Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

“Pembiasan pada balok kaca dan pembiasan pada prisma”

Disusun dalam rangka memenuhi tugas maple fisika.


Guru : Markamah, S.Pd,M.Pd.

XI MIPA 6

Disusun Oleh :

Aulia Shafira P. (07)


Dhea Andini (09)
Hervy Alvito Nuzula (14)
Nilam Fadlinia P. (24)
Putri Adellia Khanafi (26)

SMA N 1 KENDAL
Jl. Raya Soekarno-Hatta Kendal

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada
halangan yang berarti.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas proyek Mapel
fisika yang diselenggarakan siswa kelas XI MIPA di SMA Negeri 1 Kendal. Selain itu juga
melatih siswa untuk membudayakan menulis laporan ilmiah.
Pada proses penyusunan laporan ini, berbagai pihak yang terlibat. Pada
kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bpk Sunarto, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Kendal yang telah memberikan ijin
dan menyediakan fasilitas dalam proses penyusunan laporan,
2. Ibu Markamah, S.Pd,M.Pd. , selaku pembimbing dan sekaligus guru mapel Fisika,
3. Ibu Khoirunisa, S.Pd., selaku wali kelas yang telah memotivasi kami,
4. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam proses
penyusunan laporan ini,
5. Pihak-pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga, segala bantuan baik berupa material dan nonmaterial mendapatkan
balasan yang setimpal.

Kendal

Penulis
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. Kejujuran adalah kunci keberhasilan.


2. Tidak ada kata gagal sebelum berusaha.
3. Perilaku/sikap lebih berharga dari pada ilmu.
4. Lebih baik miskin harta dari pada miskin ilmu.
5. Hidup akan hampa tanpa ilmu pengetahuan.
6. Jadilah orang yang gampang percaya.
7. Lebih baik diam dari pada berbicara yang tidak bermanfaat.
8. Carilah ilmu dari ayunan hingga liang lahat.
9. Jadilah orang yang tidak pernah putus asa.

PERSEMBAHAN:

1. Kepada kepala dan wakil kepala SMA N 1 Kendal.


2. Bapak dan ibu guru terhormat.
3. Orang tua yang tercinta.
4. Teman teman seperjuang.
5. Adik kelas yang tercinta.
6. Para pembaca yang budiman.
PEMBIASAN PADA BALOK KACA

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam makalah ini akan membahas mengenai pembiasan cahaya yang masuk
ke dalam kaca palan pararel. Pembiasan adalah peristiwa penyimpangan atau
pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Setiap cahaya melalu suatu bidang yang memiliki kerapatan optik akan dibiaskan.
Begitu pula dengan cahaya yang masuk ke dalam kaca plan pararel akan dibiaskan.
Kaca plan pararel adalah sekeping kaca yang kedua sisi panjangnya dibuat sejajar
atau kaca dengan tebal tertentu yang dibatasi dengan dua bidang sejajar.
Pergeseran sinar dan indeks bias dapat terjadi apabila kaca plan pararel
menerima sinar dan sinar itu dibiaskan.ketika sebuah berkas cahaya mengenai
sebuah permukaan bidang batas y a n g m e m i s a h k a n d u a m e d i u m
b e r b e d a . P e r u b a h a n a r a h d a r i s i n a r y a n g d i tranmisikan adalah di
sebut pembiasan.Teori cahaya di anggap sebagai sesuatu y a n g
memancarkan mata.Sebuah fenomena pelangi yang terjadi
a k i b a t pembiasan cahaya membuat kita ingin tau bagaimana terjadinya pelangi
tersebut.Ternyata cahaya itu muncul dari obyek- obyek yang dapat di lihat oleh mata
kita.
Pada praktikum pembiasan cahaya perlu di pelajari pembiasan cahaya dari
beberapa kontribusi cahaya yang di hasilkan melalui penelitian ataupun fenomena
yang di dapatkan dari pembiasan cahaya.
Cahaya merambat bidang batas dua medium, maka rambatan cahaya
tersebut akan mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan
cahaya. Banyak kegiatan sehari-hari yang dapat menjelaskan peristiwa pembiasan
tersebut. Contoh pembiasan di lingkungan sekitar kita yaitu pensil yang dicelupkan
kedalam gelas kemudian pensil tersebut terlihat bengkok, sebenarnya pensil
tersebut tidak bengkok. Hal inilah yang disebut pembiasan. Pada contoh tersebut
belum kita ketahui bagaimana pembiasan itu terjadi dan apa yang menyebabkannya.
Untuk mengetahui pembiasan yang terjadi pada kaca plan paralel dan juga
pergeseran sinar pada kaca plan paralel maka kami akan melakukan percobaan
pembiasan pada kaca plan paralel. Kaca plan parallel itu sendiri merupakan medium
masuknya cahaya. Prinsip kerjanya sama seperti pensil yang dicelupkan didalam air,
namun mediumnya saja yang berbeda.
B. Tujuan

1. Menentukan pergeseran sinar

C. Landasan Teori

Kaca plan paralel adalah benda yang terbuat dari kaca berbentuk kubus
dengan enam sisi yang rata dengan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya lempeng
tipis seperti batu bata atau korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu yang sering
dilambangkan d. Peristiwa yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca
plan paralel adalah sinar tersebut akan mengalami pergesaran. Cahaya atau berkas
sinar akan mengalami dua kali pembiasan oleh dua medium yang berbeda
kerapatannya. Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami
pembelokan.

Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium


udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium
yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal ketika
sinar datang dari medium kurang rapat atau udara ke medium lebih rapat atau kaca.
Sinar bias akan menjauhi garis normal ketika cahaya merambat dari medium lebih
rapat atau kaca ke medium kurang rapat atau udara.

Gambar 1. Pembaisan Cahaya Pada Kaca Plan Paralel


Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan oleh seorang ahli maematika dan
perbintangan Belanda pada tahun 1621 bernama Willebrord Snell bahwa hasil
percobaannya dirumuskan dan dikenal dengan Hukum Snellius.
Gambar 2. Pembiasan
Cahaya Pada Kaca Plan
Paralel

Terlihat bahwa
berkas cahaya yang
masuk dengan berkas cahaya yang keluar dari kaca plan paralel adalah sejajar. Menurut
hukum Snellius, “dalam peristiwa pembiasan cahaya, perbandingan sinus sudut datang dan
sinus sudut bias adalah konstan”

Keterangan :
n = indeks bias
i = sudut datang
r = sudut bias
Berkas cahaya hanya mengalami pergeseran sebesar t (besaran panjang). Jika berkas datang
dengan sudut i maka pergeserannya dapat dihitung sebagai berikut :

Keterangan :
t = pegeseran sinar
d = tebal kaca
Hukum Snellius menyatakan bahwa :
1. Sinar datang, sibar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, sinar
akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium yang lebih rapat
menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.
B. Indeks Bias
Berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda menyebabkan cahaya
berbelok. Di dalam medium yang lebih rapat, kecepatan cahaya lebih kecil dibandingkan
pada medium yang kurang rapat. Oleh sebab itu cahaya membelok. Perbandingan laju
cahaya dari dua medium tersebut disebut indeks bias dan diberi simbol n. Jika cahaya
merambat dari udara atau hampa ke suatu medium indeks biasnya disebut indeks bias
mutlak. Secara matematis dituliskan :

Keterangan :
n = indeks bias
c = laju cahaya (m/s)
v = laju cahaya dalam medium (m/s)
Indeks bias mutlak dan beberapa medium dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Indeks Bias Dari Beberapa Medium
No. Medium Indeks
1. Vakum 1,0000
2. Udara 1,0003
3. Air (20°) 1,33
4. Kuarsa 1,46
5. Kerona 1,52
6. Flita 1,58
7. Kaca Plan Paralel 1,51
8. Intan 2,42

Jika salah satu medium tersebut bukan udara, perbandingan laju cahaya tersebut
merupakan nilai relatif atau indeks bias relatif. Misalnya, berkas cahaya merambat dari
medium 1 denga kelajuan v1 masuk pada medium 2 dengan kelajuan v2, indeks bias relatif
medium 2 terhadap medium 1 adalah :
Maka,

Keterngan :
n21 = indeks relative medium 2 terhadap medium 1
v1 = laju medium 1 (m/s)
v2 = laju medium 2 (m/s)
Bab 2
Pembahasan

A. Alat dan bahan

1) Balok Kaca

2) Jarum Pentul

3) Busur

4) Mistar

5) Kertas
B. Data/Tabel Pengamatan

No Sudut Datang (i) Sudut Biasa (r)

1. 45° 30°

C. Analisis Data / Perhitungan

 Diketahui :
 i = 45°
 r = 30°
 d = 2 cm
 Ditanya :
 t?
 Jawab :

t = d sin (i – r )
cos r

t = 2 sini (45° - 30°)


cos 30°

t = 2 sin 45°. Cos 30° - cos 45°. Sin 30°


cos 30°

t = 2. 0,71 . 0,87 – 0,71 . 0,5


0,87

t = 2 (0,6177 – 0,355)
0,87

t = 2 ( 0,2627)
0,87

t = 0,5254
0,87

t = 0,603
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat kita


disimpulkan bahwa untuk menghitung besar nilai indeks bias kaca
plan paralel, perlu diketahui terlebih dahulu nilai sudut datang dan
silai sudut biasnya. Besarnya nilai indeks yang diperoleh dari hasil
percobaan sesuai dengan nilai indeks kaca plan paralel pada
umumnya, yaitu 1,5.
Berkas cahaya yang masuk dengan berkas cahaya yang keluar
dari kaca plan paralel adalah sejajar. Berkas cahaya tersebut
mengalami pergeseran (t). Dalam percobaan ini, pergerseran dapat
dihitung dengan cara membuat garis putus-putus yang merupakan
perpanjangan sinar yang keluar dari kaca plan paralel. Selanjutnya
mengukur jarak antara perpanjangan sinar yang keluar dari kaca plan
paralel dengan sinar datang menggunakan penggaris. Terdapat
perbedaan nilai t yang diperoleh dengan cara pengukuran dan
perhitungan. Namun, selisih/ perbedaan tersebut tidak menunjukkan
selisih yang bernilai besar.
Besar kecilnya nilai sudut datang, akan berpengaruh pada
besar kecilnya pergeseran kaca plan paralel yang diperoleh. Maka
hasil tersebut bisa diketahui bahwa semakin besar sudut datang maka
semakin besar pula pergeseran yang terjadi.
B. Saran

Adanya nilai ketidakpastian tersebut, tentunya dikarenakan


oleh bebrapa kesalahan yang dilakukan oleh pengamat. Oleh karena
itu untuk mengurangi kesalahan tersebut, sebaiknya pengamat/
praktikan lebih seksama dan menggunakan dua mata terbuka ketika
melihat sudut bias yang terbentuk, dan pada perbedaan hasil tersebut
bisa disebabkan juga kurang telitinya praktikan dalam mengukur jarak
pergeseran serta kurang cermat ketika mengamati proses pembiasan
(mengamati jarum pentul dari sisi kaca yang lain). Karena dalam hal
ini praktikan harus benar-benar cermat agar keempat jarum pentul
benar-benar berimpit serta juga lebih terampil dalam menggunakan
busur atau membaca skala busur.
PRAKTIKUM PEMBIASAN PADA PRISMA
Bab 1
Pendahuluan

A. Tujuan
1. Menentukan sudut deviasi pada prisma

B. Landasan Teori

Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas


yang dibatasi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang
mengenainya. Permukaan ini disebut bidang pembias, dan sudut
yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudut pembias
(β).
Cahaya yang melalui prisma akan mengalami dua kali
pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan meninggalkan
prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir
diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan
membentuk sudut yang disebut sudut deviasi.

Sinar yanf masuk ke dalam prisma mengalami 2 kali pembiasan


yang saling menguatkan sehingga mengalami penyimpangan
( deviasi)
D= i1 + r2 - β

D
Keterangan:
=
D = sudut deviasi
i1 = sudut datang sinar masuk i
r 2 = sudut bias ketika sinar keluar prisma 1
β = sudut pembias prisma
+

r
2

-
Bab 2
Pembahasan

A. Alat dan bahan

a. Prisma Kaca

b. Jarum Pentul

c. Busur

d. Kertas

e. Mistar
B. Langkah Kerja

a. Atur posisi prisma di atas kertas HVS dan kardus.


b. Tandai batas tepi prisma dengan menggunakan
pensil
c. Buatlah garis normal N 1 pada sisi bidang batas 1
d. Tancapkan jarum 1 dan jarum 2, sebagai sinar
datang yang membentuk sudut i1
e. Dengan cara mengintai dari bidang batas 2,
tancapkan jarum 3 pada sisi bidang batas 2
f. Buatlah garis normal N2 tepat pada titik
g. Tancapkan jarum 4, dengan cara melihat dari sisi
bidang batas 1
h. Ukur sudut i1, r 1, i2, r 2 dan D, masukkan dalam
table pengamatan

C. Data Pengamatan

No Sudut datang(i) Sudut Bias(r)

1 60° 35°

2 11° 14°

D. Analisis Data

Pembiasan pada kaca prisma setelah melalui perhitungan


manual maka diperoleh deviasi prisma sebesar 43°
Bab 3
Penutup

A. Kesimpulan
o Cahaya yang melewati prisma akan mengalami
pembiasan sehingga terjadi pembelokan cahaya
yang masuk dan keluar prisma.
o Dengan memperpanjang sinar yang masuk dan
keluar prisma akan diperoleh perpotongan yang di
sebut sudut deviasi.

Anda mungkin juga menyukai