Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN III : ASIDI-ALKALIMETRI

Nama Praktikan : Siti Hajar

NIM : 24030119120034

Hari Praktikum : Rabu

Tanggal Praktikum : 9 September 2020

Asisten : Indah Salma Sausan

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
MODUL III
“ASIDI-ALKALIMETRI”

Mengetahui, Rembang, 16 September 2020


Asisten Praktikan

Indah Salma Sausan Siti Hajar


NIM: 24030117120008 NIM: 24030119120034
PERCOBAAN III
ASIDI-ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
1.1 Melakukan prosedur standardisasi larutan standar sekunder sebelum
analisis.
1.2 Menentukan kadar senyawa dalam sampel:
a. Kadar Nakarbonat dalam Produk Pangan
b. Kadar Asam asetat dalam Asetat Glasial dan Cuka Perdagangan
1.3 Menentukan komposisi campuran CO3= dan NaOH dalam produk pangan
atau sampel buatan.
1.4 Menentukan pilihan indikator yang tepat dalam analisis campuran.
II. Tinjauan Pustaka
II.1. Titrasi
Titrasi yaitu proses penambahan larutan standar ke dalam larutan
yang akan ditentukan sampai terjadi reaksi sempurna. Sedang saat
dimana reaksi sempurna dimaksud tercapai disebut titik ekivalen atau
titik akhir titrasi. Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran
dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk
diketahui konsentrasi komponen tertentu (Yusuf, 2019).
Titik ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya titran secara
kimia setara dengan banyaknya analit. Analit adalah spesies (atom,
unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan
konsentrasinya atau strukturnya (Harjadi, 1990).
Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan.
Dalam titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari
keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses
pengenceran (Harjadi, 1990).
II.2. Asidi-Alkalimetri
Metode Asidi-alkalimetri adalah suatu metode analisis berdasarkan
teknik titrimetri yang digunakan untuk menetapkan kadar suatu sampel
berdasarkan reaksi netralisasi yaitu dengan cara mereaksikan zat yang
bersifat asam dengan basa atau sebaliknya.
Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat yang bersifat asam dengan menggunakan larutan standar
yang bersifat basa.
(Yusuf, 2019)
II.3. Standarisasi Larutan
Standarisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan
standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan
larutan standar primer. Larutan standar primer adalah larutan standar
yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa sampai volum
larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang
dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari
hasil standarisasi.
(Yusuf, 2019)

II.4. Analisa Bahan


2.4.1 Natrium Tetraborat Murni
 Sifat Fisik : NaBaO7.10H2O BM=381,4 gram / mol

 Sifat Kimia : untuk pekerjaan yang sangat teliti, kristalnya


dikristal ulang, dua kali dari larutan air kemudian dikeringkan
dalam desikator dengan dengan kelembaban relatif 70%  atau
diatas larutan jenuh. Untuk titik akhir yang baik dapat di pakai
larutan asam borat di tambah NaCl sebagai pembanding warna
dengan volume, konsentrasi serta jumlah indikator seperti yang
di peroleh dalam standarisasi.

(Daintith, 2008)
2.4.2 NaOH
 Sifat Fisik : Titik didih 1939℃ dan titik leleh 318℃
 Sifat Kimia : Kristal berwarna putih, menyerap air dan CO 2 dari
udara, larut dalam air, alkohol
(Daintith, 2008)

2.4.3 HCl Pekat


 Sifat Fisik : Titik didih -85℃ dan titik leleh -14℃

 Sifat Kimia : Senyawa hidrogen dan khlorin, bersifat korosif, ,


dapat    mengiritasi kulit, reaktif, dan merupakan asam kuat.

(Daintith, 2008)

2.4.4 Akuades
 Sifat Fisik : Titik didih 100℃ dan titik leleh 0℃, densitas 1 g/ml
 Sifat Kimia : Senyawa dengan formula H2O, berbentuk cair, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berbasa, bersifat polar, dan pelarut
universal
(Daintith, 2008)

2.4.5 Indikator MR
 Sifat Fisik : Padatan serbuk merah keunguan, tak berbau, titik
didih 412,44oC, titik lebur 178-182oC, kerapatan 0,839g/mL
 Sifat Kimia : C15H15N3O2 , tak larut dalam air, larut dalam
etanol, asam asetat, digunakan untuk indicator pH
(Daintith, 2008)

2.4.6 Sampel Soda


 Sifat Fisik : Padatan kristal putih, 84.01 gram / mol , densitas
2.159 gram / ml .

 Sifat Kimia :  Larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol,
serbuk kuning pemadam api dikenal sebagai soda kue. 

(Daintith, 2008)
2.4.7 Sampel Asam Cuka
 Sifat Fisik : Larutan tak bewarna, berbau tajam, titik didih 117-
(Daintith, 2008)118oC, titik lebur 16,2oC, kerapatan 1,049g/mL
 Sifat Kimia : Larut dalam alcohol, Larutan volatile, asam
karboksilat sederhana,
(Daintith, 2008)

2.4.8 Sampel Garam Ammonium


 Sifat Fisik : berat molekul 17,031, titih didih -33,4 oC,
 Sifat Kimia : mudah larut dalam air, garam amonium dari
nitrat dan perklorat sangat mudah meledak, reduktor
(Daintith, 2008)
2.4.9 H2C2O4
 Sifat fisik : kristal berwarna putih, tidak mempunyai bau
 Sifat kimia : korosif, mudah terbakar

(Daintith, 2008)
2.4.10 Indikator PP
 Sifat fisik : merupakan cairan, tidak berwarna
 Sifat kimia : mudah terbakar

(Daintith, 2008)
2.4.11 Na2CO3
 Sifat fisik : kristal berwarna putih, tidak mempunyai bau
 Sifat kimia : tidak terbakar

(Daintith, 2008)
2.4.12 NaHCO3
 Sifat fisik : kristal berwarna putih, tidak berbau
 Sifat kimia : bereaksi dengan asam membentuk garam, air,
dan CO2

(Daintith, 2008)
III. Metode Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Neraca Listrik
b. Labu Takar 50 mL
c. Buret
d. Erlenmeyer
e. Pipet Ukur
f. Labu Takar
g. Pipet Tetes
h. Gelas beker
i. Gelas ukur
3.1.2 Bahan

a. Natrium Tetraborat g. Sampel Asam Cuka


Murni h. Sampel Garam
b. NaOH Ammonium
c. HCl Pekat i. H2C2O4
d. Akuades j. Indikator PP
e. Indikator MR k. Na2CO3
f. Sampel Soda l. NaHCO3
3.2 Gambar Alat

1. Neraca Listrik

3. Buret
2. Labu Takar
4. Erlenmeyer

5. Pipet Ukur

6. Pipet Tetes

7. Gelas beker

8. Gelas ukur

3.3 Skema Kerja

Prosedur 1
3.3.1. Preparasi dan standarisasi HCl
a) Preparasi HCl 0,1 N

x mL larutan HCl pekat 37%


Labu ukur 100 mL

- Penambahan aquades hingga tanda


batas

Hasil

b) Standardisasi HCl dengan Boraks

0,5 gr Natrium Tetraborat murni


Erlenmeyer

- Penambahan 50 mL aquades
- Penambahan 2 tetes indikator MO

Larutan berwarna kuning


Erlenmeyer
- Titrasi dengan HCl
- Pencatatan volume HCl
- Pengulangan triplo titrasi

Hasil

3.3.2. Preparasi dan Standarisasi NaOH


a) Preparasi larutan NaOH bebas karbonat
50 gr kristal NaOH
Gelas beker

- Penambahan 50 mL aquades
- Diamkan hingga larutan atas berwarna
bening, larutan bening merupakan
NaOH pekat
Hasil
Larutan berwarna kuning b.
Erlenmeyer b.
Pembuatan larutan NaOH 0,1 N

6,5 mL larutan NaOH pekat


Labu ukur 1000 mL

- Penambahan aquades hingga tanda


batas
- Penggojogan hingga homogen

Hasil

c) Standardisasi NaOH dengan HCl Nx

10 mL larutan NaOH encer


Erlenmeyer

- Penambahan 2 tetes indikator MO

- Titrasi dengan HCl Nx


- Pencatatan volume HCl Nx
- Pengulangan triplo titrasi

Hasil
d) Standardisasi NaOH dengan H2C2O4

0,2 gr H2C2O4
Erlenmeyer

- Penambahan 50 mL aquades
- Penambahan 2 tetes indikator PP

Larutan berwarna bening


Erlenmeyer

- Titrasi dengan NaOH


- Pencatatan volume NaOH
- Pengulangan triplo titrasi

Hasil
Prosedur 2
3.3.3. Penentuan Na2CO3 dalam Soda

3,5 gr sampel soda


Labu ukur 250 mL

- Penambahan aquades sampai tanda batas


- Penggojogan sampai homogen

25 mL larutan soda
Erlenmeyer

- Penambahan 2 tetes indikator MO


- Titrasi dengan HCL 0,1 N
- Pencatatan volume HCl 0,1 N
- Pengulangan triplo titrasi

Hasil

3.3.4. Penentuan Asam Asetat Glasial

2 gr asam asetat glasial


Labu ukur 250 mL

- Penambahan aquades sampai tanda batas

25 mL asam asetat
Erlenmeyer

- Penambahan 2 tetes indikator PP


- Titrasi dengan larutan NaOH standar
- Pengulangan triplo titrasi

Hasil

3.3.5. Penentuan Campuran NaOH – Na2CO3


25 mL larutan campuran
Erlenmeyer

- Penambahan 2 tetes indikator PP


- Pengenceran dengan aquades

Larutan berwarna merah muda


Erlenmeyer

- Titrasi dengan HCl 0,1 N


- Pencatatan volume HCl 0,1 N

Larutan berwarna bening


Erlenmeyer

- Penambahan 2 tetes indikator MO

Larutan berwarna orange


Erlenmeyer

- Titrasi dengan HCl 0,1 N


- Pencatatan volume HCl 0,1 N

Hasil

3.3.6. Penentuan Campuran Na2CO3 – NaHCO3

25 mL larutan campuran
Erlenmeyer

- Penambahan 2 tetes indikator PP

Larutan berwarna merah muda


Erlenmeyer

- Titrasi dengan HCl 0,1 N


- Pencatatan volume HCl 0,1 N

Larutan berwarna jernih


Erlenmeyer

- Penambahan 2 tetes indikator MO

Larutan berwarna kuning


Erlenmeyer

- Titrasi dengan HCl 0,1 N


- Pencatatan volume HCl 0,1 N

Hasil

3.3.7. Penentuan Amonia dalam Garam Amonium


25 mL garam ammonium
Erlenmeyer

- Penambahan 35 mL NaOH 0,0991 N


- Pemanasan hingga mendidih
- Pendinginan kemudian penambahan 2 tetes
indikator MO
- Titrasi dengan HCl 0,1 N
- Pencatatan volume HCl 0,1 N

Hasil
IV. Data Pengamatan
V. Hipotesis

Percobaan yang berjudul “Asidi-Alkalimetri” ini bertujuan untuk


melakukan prosedur standardisasi larutan standar sekunder sebelum analisis,
menentukan kadar senyawa dalam sampel kadar nakarbonat dalam produk pangan
dan kadar asam asetat dalam asetat glasial dan cuka perdagangan, menentukan
komposisi campuran CO3= dan NaOH dalam produk pangan atau sampel buatan
dan menentukan pilihan indikator yang tepat dalam analisis campuran. Pada
percobaan ini metode yang digunakan adalah metode titrasi. Prinsip yang
dilakukan adalah standarisasi larutan-larutan standar sekunder dengan
menggunakan beberapa indikator dan reaksi asam basa. Penambahan PP memberi
warna merah muda dengan basa. Titik ekivalen dan titik akhir diketahui dari
perubahan warnanya. Indikator metil orange memberikan warna merah
kekuningan (orange) pada saat titrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Daintith, J. (2008). Dictionary of Chemistry (6th Edition). Oxford University


Press. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-011600-6.50016-4

Harjadi. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.

Yusuf, Y. (2019). Modul Kimia Analisis (UHAMKA, ed.). Jakarta.


LAMPIRAN PERHITUNGAN

 Prosedur 1
1. Preparasi dan standarisasi HCl
a. Menghitung volume HCl pekat 37% yang dibutuhkan untuk
membuat 100ml larutan HCl 0,1 N
Diketahui :
N = 0,1 N L = 37%
Vakhir = 100 ml Mr HCl = 36,5
k (BJ) = 1,015 g/ml
Ditanya : VHCl ?
Jawab :
n = N . Vakhir
n = 0,1 N . 100ml = 10 mmol
sehingga,
x ml . L . k
x ¿=
100

x ml . L . k g /ml
x ¿. =
100 . Mr mg/mmol

x ml . L. k . 10 00 mg/ml
x ¿. =
100 . Mr mg/mmol

10 . x . L . k
x ¿. = mmol
Mr

10 . x . L. k
n mmol= mmol
Mr

10 . x . 37 .1,015
10=
36,5

x=0,971 ml atau x=1 ml


b. Standarisasi HCl
Diketahui :
massa boraks = 0,5 gr
BM boraks = 381,37 g/mol
e boraks = 2
V boraks = 50 ml
Ditanya : NHCl ?
Jawab :
11,8 +11,2+12,3
Vrata−rata HCl=
3
Vrata−rata HCl=11,76 ml

gr 1000
M boraks= x
BM P
e
0,5 1000
M boraks= x
381,37 50
2
M boraks=0,052 M

VHcl . NHCl = Vboraks. Nboraks


11,76 . NHCl = 50 . 0,052
NHCl = 0,22 N
2. Standarisasi NaOH
a. Dengan HCl Nx
Diketahui :
VHCl = 9,2 ml
VHCl = 8,8 ml
VHCl = 9,6 ml
V NaOH = 10 ml
BM HCl = 36,5 gr/mol

HCl Nx = 0,1 N
Ditanya : NNaOH ?

Jawab :

9,2+ 8,8+9,6
Vrata−rata HCl Nx=
3
Vrata−rata HCl Nx=9,2 ml

VHCl . NHCl = VNaOH. NNaOH


9,2 . 0,1 = 10 . N2
NNaOH = 0,092 N

b. Dengan H2C2O4
Diketahui :

VNaOH = 16,6 ml

VNaOH = 16,3 ml

VNaOH = 15,9 ml

e asam oksalat = 2

BM Asam Oksalat = 126,07 gram/mol

Ditanya : NNaOH ?

Jawab :

16,6+16,3+ 15,9
Vrata−rata HCl Nx=
3

Vrata−rata HCl Nx=16,26 ml

0,2 1000
M as . oksalat= x
126,07 50
2
M as . oksalat=0,063 M

Vas. oksalat . Nas. oksalat = VNaOH . NNaOH


50 . 0,063 = 16,26 . NNaOH

NNaOH = 0,1937 N

 Prosedur 2
1. Menentukan Na2CO3 dalam Soda
Diketahui :
NHCl = 0,1 N
V1 = 2,2 ml

V2 = 2,2 ml

V3 = 1,5 ml

BM Na2CO3 = 105,99
e Na2CO3 = 2

Ditanya : % kemurnian Na2CO3 ?

Jawab :

2,2+2,2+1,5
Vrata−rata= =1,967 ml
3

Mgrek Na2CO3 = Mgrek HCl


Mgrek Na2CO3 = NHCl x VHCl=0,1 N x 1,967 ml = 0,1967 mg

BM
Massa Na2CO3 = Mgrek Na2CO3 x
e
105,99
Massa Na2CO3 = 0,1967 mg x =10,424 mg
2
Massa Na2CO3 = 0,010424 gram

Massa hasil timbang = 3,5 gram

Massa Na 2CO 3
Kemurnian = x 100 %
Massahasil timbang
0,010424
¿ x 100 %=0,297 %
3,5 gram

2. Standarisasi NaOH dengan Asam asetat Glasial


Diketahui :

NNaOH = 0,1 N

V1 = 21,6 ml

V2 = 22,3 ml

V3 = 22,0 ml

BM asam asetat = 60,053

e asam asetat = 1

Ditanya : % kemurnian asam asetat ?

Jawab :

21,6+22,3+22,0
Vrata−rata= =21,96 ml
3

Mgrek asam asetat = Mgrek HCL

= NNaOH x VNaOH = 0,1 N x 21,96 ml = 2,196 mg

BM
Massa asam asetat= Mgrek Na2CO3 x
e

60,053 g /mol
= 2,196 mg x =131,87 mg
1

= 0,13187 gram

Massa asetat sampel = P x Vsampel

= 1,05 x 25 ml

= 26,25 gram
Kemurnian

Massaasam asetat 0,13187


x 100 %= x 100 %=0,5023 %
Massa Sampel 26,25 gram

3. Penentuan campuran NaOH-Na2CO3


Diketahui :
m gram NaOH=(a-b)0,1x BM NaOH
a = Volume HCl indikator pp = 12,6 ml
b = Volume HCl indikator MO = 3,3 ml
Ditanya : mgram NaOH? mgram Na2CO3?
Jawab :
mgram NaOH = (12,6 ml – 3,3 ml)x 0,1 x 40 gram/mol
= 37,2 mgram
= 0,0372 gram
mgram Na2CO3 = b x 0,1 x 2 x BM Na2CO3
= 3,3 ml x 0,1 x 2 x 105,99 gram/mol
= 69,954 mgram
= 0,069954 gram
4. Penentuan campuran Na2CO3-NaHCO3
Diketahui :
m gram NaHCO3 =(a-b)0,1x BM NaHCO3
a = Volume HCl indikator pp = 12 ml
b = Volume HCl indikator MO = 3,6 ml
Ditanya : mgram Na2CO3? mgram NaHCO3?
Jawab :
mgram NaHCO3 = (12 ml – 3,6 ml)x 0,1 x 84 gram/mol
= 70,56 mgram
= 0,07056 gram
mgram Na2CO3 = b x 0,1 x 2 x BM Na2CO3
= 3,6 ml x 0,1 x 2 x 105,99 gram/mol
= 76,3128 mgram
= 0,0763128 gram

5. Penentuan ammonia dalam gram ammonium


Diketahui :

a = 35 ml

b = 10 ml

Ditanya : massa NH3?

NH3 = {[(a x 0,0991) - (b x 0,1)] x BM NH3} mgr

NH3 = {[(35 x 0,0991) – (10 x 0,1)] x 17} mgr

NH3 = {[2,468] x 17} mgr

NH3 = 41,965 mgr

NH3 = 0,041965 g

Anda mungkin juga menyukai