log 1/t
24
ANALISA GRAFIK
1) Grafik hubungan log HCl dan log 1/t dapat dilihat bahwa konsentrasi
berpengaruh terhadap waktu. Semakin besar konsentrasi HCl, waktu yang
dibutuhkan untuk logam Mg bereaksi semakin kecil. Grafik mendekati
literatur karena R mendekati 2.
2) Grafik antara log [HCl]2 dengan log 1/t menyatakan hubungan tingkat
reaksi HCl. HCl mempunyai orde reaksi 2 sehingga dapat digambarkan
dalam 2 grafik.
3) Grafik ke 3 hubungan log M campuran dengan log 1/t.
Konsentrasi berpengaruh terhadap waktu. Semakin besar konsentrasi
larutan, waktu yang dibutuhkan untuk larutan berubah warna menjadi
agak coklat semakin kecil. Grafik mendekati literatur karena menunjukkan
grafik linier.
V. Pembahasan
25
menentukan laju dan orde reaksi. Metode yang digunakan dalam percobaan ini
adalah metode pencampuran, pengenceran, dan titrasi. Prinsip percobaan ini
adalah mekanisme reaksi suatu kimia.
Reaksi kimia adalah suatu proses, dimana zat-zat baru, yaitu hasil reaksi
terbentuk dari berbagai zat aslinya yang disebut pereaksi. Reaksi kimia biasanya
disertai oleh kejadian-kejadian fisik seperti perubahan warna, timbulnua gas, dan
sebagainya (Petrucci, 1992).
A+B C
Menurut Keenan, orde suatu reaksi adalah jumlah semua eksponen dari
drfftftkonsentrasi dalam persamaan laju. Jika laju reaksi berbanding lurus dengan
pangkat satu konsentrasi hanya satu pereaksi.
Laju = k [HCl]
Maka reaksi ini dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penentuan orde
reaksi dengan metode diferensial, metode integral (penentuan orde reaksi pertama
dan penentuan orde reaksi kedua).
(Keenan, 1991)
26
(Keenan,1991)
reaksi di atas merupakan reaksi redoks. HCl merupakan oksidator yang mampu
2+
mengoksidasi logam Mg menjadi Mg , sedangkan Mg merupakan logam yang
cukup reaktif untuk bereaksi dengan senyawa lainnya, karena mudah dioksidasi.
Hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi HCl maka
reaksinya semakin cepat. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi,
semakin banyak jumlah partikel zat dalam larutan, sehingga semakin banyak
tumbukan yang terjadi. Semakin banyak tumbukan maka semakin cepat mencapai
Ea reaksi.
27
Orde reaksi dari persamaan laju reaksi yang ideal adalah 2, dalam percobaan
diperoleh orde mendekati 2, yaitu 2,019.
1. Temperatur
Temperatur dari percobaan pertama dengan percobaan lainnya
kemungkinan tidak sama, sehingga laju yang diperoleh juga berbeda. Apabila
suhunya semakin besar, maka molekul-molekul dapat bergerak semakin cepat dan
tumbukan lebih sering terjadi. hal ini terjadi karena kecepatan molekul akan
semakin meningkat saat suhu dinaikkan, sehingga energi kinetik akan semakin
besar. Tumbukan yang terjadi pun akan semakin banyak terjadi sehingga laju
reaksinya juga semakin cepat.
2. Konsentrasi
Dalam percobaan ini, apabila konsentrasi HCl yang digunakan semakin
kecil maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya reaksi.
Begitupun sebaliknya, semakin besar konsentrasi HCl, maka semakin sedikit
waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya reaksi. Apabila konsentrasi tinggi, maka
molekul-molekul dalam zat-zat pereaksi dapat semakin sering terjadi tumbukan,
sehingga laju reaksinya juga cepat.
4. Faktor Eksternal
Dalam percobaan ini, cepat lambatnya laju reaksi juga dipengaruhi oleh
faktor penggoyangan larutan HCl, penggoyangan ini dapat mempercepat
terjadinya reaksi.
28
Hasil percobaan diperoleh grafik yang dihasilkan dari reaksi antara Mg
dengan HCl berupa garis linier. Selain itu, grafik log [HCl] versus log 1/t
dihasilkan suatu persamaan garis linier y = 2,019 x – 2,226. Dari persamaan
tersebut didapatkan orde reaksi HCl sebesar 2 dan tetapan laju reaksi sebesar. Jadi
hukum atau persamaan laju reaksi untuk reaksi ini adalah : V= k [HCl]2
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan tingkat reaksi antara asam
osalat dengan KMnO4. Metode yang digunakan adalah titrasi asam basa.
Reak\sinya :
3 H2C2O4 (l) + 2K+ + 2 MnO4-(l) 6 CO2 (g)+ 2K+ + 2 OH-(l) + 2 H2 (g) + 2 MnO2(p)
oksidas
+3 +4
i reduksi
+7 +4
29
Pada saat penambahan KMnO4 sebaiknya tidak dilakukan penggoyangan.
Hal ini dikarenakan, penggoyangan dapat mempercepat reaksi dengan cara
mempercepaat tumbukan molekul-molekul zat yang bereaksi sehingga akhirnya
dapat mempengaruhi laju reaksinya. Reaksi ini diharapkan dapat berlangsung
normal tanpa pengaruh dari faktor eksternal seperti penggoyangan.
Dari hasil percobaan didapatkan grafik dari hasil reaksi antara asam
oksalat dengan KMnO4 berupa grafik linier. Persamaan liniernya adalah y =
0,843x – 1,942 dan y = 0,437x – 1,533. Dan reaksi tercepat pada Elenmeyer 2,
karena konsentrasi H2C2O4 lebih besar yang merupakan reduktor dari reaksi
tersebut. Semakin cepat pula mengalami oksidasi.
VI. Penutup
6.1 Kesimpulan
30
VII. Daftar Pustaka
Atkins,P.W ,1993, “ Kimia Fisik II”, edisi keempat, Erlangga, Jakarta.
Brady, J.,1994, “ Kimia Universitas Asas dan Struktur” ,Jilid I, edisi kelima,
Erlangga , Jakarta.
Erlangga , Jakarta.
31
Vogel A.I., 1985, “Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
VIII. LAMPIRAN
Kelompok 1
2,0 0,5 - - - -
32
(ml) (ml) (ml)
1 10 2 12 162 0,006
10 2 12
10 2 12
2 20 2 2 174 0,006
20 2 2
20 2 2
3 10 4 10 300 0,003
10 4 10
10 4 10
Kelompok 3
33
b. Kinetika Pereaksi Ion Permanganat dengan Asam Oksalat
10 2 12 191
10 2 12 202
20 2 2 171,99
20 2 2 159,69
10 4 10 252
10 4 10 243
Kelompok 4
34
1,2 0,5 83,13 79,39 81,26 0,012
10 2 12 224,41
10 2 12 241,85
20 2 2 152,26
20 2 2 113,74
10 4 10 185,86
10 4 10 204,82
Kelompok 5
35
[M] (cm) t (s) t (s) (s) rata-rata
10 2 12 246
10 2 12 239,7
20 2 2 244,9
20 2 2 137,3
10 4 10 224,5
10 4 10 244
Kelompok 7
36
a. Kinetika Reaksi Logam Mg dengan HCl
HCl Pita Mg Percobaan I Percobaan 2 t rata-rata 1/t
10 2 12 278
10 2 12 221
20 2 2 170
20 2 2 171
37
3 10 4 10 220 257,67 0,00038
10 4 10 261
10 4 10 292
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikan
38
Sara Agustine Biyang Sari Pratiwi
Mengetahui
Asisten
39