Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTIKUM ASIDI ALKALIMETRI


KIMIA ANALITIK

Disusun Oleh :

Praktikan : Maria Christina N.A.


NIM : 24030119120030
Hari Prakatikum : Rabu
Tanggal Praktikum : 16 September 2020
Asisten : Indah Salma Sausan

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 14 September 2020

Mengetahui,

Asisten Praktikan,

Indah Salma Sausan Maria Christina Novia A


24030117120008 24030119120030
PERCOBAAN 3
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
1. Mampu melakukan prosedur standardisasi larutan standar sekunder
sebelum analisis.
2. Menentukan kadar senyawa dalam sampel: Kadar Nakarbonat dalam
Produk Pangan, Kadar Asam asetat dalam Asetat Glasial dan Cuka
Perdagangan
3. Menentukan komposisi campuran CO3 dan NaOH dalam produk
pangan atau sampel buatan.
4. Menentukan pilihan indikator yang tepat dalam analisis campuran.

II. Tinjauan Pustaka


2.1. Titrasi
2.1.1. Pengertian titrasi
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar
suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis
reaksi yang terlibat dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam
basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi,titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat yang
akan ditentukan kadarnya disebut titran dan biasanya
diletakkan didalam erlenmeyer, sedangkan zat yang telah
diketahui disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan diburet.
Baik titer maupun titran biasanya dalm bentuk larutan yang
diuji
(Sunardi, 2006)
2.1.2. Titik Ekuivalen Titrasi
Titik ekuivalen adalah titik pada proses titrasi ketika asam
dan basa tepat habis bereaksi. Untuk mengetahui titik
ekuivalen digunakan indikator.
(Sukmariah, 2007)
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan,
kemudian catatvolume titer yang diperlukan untuk mencapai
keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran,
volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitungkonsentrasi
titran tersebut
(Baroroh, 2004)
2.1.3. Titik Akhir Titrasi
Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna
indicator. Titik akhir titrasi dapat terjadi sebelum atau sesudah
titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik
akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna
indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik
equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat
memperkecil kesalahan titrasi.
(Baroroh, 2004)
2.2. Asidi alkalimetri
Asidimetri adalah titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan
garam terhidrolisis dari asam lemah. Larutan standarnya asam.
Sedangkan alkalimetri adalah titrasi terhadap larutan asam bebas dan
larutan garam terhidrolisis dari basa lemah.
Asidi-alkalimentri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang
menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam basa.
Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan di tambahkan dari
buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat yang direksikan tepat
menjadi eqivalen (telah tepat banyaknya untuk menghabisi kan zat
yang direaksikan) satu sama lain. Untuk mengetahui keadaan ekivalen
dalam proses asidi- alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang
dinamakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah zat yang
dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Asidi-
alkalimetri menyangkut reaksi antara asam kaut-basa kuat, asam kuat-
basa lemah, asam lemah-basa kua, asam kuat-garam dari asam lemah,
dan basa kuat-garam dari basa lemah
(Chadijah, 2012)

2.3. Standardisasi larutan


Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan
standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi
dengan larutan standar primer
(Kenkel, 2002)
Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan
proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan
larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar). Titrasi
asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa
(reaksi penetralan). Prosedur analisis pada titrasi asam basa ini adalah
dengan titrasi volumemetri, yaitu mengukur volume dari suatu asam
atau basa yang bereaksi.
(Sukandi, 2013)
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar
dibedakan menjadi larutanstandar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan standar primer adalah larutanstandar yang
dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat
tertentudengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa -
volum larutan).Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang
dipersiapkan denganmenimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemurnian relatif rendahsehingga konsentrasi diketahui dari
hasil standardisasi.
(Underwood & Day, 2002)
2.4. Analisa Bahan
2.5.1. Natrium Tetraborat murni
Sifat Fisik :
- Berat molekul 381,372 g/gmol
- Berbentuk granular
- Titik leleh 75 ˚C
- Titik didih 200 ˚C
Sifat Kimia :
- ketika dipanaskan maka akan kehilangan air dan menjadi
bentuk Na2B4O7.
(Perry, 1954)

2.5.2. NaOH
Sifat Fisik :
- Berupa padatan putih
- higroskopik
- larut dalam air
- titik didih 1390C
- titik leleh 13,80C
Sifat Kimia :
- bersifat higroskopis
- sangat korosif terhadap jaringan organik
- Menyerap gas CO2 membentuk Na2CO3
(Mulyono, 2001)

2.5.3. HCl pekat


Sifat Fisik :
- berupa larutan
- tidak berwarna
- berbau tajam
- titik leleh 510C
- titik didih 930C
- larut dalam air
Sifat Kimia :
- merupakan asam kuat
- bersifat racun
- dapat larut dalam air dan benzena
- bersifat korosif

(Basri, 1996)

2.5.4. Aquadest
Sifat fisik:
- tidak berwarna
- tidak berbau
- titik didih 100C
- titik beku 0C
Sifat kimia:
- merupakan persenyawaan hydrogen dan oksigen
- pelarut yang baik
- terdapat dalam keadaan tidak murni di alam
(Basri, 1996)

2.5.5. Indikator MR
Sifat Fisik :
- berbentuk powder
- berwarna merah kehitaman
- titik leleh 178-182C
Sifat Kimia :
- Menyebabkan iritasi mata
- menyebabkan iritasi kulit
(Basri, 1996)
2.5.6. Sampel Soda
Sifat Fisik :
- Berat Molekul 106 gr/mol
- Spesific Gravity 2,533 gr/cm3
- Titik Leleh 851C
Sifat Kimia :
- Berasa pahit
- Dapat membentuk larutan alkali kuat
(Perry, 1954)

2.5.7. Sampel Asam cuka


Sifat Fisik :
- kadar 99,5%
- Cairan tidak berwarna
- Berat molekul 60kg/kmol
- Titik didih : 117,87oC
- Titik lebur : 16,6oC
Sifat Kimia :
- Merupakan asam lemah
- Asam asetat direaksikan dengan caustic soda
menghasilkan natrium asetat
(Perry, 1954)
2.5.8. Garam Ammonium
Sifat Fisik :
- padatan berwarna putih
- Berat molekul 53,49 g/mol
- titik leleh 520°C
- Titik didih 350°C
Sifat Kimia :
- Ammonium klorida tampak menyublim pada pemanasan.
- Ammonium klorida bereaksi dengan basa kuat
- Ammonium klorida juga bereaksi dengan karbonat logam
alkali pada temperatur tinggi menghasilkan amonia dan
klorida logam alkali

(Perry, 1954)

2.5.9 Indikator Phenolftalein


Sifat Fisika :
- trayek pH dari 8,0-9,8
- perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah
- Titik leleh 2610C

Sifat Kimia :
- sukar larut dalam air
- larut dalam alkohol
- Senyawa hablur putih
(Perry, 1954)

2.5.10 Asam Oksalat Kristal


Sifat fisika :
- Berat molekul 126 gram / mol
- densitas 1,90 g cm-3 .

Sifat Kimia :
- Sangat stabil dalam keadaan atmosfer biasa
- Asam organik yang relatif kuat
(Perry, 1954)
2.5.11 NaHCO3
Sifat fisika :
- Berbentuk padatan kristal
- Berwarna putih
- densitas 2.159 gram / ml
Sifat kimia :
- Larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol
- Tidak berbau
- Sodium karbonat adalah zat kimia yang stabil selama
disimpan dengan benar
(Perry, 1954)

2.5.12 Na2CO3
Sifat fisika :
- Massa molekul 105.9888 g/mol
- Densitas 2.54 g/cm³
- Titik leleh 851 °C
- Titik didih 1,600 °C
Sifat kimia :
- Larut dalam air
- bubuk tanpa warna yang menyerap embun dari udara
- membentuk larutan alkali yang kuat
(Perry, 1954)

III. Metode Percobaan


3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
3.1.1.1. Neraca listrik
3.1.1.2. Labu takar 50 mL
3.1.1.3. Buret
3.1.1.4. Erlenmeyer
3.1.1.5. Piper ukur
3.1.1.6. Pipet tetes
3.1.1.7. Gelas beker
3.1.1.8. Gelas ukur
3.1.1.9. Gelas arloji

3.1.2. Bahan
3.1.2.1. Natrium tetraborat murni
3.1.2.2. NaOH
3.1.2.3. HCl pekat
3.1.2.4. Aquades
3.1.2.5. Indikator MR
3.1.2.6. Sampel soda
3.1.2.7. Sampel asam cuka
3.1.2.8. Sampel garam ammonium
3.1.2.9. Indikator PP
3.1.2.10. Asam oksalat kristal
3.1.2.11. NaHCO3
3.1.2.12. Na2CO3

3.2. Gambar Alat


Labu takar

Neraca listrik

Erlenmeyer
Buret

Pipet ukur
Pipet tetes
Gelas arloji

3.3. Skema Kerja


 Prosedur 1
3.3.1 Preparasi HCl

x ml HCl pekat

Labu takar 50 ml
Menambahkan aquades hingga batas yang
ditentukan
Memperhatikan sifat fisik dan kimia
BJ HCl dengan Aerometer

Hasil

3.3.2 Standardisasi HCl dengan Boraks

0,5 g natrium tetraborat murni

Erlenmeyer
Penambahan 50 ml aquadest dibagi 2
menjadi 25 ml-25ml

Penambahan 2 tetes indikator M.O

Larutan berwarna Kuning

Erlenmeyer

Penitrasian dengan HCl sampai larutan


berwarna merah muda
Pencatatan volume HCl
Pengulangan penitrasian hingga 3 x
Hasil

3.3.3 Preparasi dan standarisasi NaOH 0,1 N

3.3.3.1 Preparasi larutan NaOH bebas karbonat

50 gr kristal NaOH
Beker gelas

-Penambahan aquades 50 ml

-Pemindahan larutan ke tabung besar 75


ml

-Diamkan sampai bagian atas larutan


bening (NaOH pekat)

Hasil

3.3.3.2 Membuat larutan NaOH 0,1 N


6,5 ml NaOH pekat
Labu takar 1 liter
Hasi
l

-Penambahan aquades sampai tanda


batas
-Pengocokan sampai homogen

3.3.3.3 Standardisasi NaOH dan HCl xN

-Penambahan 2 tetes Metil Orange


-Penitrasi dengan HCl Nx sampai berubah
10 ml NaOH encer
Hasil

warna menjadi bening


Erlenmeyer

- Pencatatan volume HCl Nx


-Pengulangan penitrasi sampai 3 x
3.3.3.4 Standardisasi NaOH dengan H2C2O4

0,2 g H2C2O4
Erlenmeyer

Penambahan 50 ml aquadest
Penambahan 2 tetes PP

Larutan berwarna
bening
Erlenmeyer
Penitrasian dengan NaOH
Pencatatan volume NaOH
Pengulangan triplo titrasi

Hasil

 Prosedur 2
3.3.4 Menentukan Na2CO3 dalam Soda

3,5 g Soda
Labu ukur 250 ml

Penambahan aquadest sampai tanda batas


Pengocokan hingga homogen

25 ml larutan Soda
Erlenmeyer

Penambahan 2 tetes M.O


Penitrasian dengan HCl 0,1 N
Pencatatan volume HCl 0,1 N

Hasil
3.3.5 Penentuan Asam Asetat Glasial
2 gr asam asetat
glasial
Labu takar 250 ml
-Pencampuran air cucian dalam labu takar
-Penambahan aquadest sampai tanda batas
-Pengocokan sampai homogen

25 ml asam asetat
Erlenmeyer

-Penambahan 2 tetes indikator PP


-Penitrasi dengan larutan NaOH standart
-Pengulangan triplo titrasi

Hasi
l

3.3.6 Penentuan campuran NaOH – Na2CO3

25 ml larutan
campuran
Erlenmeyer
Penambahan 2 tetes indikator PP
Penambahan aquadest

Larutan berwarna merah


Penitrasian
muda dengan NaOH
Erlenmeyer
Pencatatan volume NaOH

Penambahan 2 tetes M.O


Larutan berwarna
bening
Erlenmeyer
Larutan berwarna orange
Erlenmeyer

25 ml larutan
Penitrasian dengan NaOH
campuran
Pencatatan volume NaOHErlenmeyer

Hasil

3.3.7 Penentuan campuaran Na2CO3 – NaHCO3


Larutan berwarna merah
muda
Erlenmeyer

Penambahan 2 tetes indikator PP


Penambahan aquadest
Larutan berwarna
bening
Erlenmeyer

Penitrasian dengan NaOH 0,1 N


Pencatatan volume NaOH
Larutan berwarna
orange
Erlenmeyer

Penambahan 2 tetes Metil Orange

Hasi
l

Penitrasian dengan NaOH 0,1 N


Pencatatan volume NaOH
3.3.8 Penentuan Amonia dalam garam Amonium

25 ml larutan garam amonium


Erlenmeyer
-Penambahan 35 ml NaOH 0,0991 N

-Pemanasan hingga Pendidihan


-Pendinginan
-Penambahan 2 tetes indikator Metil Orange

Larutan berwarna
Orange
Erlenmeyer

-Penitrasian dengan HCl 0,1 N


-Pencatatan volume HCl 0,1 N

Hasil
IV. Hipotesis

Percobaan yang berjudul Alkali Asidimetri bertujuan agar mampu


melakukan prosedur standardisasi larutan standar sekunder sebelum
analisis mampu menentukan kadar senyawa dalam sampel: Kadar
Nakarbonat dalam Produk Pangan, Kadar Asam asetat dalam Asetat
Glasial dan Cuka Perdagangan, mampu menentukan komposisi campuran
CO3 dan NaOH dalam produk pangan atau sampel buatan serta dapat
menentukan pilihan indikator yang tepat dalam analisis campuran. Prinsip
dari dilakukannya percobaan ini adalah standardisasi larutan yaitu suatu
penentuan konsentrasi larutan secara tepat dan reaksi asam basa yaitu
suatu reaksi yang melibatkan asam dan basa serta dapat digunakan dalam
menentukan pH sedangkan untuk metodenya adalah metode titrasi yaitu
metode kimia untuk dapat menentukan konsentrasi suatu larutan dengan
cara mereaksikan sejumlah volume larutan itu terhadap sejumlah volume
larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Penambahan PP
memberi warna merah muda dengan basa. Titik ekivalen dan titik akhir
diketahui dari perubahan warnanya. Indikator metil orange memberikan
warna merah kekuningan (orange) pada saat titrasi. Penambahan indikator
metil merah memberikan warna merah.
Daftar Pustaka

Baroroh, U. L. U. (2004). Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung


Mangkurat. Banjarbaru.

Basri, S. (1996). Kamus Kimia. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Chadijah, S. (2012). Dasar-dasar Kimia Analitik. UIN Allaudin Makasar.

Kenkel, J. (2002). Analytical chemistry for technicians. CRC Press.

Mulyono. (2001). Kamus Kimia. Rineka Cipta.

Perry, R. H. (1954). Chemical engineers’ handbook.

SUKANDI, N. (2013). sintesis alkohol dari limbah nasi rumah makan melalui
proses hidrolisis dan fermentasi. Skripsi, 1(441408036).

Sukmariah. (2007). Kimia Kedokteran Edisi 2. Binarupa aksara.

Sunardi. (2006). Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya. Yrama Wijaya.

Underwood, A. L., & Day, R. A. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:


Erlangga.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

 Prosedur 1
1) Preparasi dan standarisasi HCl
a) Menghitung volume HCl pekat yang dibutuhkan untuk
membuat 100 mL larutan HCl 0,1N
Diketahui :
n = N. V
n = 0,1 N x 100 mL
n = 10 mmol
L = 37%
Mr HCl = 36,5
k (BJ) = 1,015 g/mol
Volume akhir = 1000 mL
Ditanya : V HCl?
Jawab :

x ml . L . k
x ¿=
100

x ml . L . k g /ml
x ¿. =
100 . Mr mg/mmol

x ml . L. k 1000 m g /ml
x ¿. =
100. Mr mg/mmol

¿. 10. x . L . k
x = mmol
Mr

10 . x . L. k
n mmol= mmol
Mr

10 . x . 37 .1 , 015
10=
365

x=0,971 mL

x=1 mL
b) Standarisasi HCl
Diketahui :
Massa boraks = 0,5 gram
BM boraks = 381, 37 g/mol
V boraks = 50
e Boraks = 2
Volume boraks = 50 mL
11.8+11,2+12 , 3
V HCl rata rata = =11,76 mL
3
Ditanya : N HCL?
Jawab :
gr 1000 0,5 1000
x = x =0,05244 M
M boraks = BM P 381,37 50
e 2

Menjadi,

V HCl . N HCl = V Boraks . N Boraks

11,76 . N HCl = 50. 0,052

N HCl = 0,22 N

2) Standarisasi NaOH
a) Dengan HCl Nx
Diketahui :
9,2 mL+8,8 mL+ 9,6 mL
V HCl Nx rata – rata = =9,2mL
3
BM HCl = 36,5 g/mol
V NaOH = 10 mL
HCl Nx = 0,1 N
Ditanya : N NaOH?
Jawab :
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
9,2 . 0,1 = 10 . N NaOH
N NaOH = 0,092 N
b) Dengan H2C2O4
Diketahui :
V 1+V 2+V 3
V HCl Nx rata-rata =
3
16,6+16,3+15,9
¿ =16 , 26 mL
3

BM asam oksalat = 126,07 gram/mol

e asam oksalat = 2

Ditanya : N NaOH?

Jawab :

0,2 1000
x =0,063 M
M asam oksalat = 126,07 50
2

V asam oksalat . N asam oksalat = V NaOH . N NaOH

50 . 0,063 = 16,26 . N NaOH

N NaOH = 0,1937 N

 Prosedur 2
1) Menentukan Na2CO3 dalam soda
Diketahui :
N HCl = 0,1 N
BM Na2CO3 = 105,99
e Na2CO3 = 2
V1 = 2,2 mL
V2 = 2,2 mL
V3 = 1,5 mL
Ditanya : % kemurnian Na2CO3?
Jawab :
2,2+ 2,2+ 1,5
V rata-rata = =1,967 mL
3
Mgreak Na2CO3 = Mgrek HCl
Mgrek Na2CO3 = N HCl x V HCl
= 0,1 N x 1,967 mL = 0,1967 mg
BM
Massa Na2CO3 = Mgrek Na2CO3 x
e
105,99
Massa Na2CO3 = 0,1967 mg x
2
= 10, 424 mg = 0,010424 gram
Massa pada Hasil timbang = 3,5 gram
Massa Na2 CO 3
% Kemurnian = x 100 %
massa pada hasil timbang
0,010424
= x 100 %=0,297 %
3,5 gram
2) Standarisasi NaOH dengan Asam Asetat glasial
Diketahui :
N NaOH = 0,1 N
BM asam asetat = 60, 053
e asam asetat = 1
V1 = 21,6 mL
V2 = 22,3 mL
V3 = 22,0 mL
Ditanya = % Kemurnian asam asetat?
Jawab :
21, 6+ 22,3+ 22,0
V rata rata = = 21, 96 mL
3
Mgrek asam asetat = Mgrek HCl
= N NaOH . V NaOH
= 0,1 N x 21,96 mL = 2,196 mg
BM
Massa asam asetat = Mgrek Na2CO3 x
e
g
60,053
= 2, 196 mg x mol
1
¿ 131 ,87 mg=0,13187 g

Massa asam asetat sampel = P x V sampel

= 1,05 x 25 mL = 26,25 gram

massa asam asetat


% Kemurnian = x 100 %
massa sampel

0,13187
= x 100 %=0,5023 %
26,25 gram

3) Penentuan campuran NaOH dan Na2CO3

Diketahui :
a = Volume HCl indikator PP = 12,6 mL
b = Volume HCl indikator MO = 3,3 mL
m gram NaOH = (a-b) x 0,1 x BM NaOH
Ditanya : mgram NaOH? mgram Na2CO3?
Jawab :
mgram NaOH = (12,6 ml – 3,3 ml) x 0,1 x 40 gram/mol
= 37,2 mgram
= 0,0372 gram
mgram Na2CO3 = b x 0,1 x 2 x BM Na2CO3
= 3,3 mL x 0,1 x 2 x 105,99 gram/mol
= 69,954 mgram
= 0,069954 gram
4) Penentuan campuran Na2CO3 dan NaHCO3
Diketahui :
a = Volume HCl indikator pp = 12 mL
b = Volume HCl indikator MO = 3,6 mL
m gram NaHCO3 = (a-b) x 0,1 x BM NaHCO3
Ditanya : mgram Na2CO3 dan NaHCO3 ?
Jawab :
m gram NaHCO3 = (a-b) x 0,1 x BM NaHCO3
mgram NaHCO3 = (12 mL- 3,6 mL) x 0,1 x 84 gram/mol
= 70,56 mgram = 0,07056 gram
mgram Na2CO3 = b x 0,1 x 2 x BM Na2CO3
= 3,6 mL x 0,1 x 2 x 105, 99 gram/mol
= 76,3128 mgram = 0,0763128 gram
5) Penentuan ammonia dalam garam ammonium
Diketahui :
a = 35 mL
b = 10 mL
Ditanya : massa NH3?
Jawab :
NH3 = {[(a x 0,0991) – (b x 0,1)] x BM NH3} mgr
NH3 = {[(35 x 0,0991) – (10 x 0,1)] x 17} mgr
NH3 = {[(2, 468)] x 17} mgr
NH3 = 41, 965 mgr = 0,041965 g

Anda mungkin juga menyukai