Anda di halaman 1dari 344

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

MODUL 1 : MAKHLUK HIDUP

Disusun oleh:

DWI PUTRI WIJAYANTI (857941654)

UPBJJ UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN
2020
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : DWI PUTRI WIJAYANTI


NIM/ID Lainnya : 857941654
Program Studi : S1 PGSD
Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1 NGAGLIK

DATA TUTOR (PGSD)/ INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Sri Widada, M.Eng.


NIP/ID Lainnya : 45000953
Instansi Asal : UNY
Nomor Hp : 081392022079
Alamat Email : widadasri21@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Dwi Putri Wijayanti


NIM : 857941654
Program Studi : PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/ sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Yogyakarta, 26 November 2020


Yang membuat pernyataan,

Dwi Putri Wijayanti


KEGIATAN PRAKTIKUM 1

A. JUDUL PERCOBAAN
Ciri-ciri Makhluk Hidup Di Kebun Jagung.

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati cirri-ciri makhluk hidup yang ada disekitar tempat tinggal.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat tulis.
2. Tabel pengamatan.
3. Kebun Jagung.

D. LANDASAN TEORI
Makhluk hidup terbagi menjadi tiga macam. Yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua
makhluk hidup mempunyai ciri-ciri khusus. Amatilah makhluk hidup dan benda tidak hidup.
Makhluk hidup adalah segala yang bernapas. Semua makhluk hidup membutuhkan makanan.
Pohon pisang, pohon jambu, dan belalang adalah makhluk hidup. Mereka juga bernapas dan
butuh makanan. Batu, kerikil, air, dan udara adalah benda tidak hidup.
Makhluk hidup berbeda dengan benda tidak hidup. Benda mati tidak bernapas. Mereka juga
tidak membutuhkan makanan. Benda mati tidak dapat tumbuh. Masingmasing memiliki ciri-
ciri tersendiri.
Tahukah kamu ciri-ciri makhluk hidup? Berikut adalah ciri-ciri makhluk hidup:
1. Membutuhkan makanan
2. Dapat bergerak
3. Dapat bernapas
4. Dapat tumbuh dari kecil menjadi besar
5. Dapat berkembang biak

E. PROSEDUR PENGAMATAN
1. Menyiapkan alat-alat tulis dan table pengamatan yang diperlukan.
2. Pergi ke kebun jagung yang ada di sekitar rumah.
3. Menentukan 10 makhluk hidup (5 hewan dan 5 tumbuhan).
4. Mencatat kesepuluh jenis makhluk hidup tersebut dalam lembar pengamatan.
5. Mengamati ciri-ciri setiap makhluk hidup.
6. Membubuhkan tanda cek (√) sesuai dengan ciri yang diamati, pada table.

F. HASIL PENGAMATAN
No. Nama Makhluk Hidup Ciri-ciri Makhluk Hidup
1 2 3 4 5
1. Belalang (Caelifera) √ √ √ √ √

2. Semut (Formicidae) √ √ √ √ √

3. Burung gereja (Passeridae) √ √ √ √ √

4. Kupu-kupu (Rhopalocera) √ √ √ √ √

5. Capung (Anisoptera) √ √ √ √ √

6. Jagung (Zea mays) √ √ √ √ √

7. Putri malu (Mimosa pudica) √ √ √ √ √

8. Alang-alang (Imperata cylindrica) √ √ √ √ √

9. Tanaman Legetan (Spilanthes acmela) √ √ √ √ √

10. Ketela pohon (Manihot esculenta) √ √ √ √ √

Keterangan :
1. Bergerak dan bereaksi terhadap rangsang
2. Bernapas
3. Perlu makan (nutrisi)
4. Tumbuh
5. Berkembang

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah tumbuhan memenuhi ciri-ciri gerak dan bereaksi terhadap rangsang?
Jelaskan! Jawaban :
Ya, tumbuhan juga bergerak dan bereaksi terhadap rangsang. Gerak tumbuhan yaitu gerak
taksis (gerak pindah tempat seluruh tubuh pada tumbuhan bersel satu), gerak nasti (gerak
sebagian tubuh, tidak ditentukan arah datangnya rangsang), gerak tropisme (gerak sebagian
tubuh, dipengaruhi arang datangnya rangsang)
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan ciri kehidupan pada hewan dan tumbuhan!
Jawaban :
Persamaan ciri kehidupan pada hewan dan tumbuhan yaitu bergerak dan bereaksi terhadap
rangsang, bernafas, memerlukan makan, serta dapat tumbuh dan berkembang
Perbedaan ciri kehidupan hewan dan tumbuhan:
Tumbuhan :
- Reaksi terhadap rangsang lambat/terbatas, umumnya menetap atau bergerak
sebagian tubuh
- Tidak memiliki alat pernafasan khusus, mengambil dan mengeluarkan gas
secara pasif
- Menyusun zat-zat makanan sendiri
- Tumbuh kembang berlangsung selama hidupnya, ada daerah tumbuh tertentu.
- Bentuk tubuh menyebar dan bercabang. Jumlah bagian tubuh tak tentu.
Hewan :
- Memiliki alat pernafasan khusus. Mengambil dan mengeluarkan gas secara pasif
- Reaksi terhadap rangsang cepat, simultan, aktif dan dapat berpindah tempat -
Makan makhluk hidup lain
- Tumbuh kembang terjadi dalam masa tertentu, serempak pada semua bagian
tubuh. Jumlah bagian tubuh tertentu/pasti.

H. PEMBAHASAN
Tumbuhan maupun hewan memiliki ciri-ciri yang sama yaitu bergerak dan bereaksi terhadap
rangsang, bernafas, perlu makan, tumbuh, dan berkembang. - Tumbuhan melakukan gerak,
akan tetapi tidak semua dapat diamati dengan jelas. Tumbuhan yang mudah diamati geraknya
yaitu daun putri malu dan gerak tidur berbunga kupu-kupu menjelang senja hari.
- Semua tumbuhan melakukan gerak yaitu gerak tumbuh akar dan batang. Gerak
lainnya yaitu gerak reaksi terhadap rangsang misalnya gerak batang dan daun karena
cahaya mengikuti/mengarah ke matahari.

- Gerak pada hewan dan tumbuhan berbeda. Jika hewan dapat bergerak organ di
tempat maupun gerak berpindah tempat, maka gerak pada tumbuhan tidak
menimbulkan perpindahan tempat (kecuali tumbuhan bersel tunggal)
- Hewan dan tumbuhan sama-sama melakukan pernafasan. Pada tumbuhan oksigen
masuk melalui stomata dan lentisel (tumbuhan tidak punya organ khusus),
sedangkan oksigen masuk ke dalam tubuh hewan melalui organ pernafasan khusus.
- Hewan dan tumbuhan memerlukan makan dan air, hanya saja saja berbeda bentuk
dan prosesnya. Tumbuhan makan dengan melakukan fotosintesis, sedangkan hewan
memakan bentuk yang sudah jadi.
- Hewan dan tumbuhan sama-sama tumbuh dan berkembang, bertambah ukuran tinggi
dan besar maupun beratnya.

I. KESIMPULAN
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang sama yaitu bergerak dan bereaksi terhadap rangsang,
bernafas, memerlukan makan, serta dapat tumbuh dan berkembang. Kelima ciri ini pasti
melekat pada makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan meskipun ada sedikit perbedaan
misalnya proses bergerak dan bernafas.

J. DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun K13 SD. (2018). Materi Tematik Kelas 3. Bukupaket.com. diakses 10
November 2020. https://www.bukupaket.com/2018/05/materi-tematikkelas-3-tema-1-
kurikulum.html
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN.


Tidak ada kesulitan dalam praktikum.
Saran dan masukan oleh Ibu Novica, agar foto pengamatan lebih jelas.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM

Mengunjungi Kebun Jagung

Putri Malu (Mimosa pudica) Legetan (Spilanthes acmela) Alang-alang (Imperata cylindrica)

Pisang (Musa x paradisiaca) Jagung ( Zea mays)


Belalang (Caelifera) Kupu-kupu (Rhopalocera)

Semut (Formicidae)

Capung (Anisoptera) Burung gereja (Passeridae)


A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak Pada Tumbuhan.

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gerak seismonasti.
2. Mengamati gerak niktinasti.
3. Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Seismonasti dan niktinasti
a. Tanaman putri malu dalam pot 1 buah
b. Kantong kresek warna hitam
c. Jam tangan untuk menghitung waktu
d. Alat tulis dan penggaris
2. Geotropisme
a. Pot berukuran kecil 2 buah
b. Tanah yang subur secukupnya
c. Biji kacang hijau secukupnya
d. Air secukupnya

D. LANDASAN TEORI
Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi oleh rangsang yang berasaldari luar tubuh
tumbuhan. Berdasarkan arah geraknya, gerak esionom dibedakanatas gerak nasti, gerak
tropisme, dan gerak taksis. Salah satu contoh gerakesionom adalah gerak akibat tekanan turgor.
Tekanan turgor adalah tekanan airpada dinding sel. Tekanan turgor disebabkan oleh masuknya
air ke dalam selsehingga menimbulkan tekanan pada dinding sel. 1. Gerak Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidakditentukan atau ditujukan
ke atau dari sumber rangsang. Rangsang tersebutdapat berupa sentuhan, suhu, cahaya, dan
kelembaban. Berdasarkan jenisrangsang yang memengaruhi, gerak nasti dibedakan menjadi
termonasti,seismonasti, niktinasi, dan nasti kompleks. Mari kita pelajari satu per satumelalui
pembahasan berikut ini.

a. Termonasti
Termonasti merupakan gerak bagian tubuh tumbuhankarena pengaruh rangsang berupa suhu.
Contoh termonastiyang terjadi di daerah dingin, misalnya bunga tulip dan bungacrokus yang
membuka karena pengaruh suhu. Bunga-bungatersebut mengembang jika mengalami kenaikan
suhu. Jika suhumenurun maka bunga-bunga tersebut akan menutup lagi.
b. Fotonasti
Fotonasti adalah gerak yang melibatkan sebagian atau seluruhbagian tumbuhan karena
pengaruh rangsang berupa cahaya.Contoh fotonasti adalah menguncupnya bunga pukul
empat(Mirabilis jalapa) pada waktu matahari terbenam.
c. Seismonasti
Seismonasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karenapengaruh rangsang sentuhan atau
getaran. Contoh seismonastiadalah gerak menutupnya daun putri malu ketika disentuh.
Untukmemahami pengertian gerak seismonasti pada tumbuhan dapatkamu lakukan
denganmengamati tanaman putri malu (Mimosapudica). Pernahkah kamu mengamati tanaman
putri malu? Jikadaun tanaman putri malu disentuh maka daun tersebut akanmenutup seperti
layu. Sentuhan merupakan salah satu rangsangdari luar terhadap gerakan daun tanaman putri
malu. Arahmenutupnya daun akibat sentuhan adalah tetap walaupunrangsang sentuhannya
berbeda. d. Niktinasti
Gerak niktinasti (nyktos = malam) adalah gerak bagiantubuh tumbuhan karena pengaruh
rangsang dari lingkungandi malam hari. Contoh gerak niktinasti adalah gerakmenutupnya daun
tumbuhan yang tergolong tumbuhanpolong (Leguminoceae) pada menjelang malam hari.
Gerak ini disebabkanoleh perubahan tekanan turgor selsel pada jaringan di dalam
persendiandaun.
e. Nasti kompleks
Gerak nasti kompleks adalah gerakan sebagian tubuh tumbuhan yangdisebabkan oleh lebih dari
satu macam rangsang. Contoh gerak nastikompleks adalah gerak membuka dan menutupnya
stomata karenapengaruh cahaya matahari, zat kimia, dan air. Pernahkah kamu
mengamatimekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan pohon waru(Hibiscus
tiliaceus)? Mekarnya bunga pukul empat pada sore hari itudipengaruhi oleh cahaya dan suhu.

2. Gerak Tropisme
Tropisme (tropos = balik) adalah gerak bagian tubuh tumbuhan menujuatau menjauhi
rangsang. Tropisme yang menuju sumber rangsangmerupakan gerak positif, sedangkan yang
menjauhi rangsang adalah negatif.Berdasarkan jenis rangsang yang memengaruhinya, tropisme
dapatdibedakan menjadi fototropisme, kemotropisme, hidrotropisme,geotropisme,dan
tigmotropisme.
a. Fototropisme
Fototropisme atau heliotropisme adalah gerak tumbuhan yangterjadi akibat pengaruh arah
datangnya rangsang berupa cahaya.Fototropisme dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Fototropisme positif, adalah gerak tanaman menuju ke arahdatangnya
cahayaContoh: Ujung batang bunga matahari yang membelok menujuke arah
datangnya cahaya.
2. Fototropisme negatif, adalah gerak tanaman atau bagiantanaman menjauhi
arah datangnya cahaya.Contoh: Gerak ujung akar yang menjauhi arah
datangnya cahaya.
b. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan ke arahsumber rangsang yang berupa
bahan kimia.Contoh: Akar tanaman yang menuju arah zat makanan ataumenjauhi zat racun.
c. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karenapengaruh air. Peristiwa
hidrotropisme, misalnya pada gerak akartumbuhan menuju sumber air.Contoh: Gerak ujung
akar kecambah menuju tempat yang berair.
d. Geotropisme
Geotropisme ialah gerak bagian tubuh tumbuhan karenapengaruh gaya gravitasi. Gerak ini
terjadi pada akar dan batangtumbuhan. Berdasarkan arah gerak terhadap gravitasi, geotropisme
dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Geotropisme positif, adalah gerak yang menuju ke pusat bumi.Contoh: Gerak ujung
akar kepala.
2) Geotropisme negatif, adalah gerak yang menjauhi gaya gravitasibumi.Contoh:
Gerak pada ujung batang tumbuhan.
E.
PROSEDUR PENGAMATAN Seismonasti dan Niktinasti
a. Seismonasti
1. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi tanaman
putri malu, lembar kerja, alat-alat tulis, dan penggaris.
2. Menyiapkan pot putri malu sebaiknya beberapa hari sebelumnya, sehingga
ketika akan dilakukan percobaan pot tersebut dalam keadaan segar. Caranya
dengan mencari tanaman putri malu ukuran sedang selanjutnya. Mengambil
tanaman tersebut dengan menyodoknya dengan scop atau alat lainnya sehingga
tanaman tersebut dapat dipindahkan ke dalam pot tanpa mengganggu bagian
akarnya.
3. Letakkan pot putri malu yang telah disiapkan di atas meja, selanjutnya
melakukan sentuhan halus hingga sentuhan paling kasar terhadap daun-daun
putri malu tersebut dengan menggunakan penggaris.
4. Mencatat hasil pengamatan pada tabel.
b. Niktinasti
1. Menyediakan dua buah pot putri malu.
2. Memberikan tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua.
3. Meletakkan pot A di tempat terang dan terbuka.
4. Menyimpan pot B di atas meja dan tutuplah dengan kantong kresek warna
hitam dengan hati-hati agar tidak menyentuhnya.
5. Membiarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam.
6. Membuka dengan hati-hati (tidak menyentuh tanamannya), setelah menutup
tanaman putri malu lebih kurang setengah jam,
7. Mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu pada pot A.
8. Mencatat hasil pengamatan pada tabel.
c. Geotropisme

1. Menanam tanaman kacang hijau pada pot A dan pot B, 1 minggu sebelum

kegiatan praktikum IPA.

2. Meletakkan pot A secara vertical dan pot B secara horizontal.


3. Mengamati pertumbuhan kacang hijau setiap hari.
4. Mencatat pertumbuhan kacang hijau pada tabel pengamatan.
F.
HASIL PENGAMATAN
1. Seismonasti dan Niktinasi
Hasil pengamatan seismonasti
No Jenis sentuhan pada Reaksi daun putri malu Keterangan
. daun putri malu

1. Halus Daun menutup dengan lambat Daun cepat membuka


kembali.

2. Sedang Daun menutup dengan cepat Daun perlu waktu ± 2 menit


utnuk membuka kembali.

3. Kasar Daun menutup dengan lambat Daun perlu waktu ± 5 menit


utnuk membuka kembali.

Hasil pengamatan niktinasti


No Jenis sentuhan pada Reaksi daun putri malu Reaksi daun putri malu
. daun putri malu mula-mula Setelah setengah jam
1. Disimpan di tempat Daun terbuka Daun terbuka
terang

2. Ditutup dengan penutup Daun terbuka Daun tertutup


yang kedap cahaya
G.

PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan dua jenis tanaman laiin yang dapat melakukan niktinasti! Jelaskan alasan anda
memilihnya!
Jawaban :
Leguminosae atau polong-polongan (Leguminosaceae) seperti bunga merak (Caesalpinia
pulcherrima) dan daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Daun-daun tersebut akan menutup
pada malam hari dan akan membuka kembali jika matahari terbit.
2. Apa perbedaan antara iktinasti s\dengan seismonasti pada percobaan yang telah anda
lakukan? Jelaskan!
Jawaban :
Perbedaan antara niktinasti dan seismonasti pada percobaan yang telah dilakukan, Gerak
niktinasti gerak menutupnya daun berbuah karena pengaruh gelap, Gerak seismonasti gerak
pada tumbuhan karena disebabkan oleh getaran atau sentuhan.
3. Pada percobaan geotropisme yang telah anda lakukan sebenanrnya anda juga tealh
sekaligus membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa/ Jenis Fototropisme apakah
yang terjadi? Jelaskan!
Jawaban :
Pada percobaan geotropisme yang telah dilakukan juga sekaligus membuktikan adanya gerak
fototropisme. Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya
gravitasi bumi. Geotropisme positif, jika gerak responnya menuju ke bumi. Geotropisme
negatif, jika gerak responnya menuju ke atas bumi. Sedangkan Fototropisme adalah gerak
tropisme yang disebabkan oleh rangsanga berupa cahaya matahari.
Pada percobaan geotropisme yang telah dilakukan, kedua gerak Geotropisme dan
Fototropisme terjadi bersamaan. Karena pada percobaan gerak pada batang menjauhi pusat
bumi (geotropisme negatif), dan geraknya berbelok menuju cahaya matahari (fototropisme
positif).

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan, gerak seismonasti, gerak niktinasti dan gerak geotropisme
negatif pada tumbuhan.
1. Seismonasti
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa getaran. Daun putri
malu akan menutup bila disentuh. Perlakuan sentuhan yang berbeda, pengaruhnya juga berbeda.
Jika sentuhan halus, proses menutupnya lambat. Bila disentuh dengan sedang, reaksinya agak
cepat menutup. Dan jika disentuh dengan kasar akan dengan cepat menutup daun dan
tangkainya. Reakei ini terjadi akibat perubahan tiba-tiba dalam keseimbangan air yang terjadi
pada bantal daun yang kehilangan tekanan air sehingga daun maupun tangkai mengatup.
2. Niktinasti
Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap,
sehingga disebut juga gerak tidur. Selain disebabkan oleh suasana gelap, gerak “tidur” daun-
daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor di dalam persendian
daun.Pengamatan niktinasti pada tumbuhan putri malu, dengan menyimpan putri malu di
tempat terang atau terbuka dan membandingkannya dengan putri malu yang diletakkan di
tempat tertutup atau kedap cahaya. Pada tumbuhan putri malu yang berada di tempat kedap
cahaya, daun-daun putri malu tersebut mulai mengatup. Hal-hal yang menyebabkannya sama
seperti yang terjadi pada saat gerak tidur pada tumbuhan putri malu.
3. Geotropisme negatif
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Jika arah geraknya
menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju tanah. Jika arah
geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif, misalnya gerak tumbuh batang
menjauhi tanah. Pada pengamatan percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang secara
normal menuju ke atas. Pada pot B yang diletakkan horizontal pertumbuhan batang membelok
dari horizontal menuju arah vertikal secara bertahap selama 7 hari. Hal ini terjadi akibat gerak
tumbuh batang menjauhi tanah.

I. KESIMPULAN
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang berupa getaran.
Niktinasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang berupa gelap.
Sedangkan geotropisme adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi
(jika arah pertumbuhan menjauhi titik pusat bumi disebut geotropisme negatif).

J. DAFTAR PUSTAKA

Anonym. (2018). Gerak Pada Tumbuhan dan Hewan. Talentaschool.co.id. diakses 28


November 2020.
http://talentaschool.sch.id:8250/talentapedia/storage/blog_file/GERAK%20
PADA%20TUMBUHAN%20dan%20HEWAN.pdf
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang dialami adalah daun putri malu yang sangat mudah menutup saat terkena jari
tangan atau goncangan.
Saran dan masukan :
1. Kapas bisa diganti tanah.
2. Menggunakan biji lain selain kacang hijau.

L. FOTO / VIDEO PRAKTIKUM


1. Seismonasti

Putri malu A Putri malu B

2. Niktinasti
3. Geotropisme

Pot A Pot B
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
A. JUDUL PERCOBAAN
Simbiosis

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekitar.
2. Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar.
3. Mengidentifikasi simbiosis mutualisme di lingkungan sekitar.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Lembar Pengamatan
3. Lingkungan Sekitar

D. LANDASAN TEORI
Dalam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup
dengan makhluk hidup dan dengan lingkungannya. Suatu bentuk hubungan yang sangat erat
antara satu spesies makhluk hidup dengan spesies makhluk hidup lainnya yang hidup bersama
dalam suatu habitat tertentu disebut simbiosis. Ada beberapa jenis simbiosis yang ada di alam,
namun umumnya dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu parasitisme, komensalisme, dan
mutualisme. Parasitisme adalah suatu hubungan di antara dua spesies (organisme), di mana satu
spesies mendapatkan keuntungan, sedangkan spesies lainnya (sering disebut inang) dirugikan.
Simbiosis komensalisme adalah suatu hubungan simbiosis, di mana suatu spesies makhluk
hidup diuntungkan, sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan ataupun dirugikan. Simbiosis
mutualisme adalah hidup bersama di antara dua spesies makhluk hidup, di mana kedua spesies
tersebut mendapatkan keuntungan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Pergi ke lingkungan sekitar
3. Mengidentifikasi beberapa jenis Simbiosis Parasitisme, Mutualisme, dan Komensalisme
dilingkungan sekitar.

4. Menemukan 4 hubungan yang terjadi.


5. Menulis identifikasi pada lembar kerja
6. Menganalisis kerugian dan keuntungan yang didapat pada salah satu anggota simbiosis.
7. Menuangkan hasil dengan melengkapi tabel pengamatan

F. HASIL PENGAMATAN
1. Simbiosis Parasitisme

Tabel 1. Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme


Pihak Yang Dirugikan Pihak Yang Diuntungkan
NO Jenis Hubungan Jenis Jenis Jenis Keuntungan
Parasitisme Makhluk Jenis Kerugian Makhluk
Hidup Hidup
Manusia Nyamuk
dirugikan karena diuntungkan dengan
Manusia dengan
1. Manusia darahnya dihisap nyamuk menyerap darah
nyamuk
oleh nyamuk manusia

Kucing Kutu yang Hidup


Dirugikan badan kucing dapat
Kucing dengan Karena menguntungkan
2. Kucing Kutu
Kutu Darahnya dengan menyerap
Dihisap Oleh darah badan kucing
Kutu
Tanaman sereh Kutu putih yang
menjadi menempel pada
Kutu putih layu/kering tanaman menyerap
Tanaman
3. dengan tanaman karena sari Kutu putih sari makanan pada
Sereh
sereh makanan pada daun
daun diserap oleh
kutu putih
Gulma dengan Menghambat Mendapat sari sari
4. Tanaman Gulma makanan
tanaman pertumbuhan

2. Simbiosis Komensalisme

Tabel 2. Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme

Jenis Pihak Yang Diuntungkan Jenis Makhluk Hidup


Hubungan Jenis Makhluk yang tidak untung
NO
Komensalisme Hidup Jenis Keuntungan tidak Rugi
1 Pohon dengan Paku Tanduk Rusa Mendapat tempat Pohon Induk
Paku Tanduk tinggal
Rusa

2 Mendapat tempat Pohon Kelapa


Pohon Kelapa Tanaman Rambat tinggal
dan Tanaman
rambat

3 Pohon Paku sisik Naga Mendapatkan tempat Pohon Rambutan


Rambutan dan tinggal
Paku Sisik
Naga

3. Simbiosis Mutualisme

Tabel 3. Hasil Pengamatan Simbiosis Mutualisme


Pihak Yang Diuntungkan Pihak Yang Diuntungkan
NO Jenis
Hubungan
Mutualisme Jenis Jenis Keuntungan Jenis Jenis Keuntungan
Makhluk Makhluk
Hidup Hidup
1 Cacing Cacing Cacing Tumbuhan Cacing
tanah tanah mendapatkan membuat tanah
dengan makanan dari menjadi gembur dan
Tumbuhan tanaman berupa sehat
daun atau akar yang
sudah
membusuk
2 Lebah dan Lebah Lebah mendapatkan Bunga Lebah membantu
Bunga nectar bunga penyerbukan pada
bunga

3 Jamur dan Jamur Jamur Alga Jamur memberikan


ganggang mendapatkan lingkungan dan
hijau/alga makanan dari perlindungan untuk
Alga/ganggang hijau kehidupan ganggang
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1 Simbiosis Parasitisme
Apakah hubungan antara kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan parasitisme?
Jawaban :
Iya, karena kutu mendapatkan makanan dengan menhisap darah pada dari anjing sedangkan
anjing dirugikan yaitu rusaknya bulu dan gatal-gatal. Diantara hubungan parasitisme yang
Anda temuukan, adakah yang menyebabkan kematian pada inangnya?
Jawaban :
Terutama pada tumbuhan sereh apabila kutu putih didiamkan maka kutu akan menyerap sari
makanan sehingga tumbuhan tersebut akan layu, kering dan mati.

2 Simbiosis Komensalisme
Apakah hubungan komensalisme dalam kadar tertentu dapat menyebabkan kerugian pada
inangnya?
Jawaban :
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka hubungan komensalisme dalam kadar
tertentu tidak menimbulkan kerugian. Seperti pada pohon dan tumbuhan paku yang
menempel pada batang bertahun-tahun tidak menyebabkan pohon itu mati atau layu

3 Simbiosis Mutualisme
Coba sebutkan beberapa contoh simbiosis mutualisme yang ada di tubuh kita!
Jelaskan keuntungan yang didapatkan bagi organisme tersebut dan tubuh kita!
Jawaban :
Simbiosis mutualisme yang terjadi pada tubuh manusia adalah bakteri E. Coli yang ada di
usus besar manusia. Bakteri tersebut membantu proses pembusukan sisa pencernaan,
sedangkan bakteri E. Coli mendapatkan makanan.

H. PEMBAHASAN
a. Simbiosis Parasitisme
Parasitisme merupakan hubungan antara dua spesies di mana satu spesies mendpatkan
keuntungan, sedangkan spesies lainnya dirugikan. Manusia dirugikan karena darahnya
dihisap oleh nyamuk yang dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit sedangkan nyamuk
diuntungkan dengan menyerap darah manusia. Kucing dirugikan karena darahnya dihisap
oleh kutu yang dapat menyebabkan gatal atau bulu rontok dank utu pada hewan tersebut
diuntungkan karena kutu mendapatkan makanan dari menghisap darah kucing dan juga kutu
tersebut mendapatkan tempat tinggal. Tanaman sereh menjadi layu/kering karena sari
makanan pada daun diserap oleh kutu putih yang menempel pada tanaman, sedangkan kutu
putih pada tanaman mendapatkan makanan yang diserap dari daun dan juga kutu putih
mendapatkan tempat tinggal. Gulma pada tanaman akan menyaingi dan mengurangi jatah
penyerapan unsur hara pada tanaman utama tersebut sehingga menyebabkan pertumbuhan
tanaman utama akan lambat sedangkan pertumbuhan gulma lebih cepat dan lebat.

b. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme merupakan hubungan antara dua makhluk hidup dimana
pihak yan satu diuntungkan sedangkan pihak yang talin tidak diuntungkan atau dirugikan
tanaman paku menumpang hidup pada pohon induk mendapatkan tempat tinggal sedangkan
pohon inangnya tidak dirugikan. Tanaman rambat yang menempel pada batang pohon kelapa
tidak merugikan dan tidak menyerap sari makanan pada pohon induknya. Tanaman sisik naga
tumbuh menempel pada pohon rambutan tidak merugikan dan tidak memberi keuntungan
pada pohon rambutan.

c. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah simbiosis yang saling menuntungkan satu sama lainnya
seperti; cacing tanah dengan tumbuhan dimana tanah menjadi gembur akibat aktivitas cacing
dan kotoran yang dikeluarkan cacing yang sangat baik untuk tanaman. Cacing juga mendapat
makanan dari daun atau akar yang membusuk. Lebah membantu penyerbukan untuk bunga
dan dari bunga lembah mendapatkan nectar. Jamur dan ganggang hijau/alga. jamur
mendapatkan makanan dari Alga/ganggang hijau dan jamur memberikan lingkungan dan
perlindungan untuk kehidupan ganggang.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa;
Pada simbiosis parasitisme akan ada satu makhluk hidup yang dirugikan dan ada satu yang
diuntungkan. Makhluk hidup yang bersifat parasit akan mendapatkan keuntungan dan akan
merugikan pihak lain.
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang salah satu individu
mendapat keuntungan sedangkan individu lainnya tidak dirugikan tidak juga mendapat
keuntungan.
Simbiosis mutualisme merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Tidak ada individu
yang dirugikan dari kedua makhluk hidup tersebut. Karena salah satu makhluk hidup
memerlukan makhluk hidup lain untuk keberlangsungan hidupnya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. 2014. Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Penanya : Novica


Masukan yang diberikan :
a. Berikan deskripsi atau gambaran tentang materi praktikum yang akan
disampaikan pada awal presentasi.
b. Melampirkan foto hasil pengamatan dengan praktikan didalamnya.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM

a. Simbiosis Parasitisme

Kutu pada hewan kucing


Nyamuk yang menghisap darah manusia

Tanaman sereh tanpa kutu putih Tanaman sereh dengan kutu


(segar) putih (layu, kering)
Tanaman gulma yang tumbuh
subur pada lahan tanaman kacang

b. Simbiosis Komensalisme

Tanaman paku naga yang


menumpang hidup pada pohon.
Jamur dan ganggang hijau

Tanaman rambat yang menumpang hidup pada pohon kelapa


Tanaman paku sisik naga yang menumpang
hidup pada pohon rambutan
c. Simbiosis Mutualisme

Lebah pada bunga


Cacing yang bermanfaat menggemburkan
tanah

KEGIATAN PRAKTIKUM 3

A. JUDUL PERCOBAAN
Perkembangan Vegetatif Alami

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetative
alami

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat tulis
2. Tumbuhan disekitar
3. Linggis, Arit, dan Sekrap

D. LANDASAN TEORI
1. Perbanyakan vegetative
a. Pengertian perbanyakan vegetative alami
Perbanyakan vegetative alami adalah perbanyakan tanaman dimana mengambil
baha tanaman organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil pertumbuhan
tanaman/generative dan sifat dari keturunannya sama persis dengan induknya
(Ashari, 1995).
Perbanyakan dengan cara vegetative merupakan perbanyakan tanaman
tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang
terjadi secara alamiah tanpa campur tangan manusia ( Gunawan, I, 2004).
b. Macam perbanyakan vegetative alami
1. Bertunas
Tunas adalah bagian tumbuhan yang baru muncul dari kecambah atau kuncup yang
berada di atas permukaan tanah.
Tunas bisa terdiri dari batang, daun muda, calon bunga, atau calon buah.
2. Rizoma
Rizoma (bahasa Latin: rhizoma) adalah modifikasi batang tumbuhan yang
tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan
akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan
(Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan
yang memiliki organ ini.
Rizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang,
yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme
(metabolit) tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang
berkhasiat pengobatan. Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan
cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati)
3. Geragih
Geragih merupakan batang yang menebal dan tumbh secara horizontal sepanjang
atau tumbuh di bawah permukaan tanah dan pada interval tertentu memunculkan
tunas ke permukaan tanah. Contoh : strawberry dan arbei (Raharja, dkk, 2003)
4. Umbi Umbi lapis
Umbi lapis adalah umbi yang berlapis-lapis. Dibagian pangkal terdapat cakram
sebagai batang dan siung sebagai tunas yang dapat tumbuh menjadi bakal individu.
Contoh tumbuhan yang berkembangbiakan dengan cara umbi lapis adalah bawang
merah, bawah putih, dan bakung.
Umbi batang
Umbi batang merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah, ujungnya
menggembung menjadi umbi. Bagian itu merupakan tempat menyimpan cadangan
makanan, terutama zat tepung. Contohnya adalah kentang, umbi jalar, atau
bengkuang.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Pergi ke lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal.
3. Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif
alami.
4. Galilah tanaman.
5. Gambarkan morfologi tumbuhan yang mengalami perkembangbiakan
vegetative alami.
F. HASIL PENGAMATAN

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

Gambarkan morfologi tumbuhan yang mengalami perkembangbiakan vegetative


alami.
H. PEMBAHASAN

1. Tunas, tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda
menjadi tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya. Tunas tidak
bergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas akan terus
tumbuh.

2. Akar tinggal, merupakan batang yang seluruhnya berada dan tumbuh


menjalar di permukaan tanah. Tunas tumbuh di setiap buku-buku kara
tinggal.

3. Umbi akar, merupakan akar yang membesar yang berisi cadangan makanan.
Jika ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas.

4. Umbi lapis, seperti pelepah daun berlapis-lapis. Perkembangbiakan umbi


lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas yang paling luar. Diawal
pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari induknya. Ketika siung
telah berdaun dan berakar, siung dapat membuat makanannya sendiri
dengan proses fotosintesis.

I. KESIMPULAN
Perkembangbiakan vegetative alami dapat terjadi melalui akar tinggal, tunas, umbel
lapis, umbi akar, dan sebagainya

J. DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995, Horticultural Aspek Budidya, Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Gunawan, I. 2004, Perkembangbiakan Vegetatif, Klaten: Aviva

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang dialami yaitu kurangnya jumlah persedian tumbuh-tumbuhan yang
ada disekitar rumah dan untuk meningkatkan kualitas hasil pengamatan khususnya
praktikum IPA pada perkembangbiakan tanaman secara vegetative alami maka
perlunya alat-alat khusus untuk menggali akar yang terpendam dalam tanah
sehingga akar yang terdapat pada taman tidak rusak atau putus saat diangkat untuk
diamati.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
1. Part 1 (Proses Pencarian Tanaman):
2. https://youtu.be/4h2zaJbIBro
Tahap Awal / Pembukaan https://youtu.be/4h2zaJbIBro

Proses Kegiatan https://youtu.be/4h2zaJbIBro

Tahap Akhir
https://youtu.be/4h2zaJbIBro
LAPORAN PRAKTIK
MATA KULIAH PRAKTIKUM IPA DI
SD PDGK 4107 - MODUL 2

Dosen Pengampu: Sri Widada, M. Eng

Disusun oleh:

DWI PUTRI WIJAYANTI : 857941654

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
YOGYAKARTA
POKJAR SMP N 3 SLEMAN
TAHUN 2020
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Dwi Putri Wijayanti


NIM/ID Lainnya : 857941654
Program Studi : S1 PGSD
Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1 NGAGLIK

DATA TUTOR (PGSD)/ INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Sri Widada, M.Eng.


NIP/ID Lainnya : 45000953
Instansi Asal : UNY
Nomor Hp : 081392022079
Alamat Email : widadasri21@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Dwi Putri Wijayanti


NIM : 857941654
Program Studi : PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/ sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Yogyakarta, 28 November 2020


Yang membuat pernyataan,

Dwi Putri Wijayanti


MODUL 2
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
EKOSISTEM

I. Percobaan 1

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Ekosistem Darat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami
dan buatan.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat Tulis
b. Kaca pembesar
c. Barometer
d. Lingkungan sekitar
D. CARA KERJA
a. Menentukan Ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
b. Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin
dan jenis/warna tanah
c. Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
d. Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di
sekitar
e. Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama
latinnya
f. Mencatat hewan yang ada, baik yang tetap maupun yang singgah,
termasuk hewan hewan yang berukuran kecil
g. Mencatat data pada lembar kerja
h. Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua sistem
tersebut.
E. LANDASAN TEORI
Semua organisme yang hidup di alam harus berinteraksi baik dengan
lingkungannya (alam). Organisme hidup dalam sebuah sistem yang ditopang oleh
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara
komponen biotik dengan komponen abiotik.
Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup yang hidup di ekosistem tersebut.
Sedangkan komponen abiotik meliputi udara, air, dan tanah. Ekosistem juga dibagi
menjadi 2 yaitu ekosistem alami dan buatan.
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel.2.1 Komponen abiotik ekosistem darat alami

No. Komponan abiotik Kondisi/keadaan


1 Tanah Subur
2 Udara 320c
3 Cahaya Redu, tidak panas
4 Angin Semilir perlahan
5 Air Sangat Cukup

Tabel.2.2 Komponen Biotik ekosistem darat alami

No. Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai


1 Rumput teki Ular Rayap
2 Pohon jati Burung Elang Cacing
3 Pohon sengon Katak Bakteri
4 Pohon Aren Ulat jamur
5 Rumput ilalang Belalang

Tabel.2.3 Komponen Abiotik Ekosistem Darat Buatan


No. Komponen abiotik Kondisi/Keadaan
1 Tanah Subur
2 Udara 320c
3 Cahaya Redu, tidak panas
4 Angin Semilir perlahan
5 Air Mengalir
Tabel.2.4 Komponen Biotik Ekosistem Darat Buatan

No. Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai


1 Padi Belalang Bakteri
2 Pohon manga Burung jamur
3 Pohon pisang Ulat
4 Tales Katak
5 Pohon jambu Tikus
G. Jawaban Pertanyaan
Menurut pendapat Anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis
komponen biotik lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!
Didalam ekosistem mempunyai jenis komponen yang bermacam-macam,
namun ekosistem yang mempunyai komponen biotik dengan jumlah yang banyak
adalah kosistem darat alami. Ditinjau dari data yang diperoleh, jumlah yang lebih
banyak adalah eosistem darat alami. Hal ini dapat dicontohkan pada ekosistem

hutan. Hutan mempunyai komponen biotik yang banyak dan hewannya mempunyai
berbagai jenis dan bermacam spesies.

H. PEMBAHASAN
Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik yang
terjadi pada alam seperti pada hutan merupakan ekosistem darat alami. Hal ini sama
sekali tidak ada campur tangan manusia. Sedangkan pertumbuhan komponen
biotiknya tidak dikendalikan oleh manusia.

Gambar Contoh Ekosistem Alami

Hubungan timbal balik antar komponen biotik dan komponen abiotik yang
terjadi di sawah merupakan ekosistem buatan. Dimana disitu terdapat unsur campur
tangan manusia diantaranya adalah dalam menentukan jenis komponen biotik dan
jumlah populasi komponen biotiknya.
Gambar Contoh Ekosistem Buatan

I. KESIMPULAN
Dari pengamatan pada lingkungan sekitar dapat disimpulkan bahwa
perbedaan ekosistem darat alami dengan darat buatan yaitu dengan mengacu pada
bentuk terjadinya. Jika pada ekosistem darat alami dalam proses terjadinya tidak ada
unsur campur tangan dari makhluk hidup lain yang komponen-komponen didalam
ekosistem darat buatan bisa diatur oleh manusia.
J. DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk. (2019). Praktikum IPA SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Saran dan Masukan:
1. Kesulitan dalam mencari ekosistem yang utuh.
2. Keterbatasan kelompok dalam mengamati ekosistem.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut
Foto-foto praktikum:
Alat dan bahan

Pengamatan
Ekosistem darat
alami

Pengamatan
Ekosistem darat
buatan

II. Percobaan 2: Ekosistem Perairan

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Ekosistem Perairan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati komponen-komponen yang terdapat dalam ekosistem perairan.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat tulis
b. Kaca Pembesar / Loup
c. Barometer
d. Termometer

D. CARA KERJA
a. Menentukan satu ekosistem perairan atau buatan yang ada di sekitar
tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar anda ( kami mengambil di desa
Barak II).
b. Mengamati komponen abiotik dan komponen biotiknya.
c. Membuat kesimpulan secara singkat

E. LANDASAN TEORI
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara komponen abiotik dengan
komponen biotik. Ekosistem dibagi menjadi 2:
a. Ekosistem Darat, yaitu hubungan timbal balik antara komponen abiotik
dengan komponen biotik yang terjadi di lingkungan darat. Contoh : Sawah,
Hutan Dan
Taman
b. Ekosistem Perairan, yaitu hubungan timbal balik antara komponen
abiotik dengan komponen biotik yang terjadi di perairan. Contoh :Kolam, Laut,
Danau, dan lainlain.
Kedua Ekosistem tersebut ada yang alami dan buatan.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel.2.5 Komponen abiotik ekosistem perairan

No. Komponen abiotik Kondisi/Keadaan


1 Tanah Basah
2 Air Jernih mengalir
3 Udara Lembab
4. Cahaya Redup
5. Cuaca Mendung
Tabel.2.6 Komponen Biotik Ekosistem perairan

No. Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai


1 Lumut Ikan Lele Bakteri
2 Enceng gondok Ikan Gurameh Mikrobia lainya
3 Ganggang Ikan Nila
Katak
G. Jawaban Pertanyaan
Jelaskan menurut Anda perbedaan apa yang tampak
jelas antara ekosistem darat pada percobaan 1 dengan
ekosistem perairan ini.
Jawaban pertanyaan :
a. Komponen abiotik utama ekosistem darat
adalah tanah, sedangkan komponen abiotik
yang utama pada ekosistem perairan adalah Air.
b. Penyusun komponen biotik pada ekosistem darat adalah Makhluk hidup yang
hanya bisa bertahan hidup di daratan, sedangkan penyusun komponen biotik paada
ekosistem perairan merupakan Makhluk hidup yang hidupnya di air dan ada pula
makhluk hidup yang dapat hidup di darat dan di air, yaitu hewan amfibi.

H. Pembahasan
Pada pengamatan diatas adalah pengamatan Ekosistem perairan Buatan, yaitu
kolam ikan. Maka komponen penyusunya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
Ekosistem Perairan Alami yang ada di laut. Komponen biotik pada ekosistem perairan
dilaut jauh lebih kompleks, ada berbagai jenis macam ikan dan species lainya.
Ekosistem perairan buatan umumnya hanya hewan-hewan air yang dibudidayakan
oleh pemiliknya untuk suatu alasan tertentu. Yang biasanya untuk pemenuhan kebutuhan
atau hanya sekedar hobi. Gambar berikut ini adalah contoh ekosistem perairan buatan:

Gambar 2.3 Ekosistem perairan buatan


I. Kesimpulan
Ekosistem perairan buatan sangat terbatas jumlah komponen biotiknya. Jika
ekosistem darat komponen abiotik yang paling utama adalah tanah, maka ekosistem
perairan komponen abiotik yang paling utama adalah Air.

J. DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk. (2019). Praktikum IPA SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Kesulitan:
1. Ekosistem yang diamati terbatas.
Saran :
Untuk kedepannya kami akan memilih ekosistem di tempat yang lebih luas
sehingga ekosistem didalamnya lebih lengkap.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
Foto-foto praktikum:
Alat dan bahan

Pengamatan
Ekosistem Perairan
buatan

III. Percobaan 3 :

A. JUDUL PERCOBAAN : Rantai Makanan, Jaring-jaring Makanan dan


Piramida Ekologi

B. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi dalam
ekosistem darat dan ekosistem perairan.

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat tulis
b. Lingkungan sekitar
D. CARA KERJA
Ekosistem darat dan Ekosistem perairan:
a. Memperhatikan data pada tabel 2.2 dan 2.4. kemudian membuat bagan
rantai makanan
b. Menentukan jenis hewan pertama sebagai konsumen
c. Membuat bagan rantai makanan
d. Membuat jaring-jaring makanan
e. Mengelompokkan Komponen biotiknya menurut tingkat trofiknya
f. Membuat bagan piramida ekologi Ekosistem perairan.
a. Membuat bagan rantai makanan dan jaring-jaring makanan berdasarka
tabel.2.6
b. Mengelompokkan komponen biotik ke dalam tingkat trofik
c. Membuat bagan piramida ekologi
d. Membuat kesimpulan mengenai rantai makanan

E. LANDASAN TEORI
Rantai makanan adalah urutan mahluk hidup dalam ekosistem yang
memungkinkan terjadinya transfer energi melalui proses makan dimakan.
Tingkatan organisme dalam rantai makanan disebut tingkat trofik. Tingkat trofik
pertama yaitu produsen (tumbuhan). Kumpulan dari beberapa rantai makanan disebut
dengan jaring-jaring makanan. Dengan kata lain rantai makanan yang saling menjalin
dengan kompleks.
F. Hasil Pengamatan
a. Ekosistem Darat
Rantai makanan 1 :

Rumput Ilalang Belalang Katak Tikus

Pengurai

Rantai Makanan 2 :

Padi Tikus Musang Pengurai

Rantai Makanan 3 :

Padi Burung Pipit Ular Elang

Pengurai
Bagan Jaring-jaring Makanan pada Ekosistem Darat

Gambar 2.1

Tabel 2.7 Tingkat trofik komponen biotik pda ekosistem darat

No. Tingkat Trofik Pengurai

1 2 3 4

1 Padi Bakteri
2 Daun Mikrobia
3 Belalang
4 Ulat
5 Tikus
6 Musang
7 Katak
8 Burung
9 Ular

Bagan Piramida Ekologi pada Ekosistem Darat


Gambar 2.2
b. Ekosistem Perairan
Rantai makanan 1 :

Lumut Ikan Kecil Ikan Lele

Rantai makanan 2 :

Enceng Gondok Ikan Kecil IkanNila

Rantai makanan 3 :

Ganggang Ikan Kecil Ikan Gurame

Bagan Jaring-jaring Makanan pada Ekosistem Perairan


Gambar 2.3

Tabel 2.8 Tingkat Trofik biotik pada Ekosistem Perairan

No. Tingkat Trofik Pengurai


1 2 3 4

1 Lumut Bakteri
2 Enceng Ikan Ikan Lele Manusia
Gondok Kecil
3 Ganggang Udang Ikan Nila
4 Ikan Gurame
5

Piramida ekosistem perairan


Gambar 2.4

G. JAWABAN PERTANYAAN
1. Komponen apakah yang sama-sama terdapat pada ekosistem darat maupun
ekosistem perairan? Jelaskan!
2. Ditinjau dari data yang diperoleh, pada ekosistem mana lebih banyak jenis
komponen biotiknya? Mengapa demikian?

a. Komponen yang sama yang terdapat dalam ekosistem darat dan perairan
adalah komponen abiotik, yaitu air, tanah dan udara. Hanya saja pada
ekosistem darat jumlah komponen airnya lebih sedikit dibandingkan ekosistem
perairan.
b. Ekosistem darat dan ekosistem perairan yang paling banyak komponen
biotiknya adalah ekosistem darat, karena jenis Makhluk hidupnya lebih
kompleks.

H. PEMBAHASAN
Dalam Ekosistem ada rantai makanan yaitu hubungan makan dan dimakan antara
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Sebuah Ekosistem akan seimbang dan
terjaga kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak dibandingkan dengan
Konsumen tingkat 1, konsumen tingkat 1 harus lebih banyak dibandingkan dengan
konsumen tingkat 2 dan seterusnya. Struktur trofik tertinggi dari pengamatan di atas adalah
Ular dan Burung Elang pada Ekosistem darat. dan manusia pada ekosistem perairan.
I. KESIMPULAN
Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan merupakan satu
kesatuan berturut-turut yang tidak dapat di pisahkan. Dimana Rantai makanan adalah
bagian dari jaring-jaring makanan. Terbentuknya piramida ekologi karena adanya jaring-
jarring makanan.

J. DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk. (2019). Praktikum IPA SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan:
1. jaring-jaring makanan yang terdokumentasikan hanya beberapa tahap.
Pertanyaan dari mas Budi:
1. Dalam Rantai makanan manusia termasuk tidak? Karena kalua menurut saya
manusia yang paling terakhir dalam rantai makanan.
Saran dari mas Aziz:
1. Dalam rantai makanan manusia bisa masuk bisa tidak. Karena tergantung wilayah
yang diamati.
Menurut mas Aziz, di wilayah mas Aziz manusia tidak termasuk karena sudah
dimakan oleh musang dahulu dari pada manusia.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:

Foto-foto praktikum:
Alat dan bahan
Lingkungan Sekitar

PRAKTIKUM MODUL 2
KEGIATAN KE 2

A. JUDUL PERCOBAAN
PERCOBAAN 1: Pengaruh Deterjen Terhadap Pertumbuhan Akar Bawang Merah
(Allium Cepa)
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah
C. ALAT DAN BAHAN
1. Sendok makan 1 buah
2. Tabung reaksi 14 buah
3. Mangkung 1 buah
4. Pasir secukupnya
5. Gelas kimia 1000 ml 3 buah
6. Gelas plastic 500 ml 12 buah
7. Pipet 6 buah
8. Pengaduk 2 buah
9. Mistar 1 buah
10. Kertas label secukupnya
11. Air ledeng/PDAM secukupnya
12. Bawang merah 14 suing
13. Detergen bubuk 1 gram
D. LANDASAN TEORI
Pencemaran lingkungan terjadi dikarenakan beberapa penyebab. Penggunaan
pestisida, penggunaan bahan-bahan kumia lain juga dapat menggangu keseimbangan
ekosistem seperti penggunaan deterjen sebagai pembasmi bibit penyakit, deterjen
sebagai pembersih, belaching sebagai pemuth dan lainnya (Maman Rumanta, dkk,
2019:2.9)
Deterjen mempunyai sifat fisis antara lain polar dan non polar. Bila terhadap
jasad renik rantai C yang lurus bersifat biogradable dan rantai C yang bercabang bersifat
unbiogradable. Sifat kimianya dapat melarutkan lemak dan tidak dipengaruhi oleh
kesadahan air. Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat
menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan
terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi
mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan
lingkungannya.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sediakan berbagai perlengkapan yang diperlukan
2. Siapkan detergen, air, gelas kimia, tabung reaksi, pengaduk, untuk menyiapkan
larutan
3. Menyediakan larutan detergen dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%,
6,25%, 3,10% dan larutan kontrol , kemudian diberi label.
label 1 : konsentrasi 100%
label 2 : konsentrasi 50%
label 3 : konsentrasi 25 %
label 4 : konsentrasi 12,5 %
label 5 : konsentrasi 6,25 %
label 6 : konsentrasi 3,10 %
label kontrol : air ledeng/ PDAM saja
4. Cara menyediakan larutan detergen :
a. Larutkan 1 gram detergen ke dalam air ledeng/PDAM sebanyak 1000ml
kemudian aduk, beri label 100%
b. Ambil 500 ml larutan dengan label 100%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 50%
c. Ambil 500 ml larutan dengan label 50%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 25%
d. Ambil 500 ml larutan dengan label 25%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 12.5%
e. Ambil 500 ml larutan dengan label 12.5%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 6,25%
f. Ambil 500 ml larutan dengan label 6,25%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 3.10%
5. Siapkan 14 bawang merah yang ukuran diameternya sama dengan lubang
tabung reaksi, kemudian kupas kulit epidermisnya, akar perimordialnya. Hati-
hati mengupas akar perimordialnya aagar tetap tumbuh
6. Isikan larutan detergen kedalam tabung reaksi menggunakan pipet, setiap satu
konsentrasi larutan yang sama dimasukan ke dalam dua tabung reaksi
7. Letakkkan bawang merah dengan posisi calon akar primordialnya terletak di
bawah hingga menyentuh larutan detergen, letakkan pula bawang merah ke
dalam tabung reaksi yang berisi air control
8. Amati pertumbuhan akar setiap 24 jam, apabila air berkurang isi lagi hingga
penuh
9. Setelah 72 jam lalu hitung panjang akarnya. Lalu, rata-ratakan panjang akar
yang diperoleh setiap perlakuan
10. Hitung hambatan untuk setiap konsentrasi larutan dengan menggunakan rumus
:
𝑹𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒓 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 −𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒙
IG = x 100%
𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒓 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍

11. Buatlah grafik IG hambatan pertumbuhannya

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pertumbuhan akar bawang merah dengan berbagai konsentrasi
detergen dan air ledeng antara lain akan disajikan pada tabel di bawah ini

Tabel 2.9 Hasil Pengamatan Rata-rata Pertumbuhan Akar Bawang Merah

No Konsentrasi Rata-rata panjang akar 1 G (%)

1 Kontrol 4,0+4,4
=4,2
2

2 3,1 % 2,4+2,2 45,24%


= 2,3
2

3 6,25% 2,0+1,6 57,15%


=1,8
2

4 12,5 % 1,5+1,5 64,29 %


= 1,5
2

5 25% 1,2+0,9 75%


= 1,05
2

6 50% 0,4+0,3 91,67%


= 0,35
2

7 100% 0 100%

120
100
80
60
40
20
0
3,10 6,25 12,5 25 50 100

Grafik 1. Hasil pengamatan Rata-rata Pertumbuhan Kecambah


G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Berapa konsentrasi larutan deterjen minimum yang akan menghentikan proses
pertumbuhan akarnya?
Jawaban : Larutan konsentrasi yang menghentikan proses pertumbuhan akar bawang
adalah larutan 100% dimana sama sekali tidak terjadi pertumbuhan akarnya. Namun,
larutan yang menghambat pertumbuhan dimulai dari larutan deterjen dengan
konsentrasi 3,10%

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh deterjen
terhadap pertumbuhan akar bawang merah didapatkan hasil yang menunjukkan grafik
yang merangkak naik dari konsentrasi deterjen yang paling rendah menuju konsentrasi
yang lebih tinggi pada hambatan pertumbuhan akar bawang merah. Hal ini dapat
diartikan semakin besar konsentrasi deterjen menunjukkan semakin semakin rendah
pula pertumbuhan akarnya dengan dibandingkan oleh larutan kontrol, atau semakin
besar hambatan pertumbuhannya.
I. KESIMPULAN
Praktikum ini didapatkan hasil bahwa semakin besar konsentrasi deterjen
menunjukkan semakin semakin rendah pula pertumbuhan akarnya, atau semakin besar
hambatan pertumbuhannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan deterjen dapat
menghambat pertumbuhan akar bawang merah. Hal ini dibuktikan dengan
membandingkan larutan kontrol dengan masing-masing larutan deterjen, pertumbuhan
bawang merah dilarutan kontrol tetap lebih tinggi sekalipun dibandingkan dengan
larutan konsentrasi yang paling rendah, bahkan larutan dengan konsentrasi 100% akar
dari bawang merah tidak tumbuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa deterjen sangat
berpengaruh pada pertumbuhan akar bawang merah, dalam hal ini deterjen
menghambat pertumbuhan akar bawang merah dalam berbagai besaran konsentrasi
larutan (dari konsentrasi rendah ke paling tinggi)
J. DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk. (2019). Praktikum IPA SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: (SARAN DAN MASUKAN)
Sejauh praktikum yang sduah dilaksanakan kesulitan yang dialami hanya pada
pemilihan diameter bawang merah yang sesuai dengan ukuran tabung reaksi.
Saran : sebelum melaksanakan praktikum untuk memilih bawang
merah yang ukurannya sesuai dengan diameter tabung reaksi agar selama pelaksanaan
uji pengaruh detergen terhadap pertumbuhan bawang merah bagian dari bawang merah
dapat terendam air di dalam tabung reaksi. Selain hal tersebut, pemilihan bawang merah
dengan kondisi yang baik juga perlu diperhatikan.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video Praktikum dapat dilihat pada link berikut:
https://youtu.be/HVeJSK3i53E
1. Part 1 uji pengaruh detergen terhadap pertumbuhan akar bawang merah

Tahap Persiapan alat dan bahan


Awal/
Pembukaan

Gambar gelas kimia

Gambar tabung reaksi

Gambar bawang merah

Gambar deterjen

Gambar Gelas yang sudah diberi label


Inti

gambar membuat larutan

gambar menuang larutan ke dalam gelas berlabel

Akhir Hasil Pertumbuhan Akar Bawang


PRAKTIKUM MODUL 2
KEGIATAN KE 2

A. JUDUL PERCOBAAN
PERCOBAAN 2 : Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau

C. ALAT DAN BAHAN


1. Sendok teh 1 buah
2. Gelas kimia 600 ml 3 buah
3. Gelas plastik 600 ml 10 buah
4. Kapas secukupnya
5. Kardus karton 1 buah
6. Mistar 1 buah
7. Gelas kimia 1000ml 1 buah
8. Air ledeng secukupnya
9. Deterjen 1 gram

D. LANDASAN TEORI
Pencemaran lingkungan terjadi dikarenakan beberapa penyebab. Penggunaan
pestisida, penggunaan bahan-bahan kumia lain juga dapat menggangu keseimbangan
ekosistem seperti penggunaan deterjen sebagai pembasmi bibit penyakit, deterjen
sebagai pembersih, bleaching sebagai pemutih dan lainnya (Maman Rumanta, dkk,
2019:2.9). Pada percobaan ini akan diuji pengaruh deterjen bagi pertumbuhan
kecambah. Namun sebelumnya perlu diketahui bahwa pertumbuhan kecambah
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kondisi biji baik atau tidak, kondisi air,
sinar matahari yang masuk dan sebagainya, kesemua faktor tersebut peneliti sebisa
mungkin untuk beberapa faktor tersebut tidak berpengaruh dengan pertumbuhan
kecamabah.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sediakan larutan deterjenn 100%, 50%, 12,5 %, 6,25% , 3,10% dan larutan
kontrol. Masukan ke gelas plastik yang diberi label :
Label I : konsentrasi 100%
label II : konsentrasi 50%
label III : konsentrasi 25 %
label IV : konsentrasi 12,5 %
label V : konsentrasi 6,25 %
label VI : konsentrasi 3,10 %
label kontrol : air ledeng/ PDAM saja
2. Sediakan gelas kimia, air, deterjen, kertas label
3. Membuat larutan deterjen
• Larutkan 1 gram detergen ke dalam air ledeng/PDAM sebanyak 1000ml
kemudian aduk, beri label 100%
• Ambil 500 ml larutan dengan label 100%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 50%
• Ambil 500 ml larutan dengan label 50%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 25%
• Ambil 500 ml larutan dengan label 25%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 12.5%
• Ambil 500 ml larutan dengan label 12.5%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 6,25%
• Ambil 500 ml larutan dengan label 6,25%, kemudian tambahkan air
ledeng/PDAM sampai dengan 1000ml beri label 3.10%
4. Sediakan kacang hijau, kemudian rendam dalam air pada gelas kimia, kemudian
buanglah kavang hijau yang mengapung, kac`ang hijau yang tenggelam
digunakan dalam praktikum ini
5. Dari kacang hijau terpilih ambil 10 biji rendam dalam laurtan I, 10 biji dalam
larutan II, 10 biji larutan III, 10 biji ke larutan IV, 10 biji ke larutan V, 10 biji
ke larutan VI, 10 Biji ke larutan control, biarkan direndam selama 5 menit
6. Siapkan gelas plastik lain, beri label I-VI dan kontrol, kemudian masing-masing
gelas tersebut letakkanlah kapas di bagian dalam gelas
7. Angkat kacang hijau dari rendaman masing-masing larutan, kemudian masukan
ke dalam gelas plastic dengan label yang sama atur agar hilum mengarah ke
bawah
8. Isilah gelas kimia yang berisi kacang hijau tadi dengan larutan yang berlabel
sama masing-masing kurang lebih 20 ml
9. Lakukan pengamatan pada 24 jam dan 48 jam kemudian catat setiap
pengamatan dengan mistar dari luar gelas. Kacang hijau tidak tumbuh akarnya
dianggap 0mm
10. Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecamabah perkonsentrasi setelah 24 jam
dan 48 jam dengan menggunakan warna yang berbeda
F. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pada pertumbuhan kecambah pada 24 jam dan 48 jam akan
ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 3.0
Pengaruh Detejen pada Perkecambahan pada 24 jam
No Konsentrasi Larutan Deterjen
Hari ke 1 24 jam
100 50% 25% 12,5% 6,25% 3,10% kontrol
%
1 1 1.5 0 2 0 2.5 3
2 0.5 0.6 1.5 2.5 2 2 2.5
3 1.8 1.2 1.5 1 2.5 1 2
4 0,4 1 1,5 1 2 1 2
5 0,6 0,5 0,5 0 2 0 3,5
6 0 2 1 1 1 1.5 2
7 0 1,5 1 2 1,5 3 1,5
8 0,6 1,1 1,5 1,5 1 1 2
9 0,4 0 0,6 2 1 3 1
10 1,5 0 1,5 1 2 2 1,5
Jumlah 6,8 9,9 10,6 14 15 15,5 21
Rata- 0,68 0,99 1,06 1,4 1,5 1,55 2,1
rata
Tabel 3.1
Pengaruh Detejen pada Perkecambahan pada 48 jam
No Konsentrasi Larutan Deterjen
Hari ke 2 48 jam
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,10% kontrol
1 1,2 2 1 3,5 1,5 3,8 4,2
2 1 1,2 2,5 3 2,5 3,6 5
3 2 2,2 2,4 2,4 3,3 2.5 3,9
4 0,8 1,8 2,5 2,8 3,7 3,5 3.5
5 1 1,5 1,6 1,2 4 3,2 4,4
6 1 3 2 2 2,8 3,6 4
7 0,5 2,6 1,9 3,4 2,5 3,3 4,3
8 1,5 2,2 2,3 2,6 2,7 3,5 4
9 0,6 0,5 1,7 2,8 2,5 4,6 3,3
10 2 2,5 3 2,2 3,5 3,8 3,5
Jumlah 11,6 19,5 20,3 25,9 30 35,3 40,1
Rata-rata 1,16 1,95 2,03 2,59 3 3,53 4,01
Grafik Pertumbuhan Kecambah per Konsentrasi
4 3,53
3
3 2,59
2,03 1,95
2 24 Jam
1,55 1,5 1,16 48 jam
1,4
1 1,06 0,99
0,68
0
3,10% 6,25% 12,5% 25% 50% 100%

Grafik 1.2
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsnetrasi pada 24 jam dan 48 jam

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1) Apa fungsi larutan 0 kontrol ?


Jawaban : Larutan kontrol yang berisi air ledeng murni tanpa tambahan deterjen
berfungsi sebagai pembanding atau pengontrol dalam praktikum ini, bertugas untuk
hasil kecambahnya dari larutan kontol dibandingkan dengan hasil perkecambahan
konsentrasi berbagai ukuran. Larutan Kontrol 0 juga sebagai acuan pertumbuhan
yang seharusnya terjadi apabila tidak ada pengaruh deterjen.
2) Apa kesimpulan Anda bila pada larutan kontrol 0 ada kacang hijau yang mati ?
Jawaban : apa bila kacang hijau mati pada larutan kontorl penyebabnya adalah
biji kacang hijau tersebut bukan biji yang baik atau unggul.
2) Mengapa pertumbuhan kacang hijau harus ditutup dengan menggunakan
karton?
Jawaban : salah satu faktor pertumbuhan kecambah yang lain adalah sinar
matahari, sedangkan pada praktikum ini yang menjadi satu tujuannya adalah untuk
menguji pengaruh deterjen pada pertumbuhan kecmabah. Oleh karena itu, untuk
menghilangkan atau meminimalisir pada factor lain yang memengaruhi
pertumbuhan dalam hal ini sinar matahari, maka digunakanlah karton untuk
menutup tempat perkecambahan.

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil rata-rata pertumbuhannya pada
24 jam pada konsentrasi dengan larutan 100% yaitu 0,68, konsentrasi 50% sebesar 0,99,
konsentrasi 25% adalah 1,06 kemudian konsnetrasi 12,5% 1,4 dan konsentrasi 3,10%
adalah 1,55. Sedangkan pada kecambah yang ditempatkan pada label kontrol rata-rata
pertumbuhannya adalah 2,1.
Pertumbuhan pada 48 jam, rata-rata pertumbuhannya adalah konsentrasi 100%
menjadi 1,16 konsentrasi 50% menjadi 1,95 konsentrasi 25% sebesar 2,03 konsentrasi
12,5% menjadi 2,59 kemudian konsentrasi 6,25% rata-rata pertumbuhannya menjadi 3,
dan konsentrasi 3,10% menjadi 3,53. Label control pada 48 jam rata-rata
pertumbuhannya menjadi 4,01.
Jika dibandingkan dari hasil praktikum pada 24 jam atau hari ke 1 label kontrol
rata-rata pertumbuhnnya lebih tinggi dari, semua konsentrasi. Begitupula dengan 48
jam label kontrol rata-rata pertumbuhnnya lebih tinggi dari, semua konsentrasi. Dari 2
hari pengamatan terlihat bahwa semakin besar konsentrasi deterjen pada air semakin
kecil rata-rata pertumbuhannya

I. KESIMPULAN
Hasil dari 48 jam pengamatan terhadap pengaruh deterjen pada pertumbuhan
kecambah didapatkan fakta bahwa pertumbuhan kecambah pada larutan konsentrasi
pada berbagai konsentrasi dalam hal ini 3,10%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, dan 100%
jika dibandingkan dengan label kontrol atau air ledeng tanpa adanya deterjen di
dalamnya, label kontrol menunjukkan rata-rata pertumbuhan yang lebih tinggi. Dari 2
hari pengamatan terlihat bahwa semakin besar konsentrasi deterjen pada air semakin
kecil rata-rata pertumbuhannya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa detrejen
pada konsentrasi terkecil sampai dengan konsentrasi besar dapat berpengaruh
menghambat pertumbuhan pada kecambah.

J. DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk. (2019). Praktikum IPA SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: (SARAN DAN MASUKAN)
Kesulitan yang dialami dalam praktikum ini adalah pemilihan biji kacang hijau yang
sangat baik. Karena untuk melalui pada masa pemilihan ini diperlukan beberapa kali
tahap untuk mendapatkan yang benar-benar baik.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video Praktikum dapat dilihat pada link berikut:
https://youtu.be/AEWyNT1HXro
1. Part 2 uji pengaruh detergen terhadap pertumbuhan kecambah

Tahap Awal/ Persiapan alat dan bahan


Pembukaan

Gelas kaca

Deterjen

Gelas berlabel konsentrasi larutan

Biji kacang hijau


Inti

Merendam Biji Kacang Hijau

Membuat Larutan

Memberi Label dan Merendam biji kacang hijau ke


dalam larutan deterjen masing-masing larutan 10 biji

Memasukan biji kacang hijau ke dalam gelas plastic


yang didalamnya diberi kapas dan diberikan larutan
yang sama konsentrasinya saat merendam

Memasukan semua biji kacang hijau yang terdapat


dalam gelas ke dalam karton

Hasil Hasil pertumbuhan kecambah 24 jam


Hasil Pertumbuhan 48 jam
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 3 MODUL 4 MODUL 5

Disusun oleh:

DWI PUTRI WIJAYANTI (857941654)

UPBJJ UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : DWI PUTRI WIJAYANTI


NIM/ID Lainnya : 857941654
Program Studi : S1 PGSD
Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1 NGAGLIK

DATA TUTOR (PGSD)/ INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Sri Widada, M.Eng.


NIP/ID Lainnya : 45000953
Instansi Asal : UNY
Nomor Hp : 081392022079
Alamat Email : widadasri21@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : DWI PUTRI WIJAYANTI


NIM : 857941654
Program Studi : PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas
pernyataan ini saya siap menerima tindakan/ sanksi yang diberikan kepada saya
apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini
atau ada klaim atas karya saya ini.

Yogyakarta, 26 Oktober 2020


Yang membuat pernyataan,

Dwi Putri Wijayanti


MODUL 3
KEGIATAN PRAKTIKUM 1.1 PENGELOMOPKAN BAHAN
MAKANAN

A. JUDUL PERCOBAAN

Pengelompokan Bahan Makanan

B. TUJUAN PERCOBAAN

Dapat mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan zat gizinya

C. ALAT DAN BAHAN


1. Tempat Plastik
2. 20 Macam bahan makanan

D. LANDASAN TEORI

Makanan adalah zat yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan nutrisi
yang kemudian diolah menjadi energi. Kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh bemacam-macam. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral
merupakan nutrient dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan yang
dikonsumsi oleh manusia disebut pangan.

Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Setiap makhluk hidup
membutuhkan makanan, tanpa makanan makhluk hidup akan sulit dalam
mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu manusia
mendapatkan energy, membantu pertumbuhan badan dan otak. Setiap makanan
mengandung gizi yang berbeda, berikut macam-macam kandungan gizi pada
makanan:

1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa kimia yang paling banyak terdapat
di bumi , terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki
manfaat utama sebagai sember energy agar tubuh mampu menjalankan berbagai
fungsinya, dan melakukan berbagai aktivitas setiap hari.

2. Protein

Protein pembentuk hormone untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang aus.
Protein berguna untuk melindungi supaya keseimbangan asam dan basa di dalam
darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur keseimbangan air di dalam
tubuh.

3. Lemak

Molekul lemak terdiri dari unsur karbon ©, hydrogen (H), dan oksigen (O) seperti
halnya karbohidrat. Fungsi utama lemak adalah memberikan tenaga kepada tubuh.
Satu gram leman dapat dibakar untuk menghasilkan sembilan kalori yang
diperlukan tubuh. Disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga
merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin A, D, E, dan K.
Bahan-bahan makanan yang mengandung lemak banyak akan memberikan rasa
kenyang yang lama, selain itu lemak memberi rasa guruh pada makanan. Menurut
sumbernya lemak dapat dibedakan menjadi dua yaitu lemak nabati dan lemak
hewani.

4. Vitamin

Vitamin adalah senyawa organic yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit
di dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam reaksi metabolisme.
Vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut
dalam air dan yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 jenis vitamin yang larut
dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin
A, D, E, K.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kumpulkan bahan makanan sebanyak 20 macam
2. Kelompokkan masing-masing bahan makanan tersebut ke dalam
kelompok karbohidrat, protein, lemak dan vitamin.
3. Catat semua data masing-masing kelompok itu ke dalam kolom yang
sudah di sediakan pada lemabr kerja
4. Simpulkan apa yang dapat diambil dari percibaan ini.
F. HASIL PENGAMATAN
No Jenis Bahan Makanan Karbohidrat Protein Lemak Vitamin

1 Kentang √

2 Tepung √

3 Jagung √

4 Ubi jalar √

5 Beras merah √

6 Talas √

7 Telur √

8 Ikan √

9 Daging Ayam √

10 Kedelai √

11 Kacang tanah √ √

12 Susu √ √

13 Kacang hijau √

14 Kacang merah √

15 Jeruk √

16 Tomat √

17 Bayam √

18 Margarinr/Blue band √

19 Daun Kelor √

20 Apel √

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Zat makanan (zat gizi ) apakah yang sangat diperlukan oleh balita ?
Jawab :
Zat makanan yang dibutuhkan oleh balita adalah vitamin, protein, dan
karbohidrat. Karena zat-zat tersebut sangat membantu pertumbuhan pada balita.
2. Zat makanan apakah terutama untuk orang yang bekerja ?
Jawab :
Zat makanan yang dibutuhkan oleh pekerja adalah karbohidrat dan lemak.
Karena kedua zat tersebut dapat menghasilkan tenaga yang sangat berguna untuk
para pekerja.
3. Pada usia lanjut zat makanan apakah yang sangat diperlukan ?
Jawab:
Zat makanan yang dibutuhkan oleh lansia adalah protein dan vitamin.

H. PEMBAHASAN
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan makhluk hidu
akan sulit untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu
kita dalam mendapatkan energi untuk membantu pertumbuhan badan dan otak.
Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat,
lemak dan vitamin adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapat dari
makanan.
Setiap jenis gizi yang kita dapat dari makanan mempunyai fungsi yang berbeda-
beda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga. Salah satu contoh makanan yang
mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk
membantu pertumbuhan otak dan tubuh kita. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Salah satu
contoh makanan yang mengandung protein adalah telur. Lemak digunakan oleh
tubuh kita sebagai cadangan makanan dan cadangan energi. Lemak akan memecah
glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energy,
contohnya kacang tanah, susu. Vitamin sangat penting untuk sumber vitalitas
tubuh serta menjaga kesehatan tubuh kita. Kita membutuhkan vitamin untuk
melengkapi karbohidrat kalori, mineral, dll. Vitamin juga sangat penting sebagai
zat untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit, meningkatkan serta
menjaga kebugaran tubuh dan memperlambat proses penuaan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bahan
makanan yang dijadikan sampel/contoh bahan makanan yang mengandung
karbohidrat adalah kentang, tepung, jagung, ubi jalar, beras merah, talas. Bahan
makanan yang mengandung protein adalah susu, telur, daging ayam, ikan, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau,kacang merah. Susu, kacang tanah, dan margarin
mengandung lemak, sedangkan yang mengandung vitamin adalah jeruk, tomat,
daun kelor, apel dan bayam.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta:PT.Prata Sejati Mandiri.

https://id.wikipedia.org/wiki/Makanan diakses tanggal 25 November 2020


K. KESULITAN YANG DIALAMI
Kesulitan : Dalam praktikum ini kesulitannya tidak ada karena praktikum ini
terbilang sederhana.
L. FOTO/VIDEO
Video lengkap praktikum dapat dilihat pada link berikut :
https://youtu.be/PECTamyYV00

FOTO/VIDEO PRATIKUM
Tahap Awal/
Pembukaan
Proses Kegiatan

Tahap Akhir

MODUL 3

KEGIATAN PRAKTIKUM 1.2


PENGELOMPOKAN SAYURAN

A. JUDUL PERCOBAAN
Pengelompokan Sayuran
B. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengelompokan sayuran berdasarkan macamnya.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Tempat plastik
2. 20 Macam sayuran
D. LANDASAN TEORI

Menurut wikipedia sayur sebagai kata dasar untuk sayuran, merupakan komponen
pendamping nasi (atau makanan pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak
kental. Sayuran adalah segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk
jamur) yang dapat disayur; dengan pengungkapan lain: segala sesuatu yang dapat
atau layak disayur. Apabila dimakan secara segar bagian tumbuhan itu biasanya
disebut lalapan. Istilah "sayuran" tidak diberi batasan secara ilmiah. Kebanyakan
sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, umumnya daun (juga beserta
tangkainya), tetapi dapat pula batang yang masih muda (misalnya rebung) atau
bonggol umbi. Beberapa sayuran adalah bagian tumbuhan yang tertutup tanah,
seperti wortel dan lobak. Walaupun berkadar air tinggi, buah-buahan tidak
dianggap sebagai sayur-sayuran karena langsung dikonsumsi, biasanya rasanya
manis dan tidak cocok untuk disayur. Beberapa sayuran dapat pula menjadi bagian
dari sumber pengobatan, bumbu masak, atau rempah-rempah.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Kumpulkan 20 macam sayuran

2. Kelompokkan masing-masing sayuran ke dalam kelompok sayuran


daun, sayuran buah, sayuran akar/umbi, sayuran kacang-kacangan,
sayuran tunas.

3. Catat semua data masing-masing kelompok sayuran

4. Simpulkan apa yang dapat diambil dari percobaan ini ?


F. HASIL PENGAMATAN

Pengelompokkan Sayuran
No Jenis bahan Sayuran Sayura n Sayuran Sayuran kacang Sayuran tunas Sayuran
makanan daun buah akar/umbi kacangan

1 Bayam √

2 Kangkung √

3 Sawi √

4 Daun singkong √

5 Daun Pepaya √

6 Tomat √

7 Terong √

8 Cabe √

9 Daun Kelor √

10 Nangka √

11 Waluh √

12 Wortel √

13 Kentang √

14 Kacang panjang √

15 Kacang merah √

16 Buncis √

17 Pare √

18 Rebung √

19 Tauge √

20 Brokoli √
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Dilihat dari TRIGUNA MAKANAN sayuran termasuk ?
Jawab : menurut triguna pangan sayuran termasuk zat pembangun.
2. Termasuk ke dalam kelompok sayuran manakah melinjo, brokoli,
cabe, bawang merah dan terong ?
Jawab :
a. Melinjo termasuk ke dalam kelompok sayuran buah
b. Brokoli termasuk ke dalam kelompok sayuran
c. Cabe termasuk ke dalam sayuran buah
d. Bawang merah termasuk ke dalam sayuran umbi/akar
e. Terong termasuk ke dalam sayuran buah

H. PEMBAHASAN
Bahan makanan sayuran adalah bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan yang
setelah diolah menjadi makanan penyerta dan makanan utama. Bahan makanan
sayuran dibedakan menajdi beberapa kelompok yaitu :
1. Sayuran Daun
Sayuran daun adalah bagian utama tumbuhan yang dapat diolah menjadi menu
hidangan makanan adalah baian daunnya.
2. Sayuran buah
Sayuran buah adalah tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi
hidangan makanan ialah buahnya.
3. Sayuran umbi/akar
Sayuran umbi/akar adalah tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi
hidangan makanan yaitu bagian umbi/akarnya.
4. Sayuran kacang-kacangan
Sayuran kacang-kacangan merupakan tumbuhan dengan bagian utama yang
diolah menjadi hidangan makanan adalah biji yang berupa kacangkacangan
5. Sayuran tunas
Sayuran tunas merupakan tumbuhan dengan bagian utama yang diolah sebagai
makana dalah tunasnya.

I. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kelompok sayuran daun antara lain : bayam, kangkung, sawi, daun
singkong, daun pepaya, dan daun kelor
2. Kelompok sayuran buah antara lain : tomat, terong, cabe, labu siam,
nangka dan pare
3. Kelompok sayuran umbi/akar antara lain : wortel dan kentang
4. Kelompok sayuran kacang-kacangan antara lain : Kacang panjang,
kacang merah dan buncis
5. Kelompok sayuran tunas ada tauge dan rebung
6. Sayur brokoli termasuk ke dalam sayuran

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta:PT.Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Kesulitan: sejauh ini karena praktikum yang dilakukan sedeharana jadi tidak ada
kesulitan .

Saran: sebenarnya masih ada kelompok sayuran yang bisa di tambahkan dalam
penelitian ini seperti kelompok sayuran bunga. Jadi alangkah baiknya bila di
tambahkan dengan kelompok sayuran bunga pada tabel.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Video lengkap praktikum dapat dilihat pada link berikut :
https://youtu.be/PECTamyYV00

FOTO PRAKTIKUM
Tahap Awal

Proses Kegiatan

Tahap Akhir
MODUL 3

KEGIATAN PRAKTIKUM 1.1

MEMBUAT MENU MAKANAN BERDASARKAN 4 SEHAT 5 SEMPURNA

A. JUDUL PERCOBAAN

Dapat membuat menu makanan dari bahan makanan sederhana sesuai dengan slogan 4
sehat 5 sempurna.

B. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan zat gizinya

C. ALAT DAN BAHAN


1. Tempat Plastik
2. Berbagai bahan makanan

D. LANDASAN TEORI

Menurut wikipedia, Empat Sehat Lima Sempurna adalah kampanye yang


dilakukan pemerintah sejak tahun 1955 untuk membuat masyarakat memahami
pola makan yang benar. Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna, makanan dibagi atas
empat sumber nutrisi penting, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur,
buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu bila mampu, menjadi lima
sempurna. Konsep ini menekankan pentingnya empat golongan makanan berupa
sumber kalori untuk tenaga, protein untuk pembangun, sayur dan buah sumber
vitamin dan mineral untuk pemeliharaan.

Kini konsep 4 sehat 5 sempurna dirasakan tidak cocok lagi karena masyarakat
Indonesia menghadapi masalah kegemukan dan obesitas, sehingga mulai
dipikirkan konsep baru yaitu Pedoman Gizi Seimbang, yaitu masyarakat harus
memperhatikan sendiri kebutuhan gizinya berdasarkan aktivitas dan kebutuhan
nutrisi harian, yang akan berbeda untuk setiap orang. Yang harus diperhatikan dari
Pedoman Gizi Seimbang ini adalah:

1. Variasi makanan

2. Pentingnya pola hidup bersih


3. Pentingnya pola hidup aktif dan olahraga
4. Memantau berat badan ideal

Jika dikelompokkan, sumber makanan dalam Pedoman Gizi Seimbang terbagi


tiga, yaitu:

• Sumber energi/tenaga: Padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan,


sagu, jagung, dan lain-lain.
• Sumber zat pengatur: sayur dan buah-buahan
• Sumber zat pembangun: ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan
dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom,susu kedelai.
Dan untuk bisa mengatur keseimbangan gizi yang didapat dari makanan, perlu
diperhatikan 13 prinsip dasar, yaitu:

1. Makanlah aneka ragam makanan


2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan
energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan
8. Biasakan sarapan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol 12. Makanlah makanan yang aman
bagi kesehatan
13. Baca label pada makanan yang dikemas.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan bahan makanan yang diperlukan untuk membuat menu makanan
2. Dari bahan makanan tersebut buatlah menu sederhana yang memenuhi
syarat 4 sehat 5 sempurna
3. Sebutkan masakan yang dihasilkan dari bahan makanan tersebut serta
masukkan ke dalam kolom yang sudah disediakan pada lembar kerja
4. Kelompokkan masing-masing bahan makanan tersebut ke dalam kolom
yang sudah disediakan dalam lembar kerja
5. Catat semua data masing-masing kelompok itu ke dalam kolom yang
sudah disediakan dalam lembar kerja
6. Simpulam apa yang dapat diambil dari percobaan ini?

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel Menu Makanan Berdasarkan 4 Sehat 5 Sempurna
No Jenis Kelompok Jenis Bahan Zat Makanan
Masakan Makanan Makanan Karbohid Protein Lemak Vitamin
rat

1 Sop Sayuran Bayam +


Bayam

Ikan Lauk Pauk Ikan +

Nasi Putih Bahan Nasi +


Makanan
Pokok

Jeruk Buah Jeruk +

Susu Minuman Susu +

2 Nasi Bahan Nasi +


Kuning Makanan Kelapa/santan +
Pokok
Sayuran Tempe +
Cabe +
Bawang +
Merah
Bawang Putih +
Lauk pauk Telur +
Buah Tomat/Menti +
mun Tepung
Bakwan Wortel
Kubis +
Daun Bawang +
Daun sledri +
Minyak +
Susu +
Susu + +

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan empat sehat lima sempurna ? jelaskan !
Jawab: Empat sehat lima sempurna merupakan cara sederhana dan mudah untuk
menyusun menu seimbang yang berstandar pada nilai gizi dan kebutuhan zat
makana yang dibutuhkan tubuh yaitu : nasi, lauk pauk, sayuran, buah, dan susu.

2. Apa yang dimaksud dengan triguna pangan ? jelaskan !


Jawab:

Triguna pangan : pengelompokkan makanan berdasarkan fungsi fisiologisnya


yaitu:
1. Untuk begerak : merupakan zat tenaga
Misal : karbohidrat, lemak, protein
2. Untuk membangun : merupakan zat pembangun
Misal : protein, mineral, vitamin, air
3. Untuk mengatur : merupakan zat pengatur
Misal : protein dan air

H. PEMBAHASAN
Bahan makanan sayuran adalah segala sesuatu yang dapat dimasak dan diolah
untuk dihidangkan.
Bahan makanan dikelompokkan menjadi: a.
Bahan makanan pokok
Bahan makanan yang sudah dimasak merupakan makanan utama. Contoh:
Nasi, jagung, sagu, ubi, talas
b. Bahan makanan lauk-pauk : bahan makanan yang setelah diolah
merupakan penerta dari makanan utama. Contoh: Ikan, telur dadar,
bakwan
c. Bahan makanan sayuran : bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan yang
setelah diolah merupakan penyerta makanan utama. Contoh: sayur,
sayur kering dll. Buah-buahan merupakan bahan makanan dari buah
tumbuhan Contoh: mentimun, tomat, jeruk, dll.
d. Minuman : merupakan pelepas dahaga
Contoh: susu segar, air putih
I. KESIMPULAN

Zat makanan atau zat gizi adalah komponen-komponen yang terkandung pada
bahan makanan. Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh adalah karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral. Makanan Empat Sehat Lima Sempurna
adalah terdiri dari berbagai unsur makanan yang biasa 4 sehat 5 sempurnadimakan
orang setiap hari, yaitu :
1. Makanan Pokok Makanan pokok adalah makanan utama yang banyak
mengandung karbohidrat. karbohidrat sendiri berfungsi sebagai
sumber tenaga bagi tubuh untuk malakukan aktifitas sehari-hari.
Makanan pokok di setiap daerah berbeda-beda. Orang barat memilih
gandum sebagai makanan pokoknya. Orang asia dan oriental memilih
nasi.
2. Lauk-Pauk Lauk pauk identik sebagai makanan sumber protein.
Protein yang ada pada lauk pauk berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
zat pembangun pada tubuh. Misalnya yaitu tempe, tahu, telur, daging,
ikan, dan lain-lain.
3. Sayur-Mayur merupakan salah satu makanan sumber vitamin dan
mineral. Sayur-sayuran pada makanan memiliki fungsi untuk
memenuhi kebutuhan zat pengatur tubuh. Contoh : Kangkung, bayam,
terong, tomat, cabe, kacang panjang, labu siam, dan lain sebagainya.
4. Buah Buah serupa dengan sayur mayur, yaitu merupakan makanan
sumber vitamin dan mineral. Buah-buahan pada makanan juga
memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan zat pengatur pada tubuh.
Contohnya yakni apel, jeruk tomat dll.
5. Susu dan produk olahannya Susu merupakan sumber protein, mineral
dan asam lemak essensial. Susu dan produk olahannya seperti keju,
mentega, yogurt, dll mempunyai kandunga gizi yang sangat tinggi.
Susu berfungsi sebagai makanan pelengkap pada menu empat sehat 5
sempurna. Karena hanya sebagai pelengkap maka tidak ada kewajiban
atau keharusan kita untuk mengkonsumsi atau meminumnya. Tapi
kebanyakan di sarankan di konsumsi untuk melengkapi kebutuhan
nutrisi tubuh terutama pada anakanak yang masih dalam taraf tumbuh
kembang. Susu biasanya di minum saat sarapan ataupun sebelum tidur.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT.Prata Sejati Mandiri.
https://id.wikipedia.org/wiki/Empat_sehat_lima_sempurna diakses tanggal 25
November 2020
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Kesulitan yang dialami dalam penelitian ini adalah waktu yang perlukan dalam
membuat makanan 4 sehat 5 sempurna. Dalam penelitian ini hanya
menampilakan makanan saja.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Video lengkap praktikum dapat dilihat pada link berikut :
https://youtu.be/PECTamyYV00
FOTO PRAKTIKUM
Tahap Awal
Proses Kegiatan

Tahap Akhir

PRAKTIKUM MODUL 3.
KEGIATAN KE-1
A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Karbohidrat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat
C. ALAT DAN BAHAN
1. Papan/piring plastic
2. Betadine
3. Pisang Seiris kcil
4. Tomat seiris kecil
5. Nasi 2-3 butir
6. Tahu putih 1 iris kecil
7. Margarine seujung sendok
8. Biskuit 1 potong kecil
9. Tepung terigu 1 sendok kecil
10. Gula pasir 1 sendok kecil
11. Kentang 1 iris kecil
12. Kalium iodida 0,1 M 10 mL

D. LANDASAN TEORI
Untuk memiliki tubuh sehat dan tumbuh secara normal, setiap orang memerlukan
zat makanan seperti karbohidrat, lemak, perotein, vitamin, mineral, dan air.
Kandungan zat makanan dapat diidentifikasi melalui pengujian sederhana, namun
jumlah kandungan zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi
dengan cara yang kompleks. Karbihidrat merupakan senyawa yang terdiri atas
unsur karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O) yang umumnya dikenal sebagai
senyawa gula.
Untuk mengetahui amilum dalam bahan makanan dapat di uji dengan pemberian
larutan lugol. Amilium yang ditetesi diuji dengan pemberian larutan lugol akan
memperlihatkan perubahan warna lartn lugol dalam bahan makanan menjadi
berwarna biru tua ( biru ke hitam-hitaman). Jadi bahan makanan yang
mengandung amilium jika ditetesi dengan larutan lugol, maka bagian yang ditetesi
akan berwarna biru-ungu atau biru kehitam-hitaman.
Untuk membantu agar warna dapat di identifikasi secara jelas, maka usahakan
memilih bahan makanan yang berwarna putih. Selain itu demikeamanan dalam
penggunaan larutan lugol, maka yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu
pekat dalam mencampur larutan karena larutan lugol beracun dan dapat membuat
iritasi kulit.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam lembar kerja
yang diperuntukan bagi percobaan ini
Susun semua makanan dan diberi nama bahan-bahan makanan yang akan diuji
diatas alas seperti berikut

Tetesi satu per satu bahan makanan dengan dua sampai 3 tetes larutan yodium
dalam KI/Lugol. Perhatikan dan cata perubahan warna pada bagian makanan yang
ditetesi larutan yodium catatlah bahan yang diuji manakah yang menunjukan
warna ungu –biru setelah ditetesi larutan yodium
Catat semua hasil pengamatan ke dalam lembar kerja dan buatlah kesimpulan
tentang zat-zat makanan yang mengandung amilum

F. HASIL PENGAMATAN
No Bahan Makanan Warna Keterangan
Sebelum Sesudah
diberi diberi
yodium yodium
`1 Pisang Putih Hitam √
2 Nasi Putih Ungu Pekat ×
3 Apel Putih Coklat √
4 Telur Rebus Putih Putih ×
(bagian putih) Kekuninga
n
5 Tahu Putih Putih Coklat ×
6 Margarin Krem/Kuni Krem ×
ng
7 Biskuit Coklat Hitam √
8 Tepung Terigu Putih Biru √
Kehitaman
9 Gula Pasir Putih Coklat ×
10 Kentang Krem/Kuni Hitam √
ng

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
A. Tidak, Karena dari bahan-bahan makanan tersebut setelah di tetesi dengan larutan
yodium tidak semuanyaberubah menjadi biru, ungu atau hitam. Ada beberapa
yang coklat ,putih kekuningan dan ada pula yang tetap seperti warna semula
B. Karena tidak semua bahan makanan itu mengandung karbohidrat/ amylum,
Bahan makanan yang berubah menjadi ungu biru itu Karena mengandung
karbohidrat sedangkan yang tidak mengandung karbohidrat
C. Pisang, Nasi , Biskuit, Tepung Terigu dan Kentang
D. Jadi bahan makanan yang mengandung karbohidrat/amylum jika diberikan cairan
iodine bahan makanan itu berubah warna menjadi biru tua sedangkan jika tidak
berubah warna bahan makanan tidak mengandung karbohidrat/amylum

E. PEMBAHASAN
Pada kegiatan praktikum ini menggunakan larutan yodium yang digunakan untuk
mengetahui kandungan Karbohidrat dimakanan
Lugol dugunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat (
amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam maka makanan
tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak
kandungan karbohidratnya. Sesuai pernyataan diatas diperoleh pengujian sebagai berikut
:
1. Uji pisang
Pada uji karbohidrat (amilum), pisang yang di iris di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna hitam. Hal ini berarti mengandung karbohidrat
2. Apel
Pada uji karbohidrat (amilum), apel yang di iris di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna coklat. Hal ini berarti tidak mengandung karbohidrat
3. Nasi
Pada uji karbohidrat (amilum), nasi yang di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna ungu pekat/ menjadi biru kehitaman. Hal ini berarti nasi
mengandung karbohidrat Telur Rebus ( Bagian Putihnya)
Pada uji karbohidrat (amilum), seiris putih telur yang di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna putih kekuning-kuningan. Hal ini berarti Putih telur tidak
mengandung karbohidrat
4. Tahu Putih
Pada uji karbohidrat (amilum), Seiris tahu yang di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna putih kecoklatan. Hal ini berarti tahu tidak mengandung karbohidrat
5. Margarine
Pada uji karbohidrat (amilum), margarine yang di tetesi dengan larutan yodium dan tidak
berubah warna . Hal ini berarti margarine tidak mengandung karbohidrat
6. Biskuit
Pada uji karbohidrat (amilum), biskuit yang di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna Hitam. Hal ini berarti biskuit mengandung karbohidrat
7. Tepung Terigu
Pada uji karbohidrat (amilum), Tepung Terigu yang di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna biru kehitaman. Hal ini berarti Tepung Terigu mengandung
karbohidrat
8. Gula Pasir
Pada uji karbohidrat (amilum), Gula Pasir yang di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna coklat. Hal ini berarti Gula Pasir mengandung karbohidrat
9. Kentang
Pada uji karbohidrat (amilum), Kentang yang di tetesi dengan larutan yodium dan
menghasilkan warna hitam. Hal ini berarti Kentang mengandung karbohidrat

F. KESIMPULAN
Setelah melakukan uji karbohidrat dengan menggunakan contoh bahan-bahan makanan
yang ditetesi yodium maka ada beberapa yang teridentifikasi mengandung karbohidrat
ada pula yang tidak mengandung karbohidrat seperti sebagai berikut: 1. Yang
mengandung karbohidrat : pisang, nasi, biscuit, tepung terigu dan kentang
2. Yang tidak mengandung karbohidrat : apel, telur rebus( putihnya), tahu putih,
margarine dan gula pasir
G. DAFTAR PUSTAKA
H. Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta:PT.Prata Sejati Mandiri.
I. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Kesulitan : Masih terknedla dengan bekum bisa bahan makanan yang di uji
karena waktu praktak dan alat yang minim
J. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
1. Part 1 (Uji Pembakaran): https://youtu.be/MKIAq89elel
Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan
Tahap Akhir
PRAKTIKUM MODUL 3.
KEGIATAN KE-2

A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Lmak
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung Lemak
C. ALAT DAN BAHAN
1. Pipet 2 buah
2. Kertas coklat sampul buku uku 10x10 12 lembar
3. Kemiri
4. Margarine
5. Wortell
6. Selendri
7. Biji jagung kering
8. Singkong kering
9. Kacang tanah yang dikupas kering
10. Pepaya
11. Santan
12. Minyak goreng
13. Susu
14. Air

D. LANDASAN TEORI
Seperti juga karbohidrat, lemak merupaan senyawa yang terdiri atas unsure
karbon, hydrogen dan oksigen dengan struktur yang berbeda darii karbohidrat.
Lemak dapat dijumpai pada berbagai bahan makanan yang berasal dari tumbuhan.
Bahan makanan yang berasal dari hewan yang mengandung lemak adalah daging,
jerohan krim, susu mentga dan sebagainya. Sedangkan bahan makanan yang
berasal dari tumbuhan yang mengandung leamak adalah minyak goring,
margarine, kacang tanah, kemiri dan lain-lain. Bahan makanan sumber lemak jika
dipegang terasa licin dan jika ditempelkan pada kertas akan terlihat meninggalkan
bekas minyak pada ertas terbut
Apabila bekas air pada kertas akan hilang setelah beberapa saat karena air akan
menguap sehingga kertas akan kering kembali maka bekas minyak tidak akan
hilang dari kertas karena minyak tidak menguap.
1. Struktur kimia lemak
Lemak atau lipida tersusun oleh C, H, dan O, dan kadang-kadang fosforus (P) serta
nitrogen (N). lemak merupakan ester dari asam lemak dengan gloserin yang
membentuk trigliserida, yaitu zat yang tersusun oleh suatu senyawa asam lemak.
Berdasar komposisi kimianya, lemak dibedakan menjadi tiga macam yaitu lemak
sederhana, lemak campuran dan lemak derivate lemak.berdasarkan ikatan
kimianya, asam lemakdibedakan menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh.
2. Sumbur lemak
Lemak nabati adalah lemak tumbuhan yang dapat diperoleh dari kelapa, zaitun,
kemiri berbagai jenis tanaman kacang da buah avocado. Lemak hewani adalah
lemak hewan yang dapat diperoleh dari keju, lemak daging, mentega, susu, ikan
basah, minyak ikan dan telur.
3. Fungsi Lemak
Di dalam tubuh kita lemak berfungsi penting antara lain : a. Sebagai
pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah
b. Sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K
c. Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital (antara lain
jantung dan lambung) yaitu sebagai bantalan lemak
d. Sebagai penghasil energy tertinggi
e. Sebagai salah satu bahan penyusun membrane sel
f. Sebagai salah satu bahan penyusun hormone dan vitamin
(khusus untuk sterol)
g. Sebagai salah satu bahan penyusun garam, empedu, asam
kholat dan hormone seks.
4. Metabolisme Lemak
Asam lemak bersenyawa kembali dengan gliserol membentuk lemak dan
selanjutnya diangkut oleh pembuluh getah bening usus dan pembuluh kil menuju
ke pembuluh getah bening kiri pembuluh dada terus ke pembuluh balik bawah
selangka. Selanjutnya lemak disimpan di jaringan adipose( jaringan lemak). Hal
ini terjadi apabila masih ada glukosa yang dipergunakan sebagai sumber energy.
Jika dibutuhkan , lemak ajan diangkut ke hati dalam bentuk senyawa lesitin.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatalah dua buah kertas coklat sampul buku yang telah dipotong
potong dengan ukuran 10 x 10 cm
2. Ambil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan diatas salah satu kertas
coklat
3. Ambil pipet yang lain isap minyak dengan pipet dan teteskan diatas
salah satu kertas coklat

4. Biarkan kedua kertass tersebut selama sekitar sepuluh menit. Sesudah


itu periksa keduanya dengan menghadap cahaya. Amati dan cata
keadan kertas yang masih meninggalkan bekas
5. Ambilah sepuluh kertas coklat yang sama seperti
6. Berilah nomer dan nama jenis makanan yang di uji Bahan makanan
yang diuji Kemiri ,Margarine, Seledri, Wortel ,Biji jagung ,Singkong
keringg, Kacang tanah, Pepaya, Santan, Susu dan coklat kira kira
sepuluh kali dan bersihkan sisa kemiri biarkan sekitar lima menit
sampai sepuluh menit

7. Sambil menunggu wakatu kerjakan hal serupa untuk kesembilann


bahan makanan yang lain
8. Setelah sepuluh menit amati kertas coklat satu per satu
9. Kertas manakah yang meninggalkan noda minyak
F. HASIL PENGAMATAN

No Bahan Yang Di Uji Meninggalkan Keterangan


bekas noda
minyak
Ya Tidak
1 Kemiri √ Mengandung Lemak
2 Margarine √ Mengandung Lemak
3 Seledri √ Tidak Mengandung Lemak
4 Wortel √ Tidak Mengandung Lemak
5 Biji Jagung √ Tidak Mengandung Lemak
6 Singkong Kering √ Tidak Mengandung Lemak
7 Kacang Tanah Kering √ Mengandung Lemak
8 Pepaya √ Tidak Mengandung Lemak
9 Santan √ Mengandung Lemak
10 Susu √ Tidak Mengandung Lemak
11 Minyak Goreng √ Mengandung Lemak

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Rabahlah/usaplah teten bahan makanan kemiri, seledri dan papaya.
Bagaimanakah terasanya bekas usapan/tetesan tersebut ditangan anda? Jawab:
bekas usapan kemiri di kertas coklat terasa licin dan bekas usapan seledri dan papaya
tidak terdapat noda seperti minyak kembali kering seperti kertas coklat biasa
2. Ketika bekas usapan/tetesan tersebut diterangi atau disorot dengan
lampu/senter, bagaimana terlihatnya?
Jawab:
Setelah 10 menit didiamkan bekas kemiri terlihat transaparan sedangkan bekas seledri
dan papaya tidak terlihat transparan
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makan sumber lemak?
Jawab
Bahan makanan yang mengandung lemak: kemiri, margarine, kacang tanah kering,
santan, dan minyak goring. Bahan yang tidak mengandung lemak :
wortel, seledri, biji jagung kering, singkong kering, papaya dan susu.
H. PEMBAHASAN
Pada Kegiatan praktikum uji lemak kali ini dapat diketahui bahwa :
1. Kemiri
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu
menunjukan bahwa kemiri mengandung lemak Margarine
2. Pada uji lemak, margarine yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas
coklat dan didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata meninggalkan noda trasnparan pada
kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri mengandung lemak
3. Wortel
Pada uji lemak, wortel yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
4. Seledri
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
5. Biji Jagung Kering
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
6. Singkong
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
7. Kacang Tanah kering
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
8. Susu
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
9. Pepaya
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
10. Santan
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
11. Minyak Goreng
Pada uji lemak, kemiri yang dihaluskan dan usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dank etas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda trasnparan pada kertas, hal itu menunjukan bahwa kemiri
mengandung lemak
I. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan pada praktikum uji lemak dengan menggunakan contoh
bahan-bahan makanan ( kemiri, margarine, wortel, seledri, biji jagungkering, singkong
kering, kacsng tanah kering, papaya, santan, susu, dan minyak goring), maka ada
beberapa bahan yang teridentifikasi tidak mengandung lemak seperti sebagai berikut:
1. Bahan yang mengandung lemak : kemiri, margarine, kacang tanah kering,
santan , dan minyak goring
2. Bahan yang tidak mengandung lemak: wortel, seledri, biji jagung kering,
singkong kering, papaya dan susu,

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta:PT.Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan : Masih terknedla dengan bekum bisa bahan makanan yang di uji
karena waktu praktak dan alat yang minim

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
2. Part 1 (Uji Lemak):
https://youtu.be/-ZwhX_BgchY
Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan

Tahap Akhir
PRAKTIKUM MODUL III KEGIATAN
KE-2
A. JUDUL PERCOBAAN
Judul percobaan pada kegiatan ke-2 ini adalah “Uji Protein”

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung protein
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1) Piring 5) Tabung Erlenmeyer
2) Penjepit 6) Korek Api
3) Suntikan 7) Sendok
4) Lilin 8) Asbak
b. Bahan
1) Air 8) Tempe
2) Kapur 9) Daging Ayam
3) Tembaga Sulfat 10) Telur
4) Bulu Ayam 11) Sawi
5) Gula Pasir 12) Kubis
6) Tepung Terigu 13) Wortel
7) Roti

D. LANDASAN TEORI
Menurut Maman Rumanta, dkk. (2019: 3.8), untuk memiliki tubuh sehat dan
tumbuh secara normal, setiap orang memerlukan zat makanan seperti karbohidrat,
lemak, perotein, vitamin, mineral, dan air. Kandungan zat makanan dapat
diidentifikasi melalui pengujian sederhana, namun jumlah kandungan zat
makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang
kompleks.
Protein adalah zat makanan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, serta
mengganti sel yang tubuh yang rusak (Maman Rumanta, 2019: 3.8). Protein
merupakan makromolekul yang terdiri dari 1 (satu) rantai polipeptida dan
terkadang dua atau lebih polipeptida. Berdasarkan jumlah asam amino yang
menyusun polipeptida, peptida merupakan polipeptida yang tersusun atas kurang
dari 50 asam amino sedangkan protein tersusun atas lebih dari 50 asam amino
(Anonim, 2018: 15).
Ada tidaknya protein dapat diuji secara kualitatif maupun kuantitatif. Cara uji
protein secara kualitatif di antaranya adalah uji pembakaran dan uji biuret.
Menurut Maman Rumanta, dkk. (2019: 3.9), bahan makanan yang mengandung
protein jika dibakar akan mengeluarkan bau yang tidak enak, seperti bau bulu
ayam yang terbakar.
Menurut Arisman (2008) dalam Anonim (2018), metode biuret merupakan salah
satu metode analisis kualitatif protein yang digunakan untuk mengidentifikasi ada
atau tidaknya ikatan peptida dalam suatu sampel. Adanya ikatan peptida
mengidentifikasikan bahwa sampel tersebut mengandung protein. Prinsip dari uji
biuret ini yaitu ion Cu2+ akan bereaksi dengan ikatan peptida dalam suasana basa.
Ion Cu2+ yang bereaksi dengan ikatan peptida akan membentuk senyawa kompleks
warna ungu yang merupakan indikator hasil uji positif pada uji biuret. Intensitas
warna ungu menunjukkan jumlah ikatan peptida yang ada pada protein. Protein
melarutkan hidroksida tembaga untuk membentuk kompleks warna. Reaksi
pembentukan warna ini dapat terjadi pada senyawa yang mengandung dua gugus
karbonil yangberikatan dengan nitrogen atau atom karbon.
Menurut Panji (2013) dalam D.F. Damayanti (2018), reaksi positif uji biuret
ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya
persenyawaan antara Cu2+ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan
O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan),
akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam
amino yang berikatan), akan memunculkan warna merah muda. Banyaknya asam
amino yang terikat pada ikatan peptida mempengaruhi warna reaksi. Senyawa
dengan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu, dan tetrapeptida serta
peptida kompleks memberikan warna merah.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Uji Pembakaran
Siapkan alat dan bahan

Nyalakan lilin dan letakkan di atas asbak

Jepit bulu ayam dengan penjepit, kemudian bakar di atas nyala api

Angkat dari nyala api, kemudian bau asap yang ditimbulkan

Catat dan ingat bau yang ditimbulkan oleh bulu ayam yang terbakar

Ambil bahan yang akan dibakar satu per satu (roti, sawi jepang, kubis, wortel,
putih telur, tempe, dan daging ayam)

Bakar bahan satu per satu

Observasi bau yang ditimbulkan dari pembakaran bahan tersebut

Catat hasil observasi

2. Uji dengan Penambahan Zat Kimia


Siapkan alat dan bahan

Masukkan Tembaga Sulfat (CuSO 4) dan Kapur (CaO) ke dalam erlenmeyer yang
berbeda

Larutkan Tembaga Sulfat (CuSO 4) dan Kapur (CaO) dengan menggunakan air

Letakkan bahan - bahan yang akan ditetesi larutan kapur dan tembaga sulfat di
atas daun pisang atau piring

Observasi dan catat warna setiap bahan

Ambil larutan kapur dengan suntikan (sedot larutan kapur ke dalam suntikan)

Teteskan setiap bahan (tepung terigu, gula pasir, roti, tempe, putih telur, dan
daging ayam) dengan larutan kapur (masing - masing 2 tetes)

Teteskan larutan tembaga sulfat pada bekas tetesan larutan kapur

Tunggu beberapa menit

Observasi dan catat warna yang timbul pada bagian yang telah ditetesi larutan
kapur dan tembaga sulfat

F. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Pembakaran
No. Nama Bahan Bau Bulu Ayam Terbakar
1. Roti -

2. Sawi Jepang -

3. Kubis -
4. Wortel -

5. Tempe 

6. Putih Telur 

7. Daging Ayam 

2. Uji dengan Penambahan Zat Kimia


No. Nama Bahan Warna Bahan

Sebelum Penambahan Zat Sesudah Penambahan Zat

1. Roti Cokelat Cokelat

2. Gula Pasir Putih Bening - Transparan

3. Tepung Terigu Putih Putih

4. Tempe Putih Biru Kehijauan

5. Putih Telur Putih Biru Kehijauan

6. Daging Ayam Cokelat Biru Kehijauan

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah semua bahan makanan yang diuji menunjukkan warna yang sama?
Jawab:
Tidak. Hanya beberapa bahan seperti tempe, putih telur, dan daging ayam yang
menunjukkan warna yang sama, yaitu bewarna biru-kehijauan.
Sedangkan bahan lain bewarna putih, cokelat, dan bening transparan

2. Perhatikan putih telur rebus, roti, tempe waktu dibakar. Identifikasi bau
yang ditimbulkan. Jelaskan kira-kira bau apa dari masing-masing bahan
makanan yang dibakar tersebut!
Jawab:
Bau yang ditimbulkan oleh telur rebus dan tempe seperti bau bulu ayam yang
terbakar, sedangkan bau roti seperti bau hangus pembakaran arang (tidak berbau
seperti bulu ayam yang terbakar).

3. Pada saat diberi air kapur dan larutan tembaga sulfat terhadap putih telur
rebus, tempe, dan daging ayam, manakah yang menunjukkan warna
biruungu? Apakah keunguannya sama? Manakah yang ungunya lebih
muda dan mana yang paling tua? Mengapa demikian?
Jawab:
Semuanya menunjukkan warna biru-kehijauan. Warna biru-kehijauan paling
unggul (tua) terlihat pada putih telur rebus, sedangkan warna biru-kehijauan yang
paling muda terdapat pada tempe. Hal tersebut karena putih telur mengandung
jumlah asam amino yang terkandung pada putih telur rebus paling banyak
dibandingkan kedua bahan yang lain, sehingga memiliki ikatan peptida yang lebih
banyak pula. Di mana ikatan peptida inilah yang bergabung dengan Cu2+
membentuk senyawa kompleks warna. Makin banyak yang bergabung (berikatan
dengan Cu2+, makin tua warna yang ditimbulkan)

4. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, manakah bahan makanan sumber


protein?
Jawab:
Berdasarkan uji yang telah dilakukan, bahan makanan sumber protein adalah
putih telur, tempe, daging ayam karena saat dilakukan uji pembakaran ketiganya
berbau seperti bulu ayam terbakar, sedangkan ketika ditetesi larutan kapur dan
tembaga sulfat, ketiganya mengalami perubahan warna menjadi biru kehijauan.

H. PEMBAHASAN
Pada modul 3 kali ini, kami melakukan praktikum uji makanan, yaitu “Uji
Protein”. Tujuan dari praktikum ini adalah “Mengidentifikasi bahan-bahan
makanan yang mengandung protein”. Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum/ percobaan kali ini adalah piring, tabung erlenmeyer, penjepit, korek
api, suntikan, sendok, lilin, dan asbak. Dalam pelaksanaan praktikum, tentu saja
alat yang digunakan tidak diharuskan/ diwajibkan sama persis, menyesuaikan
situasi dan konsisi. Yang terpenting alat yang digunakan dapat menggantikan/
dapat membantu dalam pelaksanaan praktikum (dapat difungsikan/ digunakan
dengan tujuan yang sama). Sebagai contoh lilin dapat diganti dengan bunsen/
kompor, maupun alat pembakaran yang lain. Kemudian penjepit dapat diganti
dengan pinset atau tang. Selain itu tabung erlenmeyer dapat diganti dengan gelas
kaca ataupun gelas plastik kemasan mineral.
Kemudian, sesuai dengan judul dan tujuan percobaan, maka bahan-bahan yang
diuji dalam percobaan ini adalah bahan makanan seperti gula pasir, tepung terigu,
roti, tempe, daging ayam, telur, sawi, kubis, dan wortel. Langkah kerja secara rinci
dalam percobaan ini dapat dilihat pada diagram alir pada “prosedur percobaan”.
Uji protein yang kami lakukan kali ini merupakan uji secara kualitatif, karena tidak
digunakan untuk mengetahui secara pasti berupa data angka kandungan protein
pada bahan makanan, melainkan hanya untuk mengetahui ada/ tidaknya protein
pada bahan makanan.
Pada uji protein menggunakan metode pembakaran, digunakan bulu ayam yang
dibakar sebagai kontrol/ indikator/ acuan. Bahan-bahan makanan yang telah
dipersiapkan sebelumnya dibakar satu per satu, kemudian diobservasi baunya
menggunakan bantuan indera penciuman. Observasi bau pembakaran dari masing-
masing bahan makanan tersebut kemudian dicatat pada tabel pengamatan. Bau
bahan-bahan mankanan yang terbakar seperti bau pada pembakaran bulu ayam,
merupakan bahan makanan yang mengandung protein.
Pada percobaan ini digunakan bulu ayam sebagai kontrol/ indikator/ acuan karena
bulu ayam mengandung protein dalam jumlah besar, bahkan menurut Ihsan
Maulana pada https://news.trubus.id/baca/1747/bulu-ayamternyata-bisa-dipakai-
untuk-pakan-ternak, kandungan protein pada bulu ayam melebihi kandungan
protein pada bungkil kedelai (42,5%) dan tepung ikan (66,2%), yaitu sebesar
83,74%. Hal tersebut seturut dengan pendapat Endah
Permata Sari dkk. pada jurnal “Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam sebagai Pakan
Ternak Ruminansia”, di mana disebutkan bahwa bulu ayam memiliki kandungan
protein kreatin sebesar 80-90 %.
Berdasarkan hasil percobaan, pembakaran bahan makanan yang berbau seperti bau
pada pembakaran bulu ayam hanya terdapat pada putih telur rebus, tempe, dan
daging ayam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketiga bahan makanan
tersebut mengandung protein. Kemudian pada pembakaran bahan makanan lain
berupa sawi jepang, wortel, kobis, dan roti, tidak berbau seperti bulu ayam
terbakar, melainkan berbau seperti kentang rebus dan pembakaran arang. Dengan
demikian, sayuran dan roti tersebut tidak mengandung protein.
Untuk memastikan apakah memang demikian, maka dilakukan uji protein pada
bahan makanan lagi melalui penambahan zat kimia berupa larutan kapur dan
larutan tembaga sulfat. Catatan dalam pelaksanaan percobaan ini adalah alat
berupa pipet tetes/ suntikan yang digunakan dalam pengambilan larutan kapur dan
larutan tembaga sulfat harus dibedakan (menggunakan alat yang berbeda). Selain
itu, pada saat penetesan larutannya pun harus runtut mulai dari penetesan larutan
kapur terlebih dahulu, baru ditetesi dengan larutan tembaga sulfat.
Mengapa penetesan larutan harus dilakukan secara urut? Hal tersebut dikarenakan
untuk memunculkan senyawa kompleks warna, ion Ion Cu2+ pada larutan tembaga
sulfat hanya bereaksi dengan peptida dalam suasana basa. Sedangkan berdasarkan
teori, kapur (CaO) yang dilarutkan dalam air (H2O) akan membentuk senyawa
basa Ca(OH)2 . Larutan kapur termasuk basa karena melepaskan ion OH-. Berikut
merupakan gambaran reaksinya:

Kalsium Hidroksida : Ca(OH)2 ---> Ca2+ + 2 OH-

Dengan demikian, untuk membuat suasana basa pada peptida, apabila tidak
menggunakan larutan kapur, maka dalam percobaan ini pun sebenarnya dapat
dilakukan dengan menggunakan larutan basa lain seperti halnya NaOH.
Uji protein yang demikian (dengan menambahkan basa dan larutan CuSO4)
merupakan uji protein yang mirip dengan metode biuret karena biuret sendiri
merupakan reagen campuran antara basa (NaOH) dengan CuSO4 . Pada uji dengan
menggunakan metode ini, hasil kompleks senyawa warna yang dapat terbentuk
tidak hanya ungu, melainkan juga bisa biru, dan merah. Komplekas warna tersebut
tergantung pada jenis peptida pada bahan makanan. Berdasarkan teori, senyawa
dengan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu, dan tetrapeptida serta
peptida kompleks memberikan warna merah.
Pada uji dengan penambahan larutan kapur dan larutan tembaga sulfat ini, bahan
makanan yang mengalami perubahan warna menjadi biru kehijauan adalah putih
telur rebus, tempe, dan daging ayam. Sedangkan bahan makanan yang lain seperti
roti tidak mengalami perubahan warna (tetap bewarna cokelat), sedangkan tepung
terigu dan gula pasir (berubah warna menjadi bening transparan). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa bahan makanan yang mengandung protein
adalah putih telur rebus, tempe, dan daging ayam karena menunjukkan hasil positif
(terjadi perubahan warna menjadi biru kehijauan).
Berikut merupakan gambaran reaksi terbentuknya kompleks warna ungu/ biru/
merah pada percobaan dengan penambahan larutan kapur dan tembaga sulfat
(larutan basa dengan CuSO4) :

Sebenarnya perubahan warna tersebut tidak secara langsung mengacu adanya


protein akan tetapi menandakan adanya ikatan peptida di dalam bahan makanan.
Ikatan peptida sendiri merupakan ikatan antara asam-asam amino. Gabungan dari
peptida-peptida akan menjadi polipeptida (banyak peptida) membentuk protein.
Jadi ada/ tidaknya protein pada percobaan ini didasarkan pada ada/ tidaknya ikatan
peptida. Berikut merupakan gambaran gabungan dari asam-asam amino yang
membentuk polipeptida

Warna biru kehijauan pada tempe, putih telur, dan daging ayam mempunyai
kepekatan yang berbeda-beda. Warna biru kehijauan paling pekat/ gelap ada pada
putih telur rebus, sedangkan warna biru kehijauan paling encer/ pudar ada pada
tempe. Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa warna ungu/ biru semakin
pekat apabila semakin banyak ikatan peptida (panjang ikatan peptidanya), maka
hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan protein pada putih telur rebus paling
besar (banyak ikatan peptidanya), sedangkan pada tempe paling kecil (sedikit
ikatan peptidanya).
Melalui uji pembakaran dan uji penambahan larutan kimia, hasil yang diperoleh
sama-sama positif. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa putih telur rebus,
tempe, dan daging ayam merupakan bahan makanan yang mengandung protein.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan
makanan yang mengandung protein (dalam percobaan ini adalah tempe, putih
telur, dan daging ayam), ketika dibakar akan memiliki bau seperti bulu ayam yang
terbakar, sedangkan ketika ditetesi larutan kapur dan tembaga sulfat akan berubah
warna menjadi ungu/ biru/ kemerahan tergantung jenis peptida pengusun bahan
makanan tersebut (pada percobaan menjadi bewarna biru-kehijuan).

J. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Analisis Kualitatif Protein. Diakses dari TM dan Laporan Kimia
Organik FTP UB 2018
Anonim. 2018. Modul Asam Amino, Peptida, dan Protein. Yogyakarta: UII
diakses dari https://diploma.chemistry.uii.ac.id/wpcontent/uploads/2018/01/2.-
PROTEIN.pdf
Damayanti, D.F. dkk. 2018. Laporan Praktikum Uji Komposisi Protein dan Uji
Biuret. Bandung: UPI Diakses dari
https://www.academia.edu/37561415/Laporan_Praktikum_Uji_Komposis
i_Protein_dan_Uji_Biuret
Rumanta, Rusman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


1. Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang sangat pada percobaan
ini. Hanya saja memerlukan waktu pencarian dan atau pengiriman dalam
mencari bahan-bahan kimia seperti kapur, terlebih tembaga sulfat.
Sehingga alangkah lebih baiknya apabila kampus menyediakan bahan-
bahan tersebut.
2. Hendaknya tabel observasi (tabel data pengamatan) pada modul
tidak secara langsung menyimpulkan ada tidaknya protein, tetapi alangkah
lebih baiknya menyajikan data observasi tanpa menarik geralisasi.
3. Teori perubahan warna pada pengantar modul hendaknya dapat
ditambahkan supaya tidak membingungkan bahkan menyebabkan
kesimpulan yang kurang tepat pada praktikan, karena bahan makanan
yang positif mengandung protein tidak selalu bewarna ungu, tetapi bisa
biru dan merah.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
3. Part 1 (Uji Pembakaran):
https://www.youtube.com/watch?v=ckMiq163h4s&t=21s
4. Part 2 (Uji Penambahan Larutan Kimia :
https://www.youtube.com/watch?v=XqdAY1F0p7M&t=103s

Tahap Awal / Pembukaan

Menyiapkan Alat dan Bahan


Proses Kegiatan

Pembakaran Bulu Ayam sebagai Kontrol

Pembakaran Bahan Makanan (Putih Telur)

Penetesan Larutan Kapur

Penetesan Larutan Tembaga Sulfat


Tahap Akhir

Perubahan Warna pada Daging Ayam

Perubahan Warna pada Roti

Perubahan Warna pada Tepung Terigu


Perubahan Warna pada Putih Telur Rebus

PRAKTIKUM MODUL III KEGIATAN


KE-3

A. JUDUL PERCOBAAN
Judul percobaan pada kegiatan ke-3 ini adalah “Struktur Sistem Pencernaan”

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengurutkan bagian sistem pencernaan manusia

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1) Corel Draw 7) Cutter
2) Photoshop 8) Gunting
3) Printer 9) Pulpen 4) Gunting 10) Kamus
5) Lem 11) Gawai & Internet
6) Penggaris
b. Bahan
1) Kertas Kuarto

D. LANDASAN TEORI
Makanan/ zat yang ada di luar tubuh kita tersusun dari molekul-molekul yang
sangat komplekas. Agar makanan dapat dipergunakan oleh tubuh, maka
diperlukan adanya proses yang dapat menyederhanakan molekul-molekul tersebut
untuk diserap dan dapat dimanfaatkan (Maman Rumanta, 2019: 3.15).
Pencernaan merupakan sendiri merupakan serangkaian proses penghancuran
makanan di saluran pencernaan secara enzimatis, dibantu gerakan peristaltik usus
serta gerakan mekanis oleh gigi di mulut sampai dihasilkan produk yang siap
diserap di mukosa usus. Sisa pencernaan yang tidak diabsorbsi akan keluar dari
kompartemen pencernaan sebagai limbah (feses) (Rinidar, 2017:
54).
Menurut (Maman Rumanta, 2019: 3.15) pencernaan mekanik adalah cara
menghaluskan/ memecah makanan dengan menggunakan otot-otot dan alat bantu
lainnya. Pencernaan mekanik berlangsung saat berada di dalam rongga mulut. Gigi
mengunyah dan memotong makanan, sedangkan lidah mengatur posisi makanan.
Sebagai pelarut dan pelumas, ludah berperan sebagai pengaduk makanan agar
mudah ditelan. Sedangkan pencernaan kimiawi yang juga disebut sebagai
pencernaan enzimatis, merupakan pencernaan yang dibantu oleh bantuan enzim.
Pencernaan ini terjadi baik di dalam mulut maupun lambung. Di dalam usus,
makanan juga dicerna kembali dengan bantuan zat kimia (enzim) yang dihasilkan
oleh kelenjar pencernaan. Enzim berperan memecah makanan sehingga dihasilkan
sari makanan. Sari makanan diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh. Proses
pencernaan meliputi makan (ingesti), penyerapan (absorbsi), dan pembuangan sisa
(egesti/ defakasi).
Menurut Rinidar (2017: 2), sistem pencernaan makhluk hidup secara umum
terbagi atas saluran pencernaan dan organ pencernaan tambahan. Sistem
pencernaan ini disesuaikan dengan kebutuhan makanan makhluk hidup tersebut.
Sehingga sistem pencernaan antar spesies cenderung berbeda, baik dari bentuk
maupun fungsinya.
Sistem pencernaan manusia merupakan suatu saluran panjang yang berawal dari
rongga mulut hingga anus. Sistem pencernaan manusia terdiri atas rongga mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Saluran
pencernaan berhubungan dengan organ-organ pencernaan tambahan yaitu kelenjar
liur, hati, dan pankeras. Organ tambahan terletak di luar saluran pencernaan
(Rinidar, 2017: 55).
Menurut Itera, selama pencernaan ada 3 kelompok molekul yang dipecah menjadi
komponen molekulnya oleh bantuan enzim, yaitu kompleks karbohidrat/
polisakarida, protein, dan lemak. Adapun ringkasan pencernaan karbohidrat,
protein, dan lemak dapat dilihat pada tabel berikut:
KARBOHIDRAT

Enzim Sumber Sekresi Aksi

Amilase saliva (ptialin) Kelenjar saliva Zat tepung menjadi maltosa

Amilase pankreas Pankreas Zat tepung menjadi disakarida dan maltosa

Maltase Usus halus Maltosa menjadi glukosa

Sukrase Usus halus Sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

Laktase Usus halus Latosa menjadi flukosa dan galaktosa

PROTEIN

Enzim Sumber Sekresi Aksi

Pepsin Lambung Protein menjadi polipeptida


(pepsinogen diaktivasi
oleh HCl lambung)

Tripsin Pankreas (tripsinogen Protein dan peptida menjadi peptida


yang lebih kecil
diaktivasi oleh
enterokenase)

Kimotripsin Pankreas Protein dan peptida menjadi peptida


yang lebih kecil
(kimotripsinogen
diaktivasi oleh tripsin
usus halus)

Peptidase Usus halus Dipeptida menjadi asam amino

LEMAK

Lipase pankreas Pankreas (dengan Trigeserida menjadi monofliserida dan asam


garam empedu) lemak

Lipase usus Usus halus Monogliserida menjadi asam lemak dan


gliserol
(dengan
garam
empedu)
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Siapkan/ download gambar organ sistem pencernaan manusia

Edit dan gabungkan menggunakan software photo editing

Tambahkan judul dan keterangan dengan bahasa inggris

Export gambar lalu pindahkan ke Ms Word untuk dicetak menggunakan


kertas

Potong gambar seperti puzzel menggunakan bantuan penggaris dan


cutter

Gabungkan potongan gambar membentuk sistem pencernaan

Tambahkan keterangan dengan bantuan kamus

Tuliskan urutan sistem pencernaan manusia


E. HASIL PENGAMATAN

F. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan bagian dari sistem perncernaan yang menghasilkan
enzim!
Jawab:
Bagian sistem pencernaan yang menghasilkan enzim adalah kelenjar ludah,
kelenjar lambung, pankreas, dan kelenjar usus.

2. Enzim apa saja yang dihasilkan oleh organ tersebut?


Jawab:
No. Nama Organ Enzimyang dihasilkan
1. Kelenjar Ludah Ptialin (α-amilase)
2. Lambung Pepsin
Renin
3. Pankreas Amilase
Tripsin
Lipase
4. Usus Kecil (Small γ-amilase
intestine)
Maltase
Laktase
Sukrase
Lipase
Peptidase
Enterokinase

3. Enzim-enzim tersebut dapat mengubah zat makanan apa saja dan


menjadi apa? (Apa fungsi dari enzim-enzim tersebut?) Jawab:
No. Nama Organ Nama Enzim Bahan
1. KelenjarLudahPtialin (α Amilum
amilase)
2. Lambung Pepsin Protein
Renin Protein pada susu

3. Pankreas Amilase Amilum


Tripsin Protein Pepton

Lipase

Lemak

.4. Usus Halus γ-amilase Amilum

Maltase Maltosa
Laktase Laktosa

Sukrase Sukrosa

Lipase Lemak

Peptidase Polipeptida
EnterokinaseTripsin

G. PEMBAHASAN
Percobaan sistem pencernaan makanan pada modul-3 kegiatan ke-3 ini bertujuan
untuk mengurutkan bagian sistem pencernaan manusia. Seperti yang telah
dikatakan oleh Rinidar (2017: 2) pada dasar teori, bahwa sistem pencernaan
disesuaikan dengan kebutuhan makanan setiap makhluk hidup. Sehingga sistem
pencernaan antar spesies cenderung berbeda, baik dari bentuk maupun fungsinya.
Sebagai contoh sapi yang merupakan pemakan tumbuhan yang berserat tinggi
seperti selulosa mempunyai enzim selulose yang dihasilkan bakteri selulotik pada
lambung. Hal tersebut tentu tidak ditemukan pada hewan karnivora dan manusia.
Kemudian bangsa aves tidak mempunyai anus, tetapi punya kloaka, di mana feses
dan urin dekeluarkan secara bersamaan. Tentu hal tersebut berbeda dengan
mamalia yang mempunyai saluran kencing dan saluran feses yang berlainan.
Secara umum, sistem pencernaan makhluk hidup terdiri atas saluran pencernaan
dan organ pencernaan tambahan. Setiap organ pencernaan terhubung sehingga
membentuk saluran panjang di mana melalui saluran tersebut, bahan makanan
yang mempunyai senyawa kompleks akan dicerna menjadi zat makanan dengan
susunan senyawa yang lebih sederhana, sehingga dapat diserap dan digunakan
oleh tubuh.
Berbeda dengan praktikum yang lain, untuk melakukan praktikum kali ini, kami
menggunakan alat bantu software desain grafis berupa Corel Draw dan Adobe
Photoshop. Alat bantu desain grafis ini digunakan untuk membuat gambar desain
sistem pencernaan yang belum disertakan pada lembar kerja/ modul. Oleh karena
itu, dengan kegiatan ini kami tidak hanya belajar mengenai sistem pencernaan
melainkan juga belajar menggunakan aplikasi desain grafis.
Adapun langkah dalam percobaan. yang menurut kami lebih tepat jika dikatakan
sebagai langkah kegiatan, langkah literasi, langkah proyek, dan atau langkah kaji
literatur ini secara garis besar adalah membuat desain pencernaan makanan pada
manusia. Setelah itu mencetak desain yang telah dibuat pada kertas. Lalu
memotong kertas yang bergambar sistem pencernaan sehingga membentuk seperti
potongan puzzel. Kami potong hingga membentuk seperti potongan puzzel karena
sesuai dengan mata kuliah ini (Praktikum IPA di SD), maka harapannya praktikum
ini tentu dapat diterapkan/ diimplementasikan di Sekolah Dasar. Sehingga kami
rasa, kegiatan menggabungkan potongan puzzel ini dapat dan tidaklah sulit
dilakukan oleh siswa/ peserta didik di tingkat Sekolah Dasar.
Langkah selanjutnya adalah menyusun potongan puzzel tersebut membentuk
sistem pencernaan manusia. Kami berharap dengan kegiatan ini akan membuat
siswa semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa secara mandiri
learning by doing. Selain mengaktifkan siswa, hal ini diharapkan dapat manjadi
sarana siswa belajar secara mandiri dengan media yang telah disiapkan (medianya
berupa puzzel sistem pencernaan manusia tadi).
Setelah puzzel sistem pencernaan tersusun, langkah selanjutnya adalah mencari
terjemahan organ-organ yang secara runtut telah diberi angka dan huruf
menggunakan kamus. Hal ini menambah bahwa pembelajaran dilakukan secara
terpadu dan interdisipliner karena siswa tidak hanya belajar IPA tetapi juga dapat
belajar Bahasa Inggris. Kegiatan ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
siswa SD masih melihat sesuatu secara holistik.
Kegiatan terakhir adalah mengurutkan organ sistem pencernaan makanan pada
manusia dengan melihat urutan angka dan huruf yang ada pada susunan puzzel.
Urutan angka menggambarkan urutan organ sistem pencernaan, sedangkan urutan
huruf menggambarkan urutan kelenjar pencernaan atau dengan kata lain dapat
disebut sebagai organ pencernaan tambahan. Dengan melihat urutan angka dan
huruf tersebut, maka akan didapatkan urutan sistem pencernaan mulai dari mulut,
kemudian masuk ke kerongkongan, lalu ke lambung, diteruskan ke usus kecil/
usus halus, kemudian masuk ke usus besar, lalu menuju rektum, dan terakhir
melalui anus. Sedangkan kelenjar pencernaan dan organ pencernaan lain melalui
urutan huruf yang ada mulai dari kelenjar ludah yang ada di rongga mulut,
kemudian pankreas, hati, dan empedu.
Untuk memastikan kebenaran urutan tersebut, dilakukanlah kaji literatur dengan
membaca referensi bacaan yang sesuai (sistem pencernaan makanan). Dengan
kegiatan ini diharapkan memunculkan/ membangkitkan curiosity (rasa ingin tahu)
pada peserta didik. Selain itu, dengan kaji literatur maka, secara otomatis siswa
akan membaca mengenai pengetahuan lain/ beberapa konsep tentang sistem
pencernaan pada literasi yang ada. Pengetahuan itu bisa berupa nama enzim, bisa
berupa jumlah/ struktur gigi/ organ lain pada rongga mulut, fungsi enzim, jenis
pencernaan, istilah dalam pencernaan (ingesti, absorbsi, eksresi/ defakasi) dan lain
sebagainya.
Tambahan pembahasan kami didasarkan pada jawaban pertanyaan modul (bukan
didasarkan pada tujuan praktikum) adalah mengenai enzim. Enzim pada sistem
pencernaan makanan manusia bermacam-macam dengan fungsi spesifik terhadap
bahan makanan tertentu (karbohidrat/ protein/ lemak). Oleh karena itu enzim tidak
akan bereaksi jika ternyata bahan makanan yang ada berbeda dari fungsi enzim
tersebut. Enzim merupakan zat/ bahan kimia, sehingga pencernaan makanan oleh
bantuan enzim biasa juga disebut dengan pencernaan secara kimiawi.

Gambar Cara Kerja Enzim


Sumber: http://www.akacn.ac.id/artikel/tahukah-anda-apa-itu-enzim
Enzim tidak ikut bereaksi, hanya berperan sebagai katalis pemecah bahan
makanan agar menjadi semakin sederhana, sehingga dapat diserap dan
dimanfaatkan oleh tubuh. Penyerapan zat makanan yang telah disederhanakan
(absorbsi) tersebut berlangsung pada usus halus. Sisa bahan makanan yang tidak
tercerna akan masuk ke usus besar dan terjadi penyerapan air serta pembusukan
oleh bakteri e-coli sebelum sisa tersebut dibuang melalui anus. Adapun organ
penghasil enzim, nama enzim, dan fungsi enzim pada sistem pencernaan manusia
dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Nama Organ Nama Enzim Bahan Produk

1. Kelenjar Ludah Ptialin (α amilase) Amilum Maltosa


(disakarida)

2. Lambung
Pepsin Protein Pepton

Renin Protein pada susu Kasein


(mengendapkan)

3. Pankreas Amilase Amilum Maltosa


Tripsin Protein Asam amino &
peptida Polipeptida
Pepton

Lipase Lemak Asam lemak dan


gliserol

4. Usus Halus γ-amilase Amilum Maltosa


(disakarida)

Maltase Maltosa Glukosa

Laktase Laktosa Glukosa &


Galaktosa

Sukrase Sukrosa Glukosa &


Fruktosa

Lipase Lemak Asam lemak dan


gliserol

No. Nama Organ Nama Enzim Bahan Produk

Peptidase Polipeptida Asam amino

Enterokinase Tripsin Tripsinogen (utk


pankreas)

Selain terjadi pencernaan kimiawi melalui bantuan enzim, pada sistem pencernaan
manusia juga terjadi pencernaan mekanik. Pencernaan mekanik merupakan
pencernaan dengan cara menghaluskan/ memecah makanan dengan menggunakan
otot dan alat batu lainnya. Pencernaan mekanik juga dapat dikatakan sebagai
proses pengubahan makanan berukuran besar menjadi makanan berukuran kecil
tanpa mengubah komposisi kimia (senyawa kimia) yang ada di dalamnya.

Contoh pencernaan mekanik terdapat pada rongga mulut berupa pemotongan


makanan oleh gigi dibantu dengan lidah, sehingga ukuran makanan menjadi lebih
kecil. Pencernaan mekanik juga ditemukan pada kerongkongan, yaitu pada gerak
peristaltik (gerak meremas dan mendorong makanan), sehingga makanan dapat
terdorong ke lambung. Pencernaan mekanik juga dapat ditemukan di lambung,
yaitu pada gerak peristaltik dinding lambung oleh otototot lambung. Selain itu,
pencernaan mekanik juga dapat ditemukan pada usus, yaitu pada gerak peristaltik
usus, sehingga makanan dapat digerakkan pada organ pencernaan selanjutnya.

Gambar Gerak Peristaltik pada Kerongkongan


Sumber: https://byjus.com/biology/peristalsis/
Walaupun secara definisi pencernaan mekanik dan kimiawi dapat dibedakan
secara jelas, akan tetapi pada kenyataannya, kedua proses pencernaan tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena pada sistem pencernaan manusia,
proses pencernaan mekanik dan kimiawi saling “melengkapi” bekerja secara
bersamaan. Sebagai contoh pada rongga mulut terjadi proses baik pencernaan
mekanik maupun kimiawi. Pencernaan mekanik berupa pemotongan bahan
makanan menjadi berukuran kecil dengan gigi dibantu lidah, sedangkan
pencernaan kimiawi berupa pengubahan amilum menjadi maltosa oleh enzim
ptialin yang terkandung pada air ludah. Selain berfungsi sebagai tempat enzim, air
ludah berfungsi sebagai pelumas makanan yang dikunyah di mulut, serta pelumas
ketika makanan disalurkan menuju lambung melalui kerongkongan/ esofagus.

H. KESIMPULAN
Sistem pencernaan manusia merupakan saluran terintegrasi yang terdiri dari
organ-organ mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rektum, dan anus beserta organ-organ pencernaan tambahan seperti kelenjar liur,
hati, dan pankeras.

I. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Sistem Pencernaan. Lampung: Institut Teknologi Sumatera. Diakses dari


http://kuliah.itera.ac.id/pluginfile.php/69878/mod_resource/content/1/Siste
m%20Pencernaan.pdf
Rinidar. 2017. Pencernaan dan Absorbsi Makanan. Aceh: Syiah Kuala University
Diakses dari https://books.google.co.id/books?id=-
mLPDwAAQBAJ&pg=PA17&hl=id&source=gbs_selected_pages&cad=2
#v=onepage&q=sistem%20pencernaan&f=false
Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

J. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Secara umum tidak ada kendala yang besar pada praktikum ini, hanya saja terdapat
beberapa saran/ masukan dari kami sebagai berikut:
1. Pertanyaan pada praktikum alangkah lebih baiknya apabila
disesuaikan dengan tujuan percobaan terkait, tidak terkait dengan materi
lain yang tidak dipraktikumkan (urutan sistem pencernakan lebih dekat
dengan organ pencernakan daripada fungsi enzim mengubah zat makanan
apa menjadi apa, karena fungsi enzim dapat dipraktikumkan dengan
kegiatan lain yang berbeda).
2. Perintah langkah kerja hendaknya disesuaikan. Apabila masih
terdapat kekurangan dan dapat lebih mudah serta bermakna, maka dapat
dipertimbangkan mana yang lebih bijak.
3. Pada langkah, gambar sistem pencernakan pada lembar kerja akhir
modul belum dilampirkan.

K. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat melalui link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=As9ICjRNAcM&t=5
s
Tahap Awal / Pembukaan

Merancang desain sistem pencernaan

Memberi nama organ sistem pencernaan

Membuat kolom terjemahan organ sistem pencernaan


Proses Kegiatan

Memotong cetakan gambar sistem pencernaan yang telah


dibuat

Menyusun puzzel sistem pencernaan


Tahap Akhir

Mengurutkan sistem pencernaan berdasarkan nomor


yang ada

PRAKTIKUM MODUL 4 KEGIATAN KE-1


M. JUDUL PERCOBAAN
GAYA LISTRIK STATIS
N. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui adanya gaya listrik.
2. Membuktikan adanya gaya listrik statis dengan menggunakan
rambut kering dan sisir plastik.

O. ALAT DAN BAHAN


1. Sisir plastik.
2. Rambut seseorang yang agak tebal dan kering.
3. Potongan-potongan kertas kecil.

P. LANDASAN TEORI
Menurut Yohanes Surya (2017: 2), listrik statis adalah suatu fenomena kelistrikan
yang sering terjadi dimana partikel bermuatan ditransfer atau berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain. Listrik statis merupakan salah satu gejala kelistrikan
pada suatu benda tetapi tidak secara langsung atau benda tersebut tidak dialiri
listrik. Gejala kelistrikan ini hanya dapat dirasakan dalam waktu yang singkat.
Secara umum, gejala kelistrikan ini dapat terjadi karena adanya kumpulan arus
atau muatan listrik dalam jumlah yang tetap atau statis. Gejala kelistrikan ini tidak
berlangsung lama karena tidak adanya listrik yang mengaliri permukaan benda
tersebut. Muatan listrik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu muatan positif
dan muatan negatif. Adanya muatan listrik pada benda yang digosok dapat
dijelaskan dengan teori elektron.
Menurut Marthen Kanginan (2002: 2), setiap benda terbentuk dari atomatom.
Atom-atom tersusun dari inti bermuatan positif yang disebut proton, inti
bermuatan netral disebut neutron dan satu atau lebih muatan negatif yang disebut
elektron yang bergerak mengitari inti. Elektron-elektron didapatkan dalam suatu
daerah di luar inti, yang sering dianggap sebagai suatu awan elektron. Atom
bersifat netral jika jumlah muatan proton sama dengan jumlah muatan elektron
yang berarti tidak bermuatan listrik.
Gambar 1. Gambar Muatan Atom.

Menurut Marthen Kanginan (2002: 8), tidak seperti besaran fisika lain, muatan
listrik tidak dapat dilihat, ditimbang, atau didefinisikan. Akan tetapi, efek dari
muatan listrik dapat diamati dan dirasakan. Muatan listrik adalah muatan dasar
yang ada pada suatu benda, hingga dapat mengalami gaya pada benda lain yang
juga memiliki muatan listrik pada suatu jarak yang berdekatan. Muatan listrik
disimbolkan “q” dengan satuan “C” (Coulomb). Dengan demikian, gaya listrik
statis juga disebut gaya elektrostatis atau gaya coulomb.

Menurut Hari Subagya (2007: 87), interaksi antara dua benda yang bermuatan
dapat dibagi menjadi dua macam. Jika dua benda bermuatan sejenis, misalnya
positif dengan positif, atau negatif dengan negatif didekatkan maka benda akan
saling tolak-menolak. Sedangkan jika dua benda bermuatan tidak sejenis,
misalnya positif dengan negatif didekatkan maka benda akan Tarikmenarik.
Proses terjadinya listrik statis yaitu karena adanya muatan listrik yang tidak
sejenis.

Gambar 2. Interaksi Antar Muatan Listrik.

Menurut Yohanes Surya (2017: 16), listrik statis dapat terjadi karena adanya
muatan negatif dan muatan positif pada suatu benda sehingga saling tarik -
menarik. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik statis ternyata sangat bermanfaat
bagi manusia, diantaranya pada generator Van de Graff, pengecatan mobil, dan
mesin fotokopi.

Gambar 3. Penerapan Listrik Statis.

Q. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sisirlah rambut kering yang agak tebal dengan sisir plastik.
2. Kemudian dekatkan sisir plastik itu ke potongan-potongan kertas
kecil.
3. Amati apa yang terjadi.

R. HASIL PENGAMATAN
No Keadaan sisir Keadaan kertas

1. Sebelum digosokkan ke rambut Diam tak bergerak

2. Sesudah digosokkan ke rambut Bergerak atau tertarik kearah sisir

S. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Gaya apakah yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir plastik yang
digosokkan dengan rambut kering ?
Jawab: gaya listrik statis yang ditimbulkan oleh sisir yang digosokkan pada rambut
yang kering.

T. PEMBAHASAN
Listrik statis dapat terjadi saat timbul muatan, baik muatan positif atau muatan
negatif akibat sentuhan atau gesekan suatu benda dengan benda lain. Hal ini terjadi
akibat perpindahan elektron dari atau ke benda tersebut. Apabila elektron
berpindah dari benda, benda tersebut akan menjadi bermuatan positif. Sebaliknya,
apabila elektron berpindah ke benda, maka benda akan menjadi bermuatan negatif.
Saat kita menggosokkan rambut yang agak tebal dan kering dengan sisir plastik,
maka sisir plastik akan menjadi bermuatan negatif, sementara rambut akan
bermuatan positif, akibat dari perpindahan elektron menuju sisir plastik. Sifat
listrik statis yang bermuatan negatif yang terdapat disisir plastik akan menarik
benda yang bermuatan lebih positif seperti potongan kertas. Akan tetapi, tarikan
tersebut hanya berlangsung sementara (sebentar) karena tidak adanya listrik yang
mengaliri permukaan benda tersebut.

U. KESIMPULAN
Sisir plastik yang telah digosokkan pada rambut kering akan berubah sifatnya dari
benda yang netral menjadi benda yang bermuatan negatif. Sedangkan rambut akan
bermuatan positif, karena elektronnya berpindah ke sisir plastik. Sehingga sisir
plastik jika didekatkan dengan potongan kertas kecil-kecil, maka kertas tersebut
akan tertarik dan menempel pada sisir. Hal ini terjadi karena gesekan sisir dengan
rambut mampu menghasilkan gaya listrik statis. Gaya listrik statis inilah, yang
menyebabkan potongan kertas tertarik dan menempel pada kertas.

V. DAFTAR PUSTAKA
Subagya, Hari. 2007. Sains FISIKA 3 SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Bumi Aksara.
Surya, Yohanes. 2017. Seri Olimpiade Listrik dan Magnet. Tangerang: Kandel.
Kanginan, Marthen. 2002. IPA FISIKA untuk SMP kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Maman Rumanta, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

W. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Ketika menggosokkan sisir plastik ke rambut yang agak tebal dan kering
diusahakan menggosok dalam arah bolak-balik. Karena jika menggosok dalam
satu arah akan memberikan hasil yang berbeda, sebab menggosok searah lebih
sedikit terjadinya pemindahan elektronnya daripada menggosok dalam arah bolak-
balik sehingga potongan kertas hanya akan tertarik dan sedikit yang menempel
pada sisir.
Saran/masukan: usahakan dalam menggosok dengan arah bolak-balik agar
dihasilkan elektron yang lebih besar, agar kertas yang akan tertarik dan menempel
pada sisir plastik semakin banyak.
X. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
https://drive.google.com/file/d/15Sgzp0OdwSWWJC7AsMTvHkONw1pXjL
y1/view

Tahap Awal / Pembukaan - Foto alat dan bahan

- Keadaan sisir sebelum digosokkan ke rambut

Proses Kegiatan - Menyisir rambut yang kering dan tebal


Tahap Akhir - Keadaan sisir sesudah digosokkan ke rambut
PRAKTIKUM MODUL 4
KEGIATAN
KE-1
A. JUDUL PERCOBAAN
GAYA MAGNET

B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi sifat-sifat
magnet.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Magnet batang
2. Jarum jahit
3. Peniti
4. Alumunium
5. Seng (Penjepit kertas)
6. Seutas benang jahit
7. Potongan plastik
8. Potongan kertas
9. Kain
10. Besi

D. LANDASAN TEORI
Menurut Yohanes Surya (2017: 64), magnet adalah logam yang dapat menarik
benda-benda lain yang juga terbuat dari logam. Magnet disebut juga dengan besi
berani. Magnet memiliki gaya tarik yang disebut gaya magnet.
Magnet berasal dari Bahasa Yunani “magnitis lithos” yang berarti batu magnesian.
Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu, tempat pertama
kali magnet ditemukan. Berdasarkan pembentukannya, magnet dibedakan menjadi
dua, yaitu magnet alam dan magnet buatan. Magnet alam adalah magnet yang
terbentuk secara alami, contohnya adalah batu-batuan yang bisa menarik besi.
Magnet alam yang paling besar adalah bumi. Sedangkan magnet buatan adalah
magnet yang dibuat oleh manusia, contohnya biasanya terbuat dari besi ataupun
baja. Magnet buatan yang terkuat terbuat dari neodymium. Bentuk-bentuk magnet
buatan: magnet batang, magnet silinder, magnet jarum, magnet U, magnet cincin,
magnet cakram, dan magnet ladam
(tapal kuda).

Gambar 4. Bentuk-Bentuk Magnet.

 Sifat-Sifat Magnet
Menurut Suharyanto (2019: 158), sifat-sifat magnet antara lain:
1. Gaya magnet yang paling kuat terletak pada kutub-kutubnya.
2. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara dan kutub
selatan. Meskipun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil
tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
3. Kutub magnet yang senama akan tolak-menolak, dan kutub magnet
yang tidak senama akan tarik-menarik.
4. Pada posisi netral magnet akan menghadap ke utara dan selatan.

Gambar 5. Sifat-Sifat Magnet.


 Bahan Magnetik dan Non Magnetik
Menurut Suharyanto (2019: 159), bahan-bahan yang ada di sekitar kita
berdasarkan sifat kemagnetannya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Bahan magnetik
Bahan magnetik adalah bahan-bahan yang dapat dipengaruhi (ditarik/ditolak)
magnet. Bahan magnetik dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
- Feromagnetik: bahan-bahan yang dapat ditarik kuat oleh
magnet dan dapat dibuat menjadi magnet. Contohnya: besi, baja,
nikel, dan kobalt.
- Paramagnetik: bahan-bahan yang dapat ditarik oleh
magnet, tetapi dengan gaya yang sangat lemah bahkan hampir tidak
terasa dan tidak dapat dibuat menjadi magnet. Contohnya:
alumunium, mangan, uranium, dan platina.
- Diamagnetik: bahan-bahan yang seolah-olah ditolak oleh
magnet dan tidak dapat dibuat menjadi magnet. Contohnya: emas,
raksa, perak, dan tembaga.

Gambar 6. Bahan-Bahan Magnetik dan Non Magnetik.

2. Bahan Non Magnetik


Bahan non magnetik adalah bahan-bahan yang tidak dapat ditarik oleh magnet.
Contoh: kertas, kayu, plastik, kaca, dan kain.
 Bahan-Bahan Magnetik (Magnet Keras dan Magnet Lunak)
Menurut Marthen Kanginan (2002:125), bahan-bahan magnetik (feromagnetik)
masih digolongkan lagi sebagai magnet keras dan magnet lunak, bergantung pada
kemampuan bahan menyimpan sifat magnetiknya.
1. Magnet Keras
Bahan ini sangat sukar dijadikan magnet, misalnya baja dan alcomax (logam
paduan besi), tetapi setelah menjadi magnet, bahan-bahan magnet keras mampu
menyimpan sifat magnetiknya dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu,
bahan-bahan magnet keras umumnya digunakan untuk membuat magnet-magnet
permanen.
2. Magnet Lunak
Bahan ini lebih mudah dijadikan magnet, misalnya besi dan mumetal (logam
paduan nikel), tetapi setelah menjadi magnet, sifat magnetiknya pun mudah hilang
(hanya bertahan sementara waktu/remanen). Bahan-bahan magnet lunak
umumnya digunakan untuk membuat elektromagnet (magnet listrik) karena
bahan-bahan ini hanya bersifat magnetik selama ada arus listrik melalui kawat
yang dililitkan pada bahan ini. Begitu arus listrik diputuskan, sifat magnetik bahan
ini hilang.
 Cara Membuat Magnet
Menurut Raffel (2019: 109), membuat magnet dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu:
1. Cara Induksi
Cara pembuatan magnet dengan cara mendekatkan magnet dengan benda yang
akan dibuat magnet.
2. Cara Gosokan
Cara pembuatan magnet dengan cara menggosokkan magnet ke benda yang akan
dibuat magnet secara searah dan berulang-ulang. Benda magnet ini akhirnya
bersifat seperti magnet batang yang mempunyai dua kutub, dan kemagnetannya
bersifat permanen.
3. Cara Elektromagnetik
Cara mengaliri arus listrik pada benda yang akan dibuat magnet. Magnet yang
dibuat dengan cara ini mempunyai sifat kemagnetan yang remanen, artinya hanya
bersifat sebagai magnet sewaktu dialiri arus listrik saja. Kutub magnet yang
diperoleh dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan.

Gambar 7. Cara Membuat Magnet.

 Cara Menghilangkan Sifat Kemagnetan


Menurut Suharyanto (2019: 160), sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya
jika:
1. Magnet dipanaskan atau dibakar.
2. Magnet dipukul, dibanting, atau ditempa.
3. Dialiri arus listrik.
4. Penyimpanan magnet yang salah. Penyimpanan magnet haruslah
berpasangan dengan posisi kutub berlawanan dan harus dikunci
dengan batang besi biasa. Dengan demikian garis gaya magnetnya
akan berputar di dalam magnet saja.
Gambar 8. Cara Menghilangkan Sifat Kemagnetan.

 Kegunaan Magnet dalam Kehidupan


Menurut Suharyanto (2019: 160), kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1. Penunjuk arah atau kompas dengan magnet jarum.
2. Pengangkut atau pengangkat barang-barang dari besi atau baja,
misalnya petikemas di pelabuhan biasanya menggunakan
elektromagnetik.
3. Mainan anak-anak.
4. Alat-alat elektronik yang menghasilkan energi gerak, misal: blender,
mixer, kipas angin, dll.
5. Speaker.
6. Dinamo sepeda.
7. Tutup tempat pensil dan pintu lemari es.

Gambar 9. Kegunaan Magnet.


E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dekatkan magnet batang dengan bahan yang tersedia tetapi tidak
sampai bersentuhan.
- Dekatkan kedua magnet pada kutub yang sama.
- Dekatkan kedua magnet pada kutub yang berbeda.
- Dekatkan maget dengan jarum jahit.
- Dekatkan magnet dengan peniti.
- Dekatkan magnet dengan alumunium.
- Dekatkan magnet dengan seng (penjepit kertas).
- Dekatkan magnet dengan seutas benang jahit.
- Dekatkan magnet dengan potongan plastik.
- Dekatkan magnet dengan potongan kertas.
- Dekatkan magnet dengan kain
- Dekatkan magnet dengan besi
2. Amati apa yang terjadi.
3. Masukkan data dalam tabel pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN

No Magnet Bahan Tertarik/Tidak Tertarik

1 Magnet Magnet (kutub senama) Tidak tertarik

2 Magnet Magnet (kutub tidak senama) Tertarik

3 Magnet Jarum jahit Tertarik

4 Magnet Peniti Tertarik

5 Magnet Alumunium Tidak Tertarik

6 Magnet Seng (penjepit kertas) Tertarik

7 Magnet Benang jahit Tidak tertarik

8 Magnet Plastik Tidak tertarik

9 Magnet Kertas Tidak tertarik

10 Magnet Kain Tidak tertarik


11 Magnet Besi Tertarik

Interpretasi Data:
1. Kutub magnet yang senama akan saling tolak menolak ketika
didekatkan.
2. Kutub magnet yang tidak senama akan saling tarik-menarik ketika
didekatkan.
3. Ketika magnet didekatkan dengan jarum jahit, maka jarum jahit
akan tertarik dan menempel pada magnet.
4. Ketika magnet didekatkan dengan peniti, maka peniti akan tertarik
dan menempel pada magnet.
5. Ketika magnet didekatkan dengan alumunium, maka alumunium
tidak tertarik dan tidak menempel pada magnet.
6. Ketika magnet didekatkan dengan penjepit kertas, maka penjepit
kertas akan tertarik dan menempel pada magnet.
7. Ketika magnet didekatkan dengan benang jahit, maka benang jahit
tidak tertarik dan tidak menempel pada magnet.
8. Ketika magnet didekatkan dengan potongan plastik, maka
potongan plastik tidak tertarik dan tidak menempel pada magnet.
9. Ketika magnet didekatkan dengan potongan kertas, maka potongan
kertas tidak tertarik dan tidak menempel pada magnet.
10. Ketika magnet didekatkan dengan kain, maka kain tidak tertarik
dan tidak menempel pada magnet.
11. Ketika magnet didekatkan dengan besi, maka besi akan tertarik dan
menempel pada magnet.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

Mengapa benda-benda logam yang kecil dapat ditarik oleh magnet batang? Jawab:
karena, benda-benda logam yang kecil mengandung sifat magnetis (dapat ditarik
oleh magnet) sehingga jika didekatkan dengan magnet batang maka akan tertarik
mendekati magnet tersebut.
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan yang telah dilakukan diperoleh data bahwa ketika kutub magnet
yang senama didekatkan maka magnet tersebut akan saling tolak menolak dan
ketika kutub magnet yang tidak senama didekatkan maka magnet tersebut akan
saling tarik menarik.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua benda dapat
ditarik oleh gaya magnet. Benda yang dapat ditarik oleh gaya magnet yaitu jarum
jahit, peniti, penjepit kertas, dan besi karena benda-benda tersebut terbuat dari
logam dan memiliki sifat magnetis. Sedangkan benda-benda seperti alumunium,
benang jahit, plastik, kertas, dan kain tidak dapat ditarik oleh magnet, dikarenakan
benda tersebut memiliki sifat non magnetis. Kekuatan magnet ditentukan oleh
besar kecilnya magnet, semakin besar ukuran magnet maka semakin besar
kekuatannya. Kekuatan magnet terbesar terletak di ujungujung magnet atau kutub
magnet.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa magnet
memiliki beberapa sifat, antara lain: memiliki 2 kutub, yaitu kutub utara dan kutub
selatan. Kutub magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub magnet yang
tidak senama akan tarik-menarik. Selain itu, magnet juga memiliki gaya tarik yang
dapat menarik benda-benda magnetis seperti jarum jahit, peniti, penjepit kertas,
dan besi. Sedangkan alumunium, benang jahit, plastik, kertas, dan kain merupakan
benda non magnetis karena tidak dapat ditarik oleh magnet.

J. DAFTAR PUSTAKA
Asih, Kuncoro. 2010. Penentuan Gaya Tolak Menolak Magnet antar Dua Magnet
Permanen Menggunakan Metode Kesetimbangan Benda.
Jurnal
Pendidikan Fisika 13(2), 39 - 44.
Raffel. 2019. Buku Cerdas IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Yogyakarta: Brian
Publisher.
Kanginan, Marthen. 2002. IPA FISIKA untuk SMP kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Maman Rumanta, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Pemberdayaan guru. 2018. Prediksi soal Ujian Nasional Kelas VI. Yogyakarta:
Larassukma.
Suharyanto, dkk. 2019. Prediksi Ujian Sekolah SD/MI Tahun 2018-2019.
Yogyakarta: Al Gendon.
Surya, Yohanes. 2017. Seri Olimpiade Listrik dan Magnet. Tangerang: Kandel.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang saya alami dalam praktikum yaitu masih bingung dalam
membedakan bahan-bahan (material) dari logam yang dapat ditarik oleh magnet
dan yang tidak dapat ditarik oleh magnet, bingung membedakan antara perak
dengan alumunium.
Masukan/Saran: mengkaji kembali unsur-unsur bahan tersebut dan bertanya
kepada yang lebih berpengalaman tentang bahan.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
https://drive.google.com/file/d/15Sgzp0OdwSWWJC7AsMTvHkONw1pXjL
y1/view

Tahap Awal / Pembukaan - Foto alat dan bahan


Proses Kegiatan dan Tahap - Mendekatkan kedua magnet dengan kutub senama
Akhir (tolak-menolak)

- Mendekatkan kedua magnet dengan kutub tidak


senama (tarik-menarik)

- Mendekatkan magnet dengan jarum jahit


(tertarik)
Mendekatkan magnet dengan peniti (tertarik)

-
-

Mendekatkan magnet dengan alumunium


(tidak tertarik)

Mendekatkan magnet dengan penjepit kertas


(tertarik)
-
Mendekatkan magnet dengan seutas benang jahit
-

Mendekatkan magnet dengan potongan plastik


(tidak tertarik)
-
Mendekatkan magnet dengan potongan kertas
(tidak tertarik)
-

Mendekatkan magnet dengan kain (tidak tertarik)


-
- Mendekatkan magnet dengan besi (tertarik)

PRAKTIKUM MODUL 4
KEGIATAN KE-2

A. JUDUL PERCOBAAN
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati benda yang bergerak lurus beraturan.
2. Mengetahui grafik hubungan kecepatannya terhadap waktu.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Katrol gantung tunggal
2. Stopwatch
3. Penggaris logam
4. Beban gantung 100 gr (2 buah)
5. Benang kasur
6. Beban tambahan
7. Klem

D. LANDASAN TEORI

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar
dengan kecepatan yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap.
Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai
dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan.

Menurut Muryani (2020 : 25), suatu benda melakukan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan
besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah). GLBB terdiri dari dua
yaitu sebagai berikut:

1. GLBB dipercepat
GLBB dipercepat adalah gerak yang lintasannya lurus dan kecepatannya
bertambah setiap waktu secara beraturan atau percepatannya tetap. Contoh: gerak
jatuh bebas, pada saat naik sepeda di jalan yang menurun, kelapa jatuh dari tangkai
pohon, pesawat yang sedang lepas landas, dan air terjun.

Gambar 10. Grafik kecepatan terhadap waktu.


2. GLBB diperlambat
GLBB diperlambat adalah gerak yang lintasannya lurus dan kecepatannya
berkurang setiap waktu secara beraturan atau perlambatannya tetap. Contoh: gerak
vertikal ke atas, bola yang dilempar ke atas, mengayuh sepeda di jalan tanjakan,
dan motor atau mobil yang direm.

Gambar 11. Grafik kecepatan terhadap waktu.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun alat.
2. Tentukan dan ukur jarak AB dan BC ( usahakan AB > BC ).
3. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar
beban tambahan m tertinggal di ring pembatas B.
4. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari
A ke B (tAB) dan M1 untuk bergerak dari B
ke C (tBC).
5. Lakukan percobaan sampai 5 kali dengan
jarak AB (titik A tetap, C tetap, B berubah)
dan catat datanya pada tabel.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan GLBB
No Bebas (gr) SAB (cm) tAB (sekon) SBC (cm) tBC (sekon)

1. 100 45 1,81 30 1,75

2. 100 50 1,99 35 1,82

3. 100 55 2,15 40 2,04

4. 100 60 2,52 45 2,34

5. 100 65 2,61 50 2,41

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu (tAB)
pada percobaan GLBB !
2. Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas !
3. Buatlah kesimpulannya !

H. PEMBAHASAN

Benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan
awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan.

1. Grafik hubungan antara jarak jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu (tAB)
pada percobaan GLBB.
2. Perhitungan percepatan benda berdasarkan grafik GLBB.

3. Kesimpulannya:
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar
dengan kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan adanya percepatan
yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau
mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan
(a=t) atau perlambatan (a= -).
Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin
lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu
mengalami percepatan/kecepatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka
dikatakan dengan gerakan mengalami percepatan.
I. KESIMPULAN
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa
garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
menpunyai percepatan tetap.

J. DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Muryani. 2019. SUKSES UN USBN SMP/MTs IPA. Yogyakarta: Meda Sejati.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang saya alami dalam praktikum yaitu kesulitan dalam menghitung
waktu menggunakan stopwatch (menekan tombol on pada stopwatch harus
beriringan dengan laju pertama kali beban bergerak, dan selain itu menekan
tombol stop ketika beban berhenti pada ring pembatas, kemudian secara cepat dan
bersamaan juga harus menghidupkan tombol on pada ring pembatas untuk
mengukur waktu antara jarak ring pembatas dengan plat pembatas, karena gerak
beban sangat cepat.
Masukan/Saran: melakukan percobaan secara berulang-ulang agar hasilnya
akurat.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum bisa dilihat pada link:

https://drive.geogle.com/file/d/16B9duljXZufwyykq8IX2Aq_9-

J4QwTv5/view?usp=drivesdk
PRAKTIKUM MODUL 4 KEGIATAN KE-3

A. JUDUL PERCOBAAN
TUAS

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menjelaskan manfaat dari tuas.
2. Menentukan keuntungan mekanik (KM) pada tuas.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Penggaris ukuran panjang 60 cm.
2. Penyangga untuk menggantung penggaris.
3. Benang secukupnya.
4. Beban 10 gram, 20 gram, 25 gram, 50 gram dan 100 gram.

D. LANDASAN TEORI
Tuas adalah pesawat sederhana yang memiliki lengan yang berputar pada sebuah
titik tumpu.Jarak antara titik beban dan titik tumpu disebut jarak beban atau lengan
beban. Adapun jarak antara titik tumpu dan titik kuasa disebut jarak kuasa atau
lengan kuasa.

Beban Kuasa
Titik tumpu

Gambar 12. Bagian-bagian tuas.

Tuas dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Pembagian ini berdasarkan pada letak titik
gaya, titik beban, titik tumpu:

1. Tuas Jenis Pertama


Jenis tuas ini mempunyai ciri titik tumpunya terletak di antara titik gaya (kuasa)
dan titik beban. Contohnya gunting
Titik tumpu
Titik kuasa
Titik beban

Gambar 13. Gunting.

2. Tuas jenis kedua


Adalah tuas dengan titik beban terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa.
Contohnya gerobak dorong beroda satu yang biasa digunakan untuk mengangkut
batu atau pasir.
Titik beban Titik kuasa

Titik tumpu

Gambar 14. Gerobak.

3. Tuas Jenis Ketiga


Jenis tuas ini mempunyai ciri titik gaya terletak di antara titik tumpu dan titik
beban. Contoh tuas ini adalah pinset.

Titik beban
Titik kuasa

Titik tumpu

Gambar 15. Pinset.


E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Gantung penggaris dengan lengan-lengan yang panjang, sehingga dalam
keadaan setimbang. Dalam hal ini anggap titik nol (0) berada di tengah-
tengah penggaris (panjang penggaris 60 cm, maka titik sumbu nol pada
angka 30 cm).
2. Gantungkan beban 50 gram pada lengan kiri (A) dan 25 gram pada lengan
kanan (B). Atur kedudukan penggaris supaya tetap dalam keadaan
setimbang.
3. Catatlah jarak OR dan OE pada Tabel Lembar Pengamatan.
4. Gantungkan beban 20 gram pada lengan kiri (A) dan 10 gram pada lengan
kanan (B). Atur kedudukan penggaris supaya tetap dalam keadaan
setimbang.
5. Catatlah jarak OR dan OE pada tabel Lembar Pengamatan.
6. Gantungkan beban 100 gram pada lengan kiri (A) dan 20 gram pada lengan
kanan (B). Atur kedudukan penggaris supaya tetap dalam keadaan
setimbang.
7. Catatlah jarak OR dan OE pada tabel Lembar Pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN
Beban A Jarak OR Jarak OE Beban B

50 gram 5 cm 10 cm 25 gram

20 gram 5 cm 10 cm 10 gram

100 gram 5 cm 25 cm 20 gram

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
a. Jika massa di A lebih besar dari massa di B, maka panjang OR di
bandingkan OE akan...
Jawab: untuk mendapatkan posisi setimbang OE harus lebih panjang dari OR
b. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka:
beban x lengan beban = ..... x ..... Jawab:
kuasa x lengan kuasa
c. Sebutkan 2 contoh pesawat sederhana yang menggunakan asas tuas!
Jawab: gunting, gerobag satu roda, pinset
H. PEMBAHASAN
Percobaan menggunakan enam (6) beban dengan massa berbeda yang berfungsi
sebagai beban di titik A dan kuasa di titik B. Pada percobaan pertama titik A
dibebani seberat 50 gram dan titik B seberat 25 gram, untuk mendapatkan kondisi
setimbang jarak OR (lengan beban) = 5cm dan jarak OE (lengan kuasa) = 10 cm.
Dari data percobaan dapat dibandingkan dengan teori kesetimbangan.

Rumus : A x OR = B x OE

50 x 5 = 25 x 10
250 = 250
Hasil percobaan dan hasil perhitungan sesuai

Pada percobaan kedua titik A dibebani seberat 20 gram dan titik B seberat 10 gram,
untuk mendapatkan kondisi setimbang jarak OR (lengan beban) = 5 cm dan jarak
OE (lengan kuasa) = 10 cm.Dari data percobaan dapat dibandingkan dengan teori
kesetimbangan
20 x 5 = 10 x 10
100 = 100
Hasil percobaan dan hasil perhitungan sesuai

Pada percobaan ketiga titik A dibebani seberat 100 gram dan titik B seberat 20
gram, untuk mendapatkan kondisi setimbang jarak OR (lengan beban) = 5 cm dan
jarak OE (lengan kuasa) = 25 cm. Dari data percobaan dapat dibandingkan dengan
teori kesetimbangan
100 x 5 = 20 x 25
500 = 500
Hasil percobaan dan hasil perhitungan sesuai
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasih percobaan, tuas dapat digunakan sebagai alat bantu
mengangkat beban yang lebih berat dari kuasa, dengan pebandingan lengan beban
lebih pendek dari lengan kuasa.Pebandingan lengan kuasa dan lengan beban dapat
dihitung menggunakan teori kesetimbngan. Tuas dapat diaplikasikan secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari contohnya: mencongkel batu berukuran
besar menggunakan linggis dimana linngis ditumpu menggunakan baru berukuran
kecil.

J. DAFTAR PUSTAKA
Academia. PRAKTIKUM 5 GAYA DAN PESAWAT SEDERHANA.
https://www.academia.edu/29881076/PRAKTIKUM_5_GAYA_DAN_P
ESAWAT_SEDERHANA. Diakses 5 November 2020 pukul 14.05 WIB.
Maman Rumanta, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Wasis dan Sugeng Yuli Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 2 untuk SMP
dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Ketika mengaitkan beban ke penjepit kertas menggunkan tali, dimana panjang tali
mempengaruhi hasil percobaan. Usahakan panjang tali sama agar data percobaan
akurat.Posisi penjepit kertas pada penggaris harus lurus agar jarak lengan kuasa
maupun lengan beban sesuai dengan garis ukur.
Saran/masukan: usahakan dalam memasang penjepit lurus dan panjang tali sama.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Foto alat dan bahan

Foto penimbangan beban


Foto percobaan 1

Foto percobaan 2
Foto percobaan 3

.
PRAKTIKUM MODUL 5
KEGIATAN PRATIKUM: Perubahan Wujud Zat
PERCOBAAN 1
A. JUDUL PERCOBAAN
Perubahan Wujud Zat

B. TUJUAN
1. Menguji bahwa titik lebur es adalah 0º C
2. Menguji bahwa titik didih air adalah 100º C

C. ALAT DAN BAHAN :


1. Es batu secukupnya
2. Themometer 1 buah
3. Bejana Kaca 1 buah
4. Pengaduk/sendok kecil 1 buah
5. Bunsen/Lampu Spiritus 1 buah
6. Kasa 1 buah
7. Tripot 1 buah
8. Static 1 buah
9. Korek api

D. LANDASAN TEORI :
Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat tertentu
umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat berubah dari
wujud yang satu ke wujud yang lain.
Wujud Zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diamil oleh berbagai fase
materi berlainan. Secara historis, perbedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan
kualitatif dalam sifat bulk. Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk
dan volume. Dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi
menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut.
Sedangkan gas mengembang untuk menempati volume apa pun yang tersedia.

E. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Isilah bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.
2. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan aduklah pelan-
pelan secara terus menerus sampai mencapai suhu 100 º C.
3. Perhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan
juga perubahan suhu yang tertera dalam thermometer.
4. Catat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja

F. HASIL PENGAMATAN :
1. Suhu es sebelum dipanaskan adalah “ - 7 ºC”
2. Kenaikan suhu es setiap 2 menit saat dipanaskan berbeda-beda

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Benarkah perubahan wujud es menjadi air dikarenakan
adanya pemanasan? Berikan jawaban singkat dan jelas!
Jawab : Benar adanya perubahan wujud es menjadi cair disebabkan karena
pemanasan.
Hal ini terjadi karena es menyerap panas maka suhunya naik sehingga
terjadi
proses peleburan dari padat ke cair.
2. Saat thermometer mulai menunjukkan skala 0 C, pemanasan
masih berlangsung terus! Apakah yang terjadi pada peristiwa ini ?

Jawab : Pada saat thermometer menunjukkan skala 0ºC, ternyata untuk


beberapa saat suhunya tetap 0 ºC, meskipun pemanasan masih terus berlangsung
berarti penambahan energi kalor terus diberikan, energi yang diberikan tidak
digunakan untuk menaikkan suhu, tetapi digunakan untuk proses berubah wujud
(artinya perubahan wujud memerlukan energi) energi inilah yang dinamakan
sebagai kalor laten (tersembunyi.
3. Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0 C walaupun
terjadi pemanasan terus menerus?
Jawab : Bongkahan es dan air suhunya tetap 0ºC walau terjadi pemanasan terus
menerus. Hal ini terjadi karena masih ada bongkahan es yang belum mencair.
4. Kapan suhu air dapat berubah mencapai suhu 100 C?
Jawab : Suhu air dapat berubah mencapai suhu 100º C terjadi pada 2 menit ke
-5 atau 10 menit setelah pemanasan.
H. PEMBAHASAN
Kami mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah di hancurkan,
kemudian bejana tersebut dipanaskan dengan nyala api bunsen, setelah itu kami
mengamati setiap perubahan suhu pada bongkahan es dalam bejana kaca tersebut
tiap 2 menit sekali. Maka hasil pengamatannya seperti yang terlihat dalam tabel
dibawah ini

I. KESIMPULAN
1. Titik lebur es pada suhu 0 C
2. Titik didih air maksimum 100 C, namun kadang sebelum 100 C sudah
mendidih. Hal ini karena pengaruh suhu udara/TEKANAN UDARA di
lingkungan sekitar.
J. FOTO KEGIATAN PRATIKUM
1. Es Melebur (padat – cair) pada suhu 0º

2. Proses pencairan kemudian mulai memanas disuhu 40º C

3. Suhu meningkat dan muncul gelembung- gelembung


pada sebagian permukaan suhu 83º c

4. timbul suara air


mendidih di suhu 97º
c
5. titik didih air maksimum pada suhu 100º c dan
saat pengamatan ditunjukkan dengan munculnya
gelembung-gelembung di seluruh permukaan zat
cair.

PRAKTIKUM MODUL 5
KEGIATAN PRATIKUM: Perubahan Wujud Zat
PERCOBAAN 2

A. JUDUL PERCOBAAN
Perubahan Wujud Padat Menjadi Gas dan Sebaliknya
B. TUJUAN
1. Menguji bahwa benda padat dapat langsung menjadi gas.
2. Menguji bahwa benda gas dapat langsung menjadi cair.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Yodium Kristal secukupnya
2. Kapur barus secukupnya
3. Parafin secukupnya
4. Tabung reaksi 3 buah
5. Penjepit tabung 3 buah
6. Bunsen/ Lampu spiritus 1 buah
D. LANDASAN TEORI :
Benda (zat) wujud padat bisa langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar
tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. Sebaliknya, gas (uap) dapat
Iangsung didinginkan menjadi padat tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu
maka makin besar volume zat cair.
E. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Masukkan beberapa butir yodium kristal, kapur barus, dan parafin
secara bergantian ke dalam tabung reaksi.
2. Panasi tabung reaksi tersebut dengan Bunsen atau lampu spiritus.
3. Amati apa yang terjadi dalam kristal yang ada di dasar tabung
reaksi.

F. HASIL PENGAMATAN :
No Kristal Mencair dulu Langsung menguap Keterangan
Ya atau Tidak Ya atau Tidak

1 Yodium Tidak Ya Menyublim – mengkristal

2 Kapur barus Ya Tidak Mencair – menguap

3 Parafin Tidak Ya menyublim – mengkristal

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa yang terjadi jika uap/ gas tersebut kemudian didinginkan?
Jawab : Jika uap atau gas tersebut didinginkan maka akan mengkristal.
2. Bagaimana dengan salju yang ada di atmosfer?
Jawab : Terbentunya salju di atmosfer karena suhu lingkungan turun, disini terjadi
proses perubahan wujud dari uap air yang wujudnya gas menjadi salju yang
wujudnya padat, proses perubahan wujudnya dinamakan mengkristal.
Contoh : seperti terbentuknya bunga es pada kulkas.

H. PEMBAHASAN
bahan-bahan yang berupa kristal seperti yodium, kapur barus, parafin di
masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda-beda. Kemudian masing-masing
tabung reaksi dipanaskan. Hasilnya seperti pada tabel diatas.
I. KESIMPULAN
1. Yodium, kapur barus, dan parafin termasuk benda padat.
2. Yodium bila dipanaskan akan menyublim lalu mengkristal.
3. Kapur barus bila dipanaskan akan mencair dulu baru kemudian
menguap.
4. Parafin jika dipanaskan akan menyublim timbul bau menyengat
lalu mengkristal.
5. Benda padat dapat langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar
tanpa melalui proses mencair dulu.
FOTO KEGIATAN PRATIKUM
1. Percobaan perubahan wujud zat pada Yodium kristal

Yodium kristal di panaskan menguap


mengkristal
2. Percobaan perubahan wujud zat pada kapur barus

Kapur barus dipanaskan mencair

menguap

3. Percobaan perubahan wujud zat pada parafin.

Parafin dipanaskan menyublim


mengkristal

PRAKTIKUM MODUL 5
KEGIATAN PRATIKUM 1: Perubahan Wujud Zat
PERCOBAAN 3
A. JUDUL PERCOBAAN
Perubahan Wujud Cair Menjadi Gas
B. TUJUAN :
1. Menguji perubahan zat cair menjadi wujud gas
2. Menguji perubahan zat gas menjadi cair
C. ALAT DAN BAHAN :
1. Tabung Reaksi 1 Buah
2. Gabus Penutup 1 Buah
3. Selang ½M
4. Thermometer 1 Buah
5. Bunsen/Lampu Spiritus 1 Buah
6. Bejana Kaca 1 Buah
7. Ketel Uap 1 Buah
8. Tripot 1 Buah

D. LANDASAN TEORI :
Benda (zat) wujud padat bisa langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa
mengalami wujud cair terlebih dahulu. Sebaliknya, gas (uap) dapat Iangsung
didinginkan menjadi padat tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu.

E. PROSEDUR KEGIATAN :
1. Ambil air Secukupnya Ke Dalam Ketel Uap, Kemudian Tutup Rapat
Dengan Gabus Yang Telah Dilengkapi Selang Dan Thermometer.
2. Hubungkan Selang Dengan Tabung Reaksi Sebagai Penampung Air
3. Masukkan Tabung Reaksi Ke Dalam Bejana Kaca Yang Telah Di Isi
Air
Dingin
4. Panasi Air Dalam Ketel Uap Sampai Mendidih
5. Amati Pergerakan Uap Air Melalui Pipa Yang Mengalir Ke Tabung
Reaksi
F. HASIL PENGAMATAN :
Setelah air dipanaskan beberapa menit kemudian Nampak uap air yang dapat
dilihat dalam selang. Uap tersebut semakin memenuhi selang sampai ke ujung
yang lainnya (mengalir).

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Pada suhu berapa ditunjukan oleh termometer air dalam ketel
mengeluarkan uap?
Jawab : Pada suhu lebih kurang 90 C ketel mulai mengeluarkan uap air.
2. Jelaskan mengapa uap/gas yang mengalir memasuki tabung reaksi
berubah menjadi air?
Jawab : Uap/gas yang mengalir melalui selang dan masuk ke tabung reaksi
berubah menjadi air karena terjadi perubahan suhu. Suhu diketel lebih panas
dibanding suhu selang (terjadi proses pengembunan ).

H. PEMBAHASAN
Bahan dan alat di rangkai sesuai langkah kerja, lalu air dingin dimasukkan
kedalam ketel, ditutup rapat dengan gabus yang telah di beri thermometer, lubang
yang satunya diberi selang (pastikan bahwa tidak ada udara yang masuk), selang
dihubungkan kedalam tabung reaksi, lalu tabung reaksi dimasukkan ke dalam
bejana berisi air dingin, nyalakan bunsen untuk memanaskan ketel, kemudian di
amati pergerakan uap air melalui selang yang mengalir ke tabung reaksi.

I. KESIMPULAN
Benda cair yang dipanaskan akan berubah wujud menjadi gas. Kemudian benda
gas tersebut akan berubah menjadi cair jika didinginkan.
J. FOTO KEGIATAN PRATIKUM
PRAKTIKUM MODUL 5
KEGIATAN PRATIKUM 2:PERPINDAHAN DAN
PERTUKARAN
PANAS PADA SUATU ZAT PERCOBAAN 1

K. JUDUL PERCOBAAN
Konduksi

L. TUJUAN
1. Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi.
2. Mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas yang baik.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Tripot 1 buah.
2. Bunsen/lampu spiritus 1 buah.
3. Cakram konduksi 1 buah.
4. Lilin warna/malam secukupnya.

D. LANDASAN TEORI
Konduksi adalah cara perpindahan panas melalui zat perantara seperti benda
padat. Contoh konduksi adalah panci logam yang panas karena diletakkan di atas
kompor yang berapi. Jika sepotong besi dipanaskan pada salah satu ujungnya, dan
ujung yang lainny kita pegang, tidak lama kemudian tangan akan merasakan
panas. Hal ini disebabkan kalor atau panas dari api berpindah dari ujung besi yang
dipanasi ke ujung besi yang dipegang. Pada perpindahan kalor ini tidak ada bagian
besi yang ikut berpindah. Konduksi panas hanya terjadi jika terdapat perbedaan
temperatur.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil tiga bagian lilin/malam dan
2. Letakkan masing-masing di ujung logam pada cakram konduksi.
3. Letakkan cakram konduksi di atas tripot.
4. Panasi cakram konduksi tepat di antara sambungan keempat logam
5. Perhatikan susunan alat dan bahan

F. HASIL PENGAMATAN Pengamatan terhadap Lilin


No Jenis bahan Lilin mencair Lilin mencair kedua Lilin mencair
pertama ketiga
1 Besi √

2 Tembaga √

3 Alumunium √

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan di antara bahan konduktor tersebut yang paling baik
menghantar panas? Beri alasan dengan singkat dan jelas!
Jawab: dari ketiga bahan logam (konduktor) yang paling baik menghantarkan
panas adalah tembaga, sebab tembaga yang paling cepat menghantarkan panas.
Hal ini dibuktikan dengan lilin yang paling cepat meleleh adalah lilin yang ada
pda tembaga.

2. Mana yang paling baik sebagai konduktor antara tembaga dan kayu?
Beri alasan dengan
singkat dan jelas!

Jawab : antara tembaga dan kayu yang paling baik sebagai konduktor adalah
tembaga, sebab tembaga lebih cepat menghantarkan panas bila dipanaskan,
sedangkan kayu sangat lambat menghantarkan panas karena kayu bersifat isolator.

3. Mengapa logam-logam tersebut di atas dapat menghantar panas? Beri


penjelasan
dengan singkat, padat dan jelas!
Jawab : logam-logam dalam percobaan ini dapat menghantarkan panas karena
sifatnya yang mudah menyerap panas yang mengenainya, sehingga logam lebih
mudah menghantarkan kalor/panas.

H. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan, teryata tembaga lebih cepat menghantarkan panas, sehingga
lilin cepat meleleh. Disusul kemudian, aluminium dan terakhir besi. Lilin mudah
meleleh karena terkena panas yang dihantarkan oleh logam – logam tersebut.
Peristiwa ini disebut konduksi yaitu perpindahan panas melalui zat perantara
(konduktor)

I. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan, ternyata tembaga lebih cepat menghantarkan panas,


sehingga lilin cepat meleleh, disusul kemudian aluminium dan terakhir besi. Lilin
mudah meleleh karena terkena panas yang dihantarkan oleh logam – logam
tersebut. Peristiwa ini disebut konduksi yaitu perpindahan panas melalui zat
perantara yang wujudnya zat padat (konduktor)

J. FOTO KEGIATAN PRATIKUM

PRAKTIKUM MODUL 5
KEGIATAN PRATIKUM 2:PERPINDAHAN DAN
PERTUKARAN PANAS PADA SUATU ZAT
PERCOBAAN 2
A. JUDUL PERCOBAAN
Konveksi dalam Air
B. TUJUAN
Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi di dalam zat cair (air)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Bejana kaca 1 buah
2. Serbuk gergaji Secukupnya
3. Tripot 1 buah
4. Busen/Lampu Spiritus 1 buah
5. Kasa 1 buah
D. LANDASAN TEORI
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan bagian zat
perantaranya. Konveksi ini terjadi karena pemanasan yang mengakibatkan
perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas dan bagian zat yang
diinginkan. Contoh: air di dalam panci yang dipanaskan hingga mendidih.
Konveksi merupakan mekanisme utama perpindahan panas dalam fluida di sekitar
kita. Konveksi dapat terjadi secara alami dan paksa. Dalam konveksi alami, gaya
apung suatu fluida yang dipanaskan mengarahkan geraknya. Bilamana fluida (gas
atau cair) dipanaskan, bagian itu mengembang dan mempunyai masa jenis lebih
rendah dibandingkan sekelilingnya sehingga bergerak naik. Dalam konveksi
paksa, pompa atau peniup mengarahkan fluida yang dipanaskan ke tujuannya.
Peristiwa konveksi dapat ditunjukkan juga pada kegiatan arus konveksi dalam air.
Pemanasan air dalam bejana yang telah dicampur dengan serbuk gergaji akan
mnunjukkan bagaimana pergerakan konveksi dalam ai terjadi.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Isilah bejana dengan air sampai hampir penuh
2. Campurkan sedikit serbuk gergaji ke dalam bejana air dan aduklah sampai
merata
3. Panaskan bejana dan selanjutnya amati serbuk gergaji yang ada di dalam
air
F. HASIL PENGAMATAN
1. Saat bejana belum dipanaskan, serbuk gergaji sebagian berada
dipermukaan air dan ada pula yang berada didasar bejana.
2. saat bejana mulai memanas hingga air didalamnya mendidih,
serbukserbuk gergaji tersebut bergerak berputar-putar mengitari aliran
air, yang semula berada diatas berputar kebawah, begitupun sebaliknya
secara acak.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Tak lama setelah bejana dipanasi, apa yang terjadi dengan
serbukserbuk tersebut?
Jawab :
Tak lama setelah bejana dipanasi dan air menjadi panas maka serbuk-serbuk
gergaji didalamnya akan bergerak naik turun mengikuti aliran air yaitu
dari bawah ke atas berputar terus.
2. Mengapa serbuk bergerak turun dan sebaliknya?
Jawab :
Serbuk gergaji bergerak karena pengaruh perubahan suhu dan massa jenis. Suhu
air yang semakin naik membuat partikel air bergerak dari situ serbuk gergaji ikut
bergerak bersama bergeraknya partikel air.
H. PEMBAHASAN
Bejana kaca diisi air sampai hampir penuh, kemudian dicampur dengan sedikit
serbuk gergaji, diaduk sampai merata. Bejana dipanaskan dan diamati pergerakan
serbuk gergajinya: saat bejana belum panas, serbuk gergaji berada di permukaan
air dan ada yang berada di dasar bejana. Kemudian, saat bejana mulai memanas
hingga air didalamnya mendidih, serbuk-serbuk gergaji tersebut bergerak
berputar-putar mengitari aliran air, yang semula berada diatas berputar kebawah,
begitupun sebaliknya secara acak.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada air yang mendidih terjadi
peristiwa konveksi yaitu perpindahan panas karena perbedaan massa jenis antara
bagian zat yang panas menuju bagian zat yang dingin. Bagian yang dipanaskan
massa jenisnya menjadi kecil, sehingga serbuk gergaji yang dibawah bergerak
naik, sedangkan serbuk gergaji yang ada di atas/belum panas massa jenisnya
menjadi lebih besar sehingga bergerak turun. Hal ini diperlihatkan oleh serbuk
gergaji bergerak dari bawah keatas begitupun sebaliknya mengikuti aliran air
secara terus menerus (selama masih dipanaskan).
J. FOTO KEGIATAN PRATIKUM

Foto Tahapan Kegiatan dalam Percobaan

Foto serbuk bejana sebelum di panaskan

dipanaskan
Foto serbuk bejana setelah

PRAKTIKUM MODUL 5
KEGIATAN PRATIKUM 2:PERPINDAHAN DAN
PERTUKARAN PANAS PADA SUATU ZAT

PERCOBAAN 3
A. JUDUL PERCOBAAN
Radiasi
B. TUJUAN
Membuktikan bahwa pancaran radiasi terjadi tanpa memerlukan zat perantara
dengan melakukan percobaan termoskop

C. ALAT DAN BAHAN


1. Bolam Hitam 1 Buah
2. Bolam Putih 1 Buah
3. Papan Triplek 1 Buah
4. Skala Penggaris 1 Buah
5. Zat Pewarna Biru 1 Buah
6. Tripot Sebagai Statis 1 Buah
7. Pipa 1 Buah
D. LANDASAN TEORI
Radiasi adalah cara perpindahan panas dengan pancaran yang tidak membutuhkan
zat perantara. Contoh: sinar matahari yang sampai ke bumi dan menghangatkan
udara serta makhluk hidup di bumi.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukkan cairan berwarna biru kedalam pipa plastik
2. Susun pada papan triplek untuk membuat sebuah termoskop
3. Amati pergerakan cairan warna biru dalam pipa plastik ke kanan atau ke
kiri?
F. HASIL PENGAMATAN
Setelah mengamati pergerakan cairan warna biru dalam pipa plastik ke kanan atau
ke kiri, dapat dilihat bahwa setelah dipanaskan beberapa saat di bawah terk
matahari, ternyata cairan dalam pipa bergerak ke arah kiri (ke arah lampu berwarna
putih)
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Kemanakah pergeseran cairan biru saat termoskop berada pada
terik matahari? mengapa demikian? beri penjelasan singkat!
jawab : Pergeseran cairan biru saat termoskop berada pada terik matahari
adalah ke arah lampu putih. Hal ini terjadi karena pada lampu hitam
suhu dan tekanan udaranya lebih tinggi daripada lampu putih.
2. Apa yang anda ketahui tentang bolam hitam dan bolam putih pada
termoskop tersebut?
Jawab : Bola lampu hitam berfungsi sebagai penyerap panas yang lebih baik
dibanding bola lampu putih. Hal ini menyebabkan tekanan udara di bawah bolam
lampu hitam meningkat sehingga menyebabkan cairan terdorong ke arah kiri,
sedangkan bola lampu putih lebih sulit menyerap panas dibanding hitam sehingga
memiliki tekanan udara yang lebih kecil. Hal ini membuktikan bahwa radiasi
menghantarkan panas (kalor).
H. PEMBAHASAN
Dibuat rangkaian seperti pada gambar, kedua lampu berwarna hitam dan putih
dihubungkan dengan pipa yang berisi cairan berwarna biru lalu dilekatkan pada
papan triplek. Setelah itu, rangkaian dipanaskandi bawah terik matahari agar
terkena pancaran/radiasi sinar matahari.
Setelah selang dipanaskan beberapa saat, ternyata cairan dalam pipa bergerak ke
arah kiri (ke arah lampu berwarna putih). Hal ini terjadi karena lampu berwarna
hitam menyerap panas lebih banyak daripada lampu berwarna putih sehingga
tekanan udaranya meningkat dan mendorong cairan dalam selang bergerak ke arah
lampu berwarna putih.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa perpindahan panas dari sinar
matahari bumi dengan melewati ruang hampa, sehingga dapat menghantarkan
panas/kalor (radiasi). Hal ni membuktikan bahwa pancaran radiasi terjadi tanpa
memerlukan zat perantara dengan melakukan percobaan termoskop.

J. FOTO KEGIATAN PRATIKUM

PRAKTIKUM MODUL 5
KEGIATAN PRATIKUM 3:
PERUBAHAN PANAS PADA SUATU ZAT PERCOBAAN 1
A. JUDUL PERCOBAAN
Perubahan panjang (muai panjang)

B. TUJUAN
Menguji pemuaian suatu logam dan perubahan pertambahan panjang
logam karena pengaruh panas.

C. ALAT DAN BAHAN


1. kawat tembaga 50 cm
2. kawat nikelin 50 cm
3. statis 1 buah
4. spiritus secukupnya
5. anak timbangan 50 gram
6. kapas secukupnya
7. penggaris 1 buah
8. korek api

D. LANDASAN TEORI
Kalor atau panas mempengaruhi semua jenis benda (zat). Semua jenis benda yang
terkena panas akan memuai. Bertambahnya ukuran benda yang terjadi karena
adanya kenaikan suhu disebut pemuaian. Pemuaian dibedakan menjadi 3, yaitu
pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas. Sedangkan pemuaian
pada zat padat sendiri dibedakan menjadi 3, yaitu pemuaian panjang, pemuaian
luas dan pemuaian volume. Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran
panjang suatu benda karena menerima kalor, pada pemuaian panjang nilai lebar
dan tebal yang sangat kecil jika dibandingkan dengan muai panjang tersebut,
sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada atau bisa diabaikan. Pemuaian panjang
suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien
muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda
sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Gantungkan kawat tembaga dan kawat nikelin bergantian pada statis.
2. Ikatkan beban 50 gram pada ujung kawat.
3. Diantara panjang kawat ikatkan kapas sebanyak tiga buah.
4. Berikan batasan pada kawat dengan dasar lantai kira-kira 10 cm.
5. Basahi kapas dengan spiritus, lalu bakarlah kapas tersebut.
6. Ukurlah berapa perubahan panjang dari kawat saat kapas
dibakar/dipanaskan?

F. HASIL PENGAMATAN Pengamatan Pertambahan Panjang


No. Jenis Logam Pertambahan Panjang Keterangan

1. Tembaga 1 cm Beban 50 gram

2. Nikel 1,5 cm Beban 50 gram


G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Di antara logam-logam (kawat) tersebut mengalami pertambahan
panjang paling besar adalah … Mengapa demikian?
Jawab : Dari logam-logam tersebut yang mengalami pertambahan panjang paling
besar adalah nikelin, karena nikelin lebih mudah memuai.
2. Mana yang akan mengalami pertambahan paling besar antara
kawat tembaga dengan kawat nikel? Berikanlah penjelasan
secara singkat dan jelas!
Jawab : Kawat logam nikelin mengalami pertambahan panjang lebih besar
dibanding tembaga karena bahan nikelin lebih mudah memuai daripada tembaga.

H. PEMBAHASAN
Pemberian beban pada kawat jangan sampai merubah panjang. artinya beban
hanya berfungsi sebagai pelurus saja. Namun kalau ada karet dapat digunakan
sebagai pengganti beban dengan cara mengikatkan salah satu ujung kawat.
sehingga pada saat kawat dibakar karet akan menarik ke bawah dan pertambahan
panjang dapat diukur dari batas.
Panjang mula-mula kawat sebelum dipanasi diberi lambang/notasi Lo dan
pertambahan panjang saat dibakar/dipanasi adalah ∆L dengan memasukkan suatu
tetapan panjang benda setelah dipanaskan Lt dan panjang benda mula-mula (Lo),
maka hubungan pertambahan panjang ∆L adalah:

∆L = pertambahan panjang
LO = panjang benda mula – mula
Lt= panjang benda setelah memuai

I. KESIMPULAN
Berdasarkan data percobaan, dapat disimpulkan bahwa pemuaian suatu logam itu
tergantung pada jenis logam yang dipanaskan. Dalam hal ini logam nikelin lebih
mudah memuai di bandingkan dengan logam tembaga.
J. FOTO KEGIATAN PRATIKUM
PRAKTIKUM MODUL 5 KEGIATAN
PRATIKUM 3:
PERUBAHAN PANAS PADA SUATU ZAT

PERCOBAAN 2
A. JUDUL PERCOBAAN
Pemuaian zat cair
B. TUJUAN
Menguji bahwa zat cair (air) jika dipanasi akan memuai
C. ALAT DAN BAHAN
1. Botol minuman bekas 1 buah
2. Pewarna secukupnya
3. Sedotan minuman 1 buah
4. Baskom 1 buah
5. Plastisin secukupnya
6. Thermometer 1 buah
7. Stopwatch
D. LANDASAN TEORI
Pemuaian zat cair adalah proses memuainya zat cair akibat keadaan suhu dari
lingkungan, makin tinggi suhu maka makin besar volume zat cair. Zat cair dapat
memuai bila dipanaskan. Pemuaian zat cair ini sering juga disebut pemuaian
volume. Dalam zat cair ini tidak melibatkan suatu muai panjang maupun muai
luas, namun hanya dikenal sebagai muai ruang atau muai volume. Apabila
Semakin tinggi suhu yang diberikan pada suatu zat cair, maka semakin besar muai
volumenya. Pemuaian zat cair pada masing-masing suatu jenis zat cair berbeda-
beda. Akibatnya walaupun pada awalnya volume zat cair tersebut sama, namun
setelah dipanaskan volumenya akan menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat
cair tersebut terkait dengan pemuaian tekanan yang disebabkan karena adanya
peningkatan suhu.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Campurkan pewarna (bebas) dengan air secukupnya
2. Masukan cairan berwarna tersebut ke dalam botol bekas (usahakan botol
berwarna putih bening) sampai penuh
3. Tutuplah botol tersebut dengan plastisin (pastikan rapat tidak ada lubang
udara)
4. Jangan lupa pada waktu menutup botol dengan platisin sertakan sedotan
minuman (usahakan sedotan berwarna putih bening)
5. Selanjutnya masukkan botol tersebut ke dalam baskom yang telah diisi
dengan air panas.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Suhu larutan merah sebelum di masukkan kedalam air panas adalah 27 ºc
2. Suhu air panas adalah 87 ºc
3. Ketinggian air yang merambat pada sedotan adalah
- 1 menit pertama 2 cm
- 1 menit ke dua 4 cm
- 1 menit ketiga 3,2 cm
4. Ketinggian air maksimum yang merambat pada sedotan adalah 4 cm,
setelah mencapai waktu menit ke dua.
5. Suhu akhir setelah mencapai ketinggian akhir adalah 48 ºc
6. Suhu akhir air dalam baskom saat larutan pada sedotan mencapai tinggi
maksimu adalah 61ºc

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada proses yang dilakukan ada berapa proses perpindahan kalor atau
panas? Jawab : ada 4, yaitu dari air di baskom ke air warna dalam botol,
dari air warna di botol ke sedotan air minum, dari air di baskom ke udara
luar, dari air di baskom ke baskom tersebut.
2. Apa yang terjadi pada larutan dalam sedotan jika air dalam baskom
didinginkan?
Jawab :
Jika air di baskom didinginkan maka air/larutan dalam sedotan akan turun,
karena suhu air di botol ikut berkurang maka pemuaiannya juga berkurang dan
akhirnya sampai tidak terjadi pemuaian bila suhu air di baskom dan di botol sudah
sama (seimbang).
H. PEMBAHASAN
Botol yang dimasukan ke dalam baskom yang berisi air panas ( 870 C ) ini
ibaratnya seperti air di botol yang dipanaskan, kalor berpindah dari air di baskom
ke air di botol, akibatnya terlihat air di botol naik ke sedotan. Hal ini membuktikan
bahwa air di botol memuai / volumenya bertambah. Bila pada saat pengamatan
selanjutnya tadi kita lihat air di sedotan setelah menit ke 3 turun dikarenakan suhu
air di baskom menurun menjadi 610 C sehingga air yang di botol pun suhunya
menjadi turun/pemuaian air nya berkurang.

I. KESIMPULAN
Terbukti dari percobaan yang kita lakukan ini bahwa zat cair (air) bila dipanaskan
akan memuai. Hal ini sudah ditunjukkan dengan naiknya air di botol ke sedotan.
Pada percobaan ini dapat juga kita melihat adanya perpindahan kalor yaitu :
1. dari air di baskom ke air warna dalam botol.
2. dari air warna di botol ke sedotan air minum .
3. dari air di baskom ke udara luar.
4. dari air di baskom ke baskom tersebut.
J. FOTO KEGIATAN PRATIKUM
PRAKTIKUM MODUL 5
KEGIATAN PRATIKUM 3: PERUBAHAN PANAS PADA SUATU
ZAT

PERCOBAAN 3
A. JUDUL PERCOBAAN
Pemuaian benda gas
B. TUJUAN
Menguji pemuaian benda gas
C. ALAT DAN BAHAN
1. Balon 1 buah
2. Plastisin secukupnya
3. Botol kosong 1 buah
4. Baskom 1 buah
5. Air panas secukupnya
6. Karet

D. LANDASAN TEORI
Pemuaian Gas yaitu bertambahnya volume gas karena mendapatkan suatu kalor
atau dapat dikatakan bahwa gas apabila dipanaskan akan memuai. Pemuaian Gas
pada Tekanan tetap/konstan berlaku Hukum Gay Lussac yaitu gas didalam ruang
tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu
mutlak gas.
Pemuaian Gas pada Volume tetap/konstan berlaku Hukum Boyle yaitu gas
didalam ruangan tertutup mengalami perubahan tekanan (selama proses suhunya
tetap) volumenya berbanding terbalik dengan tekanan atau hasil.
Gas akan mengalami pemuaian ketika suhunya bertambah dan mengalami
penyusutan jika suhunya turun. Contoh nya sebuah mobil atau motor yang
sedang melaju kencang di jalan raya tiba – tiba bannya bisa meletus begitu saja.

E. PROSEDUR KEGIATAN
1. Ikatkan balon ke dalam mulut botol, tempelkan plastisin ke dalam
pinggiran balon agar tidak ada udara masuk (pastikan rapat) bisa
dikencangkan dengan karet.
2. Masukkan air panas ke dalam baskom.
3. Masukkan botol yang sudah di beri balon ke dalam baskom.
F. HASIL PENGAMATAN :
NO. Cara Pertama Keterangan
1. Sebelum botol dimasukkan ke dalam air Balon kempes

panas keadaan balon


2. Setelah botol dimasukkan ke dalam air panas Balon tegak dan terisi udara
posisi balon
(bergerak agak mengembang)

3. Suhu maksimum air saat botol dimasukkan 900 C


dalam ember

G. HASIL PENGAMATAN
1. Sebelum botol dimasukkan ke dalam air panas keadaan balon kempes
2. Setelah botol dimasukkan ke dalam air panas posisi balon bergerak agak
mengembang
3. Lama pemuaian gas dalam botol di perkirakan sekitar 2 menit
4. Suhu maksimal air saat botol dimasukkan dalam baskom 90 ºC

H. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Coba jelaskan proses terjadinya ledakan balon dan ban kendaraan lengkap
dengan keterkaitannya antara volume suhu dan tekanan!
Jawab :
Pada saat balon atau ban kendaraan terkena panas maka Volume udara dalam
balon dan ban kendaraan akan mengalami pemuaian. Bila pemanasan ini terjadi
terus menerus maka volume udara di dalam balon atau ban semakin bertambah,
sehingga tekanan yang diberikan udara ke balon atau ban akan menjadi besar. Hal
ini juga menyebabkan balon dan ban nya ikut memuai terus menerus sampai balon
atau ban sudah tidak mampu lagi untuk menahan besarnya tekanan udara
didalamnya, sehingga terjadilah ledakan. Dapat kita simpulkan bahwa ledakan
terjadi karena adanya pemuaian udara /gas dan pemuaian zat padat / balon dan
ban.

I. PEMBAHASAN
Dari percobaan pertama kita dapat buktikan bahwa pemuaian benda gas terlihat
pada gelembung-gelembung air dalam baskom dan pada percobaan kedua terbukti
dengan adanya balon yang semula kempes karena adanya pemuaian benda gas
balon menjadi mengembang. Hal ini menunjukkan bahwa gas di dalam balon
memuai bila dipanaskan.

J. KESIMPULAN
Benda gas akan memuai jika dipanaskan/di beri kalor.

K. FOTO KEGIATAN PRATIKUM

VIDEO LINK YOUTUBE


https://youtu.be/FfF_hhbQpI4
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 6 MODUL 7

Disusun oleh:

DWI PUTRI WIJAYANTI (857941654)

UPBJJ UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : DWI PUTRI WIJAYANTI


NIM/ID Lainnya : 857941654
Program Studi : S1 PGSD
Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1 NGAGLIK

DATA TUTOR (PGSD)/ INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Sri Widada, M.Eng.


NIP/ID Lainnya : 45000953
Instansi Asal : UNY
Nomor Hp : 081392022079
Alamat Email : widadasri21@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : DWI PUTRI WIJAYANTI


NIM : 857941654
Program Studi : PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas
pernyataan ini saya siap menerima tindakan/ sanksi yang diberikan kepada saya
apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau
ada klaim atas karya saya ini.

Yogyakarta, 26 Oktober 2020


Yang membuat pernyataan,

Dwi Putri Wijayanti

PRAKTIKUM MODUL 6
KEGIATAN KE-1

A. JUDUL PERCOBAAN
PERCOBAAN SIFAT PEMANTULAN GELOMBANG
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati sifat pemantulan gelombang

C. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Benang kasur
3. Kerikil

D. LANDASAN TEORI
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat, maka
gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan
mengalami perubahan bentuk/fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung
bebas tidak mengubah bentuk/fase.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lakukan percobaan tersebut di kolam, di bak air atau di bejana yang berisi
air, jatuhkan kerikil ke atas permukaan air. Kemudian amati gelombang
yang terjadi di permukaan air.
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5 m. Ikatkan salah satu ujungnya pada tiang yang
kokoh atau dipegang teman Anda, ujung yang satu ini harus tetap pada
tempat yang tidak bergeser (disebut ujung terikat).
3. Ujung slinki lainnya Anda pegang, getarkan satu kali sehingga membentuk
setengah panjang gelombang. Amati perambatan setengah gelombang
(denyut) sampai gelombang tersebut hilang. Jika pola perambatan
gelombang tersebut belum teramati dengan jelas, getarkan lagi ujung slinki
tersebut.
4. Ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh tema Anda sekarang ikat
dengan benang yang panjangnya ± 1,5 m. Ikatkan ujung benang yang
jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang yang kokoh atauu dipegang saja
oleh teman Anda. Ujung slinki tersebut sekarang dapat bergerak bebas oleh
karena itu kita sebut slinki ujung bebas.
5. Getarkan ujung slinki yang Anda peang satu kali sehingga membentk
setengah panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati
perambatan setengah panjang gelombang ini.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas permukaan air yang berada dalam bak,
gelombang yang dihasilkan adalah gelombang transversal dan terlihat
gelombang yang mengenai sisi bak dipantulkan kembali.
2. Pada saat slinki yang salah satu ujungnya dipegang teman (ujung terikat)
dan ujung lainnya digetarkan membentuk setengah panjang gelombang,
gelombang dapat dipantulkan kembali dengan fase gelombang berlawanan
arah dengan gelombang asalnya.
3. Pada saat slinki yang salah satu ujungnya diikat dengan benang kasur yang
panjangnya ± 1,5 m (ujung bebas) dan ujung lainnya digetarkan membentuk
setengah panjang gelombang, slinki bergerak bebas, gelombang dipantulkan
dengan fase gelombang pantul dan gelombang asalnya sama.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas permukaan air dalam bak, bagaimanakah
bentuk gelombangnya? Perhatikan sisi-sisi bak yang dikenai gelombang.
Adakah gelombang yang dipantulkan?
2. Pada saat slinki ujung terikat, dapatkah gelombang dipantulkan?
Bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase gelombang
asalnya?
3. Pada saat slinki ujung bebas, bagaimanakah fase gelombang pantul
dibandingkan dengan gelombang asalnya?

H. PEMBAHASAN
1. Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas permukaan air dalam bak, bagaimanakah
bentuk gelombangnya? Perhatikan sisi-sisi bak yang dikenai gelombang.
Adakah gelombang yang dipantulkan?
Jawab:
Gelombang yang terbentuk yaitu arah getarannya tegak lurus dengan arah rambatnya
(gelombang transversal). Di bagian pinggir/sisi-sisi bak yang dikenai gelombang,
gelombang dipantulkan.
2. Pada saat slinki ujung terikat, dapatkah gelombang dipantulkan?
Bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase gelombang
asalnya?
Jawab:
Pada slinki ujung terikat, gelombang dapat dipantulkan kembali. Fase gelombang
pantul berlawanan dengan fase gelombang asalnya.
3. Pada saat slinki ujung bebas, bagaimanakah fase gelombang pantul
dibandingkan dengan gelombang asalnya?
Jawab:
Fase gelombang pantul sama dengan fase gelombang asalnya.

I. KESIMPULAN
1. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali.
2. Pada ujung slinki yang terikat kuat (slinki ujung terikat), fase gelombang
datangnya berlawanan dengan fase gelombang pantulnya.
3. Pada ujung slinki yang terikat bebas (slinki ujung bebas), fase gelombang
datangnya sama dengan fase gelombang pantulnya
J. DAFTAR PUSTAKA
1. Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga
2. Mikarajuddin.2008. Fisika Mekanika Klasik. Jakarta : Esis
3. Tipler, Paul A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang dialami:
1. Langkah kerja yang kurang detail
2. Peralatan praktikum yang kurang lengkap sehingga tidak semua
percobaan dapat dilakukan
Saran:
1. Menanyakan kepada dosen langkah kerja secara detail
2. Mengupayakan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum dengan
baik.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=ANTf_aRh7Fk&t=26s

Foto-foto praktikum:
Alat dan bahan

Percobaan kerikil
dijatuhkan ke atas
permukaan air di
bak
Percobaan ujung
slinki terikat

Percobaan slinki
ujung bebas

PRAKTIKUM MODUL 6 KEGIATAN KE-2

A. JUDUL PERCOBAAN
GETARAN BENDA OLEH PEGAS

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengukur periode dan frekuensi getaran
2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuensi

C. ALAT DAN BAHAN


1. Pegas
2. Benda 3 buah (+ 100 gram, 200 gram, 300 gram)
3. Statis
4. Klem penjepit
5. Stopwatch

D. LANDASAN TEORI
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu pegas
diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan setimbangnya mula-
mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya pemulih pada pegas
banyak dimanfaatkan dalam bidang Teknik dan kehidupan sehari-hari. Misalnya di
dalam shock breaker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi meredam getaran saat
roda kendaraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas-pegas tersusun di dalam
springbed akan memberikan kenyamanan pada saat orang tidur (Mikarajudin, 2008).

Pertambahan Panjang (L) suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang di
berikan (F), materi penyusun, dan dimensi benda dinyatakan dalam konstanta (K).
Benda yang di bentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan Panjang
yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan
besi(Giancoli, 2001).
Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak benda yang cukup banyak
dijumpai gejalanya. Dalam getaran sebuah benda melakukan gerak bolak-balik
menurut lintasan tertentu melalui setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu getaran bolak-balik dinamakan periode(dilambangkan T, satuannya
sekon(s)). Simpangan maksimum getaran dinamakan amplitude(Tipler, 1998)

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengukur getaran benda oleh pegas.
a. Gantungkan pegas pada statis. Gantungkan benda 100 gram di ujung
bawah pegas tersebut.

b. Tarik benda ke bawah sejauh 5 cm, lalu lepaskan. Ukur waktu pegas
tersebut bergetar selama 20 getaran dengan menggunakan stopwatch.
Catat hasil pengukuran di lembar kerja. Ulangi pengukuran sampai 5 kali.
Carilah nilai rata-rata untuk periode dan frekuensi.

2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuensi


a. Lakukun percobaan seperti nomor 1, dengan benda 150 gram. Lakukun
sebanyak 5 kali, catat hasilnya pada lembar kerja. Ulangi percobaan
dengan benda 200 gram, 250 gram, 300 gram.

b. Bandingkan nilai dari percobaan dengan massa 100 gram sampai dengan
300 gram. Berpengaruhkah massa terhadap frekuensi. Jelaskan!
Bergantung apa sajakah frekuensi tersebut?

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan mengukur getaran benda pegas.
Massa benda: 100 gram
Percobaan ke Waktu 20 Periode (sekon) Frekuensi (hertz)
getaran (sekon)

1 11,55 0,5 1,74


2 10,54 0,5 1,89
3 10,37 0,5 1,93
4 10,76 0,5 1,86
5 10,55 0,5 1,89

Hasil pengaruh masa terhadap frekuensi


Masa Benda Percobaan ke Waktu 20 Periode Frekuensi
(gram) getaran (sekon) (hertz)
(sekon)
150 1 13,11 0,65 1,53
2 12,32 0,62 1,62
3 12,42 0,62 1,61
4 11,75 0,58 1,71
5 12,08 0,61 1,65
200 1 14,06 0,70 1,42
2 14,57 0,73 1,37
3 14,52 0,73 1,37
4 14,71 0,74 1,36
5 14,90 0,75 1,34
250 1 16,46 0,82 1,22
2 16,82 0,84 1,19
3 15,94 0,8 1,25
4 16,02 0,8 1,25
5 16,08 0,81 1,24
300 1 17,27 0,86 1,16
2 17,66 0,88 1,13
3 17,47 0,87 1,14
4 17,27 0,86 1,16
5 17,37 0,87 1,15

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Carilah nilai rata-rata untuk periode dan frekuensi?
Jawab:
a. Periode (T)= 0,5
b. Frekuensi (Hz)= 1,86
2. Bandingkan nilai dari percobaan dengan massa 100 gram sampai dengan
300 gram. Berpengaruhkah massa terhadap frekuensi. Jelaskan! Bergantung
apa sajakah frekuensi tersebut?
Jawab:
Masa beban berpengaruh terhadap frekuensi. Semakin besar masa beban yang di
berikan pada pegas, maka semakin besar waktu yang dibutuhkan pegas untuk
melakukan 20 getaran, sehingga frekuensi yang dihasilkan semakin besar. Frekuensi
merupakan hasil bagi antara banyak gelombang (n) dengan waktu (t). Apabila beban
yang diberikan ringan, maka akan semakin cepat pegas untuk bergetar dan
frekuensinya akan cepat untuk satu kali getaran.

H. PEMBAHASAN rumus Mencari periode


Periode (T) = 1
frekuensi
Mencari frekuensi
Frekuensi (f)= banyak gelombang (n)
waktu (t)
Diketahui n= 20
Ditanyakan

T= ? f= ?

Mencari Frekuensi, Mencari Periode, Nilai rata-rata periode


dan frekuensi:

percobaan ke 1

Frekuensi = 1,74 Peiode = 0,5


percobaan ke 2

Frekuensi = 1,89 Peiode = 0,5


percobaan ke 3

Frekuensi = 1,93 Peiode = 0,5


percobaan ke 4

Frekuensi = 1,86 Peiode = 0,5


percobaan ke 5

Frekuensi = 1,89 Peiode = 0,5

Nilai rata-rata Periode


T= = 0,5 sekon

Nilai rata-rata Frekuensi f =


= 1,86 𝐻𝑧
1. Getaran benda pada pegas dengan massa benda yang sama, dan waktu
getaran yang sama yaitu 20 kali, serta periodenya juga sama meskipun
terdapat selisih waktu yang sangat kecil namun hasilnya akan sama.
2. Getaran benda pada pegas pada massa benda yang berbeda, maka akan
menghasilkan waktu dan frekuensi yang berbeda pula.

I. KESIMPULAN
Getaran benda pada pegas dengan massa benda yang sama, dan waktu getaran yang
sama pula yaitu 20 kali serta periodenya juga sama meskipun terdapat selisih waktu
yang sangat kecil namun dianggap sama. Sedangkan getaran benda pada pegas pada
massa benda yang berbeda, maka akan menghasilkan waktu dan frekuensi yang
berbeda pula.

J. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga
Mikarajuddin.2008. Fisika Mekanika Klasik. Jakarta : Esis
Tipler, Paul A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang dialami:
1. langkah kerja yang kurang detail
2. peralatan praktikum yang kurang lengkap sehingga tidak semua percobaan
dapat dilakukan

Saran:
1. Menanyakan kepada dosen langkah kerja secara detail
2. Mengupayakan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum dengan
baik.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
1. Getaran Benda Oleh Pegas:
https://www.youtube.com/watch?v=is_vrKGCh2w&feature=youtu.be
Tahap Awal /
Pembukaan

Alat dan Bahan


Proses Kegiatan

Merentangkan pegas sepanjang 5 cm dengan beban 100 gram

Tahap Akhir

Mencatat Waktu
Memasukan data ke dalam Lembar Kerja
PRAKTIKUM MODUL 6 KEGIATAN KE- 3

A. JUDUL PERCOBAAN
KEGIATAN PRATIKUM KEPEKAAN INDERA PENDENGAR MANUSIA

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk Mengetahui kepekaan indera pendengar manusia

C. ALAT DAN BAHAN


a. Dua sendok makan
b. Dua mangkok
c. Sapu tangan
d. Kapas

D. LANDASAN TEORI
Telinga merupakan indera pendengar. Bunyi bergetar dan bergerak diudara dalam
bentuk gelombang. Telinga kita begitu peka sehingga dapat menginterpretasikan
getaran menjadi berbagai bunyi. Manusia memiliki sepasang telinga, masing-masing
terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Tutuplah matamu dengan sapu tangan
b. Kedua teman yang lain masing-masing memegang sendok dan mangkok.
Tentukan jarak antara temanmu yang ditutup matanya dengan Anda yang
memegang sendok dan mangkok, misalnya pertama 1 M, kemudian 2 M, begitu
seterusnya.
c. Setelah siap, Anda yang ditutup matanya memberi aba-aba agar teman yang
memegang sendok mengetukkan sendok pada mangkok pada mangkok secara
bergantian. Dapatkah anda mendengar bunyi yang dihasilkan ? Dapatkah Anda
memperkirakan posisi teman anda berdiri ?
d. Kemudian, sumbatlah telinga kanan dan kiri secara bergantian dengan kapas.
Dapat kah anda mendengar dengan jelas ? telinga mana yang dapat mendengar
dengan lebih baik?
e. Hasil observasi anda kemudian masukkan ke dalam table 6.1 berikut

F. HASIL PENGAMATAN

LAPORAN PRATIKUM IPA


TABEL 6.1 KEPEKAAN TERHADAP INDERA PENDENGARAN
Hasil Pengamatan :
NO TELINGA TELINGA SETELAH KET
JARAK SEBELUM DITUTUP
(METER) DITUTUP TELINGA TELINGA
KIRI KANAN
1 Terdengar keras Terdengar Terdengar
sekali jelas jelas
1m
2 Terdengar keras Terdengar Terdengar
jelas jelas
3m
3 Terdengar Terdengar Terdengar
kurang keras agak jelas jelas
6m
4 Terdengar agak Terdengar Terdengar
lirih agak jelas agak jelas
9m
5 Terdengar lilih Terdengar Terdengar
kurang jelas agak jelas
12 m

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
a. Setelah siap, Anda yang ditutup matanya memberi aba-aba agar teman yang
memegang sendok mengetukkan sendok pada mangkok pada mangkok
secara bergantian. Dapatkah anda mendengar bunyi yang dihasilkan ?

Dapatkah Anda memperkirakan posisi teman anda berdiri ?


Jawab :
bunyi yang dihasilkan dapat di dengar dan posisi teman dapat diperkirakan. Tetapi
jika jarak semakin jauh sulit untuk diprediksi dan didengar.
b. Kemudian, sumbatlah telinga kanan dan kiri secara bergantian dengan
kapas. Dapat kah anda mendengar dengan jelas ? telinga mana yang dapat
mendengar dengan lebih baik?
Jawab :
Ketika telinga ditutup, bunyi yang didengar pada jarak dekat masih terdengar tetapi
kepekaan telinga dalam mendengar bunyi sedikit berbeda antara telinga kiri dan
kanan. Telinga kanan lebih peka terhadap bunyi daripada telinga kiri.

H. PEMBAHASAN
Dari percobaan di atas menunjukkan bahwa kemampuan untuk mendengar antara
telinga kanan dengan telinga kiri terdapat perbedaan atau ketidaksamaan. Dengan
mata tertutup, pada jarak 1 Meter antara telinga kanan dengan telinga kiri masih
terdapat kesamaan dapat mendengar jelas. Akan tetapi pada jarak 3 Meter sampai
dengan 12 Meter, terdapat perbedaan yang mana telinga kanan masih mampu
mendengar suara/bunyi dengan jelas.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kita masih dapat mendengar
bunyi pada jarak 1 meter, 3 Meter, bahkan sampai 12 meter karena bunyi merambat
melalui udara.Kemampuan mendengar pada setiap orang tidak sama/berbeda. Begitu
juga, kepekaan antara telinga kanan dengan telinga kiri terhadap rangsang berupa
bunyi/suara terdapat perbedaan atau ketidaksamaan.

J. DAFTAR PUSTAKA
Parker , Steve. (2002). Indera. PT Mandira Jaya Abadi, Semarang
K. KESULITAN YANG DIALAMI:
Kesulitan : Langkah kerja yang kurang detail
Masukan : Peralatan praktikum yang kurang lengkap sehingga tidak semua
percobaan dapat dilakukan

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=ANTf_aRh7Fk&t=26s

FOTO-FOTO PRATIKUM
Alat Dan Bahan

Proses Kegiatan
Telinga tidak
tertutup

Proses Kegiatan
Telinga ttertutup
PRAKTIKUM MODUL 7
KEGIATAN KE 1
SIFAT CAHAYA
PRAKTIKUM 1

M. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Pemantulan Cahaya

N. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan Percobaan Pemantulan Cahaya a.
Menjelaskan sifat-sifat cahaya
b. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
c. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
d. Menentukan fokus cermin cekung
e. Menentukan fokus cermin cembung

O. ALAT DAN BAHAN


Alat dan Bahan Percobaan Pemantulan Cahaya a.
Cermin datar
b. Cermin cembung
c. Cermin cekung
d. Lampu senter
e. Busur derajat
f. Kertas putih
g. Lilin
h. Layar
i. Celah cahaya
P. LANDASAN TEORI
Pemantulan cahaya pada dasarnya adalah proses terpancarnya kembali
cahaya apabila mengenai permukaan benda yang terkena cahaya tersebut.
Proses pemantulan cahaya tersebut terjadi sangatlah unik, dimana sudut pantul
cahaya akan sama dengan sudut datangnya yang diukur dari garis B normal.

Macam – Macam Pemantulan Cahaya


Pemantulan cahaya ini terbagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut ini:
1. Pemantulan Teratur
Pemantulan teratur merupakan pemantulan yang terjadi pada permukaan pantul yang
mendatar atau rata.Saat seberkas cahaya mengenai permukaan pantul yang rata,
seluruh cahaya yang datang akan dipantulkan dengan arah yang teratur.Apabila
seberkas cahaya sejajar mengenai permukaan bidang datar yang rata, maka berkas
cahaya yang jatuh pada berbagai titik sudut punya sudut datang yang sama (karena
arah garis normal semuanya sama) dan semua berkas cahaya tersebut dipantulkan
dengan sudut yang sama pula.Akibatnya, cahaya yang dipantulkan berupa berkas
sinar sejajar dengan jumlah berkas sinar pantul hampir sama dengan berkas sinar
datang.Sehingga, permukaan pada benda yang mengalami pemantulan teratur akan
tampak mengkilap. Pemantulan teratur bisa terjadi pada bidang pantul yang datar
seperti pada cermin.
2. Pemantulan Baur

Pemantulan baur merupakan pemantulan dimana suatu berkas cahaya mengenai


bidang pantul yang tidak datar. Hasil dari pantulan tersebut merupakan berkas
cahaya yang akan memantul tidak terarah. Pemantulan baur ini terjadi karena
bidangnya tidak beraturan, akan tetapi konsep pemantulannya tetaplah sama.Contoh
pemantulan baur pada cermin yang kotor atau cermin yang retak.

Pemantulan pada Cermin Datar


Cermin datar merupakan salah satu cermin mempunyai permukaan yang rata, datar,
dan juga tidak melengkung pada bidang pantulnya.
• Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul ada pada satu bidang datar.
• Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Sifat bayangan dari cermin datar :

1. besar bayangan sama dengan besar benda

2. jarak bayangan sama dengan jarak benda

3. benda dan bayangan simetrik terhadap bidang cermin

4. semu atau maya karena tidak dapat ditangkap dengan layar.

5. Bayangan cermin tertukar sisinya, artinya bagian kanan benda menjadi


bagian kirinya.

Pemantulan pada Cermin Cekung dan Cermin Cembung


1. Pemantulan pada Cermin Cembung
Cermin cembung merupakan sakah satu cermin memiliki permukaan bidang pantul
melengkung ke arah luar. Cermin cembung pada umumnya digunakan untuk spion
kendaraan bermotor supaya didapatkan bayangan yang lebih lebar sudut
pandangnya. Untuk cermin cembung memiliki sifat bayangan yang dihasilkan
sebagai berikut:
• Bayangan yang dihasilkan cermin cembung bersifat maya dan tegak.
• Ukuran bayangan yang dihasilkan lebih kecil dari ukuran benda
sesungguhnya atau memiliki sifat diperkecil, sehingga memungkinkan
sudut pandang yang dihasilkan pada cermin cembung bisa lebih lebar.

Sifat Sinar yang dipantulkan cermin cembung


1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari
fokus

2. Sinar datang yang menuju R akan dipantulkan kembali dari R

3. Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan
sumbu utama

Rumus Cermin Cembung

2. Pemantulan pada Cermin Cekung


Cermin cekung merupakan salah satu cermin yang memiliki permukaan bidang
pantul melengkung ke dalam. Cermin cekung pada umumnya digunakan untuk
reflektor pada lampu utama kendaraan bermotor dan lampu senter. Untuk cermin
cekung memiliki sifat bayangan yang bergantung pada letak dan posisi benda
terhadap cermin.
Sifat bayangan pada cermin cekung
• Benda di ruang I : maya, tegak, diperbesar.
• Benda di ruang II : nyata, terbalik, diperbesar.
• Benda di ruang III : nyata, terbalik, diperkecil.
• Benda tepat di pusat kelengkungan : nyata, terbalik, sama besar.

Sifat Cahaya (sinar) yg dipantulkan Cermin Cekung


1. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui
foku s

2. Sinar datang yang melewati fokus akan dipantulkann sejajar dengan


su mbu utama.

3. Sinar datang yang melalui titik lengkung (R) akan dipantulkan kembali ke
arah yang sama.

Ru mus Cermin Cekun g

f = fokus cermin s = jarak benda


dari cermin s’ = jarak bayangan

sedangkan perbesaran bayangannya menggunakan rumus

s = jarak benda dari cermin s’ = jarak


bayangan
h’ = tinggi bayangan h =
tinggi benda

Manfaat Cermin Cekung di Kehidupan Sehari-hari


• Digunakan sebagai pemantul pada lampu mobil atau berbagai lampu sorot
yang lain
• pemantul pada lampu senter
• Sebagai antena parabola penerima sinyal radio
• Sebagai pengumpul sinar matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Q. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur Percobaan Pemantulan Cahaya
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
a. Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar seberti

b. Nyalakan lampu senter


dan amati dengan baik
jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah
mengenai cermin datar.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah nomor 2, sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya.
d. Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (r).
e. Letakkan lilin di depan cermin datar dan amati bayangannya selama lilin
di geser-geserkan di depan cermin datar.
f. Catatlah sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.

2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung


a. Susunlah alat seperti gambar
b. Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah nomor 2, sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
d. Catatlah sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.

3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


a. Susunlah alat seperti gambar

b. Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah nomor 2, sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
d. Catatlah sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut.
e. Atur jarak benda atau letak layar agar pada layat terbentuk bayangan yang
jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
f. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka
pada jarak tertentu bayangan benda akan menghilang. Ukur jarak benda
dari cermin cekung pada keadaan tersebut.
R. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan Percobaan Pemantulan Cahaya 1. Data
Percobaan pada Cermin Datar
Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

Besar sudut datang dan sudut pantul


NO SUDUT DATANG (i) SUDUT PANTUL (r)
1 200 200
2 400 400
3 600 600
4 700 700

Sifat bayanganpada cermin datar berdasar pengamatan : a. Tinggi


benda sama dengan tinggi bayangan
b. Besar benda sama dengan besar bayangan
c. Jarak benda kecermin sama dengan jarak bayangan ke cermin

2. Data Percobaan pada Cermin Cembung


NO JARAK BENDA (cm) JARAK BAYANGAN (cm)

1 5 25

2 10 23

3 15 28

4 21 31

Gambar jalannya berkas sinar


Sifat bayangan pada cermin cembung adalah bayangan yang terlihat lebih kecil dari
bendanya dan bayangannya tegak.

3. Data Percobaan pada Cermin Cekung


NO JARAK BENDA JARAK BAYANGAN
(cm) (cm)

1 4 12

2 5 15

3 12 22

4 24 39

Gambar jalannya berkas sinar

S. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Berikut adalah pertanyaan dalam modul beserta jawabannya
1. Pada saat bayangan benda menghilang dalam cermin cekung, berarti
bayangan yang dibentuk cermin cekung ada di jauh tak terhingga. Dengan
menggunakan persamaan 7.5 pada landasan teori tentukan jarak focus
cermin cekung tersebut!
Jawaban :
Jarak fokus = jarak benda dari cermin cekung tersebut
𝑠=𝑓
sehingga 1/s' = 0, dan s'= ∞
1
1= 0
𝑠
𝑠1 = ~

2. Agar cermin cekung yang memiliki jarak focus 10 cm dapat membentuk


bayangan pada jarak dua kali jarak bendanya, dimanakah benda harus
diletakkan dari cermin cekung tersebut?

1 1 1
= + ′

𝑓 𝑠 𝑠

1 1 1
= +
10 𝑠 2𝑠

1 2 1
= +
10 2𝑠 2𝑠

1 3
=
10 2𝑠
2𝑠 = 30

𝑠 = 15

Jadi benda harus diletakkan pada jarak 15 cm dari cermin cekung.

T. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Percobaan Pemantulan pada Cermin Datar Dari data
percobaan dapat dilihat bahwa sudut datang dan sudut pantul mempunyai
besar sudut yang sama. Hal ini membuktikan hukum pemantulan cahaya
menurut snellius.
Pembentukan bayangan oleh cermin datar dibentuk oleh perpotongan perpanjangan
dari sinar-sinar pantulnya.
Berikut ini adalah gambar proses pembentukan bayangan pada cermin datar.

Proses pembentukan bayangan dari cermin datar adalah a. Benda


di depan cermin datar
b. Berlaku hukum pemantulan
c. Sinar datang pertama (biru muda) melalui ujung benda dan mengenai
cermin, akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang
putusputus (biru muda).
d. Sinar datang kedua (merah) melalui ujung benda dan mengenai cermin,
akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus
(merah).
e. Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan kedua (biru muda
dan merah putus-putus) berpotongan, dan itu merupakan bayangan ujung
benda.
f. Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus
(kuning), merupakan bayangan pangkal benda.
g. Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.

Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah a. Jarak


bayangan ke cermin (s’) = jarak benda ke cermin (s)
b. Tinggi bayangan (h’) = tinggi benda (h)
c. Sama besar dan berlawanan arah (perbesarannya = 1 kali)
d. Bayangan bersifat maya (di belakang cermin)
Untuk mendapatkan seluruh bayangan benda pada cermin datar, kita harus
menggunakan cerminyang panjangnya minimal ½ dari tinggi bendanya.

2. Pembahasan Percobaan Pemantulan pada Cermin Cembung Proses


pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung adalah a.


Bayangan bersifat tegak.
b. Bayangan bersifat maya (di belakang cermin)
c. Ukuran bayangan yang dihasilkan lebih kecil dari ukuran benda
sesungguhnya.

Dalam cermin cembung berlaku rumus


Dari data percobaan kita sudah mengetahui jarak benda (s) dan jarak bayanga (s’)
maka dengan rumus tersebut kita bisa menentukan jarak fokusnya. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada table berikut.
NO Jarak Benda Jarak Jarak fokus (f) Rata-rata f
(s) Bayangan (s’)

1 5 25 4,16 6,68

2 10 23 6,97

3 15 28 9,77

4 21 31 12,5

Pada percobaan yang kami lakukan kami menggunakan cermin cembung dengan
fokus -100. Dengan demikian jarak fokus cermin cembungnya adalah 10 cm.
sedangkan dalam percobaan kami rata-rata jarak fokus yang kami peroleh adalah
6,68. Hasilnya hanya mendekati dikarenakan keterbatasan kami dalam melakukan
pengamatan, sehingga data yang diperoleh kurang valid.

3. Pembahasan Percobaan Pemantulan pada Cermin Cekung Proses


pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Keterangan :
Jari-jari kelengkungan (R) dan titik api/jarak fokus (f) yang bernilai positif, karena
letak R dan f terletak di depan cermin. a. Bila benda berjarak lebih besar dari R

Bayangan benda (Object) akan berada diantara C dan F, Nyata,terbalik dan lebih
kecil.

b. Bila benda diletakkan di antara C dan F


Bayangan benda (Object) akan lebih besar dan terbalik.

c. Bila benda diletakkan di antara titik F dan cermin

Bayangan benda (Object) terletak dibelakang cermin cekung (maya), lebih besar
dan tidak terbalik (tegak)

d. Bila benda tepat pada titik C (pusat kelengkungan)


Bayangan benda (object) sama besar dengan bendanya, tetapi terbalik.
Pembentukan bayangan dengan keadaan seperti ini dapat dipergunakan sebagai alat
untuk membalikkan bayangan suatu obyek pada alat optik. Bayangan suatu lensa
obyektif diatur sedemikian rupa agar tepat pada titik C, sehingga bayangan lensa
tersebut sama besar dan terbalik.

Pembagian ruang pada cermin cekung adalah sebagai berikut a.


Ruang I : ruang antara cermin dengan F
b. Ruang II : ruang antara F dengan R
c. Ruang III : ruang diluar titik C
Dalam cermin cembung berlaku rumus

Dari data percobaan kita sudah mengetahui jarak benda (s) dan jarak bayanga (s’)
maka dengan rumus tersebut kita bisa menentukan jarak fokusnya. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada table berikut.
No Jarak Benda Jarak Bayangan Jarak fokus (f) Rata-
(s) (s’) rata f

1 4 12 3 7,34

2 5 15 3,75

3 12 22 7,76

4 24 39 14,85

Pada percobaan yang kami lakukan kami menggunakan cermin cekung dengan fokus
100. Dengan demikian jarak fokus cermin cekungnya adalah 10 cm. sedangkan
dalam percobaan kami rata-rata jarak fokus yang kami peroleh adalah 7,34. Hasilnya
hanya mendekati dikarenakan keterbatasan kami dalam melakukan pengamatan,
sehingga data yang diperoleh kurang valid.

U. KESIMPULAN
Dari percobaan pemantulan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
1. Pada pemantulan, besar sudut datang sama dengan besar sudut pantulnya.
2. Sifat bayangan pada cermin datar adalah maya, tegak, sama besar.
3. Sifat bayangan pada cermin cembung adalah maya, tegak, diperkecil.
4. Sifat bayangan pada cermin cekung adalah Benda di ruang I : maya, tegak,
diperbesar.
Benda di ruang II : nyata, terbalik, diperbesar.
Benda di ruang III : nyata, terbalik, diperkecil.
Benda tepat di pusat kelengkungan : nyata, terbalik, sama besar.
V. DAFTAR PUSTAKA
http://masthoyib.blogspot.com/2011/02/pembentukan-bayangan-pada-cermincekung.html
https://www.ilmiahku.com/2019/12/laporan-praktikum-sifat-cahaya.html
https://cerdika.com/pemantulan-cahaya/
Maman Rumanta.2013. Praktikum IPA di SD.Banten:Universitas Terbuka

W. KESULITAN YANG DIALAMI


Pada saat percobaan, peneliti kurang jeli dalam pengambilan data. Sehingga data-
data yang didapat hanya mendekati jika dibandiingkan dengan teorinya.

X. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut dapat dilihat pada CD yang terlampir
pada laporan ini
Tahap Awal /
Pembukaan

Proses
Kegiatan
Tahap Akhir

PRAKTIKUM MODUL 7
KEGIATAN KE 1
SIFAT CAHAYA
PRAKTIKUM 2
A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Pembiasan Cahaya

B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan Percobaan Pembiasan Cahaya
1. Menentukan indeks bias suatu medium balok kaca.
2. Mempelajari fenomena yang terjadi pada masing-masing blok kaca.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan Bahan pada Percobaan Pembiasan Cahaya a.
Lampu senter
b. Celah cahaya
c. Balok kaca
d. Kertas putih
e. Busur derajat
f. Lensa cembung
g. Lensa cekung
h. Layar
i. Lilin
j. Penggaris panjang

D. LANDASAN TEORI
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa perubahan arah rambat cahaya ketika
berpindah dari satu medium ke medium lain yang kerapatan optiknya berbeda.
Penyebab terjadinya pembiasan cahaya dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Ketika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang
lebih rapat maka sinar datang akan dibiaskan mendekati garis normal.
Contohnya ketika sinar datang melalui medium udara menuju air.
2. Ketika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang
kurang rapat maka sinar datang akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Contohnya ketika sinar datang melalui medium air menuju udara.

Cahaya tergolong gelombang elektromagnetik karena cahaya dapat merambat tanpa


zat perantara (medium). Hubungan antara kecepatan cahaya (c), frekuensi (f) dan
panjang gelombang (λ) adalah :

𝒄 = 𝒇λ
Kecepatan cahaya dalam ruang hampa maupun udara dalah c0 = 3 x 108 m/s2 Dalam
peristiwa pembiasan kecepatan dan panjang gelombang berubah, tetapi frekuensi
tetap. Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa (c’) dengan kecepatan
cahaya dalam suatu medium (c) disebut indeks bias absolut (n) medium tersebut.

𝑐0
𝑛=
𝑐
Untuk indeks bias ruang hampa maupun udara (n) adalah 1
Sedangkan menurut Snellius, jika terjadi pembiasan cahaya dari medium 1 ke
medium 2, akan berlaku hubungan sebagai berikut :
𝑛1 sin 𝑖 = 𝑛2 sin 𝑟
dengan i = sudut datang dan r = sudut bias

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur Percobaan Pembiasan Cahaya
1. Susunlah alat seperti gambar.
2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
3. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah nomor 2, sehingga
tampak sudut datang dan sudut biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang
dan sudut biasnya.
4. Pergunakan lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku
dengan jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian geserkan
lensa perlahan-lahan menjauhi huruf sampai bayangan huruf menjadi sangat
besar dan kabur atau tidak tampak. Ukur jarak huruf ke lensa pada saat itu
dan catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
tersebut.
5. Susunlah lensa cembung, layar, lilin dan penggaris panjang seperti gambar.

6. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling
tajam pada tabir. Ukur jarak benda dan jarak bayangan dan catat sifat-sifat
bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut.
7. Pergunakan lensa cekung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan
jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian geserkan lensa
perlahan-lahan menjauhi huruf. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang
dibentuk oleh lensa cekung tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan Percobaan Pembiasan Cahaya
Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca

No Sudut datang(i) Sudut bias (r)


Hasil pengukuran sudut1 75 77
2 78 80
3 70 73
4 83 82

Percobaan membaca huruf dengan lensa cembung f 100 semakin menjauh dari objek
baca huruf semakin besar dan lama-lama tidak nampak.

Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung


- Maya, tegak dan diperbesar
- Nyata, terbalik dan diperbesar
- Nyata, terbalik, diperkecil
Hasil pengukuran lensa cembung
No Jarak benda (s) Jarak bayangan (s’) Sifat Bayangan
1 10 50 Maya, tegak dan diperbesar
2 15 43 Nyata, terbalik, diperbesar
3 20 39 Nyata, terbalik, sama besar
4 25 37 Nyata, terbalik, diperkecil
5 30 21 Nyata, terbalik, diperkecil

Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung


Maya, tegak dan diperkecil
Hasil pengukuran lensa cekung
No Jarak benda (s) Jarak bayangan (s’) Sifat Bayangan
1 10 26 Maya, tegak, diperkecil
2 15 32 Maya, tegak, diperkecil
3 20 41 Maya, tegak, diperkecil
4 25 44 Maya, tegak, diperkecil
5 30 48 Maya, tegak, diperkecil

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Berikut adalah pertanyaan dalam modul beserta jawabannya
3. Dengan menggunakan persamaan 7.2 dan 7.3 pada landasan teori, tentukan indeks
bias kaca dan kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca hasil kegiatan 2.
Jawab :
Contoh perhitungan
𝑛1𝑠𝑖𝑛(𝑖) = 𝑛2𝑠𝑖𝑛(𝑟)
𝑛1𝑠𝑖𝑛(𝑖)
𝑛2 =
𝑠𝑖𝑛(𝑟)
(1)𝑥 𝑠𝑖𝑛 (75)
𝑛2 = ( 𝑠𝑖𝑛(39) )

𝑛2 = = 1.52
Menentukan kecepatan cahaya :
𝑐0
𝑛=
𝑐
𝑐0
𝑐=
𝑛

𝑐 = 3𝑥108𝑚/𝑠 = 1.97𝑥 8𝑚/𝑠


10
1.52
4. Agar lensa cembung yang memiliki jarak focus 20cm dapat membentuk bayangan
maya pada jarak setengah kali jarak bendanya, dimanakah benda harus diletakkan
terhadap lensa cembung tersebut?
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′
Karena s=2s’ maka :
1 1 1 1 = + ′ = 3𝑠′
20 2𝑠′ 𝑠

′= 20 = 6,67𝑐𝑚
𝑠
3

H. PEMBAHASAN
a. Cermin datar
Tabel I. Pembiasan pada cermin datar
No Sudut Sudut Sudut bias sin(i) sin(r) n1 n2
datang(i) bias (r)
dari kaca
(r’)
1 75 39 77 0.96 0.63 1 1.52
2 70 38 73 0.94 0.61 1 4.54
3 78 40 80 0.98 0.64 1 1.53
4 83 42 82 0.99 0.67 1 1.47
Rata-Rata 1.52

Contoh Perhitungan : Data


pertama
𝑛1𝑠𝑖𝑛(𝑖) = 𝑛2𝑠𝑖𝑛(𝑟)
𝑛1𝑠𝑖𝑛(𝑖)
𝑛2 =
𝑠𝑖𝑛(𝑟)
(1)𝑥 𝑠𝑖𝑛 (75)
𝑛2 = ( 𝑠𝑖𝑛(39) )

𝑛2 = = 1.52
Untuk data yang lain juga sama perhitunganya. Setelah itu praktikan meratarata nilai
indeks bias kaca tersebut dengan cara sebagai berikut :
𝑛21 + 𝑛22 + 𝑛23 + 𝑛24
𝑛2𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
4
1.
𝑛2𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 == 1.52

Dari praktikan ini kami dapatkan nilai indeks bias kaca sebesar 1.52. Indeks bias
kaca pada biasanya sebesar 1.485 - 1.755, hal ini menunjukan bahwa percobaan kami
termasuk dalam kategori benar karena nilai indeks bias kami ada dalam rentang
indeks bias kaca pada umumnya. Dalam percobaan ini terlihat indeks bias kaca lebih
besar dari pada indeks bias udara, hal ini dikarenakan partikel-partikel pada kaca
lebih rapat dari pada partikel pada udara sehingga mengakibatkan proses pembiasaan
lebih besar. b. Cermin cembung
No Jarak benda (s) Jarak bayangan (s’) Sifat Bayangan
1 10 50 Maya, tegak dan diperbesar
2 15 43 Nyata, terbalik, diperbesar
3 20 39 Nyata, terbalik, sama besar
4 25 37 Nyata, terbalik, diperkecil
5 30 21 Nyata, terbalik, diperkecil
Dari data diatas, kami sekedar melihat sifat bayangan pada lensa cembung.
Bayangan yang terbentuk pada lensa cembung (lensa positif) berubah-ubah dalam
percobaan kami. Sifat bayangan sebagai berikut :
- Ketika benda berada pada ruang antara cermin dan titik fokus bayangan
bersifat maya, tegak dan diperbesar.
- Ketika benda berada di antara f dan 2f maka dia bersifat nyata, terbalik
diperbesar.
- Ketika benda berada lebih dari 2f maka bayangan bersifat nyata,
terbalik, diperkecil.
Hal ini kami dapatkan dari pengamatan dalam praktikum kami. Kami mengamati
dengan mengganti-ganti jarak benda dan mengamati hasil bayangan yang terlihat
jelas.

c. Cermin cekung
No Jarak benda (s) Jarak bayangan (s’) Sifat Bayangan
1 10 26 Maya, tegak, diperkecil
2 15 32 Maya, tegak, diperkecil
3 20 41 Maya, tegak, diperkecil
4 25 44 Maya, tegak, diperkecil
5 30 48 Maya, tegak, diperkecil

Dalam percobaan dengan menggunakan lensa cekung, kami tidak menemukan


perbedaan pada sifat bayangannya ketika jarak benda kami ubah-ubah. Sifat
bayangannya maya, tegak dan diperkecil. Dalam praktikum dengan lensa cekung
kadang kami susah menemukan bayangan ada dimana. Mungkin hal ini dikarenakan
bayangan yang dibentuk sangatlah kecil atau titik fokus lensa cekung terlalu kecil
pula.
I. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan 2 kami tentang pembiasaan cahaya adalah :
1. Indeks bias kaca dalam praktikum kami didapatkan sebesar 1.52
2. Dalam praktikum indeks bias cermin balok datar ini kami mendapatkan
‘jika cahaya dating dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, maka
arah cahaya akan dibelokan mendekati garis normal’ dan begitupula
sebaliknya
3. Pada lensa cembung didapatkan sifat bayangan seagai berikut :
- Ketika benda berada pada ruang antara cermin dan titik fokus bayangan
bersifat maya, tegak dan diperbesar.
- Ketika benda berada di antara f dan 2f maka dia bersifat nyata, terbalik
diperbesar.
- Ketika benda berada lebih dari 2f maka bayangan bersifat nyata,
terbalik, diperkecil.
4. Pada lensa cekung didapatkan sifat bayangan sebagai berikut : - Maya,
tegak, diperkecil

J. DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmiahku.com/2019/12/laporan-praktikum-sifat-cahaya.html
https://blog.ruangguru.com/peristiwa-pembiasan-cahaya
Maman Rumanta.2013. Praktikum IPA di SD.Banten:Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Dalam praktikum ini kami menemukan kesulitan pada mengukur sudut refleksi yang
terbentuk ketika berada pada cermin. Hal ini dikarenakan sudut yang kami bentuk
ketika melintasi media udara kecil sehingga hasil sudut biasnya lebih kecil pula.
Untuk itu agar tidak mengalami kesulitan dalam praktikum pembiasaan dalam balok
kaca, maka dalam menentukan sudut dating perlu ditentukan sudut yang besar
jangan terlalu kecil.
Dalam praktikum lensa cekung atau lensa negative praktikan juga mengalami
kesulitan dalam menentukan bayangan yang terlihat jelas. Hal ini dikarenakan
bayangan yang terbentuk pada lensa cekung selalu kecil sehingga susah untuk
diamati. Untuk itulah supaya praktikan mudah mengamatinya mungkin perlu
menyiapkan sumber benda yang cukup besar sehingga hasil bayangan bisa diamati,
atau menggunakan titik fokus lensa cekung yang besar pula.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada CD yang kami sertakan dalam laporan praktikum
ini.
Tahap
Awal /
Pembukaan

Alat dan bahan


Proses
Kegiatan
Tahap Akhir

PRAKTIKUM MODUL 7 KEGIATAN KE


1
SIFAT CAHAYA
PRAKTIKUM 3
A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispersi

B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispersi
a. Mengetahui peristiwa difraksi, interferensi dan dispersi
b. Mengetahui warna-warna yang dipancarkan

C. ALAT DAN BAHAN


Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispersi a. CD
(compact disk)
b. Senter
c. Mangkok
d. Air
e. Kertas hvs
f. Silet
g. Leser

D. LANDASAN TEORI
Disfraksi adalah peristiwa lenturan gelombang cahaya yang terjadi ketika
gelombang cahaya melewati celah sempit. Difraksi cahaya dapa tterjadi jika cahaya
melalui celah tunggal. Difraksi pada celah tunggal dapat mengakibatkan poladifraksi
Franhoufer. Menurut prinsip Huygens tiap bagian celah berlaku sebagai sumber
gelombang. Cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari
bagian lainnya.
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya monokromatik menjadi cahaya
polikromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu) yang disebabkan
oleh perbedaan indeks bias dari komponen-komponen warna. Cahaya polikromatik
adalah cahaya yang tersusun dari bermacam-macam warna cahaya. Cahaya ungu
memiliki indeks bias terbesar dan cahaya merah memiliki indeks bias terkecil.
Interferensi merupakan perpaduan dua gelombang cahaya sehingga membentuk
gelombang cahaya baru. Interferensi cahaya terjadi ketika dua gelombang cahaya
datang bersamaan pada suatu tempat
Dalam peristiwa dispersi, cahaya proklikromatik dapat diuraikan menjadi cahaya
monokromatik. Salah satu cara menemukan panjang gelombang cahaya
monokromatik adalah melalui difraksi cahaya pada kisi dengan menggunakan rumus
:
𝑑 tan ∝= 𝑘λ
dengan d =konstatntakisi
∝ = sudut penyimpangan k =orde
λ = panjang gelombang

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur Percobaan Difraksi, Interferensi, danDispersi
1. Difraksi
• Letakkan silet
• Nyalakan leser dan arahkan pada permukaan silet
• Amati sinar yang muncul pada layar
2. Interferensi
• Letakkan CD
• Nyalakan senter dan arahkan pada permukaan CD
• Amati sinar yang muncul dari permukaan CD
3. Dispersi
• Masukkan air dalam mangkok
• Kemudian masukkan CD dalam mangkok
• Amati pantulan sinar yang ditangkap melalui kertas HVS

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispersi
1. Hasil percobaan difraksi

2. Hasil percobaan interferensi

3. Hasil percobaan dispersi


G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Pertanyaan dalam modul beserta jawabannya
5. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh CD?
Warna-warna yang dipancarkan adalah merah, jingga, biru, kuning, hijau, biru dan
ungu.
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa difraksi, interferensi, dan
dispersi.
• Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena
adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang
semakin besar.
• Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat
membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang
baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.
• Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada
prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa
cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna
denganberbeda-beda panjang gelombang.

H. PEMBAHASAN
Cahaya adalah energy berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang
tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualism gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut
spectrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai
warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset
yang penting pada fisika modern.
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (warnamerah, jingga, kuning, hijau, biru,nila, ungu) pada prisma
lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri
dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.
Interferensi perpaduan dua gelombang dengan membagi sinar leser kemudian dia
melewati celah yang sama munculah pola gelap terang yang sama. Interferensi dapat
bersifat membangun dan merusak.
Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang
baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya
pantulan sinar matahari pada keping CD dapat menimbulkan cahaya-cahaya
spectrum sehingga membentuk pelangi (warna merah, jingga, kuning, hijau,
biru,nila, ungu). Jika air pada wadah belum tenang maka akan menghasilkan cahaya
spektrum yang bergelombang, sedangkan jika air didalam wadah sudah dalam
keadaan tenang maka cahaya spektrum yang terbentuk akan tenang pula.

I. KESIMPULAN
Dari praktikum diatas dapat kita simpulkan bahwa :
• Difraksi dapat terjadi bila suatu sinar yang memiliki panjang gelombang
tertentu melewati sebuah celah atau lebih dengan lebar yang ekuivalen
dengan panjang gelombang sinar yang datang.
• Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang
cahaya atau lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain
• Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi
komponennya yaitu cahaya monokromatik. Dispersiakan terjadi saat cahaya
putih melewati medan pembias

J. DAFTAR PUSTAKA https://blog.ruangguru.com/interferensi-cahaya-


pengertian-jenis-danpenjelasan-konsep-fisika-kelas-11
https://www.studiobelajar.com/gelombang-cahaya/
Maman Rumanta.2013. Praktikum IPA di SD.Banten:Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Percobaan difraksi, interferensi dan disperse seharusnya menggunakan kisi difraksi
dan lampu TL. Namun karena keterbatasan kami dalam mencari bahan tersebut maka
kami melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kami
seperti keeping CD.
Saran untuk kegiatan selanjutnya, barang kali pihak UT dapat menyiapkan
laboratorium untuk mahasiswa praktik, agar tidak kesulitan dalam menyediakan alat
praktik, sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar danbaik.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum difraksi, interferensi, dan disperse dapat dilihat pada link berikut:
CD yang kami lampirkan pada laporan praktikum
Tahap
Awal /
Pembukaan

Proses
Kegiatan

Tahap
Akhir
PRAKTIKUM MODUL 7
KEGIATAN KE-2
LENSA CEMBUNG DAN LENSA CEKUNG

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Lensa Cembung Dan Lensa Cekung

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (P)
3. Menentukan jarak titik api (f) pada cermin cekung

C. ALAT DAN BAHAN


1. Meja Optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Lensa cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lampu)

D. LANDASAN TEORI

Secara garis besar, cermin dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu cermin datar,
cermin cekung dan cermin cembung. Sedangkan lensa dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Proses pembentukan bayangan dari
setiap macam cermin dan lensa tersebut berbeda-beda, tergantung pada sifatnya.
Cermin cekung dan lensa cembung dikatakan bersifat positif, sedangkan cermin
cembung dan lensa cekung dikatakan bersifat negatif (Nirsal, 2012)
Lensa merupakan salah satu benda optik yang berupa benda bening yang salah satu
atau kedua sisinya berbentuk bidang lengkung. Lensa banyak digunakan dalam
berbagai peralatan dan keperluan sehari hari. Pemahaman tentang proses
pencahayaan pada lensa bisa diperoleh melalui eksperimen tentang lensa.
Eksperimen tersebut memberikan gambaran tentang teori optik khususnya tentang
lensa (Gunadi dkk,2015).

Menurut Nirsal, 2012 ciri utama lensa cembung adalah bagian tengah lensa lebih
tebal daripada bagian pinggirnya. Lensa cembung sering disebut lensa konveks atau
lensa positif. Berikut ini adalah jenis-jenis lensa cembung berdasarkan bentuk
lengkung permukaannya :

a) Lensa bikonveks adalah lensa yang memiliki dua permukaan


cembung.
b) Lensa plan-konveks adalah lensa yang memiliki satu permukaan
cembung dan satu permukaan datar.
c) Lensa konveks-konkaf adalah lensa yang memiliki satu permukaan
cembung dan satu permukaan cekung. Dalam hal ini, permukaan yang
cembung lebih dominan daripada permukaan yang cekung.

Sinar Istimewa Lensa cembung

Pada gambar di atas adalah sinar istimewa pada lensa cembung:

• Gambar a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui


titik fokus (F1) di belakang lensa.
• Gambar b. Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa (F2) akan
dibiaskan sejajar sumbu utama.
• Gambar c. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O)
diteruskan, tidak dibiaskan.
Sifat Lensa Cembung

• Pada lensa cembung, sinar bisa datang dari dua arah sehingga
sehingga lensa cembung memiliki 2 titik fokus. Lensa cembung bagian
depan adalah tempat datangnya sinar dan lensa cembung bagian belakang
adalah tempat sinar dibiaskan.

• Bila 3 sinar datang sejajar dan diarahkan ke lensa cembung, maka


berkas sinar tersebut akan dibiaskan oleh lensa dan berpotongan atau menuju
sebuah titik. Titik fokus yang berada pada bagian depan lensa cembung
disebut dengan titik fokus maya atau fokus pasif (F2) dan titik fokus pada
bagian belakang lensa cembung disebut dengan titik fokus sejati atau fokus
aktif (F1).

• Lensa cembung bersifat konvergen (mengumpulkan). Karena sinar


yang datang melewati lensa cembung selalu dibiaskan menuju ke satu titik
atau mengumpulkan cahaya maka lensa cembung disebut dengan lensa
konvergen (mengumpulkan).

• Jarak fokus lensa cembung selalu positif karena tempat berpotongan


atau tujuan sinar bias selalu terletak di bagian belakang lensa cembung
sehingga fokus lensa cembung adalah fokus sejati.

• Besar pembiasan cahaya pada lensa cembung dipengaruhi oleh


indeks bias bahan lensa dan lengkung permukaan lensa. Sedangkan indeks
bias sendiri tergantung pada cepat rambat cahaya dalam lensa teersebut.
• Lensa cembung yang tebal akan menghasilkan bias cahaya lebih
besar dari pada lensa cembung yang tipis. Selain itu, lensa cembung yang
tebal juga akan menghasilkan panjang fokus lensa yang lebih pendek
daripada lensa cembung yang titpis.
Menurut Nirsal, 2012 ciri utama lensa cekung adalah bagian tengahnya lebih tipis
daripada bagian pinggirnya. Lensa cekung sering disebut lensa konkaf atau lensa
negatif. Jenis-jenis lensa cekung berdasarkan bentuk lengkung permukaannya adalah
sebagai berikut :

a) Lensa bikonkaf adalah lensa yang memiliki dua permukaan cekung.


b) Lensa plan-konkaf adalah lensa yang memiliki satu permukaan
cekung dan satu permukaan datar.
c) Lensa konkaf-konveks adalah lensa dengan satu permukaan cembung
dan satu permukaan cekung. Dalam hal ini, permukaan yang cekung lebih
dominan daripada permukaan yang cembung.

Sinar Istimewa Lensa Cekung

Sinar-sinar istimewa yang ada di lensa cekung seperti gambar diatas, penjelasannya:

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah berasal dari
titik fokus (di depan lensa).
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus lensa pertama (F1) akan
dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan.

Sifat Lensa Cekung


Seperti yang disinggung diatas bahwa lensa cekung memiliki menyebarkan cahaya
atau lensa divergen. Karena sinar yang datang yang sejajar sumbu utama akan
dibiaskan menyebar seakan-akan berasal dari satu titik.
Lensa cekung mempunyai 2 titik fokus. Titik fokus aktif (F1) berada di depan lensa
dan titik fokus pasif F2 berada di belakang lensa. Karena fokus aktif lensa cekung
(F1) terletak di depan lensa maka fokus aktif lensa cekung ialah Fokus Maya dan
jarak fokus lensa cekung (F) selalu mempunyai tanda Negatif. Maka dari itu lensa
cekung disebut lensa negatif.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur Percobaan Lensa Cembung
1. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan diantara layar dan
sumber cahaya.
2. Nyalakan sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan lensa
agar pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam
3. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangannya (s’)
4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang
berbeda

ProsedurPercobaan Lensa Cekung


1. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan setelah layar dan sumber
cahaya
2. Nyalakan sumber cahaya dan aturlah kedudukn benda dan layar agar
pada layar terbentuk bayangan paling tajam.
3. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel pengukuran Lensa Cembung
No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm) f P
1 10 50 7,22 0,14
2 15 43 10,21 0,09
3 20 39 13,44 0,07
4 25 37 15,94 0,06
5 30 21 18,46 0,05
f rata-rata = 7 ,22+10,21+13,44+15,94+18,46

= 65,27 =13,05
5 5

P rata-rata =0 ,14+0,09+0,07+0,06+0,05 = 0,41 =


0.08
5 5

G. Lensa Cekung
Tabel pengukuran Lensa Cekung
No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm) f
1 10 26 -7,22
2 15 32 -10,21
3 20 41 -13,44
4 25 44 -15,94
5 30 48 -18,46

f rata-rata= (
−7,22)+(−10,21)+(−13,44)+(−13,44)+(−15,94)+(−18,46) = −65,27 =-13,05
5 5

H. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Tentukan jarak fokus (f) lensa cembung yang Anda gunakan dalam
percobaan !
f rata-rata = 7 ,22+10,21+13,44+15,94+18,46 = 65,27

=13,05
5 5
2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang Anda Pergunakan dalam
percobaan!
P rata-rata = 0 ,14+0,09+0,07+0,06+0,05 = 0,41 = 0,08
5 5
3. Tentukan jarak fokus (f) cermin cekung yang Anda gunakan dalam
percobaan !
f rata-rata =
(−7,22)+(−10,21)+(−13,44)+(−13,44)+(−15,94)+(−18,46) = −65,27 =
5 5
-13,05

I. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini lensa cembung telah didapatkan data bahwa pada jarak benda 9
cm jarak bayangannya adalah 50 cm, pada jarak benda 15 cm jarak bayangannya
adalah 43 cm, pada jarak benda 20 cm jarak bayangannya adalah 39 cm, pada jarak
benda 25 cm jarak bayangannya adalah 37 cm, dan pada jarak benda 30 cm jarak
bayangannya adalah 21 cm.
Melalui perhitungan didapatkan hasil bahwa rata rata titik fokusnya adalah 13,05
dan kekuatan lensa (P) adalah 0,08.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa semakin jauh jarak benda maka semakin dekat
bayangannya. Begitupun sebaliknya semakin dekat benda, maka bayangannya akan
semakin jauh. Hal ini dikarenakan jarak benda lebih besar daripada panjang fokus
lensa cembung (s > f). Maka sifat-sifat bayangannya adalah :
1) Nyata artinya berkas cahaya melewati bayangan tersebut
2) Terbalik
3) Semakin jauh benda dari lensa cembung, ukuran bayangan semakin kecil 4)
Semakin dekat benda, maka bayangannya akan semakin jauh
Dari hasil praktikum lensa cekung telah didapatkan hasil data bahwa pada jarak
benda 10 cm jarak bayangannya adalah 26 cm, pada jarak benda 15 cm jarak
bayangannya adalah 32 cm, pada jarak benda 20 cm jarak bayangannya adalah 41
cm, pada jarak benda 25 cm jarak bayangannya adalah 44 cm, dan pada jarak benda
30 cm jarak bayangannya adalah 48 cm. Melalui perhitungan didapatkan hasil bahwa
rata rata titik fokusnya adalah -13,05.
Hasil diatas menunjukkan bahwa semakin jauh jarak benda dari lensa cekung,
semakin jauh jarak bayangan dari lensa cekung. Begitupun sebaliknya, semakin
dekat jarak benda, maka jarak bayangannya akan semakin dekat. Hal ini karena jarak
benda lebih kecil daripada panjang fokus lensa cekung (s > f) maka sifat-sifat
bayangan lensa cekung adalah :
1) Maya artinya berkas cahaya tidak melewati bayangan
2) Tegak atau tidak terbalik
3) Semakin jauh benda dari lensa cekung, ukuran bayangan semakin
kecil
4) Semakin jauh jarak benda dari lensa cekung, semakin jauh jarak
bayangan dari lensa cekung

Nilai negative yang ditunjukan pada lensa cekung tersebut memiliki arti bahwa jarak
bayangan yang dihasilkan oleh lensa cekung (s’) nilainya negative berada diidepan
cermin. Oleh karena itu lensa cekung disebut sebagai lensa negatife. Pada lensa
cekung ini proses terbentuknya bayangan dapat kami gambarkan dengan
menggunakan 3 garis cahaya istimewa dalam dasar teori, sehingga menghasilkan
gambar sebagai berikut :

J. KESIMPULAN
1. Pada praktikum ini menggunakan lensa cembung dan juga lensa
cekung.
2. Sifat bayangan pada lensa cembung adalah semakin jauh jarak benda
maka semakin dekat bayangannya dan semakin dekat jarak benda, maka
bayangannya akan semakin jauh.
3. Sifat bayangan lensa cembung adalah nyata, terbalik, dan semakin
jauh benda dari lensa cembung, ukuran bayangannya semakin kecil.
4. Pada lensa cekung semakin jauh jarak benda dari lensa cekung,
semakin jauh jarak bayangan dari lensa cekung
5. Sifat-sifat bayangan lensa cekung adalah maya, tegak dan semakin
jauh benda dari lensa cekung, ukuran bayangan semakin kecil

K. DAFTAR PUSTAKA
Gunadi I.,R. Gernowo, dan K.Adi. 2015.Pembuatan Sistem Kendali Posisi
Autofokus Eksperimen Lensa dengan Motor Langkah. Jurnal Berkala Fisika ISSN :
1410 - 9662 Vol. 18, No.4, Oktober 2015, hal 143-150. Semarang.
Nirsal.2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cermin dan Lensa
.Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 2.Palopo. https://www.gurupendidikan.co.id/lensa-
cembung/. Diakses 27 November 2020 https://www.yuksinau.id/lensa-cekung-sifat-rumus-
sinar-istimewa/. Diakses 27
November 2020

L. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang kami dalam praktikum ini adalah langkah langkah dan kurang teliti
dan kesulitan dalam mengatur dan mengukur jarak.

M. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada CD yang saya sertakan dengan laporan ini
Tahap
Awal /
Pembukaan

Alat dan bahan


Proses
Kegiatan

Tahap
Akhir
PRAKTIKUM MODUL 7
KEGIATAN KE-3
MATA
PRAKTIKUM 1

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Bintik Buta

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik buta.
2. Menentukan jarak benda yang anda lihat yang bayangannya tepat mengenai
bintik buta.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gambar A dan B
2. Tabel Pengamatan
3. Alat tulis dan penggaris

D. LANDASAN TEORI
Penglihatan merupakan indera yang sangat penting dalam menentukan kualitas
hidup manusia. Indera penglihatan yang dimaksud adalah mata. Tanpa mata,
manusia mungkin tidak dapat melihat sama sekali apa yang ada di sekitarnya
(Syuhada, dkk. 2017).
Bola mata terdiri dari beberapa lapisan yaitu tunika fibrosa, tunika vaskulosa dan
tunika nervosa (retina). Tunika fibrosa teridiri dari kornea dan sclera. Tunika
vaskuola terdiri dari koroid, korpus siliaris, dan iris. Tunika nervosa (retina) teriri
dari epitel pigmen dan neural visual.

Gambar lapisan lapisan bola mata. sumber : Mescher AL dalam Wangko, 2013)
Sklera (bagian putih mata) merupakan lapisan jaringan ikat padat yang menutupi
seluruh permukaan bola mata, kecuali kornea. Sklera memberikan bentuk bola mata,
menjadikannya kaku, dan melindungi dalaman mata (Wangko, 2013).
Fungsi penting dari kornea pada mata termasuk sebagai fungsi proteksi terhadap
struktur internal mata, berkontribusi terhadap kekuatan refraksi mata, dan
memfokuskan cahaya kepada retina dengan pecahan dan degradasi optic yang
minimal. Kornea dan sklera bergabung sebagai kesatuan pelindung isi dari bola mata
bersamaan dengan film air mata(Widiana dalam Akbar, 2019).
Koroid merupakan bagian posterior tunika vaskulosa, kaya dengan vaskularisasi,
dan menutupi sebagian besar permukaan dalam sklera. Lapisan ini memasok bahan
nutrisi ke permukaan posterior retina (Wangko, 2013).
Korpus siliaris merupakan bagian tunika vaskulosa yang paling tebal. Korpus siliaris
meluas dari ora serata (margo anterior retina) ke daerah tepat di posterior tautan
sklerokorneal. Pada korpus siliaris terdapat prosesus siliaris dan muskulus siliaris.
Prosesus siliaris merupakan tonjolan/lipatan pada permukaan dalam korpus siliaris
dimana sel-sel epitelnya menyekresi humor akueus. Muskulus siliaris merupakan
otot polos berbentuk pita sirkular yang mengubah bentuk lensa untuk penglihatan
jauh atau dekat (Wangko, 2013).
Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan satu sama
lain. Iris adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi sebuah bulatan kecil
berwarna lebih gelap di tengahnya. Bulatan kecil di tengah itulah yang disebut
dengan pupil. Pupil merupakan otot pada bagian mata yang bisa tertutup dan terbuka
atau mengecil dan membesar.
Iris berfungsi mengatur sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan menyesuaikan
dengan bukaan pupil. Ketika diterpa cahaya terang, iris akan menutup (atau
menyempit) dan membuat pupil terbuka lebih kecil untuk membatasi jumlah cahaya
yang masuk ke mata.
Retina terdiri dari epitel pigmen (bagian non-visual) dan bagian neural (bagian
visual). Epitel pigmen merupakan selapis sel epitel yang mengandung pigmen
melanin, terletak di antara koroid dan bagian neural retina. Melanin pada koroid dan
epitel pigmen menyerap cahaya sehingga dapat mencegah pantulan dan penyebaran
cahaya di dalam bola mata. Dengan demikian, bayangan yang terlihat jelas. Pada
individu albino, kekurangan pigmen melanin terdapat di seluruh bagian tubuh,
termasuk mata.
Titik buta adalah daerah visual di otak yang tidak mendapatkan informasi dari mata,
yakni daerah yang berhubungan dengan kurangnya deteksi cahaya dari sel
fotoreseptor dimana saraf optik melewati cakram optik pada retina. Karena tidak ada
sel yang mendeteksi cahaya pada cakram optik, maka ada bagian dari bidang visi
yang tidak terlihat (Gregory, Richard dan Cavanagh P. dalam Wikipedia, 2011).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur Percobaan Bintik Buta (1)
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu Gambar 7.13 A, tabel
pengamatan dan alat tulis.
2. Tutup mata kiri Anda dengan jari-jari tangan.
3. Peganglah Gambar 7.13A dengan jarak lebih kurang 60 cm dari mata
Anda.
4. Pusatkan pandangan mata kanan Anda pada tanda positif (+),
selanjutnya secara perlahan-lahan dekatkan gambar tersebut ke bagian
muka Anda dengan pandangan mata kanan Anda tetap terfokus pada
tanda (+) tersebut.
5. Pada jarak berapa dari mata Anda tanda bundaran hitam(•) pada
gambar tersebut tidak tampak dalam pandangan mata Anda ?
6. Catat hasil pengamatan Anda pada lembar pengamatan, tabel
pengamatan di bagian akhir modul ini. Prosedur Percobaan Bintik
Buta (2)
1. Perhatikan gambar 7.13 B
2. Tutup mata kiri dengan jari tangan Anda, dan dengan mata kanan
Anda, pandanglah tanda (+) secara tajam, jarak gambar mulai dengan 60 cm
dari mata Anda.
3. Secara perlahan-lahan dekatkanlah gambar tersebut kea arah muka
Anda, sementara pandangan Anda tetap tertuju pada tanda (+).
4. Pada jarak berapa dari mata, garis pendek tampak menghilang dari
pandangan Anda ?
5. Lanjutkan gerakan Gambar 7.13 B tersebut, selanjutnya pada jarak
berapa garis pendek tersebut terlihat kembali ? apa yang Anda lihat antara
garis panjang dengan garis pendek ?
6. Catat hasil pengamatan Anda pada lembar pengamatan, Tabel di
bagian akhir modul ini.

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan bintik buta (1)
No Jarak gambar dari A Dengan fokus pada tanda positif Keterangan
mata Anda (+) maka tanda bundaran hitam

1 60 cm Tampak jelas
2 54 cm Tampak jelas
3 46 cm Tampak jelas
4 34 cm Tampak jelas
5 11 cm Tampak jelas
6 8 cm Buram
7 5 cm Buram hampir tidak terlihat
8 3 cm Tidak terlihat
Tabel hasil pengamatan bintik buta (2)
No Jarak gambar A dari Dengan fokus pada tanda positif (+) maka :
mata Anda
Garis pendek Garis pendek tampak
menyatu denga garis
panjang *)

1 60 cm Tampak jelas
2 40 cm Tampak jelas
3 20 cm Tampak jelas
4 10 cm Buram
5 5 cm Hampir tidak √
tampak

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada percobaan bintik buta (1) mengapa tanda (•) menghilang dari
pandangan Anda pada jarak tertentu ?
Jawaban : pada percobaan 1 tanda titik menghilang karena fokus mata kita ke tanda
(+), semakin dekat jarak focus maka tanda (•) akan hilang.
2. Pada percobaan bintik buta (2) mengapa kedua garis (pendek dan
panjang) tampak menyatu ? pada jarak berapa dari mata Anda ? Jelaskan
mengapa hal itu terjadi !
Jawaban : pada percobaan 2 garis antara garis panjang dan garis pendek tampak
menyatu karenafokus benda sangat dekat dengan mata kita. Garis tersebut terlihat
menyatu pada jarak 5 cm.

H. PEMBAHASAN
Dari Hasil praktikum dapat dilihat pada tabel 1 bahwa pada jarak 60 cm, 54 cm, 46
cm, 34 cm, dan 11 cm dengan fokus pada tanda positif (+) maka tanda bundaran
hitam masih tampak dengan jelas. Tetapi pada jarak 8 cm dengan fokus pada tanda
positif (+) maka tanda bundaran hitam terlihat buram.
Pada jarak 5 m dengan fokus pada tanda positif (+) maka tanda bundaran hitam
terlihat buram dan hampir tidak terlihat dan pada jarak 3 cm tanda bundaran hitam
tidak terlihat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin dekat jarak fokus mata kita
terhadap tanda (+) maka tanda (•) akan hilang.

Pada tabel dua dapat dilihat bahwa pada jarak 60 cm, 40 cm, dan 20 cm garis pendek
masih tampak jelas, tetapi pada jarak 10 cm garis pendek nampak buram. Pada jarak
5 cm garis pendek tampak menyatu dengan garis panjang. Hal ini dikarenakan fokus
benda sangat dekat dengan mata kita. Sehingga nampak garis pendek menyatu
dengan garis panjang. Semakin dekat jarak fokus mata kita terhadap garis pendek
maka garis pendek akan terlihat semakin buram.

Pada titik fokus yang dekat kita tidak dapat melihat suatu obyek itulah yang disebut
jarak titik buta. Bintik buta tidak peka terhadap cahaya. Apabila pembiasan cahaya
dari suatu benda jatuh dibagian bintik buta pada retina maka bayangan benda
tersebut tidak nampak.

Manusia memiliki dua batas daya akomodasi atau jangkauan penglihatan yaitu titik
dekat mata dan titik jauh mata. titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak
benda terdekat di depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata
normal (emetropi) pada orang dewasa titik dekatnya berjarak 20 cm s/d 30 cm. Titik
dekat juga disebut jarak baca normal. Hal ini sesuai dengan hasil praktikum kami,
bahwa pada jarak 20 cm s/d 30 cm kami masih dapat melihat gambar dengan jelas.

I. KESIMPULAN
Kesimpulan Percobaan Bintik Buta
1. Semakin dekat jarak fokus mata kita terhadap tanda (+) maka tanda (
• ) akan hilang.
2. Pada jarak 5 cm garis pendek tampak menyatu dengan garis panjang.
Hal ini dikarenakan fokus benda sangat dekat dengan mata kita
3. Semakin dekat jarak fokus mata kita terhadap garis pendek maka
akan terlihat semakin buram.
J. DAFTAR PUSTAKA

Akbar M., N. Helijanti, M. A. Munir,A.Sofyan.2019. Conjunctival Laceration of the


Tarsalis Palpebra Inferior et Causing by a Fishing Hook. Jurnal Medical Profession
(MedPro) 153. Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | . Palu.
Syuhada R., A.U Detty, Z.Sabrina.2017. Perbandingan Panjang Aksial Mata pada
Penderita Miopia dengan Emetropia di Poliklinik Mata Rumah Sakit Pertamina
Bintang Amin Husada Bandar Lampung Tahun 2018. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan
Kesehatan, Volume 4, Nomor 3, Juli 2017. Bandar Lampung.
Wangko S. 2013. Histofisiologi Retina. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor
3. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Wikipedia. 2011. “Pengertian Titik Buta”
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Titik_buta_(penglihatan). Diakses 20 November 2020.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang kami dalam praktikum ini adalah kesulitan dalam mendapatkan alat
ukur yang tepat sehingga kami menggunakan dua penggaris yang digabungkan.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada CD yang kami sertakan dalam laporan ini.
Tahap
Awal /
Pembukaan

Proses
Kegiatan
Tahap
Akhir

PRAKTIKUM MODUL 7
KEGIATAN KE-3
MATA
PRAKTIKUM 2

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Iris (Pupil) Mata
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui reaksi pupil mata manusia pada cahaya redup dan
terang.
2. Mengetahui reaksi pupil mata kucing pada cahaya redup dan terang.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Lilin
2. Korek api
3. Senter
4. Kucing
5. Tabel pengamatan
6. Alat tulis

D. LANDASAN TEORI
Mata merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting. Anatomi mata
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu adneksa mata dan bola mata. Mata
dibentuk untuk menerima ransangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan
perantaraan serabut-serabut nervus optikus yang kemudian mengalihkan rangsangan
ini ke pusat penglihatan pada otak bagian hipothalamus untuk diterjemahkan. Bola
mata terdiri dari kornea, sklera, bilik mata depan, uvea, pupil, lensa, badan
kaca(vitreus), retina dan papil saraf optik.
Kornea disebut juga selaput bening mata. Kornea bekerja sebagai jendela bening
yang melindungi struktur halus yang berada dibelakangnya, serta membantu
memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah.
Sklera merupakan lapisan berwarna putih dibawah konjungtiva serta merupakan
bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata. Bilik
mata depan merupakan suatau rongga yang berisi cairan yang memudahkan iris
untuk bergerak (Perdami,2005).Organ fokus utama yang membiaskan berkasberkas
cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat sehingga menjadi bayangan
yang jelas pada retina adalah lensa. Lensa adalah suatu struktur biologis yang
transparan dan cekung yang mempunyai sudut kecekungan terbesar berada pada sisi
depan (Perdami dalam Saminan 2013).
Lensa berada dalam sebuah kapsul elastik yang dikaitkan pada korpus siliare khoroid
oleh ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan
anterior lensa dapat lebih atau agak kurang dicembungkan sehingga berfungsi
memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini dapat disebut juga dengan
akomodasi visual. Badan kaca (vitreus) merupakan bagian terbesar yang mengisi
bola mata, disebut juga sebagai badan kaca karena kosistensinya yang berupa gel
dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina. Retina
merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya. Retina adalah mekanisme
persyarafan untuk penglihatan (Saminan 2013).
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil yang lebarnya diatur oleh
iris. Setelah melalui pupil, maka cahaya dibiaskan oleh lensa. Selanjutnya lensa
berakomodasi untuk memfokuskan cahaya ke retina melalui badan vitreus.
Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata,
diperckecil, kemudian oleh sel-sel batang dan sel-sel kerucut meneruskan sinyal
cahaya melalui saraf optik. Saraf optik atau dikenal juga dengan nervus optikus
kemudian meneruskan sinyal yang diperoleh menuju ke hipofisa posterior melalui
serangkaian proses yang panjang. Setelah sampai di hipofisa tersebut, akhirnya
sinyal yang berupa bayangan seperti yang terlihat di retina dibalikkan sehingga objek
yang terlihat sesuai dengan aslinya (Pearce,1999; Roger,2002 dalam Saminan 2013).
Kucing adalah jenis hewan mamalia karnivora yang berasal dari keluarga Felidae.
Habitat kucing adalah di darat yang biasanya berbaur dengan manusia sebagai
peliharaan dan ada juga yang hidup liar. Istilah kucing ini biasanya tertuju pada
hewan kucing kecil yang telah jinak dan dipelihara manusia tetapi sebenarnya istilah
kucing juga bisa merujuk kepada kucing besar seperti singa dan harimau.

Klasifikasi kucing

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Karnivora

Famili : Felidae

Genus : Felis

Spesies : Felis catus atau felis silvestris catus

Mata pada kucing mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan hewan
lainnya. Retina pada kucing mengandung dua tipe sel fotoreseptor yaitu sel batang
(rods) dan sel kerucut (cones). Sel batang bereaksi terhadap intensitas cahaya,
sehingga kucing dapat membedakan warna hitam, putih dan bayangan abuabu.
Sedangkan sel kerucut menyediakan warna. Namun, mata kucing mengandung lebih
banyak sel batang (rods) daripada sel kerucut. Kucing mampu melihat dalam kondisi
cahaya yang redup (hitam, putih dan abu-abu) dan kucing mempunyai keterbatasan
dalam melihat warna (Eldredge dkk, dalam Sari 2017).
Gambar anatomi mata kucing
Bagian paling luar mata terdiri dari suatu membrane putih kuat yang membungkus
bola mata, disebut Sklera. Dibagian dalam dari sclera terdapat membrane transparan
yang disebut korenea. Dari kornea, berkas sinar masuk ke mata. saat cahaya masuk
ke mata, kornea membiaskan cahay itu yang menyebabkan tidak berpencar daan
lebih terfokus kejaringan yang berada dibelakangnya. Bayangan yang
doproyeksikan melalui kornea menjadi terbalik atas bawah dan kiri kana pada saat
jatuh di bagian belakang mata. sedangkan koroid merupakan suatu membrane
berpigmen yang berada dibawah sclera yang berfungsi membantu mengatur
perpendaran cahaya yang masuk ke mata. tepat dibawah kornea, koroid berubah
menjadi iris. Iris adalah membrane berwarna yang menyebabkan mata memiliki
warna. Di bagian tengah mata terdapat pupil, tempat dimana kornea memfokuskan
berkas-berkas cahaya pada pupil. Garis bgian tengah pupil dikontrol oleh otot-otot
polos yang terdapat pada iris. Otot-otot inilah yang menyebabkan pupil berkontraksi
pada keadaan terang dan berdilatasi pada keadaan gelap (Kardena, 2020).
Disebelah posterior iris dan pupil terdapat lensa. Lensamata merupakan struktur
transparan yang melengkung yang membiaskan cahya lebih lanjut. Dengan melewati
lensa, cahaya difokuskan teat melewati bagian paling posterior dari bagian anterior
mata, retina. Pada retina terdpat fotorespor mata berupa sel-sel batang dan kerucut
yang mengubh berkas ahaya menjadi implus listrik yang diterjemahkan otak sebagai
suatu penglihatan. Diantara retina dan lensa, bolamata terisi pembuluh darah dari
suatu caran yang dsebut cairan vitrousa (Kardena, 2020).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur Percobaan Iris (Pupil) Mata pada Manusia
1. Mintalah teman Anda untuk bekerja berpasangan
2. Masuklah ke dalam suatu ruangan yang teduh (cahaya redup)
3. Mintalah teman Anda untuk duduk berhadapan, kemudian suruhlah menutup
mata dengan kedua tangannya, ambil dan nyalakan lilin lebih kurang 10 cm dari
mata kawan Anda tersebut. Selanjutnya mintalah kawan Anda untuk membuka
mata kiri. Selanjutnya amati pupil matanya denga cermat dan gambarkan
hasilnya.
4. Matikan lilin dan suruhlah kawan Anda membuka mata kanan, kemudian
perhatikan pula bagaimana bentuk dan keadaan pupil mata teman Anda tersebut
dengan cermat dan gambarkan hasilnya. Tuangkan hasil pengamatan Anda pada
Lembar Kerja.

Prosedur Percobaan Iris (Pupil) Mata pada Kucing


1. Ambilah seekor kucing, dan bawalah ke ruangan yang teduh.
2. Amati pupil kucing mata kucing tersebut, selanjutnya gambarkan hasil
pengamatan Anda.
3. Ambilah senter, kemudian sorotkan senter tersebut ke mata kucing ! coba Anda
perhatikan pupil mata kucing tersebut, baik bentuk maupun ukurannya.
Selanjutnya gambarlah hasil pengamatan Anda. Tuangkan setiap hasil
pengamatan Anda dalam tabel lembar kerja.

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan bentuk pupil mata manusia ketika melihat dalam keadaan cahaya
terang dan cahaya redup
Bentuk pupil mata ketika lilin dipadamkan

Bentuk pupil mata ketika lilin dinyalakan

Hasil pengamatan bentuk pupil kucing dalam keadaan cahaya redup dan terang
Bentuk pupil mata kucing ketika cahaya redup

Bentuk pupil mata kucing ketika cahaya terang

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Dari hasil pengamatan Anda tersebut, mana yang lebih besar, apakah
pupil mata ketika lilin dinyalakan ataukah ketika lilin dipadamkan
?Jelaskan! Jawaban : Pupil mata ketika lilin dinyalakan lebih kecil
dibandingkan ketika lilin dipadamkan karena ketika mata berada ditempat
terang, otot sfinger akan berkontraksi untuk mengecilkan ukuran pupil.
Sedangkan di tempat gelap atau kurang cahaya otot dilatorakan akan
melebarkan ukuran pupil untuk menangkap lebih banyak cahaya.
2. Apa fungsi pupil mata tersebut bagi penglihatan ? jelaskan !
Jawaban : pupil adalah bagian tengah mata yang berbentuk bulat dan bewarna hitam.
Fungsi pupil adalah untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk ke dalam
mata.
3. Dari hasil pengamatan anda tersebut, bagaiman bentuk pupil mata
kucing ketika didalam ruangan yang agak gelap ? mengapa demikian ?
jelaskan ! Jawaban : dalam ruangan yang agak gelap kucing akan membuka
pupil matanya dengan lebar untuk menangkap lebih cahaya dan bisa melihat
lebih jelas.
4. Bagaimana bentuk pupil mata kucing ketika disorot dengan senter ?
jelaskan mengapa hal itu terjadi !
Jawaban : bentuk pupil mata kucing ketika disorot dengan senter adalah mengecil
dan hampir membentuk garis vertikal. Hal ini terjadi karena saat banyak cahaya yang
masuk maka kucing akan menekan pupil matanya menjadi sangat sempit dan
berbentuk garis vertikal.

H. PEMBAHASAN

Pupil adalah bagian tengah mata yang berbentuk bulat dan bewarna hitam. Fungsi
pupil adalah untuk mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.

Pada praktikum percobaan iris (pupil) mata pada Manusia didapatkan hasil bahwa
pada saat mata kiri dibuka ukuran pupil terlihat mengecil, dan pada saat mata kanan
dibuka ukuran pupil terlihat normal. Hal ini membuktikan bahwa pada pupil yang
terkena cahaya lebih terang akan mengecil dan pupil yang terkena cahaya normal
akan terlihat normal. Melebar atau mengecilnya pupil terjadi otomatis berkat syaraf
mata.

Pada keadaan cahaya terang pupil manusia akan mengecil dan pada saat gelap atau
kurang cahaya pupil manusia membesar. Pupil ini mengecil untuk membatasi cahaya
yang masuk ke mata. Karena jika terlalu banyak cahaya yang masuk ke mata, mata
menjadi silau dan pandangan menjadi tidak nyaman, bahkan dapat merusak lensa
atau retina mata. Pupil mengecil dikarenakan otot sfingter yang berkontraksi
mengecilkan ukuran pupil. Otot sfingter merupakan otot berbentuk seperti cincin
yang melingkari tepi pupil.

Dalam kondisi minim cahaya atau di kegelapan pupil akan membesar, sehingga
banyak cahaya yang sampai ke retina untuk menunjang penglihatan. Proses
membesarnya pupil ini diakibatkan oleh dilator. Dilator adalah otot yang berada di
iris yang akan melebarkan ukuran pupil ketika berada di tempat gelap. Otot ini
bekerja sesuai perintah dari saraf mata.

Pupil mata kucing berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
Bentuk dan ukuran pupil mata menentukan berapa banyak cahaya yang masuk ke
dalam mata. Pada praktikum percobaan iris (pupil) mata pada kucing didapatkan
hasil bahwa pada saat kucing berada di dalam ruangan yang agak gelap pupil mata
kucing melebar. Hal ini dikarenakan pada keadaan kurang cahaya kucing akan
membuka pupil matanya dengan lebar untuk menangkap lebih cahaya dan bisa
melihat jelas.

Sedangkan pada saat disorot dengan senter, kucing akan menekan pupil matanya
menjadi sangat sempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah stimulasi cahaya
berlebihan.

KESIMPULAN
1. Pada saat terang pupil mata manusia mengecil dan pada saat gelap
pupil mata manusia membesar.
2. Pupil manusia mengecil dikarenakan otot sfingter yang berkontraksi
mengecilkan ukuran pupil.
3. Pupil manusia membesar diakibatkan oleh dilator.
4. Pada saat dalam keadaan kurang cahaya kucing akan membuka pupil
matanya dengan lebar untuk menangkap lebih cahaya dan bisa melihat jelas.
Sedangkan saat banyak cahaya yang masuk, kucing akan menekan pupil
matanya menjadi sangat sempit dan berbentuk garis vertikal.
I. DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2020. “Anatomi Mata Kucing”.


https://www.google.com/search?q=anatomi+mata+kucing&safe=str
ict&sxsrf=ALeKk01EWojLbCpAEqlehoHEoyCGymVe3g:160660533
9381&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiQ4LCkr6bt
AhXLUn0KHf59AeEQ_AUoAXoECAQQAw&biw=1517&bih=666#i
mgrc=EyahRdCbmEP7uM. Diakses 29 November 2020.

Kardena, I.M. Patologi Veteriner Sistem Mata dan Telinga. Laboratotium Patologi
Veteriner. Universitas Udayana. Denpasar. Diakses 28 November 2020.

Saminan.2013. Efek Penyimpangan Refraksi Cahaya dalam Mata terhadap Rabun


Dekat atau Jauh. Idea Nursing Jurnal Vol. IV No. 2.

J. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang dialami :
Dalam praktikum mengamati pupil mata kucing agak kesulitan karena ketika
terkena cahaya senter kucing menutup matanya sehingga perlu beberapa orang
untuk memegangi kepala kucing agar kucing tetap membuka matanya

K. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada CD yang kami lampirkan pada laopran ini.
Tahap Awal
/
Pembukaan
Proses
Kegiatan

Tahap Akhir
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 8 MODUL 9

Disusun oleh:

DWI PUTRI WIJAYANTI (857941654)

UPBJJ UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
\ TAHUN 2020
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : DWI PUTRI WIJAYANTI


NIM/ID Lainnya : 857941654
Program Studi : S1 PGSD
Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1 NGAGLIK

DATA TUTOR (PGSD)/ INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Sri Widada, M.Eng.


NIP/ID Lainnya : 45000953
Instansi Asal : UNY
Nomor Hp : 081392022079
Alamat Email : widadasri21@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : DWI PUTRI WIJAYANTI


NIM : 857941654
Program Studi : PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/ sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Yogyakarta, 26 Oktober 2020


Yang membuat pernyataan,

Dwi Putri Wijayanti


PRAKTIKUM MODUL 8
PERCOBAAN 1 KEGIATAN KE-1
A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Muatan Listrik

B. TUJUAN PERCOBAAN
1) Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat yang timbul dari sifat
muatan.
2) Memperlihatkan adanya gaya elektrostatistka dua buah bermuatan

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan muatan listrik adalah :
1) Bola pimpong 2 Buah
2) Benang jahit secukupnya
3) Lembaran wool dan nilon
4) Tas Plastik
5) Isolasi
6) Sisir Plastik
7) Potongan kertas yang kecil – kecil

D. LANDASAN TEORI
1) Muatan Listrik
Kata listrik (electricity) erasal dari bahasa Yunaniyaitu elektron, yang berarti
“amber”. Amber adalah pohon daar yang membantu dan orang zaman dahulumengetahui
bahwa jika batang amber digosokkan dengan kain, amber tersebut akan menarik daun-daun
kecil atau debu. Sepotong plastik, batang kaca, atau penggaris akan menunjukan “efek amber”
atau disebut dengan listrik statis.
Atom terdiriatas inti atom (nukleus) dan elektron. Inti terdiri dari proton yang bermuata positif
dan neutron yag tidak memiliki muatan listrik. Besar muatan pada proton dan elektron sama
tetapi jenisnya berlawanan. Berarti atom netral karena memiliki jumlah proton dan elektron
yang sama. Bagaimanapun, kadang-kadang satu atom bisa kehilangan satu atau lebih
elektronnya, atau mendapatkan tambahan. Dalam hal ini atom akan mempunyai muatan positif
atau negatif total, yang disebut dengan ion (Giancoli, 2001).
2) Pemberian Muatan
1) Menggosok
Pemberian muatan benda padat dengan cara menggosok bisa dijelaskan sebagai perpindahan
elektron dari satu benda ke yang lainnya. Ketika penggaris plastik digosokkan dengan handuk
maka penggaris plastik menjadi bermuatan negatif, karena perpindahan elektron dari handuk
ke plastik membuat handuk bermuatan positif yang sama besarnya denga muatan negatif yang
didapat oleh plastik (Giancoli, 2001).
2) Induksi Muatan Listrik
Sebuah benda logam bermuatan didekatkan ke benda logam yang tidak bermuatan (netral). Jika
keduanya bersentuhan, elektron-elektron bebas pada benda yang netral tertarikoleh benda yang
bermuatan positif dan bebrapa diantarannya akan pindah, karena benda kedua sekarang
kehilangan beberapa eleketron negatinya, ia akan memiliki muatan positif total. Proses ini
disebut
“pemuatan dengan induksi”, atau “dengan kontak”, dan kedua benda ada akhirnya akan
memiliki muatan yang berjenis sama (Giancoli, 2001).
3) Interaksi Benda-benda bermuatan
Terdapat dua muatan ketika sutera digosokkan dengan gelas dan menggantungnya dengan
benang panjang. jika batang kedua digosokkan dengan sutera dan dipegang dekat ujung yang
telah digosok dari batang pertama, maka batang-batang tersebut akan saling tolak-menolak.
Sebaliknya sebuah batang plastik yang digosokkan dengan bulu akan menarik batang tersebut.
Dua batang plastik yang digosokkan dengan bulu akan saling tolak menolak. Hal ini
membuktikan bahwa penggosokan pada sebuah batang memberikan sebuah muatan kepada
batang tersebut. Dan muatan-muatan pada kedua batang tersebut mengarahkan gaya-gaya satu
sama lain (Halliday, 1984). Jai, benda yang bermuatan sejenis atau sama akan tolak menolak
dan benda yang beruatan tidak sejenis akan tarik menarik.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur percobaan pada penelitian menentukan muatan listrik adalah :
1) Gantunglah sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan menggunakan
benang dan isolasi. Gosoklah tas plastic pada baju Anda beberapa kali, kemudian
dekatkan pada bola pingpong.
2) Gosoklah penggaris pada rambut Anda beberapa kali, kemudian dekatkan pada
potongan – potongann kertas yang terletak di atas meja.
3) Apa yang terjadi apabila percobaan (2) biarkan dalam waktu yang cukup lama.
4) Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang kemudian gantungkan ke bagian pinggir
meja (tempelkan dengan isolasi). Dekatkanlah kedua bola (jangan sampai
besentuhan).
5) Gosokkan bola kiri dan kanan dengan kain wol, dekatkan keduanya.

F. HASIL PENGAMATAN
1) bola pingpong akan tarik menarik dengan plastik
2) kertas akan tertarik ke penggaris (plastik)
3) potongan kertas akan jatuh perlahan-lahan
4) Tabel hasil pengamatan percobaan
Bola pimpong Bola pimpong kanan digosokan dengan
kiri digosokan
dengan Wool Plastik Nilon
Wool Tarik Menarik Tarik Menarik Tarik Menarik
Plastik Tarik Menarik Tolak Menolak Tarik Menarik
Nilon Tarik Menarik Tarik Menarik Tolak Menolak

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak ada interaksi?
Jawaban : karena tidak adan muatan yang berpindah, tidak ada perpindahan elektron

2) Apakah bola pimpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
Jawaban : memiliki muatan yang sejenis sehingga saling tolak menolak

3) Jika terdapat 4 buah benda masing – masing A, B, C, dan D. Bila diketahui benda A
menarik B, B manarik C, sedangkan C menarik D. Bila A bermuatan negatif,
tentukanlah jenis muatan benda B,C, dan D!
Jawaban : A (-) B (+) C (-) D (+)

H. PEMBAHASAN
Pada percobaan muatan listrik, praktikum mengadakan beberapa uji coba yaitu, muatan listrik
pada plastik yang didekatkan bola pingpong, penggaris yang digosokan ke rambut dan
didekatkan ke potongan kertas, dan kemudian pengamatan terhadap wool, nilon, dan plastik
yang masing-masing saling digosokan pada bola ping pong kemudian saling didekatan.
Praktikum ini bertujuan untuk menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat
yang timbul dari sifat muatan serta memperlihatkan adanya gaya elektrostatistka dua buah
bermuatan
Setiap benda pasti memiliki atom, di dalam atom terdapat elektron, proton dan neutron. Pada
awalnya semua benda bermuatan netral dimana jumlah muatan dan protonnya sama, namun
ketika sebuah benda saling digosokkan ke benda lain pasti muatan berubah menjadi tidak
netral, baik jumlah proton yang berlebih atau jumlah elektron yang berlebih. Dimana ketika
sebuah benda memiliki jumlah elektron berlebih maka benda tersebut bermuatan negatif,
sedangkan jika sebuah benda memiliki proton lebih atau dengan kata lain elektron nya
berkurang maka benda tersebut bermuatan positif.
Pada percobaan pertama yaitu menggosokan plastik pada baju kemudian di dekatkan pada bola
pingpong, berdasarkan percobaan tersebut pada mulanya plastik yang belum digosokan pada
baju ketika didekatkan pada bola ping pong tidak memiliki reaksi, namun setelah plastik
digosokkan ke baju kemudian di dekatkan pada bola pingpong terjadi reaksi tarik-menarik. Hal
ini dikarenakan plastik awalnya memiliki muatan netral namun ketika digosokkan dengan baju,
plastik memiliki muatan elektron berlebih karena elektron pada baju berpindah ke plastik.
Sehingga plastik memiliki kelebihan elektron yang menimbulkan adanya listrik statis yang
terbentuk. Ketika didekatkan dengan bola pingpong yang bermuatan netral akan tertarik ke
plastik yang memiliki jumlah elektron berlebih sehingga terjadi proses tarik menarik.
Pada percobaan kedua yaitu interaksi muatan yang dihasilkan pada penggaris yang digosokan
ke rambut kemudian di dekatkan pada potongan kertas. Berdasarkan hasil praktikum, kertas
akan tertarik ke penggaris (plastik) karena adanya muatan pada penggaris. Penggaris yang
awalnya belum digosokkan pada rambut tidak dapat menarik kertas karena belum memiliki
muatan listrik. Setelah digosokan ke rambut, penggariis memiliki muatan. Hal ini dikarenakan
elektron pada rambut pindah ke penggaris, sehingga penggaris memiliki kelebihan elektron.
Akhirnya penggaris plastik tersebut menjadi bermuatan negatif dan mampu menarik benda-
benda kecil dan ringan termasuk potongan kertas tersebut.
Namun ketika didiamkan beberapa detik, potongan kertas akan jatuh perlahan-lahan karena
muatan elektron pada penggaris akan habis dimana muatan listrik yang dihasilkan bersifat
sementara. Sehingga tidak terjadi proses tarik-menarik. yang artinya muatan pada penggaris
sudah netral.
Pada percobaan ketiga yaitu mengetahui interaksi muatan yang dihasilkan oleh wool, nilon dan
plastik yang digosokkan pada bola pingpong. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data
sebagai berikut, bola pingpong yang digosokkan wool dengan wool akan tarik menarik, wool
dengan plastik tarik menarik, wool dengan nilon tarik menarik, plastik dengan plastik tarik
menarik, plastik dengan nilon akan tarik menarik, nilon dengan nilon akan tarik menarik.
Interaksi antar muatan antar benda akan terbentuk karena pada benda terjadi efek listrik statis
dimana terjadi perpindahan elektron. Benda menjadi bermuatan karena muatan negatifnya
(elektron) dipindahkan dari satu benda ke benda lainnya. Jika benda kehilangan elektron maka
benda tersebut bermuatan positif karena jumlah protonya lebih banyak, sedangkan benda yang
menerima elektron akan bermuatan negatif karena jumlah elektronnya lebih banyak. Ketika
dua benda didekatkan kemudian saling tolak menolak berarti kedua benda tersebut memiliki
muatan sejenis. Sedangkan dua benda yang didedaktkan tarik menarik artinya muatan dua
benda tidak sejenis.

I. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum muatan listrik adalah
1. Pada dasarnya, semua benda bermuatan netral. Ketika digosokkan dengan benda lain
maka akan terjadi perpindahan muatan elektron. Sehingga suatu benda memiliki
kelebihan elektron atau kelebihan proton. Maka terjadi listrik statis pada benda
tersebut yang mengakibatkan interaksi antar muatan.
2. Dua buah benda yang digosokan akan menghasilkan muatan baik kelebihan proton
(+) maupun kelebihan elekron (-). Jika memiliki muatan yang sama maka akan terjadi
interaksi Tarik menarik. Sedangkan jika memiliki muatan yang berbeda akan terjadi
tolak – menolak

J. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli. (2001). Fisika Jilid 1Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Hallidaydan Resnick. (1984). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Selama praktikum berlangsung tidak ada kesulitan tetapi minim alat dan bahan praktikum.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
1. Video praktikum muatan listrik :
https://youtu.be/m6XJocO37RE
Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan

Tahap Akhir

PRAKTIKUM MODUL 8 PERCOBAAN 1


KEGIATAN KE-2
A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Arus dan Tegangan Listrik

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan arus dan tegangan listrik adalah :
1) Baterai 1,5 Volt 3 buah
2) Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam)
3) Bola lampu 2,5 volt 3 buah
4) Dudukan baterai 3 buah

D. LANDASAN TEORI
1) Arus dan Tegangan Listrik

Arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron, Arus listrik mengalir dari potensial
tinggi menuju ke potensial rendah. Penyebab arus listrik dapat mengalir pada dua benda yang
bermuatan listrik adalah adanya beda potensial antara kedua benda, namun kenyataannya
muatan listrik yang dapat berpindah bukan muatan positif, melainkan muatan negatif atau
electron, karena pada dasrnya adalah terjadinya aliran elektron dari tempat berpotensial lebih
rendah ke tempat yang berpotensial lebih tinggi. Berdasarkan uraian tersebut arus listrik terjadi
jika ada perpindahan elektron. Kedua benda bermuatan jika dihubungkan melalui kabel akan
menghasilkan arus listrik.

Arus listrik dapat didefinisikan sebagai banyaknya elektron yang berpindah dalam waktu
tertentu, banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari
ujung-ujung penghantar disebut beda potensial listrik atau tegangan listrik. Kuat arus listrik
yang mengalir dalam penghantar atau rangkaian listrik dapat diukur besarnya dengan
menggunakan amperemeter atau ammeter. Pengamat dapat mengamati dalam kehidupan
sehari-hari adanya gejala beda potensial di baterai atau akumulator, sehingga beberapa baterai
dapat disusun secara seri maupun paralel.

Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara
dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur
energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam
sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan
listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Jika ujung-
ujung kawat konduktor dihubungkan untuk membentuk suatu rangkaian, maka semu titik pada
rangkaian berada pada tegangan listrik yang sama, dan oleh karena itu medan listrik menjadi
nol di dalam dan juga pada permukaan konduktor tersebut. Oleh karena medan listrik tersebut
nol, maka tidak terdaat perpindahan muatan listrik melalui kawat tersebut sehingga tidak
terdapat arus listrik. Bagaimanapun juga, jika ujung-ujung kawat konduktor dihubungkan
dengan sebuah baterai, semua titik pada rangkaian tidak berada pada tegangan yang sama.
Beterai tersebut menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung rangkaian dan menghasilkan
suatu medan listrik dalam kawat tersebut. Medan listrik memberikan gaya-gaya pada elektron-
elektron konduksi dalam kawat sehingga menyebabkan elektron bergerak dalam kawat yang
kemudian menghasilkan arus (Serway, 2010).

2) Hukum Ohm
Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan

berhubungan. George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang

melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya.

Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut.

V=I.R

V= tegangan (volt)

R= tahanan/hambatan (Ω)

I= kuat arus (Ampere)


Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai tahanan di

perkecil maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga sebaliknya dan dapat ditulis

sebagai berikut.

I =𝑉
𝑅

Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri. Yang di maksud dengan rangkaian

tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada rangkaian ke ujung

atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan

lebih dari satu, diperlukan jumalh total nilai tahanan tahanan tersebut. Hal ini dapat di mengerti

karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk

mengalir (rusdianto,1999).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Prosedur percobaan pada arus listrik sebagai berikut :
1. Susunlah 3 buah baterai secara seri! Buatlah gambar rangkaian
2. Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam pada kutub (-)
3. Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terapasang bola lampu (dipilih
salah dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt). Jika lampu merah menayla menandakan
adanya aliran arus dari kutub (+) menuju kutub (-). Tetapi jika belum menyala
periksalah sebabnya.
4. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat dilihat dari nyala
lampu yang dihasilkan, sudah cukup membuktikan adanya arus yang mengalir.
5. Kemudian rangkaian disusun secara seri.
2) Tegangan Listrik
1. Membuat rangkaian seri dimana hanya terhubung satu kutub arus listrik saja.
Kemudian saklar ditutup, diamati nyala lampu yang terbentuk
2. Buatlah rangkaian seri dengan menggunakan satu buah lampu. Kemudian saklar
ditutup dan diamati nyala lampu yang terbentuk.
3. Buatlah rangkaian seri dengan menggunakan dua buah lampu. Kemudian saklar
ditutup dan diamati nyala lampu yang terbentuk.
4. Buatlah rangkaian seri dengan menggunakan tiga buah lampu. Kemudian saklar
ditutup dan diamati nyala lampu yang terbentuk.

F. HASIL PENGAMATAN
1) Arus Listrik
Tabel hasil pengamatan terhadap jenis bahan
Lampu Konduktor
No. Bahan
Menyala Tidak Ya Tidak
1. Kawat Besi √ √
2. Kawat Tembaga √ √
3. Sendok Perak √ √
4. Kayu √ √
5. Karet Penghapus √ √
6. Grafit (mata pensil) √ √
7. Kertas √ √
8. Tas plastik √ √
9. Air Keran √ √
10 . Air Garam √ √
2) Tegangan Listrik
a. Rangkaian pertama lampu yang dihasilkan padam.
b. Nyala lampu yang dihasilkan agak terang
c. Nyala lampu yang dihasilkan lebih terang daripada nyala lampu b
d. Nyala lampu yang dihasilkan lebih terang daripada nyala lampu b dan c

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Dari hasil pengamatan anda, jelaskan pengertian arus listrik dan tegangan
listrik Jawaban : Arus litrik adalah aliran muatan listrik dari potensi fungsi ke
potensial rendah karena elektron mengalir dari potensial fungsi ke tegangan listrik:
jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan listrik dari satu ke tempat
lainnya.
2) Mengapa pada percobaan 1, batterai disusun seri?
Jawaban : Pada percobaan 1 batterai disusun seri karena yang tersusun seri akan terhubung
melalui satu jalur, sehingga aliran arus listrik akan mengalir ke semua komponen.
V=I.R
Artinya kuat arus yang mengalir selalu sama disetiap titik di sepanjang rangkaian hambatan
(R) akan semakin besar nilai hambatannya tetapi lampu yang dirangkai secara seri lebih
menyala redup.

3) Jelaskan hubungan antara muatan antara arus listrik dengan tegangan listrik
Jawaban: seperti di ketahui rumus dari hukum ohm adalah V = I. R
Sehingga berdasarkan rumus tersebut hubungan arus listrik dan tegangan listrik berbanding
lurus semakin besar arus listrik semakin besar tegangan listrik yang dibutuhkan.

4) Tentukan mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan 3 buah batterai
yang disusun secara seri atau pararel? Mengapa demikian ?
Jawaban :
Susunan Seri karena Sususan Seri Rangkaian seri baterai akan meningkatkan tegangan
(Voltage) baterai sedangkan arus litrik akan tetap sama. Pararel : akan meningkat arus listrik
tetapi tegangannya tetap sama.
Tegangan pada rangkaian seri, Vtotal = V1 + V2 + V3

H. PEMBAHASAN
Pada percobaan arus listrik dan tegangan, praktikum mengadakan beberapa uji coba yaitu,
menguji arus listrik pada suatu rangkaian dengan berbagai bahan konduktor dan isolator dan
menentukan pengaruh tegangan pada rangkaian seri. Praktikum ini bertujuan untuk
menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik dan menjelaskan pengaruh tegangan
terhadap suatu rangkaian.
Menurut teori, hubungan antara arus listrik dengan tegangan berbanding lurus. Hal ini
dibuktikan oleh George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang
melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya.
Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut V =
I.R

Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai tahanan di perkecil

maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga sebaliknya dan dapat ditulis sebagai

berikut. I = 𝑉
𝑅

Berdasarkan hubungan tersebut, syarat agar arus listrik dapat mengalir adalah adanya beda
potensial antara dua kutub dan kedua kutub dihubungkan dengan konduktor (penghantar) listrik
dalam rangkaian tertutup. Dimana arus listrik yang dihasilkan oleh sumber tegangan listrik
dengan perbedaan potensial antar dua ujung penghantar dengan kata lain konduktor, akan
menuju dari potensial tinggi ke potensial rendah atau arus akan bergerak dari kutub positif
kekutub negatif melalui penghantar. Arah arus listrik berlawanan dengan arah elektron yang
bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggi. Dalam suatu rangkaian, arus listrik akan
terus mengalir selama rangkaian memiliki perbedaan potensial atau muatan listrik. Jika semua
elektron sudah mengalir dari kutub negatif ke kutub positif maka arus listrik akan berhenti.
Seperti pada batu baterai yang terus menghasilkan arus selama masih ada perbedaan muatan
dan akan berhenti jika muatan habis.
Pada percobaan arus listrik, praktikum membuat sebuah rangkaian seri, praktikum
membuktikan aliran arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian dengan berbagai macam
penghantar. Penghantar yang digunakan pada praktikum ini ada sepuluh, yaitu kawat besi,
kawat tembaga, sendok perak, kayu, karet penghapus, grafit, kertas, tas plastik, air keran dan
air garam. Dari hasil percobaan, penghantar yang dapat mengalirkan arus listrik adalah kawat
besi, kawat tembaga, sendok perak, grafit, air keran dan air garam, karena bahan-bahan tersebut
bersifat konduktor. Hal ini dibuktikan dengan lampu yang menyala, dimana lampu yang
menyala menandakan adanya arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut. Sesuai dengan
teori salah satu syarat arus listrik dapat mengalir pada suatu ragkaian adalah adanya konduktor
listrik dalam rangkaian tersebut. Sehingga arus listrik dapat mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif melalui penghantar tersebut. Sedangkan penghantar berbahan kayu, karet, kertas dan
tas plastik tidak dapat mengalirkan arus listrik. Hal ini dibuktikan dengan lampu yang
dihasilkan padam yang menandakan tidak adanya perpindahan muatan atau arus tidak dapat
mengalir pada rangkaian.
Pada percobaan tegangan listrik, praktikum membuat 4 buah rangkaian listrik, dimana pada
rangkaian pertama salah satu kutubnya tidak dihubungkan sedangkan rangkaian yang lain
terhubung di dua kutub namun dengan jumlah baterai yang berbeda yaitu masingmasing 1, 2,
3 baterai. Dari hasil percobaan, pada rangkaian listrik yang pertama lampu tidak menyala hal
ini dikarenakan tidak adanya tegangan listrik. Tidak adanya tegangan listrik disebabkan
karena hanya disalurkan pada salah satu kutub saja sehingga tidak terjadi perpindahan muatan
listrik yang menyebabkan arus listrik tidak dapat mengalir pada rangkaian.
Pada percobaan tegangan listrik, disiapkan sebuah rangkaian dengan jumlah baterai yang
berbeda dimana rangkaian b memiliki satu baterai, rangkaian c memiliki dua buah baterai dan
rangkaian d memiliki 3 buah baterai. Berdasarkan hasil percobaan, urutan nyala lampu yang
paling terang sebagai berikut :
d>c>b
Hal ini dikarenakan adanya pengaruh jumlah batu baterai yang diberikan. Dimana batu baterai
mempunyai dua kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif dan memiliki muatan sehingga
dalam hal ini baterai merupakan sumber energi listrik. Ketika ada sumber energi listrik yang
diberikan maka arus listrik akan mengalir pada rangkaian tersebut. Semakin banyak baterai
yang digunakan maka semakin banyak arus listrik yang dihasilkan otomatis semakin banyak
pula tegangan listrik yang dihasilkan karena dalam hal ini arus listrik dan tegangan listrik
berbanding lurus. Jumlah Energi yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan arus listrik
dengan kata lain mendorong arus listrik untuk dapat mengalir. Semakin banyak tegangan listrik
maka arus listrik semakin besar. Sehingga hal tersebut menyebabkan nyala lampu lebih terang
karena energi yang diberikan pun semakin banyak. Tegangan listrik yang dihasilkan pun juga
semakin meningkat karenakan pada rangkaian baterai yang digunakan adalah seri. Baterai yang
disusun seri Susunan Seri akan meningkatkan tegangan (Voltage) baterai sedangkan arus litrik
akan tetap sama.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang arus listrik dan tegangan dapat disimpulkan sebagai berikut
:
1. Aliran listrik pada suatu rangkaian merupakan muatan listrik yang mengalir, dimana
arah aliran mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
2. Tegangan Listrik adalah Jumlah Energi yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan
arus listrik dengan kata lain mendorong arus listrik dengan kata lain mendorong arus
listrik untuk dapat mengalir. Semakin banyak tegangan listrik maka arus listrik
semakin besar dan nyala lampu yang dihasilkan semakin terang.

J. DAFTAR PUSTAKA Jewett, Serway. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta :
Salemba Teknika.

Rusdianto, eduard. 1999. Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika.

Yogyakarta: Kanisius.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

Selama praktikum berlangsung tidak ada kesulitan tetapi minim alat dan bahan praktikum.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
2. Percobaan Arus dan Tegangan Listrik https://youtu.be/m6XJocO37RE
Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan
Tahap Akhir

PRAKTIKUM MODUL 8 PERCOBAAN 1


KEGIATAN KE-3
A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Energi Listrik

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui perubahan energi listrik yang dihasilkan pada suatu rangkaian

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan arus dan tegangan listrik adalah :
1) Baterai 1,5 Volt 1 buah
2) Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam)
3) Bola lampu 2,5 volt 1 buah
4) Lilitan kawat
5) Termometer
6) Korek Api
D. LANDASAN TEORI
Energi listrik berguna untuk kita karena dapat dengan mudah diubah menjadi energi lain.
Misalnya motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi listrik adalah
energi yang ditimbulkan oleh arus listrik pada suatu penghantar yang dapat diubah menjadi
bentuk lain.
Beberapa pemanfaatan perubahan energi listrik menjadi bentuk lain :
a. Energi listrik menjadi energi kalor, misalnya kompor listrik, setrika listrik, solder listrik
dan rice cooker.
b. Energi listrik menjadi energi gerak, misalya bor listrik, kipas angin, dan motor listrik
c. Energi listrik menjadi energi kimia, misalnya pada proses pengisian akumulator.
d. Energi listrik menjadi energi cahaya, misalnya pada lampu pijar.
Untuk mengalirkan muatan-muatan listrik dalam suatu penghantar, sumber tegangan
mengeluarkan energi listrik. Jika muatan-muatan itu dinyatakan dengan Q(coloumb), tegangan
listrik yang dihasilkan sumber tegangan dinyatakan dengan V (volt) dan waktu dinyatakan
dalam t (detik), maka besarna energi listrik adalah : W = V.Q
Oleh karena Q = i.t, maka bentuk persamaan lain adalah :

W = V.I.t

Dalam sistem SI, satuan energi adalah volt. Coloumb atau joule (J). Oleh karena V= I.R,
maka persamaan diata dapat ditulis menjadi

W = I.R.I.t atau W = I2.R.t


Atau W = (V2/R).t
Dengan
W = energi listrik (J)
V = Tegangan listrik (V)
R = Hambatan Listrik (Ω) I =
kuat arus listrik (A) t = waktu
(s)

Energi Listrik dapat diubah menjadi energi kalor


Energi listrik lebih mudah digunakan oleh manusia karena energi ini dapat dibah menjadi
energi lain dalam sekejap. Conthnya energi listrik dapat diubah menjadi energi kalor dan energi
mekanik. Dalam sebuah kegiatan, Joule mendapat angka kesetaraan antara energi mekanik dan
energi kalor yang disebut dengan tara kalor mekanik yang besarnya adalah
1 Joule = 0,24 kal atau 1 kalori = 4,2 joule.
Energi listrik diubah menjadi energi panas atau cahaya pada alat-alat seperti pemanas listrik,
kompor, pemanggang, dan pengering rambut karena arus biasanya lebih agak besar, dan ada
banyak tumbukan antara elektron yang bergerak dan atom pada kawat. Pada setiap tumbukan,
sebagian energi elektron ditransfer ke atom yang ditumbuknya. Seagai akibatnya energi kinetik
atom bertambah dan dengan demikian tmperatur elemen kawat bertambah. Energi panas yang
bertambah ini (energi dalam) dapat ditransfer sebagai kalor dengan konduksi dan konveksi ke
udara pada pemanas atau ke makanan pada wajan.
Semakin besar aruus yang mengalir pada alat, semakin besar pula naiknya suhu. Jadi, energi
yang dilepaskan dan diubah menjadi kalor sebanding dengan kuat arus yang mengalir.
(Giancoli, 2001)

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur percobaan pada energi listrik sebagai berikut :
1) Buatlah rangkaian seri dengan menggunakan 3 buah baterai dan 1 lampu. Kemudian
rangkaian tersebut disambungkan dengan kawat tipis yang dibuat melingkar.
2) Tutup saklar S, kemudian biarkan beberapa saat :
a. Amati apa yang terjadi pada lilitan kawat.
b. Setelah ±2 menit letakkan pentul korek api itu pada lilitan kawat, apa yang terjadi?
3) Bukalah saklar S, letakkan ujung termometer pada lilitan kawat. Catat skala yang di
tunjukkan thermometer.
4) Tutuplah saklar S, Kemudian setelah ±2 menit catatlah skala yang ditujukkan
termometer (suhu akan menjadi panas dan menunjukkan lebih dari derajat
termometer, karena alat termometer memiliki batas ukur menunjukkan suhu 40 C
lebih).

F. HASIL PENGAMATAN
1) Lilitan kawat terasa sangat panas
2) Pentul korek api diletakkan pada lilitan, yang terjadi adalah korek api terbakar
3) Termometer menunjukan suhu ruangan.
4) Suhu akan menjadi naik karena adanya panas yang dihasilkan, dan suhu menunjukkan
lebih dari derajat termometer, karena alat termometer yang digunakan memiliki batas
ukur menunjukkan suhu 40◦C lebih

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Perubahan energi apakah yang terjadi jika kita menggunakan setrika listrik.
Jawaban : Perubahan energi listrik menjadi panas
2) Dua buah baterai masing-masing besarnya 1,5 Volt, 0,5 Ohm dirangkai secara seri
kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu yang mempunyai tahanan 2 Ohm.
Hitunglah :
a. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
b. Daya listriknya
c. Energi listrik yang digunakan selama 1 menit Jawab :
Diketahui :
V1= 1,5 Volt, r1 = 0,5 Ohm
V2= 1,5 Volt, r2 = 0,5 Ohm
Vtot = V1+V2 = 1,5 + 1,5 = 3 Volt
R = 1 Ohm

a. I = V/R
= 3/1 = 3 A

b. P = V . I
= 3. 3
= 9 watt

c. W = V .I. t
= P. t
= 9 . 60
= 540 J

H. PEMBAHASAN
Pada percobaan mengenai energi listrik, praktikum melakukan percobaan dengan merangkai
rangakaian listrik seri, dimana pada rangkaian tersebut diberikan penghantar berupa kawat tipis
yang dibuat melingkar. Percobaan energi listrik ini bertujuan untuk Mengetahui perubahan
energi listrik yang dihasilkan pada suatu rangkaian.
Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh arus listrik pada suatu penghantar yang dapat
diubah menjadi bentuk lain. Dimana pada suatu rangkaian yang memiliki sumber energi listrik
pasti memerlukan tegangan listrik untuk mengalirkan muatan tersebut, sehingga tegangan
listrik mengeluarkan energi listrik. Semakin banyak muatan yang akan dipindahkan pada
ragkaian semakin besar pula tegangan listrik yang dibutuhkan maka semakin besar energi
listrik yang digunakan. Rumus energi listrik yaitu
:
W = V.Q
Pada suatu rangkaian energi listrik dapat berubah menjadi panas, hal ini dikarenakan arus yang
dihasilkan agak lebih besar, dan ada banyak tumbukan antara elektron yang bergerak dan atom
pada kawat. Pada setiap tumbukan, sebagian energi elektron ditransfer ke atom yang
ditumbuknya. Seagai akibatnya energi kinetik atom bertambah dan dengan demikian
temperatur elemen kawat bertambah. Energi panas yang bertambah ini (energi dalam) dapat
ditransfer sebagai kalor dengan konduksi dan konveksi ke udara pada pemanas. Semakin besar
arus yang mengalir pada alat, semakin besar pula naiknya suhu. Jadi, energi yang dilepaskan
dan diubah menjadi kalor sebanding dengan kuat arus yang mengalir. (Giancoli, 2001)
Pada percobaan energi listrik, dibuat rangkaian seri dengan penghantar ditambahkan kawat
tipis yang dibuat melingkar. Saklar pada rangkaian ditutup kemudian didiamkan beberapa saat,
lama kelamaan lilitan kawat mengeluarkan asap dan menimbulkan panas. Untuk mengetahui
apakah lilitan kawat menghasilkan panas, diletakkan korek api pada lilitan tersebut yang terjadi
adalah korek api terbakar. Hal ini disebabkan karena pada rangkaian tertutup terjadi
pemindahan muatan (elektron) pada penghantar berbentuk melingkar. yang mana kawat
melingkar diberikan beda potensial , maka yang terjadi elektron bebas yang tidak mempunyai
gerakan terarah akan bergerak. Elektron-elektron tersebut akan menumbuk partikel konduktor
selama adanya beda potensial. Pada setiap tumbukan, sebagian energi elektron ditransfer ke
atom yang ditumbuknya. Adanya tumbukan tersebut menyebabkan sebagian energi gerak
elektronelektron tersebut diberikan kepada partikel yang akan menimbulkan gerak partikel.
Sehingga semakin banyak tumbukan yang terjadi semakin besar pula getaran partikel yang
dihasilkan semakin bertambah besar pula getaran partikel yang terjadi sehingga menimbulkan
panas, yang nantinya akan terjadi suatu aliran panas dari benda yang memiliki temperatur tinggi
ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah. Selain itu adanya hubungan energi listrik
dengan waktu, dimana pada percobaan yang telah dilakukan semakin lama waktu yang
diberikan maka suhu semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin banyak elektron yang
melewati penghantar, semakin banyak pula getaran partikel yang dihasilkan maka panas yang
terbentuk semakin tinggi. Percobaan ini sesuai dengan teori yang menyatakan energi listrik
berbanding lurus dengan tegangan listrik dan muatan pada suatu rangkaian, dapat dibuktikan
dengan energi panas yang ditimbulkan pada rangkaian.
I. KESIMPULAN
Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh arus listrik pada suatu penghantar yang dapat
diubah menjadi bentuk lain, dimana pada percobaan ini energi listrikdirugan menjadi energi
panas karena adanya tumbukan elektron yang menyebabkan getaran partikel sehingga
menimbulkan panas.

J. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Selama praktikum berlangsung tidak ada kesulitan tetapi minim alat dan bahan praktikum.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut: Percobaan
Energi Listrik https://youtu.be/m6XJocO37RE
Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan
Tahap Akhir
PRAKTIKUM MODUL 8 PERCOBAAN 2
KEGIATAN KE-1
A. JUDUL PERCOBAAN KE 1
Percobaan Bentuk Medan Magnet
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menunjukkan bentuk medan magnet sebuah magnet batang denganserbuk – serbuk besi.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Karton putih 1 lembar
2. Magnet Batang 1 buah
3. Serbuk – serbuk besi secukupnya.
D. LANDASAN TEORI
Pada awalnya orang-orang menemukan bahwa logam-logam tertentu dapat dibuat sebagai
magnet. Kata “magnet” berasal dari nama daerah Magnesia di Asia kecil dimana ditemukan
batu-batu yang tarikmenarik. Magnet inilah yang dapat menimbulkan medan magnet. Magnet
ini ada yang berbentuk batang, jarum dan ladam. Batang magnet ini memiliki dua kutub yaitu
kutub utara U dan kutub selatan S. Dua kutub sejenis akan tolakmenolak dan dua kutub yang
tidak sejenis akan tarik-menarik.
Medan magnetik adalah ruang di sekitar magnet dimana megnet lain atau benda lain yang mudah
dipengaruhi magnet akan mengalami gaya magnetik jika diletakan dalam ruang tersebut (Marthen,
2006).
Medan magnet daerah atau wilayah yang dipengaruhi oleh gaya magnet. Medan magnet tidak
dapat dilihat, tetapi dapat digambarkan. Besar medan magnet dapat ditujukan dengan
menggunakan serbuk besi yang ditaburkan di atas kertas dan dapat pula menggunakan kompas
(erviana, 2019)
Arah medan magnet barupa garis – garis yang menghubungkan kutub – kutub disebut dengan
garis gaya magnet. Garis gaya magnet memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
a. Garis gaya magnet memiliki arah meninggalkan kutub utara dan menuju kutub
selatan.
b. Garis gaya magnet magnet selalu tidak berpotongan.
c. Daerah yang garis – garis gaya magnetiknya rapat menunjuukan medan magnetik
yang kuat, sedangkan daerah yang garis – garis gaya magnetiknya kurang rapat
menunjukkan medan magnetik yang lemah.

Gambar 1. Medan Magnet

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakkan sebuah magnet batang di atas meja
2. Peganglah selembar karton putih di atas magnet tersebut.
3. Taburkanlah serbuk – serbuk besi secara merata di atas karton, kemudian ketuklah
karton itu secara perlahan beberapa kali.
4. Amati dan gambarkan pola – pola yang dibentuk serbuk – serbuk besi itu.
5. Dari hasil pengamatan anda buatlah kesimpulan tentang medan magnet.
F. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan cara kerja yang dilakukan serbuk besi yang ada pada kertas karton putih tersebut
dapat tertarik oleh magnet karena bagian tersebut memiliki medan magnet. Serbu besi yang di
ketuk – ketuk akan membentuk suatu pola yang disebut dengan garis gaya magnet. Jika
disimpulkan magnet memiliki ciri yaitu terdapat medan magnet, arah gaya magnet, garis gaya
magnet dan gaya magnet.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan medan magnet?
Jawaban : Medan magnet adalah "daerah kekuasaan" yang akan berinteraksi dengan muatan
listrik yang bergerak ataupun partikel yang memiliki momen magnet.
2. Apakah sebuah magnet selalu memiliki kutub utara dan kutub selatan? Berikan
penjelasan!
Jawaban : Karena, Setiap magnet, apapun bentuknya, selalu mempunyai kutub utara dan kutub
selatan. Amatilah sebuah magnet jarum yang berputar pada porosnya, misalnya kompas. Dalam
keadaan diam, salah satu ujung magnet akan menunjuk ke arah utara, sedangkan ujung yang
lain menunjuk ke arah selatan. Ujung kompas yang menunjuk ke arah utara disebut kutub
utara.Ujungnya yang menunjuk ke arah selatan disebut kutub selatan.
3. Jelaskan 3 macam aturan untuk melukis garis-garis medan magnetik!
Jawaban :
a) Garis garis gaya magnetic tidak pernah berpotongan
b)Garis – garis gaya magnetic selalu keluar dari kutub Utara dan masuk ke kutub
Selatan
c) Tempat dengan garis – garis gaya yang rapat menyatakan medan magnet kuat,
sebaliknya dengan garis – garis gaya tentang menyatakan medan magnetic lemah 4.
Gambarkanlah garis- garis medan magnet dari pasangan magnet berikut ini :

E. PEMBAHASAN
 Medan magnet adaah daerah yang ada disekitar magnet dimana objek – objek magnetik dapat

dipengaruhi oleh gaya magnetisnya. Semakin kuat daya magnet yang dimiliki suatu benda
maka semakin luas pula cakupan medan magnetnya. Keberadaan magnet dapat dilihat dari
serbuk besi sebagaimana perubahan kedudukan serbuk besi sesuai dengan hasil percobaan yang
dilakukan menunjukkan bahwa serbuk besi yang ada pada magnet membentuk garis – garis
medan magnet. Garis – garis pada percobaan menunjukkan bahwa gaya magnetik yang ada
pada magnet selalu keluar dari kutub utara dan masuk dari kutub selatan. Dengan garis yang
menyatakan gaya magnet terkuat pada kutub magnet sedangkan pada garis yang masih terlihat
renggang merupakan area magnetik yang masih lemah. Garis-garis ini dapat divisualisasikan
secara nyata. Cara yang paling sederhana adalah dengan menyebarkan bubuk pasir besi di
sekitar magnet dan akan menghasilkan karakteristik yang sama seperti pada garis-garis medan
magnet.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa selama percobaan
dilakukan menjelaskan bahwa medan magnet yang paling kuat adalah sekitar kutub magnet
karena magnet yang ditujukan oleh rapatnya atau bentuk – bentuk dari garis. Terlihat pada
tengah magnet memiliki medan magnet yang sedikit dan terlihat kurang kuat untuk menarik
serbuk besi tampak renggang garis – garisnya. Walaupun gaya magnet yang kuat terdapat di
kutub – kutub magnet tetapi gaya juga muncul pada sekitar magnet. Gaya yang ada pada
magnet adalah medan magnet.

G. DAFTAR PUSTAKA
Purnamasari Ervina. 2019. LKS kelas 6 Tema 5 Wirausaha. Pustaka Persada. Marthen.
2006. Kelistrikan dan Kemagnetan. Bab II Tinjauan Pustaka. diakses pada laman
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3750/05.2%20bab%202.pdf?sequen
ce=8&isAllowed=y pada tanggal 25 November 2020. Rumanta, dkk. 2019. Praktikum IPA
di SD. Univesitas Terbuka

H. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Pada awalnya kami kesulitan mencari serbuk besi, dan akhirnya kami mencari inisiatif untuk
mencari serbuk besi di pasir. Karena pasir juga mengandung magnet.
I. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
https://youtu.be/m6XJocO37RE
Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan

Tahap Akhir

PERCOBAAN 2 KEGIATAN KE-2

A. JUDUL PERCOBAAN
Mengamati Gejala Medan Magnet
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menjelaskan pengaruh arus listrik terhadap medan magnet
C. ALAT DAN BAHAN
1) kabel secukupnya
2) Baterai 1,5 Volt 4 buah
3) Bola Lampu 2,5 volt – 3,6 volt/0,007A.
4) Kompas
5) Kumparan tipis secukupnya.
D. LANDASAN TEORI
Kemagnetan dan kelistrikan adalah gejala alam yang prosesnya dapat dibolak balik. Hal ini
dibuktikan ketika H.C Oersted melakukan percobaan bahwa disekitar kawat berarus listrik terdapat
medan magnet (artinya aliran arus listrik menimbulkan magnet), sehingga para ilmuan setelahnya
mulai berfikir tentang keterkaiatan antara kelistrikan dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael
Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (magnet
menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang sangat sederhana (Octora, 2010).
Medan magnet dapat ditimbulkan dari kawat beraruslistrik. Pada tahun 1820 seorang ilmuan
Denmark Hans Christian Oersted (1777-1857) menemukan suatu gejala yang menarik. Dalam
percobaannya, ia menggunakan sebuah kompas jarum untuk menunjukkan bahwa ketika arus
listrik mengalir pada seutas kawat, jarum kompas yang diletakkan pada daerah medan magnetik
yang dihasilkan oleh kawat berarus menyebabkan jarum kompas menyimpang dari arah utara
selatan. Kemudin disimpulkan bahwa di sekitar kawat berarus timbul medan magnet. Medan
magnet oleh kawat berarus inilah yang dinamakan dengan induksi magnet.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Susunlah peralatan seperti gambar di bawah imi. Dalam keadaan saklar S terbuka,
letakkan penghantar di atas kompas pada posisi sejajar;

Gambar. Rangkaian percobaan dengan rangkaian seri dan kompas


2) Alirkan arus listrik ke dalam penghantar dengan menutup saklar S (arus mengalir
jika lampu menyala)
a. Apakah jarum kompas menyimpang? Mengapa demikian?
b. Ke mana arah jarum jarum kompas menyimpang (kekiri atau ke kanan)?
Jelaskan!
3) Buka saklar S, balik prioritas baterai, kemudian alirkan kembali arus listrik melalui
penghantar dengan menutup saklar
a. Apakah jarum jam kompas menyimpang? Mengapa demikian?
b. Kemana arah menyimpang?
4) Dari percobaan langkah (2) dam (3) buatlah kesimpulan!
5) Lakukanlah langkah (1), (2), dan (3) tetapi dengan memakai 4 buah baterai secara
seri.
F. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan cara kerja yang dilakukan maka dapat memberikan hasil pengamatan :

Arah simpanan
Jarum kompas
Jenis Keadaan saklar kompas
No menyimpang
rangkaian
Terbuka Tertutup Ya Tidak Kanan Kiri
1 Seri 2 baterai √ √

(Hanya
2 Seri 2 baterai √ √
sedikit
menyimpang)
Seri 2 baterai

(polaritas Tidak Tidak
3 √ (tidak ada
baterai ada ada
perubahan)
dibalik)
4 Seri 4 baterai √ √

5 Seri 4 baterai √ (menyimpang √
cukup kuat)
Percobaan pertama menggunakan 2 batterai. Jika saklar terbuka maka jarum kompas tidak ada
penyimpangan, sedangkan jika saklar tertutup maka jarum kompas akan mengalami
penyimpangan yaitu ke arah kanan tetapi hanya ada sedikit penyimpangan arah jarum kompas.
Kemudian peneliti mempolaritaskan batterai dibalik dengan keadaan saklar terbuka juga tidak
ada perubahan sama sekali dengan arah jarum kompas. Kemudian percobaan menggunakan 4
batterai dengan keadaan saklar s terbuka maka tidak ada penyimpangan arah jarum kompas
sedangkan kami mencoba menutup saklar s ternyata ada perubahan menyimpang dengan arah
jarum yang cukup kuat tetapi ke arah kiri.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Jika baterai dirangkai 4 buah, apakah penyimpangan jarum kompas lebih besar/lebih
kecil? Jelaskan!
Jawaban : Jika baterai dirangkai 4 buah, maka jarum kompas menyimpang lebih besar, karena
arus listrik yang mengalir juga cukup besar. Sehingga gaya magnetic yang ditimbulkan makin
besar pula.
2) Dari pengamatan Anda, jika arus (I) yang dialirkan pada rangkaian lebih besar,
apakah induksi magnet (B) yang terjadi lebih besar? Jelaskan!
Jawaban : Jika arus (1) yang dialirkan pada rangkaian lebih besar, maka induksi magnet (B)
titik besar karena arus listrik menghasilkan medan magnetik dan medan magnetik melakukan
gaya pada arus listrik. Makin cepat medan magnetic berubah, makin besar juga induksinya.
3) Hubungan antara arus listrik dengan magnet adalah :
Jawaban : Makin besar arus dan makin dekat dengannya arus itu, maka makin kuat medan
magnetiknya dan gaya pada arus listrik dalam medan magnetik sama dengan besar gaya pada
elemen arus (I) sepanjang A1 ketika berada dalam medan magnetik
4) Jika kawat penghantar ditempatkan lebih dekat ke jarum kompas, bagaimana
penyimpangan jarum? (menyimpang lebih besar/lebih kecil). Jelaskan!
Jawaban : Jika kawat penghantar ditempatkan lebih dekat ke jarum kompas, maka
penyimpangan jarum lebih besar kaena makin dekat jarak benda ke magnet, maka makin kuat
gaya yang ditimbulkan oleh magnet.
5) Jika kawat penghantar ditempatkan lebih jauh ke jarum kompas, bagaimana
penyimpangan jarum? (menyimpang lebih besar/lebih kecil). Jelaskan!
Jawaban : Jika kawat penghantar ditempatkan lebih dekat ke jarum kompas, maka
penyimpangan jarum lebih besar kaena makin dekat jarak benda ke magnet, maka makin kuat
gaya yang ditimbulkan oleh magnet.
6) Dari jawaban perntanyaan (4) jelaskan hubungan antara induksi magnet (B) dengan
jarak antara kompas ke penghantar.
Jawaban : Hubungan antara induksi magnet dengan jarak antara kompas ke penghantar makin
dekat jarak benda ke magnet, maka makin kuat gaya induksi magnet dan makin jauh jarak
benda ke magnet, maka makin lemah induksi magnetnya.
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari perocbaan yang dilakukan menunjukkan medan magnet dapat
dipengaruhi dari kawat yang dialiri oleh arus listrik. Pada perocbaan ini kami menggunakan
rangkaian seri dan lilitan kawat pada besi paku, lilitan yang ada di besi paku tersebut dialiri
oleh arus listrik yang bersumber dari batterai yang dapat mengubah gaya yang terjadi pada
jarum kompas. Pada perocbaan pertama menggunakan 2 batterai dimana membuka saklar dan
menutup saklar, jika saklar tertutup maka akan ada perubahan pada jarum kompas karena
adanya arus listrik tetapi hanya ada sedikit perubahan menuju ke arah kanan. Kemudian kami
mengganti menggunakan 4 batterai yang digunakan menunjukkan arah jarum pada kompas
berputar dengan arus listrik menggunakan 4 batterai sangat kuat dan menuju ke arah kiri.
Hasil menunjukkan bahwa arus listrik dapat membentuk medan magnet. Semakin kuat aliran
listrik yang diberikan maka akan menimbulkan gaya yang semakin kuat pula, tetapi semua
hanya bersifat sementara karena jika tidak ada aliran listrik maka tidak akan membentuk medan
magnet tetapi jika aliran listrik mengalir akan membetuk medan magnet dengan menggunakan
arus listrik yang baik pula untuk menambah kekuatan medan magnet tersebut.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa arus listrik dapat
menghantarkan magnetik. Semakin besar arus listrik yang dialirkan maka semakin besar pula
perubahan yang ada pada magnet. Perubahan arus listrik yang menghasilkan magnet ini dapat
merubah arah garis/jarum pada kompas melalui energi listrik yang mengalir.

J. DAFTAR PUSTAKA
Octora (2010). Laporan Praktikum Listrik dan Magnet https://docplayer.info/30854810Bab-ii-
tinjauan-pustaka.html diakses pada 25 November 2020.
Purnamasari Ervina. 2019. LKS kelas 6 Tema 5 Wirausaha. Pustaka Persada.
Rumanta, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Univesitas Terbuka
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Saat percobaan dilakukan karena terkendala pada batterai setelah percobaan di analisa dengan
menggunakan batterai yang banyak maka akan mendapatkan perubahan jarum pada kompas
akab berubah arah. Sempat tidak ada pergeseran dan mengganti batterai dengan batterai yang
baru. Sebaiknya jika melakukan percobaan ini perlunya mencoba dengan batterai dengan
kenormalan batterai.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
Link kegiatan praktikum : https://youtu.be/m6XJocO37RE
Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan

Tahap Akhir
PERCOBAAN 2 KEGIATAN KE-3
A. JUDUL PERCOBAAN
Mengamati Sifat – Sifat Magnet
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menjelaskan sifat magnet.
C. ALAT DAN BAHAN
1) Magnet
2) Statis
3) Benang secukupnya
4) Benda – Benda yang dapat ditarik magnet (misal besi, alumunium, kaca dan seng)
D. LANDASAN TEORI
Benda-benda yang berada di sekeliling kita ada yang dapat ditarik oleh magnet dan ada pula
yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Benda yang dapat ditarik oleh magnet biasanya terbuat
dari besi, baja, atau benda yang mengandung keduanya misalnya paku, jarum, peniti, baut.
Adapun benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet adalah benda yang terbuat dari karet, kayu,
atau plastik misalnya kertas, meja, kursi. Benda yang mampu ditarik oleh magnet disebut
sebagai benda magnetis sedangkan benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet adalah benda
non-magnetis. (Muslimin, 2013:42). Berdasarkan uraian di atas dapat disebutkan beberapa sifat
– sifat yang dimiliki oleh magnet, sebagai berikut:
(Eviana, 2019)
1) Magnet dapat Menarik Benda Tertentu
Magnet dapat menarik benda lain yang berasal bahan logam. Namun tidak semua logam dapat
ditarik oleh magnet. Besi dan baja adalah dua contoh logam yang mempunyai daya tarik yang
tinggi oleh magnet.

Gambar 4. Magnet dapat menarik benda magnetik


2) Magnet Mempunyai Dua Kutub
Magnet memiliki dua tempat yang gaya magnetnya paling kuat. Daerah ini disebut kutub
magnet. Ada 2 kutub magnet, yaitu kutub utara (U) dan kutub selatan (S). Seringkali kita
menjumpai magnet yang bertuliskan N dan S. N merupakan kutub utara magnet itu (singkatan
dari north yang berarti utara) sedangkan S kutub selatannya (singkatan dari south yang berarti
selatan).

Gambar 5. Jenis – jenis magnet


3) Kutub Magnet Senama Tolak Menolak, Kutub Magnet Tidak Senama Tarik Menarik
Gaya magnet, seperti halnya gaya listrik, berupa tarikan dan tolakan. Jika dua kutub utara
(senama) didekatkan, maka keduanya tolak-menolak. Dua kutub selatan (senama) juga saling
menolak. Namun, jika kutub selatan didekatkan pada kutub utara (tidak senama), maka kedua
kutub ini akan tarik-menarik. Sehingga kita dapat membuat aturan untuk kutub magnet: kutub
senama tolak-menolak, dan kutub tak senama tarik-menarik.

Gambar 6. Visual magnet tarik menarik dan tolak menolak


Kutub-kutub magnet selalu berpasangan yaitu kutub utara dan kutub selatan. Selama bertahun-
tahun para ilmuwan mencoba mendapatkan satu kutub saja yang ada pada sebuah magnet. Jika
sebuah magnet dipotong menjadi dua, ternyata hasilnya berupa dua magnet yang lebih kecil
dan masing-masing tetap memiliki kutub utara dan selatan.

4) Magnet Memiliki Gaya yang dapat Menembus Benda


Daya tembus benda dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ketebalan penghalang, jenis
penghalang, kekuatan penghalang, serta jarak antara magnet dan benda. Kekuatan gaya tarik
magnet tidak sama disetiap sisinya. Gaya yang paling kuat terletak di kutub-kutubnya. Daerah
di sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet yaitu medan magnet.

Gambar 7. Magnet dapat menembus benda

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Beri tanda S untuk kutub selatan, dan U untuk kutub utara pada kedua magnet batang
yang tersedia.
2) Gantunglah salah satu magnet dengan menggunakan benang pada statis.
3) Dekatkan kutub selatan magnet kedua tang dipegang ke kutub selatan magnet batang
yang digantung secara perlahan.
4) Dekatkan kutub utara magnet yang dipegang pada kutub selatan magnet batang yang
digantung secara perlahan.
5) Dengan cara yang lama, dekatkan kutub selatan magnet yang dipegang pada kutub
utara magnet yang digantung.
6) Dekatkan kutub utara magnet yang dipegang pada kutub utara magnet yang digantung.

F. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil dari percobaan yang dilakukan untuk mengamati sifat – sifat magent
menjelaskan bahwa jika magnet di dekatkan dengan sama – sama kutub misall kutub utara
dengan kutub utara – kutub selatan dengan kutub selatan maka akan tolak menolak karena pada
magnet memiliki muatan yang sama. Sedangkan jika didekatkan dengan berbeda kutub
misalkan pada kutub utara dengan kutub selatan – kutub selatan dengan kutub utara maka
tampak berdekatan karena memiliki muatan yang berbeda.

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1) Jelaskan sifat-sifat magnet!
Jawaban :
- Punya Gaya Tarik (Magnet dapat tarik menarik terhadap benda tertentu)
Benda yang bisa ditarik oleh magnet disebut benda magnetik. Contoh benda magnetik adalah
besi, baja, nikel, dan kobalt.
- Magnet memiliki dua kutub magnet juga memiliki dua kutub yang berlawanan.
Kedua kutub itu biasa
dinamakan kutub utara dan kutub selatan.Kutub magnet biasanya terletak pada ujung magnet
yang menyimpan kekuatan magnet paling besar.
- Kutub yang Berbeda Saling Menarik, Kutub yang Sama Saling Menolak
Magnet punya dua kutub yang berbeda. Jika ada dua magnet dan kita coba dekatkan, maka
secara otomati kutub yang berlawanan akan saling menarik. Lain hal jika kita mendekatkan
magnet dengan dua kutub yang sama, maka keduanya akan saling menolak.
- Gaya Magnet Bisa Menembus Penghalang arahkan kedua magnet, Hal itu karena
magnet memiliki gaya magnet yang memungkinkan keduanya tetap saling
menarik walaupun terhalang benda lainnya.
akan saling menarik meskipun diberi penghalang di antara keduanya.
- Medan Magnet Membentuk Gaya Magnet
Sifat magnet berikutnya adalah dapat membentuk gaya magnet. Artinya gaya magnet tidak
hanya berada pada ujung-ujungnya saja, tapi juga berada pada sekitar magnet. Daerah di sekitar
magnet ini lah yang disebut sebagai medan magnet. Sifat magnet berikutnya adalah dapat
membentuk gaya magnet. Artinya gaya magnet tidak hanya berada pada ujung-ujungnya saja,
tapi juga berada pada sekitar magnet. Daerah di sekitar magnet ini lah yang disebut sebagai
medan magnet.
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan dipol magnet!
Jawaban : Dipol magnet adalah magnet selalu mempunyai 2 kutub. Magnet yang didalam
terdapat dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan yang membentuk loop medan tertutup.
Contoh yang paling sederhana dari magnet dipol adalah magnet batang.
3) Apabila sebuah magnet dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, mungkinkah
bagian kecil magnet tersebut hanya memiliki sebuah kutub? Jelaskan!
Jawaban : Jika sebuah magnet dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, maka bagian
kecil magnet tersebut tetap mempunyai 2 buah kutub, karena hal ini merupakan asas piranti
(kompas). Setiap magnet apapun bentuknya pasti mempunyai 2 kutub yaitu kutup utara dan
kutub selatan. karena magnet selalu mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif dan kutub
negatif. tidak pernah ada magnet yang hanya memiliki satu kutub saja. jika hanya ada satu
kutub maka magnet tersebut akan saling tolak menolak dan itu namanya bukan magnet karena
magnet berfungsi untuk melekatkan bukan melepaskan.
J. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan menjelaskan bahwa magnet tersebut memiliki dua
kutub yaitu kutub selatan dan kutub utara. Pada kegiatan percobaan jika kutub utara dengan
kutub selatan dipertemukan/didekatkan maka akan terik menarik, karena memiliki muatan
yang berbeda, sedangkan mendekatkan antara kutub selatan dengan selatan, utara dengan
utara maka akan tolak – menolak, artinya memiliki muatan yang sama. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sifat magnet itu memiliki 2 kutub yang berbeda muatan, jika sama
muatan akan tolak menolak dan yang berbeda muatan akan tarik – menarik. Kemudian hal
inilah dengan benda yang bermuatan magnetik maka akan dapat ditarik oleh magnet.
Pada magnet memilik sifat dapat menembus penghalang artinya jika ada benda magnetis
kemudian dihalangi oleh sebuah benda (kayu) dan magnet berada di belakang kayu jika di
dekatkan benda tersebut otomatis akan tertarik oleh magnet. Pada magnet terdapat medan
magnet artinya pada sekitar magnet akan tetap bisa menarik benda yang magnetis, dan akan
membentuk sebuah gaya magnetis seperti pada perocbaan 1.
Dimana kutub magnet memiliki area yang kuat medan magnetnya.
K. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan kami, sifat-sifat magnet adalah jika kedua kutub magnet yang sejenis
di dekatkan maka magnet tersebut akan saling menjauhi (tolak-menolak). Jika kutub-kutub
magnet yang berlawanan (berbeda kutubnya atau tidak sejenis) didekatkan maka magnet
tersebut akan tarik-menarik (mendekat). Setelah dilakukan dengan beberapa percobaan maka
disimpulkan bahwa magnet dapat menempel dengan magnet lain yang berlainan kutub, magnet
dapat menarik benda-benda logam, dan magnet dapat menembus medium yang tipis.

L. DAFTAR PUSTAKA
Purnamasari Ervina. 2019. LKS kelas 6 Tema 5 Wirausaha. Pustaka Persada. Rumanta, dkk.
2019. Praktikum IPA di SD. Univesitas Terbuka

M. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Selama kegiatan belum ada kesulitan tetapi untuk saran lebih baik untuk melakukan
percobaan dengan menjelaskan satu per satu dari sifat magnet. Agar dapat mengetahui
bagaimana sifat magnet yang sesungguhnya.
N. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
Link kegiatan praktikum : https://youtu.be/m6XJocO37RE

Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan

Tahap Akhir
PERCOBAAN 2 KEGIATAN KE-4
A. JUDUL PERCOBAAN
Cara Membuat Magnet
B. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat membuat magnet dengan cara gesekan, elektromagnetik dan magnet induksi
C. ALAT DAN BAHAN
1) klip kertas 3 – 5 buah
2) Magnet batang 1 buah
3) Kabel kecil berukuran 1 m 5 buah
4) Baterai 1,5 volt 4 buah
5) Paki besi 4 Buah
6) Isolasi secukupnya
D. LANDASAN TEORI
Magnet tidak hanya dapat ditemukan di alam sebagai magnet alami, tetapi ada juga benda yang
dapat dibuat menjadi sifat magnet. Besi dan baja dapat dijadikan magnet jika elementernya
tersusun rapi dan kutub – kitub yang senama menghadap ke arah yang sama. Magnet dari besi
mudah dibuat tetapi sifat kemagnetanya hilang. Adapun magnet dari baja sulit dibuat tetapi
sifat kemagnetannnya tidak mudah hilang. Magnet dibuat tiga cara yaitu (Ervina: 2019) :
a. Membuat magnet dengan cara menggosok
Membuat magnet dapat dilakukan dengan menggosok magnetis misalnya besi dengan magnet.
Arah gosokan dibuat searah agar magnet elementer yang terdapat pada besi menjadi teratur dan
mengarah ke satu arah, dikatakan besi telah menjadi magnet. Ujung – ujung besi yang digosok
akan terbentuk kutub – kutub magnet. Kutub – kutub yang terbentuk tergantunng pada ujung
besi yang digosok, akan mempunyai kutub yang berlawanan dengan kutub ujung magnet
penggosokannya. Semakin lama waktu penggosokan maka sifat kemagnetan pada besi semakin
kuat.

Gambar 8. cara penggosokkan


b. Membuat magnet dengan cara Elektromagnetik (Dialiri Arus Listrik)
Membuat magnet dengan cara elektromagnetik yaitu membuat magnet dengan cara dialiri
listrik. Bahan besi atau baja yang dibuat magnet dililiti dengan kawat berisolasi beberapa
lilitan. Jika ujung – ujung kawat berisolasi itu dihubungkan dengan sumber tegangan searah
(DC) maka bahan besi atau baja tersebut akan bersifat magnet. Magnet yang terbuat dari
elektromagnetik dinamakan elektromagnet. Sifat kemagnetan yang dialiri arus listrik ini
bersifat sementara, namun sifat kemagnetannya kuat. Jika aliran listrik diputus maka sifat
kemagnetan besi atau baha ikut menghilang.

Gambar 9 Visual kegiatan kumparan


Jika suatu kumparan dihubungkan dengan sumber arus listrik, maka dalam rangkaian
tertutup kumparan tersebut dapat berprilaku seperti magnet batang, yang sifatnya adalah
sementara, Berdasarkan hukumnya Biot Savart, kawat lurus panjang dialiri arus listrik maka
akan timbul induksi magnet di sekitar kawat tersebut. Kalau kawat lurus tersebut kita buat
kumparan (Solenoid) bagaimana arah medan magnetnya? Kita lihat pada gambar berikut.

Gambar 10. Pola arus magnet pada kumparan


Arah garis gaya yang magnet yang dibangkitkan oleh kumparan yang dialiri listrik, tergantung
arah aliran arus yang mengalir. Sebagai contoh pada gambar 2 tersebut, tetap menggunakan
kaidah tangan kanan yaitu ibu jari arah arus, empat jari yang lain arah medan magnet. Maka
pada gambar 2 arah medannya terpusat di dalam kumparan ke arah kanan. Kalau di luar
kumparan pada gambar 2 dari kanan ke kiri. Sama halnya dengan arah garis gaya magnet pada
magnet batang, di luar magnet batang dari kutub utara ke selatan, di dalam magnet batang dari
selatan ke utara arah garis gaya magnetnya.
Kita tinjau secara rumusan besar medan magnet kumparan:

Dari kedua rumusan di atas tampak bahwa faktor yang mempengaruhi besarnya kuat medan
magnet yang dibangkitkan oleh kumparan yang dialiri listrik DC adalah:
a. Jumlah lilitan (n)
b. Besar kuat arus yang mengalir (i)

c. Membuat magnet dengan cara induksi


Membuat magnet juga dapat dilakukan dengana cara induksi, yaitu dengan mendekatkan atau
menempelkan magnet pada benda magnetis. Misalnya, sebatang besi yang didekatkan dengan
magnet. Besi tersebut dapat menarik benda magnetis disekitarnya, seperti peniti, klip dan
jarum. Sifat kemagnetan dengan cara induksi tidak bertahan lama. Jika magnet semula
didekatkan kemudian dijauhkan maka sifat kemagnetannya besi tersebut akan ikut menghilang.

Gambar 11. Magnet yang mengangkat benda magnetis

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Cara Kerja membuat magnet melalui gesekan
a) Siapkan sebuah paku besi yang bukan magnet, lalu dekatkan ujung paku pada klip
kertas
b) Gesekkan paku besi pada sebuah magnet batang dalam satu arah saja secara
berulang kira – kira 10 detik lamanya.
c) Lakukan hal yang sama seperti pada nomor 2, tetapi dalam waktu yang lama, 40
detik.
2. Cara kerja membuat magnet dengan cara elektromagnetik
a) Rangkaian arus listrik dan paku kemudian terdapat lilitan kumparan.
b) Tutuplah saklar S, lalui dekatkan sebuah paku yang lain pada paku yang dililiti
kumparan.
c) Lakukan hal yang sama dengan kedua cara (a) dan (b) tetapi dengan mengurangi
jumlah lilitan kumparan pada paku.
d) Lakukan yang sama pada nomer c, tetapi dengan cara menambah lilitan kumparan
pada paku.
3. Cara Kerja membuat magnet dengan cara induksi
a) Peganglah sebuah magnet batang di salah satu kutubnya, sedangkan kutub yang
lain menjadi pusat bumi.
b) Dekatkan sebuah klip tepat di ujung salah satu kutub magnet batang
c) Dekatkan lagi klip kedua tepat diujung klip yang pertama
d) Lakukan hal yang yang sama pada nomor bdan nomor c hingga menggunakan
klip sebanyak 4 buah.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Membuat magnet melalui gesekan
Setelah Setelah
Bahan Sebelum
digesekkan (10 digesekkan (40
Percobaan digesekkan
detik) detik)
Paku besi Belum ada Paku besi dapat Paku besi dapat
dan jarum magnet, paku menarik jarum k menarik jarum
tidak dapat namun lemah lebih kuat
menarik jarum

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa jika paku besi digosokan
dengan waktu 10 detik maka akan dapat menarik jarum kemudian mencoba digosokkan lebih
lama 40 detik maka akan lebih kuat pula untuk menarik jarum.
2. Membuat magnet dengan cara elektromagnetik
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini, sebagai berikut:
a) Berdasarkan rangkaian ternyata paku tidak bisa menjadi magnet karena saklar
dalam keadaan terbuka, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir.
b) Kemudian Saklar ditutup, lalu kami mendekatkan sebuah paku yang lain pada
paku yang dililiti kumparan, ternyata paku tersebut telah menjadi magnet karena
saklar telah tertutup sehingga arus listrik dapat mengalir.
c) Kemudian, mengurangi jumlah lilitan kumparan pada paku, ternyata magnet pada
paku semakin kecil karena jumlah lilitan kumparan berkurang, sehingga arus
listrik juga ikut berkurang.
d) Kemudian menambah jumlah lilitan kumparan pada paku, ternyata magnet pada
paku makin besar karena jumlah lilitan kumparan bertambah banyak, sehingga
arus listrik juga bertambah kuat.
3. Membuat magnet dengan cara induksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini, sebagai berikut:
a) Kami memegang sebuah magnet batang disalah satu kutubnya, sedangkan kutub
yang lain menjadi pusat bumi.
b) Kemudian di dekatkan sebuah jarum tepat di ujung salah satu kutub magnet
batang, ternyata jarum tepat di ujung tadi menempel pada magnet batang.
c) Kemudian didekatkan lagi sebuah jarum kedua tepat di ujung jarum yang pertama,
ternyata jarum kedua menempel pada jarum pertama.
d) Dan kemudian dekatkan lagi sebuah jarum ketiga di ujung jarum kedua,ternyata
jarum ketiga menempel di ujung jarum kedua.

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Jelaskan cara kerja membuat magnet!
Jawaban :
a) Membuat magnet dengan cara penggosokan: sebuah magnet digosokkan ke suatu
bahan magnetis dengan arah tetap, maka bahan tersebut akan menjadi magnet.
Magnet akan bersifat permanen jika bahan magnetisnya adalah baja.
b) Membuat dengan cara pengaliran arus listrik: suatu bahan ferromagnetik dililiti
kawat berarus searah, maka bahan tersebut akan menjadi magnet yang bersifat
permanen.
c) Membuat dengan cara Induksi: suatu bahan magnetis didekatkan dengan magnet,
maka bahan tersebut akan menjadi magnet yang bersifat sementara
2. Jelaskan factor apakah yang dapat mempengaruhi kekuatan magnet!
Jawaban : Faktor yang mempengaruhi kekuatan medan magnet yang dihasilkan elektromagnet
adalah besi, jumlah lilitan, dan kuat arus yang dilewatkan pada lilitan tersebut. Medan magnet
dapat dihasilkan dari bahan dari kawat yang dialiri arus listrik. Kita dapat membentuk kawat
menjadi berbentuk lilitan dan kemudian mengaliri kawat tersebut dengan arus. Nantinya, dari
lilitan ini akan muncul medan magnet akibat bergeraknya elektron dalam kawat. Besarnya
medan magnet yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah lilitan dan besar arus. Semakin banyak
jumlah lilitan maka medan magnet yang dihasilkan akan semakin kuat.
3. Jelaskan hubungan antara kuat magnet dengan jumlah lilitan kumparan dan arus
listrik
!
Jawaban: Makin banyak jumlah lilitan kumparan, maka besar arus listrik yang mengalir
sehingga kekuatan magnet makin besar pula. Jadi banyaknya jumlah lilitan kumparan sangat
mempengaruhi terhadap kekuatan magnet.
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan kegiatan 4 ini kami melakukan 3 kali perocbaan menggunakan cara
kerja untuk membuat magnet menggunakan 3 cara yaitu Membuat magnet melalui gesekan,
Membuat magnet dengan cara elektromagnetik, dan Membuat magnet dengan cara induksi.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

Pada percobaan membuat magnet melalui gesekan yaitu menggunakan gesekan yang digesekan
pada paku. Dengan lama penggesekan yang dilakukan akan menimbulkan magnet pada paku
itu juga akan semakin kuat. Artinya melalui penggesekan magnet yang dilakukan pada besi ini
akan membentuk sebuah magnet di paku. Paku tersebut dapat menarik benda magnetis (jarum,
klip dll) semakin lama menggesek maka magnet di paku akan semakin kuat pula.

Pada percobaan membuat elektromagnetik, pada kegiatan ini kami menggunakan rangkaian
baterai dan lilitan kumparan pada paku. Pada kegiatan ini kami mililitkan kumparan di paku
dengan jumlah yang padat/banyak kemudian disambungkan dengan aliran listrik yang sudah
dirangkai pada hasilnya ternyata adanya magnet dari lilitan kumparan pada paku tersebut, kami
mencoba untuk mendekatkan dengan benda magnetis ternyata benda tersebut tertaik oleh
rangkaian lilitan paku yang dialiri listrik. Artinya kegiatan tersebut akan membentuk sebuah
magnet. Melalui aliran listrik dapat membentuk elektromagnetik melalui kumparan. Sesuai
dengan teori yang menjelaskan Kumparan/kawat tersebut akan memiliki sifat magnet. Jika
suatu kumparan dihubungkan dengan sumber arus listrik, maka dalam rangkaian tertutup
kumparan tersebut dapat berprilaku seperti magnet batang, yang sifatnya adalah sementara.
Kemudian kami juga mengurangi jumlah lilitan tersebut maka berkurang magnet yang
diberikan. Hal ini berpengaruh bahwa semakin banyak lilitan maka akan semakin besar magnet
yang diberikan.
Percobaan membuat magnet dengan cara induksi. Pada kegiatan perocbaan ini kami memegang
sebuah magnet. Dengan salah satu kutub, kutub satunya ke pusat bumi. Kemudian kami
dekatkan dengan benda magnetis (jarum) mencoba mengangkatnya kemudian ujungnya jarum
yang terangkat didekatkan lagi dengan jarum (2) ternyata benda tersebut menempel dan
terangkat. Sesuai dengan teori bahwa Membuat magnet juga dapat dilakukan dengana cara
induksi, yaitu dengan mendekatkan atau menempelkan magnet pada benda magnetis

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percoabaan yang dilakukan banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat
magnet yaitu dengan cara membuat magnet dengan gesekan, membuat dengan cara
elektromagnetik dan membuat dengan cara induksi. Membuat secara gesekan dengan
menggunakan magnet yang digesekan dengan besi akan menimbulkan magnet pada besi
dengan semakin lama gesekan akan semakin kuat pula magnet yang di peroleh. Membuat
magnet dengan elektromagnetik yaitu menggunakan rangkaian listrik dan lilitan kumparan
pada paku kemudian dialiri arus listrik akan menghasilkan magnet pada kumparan tersebut dan
dapat menarik benda bersifat magnetis sedangkan dengan menggunakan lilitan sedikit akan
sedikit pula magnet yang diberikan dan semakin banyak lilitan maka semakin banyak pula
magnet yang diberikan dan lebih kuat. Menggunakan cara membuat magnet dengan induksi
yaitu dengan menggunakan magnet yang disalurkan ke benda magnetis (jarum) dimana jarum
tersebut dapat mengangkat lagi jarum yang lain, dan seterusnya. Adapun banyak cara untuk
membuat suatu magnet.

J. DAFTAR PUSTAKA Purnamasari Ervina. 2019. LKS kelas 6 Tema 5 Wirausaha.


Pustaka Persada.

Rumanta, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Univesitas Terbuka

Ruang Guru. 2020. Rumus kumparan. Di akses pada laman


https://www.google.com/search?q=rumus+besaran+medan+magnet+kumparan+&tbm=i
sch&ved=2ahUKEwjm8fOM96PtAhXUDLcAHc3wCnIQ2cCegQIABAA&oq=rumus+
besaran+medan+magnet+kumparan+&gs_lcp=CgNpbWcQA1DAWnyogEYLKLBGgA
cAB4AIABmQGIAfkGkgEDNy4zmAEAoAEBqgELZ3dzLXdpei1pbWfAAQE&sclient
=img&ei=wpLBXaIEdSZ3LUPzeGrkAc&bih=657&biw=1366&safe=strict#imgrc=14y
Mt_7NJLuATM pada tanggal 23 November 2020.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Selama percobaan belum ada kesulitan yang dilakukan. Saran yang diberikan lebih baik
banyak menggunakan benda – benda magnetik untuk perocbaannya sehingga dapat
mengetahui pembentukan magnet.
L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM
Video praktikum dapat dilihat pada link berikut:
https://youtu.be/m6XJocO37RE

Tahap Awal / Pembukaan


Proses Kegiatan
Tahap Akhir

PRAKTIKUM MODUL 9 Kegiatan Praktikum 1


Udara

A. JUDUL PERCOBAAN
1. Percobaan UDARA 1 : Pembakaran Memerlukan Udara
2. Percobaan UDARA 2 : Udara Menekan Dari Tekanan Tinggi ke Tekanan Rendah
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menjelaskan kegunaan udara.
2. Membuktikan bahwa udara menekan dari tekanan tinggi ke rendah
C. ALAT DAN BAHAN
1. Lilin 2 batang yang sama ukurannya.
2. Korek api.
3. Gelas 2 buah
4. Stop watch.
5. Mangkok 2 buah yang berbahan keramik
6. Air

D. LANDASAN TEORI
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan
bumi. Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1%
uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan
ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring dengan
ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga
melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali. Apabila makhluk hidup
bernapas, kandungan oksigen berkurang, sementara kandungan karbon dioksida bertambah.
Ketika tumbuhan menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali dibebaskan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN:
Praktikum 1:
1. Menyediakan 2 lilin yang sama ukurannya, diameter, panjang, warna dan bentuknya.
2. Meletakan kedua lilin diatas meja, beri jarak sekitar 30 cm.
3. Menyalakan kedua lilin tersebut.
4. Memperhatikan Gambar 9.1 berikut. Menutup salah satu lilin dengan gelas.

5. Membandingkan lama lilin menyala antara kedua lilin tersebut. Mengamati dan
mencatat perubahan yang terjadi.
6. Menyalakan lilin, tutup lilin dengan gelas seperti Gambar 9.2 berikut.
7. Mengamati dan mencatat waktu antara lilin menyala saat ditutup gelas sampai lilin
mati.
8. Memasukkan data pengamatan pada tabeh yang tersedia.
9. Menulangi langkah 6 sampai dengan 8, untuk 5 kali pengamatan.

Praktikum 2:
1. Letakkan lilin di atas piring/mangkok yang bahan kaca/keramik.
2. Isi air dalam piring/mangkok kira-kira setinggi 2 cm.
3. Memperhatikan Gambar 9.3 berikut. Nyalakan lilin, selanjutnya tutup lilin dengan
gelas kaca.

4. Amati nyala lilin dan permukaan air dalam gelas.


5. Catat hasil pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN
Praktikum 1:
Tabel pengamatan: waktu antara lilin menyala saat ditutup gelas sampai lilin mati, untuk 5 kali
pengamatan.

Tabel 9.1. pengamatan lilin

Percobaan ke Selang waktu sampai lilin mati

1 ± 06.33 detik
2 ± 06.44 detik
3 ± 06.76 detik
4 ± 06.26 detik
5 ± 06.79 detik

Praktikum 2:
1. Air dalam gelas pelan-pelan naik dan udara menekan di dalam gelas, sehingga menyebabkan
api lilin padam. Hal ini membuktikan bahwa udara menekan dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah.
2. Lilin padam dalam jangka waktu ± 05.43 detik.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Mengapa lilin yang menyala ketika ditutup gelas akan padam?
Jelaskan!
2. Bagaimana Anda dapat menunjukkan bahwa udara memenuhi ruangan?
H. PEMBAHASAN
1. Lilin yang menyala ditutup gelas akan padam karena di dalam gelas tidak ada udara
(hampa udara) sehingga membuat lilin padam.
2. Bukti kalau udara memenuhi ruangan seperti balon yang ditiup, ban sepeda, dan
lainnya.

I. KESIMPULAN
1. Pembakaran memerlukan udara terbukti dari lilin yang mati akibat ditutup oleh gelas.
2. Udara mengalir dan menekan dari udara yang bertekanan tinggi ke udara yang
bertekanan rendah.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Rumanta, Maman dkk (2014). Praktikum IPA di SD. UT.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan:
1. Sulit mendapatkan lilin yang berukuran pendek, sehingga harus menunggu beberapa
waktu supaya lilin terbakar sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Saat
lilin masih Panjang tidak bisa ditutup dengan gelas.
2. Saat lilin diatas mangkuk dituangkan air lilin mudah copot sehingga beberapa
kali.

Saran:
1. Gunakan lilin yang berukuran pendek, agar proses praktikum berjalan
dengan lancar.
2. Saat menaruh lilin kedalam maangkuk usahakan lilin benar-benar
menancap dengan kuat sehingga tidak mudah lepas saat air dituangkan
kedalam mangkuk.

L. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Video praktikum dapat dilihat pada link berikut: https://youtu.be/JmeKr94rxxc atau
bit.ly/ipabudy
Tahap Awal / Pembukaan
Proses Kegiatan

Tahap Akhir
Kegiatan praktikum 1

M. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan UDARA 3 : Udara sebagai sumber energi
N. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui bahwa udara merupakan energy

O. ALAT DAN BAHAN


7. Balon.
8. Selongsong ballpoint plastik
9. Gulungan benang
10. Pita perekat (isolative)
11. Gunting
12. Tiang penyangga
13. Karet gelang

P. LANDASAN TEORI
Matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata maka terbentuklah angina. Angin
merupakan udara yang bergerak. Angin menghasilkan energy kinetic yang dapat dimanfaatkan
untuk menjalankan turbin angin. Turbin dapat bergerak paling tidak membutuhkan angina
dalam kisaran 5,5 m/d (20 km/j) dan dalam prakteknya sangat sedikit wilayah yang memiliki
angin bertiup terus menerus. Udara sebagai sumber energy dapat digunakan dalam bentuk
gerak atau perbedaan suhu. Udara yang tekanannya lebih besar akan menghasilkan energy
gerak yang lebih besar sebaliknya jika tekanan udara kecil juga dapat menjadi sumber gerak
akan tetapi tidak sekencang ketika tekanan udara besar.

Q. PROSEDUR PERCOBAAN:

1. Meniup balon sampai membesar dan kencang, kemudian dikat dengan karet.
2. Mengisolasi selongsong bolpoint dengan balon.
3. Menyediakan dua sisi penyangga berupa tiang, dinding, atau dua buah kursi, aturlah
jaraknya sekitar 1,5 meter.
4. Memasukkan tali (benang) kedalam selongsong bolpoin, selanjutnya susun alat dan
bahan seperti gambar berikut. Ikatkan ujung – ujung kawat tersebut pada kedua sisi
penyangga yang dapat berupa tiang, dinding, atau dua buah kursi. Perkirakan kedua
sisi penyangga tersebut cukup kuat menahan gerak roket.
5. Menarik pangkal selongsong bolpoint sampai ujung bentangan benang.
6. Membuka ikatan karet pengikat balon. Roket bergerak dengan adanya tekanan udara
dari balon.
7. Mengamati bentuk dan gerak balon setelah tiupannya dilepas, catat dan gambarkan
dalam lembar pengamatan.
8. Tanpa menggunakan lintasan meniup balon dan melepaskannya.
9. Mengamati gerak balon dan mencatat dalam lembar pengamatan !
10. Untuk mengetahui besar kecilnya balon terhadap kecepatan gerak roket maka dibuat
variasi besarnya balon. Kemudian mengamati, model balon mana yang gerakannya
paling cepat ? mencatat pada lembar pengamatan !

R. HASIL PENGAMATAN
1. Ketika ikatan karet dibuka dari pengikat balon lalu roket bergerak karena adanya
tekanan udara di dalam balon.
2. Setelah tiupan balon dilepas, bentuk balon menyusut meluncur pada lintasan dan
akhirnya kempes.
3. Tanpa menggunakan lintasan balon ditiup dan dilepaskan. Balon bergerak ke atas, ke
samping, ke bawah tak beraturan dengan sangat cepat.
4. Besarnya balon dibuat bervariasi untuk mengetahui pengaruh besar kecilnya balon
terhadap kecepatan gerak roket. Ternyata semakin besar balon makin cepat pula roket
meluncur dan jarak luncurannya bisa panjang. Hal ini disebabkan balon besar berisi
udara lebih banyak sehingga energi yang ditimbulkan juga besar, karena udara
merupakan sumber energi. Sebaliknya pada balon kecil jarak luncurannya cenderung
pendek. Hal ini disebabkan karena tekanan udaranya sedikit.

S. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Jelaskan apa yang dimaksud udara sebagai sumber energy ?

T. PEMBAHASAN
Udara sebagai sumber energi, udara dapat mendorong benda untuk bergerak dalam hal ini
dicontohkan pada balon. Pada contoh benda lain yaitu pada roket yang meluncur keluar
angkasa, karena tekanan udara yang tinggi sehingga dapat mendorong roket meluncur.

U. KESIMPULAN
Udara dapat menghasilkan energy. Dari pemanfaatan udara yang bergerak, aliran udara yang
pelan pun dapat menghasilkan sejumlah energi yang besar sehingga dapat menggerakkan
benda.

V. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Rumanta, Maman dkk (2014). Praktikum IPA di SD. UT.

W. FOTO PRAKTIKUM

Tahap Awal / Pembukaan


Meniup balon
Proses Kegiatan 1
Memasang selongsong
bolpoint pada tali benang
kemudian diikatkan pada
tiang penyangga, dalam hal
ini memanfaatkan tiang
sekolah yang berjarak 2
meter.

Proes Kegiatan 2
Memasamngkan balon pada
selongsong ballpoint
kemudian melepas ikatan
karet dan balon siap
diluncurkan.

Tahap Akhir
Setelah meluncur pada
lintasan maka balon
menyusut.
Kegiatan Praktikum 2
Alam Semesta 1. Panas Matahari
a. Judul Praktikum
Percobaan 1 : Panas Matahari
b. Tujuan Percobaan
Menjelaskan matahari sebagai sumber panas.
c. Landasan Teori
Matahari merupakan potensi energi terbesar dan terjamin keberadaannya di muka bumi.
Berbeda dengan sumber energi lainnya, energi matahari bisa dijumpai diseluruh permukaan
bumi. Pemanfaatan radiasi matahari juga sama sekali tidak menimbulkan polusi ke atmosfer.
Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka bumi ini. Setiap waktu
hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi surya yang dapat mengaktifkan melekul
gas atmosfer.
Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola
angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,
kelembaban nisbi udara, dan lain-lain.
Intensitas insolasi yang diterima oleh berbagai tempat serta setiap saat tidak sama besarnnya.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi adalah konstate matahari, sudut datang sinar
matahari, panjangnya siang hari, keadaan atmosfer, dan sifat permukaan bumi.
d. Alat Dan Bahan
1) 2 buah tempat air yang berukuran sama.
2) 2 termometer alkohol.
3) Lempeng plastik transparan.
4) Stopwatch
5) Gunting
6) Isolasi
7) Penggaris
8) Buku catatan
9) Spidol
10) Buku modul praktikum IPA di SD
e. Cara Kerja:
1) Isilah kedua tempat air dengan air dingin yang sama banyaknya.
2) Ukur dengan termometer suhu air dingin (Ti) tersebut, catatlah dalam lembar
pengamatan.
3) Tempatkan kedua tempat air tersebut di bawah langsung sinar matahari.
4) Tempatkan lempeng plastik transparan di atas salah satu tempat air dengan jarak
sekitar 10 cm dari permukaan air dalam tempat air.
5) Susunlah alat dan bahan seperti pada gambar berikut:

6) Atur agar kedua tempat air tersebut selalu menghadap sinar matahari.
7) Amati temperature air pada kedua tempat air tersebut (To) setiap 30 menit, selama
10x pengukuran. Catatlah dalam lembar pengamatan!
8) Bila ada luks meter, amati dan ukurlah kuat penerangan cahaya matahari tepat di
atas permukaan air setiap 30 menit catat dalam lembar pengamatan!

f. Hasil Pengamatan (foto kegiatan dan data) 1) Foto kegiatan dan bahan
Tahap Awal
Persiapan
Proses
Pengamatan dan
pengukuran

Tahap Akhir
Setelah selesai pengukuran
ke 10

2) Data hasil praktikum


No. Waktu Keadaan air Keterangan
Tanpa Dengan
lempeng lempeng

1. 09.30 2,7 2,7 Sinar matahari stabil


2. 10.00 3,2 3,3 Sinar matahari stabil
3. 10.30 3,4 3,5 Sinar matahari stabil
4. 11.00 3,5 3,6 Sinar matahari stabil
5. 11.30 3,4 3,5 Sinar matahari stabil
6. 12.00 3,4 3,5 Mulai mendung
7. 12.30 3,3 3,4 Ada mendung
8. 13.00 3,1 3,2 Ada mendung
9. 13.30 3,1 3,2 Ada sedikit sinar
matahari

10. 14.00 3 3,1 Ada mendung

g. Pembahasan
Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan temperatur pada
air baik yang berada dalam gelas baik yang tanpa ataupun dengan lempengan plastik. Adapun
perbedaan diantaranya adalah, air yang terdapat dalam gelas dengan lempengan plastik
memiliki perubahan temperature yang lebih signifikan dibanding air yang berada di gelas tanpa
lempengan plastik.
Pada pengukuran ke 6 sinar matahari mulai tertutup awan karena mendung. Hal ini berakibat
radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi khususnya daerah tempat peneliti
menjadi berkurang sehingga temperatur air perlahan menurun.

h. Pertanyaan-Pertanyaan
1) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas dan cahaya matahari
sampai di permukaan bumi!
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sinar matahari dan cahaya matahari sampai di
permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa hal yakni konstate matahari, sudut datang sinar
matahari, panjangnya siang hari, keadaan atmosfer, dan sifat permukaan bumi.
2) Dapatkah matahari disebut sebagai sumber panas? Jelaskan!
Tentu saja, karena matahari merupakan sumber energi panas terbesar di system tata surya.
Dimana energi panas ini menjadi bagian pokok keberlangsungan makhluk hidup.
3) Dari percobaan, apakah pengaruh lempeng plastik transparan terhadap penerimaan
panas?
Lempeng plastik sepertinya dapat mengikat energi panas sehingga temperatur air di bawahnya
lebih tinggi dibandingkan air yang langsung terkena paparan radiasi matahari.

i. Kesimpulan
Dari penelitian/prektikum tersebut dapat diketahui bahwa, permukaan bumi akan mendapatkan
dampaknya ketika terkena radiasi matahari baik yang secara langsung maupun yang terhalang
oleh suatu benda.

j. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Indonesia.

Zulkha, Sulusy Audia., dkk. 2014. “MAKALAH INCOMING SOLAR RADIATION


(INSOLASI)untuk memenuhi mata kuliah Meteorologi dan Klimatologi”. Fakultas Ilmu
Sosial. Universitas Negeri Malang. Malang.

2. Gerhana
a. Judul Praktikum
Percobaan 2 : Gerhana
b. Tujuan Percobaan
Membuktikan terjadinya gerhana.
c. Landasan Teori
Bumi melakukan berbagai macam gerakan, yaitu rotasi, revolusi, presesi, dan nutasi.
Kedudukan bulan terhadap matahari dan bumi mengakibatkan adanya fase-fase bulan selama
bulan mengelilingi bumi. Pada saat fase bulan baru mungkin terjadi gerhana matahari,
sedangkan pada fase bulan purnama mungkin terjadi gerhana bulan.
Kata gerhana berarti penggelapan cahaya dari suatu benda langit oleh benda langit lainnya.
Benda-benda langit memantulkan berkas cahaya matahari. Ketika benda-benda langit itu
menerima cahaya matahari, benda-benda itu membentuk bayang-bayang kerucut yang
memanjang menjauhi matahari. Daerah yang paling gelap disebut umbra. Sedangkan daerah
yang bayang-bayang samar disebut penumbra.
Gerhana matahari ada 3 macam yakni, gerhana matahari total, sebagian dan cincin. Begitu juga
gerhana bulan ada 3 macam yakni gerhana bulan total, Sebagian dan penumbra.
d. Alat Dan Bahan
1) 1 Bola kasti
2) 1 Bola sepak
3) Lampu senter
4) 2 gelas cup
5) Spidol
6) Buku catatan

e. Cara Kerja:
1) Tuliskan bulan pada bola kasti, matahari pada senter, dan bola sepak sebagai bumi.
2) Letakkan peraga bumi, bulan dan matahari dalam garis lurus.
3) Susunlah di atas meja dalam ruang gelap. Kurang lebih susunannya seperti contoh
berikut ini:

4) Nyalakan lampu senter, amati dan gambar jalannya sinar senter yang mengenai
bola sepak (globe). Catatlah dalam lembar pengamatan.
5) Susun percobaan seperti Langkah 4 dengan merubah posisi bola kasti dengan bola
sepak. Desain percobaan seperti gambar berikut:

6) Nyalakan lampu dan amati serra gambarlah jalannya sinar yang menimpa bola
kasti dan diterima oleh bola sepak (globe). Catatlah dalam lembar pengamatan!
f. Hasil Pengamatan (foto kegiatan dan data)
3) Foto kegiatan dan bahan
Tahap Awal
Persiapan

Proses Gerhana bulan


Pengamatan dan
pengukuran

Gerhana matahari

Tahap Akhir
Gambaran dan pencatatan
4) Data hasil praktikum
Pada pengamatan praktikum gerhana bulan, saat senter dinyalakan, cahaya yang terpancar dari
senter ke bola kasti tertutup oleh bola sepak. Akibatnya, seluruh atau sebagian bola kasti
tertutup oleh bayangan bola sepak. Posisi seperti ini membuat bulan tidak dapat memantulkan
sinar matahari karena tertutup oleh bumi. Saat bola kasti digerakkan ke kiri dan ke kanan, maka
kondisi ini menggambarkan terjadinya macam-macam gerhana bulan.
Pada pengamatan praktikum gerhana matahari, saat senter dinyalakan, cahaya yang terpancar
dari senter ke bola sepak tertutup oleh bola kasti. Akibatnya, ada bagian dari bola sepak yang
tertutup oleh bayangan bola kasti. Saat bola kasti digerakkan ke kiri dan ke kanan, bentuk
bayangan yang ada pada bola sepak akan tampak berubah-ubah. Perubahan yang terjadi akibat
pergerakan bola kasti inilah gambaran dari macam-macam gerhana matahari.

g. Pembahasan
Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa gerhana bulan terjadi pada saat bulan
tidak dapat memantulkan sinar matahari karena posisinya berada satu garis lurus dengan bumi
dan matahari, sehingga sinar matahari yang biasa mengenai bulan terhalang oleh bumi.
Sedangkan gerhana matahari terjadi jika sinar matahari yang menuju bumi terhalang oleh posisi
bulan yang berada satu garis lurus diantara matahari dan bumi.

h. Pertanyaan-Pertanyaan
1) Apa yang disebut dengan gerhana?
Gerhana adalah penggelapan cahaya dari suatu benda langit oleh benda langit lainnya.
2) Bagaimana terjadinya gerhana matahari dan bulan? Jelaskan!
Gerhana matahari terjadi saat posisi matahari, bulan dan bumi sejajar dalam satu garis lurus.
Dimana sinar matahari yang seharusnya menyinari bumi terhalang oleh bulan. Sedangkan
gerhana bulan terjadi saat posisi bulan sejajar dengan bumi dan matahari pada garis lurus.
Dimana cahaya matahari menuju bulan terhalang oleh bumi.
3) Apakah yang disebut dengan umbra dan penumbra? Jelaskan!
Ketika benda-benda langit itu menerima cahaya matahari, benda-benda itu membentuk bayang-
bayang kerucut yang memanjang menjauhi matahari. Daerah yang paling gelap disebut umbra.
Sedangkan daerah yang bayang-bayang samar disebut penumbra.

i. Kesimpulan
Dari penelitian/prektikum tersebut dapat diketahui posisi-posisi tertentu antara beberapa benda
dan cahaya dapat menyebabkan terjadinya bayangan. Dalam konteks bumi bulan dan matahari
disebut dengan gerhana.

j. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai