Anda di halaman 1dari 24

Fisika Laboratorium

MINI RISET
FISIKA LAOBORATORIUM
“PERCOBAAN INDEKS BIAS ZAT”

Oleh :

Nama : Syarief Saadillah Lubis


NIM : 8166175021
Kelas : Fisika Regular A 2016
M. Kuliah : Fisika Laboratorium
Program : Pendidikan Fisika Pascasarjana

PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan rancangan alat praktikum pada materi
Gelombang dan Optik yang disusun dalam bentuk makalah dengan judul “Model
Uji Indeks Bias Zat Cair”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Laboratorium yang telah membimbing
dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi pembaca.

Medan, November 2017


Penulis,

Kelompok 5

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan
manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan
berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ
tubuh manusia, seperti pada alat optik. Alat optik adalah alat-alat yang salah satu
atau lebih komponennya menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat
optik atau prisma.
Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan prinsip
pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya adalah peristiwa
pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan cahaya adalah
peristiwa pembelokan arah rambat cahaya karena cahaya melalui bidang batas
antara dua zat bening yang berbeda kerapatannya. Peristiwa pembiasan cahaya
tidak hanya terjadi pada lensa konvergen atau lensa divergen saja, tetapi bisa
terjadi pada kedua lensa yang digabungkan, sehingga bayangan yang di bentuk
pada lensa pertama akan menjadi benda untuk lensa kedua.
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati
bidang batas dua medium tembus cahaya yang berbeda indeks biasnya. Pembiasan
cahaya mempengaruhi penglihatan pengamat. Contoh yang jelas adalah bila
sebatang tongkat yang sebagiannya tercelup di dalam kolam berisi air dan bening
akan terlihat patah, dasar bak mandi yang berisi air kelihatan lebih dangkal, sikat
gigi yang mengapung di air bak mandi kelihatan bengkok dan sebagainya.
Ketika sedang minum es bagaimana sedotan yang ada pada gelas es?
Sedotan tersebut akan terlihat patah setelah melalui batas antara udara dan air. Hal
ini terjadi karena adanya peristiwa pembiasan atau refraksi cahaya. Kecepatan
merambat cahaya pada tiap-tiap medium berbeda-beda tergantung pada kerapatan
medium tersebut. Perbandingan perbedaan kecepatan rambat cahaya ini
selanjutnya disebut sebagai indeks bias. Dalam dunia optik dikenal ada dua
macam indeks bias yaitu indeks bias mutlak dan indeks bias relatif. Indeks bias
mutlak adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan

2
cahaya di medium tersebut. Indeks bias mutlak medium yaitu indeks bias medium
saat berkas cahaya dari ruang hampa melewati medium tersebut. Indek bias
mutlak suatu medium dituliskan nmedium. Indeks bias mutlak kaca dituliskan nkaca,
indeks bias mutlak air dituliskan nair dan seterusnya. Oleh karena c selalu lebih
besar dari pada v maka indeks bias suatu medium selalu lebih dari satu nmedium >1.
Indeks bias relatif adalah perbandingan indeks bias suatu medium terhadap
indeks bias medium yang lain. Setiap medium memiliki indeks bias yang berbeda-
beda, karena perbedaan indeks bias inilah maka jika ada seberkas sinar yang
melalui dua medium yang berbeda kerapatannya maka berkas sinar tersebut akan
dibiaskan. Di samping menunjukkan perbandingan cepat rambat cahaya di dalam
suatu medium, indeks bias juga menunjukkan kerapatan optik suatu medium.
Semakin besar indeks bias suatu medium berarti semakin besar kerapatan optik
medium tersebut. Bila cahaya merambat dari medium kurang rapat ke medium
yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal, sebaliknya bila
cahaya merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat akan dibiaskan
menjauhi garis normal.
Oleh sebab itu penulis merancang alat praktikum yang dapat digunakan
untuk mnegukut ndeks bias suatu zat cair menggunakan lensa. Sehingga alat
praktikum ini diberi judul “Uji Indeks Bias Zat Cair”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat alat uji indeks
bias zat cair?
2. Bagaimana langkah-langkah pengujian indeks bias zat cair dengan
menggunakan lensa cembung?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam
membuat alat uji indeks bias zat cair.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pengujian indeks bias zat cair dengan
menggunakan lensa cembung.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Pembiasan
cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua medium. Laju
cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada
medium kurang rapat.
Hukum Snellius pada pembiasan. Pertama kali dikemukakan oleh
Willebrod Snellius (1591 -1626), berbunyi sebagai berikut :
1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada sebuah bidang
datar
2. Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, dibiaskan
mendekati garis normal. Sebaliknya , Bila sinar datang dari medium lebih
rapat ke medium lebih renggang maka dibiaskan menjauhi garis normal.
Menurut Christian Huygens (1629-1695), “Perbandingan laju cahaya
dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias”.
c
nm edium 
v
Indeks bias merupakan perbandingan laju cahaya diruang hampa dengan
laju cahaya pada suatu medium. Artinya, bila v semakin kecil, maka n semakin
besar dan disebut juga kerapatan optisnya lebih besar. Indeks bias mutlak larutan
memiliki ketergantungan terhadap konsentrasi zat terlarutnya. Kekeruhan
menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya
yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam air.
Indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter
karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-parameter
lain, seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain. Indeks bias dapat digunakan
untuk mengetahui konsentrasi dan komposisi larutan, untuk menentukan
kemurnian dan kadaluarsa dari oli dan untuk menentukan kemurnian minyak
goreng, Semakin besar konsentrasi larutan, semakin besar indeks biasnya.

4
Tabel 2.1 Contoh indeks bias mutlak beberapa zat.

Medium Indeks bias mutlak


Udara (1 atm, 0° C) 1,00029
Air 1,33
Alkohol 1,36
Gliserin 1,47
Kaca Kuarsa 1,46
Kaca Kerona 1,52
Kaca Flinta 1,65
Intan 2,42

2.2 Tujuan Percobaan


a. Siswa mampu menjelaskan perubahan arah perambatan cahaya pada dua
zat optis yang berbeda.
b. Siswa mampu menentukan hubungan antara kecepatan perambatan
cahaya pada dua medium yang berbeda.
c. Siswa mampu menerapkan persamaan lensa tipis dan persamaan lensa
tebal dengan indeks bias lensa n dan berjari-jari r.
d. Siswa mampu menentukan indeks bias cairan, seperti : air, alkohol.

2.3 Konsep Dasar


Dengan meletakkan cairan dengan indeks bias n di antara cermin datar dan
lensa, cahaya dari suatu titik cahaya yang datang padanya akan dipantulkan
kembali oleh cermin. Jika diletakkan sebuah layar yang berada di sekitar titik
fokus lensa, bayangan pantulan akan tertangkap oleh layar di sekitar titik fokus
lensa (f1), seperti pada Gambar (a).

5
Gambar (a)

Misalkan panjang fokus lensa gabungan fgab, yaitu gabungan cermin datar,
zat cair, dan lensa dengan panjang fokus f1. Berdasarkan persamaan lensa
gabungan bahwa :
1 1 1
= + … … … … … … … … … … (1)
𝑓𝑔𝑎𝑏 𝑓1 𝑓2
Jadi, jika fgab dan f1 diketahui maka f2 dapat dihitung.

Diketahui bahwa persamaan lensa untuk lensa tebal dengan indeks bias n
diberikan oleh persamaan :
1 1 1
= (𝑛𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚 − 1) ( + ) … … … … … … … (2)
𝑓2 𝑟 ~
dimana f2 dan r keduanya bernilai negatif.

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :


𝑟
𝑛𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚 = 1 + … … … … … … … … … … … … (3)
𝑓2

2.4 Bagian-bagian Alat


Bagian-bagian alat ini terdiri atas : landasan, tiang, layar transparan,
sumber cahaya, lensa kaca pembesar, cermin datar, dan sumber daya baterai,
seperti pada Gambar (b) di bawah ini.

6
Gambar (b)

2.5 Alat dan Bahan


No Alat dan Bahan Jumlah
1 Lensa cembung 1 buah
2 Paralon ukuran ½ inchi dengan panjang 40 cm 1 buah
3 Socket paralon T ½ inchi 1 buah 1 buah
4 Plastik 1 buah
5 Lampu LED 1 buah
6 Kotak baterai 1 buah
7 Kabel 1m
8 Sakelar 1 buah
9 Cermin datar 1 buah
10 Plastik transparan 1 buah
11 Balok kayu/tripleks 1 buah

2.6 Langkah Pembuatan


 Pembuatan Landasan
Menyiapkan papan tripleks atau balok kayu dengan ukuran 25 cm × 20 cm
dan sebuah cermin datar kecil dan membuat celah tempat menempatkan cermin
pada papan dasar landasan. Melubangi pada bagian pinggir sebesar diameter
paralon, seperti pada Gambar (c) di bawah ini.

7
Gambar (c)

 Pembuatan Tiang
Memotong pipa paralon sepanjang 28 cm dan menyiapkan pula pipa T
paralon dan bentuk hingga seperti pada Gambar (d) di bawah ini.

Gambar (d)

 Pembuatan Layar Transparan dan Sumber Sinar


Mengusahakan pada pembuatan bagian ini, sumber sinar dan layar
transparan berada dalam satu garis. Menyiapkan lembar plastik transparan dari
bekas plastik misting atau stoples. Melubangi di bagian tengah papan plastik
seukuran lampu LED dan memasukkan LED ke dalam lubang tersebut (Lihat
berturut-turut urutan pengerjaannya seperti pada Gambar (e) di bawah ini).

8
Gambar (e)

2.7 Langkah Uji Coba dan Penerapan


1. Menyalakan lampu LED dan mengatur kedudukan lampu LED dan lensa
hingga ditemukan bayangan lampu LED yang jelas pada layar dengan cara
menggeser layar arah vertikal.
2. Mengukur jarak dari cermin datar ke layar pada saat ditemukan bayangan
lampu LED yang jelas, yaitu jarak f1 =………cm.
3. Menyingkirkan lensa lalu meneteskan beberapa tetes air di atas cermin.
4. Meletakkan kembali lensa di atas tetes air sambil mengamati nyala lampu
LED di layar. Menggeser layar untuk mencari nyala lampu LED yang
jelas. Setelah didapatkan jarak ini, jarak ini merupakan jarak fokus
gabungan fgab =………cm.
5. Menentukan f2 dengan menggunakan persamaan (1), f2 =……..cm.
6. Mengukur jari-jari lensa dengan menggunakan metode Boys’, yaitu r
=……cm.
7. Mencari indeks bias air dengan menggunakan persamaan (3).
8. Mengulangi percobaan untuk menentukan indeks bias alkohol dan spiritus.
9. Mencatat hasil yang diperoleh ke dalam Tabel Data Pengamatan.
Tabel Data Pengamatan
f1 fgab f2 n
No Nama Bahan
(cm) (cm) (cm) (indeks bias)
1 Air
2 ....
3 ....

9
2.8 Lembar Kerja Siswa

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Judul : Model Uji Indeks Bias


Mata Pelajaran : Fisika
Materi : Optik Geometris
Alokasi waktu : 2 × 45 menit

a. Indikator
1. Menganalisis penurunan pembiasan dengan prinsip Huygens.
2. Menjelaskan perubahan arah perambatan cahaya pada dua zat optis yang
berbeda.
3. Menentukan hubungan antara kecepatan perambatan cahaya pada dua
medium yang berbeda.
4. Menerapkan persamaan lensa tipis dan persamaan lensa tebal dengan
indeks bias lensa n dan berjari-jari r.

b. Tujuan Percobaan
1. Siswa mampu menganalisis penurunan pembiasan dengan prinsip
Huygens.
2. Siswa mampu menjelaskan perubahan arah perambatan cahaya pada dua
zat optis yang berbeda.
3. Siswa mampu menentukan hubungan antara kecepatan perambatan cahaya
pada dua medium yang berbeda.
4. Siswa mampu menerapkan persamaan lensa tipis dan persamaan lensa
tebal dengan indeks bias lensa n dan berjari-jari r.
5. Siswa mampu menentukan indeks bias cairan, seperti : air.

c. Konsep Dasar
Dengan meletakkan cairan dengan indeks bias n di antara cermin datar dan
lensa, cahaya dari suatu titik cahaya yang datang padanya akan dipantulkan
kembali oleh cermin. Jika diletakkan sebuah layar yang berada di sekitar titik

10
fokus lensa, bayangan pantulan akan tertangkap oleh layar di sekitar titik fokus
lensa (f1), seperti pada Gambar (a) di bawah ini.

Misalkan panjang fokus lensa gabungan fgab, yaitu gabungan cermin datar,
zat cair, dan lensa dengan panjang fokus f1. Berdasarkan persamaan lensa
gabungan bahwa :
1 1 1
= + … … … … … … … … … … (1)
𝑓𝑔𝑎𝑏 𝑓1 𝑓2
Jadi, jika fgab dan f1 diketahui maka f2 dapat dihitung.
Diketahui bahwa persamaan lensa untuk lensa tebal dengan indeks bias n
diberikan oleh persamaan :
1 1 1
= (𝑛𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚 − 1) ( + ) … … … … … … … (2)
𝑓2 𝑟 ~
dimana f2 dan r keduanya bernilai negatif.
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :
𝑟
𝑛𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚 = 1 + … … … … … … … … … … … … (3)
𝑓2

d. Alat dan Bahan


No Alat dan Bahan Jumlah
1 Alat uji indeks bias 1 buah
2 Lensa cembung 1 buah
3 Cermin datar 1 buah
4 Air secukupnya
5 Alkohol secukupnya
6 Gliserin secukupnya

11
e. Tugas Sebelum Praktikum
1. Jelaskan pengertian indeks bias menurut Christian Huygens?
2. Jelaskan definisi indeks bias relatif dan indeks bias mutlak?
3. Sebutkan bunyi hukum II Snellius tentang pembiasan?
4. Bagaimana persamaan indeks bias berdasarkan bunyi hukum II Snellius?

f. Langkah-langkah Praktikum
1. Menyalakan lampu LED dan mengatur kedudukan lampu LED dan lensa
hingga ditemukan bayangan lampu LED yang jelas pada layar dengan cara
menggeser layar arah vertikal.
2. Mengukur jarak dari cermin datar ke layar pada saat ditemukan bayangan
lampu LED yang jelas, yaitu jarak f1 =………cm.
3. Menyingkirkan lensa lalu meneteskan beberapa tetes air di atas cermin.
4. Meletakkan kembali lensa di atas tetes air sambil mengamati nyala lampu
LED di layar. Menggeser layar untuk mencari nyala lampu LED yang
jelas. Setelah didapatkan jarak ini, jarak ini merupakan jarak fokus
gabungan fgab =………cm.
5. Menentukan f2 dengan menggunakan persamaan (1), f2 =……..cm.
6. Mengukur jari-jari lensa dengan menggunakan metode Boys’, yaitu r
=……cm.
7. Mencari indeks bias air dengan menggunakan persamaan (3).
8. Mengulangi percobaan untuk menentukan indeks bias alkohol dan spiritus.
9. Mencatat hasil yang diperoleh ke dalam Tabel Data Pengamatan.

Tabel Data Pengamatan


f1 fgab f2 n
No Nama Bahan
(cm) (cm) (cm) (indeks bias)
1 Air
2 Pertamax
3 ......
4 …..

12
g. Tugas Setelah Praktikum
1. Apa fungsi lensa kaca pembesar (lensa cembung) pada percobaan model
uji indeks bias di atas?
2. Bagaimana nilai indeks bias yang diperoleh untuk masing-masing cairan
setelah melakukan percobaan? Apakah sesuai dengan indeks bias yang ada
di literatur/referensi? Jika tidak, faktor apakah yang menyebabkan
perbedaan tersebut?
3. Bagaimana kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan?

h. Soal
1. Diketahui medium 1 adalah air (indeks bias 1,33) dan medium 2 adalah
kaca (indeks bias 1,52). Jika sinar datang dari air membentuk sudut 60°
terhadap garis normal, tentukan arah sinar yang dipantulkan dan arah sinar
yang dibiaskan!
2. Jika sudut datang sinar adalah 53° dan sudut bias sebesar 37°, tentukan
nilai indeks bias medium yang kedua jika medium yang pertama adalah
udara!
3. Cahaya datang dari udara menuju medium yang berindeks bias 3/2.
Tentukan kecepatan cahaya dalam medium tersebut!
4. Cepat rambat cahaya di medium X besarnya 2,4 x 108 m/s. Bila cepat
rambat cahaya di ruang hampa 3 x 108 m/s, berapakah indeks bias mutlak
medium itu?
5. Cepat rambat cahaya di dalam Intan 2,42 x 108 m/s dan cepat rambat
cahaya di dalam air 2,25 x 108 m/s.
Tentukan :
a) indeks bias relatif intan terhadap kaca
b) indeks bias relatif kaca terhadap air
6. Rudi sedang melakukan eksperimen untuk menentukan kecepatan cahaya
di dalam etil alkohol. Ia melepaskan seberkas cahaya pada permukaan
cairan etil alkohol. Jika indeks bias mutlak etil alkohol (n = 1,36) dan
kecepatan cahaya di udara 3 x 108 m/s, berapakah cepat rambat cahaya di
dalam etil alkohol tersebut?

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan Percobaan


No Alat dan Bahan Jumlah
1 Lensa cembung 1 buah
2 Alat penguji indeks bias yang telah dibuat 1 set
3 Lampu LED (merah, biru, hijau dan orange) 4 buah
4 Kotak baterai 1 buah
5 Kabel 1m
6 Sakelar 1 buah
7 Cermin datar 1 buah
8 Plastik transparan 1 buah
9 Zat cair (air dan pertamax) secukupnya

3.2. Langkah Percobaan


No Prosedur Kerja Gambar
1 Menyiapkan alat untuk
menguji indeks bias yang
telah dibuat.

14
No Prosedur Kerja Gambar
2 Meletakkan cermin datar dan
lensa cembung pada alat di
bawah layar.

3 Menyalakan lampu LED


dengan menekan saklar pada
posisi ON

4 Mengatur kedudukan lampu


LED dan lensa hingga
ditemukan bayangan lampu
LED yang jelas pada layar
dengan cara menggeser layar
arah vertikal.
5 Mengukur jarak dari cermin datar ke layar pada saat ditemukan bayangan lampu
LED yang jelas, yaitu jarak f1 =………cm
6 Menyingkirkan lensa lalu meneteskan beberapa tetes air di atas cermin.

15
No Prosedur Kerja Gambar
7 Meletakkan kembali lensa di
atas tetes air sambil
mengamati nyala lampu LED
di layar. Menggeser layar
untuk mencari nyala lampu
LED yang jelas. Setelah
didapatkan jarak ini, jarak ini
merupakan jarak fokus
gabungan f =………cm.
gab

8 Mengulangi percobaan untuk jenis zat cair yang berbeda

9 Mengganti lampu LED untuk


mengetahui pengaruh
intensitas cahaya dengan
indeks bias

10 Mencatat hasil yang diperoleh ke dalam Tabel Data Pengamatan.

16
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan


Tabel Data Hasil Percobaan
fgab (cm) Rata- f1 f2 n
No Nama Bahan
I II III Rata (cm) (cm) (indeks bias)
Air
 LED Merah 9.1 9.2 9.3 9.20
1  LED Biru 9.8 9.8 9.8 9.80
 LED Orange 9.4 9.4 9.4 9.40 5
 LED Hijau 9.9 9.8 9.8 9.83
Pertamax 10,5 10,4 10,4 10.43
2
LED Merah

4.2. Analisis Data


a. Zat Cair = Air
Indeks bias air secara teori = 1.33 jika air tersebut murni hasil penyulingan
sedangkan secara praktek menggunakan alat sederhana sebagai berikut:
 LED Merah
fgab (cm) = 9.20 cm
r = 2.5 cm
f1 (cm) = 5 cm
nair = 1.33
1 1 1
= −
f2 fgab f1
fgab xf1 9.20x5 46
f2 = = = = 10.95 cm
fgab − f1 9.20 − 5 4.20
r
nair = 1 +
f2
2.5
nair = 1 + = 1 + 0.23 = 1.23 cm
10.95

teori−praktek
%Kesalahan = | | x100%
teori

17
1.33−1.23 0.10
%Kesalahan = | | x100% = 1.33 𝑥100% = 7.52%
1.33

 LED Biru
fgab (cm) = 9.80 cm
r = 2.5 cm
f1 (cm) = 5 cm
nair = 1.33
1 1 1
= −
f2 fgab f1
fgab xf1 9.80x5 49
f2 = = = = 10.21 cm
fgab − f1 9.80 − 5 4.80
r
nair = 1 +
f2
2.5
nair = 1 + = 1 + 0.24 = 1.24 cm
10.21

teori−praktek
%Kesalahan = | | x100%
teori
1.33−1.24 0.09
%Kesalahan = | | x100% = 1.33 𝑥100% = 6.77%
1.33

 LED Orange
fgab (cm) = 9.40 cm
r = 2.5 cm
f1 (cm) = 5 cm
nair = 1.33
1 1 1
= −
f2 fgab f1
fgab xf1 9.40x5 47
f2 = = = = 10.68 cm
fgab − f1 9.40 − 5 4.40
r
nair = 1 +
f2
2.5
nair = 1 + = 1 + 0.23 = 1.23 cm
10.68

teori−praktek
%Kesalahan = | teori
| x100%

18
1.33−1.23 0.10
%Kesalahan = | | x100% = 1.33 𝑥100% = 7.52%
1.33

 LED Hijau
fgab (cm) = 9.83 cm
r = 2.5 cm
f1 (cm) = 5 cm
nair = 1.33
1 1 1
= −
f2 fgab f1
fgab xf1 9.83x5 49.15
f2 = = = = 10.17 cm
fgab − f1 9.83 − 5 4.83
r
nair = 1 +
f2
2.5
nair = 1 + = 1 + 0.25 = 1.25 cm
10.17

teori−praktek
%Kesalahan = | | x100%
teori
1.33−1.25 0.08
%Kesalahan = | | x100% = 1.33 𝑥100% = 6.02%
1.33

b. Zat Cair = Pertamax


Indeks bias pertamax secara teori = 1.50 untuk yang 100%, namun secara
praktek menggunakan alat sederhana sebagai berikut:
 LED Merah
fgab (cm) = 10,43 cm
r = 2.5 cm
f1 (cm) = 5 cm
npertamax = 1.36
1 1 1
= −
f2 fgab f1
fgab xf1 10.43x5 52,15
f2 = = = = 9,604 cm
fgab − f1 10,43 − 5 5,43
r
nair = 1 +
f2

19
2.5
npertamax = 1 + = 1 + 0.2603 = 1.2603
9,604

teori−praktek
%Kesalahan = | | x100%
teori
1.50−1.2603 0.2397
%Kesalahan = | | x100% = 𝑥100% = 15,98%
1.50 1.50

4.2. Pembahasan
Percobaan indeks bias yang dilakukan menggunakan dua jenis zat cair
yaitu air dan pertamax dengan menggunakan alat percobaan yang telah dibuat
pada tugas proyek. Prinsip kerja alat adalah didasarkan pada pengukuran sudut
kritis yaitu sudut terkecil dari luas bidang dengan garis normal dalam medium
yang indeks biasnya terbesar. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu dibersihkan
dengan air dan kemudian dikeringkan. Setelah kering, permungkaan cermin
ditetesi air dan diatasnya diletakkan lensa cembung. Kemudian mengatur LED
dan lensa agar bayangan dapat fokus ditangkap oleh layar. Setelah bayangan
fokus maka dilakukan pengukuran untuk menghitung fokus gabungan.
Data percobaan yang telah diperoleh selama percobaan dianalisis sehingga
diperoleh indeks bias yang berbeda antara air dengan pertamax jika menggunakan
lampu LED yang sama namun jika lampu LED yang digunakan berbeda maka
hasil yang diperoleh juga akan berbeda sehingga dapat ditemukan bahwa
intensitas cahaya atau panjang gelombang mempengaruhi indeks bias suatu zat.
Persen kesalahan dari dua jenis zat cair dibawah 9% dari segi angka memang
kesalaahan cukup kecil dan dapat diterima namun jika dibandingkan dengan teori
indeks bias zat satu dengan yang lainnya hanya berbeda 0.01 sehingga persen
kesalahan alat cukup besar.
Kesalahan dalam percobaan yang dilakukan tidak hanya disebabkan
karena alat namun juga bahan yang digunakan, suhu, tekanan, dan kesalahan
dalam melakukan pengukuran. Faktor yang memengaruhi indeks bias adalah:
1. Pengaruh jenis zat.
Zat- zat dengan struktur kimia yang mirip dapat bercampur dengan
baik dibandingkan yang tidak.
2. Pengaruh suhu.

20
Kelarutan zat padat pada umumnya bertambah dengan naiknya
suhu, namun pada gas menurun karena berevaporasi (menguap).
3. Pengaruh tekanan.
Pengaruh tekanan untuk zat cair dan zat padat cukup kecil namun
pada gas, kelarutan bertambah dengan bertambahnya tekanan.
4. Ukuran partikel.
Makin kecil partikel maka zat terlarut semakin cepat larut.
5. Penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut.
Penambahan pelarut lain menyebabkan kenaikan kelarutan.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan adalah sebagai berikut;
1. Indeks bias air dan pertamax secara praktek menggunakan lampu LED
merah adalah 1.23 dan 1.2603 sedangkan secara teori indeks bias air 1.33
dan alkohol 1.50. Data indeks bias teori dan praktek sama-sama
menyatakan bahwa indeks bias pertamax lebih besar dibandingkan dengan
air.
2. Adanya perbedaan hasil pengukuran teori dengan praktek berdasarkan
hasil percobaan disebabkan oleh beberapa hal yaitu; kesalahan pembacaan
pengukuran, zat cair yang digunakan kurang steril dan intensitas cahaya
LED. Beberapa faktor yang mempengaruhi indeks bias yaitu jenis zat,
suhu, tekanan, ukuran partikel dan penambahan pelarut lain.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan percobaan yang dikemukakan maka untuk
tindak lanjut percobaan, penulis mempunyai saran-saran sebagai berikut:
1. Zat cair yang akan digunakan sebaiknya terlebih dahulu diukur suhunya
karena suhu mempengaruhi indeks bias zat.
2. Lampu LED yang digunakan sebaiknya berwarna hijau karena dari 4
warna LED yang telah dicobakan, ternyata warna LED hijau memiliki
persen kesalahan yang kecil.
3. Sebaiknya alat dikembangkan supaya dapat menghitung intensitas cahaya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, H. (2004), “Pelatihan Nasional: Lingkungan dan Pencemaran”,


Departemen Pendidikan Nasional, Medan.

Widji Lestari, Arda, Muhammad Ali dan Sahrul Saehana (2010).


Jurnal: Mengidentifikasi Tingkat Kemurnian Air Berdasarkan Indeks Bias
dengan Menggunakan Lensa Cembung. Program Studi Pendidikan Fisika
FKIP Universitas Tadulako.

23

Anda mungkin juga menyukai