Anda di halaman 1dari 2

I.

6 Uji ion Fosfat dalam asam Fosfat


Dalam percobaan ini dilakukan pengujian terhadap ion fosfat dalam larutan asam
fosfat. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi adanya anion fosfat
dalam larutan. Larutan yang telah disiapkan, dilakukan pengamatan sebagai tes yang
pertama. Kenampakan dari larutan yang diidentifikasi keberadaan ion fosfatnya ini
berwarna bening. Selanjutnya dilakuakan tes yang kedua dengan menambahkan H2SO4
dalam larutan sampel. Setelah ditambahkan H2SO4, larutan ini tetap berwarna bening tapi
terasa panas. Hal ini terjadi karena adanya reaksi eksoterm yang menghasilkan panas.
Kemudian pengidentifikasian dilakukan kembali dengan menambahkan AgNO3 dan
HNO3 sebagai tes yang ketiga. Hasil dari penambahan AgNO3 diketahui larutan tetap
berwarna bening namun terbentuk endapan kuning dalam larutan karena bereaksi dengan
kation Ag+. Namun setelah ditambahkan dengan HNO3 larutan menjadi keruh dan
endapan yang terbentuk kembali larut. Reaksi yang terjadi adalah:
+ ¿→ Ag3 PO 4 ↓ ¿

PO 42−¿+3 Ag ¿

+¿ ¿
−¿+3 Ag ¿

Ag3 PO 4 ↓+2 H +¿ → H 2 PO4 ¿

(Svehla, 1985)
Hal ini menunjukan bahwa larutan sampel yang diidentifikasi tidak mengandung anion
kelompok perak. Tes keempat dilakukan dengan penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl pada
larutan sampel. Ketika larutan ditambahkan Ba(C2H3O2)2 larutan menjadi keruh, saat
ditambahkan HCl terbentuk endapan putih pada larutan. Hal ini menunjukan bahwa
dalam sampel ini mengandung anion yang termasuk kelompok kalsium – barium (ion
fosfat). Reaksi yang terjadi adalah:
2+ ¿→Ba 3 (HPO)4 ↓¿

PO 42−¿+Ba (terbentuk endapan putih)


¿

(Svehla, 1985)

I.7 Uji ion nitrat dalam Pb(NO3)2


Dalam percobaan ini dilakukan pengujian terhadap ion nitrat dalam larutan
Pb(NO3)2. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi adanya anion nitrat
dalam larutan. Larutan yang telah disiapkan, dilakukan pengamatan sebagai tes yang
pertama. Kenampakan dari larutan yang diidentifikasi keberadaan ion nitratnya ini
berwarna kuning. Selanjutnya dilakuakan tes yang kedua dengan menambahkan H 2SO4
dalam larutan sampel. Setelah ditambahkan H2SO4, larutan ini menjadi berwarna bening
dan terasa panas. Tujuan dari penambahan ini adalah untuk mepercepat terjadinya reaksi
(katalis). Panas pada reaksi ini terbentuk karena adanya reaksi eksoterm yang
menghasilkan panas. Reaksi yang terjadi adalah:
2−¿+ 2H 2 O ¿

4 NO3−¿+2 H 2 SO4 →4 NO 2↑ +O2 ↑+2 SO 4 ¿

(Svehla, 1985)
Kemudian pengidentifikasian dilakukan kembali dengan menambahkan AgNO3
dan HNO3 sebagai tes yang ketiga. Hasil dari penambahan AgNO 3 diketahui larutan tetap
berwarna bening namun setelah ditambahkan dengan HNO3 larutan menjadi berwarna
kuning. Hal ini terjadi karena ditambahkannya ion senama dari AgNO 3 dan HNO3. Tes
keempat dilakukan dengan penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl pada larutan sampel.
Ketika larutan ditambahkan Ba(C2H3O2)2 larutan berwarna, saat ditambahkan HCl larutan
tetap berwarna bening. Hal ini menunjukan bahwa dalam sampel ini mengandung anion
yang tidak termasuk pada kelompok perak ataupun kelompok kalsium barium.

Anda mungkin juga menyukai