PO 42−¿+3 Ag ¿
+¿ ¿
−¿+3 Ag ¿
(Svehla, 1985)
Hal ini menunjukan bahwa larutan sampel yang diidentifikasi tidak mengandung anion
kelompok perak. Tes keempat dilakukan dengan penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl pada
larutan sampel. Ketika larutan ditambahkan Ba(C2H3O2)2 larutan menjadi keruh, saat
ditambahkan HCl terbentuk endapan putih pada larutan. Hal ini menunjukan bahwa
dalam sampel ini mengandung anion yang termasuk kelompok kalsium – barium (ion
fosfat). Reaksi yang terjadi adalah:
2+ ¿→Ba 3 (HPO)4 ↓¿
(Svehla, 1985)
(Svehla, 1985)
Kemudian pengidentifikasian dilakukan kembali dengan menambahkan AgNO3
dan HNO3 sebagai tes yang ketiga. Hasil dari penambahan AgNO 3 diketahui larutan tetap
berwarna bening namun setelah ditambahkan dengan HNO3 larutan menjadi berwarna
kuning. Hal ini terjadi karena ditambahkannya ion senama dari AgNO 3 dan HNO3. Tes
keempat dilakukan dengan penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl pada larutan sampel.
Ketika larutan ditambahkan Ba(C2H3O2)2 larutan berwarna, saat ditambahkan HCl larutan
tetap berwarna bening. Hal ini menunjukan bahwa dalam sampel ini mengandung anion
yang tidak termasuk pada kelompok perak ataupun kelompok kalsium barium.