Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Indeks Bias


Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang
penting dari medium. Indeks bias memainkan peran yang cukup
penting di dalam beberapa bidang diantaranya dalam teknologi film
tipis dan fiber optic, dan lain-lain. Indeks bias suatu larutan dapat
diukur dengan menggunakan beberapa metode antara lain dengan
metode interferometri seperti interferometri Mach-Zender,
interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson,
menggunakan spektrometer dan refraktometer. Pengukuran
menggunakan metode tersebut cenderung rumit dan memakan waktu
yang lama sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mengukur
indeks bias secara mudah dan cepat (Parmitasari, 2013).
Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan suatu benda, maka
cahaya tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diteruskan. Jika
benda tersebut transparan seperti kaca atau air, maka sebagian cahaya
yang diteruskan terlihat dibelokkan, dikenal dengan pembiasan.
Cahaya yang melalui batas antar dua medium dengan kerapatan optik
yang berbeda, kecepatannya akan berubah. Perubahan kecepatan
cahaya akan menyebabkan cahaya mengalami pembiasan.

Perambatan cahaya dalam ruang hampa udara memiliki kelajuan


kemudian setelah memasuki medium tertentu akan berubah
kelajuannya menjadi v dengan v ≪ c. Ketika cahaya merambat di
dalam suatu bahan, kelajuannya akan turun sebesar suatu faktor yang
ditentukan oleh karakteristik bahan yang dinamakan indeks bias (n).
Indeks bias merupakan perbandingan (rasio) antara kelajuan cahaya di
ruang hampa terhadap kelajuan cahaya di dalam bahan (Toifur, 2015).

Pengukuran indeks bias dalam industri dapat digunakan untuk


menemukan parameter fisik berupa konsentrasi, suhu, tekanan dan

3
4

lain-lain. Menurut Bojan (2007), indeks bias larutan adalah parameter


karakteristik yang sangat penting dan beberapa parameter terkait
seperti suhu, konsentrasi, dll, dapat diperkirakan dari itu. Indeks bias
dan viskositas memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya sebagai parameter kualitas minyak goreng dimana minyak
yang memiliki kualitas paling baik yaitu minyak yang memiliki indeks
bias dan viskositas yang tinggi.

Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya di dalam


zat cair dibanding ketika di udara. Indeks bias merupakan salah satu
dari beberapa sifat optis yang penting dari medium. Dalam bidang
kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan
antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui
komposisi bahan penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan
untuk mengetahui kualitas suatu larutan. Penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa indeks bias dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian dan kadaluarsa dari oli. Sedangkan penelitian lainnya yang
dilakukan menunjukkan bahwa indeks bias dapat digunakan untuk
menentukan kemurnian minyak goreng (Zamroni, 2014).

Pada indeks bias zat cair, Indeks bias merupakan perbandingan


(rasio) antara kelajuan cahaya di ruang hampa terhadap kelajuan
cahaya di dalam bahan seperti dinyatakan oleh:

c
n= ............................................................................................(2.1)
v

Dimana :

n = indeks bias

c = kelajuan cahaya di ruang hampa (m/s)

v = kelajuan cahaya di dalam medium (m/s)


5

Suatu sinar melewati dua medium yang berbeda, akan terjadi


pembiasan. Jika sinar dilewatkan dari udara melewati zat cair, maka
sinar di dalam zat cair itu akan dibelokkan. Peristiwa pembiasan pada
bidang batas antara dua medium memenuhi Hukum Snellius
(Parmitasari, 2013).

n1 Sin θ1 = n2 Sin θ2...........................................................................(2.2)

Dimana:

n1 = indeks bias medium tempat cahaya datang

Sin θ1 = sudut datang

n2 = indeks bias medium tempat cahaya bias

Sin θ2 = sudut bias

Tabel 2.1 Indeks bias beberapa zat

Medium n= c/v
Udara Hampa 1,000
Udara (pada STP) 1,0003
Air 1,333
Es 1,31
Alkohol Etil 1,36
Gliserol 1,48
Benzene 1,50
Kaca
Kuarsa Lebur 1,46
Kaca Korona 1,52
Api cahaya/kaca flinta 1,58
Lucite atau plexiglass 1,51
Garam dapur (Natrium Klorida) 1,53
Berlian 2,42
(Oktaviani, 2015)
Indeks bias menurut pengertian fisis adalah kemampuan cahaya
merambat dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul penyusun zat
tersebut. Sedangkan berdasarkan persamaan matematis, indeks bias
adalah perbandingan cepat rambat di udara dengan cepat rambat
6

cahaya ketika melalui suatu zat. Apa bila seberkas cahaya jatuh pada
permukaan air, sebagian cahaya akan dipantulkan (reflaksi) oleh
permukaan, sebagian lagi cahaya akan dibiaskan (refraksi) masuk
kedalam air. Pengukuran indeks bias penting untuk:
1. Menilai sifat dan kemurnian suatu medium salah satunya berupa
cairan.

2. Mengetahui konsentrasi larutan-larutan.

3. Mengetahui nilai perbandingan komponen dalam campuran dua


zat cair.

4. Mengetahui kadar suatu zat yang diekstraksikan dalam suatu


pelarut (Parmitasari, 2013).

Metode lain yang juga sering digunakan untuk mengukur indeks


bias adalah dengan menggunakan refraktometer. Metode ini merupkan
metode yang sederhana. Sampel yang digunakan juga relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan metode yang lainnya.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga indeks bias


cairan, yaitu (Rofiq, 2010):

1. Berbanding terbalik dengan suhu

2. Berbanding terbalik dengan panjang gelombang sinar yang


digunakan

3. Berbanding urus dengan tekanan udara dipermukaan udara

4. Berbanding lurus dengan kadar atau konsentrasi larutan

2.2. Pembiasan Cahaya


7

Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan suatu benda, maka


cahaya tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diteruskan. Jika
benda tersebut transparan seperti kaca atau air, maka sebagian cahaya
yang diteruskan terlihat dibelokkan, dikenal dengan pembiasan.
Cahaya yang melalui batas antar dua medium dengan kerapatan optik
yang berbeda, kecepatannya akan berubah.

Gambar 2.1 Pemantulan dan Pembiasan Cahaya (Rahma et al., 2015)


Gambar diatas terlihat bahwa berkas cahaya menuju medium air
mengenai perubahan arah. Perubahan arah ini dinamakan pembiasan.
Besarnya sudut bias θ2 tergantung dari sifat medium air. Sedangkan
besarnya sudut berkas yang melewati kedua medium dirumuskan
dengan persamaan berikut (Rahma et al., 2015):
Sin θ 2 v 2
= = Konstan ............................................................(2.3)
Sin θ1 v1
Dimana :
Sin θ1 : sudut datang
Sin θ2 : sudut bias
v1 : kecepatan gelombang datang
v2 : kecepatan gelombang biasnya
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Mendekati Garis Normal
Cahaya dibiakan mendekati garis normal jika cahaya merambat
dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat,
contohnya cahaya merambat dari udara kedalam air.
2. Menjauhi Garis Normal

Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya


merambat dari medium optik lebih rapat kedalam optik kurang
rapat, contoh cahaya merambat dari dalam air ke udara. cahaya
8

melalui dua bidang yang berbeda dan juga cahaya yang datang
tidak tegak lurus terhadap bidang batas.
Saat menemui bidang batas cahaya dapat pula sebagiannya
diteruskan akan tetapi kecepatan rambat berbeda dengan kecepatan
rambat pada medium sebelumnya sebagaimana telah diberikan dalam
Persamaan (2.3). Mirip dengan penjelasan dalam peristiwa
pemantulan, dalam pembiasan terdapat pula sudut datang θd dan sudut
bias θb (Miryanti, 2017).

2.3. Hukum Snellius

Hukum-hukum Snellius mendasari kaidah-kaidah optika geometris


dalam alat-alat optik maupun sistem optik. Hukum itu tak lain ialah
kaidah yang berkenaan dengan pemantulan dan pembiasan sinar-sinar
cahaya sebagai berikut (Oktaviani, 2015):

1. Sinar datang, garis normal, sinar terpantul dan sinar terbias,


semuanya terletak pada satu bidang datar.

2. Sudut pantul sama dengan sudut datang.

3. Perbandingan antara sinus sudut datang dan sinus sudut bias


adalah tetap, tak tergantung besar sudut datang.

Adapun yang disebut sudut datang ialah sudut antara arah normal,
yakni arah tegak lurus bidang batas dan arah sinar datang, dan sudut
pantul ialah sudut antara arah normal dan arah sinar terpantul.
Sedangkan yang dimaksud sudut bias ialah sudut antara arah normal
dan arah sinar terbias.

Jika kita melihat ke bawah dasar kolam renang, air terlihat


dangkal. Ini disebabkan cahaya dari titik pada bagian bawah kolam
dibiaskan di permukaan dari air ke udara sehingga muncul ke arah
yang baru seperti gambar tersebut.
9

Gambar 2.2 Cahaya dari O di dasar kolam renang dibiaskan di

permukaan air (Oktaviani, 2015).

Gambar 2.2 menunjukkan apa yang terjadi ketika sinar melintasi


permukaan air dari udara ke kaca. Sinar paralel tetap berada dalam
balok sisi paralel, tapi air mengubah arah di persimpangan permukaan.
Perubahan arah disebabkan oleh perubahan kecepatan cahaya ketika
melewati batas dari udara ke gelas yang bergerak lebih lambat. Ada
juga perubahan panjang gelombang ketika gelombang cahaya masuk
ke kaca dari udara. Sebuah gelombang bergerak lebih lambat
memasuki kaca mulai ditangkap oleh gelombang berikutnya yang
masih diudara. Kemudian memasuki gelombang berikutnya ke kaca
dan dua gelombang bergerak pada kecepatan baru tapi dengan
pemisahan yang lebih kecil.

Ketika gelombang elektromagnetik menyentuh permukaan


medium dielektrik dari suatu sudut, leading edge gelombang tersebut
akan melambat sementara trailing edgenya tetap melaju normal.
Penurunan kecepatan leading edge disebabkan karena interaksi dengan
elektron dalam medium tersebut. Saat leading edge menumbuk
elektron, energi gelombang tersebut akan diserap dan kemudian di
radiasi kembali. Penyerapan dan re-radiasi ini menimbulkan
keterlambatan sepanjang arah perambatan gelombang. Kedua hal
tersebut menyebabkan perubahan arah rambat gelombang yang disebut
10

refraksi atau pembiasan. Perubahan arah rambat gelombang cahaya


dapat dihitung dari indeks bias berdasarkan hukum Snellius:

Sin θ1 v1 n 1
= = ..................................................................(2.4)
Sin θ 2 v2 n 2

Dimana:

θ1 dan θ2 adalah sudut antara normal dengan masing-masing sinar bias


n1 dan n2 adalah indeks bias masing-masing medium.
v1 dan v2 adalah kecepatan gelombang cahaya dalam masing-masing
medium (Oktaviani, 2015).

2.4. Refraktometer

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar


atau konsentrasi bahan terlarut misalnya: gula, garam, protein dsb.
Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan namanya adalah dengan
memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer merupakan suatu
instrument yang digunakan untuk mengukur pembengkokan dari
cahaya yang dilewatkan dari satu medium ke medium lainnya. Prinsip
kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan
refraksi cahaya. Refraktometer memiliki beberapa jenis, antara lain
yaitu (Sulastri, 2015):

1. Refraktometer Abbe

Merupakan alat untuk determinasi secara cepat konsentrasi,


kemurnian, kualitas dispersi dari sampel cair, padat, dan plastik.
Dapat digunakan untuk mengukur bermacam-macam indeks bias
suatu larutan. Dapat juga digunakan untuk mengukur kadar tetapi
kita harus membuat kurva standar. Bagian refraktormeter abbe
yaitu mempunyai dua lubang pengamatan. Contoh sampel yang
11

dapat digunakan untuk dianalisis dengan refraktometer abbe


adalah :

a. Larutan : alkohol dan eter

b. Minyak : wax (lilin)

c. Minuman: sari buah, sirup

Gambar 2.3 Refraktometer Abbe (Sulastri, 2015)

Adapun kegunaan dari refraktometer abbe tersebut, anatara lain


sebagai berikut (Tim Penyusun Fisika Dasar UGM, 2016):

a. Refraktometer Abbe dapat digunakan untuk untuk mengukur


indeks bias (medium cair transparan) dengan cepat dan akurat
dengan range yang lebar dari nilai indeks bias 1,300 sampai
dengan nilai 1,700.

b. Refraktometer Abbe dapat juga digunakan untuk mengukur


kadar (kandungan) gula untuk berbagai medium, seperti
kandungan gula pada cairan, dan pada medium cair transparan
lainya. Kadar yang dapat diukur mempunyai rentang 0%
sampai dengan 95 %.

c. Refraktometer Abbe dapat digunakan untuk mengukur indeks


bias pada rentang suhu antara 00C sampai dengan 700C.
12

Cara penggunaan refraktometer abbe tersebut adalah :


a. Siapkan refraktometer abbe dan buka tempat sampel,
kemudian dengan pipet ambil sampel secukupnya dan teteskan
sampel pada tempat sampel dan kemudian tempat sampel
ditutup kembali.
b. Nyalakan lampu yang digunakan untuk menerangi sampel
dalam ruang sampel sambil kita amati melalui teropong.
c. Melalui teropong amati dan putarlah pemutar untuk
mendapatkan medan pengukuran, yaitu berupa pada tanda
silang nampak setengah terang dan setengah gelap dan
hentikan memutar pemutar.
d. Bacalah garis memanjang vertikal yang memotong sekala, dan
sekala yang terbaca merupakan nilai indeks bias sampel yang
diamati.
e. Ganti sampel yang lain dan amati dengan cara yang sama.

2. Refraktometer Brix

Refraktometer Brix digunakan untuk mengukur konsentrasi


padatan terlarut dari gula,garam, protein, dan lebih spesifiknya
untuk makanan dan cairan ideal untuk kontrol kualitas. Hand
refractometer brix digunakan untuk gula 0-32%.

3. Refraktometer Hand

Refraktometer tangan hanya untuk mengukur kadar zat tertentu


saja. Bagian hand refraktometer hanya mempunyai satu lubang
pengamatan saja. Ada dua jenis refraktometer tangan atau
genggam yaitu analog dan digital.

Prinsip kerja dari refraktometer analog maupun digital yaitu


cahaya yang masuk ke prisma memiliki karakteristik yang unik.
Setiap karakteristik cahaya memiliki nilai pada skala dalam satuan
yang dikenal sebagai °Brix. Indikasi bahwa lampu tidak diganggu
saat melewati prisma yaitu ketika cahaya masuk ke dalam prisma
13

dengan kondisi yang kering, bidang pandang pada refraktor analog


secara keseluruhan akan berwarna biru.

Sedangkan pada refraktometer digital, ditandai dengan pesan


error atau tidak yang akan muncul. Untuk pengukuran air murni
pada refraktometer harus menghasilkan pembacaan nol. Suatu
larutan yang mengandung sukrosa (gula meja atau jus buah) jika
ditempatkan pada permukaan prisma maka akan mengubah arah
cahayanya secara signifikan. Tergantung pada jumlah sukrosa
dalam larutan, ºBrix akan berkisar dari 0 sampai 25 + untuk
pengukuran kadar gula pada tanaman pertanian.

Refraktometer Analog Handheld nyaman karena tidak


memerlukan sumber energi. Namun, mereka mungkin tidak akurat
jika digunakan diluar rentang suhu tertentu. Refraktometer yang
sudah tua akan memberikan pembacaan yang akurat hanya ketika
suhu berada pada 68ºF (20ºC). Ketika suhu berada di atas atau di
bawah optimal, meja koreksi (corrections table) diperlukan untuk
menentukan ºBrix sebenarnya. Pembacaan pada refraktometer bisa
menurun hingga 0,89ºBrix ketika suhu 50ºF (10ºC) jika faktor
koreksi tidak dilakukan.

4. Refraktometer Salt

Refraktometer Salt digunakan untuk mengukur kada garam


pada bagian perseribu atau ppt dan berat jenis atau persen salinitas
(kadar garam) tergantung pada model. Refraktometer salt
digunakan untuk mengukur konsentrasi garam dari air atau air
garam. Hand refraktometer salt untuk NaCl 0-28%.

Sedangkan bagian-bagian dari refraktometer antara lain adalah :

1. Day light plate


14

Day light plate berfungsi untuk melindungi prisma dari


goresan, debu dan benda asing yang dapat menempel. Day light
plate juga berfungsi menjaga sampel yang diteteskan pada prisma
tidak jatuh dan tumpah.

2. Prisma

Prisma merupakan komponen yang sensitif terhadap goresan


dan pengganggu cahaya yang masuk ke prisma, contohnya debu.
Prisma mengubah cahaya polikromatis menjadi monokromatis

3. Lensa

Lensa pada refraktometer berfungsi untuk memfokuskan


cahaya dan berada dalam bagian handle.

4. Biomaterial Strip

Biomaterial skip merupakan komponen yang berfungsi untuk


menstabilkan suhu dengan range suhu 20-25oC dan berada
dibagian dalam handle.

5. Lensa Pembesar

Lensa pembesar berfungsi untuk melihat atau mempermudah


ketajaman skala, serta berada dibagian dalam handle.

6. Eye pieces

Untuk melihat pembacaan skala dengan menggunakan detektor


mata.

7. Knop pengatur skala

Berfungsi untuk mengkalibrasi alat dengan menggunakan


aquades. Cara kalibrasi yaitu obeng minus diletakkan pada
15

pengatur skala, lalu diputar hingga specific gravity atau rapatan


jenis menunjukkan hasil 1,000.

8. Skala

Sebagai pembacaaan specific gravity atau rapatan jenis (Sp G),


indeks refraksi atau indeks bias (ND), dan konsentrasi suatu zat
yang dianalisis. Skala berada di bagian dalam handle.

9. Handle

Area genggaman pada saat memegang refraktometer yang


dilengkapi dengan grip (permukaan kasar) agar tidak licin saat
memegang alat tersebut dan juga menjaga suhu tetap stabil.
Handle terbuat dari bahan karet karena merupakan bahan isolator
yang tahan panas dan menjaga kestabilan suhu (Sulastri, 2015).

2.4. Kalibrasi

Kalibrasi adalah menentukan kebenaran konvensional


penunjukkan alat melalui cara perbandingan dengan standar ukurnya
yang tertelusur ke standar Nasional atau Internasional. Kalibrasi bisa
dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional bahan-bahan acuan
tersertifikasi, serta mengikuti petunjuk didalam ISO/IEC 17025:2005.

Pada umumnya kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan


keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai
dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu,
contohnya :

Thermometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau


koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi).
16

Sehingga thermometer tersebut menunjukkan temperature yang


sebenarnya dalam celcius pada titik tertentu di skala (Ramdani, 2015).

Dalam pengaplikasian kalibrasi ada beberapa ketentuan-ketentuan


pokok kalibrasi yang harus diketahui, yaitu:

1. Perangkat baru

2. Suatu perangkat setiap waktu tertentu

3. Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

4. Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang


berpotensi mengubah kalibrasi

5. Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

Kalibrasi juga mempunyai metode-metode yang harus


diperhatikan, antara lain yaitu:

1. Kurva kalibrasi

Sejumlah larutan baku dengan variasi konsentrasi disiapkan,


diukur menggunakan instrument dan respon instrument dicatat.

2. Adisi standar

Metode yang digunakan untuk analit dalam matriks yang


kompleks, yang mengakibatkan terjadinya interfrensi dalam respon
instrument, sering disebut juga metode spiking.

3. Standard Internal

Umumnya digunakan dalam GC dan HPLC. Suatu senyawa


reference atau pembanding (standar internal) dengan volume atau
17

massa yang konstan ditambahkan ke dalam larutan standar dan


sampel.

Ada dua kalibrasi di Indonesia, yaitu:

1. Kalibrasi teknis (untuk proses Produksi)

Kalibrasi peralatan alat ukur yang tidak langsung berhubungan


dengan dunia perdagangan. Dilakukan oleh laboratorium kalibrasi
terakreditasi KAN (diakui secara Nasional).

2. Kalibrasi Legal (untuk keperluan Umum)

Kalibrasi peralatan alat ukur untuk keperluan perdagangan


dilakukan oleh Direktorat Metrologi-Depdag.

Disamping itu kalibrasi memiliki tujuan, yaitu:

1. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional


penunjukan suatu instrument ukur.

2. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar-standar


nasional maupun internasional .

3. Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran melalui rangkaian


perbandingan tak terputus-putus.

4. Menentukan apakah peralatan masih layak digunakan sesuai


dengan fungsinya.

5. Deteksi, korelasi, melaporkan dan mengeliminasi setiap variasi


keakuratan alat uji (Ramdani, 2015).

2.5. Sukrosa (Gula)


18

Sukrosa merupakan senyawa kimia yang termasuk kedalam


golongan karbohidrat. Sukrosa adalah disakarida yang apabila
dihidrolisis berubah menjadi dua molekul monosakarida yaitu glukosa
dan fruktosa. Sukrosa memiliki peranan penting dalam teknologi
pangan karena fungsinya yang beraneka ragam. Sukrosa dengan
kemurniaan yang tinggi dan kadar abu yang rendah baik untuk
kembang gula.

Gula atau sukrosa adalah senyawa organik terutama golongan


karbohidrat. Sukrosa juga termasuk disakarida yang didalamnya terdiri
dari komponen-komponen D-glukosa dan D-fruktosa. Rumus molekul
sukrosa adalah C12H22O11 Gula dengan berat molekul 342 g/mol dapat
berupa kristal-kristal bebas air dengan berat jenis I ,6 g/ml dan titik
leleh 160°C. Sukrosa ini kristalnya berbentuk prisma monoklin dan
berwama putih jemih. Wama tersebut sangat tergantung pada
kemumiannya. Bentuk kristal murmi dapat tahan lama bila disimpan
dalam gudang yang baik. Gula dalam bentuk larutan yang baik ketika
masih berada dalam batang tebu maupun ketika masih berada dalam
larutan. Bentuk gula selama proses dalam pabrik tak tahan lama dan
akan cepat rusak karena terjadi hidrolisis atau inversi atau penguraian.
Inversi adalah peristiwa pecahnya sukrosa menjadi gula-gula reduksi
(glukosa, fruktosa,dan sebagainya) (Tchanturia, 2013).

Gula merupakan karbohidrat sederhana karena larut dalam air dan


langsung diserap tubuh sebagai energi. Secara umum gula dibedakan
menjadi dua yaitu monosakarida dan disakarida (Tchanturia, 2013).

2.6. Sirup

Sirup adalah larutan dalam air dan gula atau pengganti gula yang
kental, dengan atau tanpa penambahan flavoring agent atau obat. Sirup
yang mengandung flavoring agent tetapi tanpa obat disebut: non
19

medicated syrup. Banyak non medicated syrup yang menjadi sirup


dasar untuk pembuatan sirup obat (Miryanti, 2013).
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain
yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh
dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali
dinyatakan lain). Sirup adalah larutan pekat gula atau gula lain yang
cocok yang di dalamnya ditambahkan obat atau zat wewangi,
merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol,
sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit, dengan
maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga
dapat meningkatkan kelarutan obat (Pratama, 2015).
Sirup adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam yang
minimal mengandung 50% sukrosa. Penambahan bahan obat atau sari
tumbuhan dapat merupakan komponen lainnya dari sirup. Kandungan
sukrosa dari sirup yang tercantum dalam Farmakope terletak antar 50
dan 65%, akan tetapi umumnya diantara 60 dan 65%. Dalam sebuah
larutan gula yang jenuh (kira–kira 66%) tidak memungkinkan
pembentukan jamur oleh karena dengan larutan berkonsentrasi tinggi,
air yang diperlukan bagi perkembangbiakan microorganisme akan
dihisap melalui proses osmosis. Atas dasar daya tahannya itulah,
sediaan berkonsentrasi tinggi dinilai paling baik, meskipun harus pula
memperhatikan tingginya kandungan gula dari sirup menyebabkan
berkurangnya kelarutan bahan tertentu di dalamnya (Pratama, 2015).
Flavoring agent diperlukan untuk menghilangkan keraguan akan
rasa yang tidak enak. Sirup dapat mengandung alkohol atau tidak.
Semua obat yang larut dalam air dapat langsung ditambahkan pada
sirup, tetapi harus hati-hati karena adanya kompatibilitas atau
inkompatibilitas dengan bahan lain. Misalnya sirup vehikulum bersifat
asam, sedangkan obat stabil pada suasana basis. Komponen sirup:
1. Gula: sukrosa atau pengganti gula yang memberi manis dan
viskositas.
2. Pengawet atau antimikroba.
3. Flavorant
20

4. Pewarna
Selain itu terutama pada sirup-sirup komersial biasanya
mengandung juga solvent, solubilizer, thickener ataupun stabilizer.
Sirup dasar gula atau non-gula adalah gula yang paling banyak
digunakan, walaupun dalam keadaan khusus sebagian atau seluruhnya
diganti dengan gula lain: dekstrosa atau non-gula, sorbitol, gliserin,
propilenglikol. Juga bahan-bahan glikogenetik (yang menghasilkan
glukosa di dalam badan) diganti yang non-glikogenetik seperti: MC
(metil selulosa), HEC (hidroksi etil selulosa). Selulosa tersebut tidak
dihidrolisa dan tak diabsorbsi ke dalam badan. Ini berguna terutama
bisa untuk orang-orang yang menghindari gula seperti: diabetes atau
diet (Miryanti, 2013).
Pembuatan sirup, tergantung kepada sifat kimia dan fisika dari
semua bahan-bahannya:
1. Melarutkan bahan-bahan dengan bantuan pemanasan.
2. Melarutkan bahan-bahan dengan penggocokan tanpa panas atau
mencampur bahan-bahan cair biasa.
3. Menambahkan sukrosa ke dalam larutan obat atau flavored liq
4. Perkolasi bahan-bahan obat atau juga sukrosa.
Atau kadang-kadang dibuat juga dengan lebih dan satu metode-metode
diatas (Miryanti, 2013).

2.7. Susu

Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh kelenjar


mammae (ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan
makanan dan sumber gizi bagi anaknya (Yohana, 2017).

Sebagian besar susu yang dikonsumsi manusia berasal dari sapi,


yang biasa disebut susu sapi. Sedangkan susu ternak lain biasanya di
ikuti nama ternak asal tersebut, misalnya susu kerbau, susu kambing,
susu unta dan sebagainya dan susu manusia disebut ASI atau dapat
disebut air susu ibu.
21

Susu adalah cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari
mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum
mereka dapat mencerna makanan padat.

Di dalam susu, terdapat zat gizi karbohidrat berupa laktosa. Karena


sifat gulanya yang tidak terlalu manis, gula laktosa susu tidak terlalu
merusak gigi. Zat gizi lain yang dikandung oleh susu adalah lemak,
sumber vitamin larut lemak seperti vitamin A, vitamin E, dan vitamin
D. Susu juga menjadi sumber asam lemak esensial dan hormon. Susu
adalah sumber kalsium dan fosfor yang sangat baik, yang penting
untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

Mineral seperti magnesium, zat besi, kalium, yodium, natrium,


selenium, dan zinc terkandung dalam susu. Satu gelas susu (200 ml)
mengandung nilai gizi sebagai berikut:

1. Energi

Energi dalam susu adalah sekitar 59,0 kalori. Jumlah kalori


yang dianjutkan untuk dikonsumsi per orang per hari sangat
bergantung pada jenis kelamin, umur, ukuran badan dan tingkat
keaktifan individu. Energi diperlukan untuk kerja otak system
saraf, kerja dalam tubuh seperti pembentukan dan perbaikan
jaringan.

2. Air

Kandungan air di dalam susu tinggi sekali yaitu sekitar 88.5%.


Susu berfungsi sebagai emulsi lemak dalam air serta sebagai
pelarut berbagai senyawa.

3. Protein
22

Susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat tinggi.


Kadar protein susu segar sekitar 3.5%. Protein susu mewakili salah
satu mutu protein yang nilainya sepadan dengan daging dan hanya
diungguli oleh protein telur. Protein susu mengandung lisin dengan
jumlah yang relative sangat tinggi.

4. Lemak

Kadar lemak dalam susu sekitar 3,0-3,5%. Lemak susu,


khususnya trigliserida mengandung asam lemak tak jenuh yang
tinggi kadarnya, serta rendah dalam konsentrasi asam lemak tidak
jenuh (polyunsaturated acid) terutama linolenat. Lemak susu
berbentuk emullsi dan mudah dicerna.

5. Karbohidrat

Kandungan karbohidrat (laktosa) dalam susu sekitar 4-6%.


Meskipun kandungan gulanya cukup tinggi, tetapi rasanya tidak
manis. Daya kemanisannya hanya seperlima kemanisan gula pasir
(sukrosa). Kandungan laktosa bersama dengan garam bertanggung
jawab terhadap rasa susu yang spesifik.

6. Mineral

a. Kalsium (Ca)

Susu ternyata miskin akan mineral, tetapi kaya akan


kalsium yaitu sekitar 100 mg. kalsium berguna untuk
pertumbuhan tulang dan mineral. Lebih dari 98% kalsium
berada dalam tulang. Penyerapan kalsium yang berasal dari
susu oleh tubuh seitar 30% sampai 60%.

b. Fosfor (P)
23

Susu merupakan sumber fosfor yang baik yaitu sekitar 90


mg. kebutuhan fosfor pada anak-anak sekitar 800-1200 mg.
phosphor biasanya bekerja sama dengan kalsium dan vitamin
D. phosphor berguna untuk pembentukkan tulang dan gigi
(Yohana, 2017).

c. Besi (Fe)

Susu ternyata miskin akan mineral, terutama besi yaitu


sekitar 0,1 mg. Karena zat besi dalam susu sapi tidak mudah
diabsorpsi dibandingkan dengan zat besi dalam ASI.

d. Vitamin

Vitamin merupakan zat gizi mikromolekul. Vitamin sangat


diperlukan oleh tubuh, meskipun kebutuhannya tidah banyak
tetapi apabila kekurangan vitamin akan mengakibatkan suatu
penyakit tertentu. Dan dapat pula terjadi hiperavitamiosis bila
penggunaan vitamin dalam tubuh secara berlebihan. Vitamin
terdiri atas 2 jenis. Vitamin larut lemak (A, D, E, K dan, air (B,
C dsb).

Selain bermanfaat bagi kesehatan tulang dan gigi, susu diketahui


mendatangkan manfaat untuk optimalisasi produksi melatonin.
Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal pada
malam hari. Kehadiran melatonin akan membuat kita merasa
mengantuk dan kemudian tubuh bisa beristirahat dengan baik. Susu
mengandung banyak asam amino triptofan yang merupakan salah satu
bahan dasar melatonin. Sehingga dianjurkan untuk meminum susu
sebelum tidur, agar tubuh dapat beristirahat dengan baik. Selain itu,
susu ternyata mempunyai kemampuan mengikat logam-logam yang
bertebaran akibat polusi. Dengan demikian, susu bermanfaat untuk
meminimalisasi dampak keracunan logam berat yang secara tidak
24

sengaja masuk kedalam tubuh karena lingkungan yang terpolusi


Dalam artikel kesehatan, manfaat susu adalah (Yohana, 2017):

1. Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak


anak, susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat
anak menjadi bertambah tinggi.

2. Menurunkan tekanan darah.

3. Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut. Susu


mampu mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur,
mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang.

4. Menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin


terkandung dalam makanan.

5. Mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus.

6. Mencegah diabetes tipe 2.

7. Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.

8. Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu
akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh
mengantuk.

Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar dan
ada yang dalam bentuk terolah, seperti susu bubuk dan susu kental
manis. Manusia juga mengonsumsi susu dari produk pangan yang
mengandung susu seperti keju, mentega, es krim, dan juga yogurt.

Menurut Logue (1991), susu dan produk olahannya tidak selalu


dikonsumsi secara bersamaan oleh beberapa kelompok manusia.
Beberapa kelompok seperti orang-orang Eropa bagian utara tidak
hanya mengonsumsi susu tetapi juga mengonsumsi produk olahannya
seperti keju, sedangkan suku bangsa Hausa-Fulani di Nigeria
25

mengonsumsi yogurt tetapi tidak mengonsumsi susu. Kelompok yang


mengonsumsi produk olahan susu seperti keju dan yogurt tetapi tidak
mengonsumsi susu biasanya adalah orang-orang yang cenderung tidak
memiliki enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Hal ini disebabkan
karena keju dan yogurt merupakan produk olahan susu yang sudah
difermentasi oleh bakteri dan hanya mengandung laktosa dalam
jumlah yang sedikit sehingga enzim laktase tidak dibutuhkan untuk
mencerna makanan tersebut (Pratami, 2018).

Susu memiliki sifat fisis dan kimia, antara lain adalah sebagai
berikut:

1. Kerapatan

Kerapatan susu bervariasi antara 1,0260 kg/m3 dan 1,0320


kg/m3 pada suhu 20oC, angka ini biasanya disebut sebagai “26”
dan “32”. Keragaman ini disebabkan karena perbedaan kandungan
lemak dan zat-zat padat bukan lemak.

2. Nilai pH

Nilai pH susu segar berada di antara pH 6,6 - 6,7 dan bila


terjadi cukup banyak pengasaman oleh aktivitas bakteri, angka-
angka ini akan menurun secara nyata. Bila pH susu naik di atas 6,6
- 6,8 biasanya hal itu dianggap sebagai tanda adanya mastis pada
sapi, karena penyakit ini menyebabkan perubahan keseimbangan
mineral dalam susu.

3. Warna

Warna susu yang normal adalah putih sedikit kekuningan.


Warna susu dapat bervariasi dari putih kekuningan hingga putih
sedikit kebiruan. Warna putih sedikit kebiruan dapat tampak pada
susu yang memiliki kadar lemak rendah atau pada susu skim.
Warna putih dari susu diakibatkan oleh dispersi yang
26

merefleksikan sinar dari globula-globula lemak serta partikel-


partikel koloid senyawa kasein dan kalsium posfat. Warna
kekuningan disebabkan karena adanya pigmen karoten yang
terlarut di dalam lemak susu. Karoten mempunyai keterkaitan
dengan pigmen santofil yang banyak ditemuan di dalam tanam-
tanaman hijau. Bila karoten dan santofil dikonsumsi oleh sapi
perah, maka akan ikut dalam aliran darah dan sebagian
terlarut/bersatu dalam lemak susu.

4. Rasa dan Bau

Susu segar memiliki rasa sedikit manis dan bau (aroma) khas.
Rasa manis disebabkan adanya gula laktosa didalam susu,
meskipun sering dirasakan ada sedikit rasa asin yang disebabkan
oleh klorida. Bau khas susu disebabkan oleh beberapa senyawa
yang mempunyai aroma spesifik dan sebagian bersifat volatil.
Oleh sebab itu, beberapa jam setelah pemerahan atau setelah
penyimpanan, aroma khas susu banyak berkurang (Pratami, 2018).

Anda mungkin juga menyukai