Anda di halaman 1dari 2

2.10.

Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa
c terhadap laju cahaya tersebut dalam medium v, maka besarnya
indeks bias dalam medium apa pun selain udara, besarnya selalu lebih
besar dari satu. Secara matematis indeks bias dapat dirumuskan :
c
n=
v
Dengan n adalah indeks bias, c adalah laju cahaya dalam ruang hampa
(m/s) dan v adalah laju cahaya dalam medium (m/s). Peristiwa pembiasan
cahaya pada bidang batas antara dua medium memenuhi Hukum Snellius
n1 sin θ1=n 2 sin θ2
dengan, n1 = indeks bias medium tempat cahaya datang θ1 = sudut datang
n2 = indeks bias medium tempat cahaya bias dan θ2 sudut bias
(Novestiana & Hidayanto, 2015).

2.11. Indeks Bias Minyak Atsiri


Komponen-komponen yang tersusun dalam minyak atsiri sangat erat
kaitannya dengan indeks bias minyak atsiri. Demikian halnya dengan berat
jenis di mana komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi nilai
indeks biasnya. Banyak senyawa berantai panjang atau senyawa bergugus
oksigen ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak atsiri semakin
meningkat. Tingginya kandungan air pada minyak, maka semakin kecil
nilai indeks biasnya. Maka dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri dengan
nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri
dengan nilai indeks bias yang kecil (Anto, 2020). Berdasarkan standar mutu
The Essential Oil Association of America (EOA) oleoresin dari jahe
memiliki indeks bias 1,4880-1,4970 (Lentera, 2002).
Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah Refraktometer.
Jenis refraktometer yang direkomendasikan digunakan untuk analisis indeks
bias minyak atsiri adalah refraktometer Abbe (Julianto, 2016).
Gambar Refraktometer Abbe

Anto, S. T. P., M.Sc. (2020). REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI: Penerbit Lakeisha.
Julianto, T. S. (2016). Minyak Atsiri Bunga Indonesia: Deepublish.
Lentera, T. (2002). Khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib: Agromedia Pustaka.
Novestiana, T. R., & Hidayanto, E. (2015). Penentuan Indeks Bias Dari Konsentrasi Sukrosa
(C12h22o11) Pada Beberapa Sari Buah Menggunakan Portable Brixmeter. Youngster
Physics Journal, 4(2), 173-180.

Anda mungkin juga menyukai