Anda di halaman 1dari 19

KESULITAN BELAJAR DAN IDENTIFIKASI

KESULITAN BELAJAR

Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada
potensi terbaiknya. Oleh karena peserta didik yang menjadi subjek yang akan
difasilitasinya, maka hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimanakah
karakteristik peserta yang diasuhnya tersebut. Dalam permendiknas nomor 16
tahun 2007 tentang kompetensi guru, kemampuan mengenal karakteristik peserta
didik dalam berbagai aspek menjadi kompetensi pertama yang harus dikuasai
guru. Dengan kompetensi lainnya yaitu pengembangan potensi peserta didik
dalam berbagai aspek melalui pembelajaran seperti yang dijelaskan dalam
kompetensi inti keenam.

Informasi mengenai karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek menjadi satu
acuan dalam menentukan kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai
dengan perkembangan peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut pula
guru bisa mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk media, bahan ajar,
dan metode pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik sehingga hal tersebut
sesuai dengan perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya.

A. TUJUAN
Setelah melaksanakan pembelajaran dalam modul ini, peserta diklat
diharapkan dapat:
1. mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dan menggunakannya
dalam pembelajaran untuk memfasilitasi mereka dalam mencapai
target pembelajaran dan prestasi terbaiknya

KESULITAN BELAJAR 1
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

B. INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI


1. Mengidentifikasi kesulitan belajar
2. Mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan belajar
3. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan belajar melalui pembelajaran

C. URAIAN MATERI
1. Kesulitan belajar
Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai
dengan taraf kualifikasi yang diharapkan. Apabila peserta didik menunjukkan
kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya, maka peserta
didik dikatakan mengalami kesulitan belajar.
a. Ciri Peserta Didik Gagal Mencapai Tujuan Belajar
Menurut Burton (Makmun, 2002: 307) siswa dikatakan gagal jika memiliki ciri-
ciri ssebagai berikut:
1) Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran
tingkat keberhasilan atau penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh
guru.
2) Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya
(berdasarkan intelegensinya). Ia diramalkan akan mencapai suatu
prestasi, tetapi ternyata tidak sesuai dengan kemampuannya. Kasus
siswa ini dikatakan underachievers (prestasinya tidak sesuai dengan
kemampuan intelektualnya)
3) Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian
sosial sesuai dengan pola organisme pada fase perkembangan tertentu.
Kasus siswa tersebut dikatakan ke dalam slow learners (siswa yang
lambat belajar).
4) Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai
prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Kasus siswa
ini dapat digolongkan ke dalam slow learners atau belum matang
sehingga mungkin harus menjadi pengulang.

Jadi peserta didik diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil
mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan indikator atau

2 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

ukuran kapasitas (taraf intelegensi) atau kemampuan dalam program pelajaran


atau tingkat perkembangan. Kualifikasi hasil belajar meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
b. Diagnostik Kesulitan Belajar
1) Pengertian Kesulitan Belajar
Suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik kesulitan belajar
serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan cara menghimpun
dan menggunakan data selengkap dan seobjektif mungkin sehingga dapat
mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif pemecahan.
2) Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
Langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar diawali dengan
mengidentifikasi siswa mana yang mengalami kesulitan belajar, identifikasi
letak kesulitan, dan latar belakang kesulitan sampai mencari alternatif
pemecahan masalah. Ross dan Stanley (Makmun, 2002: 309) menggariskan
tahapan-tahapan diagnostik itu sebagai berikut.
a) Siapa-siapa yang mengalami gangguan?
b) Di manakah kelemahan-kelemahan itu terjadi?
c) Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi?
d) Penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan?
e) Bagaimana kelemahan itu dapat dicegah?

Tahap ke satu, dua, dan tiga dikenal sebagai langkah identifikasi sedangkan
tahap ke empat adalah upaya perbaikan atau penyembuhan dan tahap ke
lima merupakan upaya preventif untuk mencegah terjadinya kesulitan
belajar.

Untuk memahami karakteristik dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar


secara seksama, Burton (Makmun, 2002:310) melakukan diagnostik
kesulitan belajar berdasarkan pada teknik dan instrumen yang digunakan
dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:
a) Diagnosis Umum
Pada tahap ini biasa digunakan tes baku, seperti yang digunakan untuk
evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Tujuannya untuk
menemukan siapakah yang diduga mengalami kelemahan tertentu.

KESULITAN BELAJAR 3
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

b) Diagnosis Analitik
Pada tahap ini biasanya digunakan tes diagnosis. Tujuannya untuk
mengetahui di mana letak kelemahan tersebut.
c) Diagnosis Psikologi
Pada tahap ini teknik, pendekatan, dan instrumen yang digunakan antara lain
sebagai berikut:
(1) Observasi
(2) Analisis karya tulis
(3) Analisis proses dan respon lisan
(4) Analisis berbagai catatan objektif
(5) Wawancara
(6) Pendekatan laboratoris dan klinis
(7) Studi kasus

Menurut Makmun (2009:311) pola pendekatan operasional mengenai


prosedur dan diagnostik teknik kesulitan belajar dapat digambarkan seperti
bagan pada halaman berikut ini.

4 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

1.Identifikasi Kasus
Input 1: Menandai peserta didik yang diduga
Informasi/data prestasi mengalami kesulitan belajar
dan proses belajar

2. Identifikasi masalah
Input 2: Menandai dan melokalisasi di mana
Informasi/data letak kesulitan
tes/analisis diagnosis

3. Identifikasi faktor penyebab


Input 2: kesulitan
Informasi/data diagnostik Menandai jenis dan karakteristik
psikologis kesulitan dengan faktor
penyebabnya

4. Prognosis
Mengambil kesimplulan dan
keputusan serta meramalkan
kemungkinan penyembuhan
Sumber : Makmun:2009

5. Rekomendasi/referal
Membuat saran alternatif
pemecahan masalah

Gambar 3.1 Bagan Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar

Layanan diagnostik kesulitan belajar hanya sampai pada rekomendasi mengenai


kemungkinan alternatif tindakan penyembuhan. Sedangkan teknik penyembuhan,
khususnya berkaitan dengan upaya pengajaran remedial (remedial teaching).

3) Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik


Ada dua langkah operasional dalam mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik. Langkah pertama adalah menandai dan menemukan siswa yang mengalami
kesulitan belajar dan langkah kedua menemukan dimana letak kesulitannya serta
mengidentifikasi bagaimana karakteristik kesulitan belajarnya.

KESULITAN BELAJAR 5
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

a) Menandai dan Menemukan Kesulitan Belajar


Untuk mengetahui siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar dilakukan
dengan membandingkan nilai siwa dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebagai batas lulus (KKM, rata-rata kelas). Siswa yang berada di bawah KKM
diduga mengalami kesulitan belajar. Dari hasil membandingkan nilai yang
diperoleh siswa dengan KKM, maka akan diperoleh:
(1) Kasus kelompok apabila mayoritas dari populasi kelas berada di bawah
KKM.
(2) Kasus individu apabila hanya sebagian kecil dari populasi kelas yang
memperoleh nilai di bawah KKM.

Siswa-siswa yang berada di bawah KKM diranking, untuk menentukan prioritas


pemberian bantuan. Semakin jauh perbedaan antara nilai siswa dengan KKM
maka kesulitan belajarnya semakin besar.

Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar dapat


pula dilakukan dengan memperhatikan atau menganalisa catatan observasi
atau laporan proses kegiatan belajar.
(1) Penggunaan catatan belajar siswa untuk mengetahui cepat atau lambat
dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya. Dengan membandingkan
lamanya keterlambatan dan frekwensi siswa itu secara kelompok kita akan
mengetahui anak yang lambat dan sering terlambat dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Anak yang lambat dan sering terlambat adalah yang diduga
mengalami kesulitan belajar. Anak yang paling lambat dan paling sering
menjadi prioritas dalam pemberian bantuan.
(2) Penggunaan catatan absensi dapat digunakan umtuk menandai siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar. Frekuensi ketidakhadiran
merupakan indikator berharga untuk menandai unsur-unsur yang diduga
mengalami kesulitan belajar. Ada relevansi ketidak hadiran dengan
prestasi apabila guru memperhitungkan ketidak hadiran dengan pemberian
nilai.
(3) Penggunaan catatan atau bagan partisipasi untuk menghitung frekuensi
pembicaraan dengan segala kualifikasinya. Dengan mengetahui frekuensi
pembicaraan dengan segala kualifikasinya kita akan mendapatkan

6 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

gambaran berapa banyak aktivitas atau kontribusi serta partisipasi siswa


dalam kelas. Dengan melihat data frekuensi, kita akan menandai siswa
aktif, kontributif, akomodatif dan pasif. Siswa yang pasif diduga mengalami
kesulitan belajar. Penggunaan catatan dan bagan partisipasi sangat
berharga pada pelajaran yang mengutamakan komunikasi dan interaksi
sosial dalam menyumbangkan pikiran, menyanggah, dan menjawab
dengan argumentasi tertentu.
(4) Penggunaan catatan sosiometri dilakukan pada bidang studi tertentu yang
menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok. Untuk dapat bekerja sama
dengan kelompok perlu saling menerima, saling percaya, saling
menyenangi diantara anggota. Catatan dan gambaran sosiometri amat
penting untuk mengetahui siswa yang terisolasi (tidak ada yang memilih).

b) Melokalisasikan Letak Kesulitan Belajar


Lokalisasi kesulitan belajar siswa bertujuan untuk mengetahui di mana letak
kesulitan itu terjadi. Ada beberapa pertanyaan yang menuntun kita untuk
mengetahui letak kesulitan belajar siswa, yaitu:
(1) Dalam mata pelajaran mana kesulitan belajar itu terjadi?
(2) Pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah kesulitan
belajar itu terjadi?
(3) Pada bagian (ruang lingkup) materi yang manakah kesulitan belajar itu
terjadi?
(4) Pada segi-segi proses belajar yang manakah kesulitan belajar itu terjadi?

Berikut ini adalah cara melokalisasi letak kesulitan belajar.


(1) Mendeteksi Kesulitan Belajar pada Bidang Studi Tertentu
Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada bidang studi manakah siswa
mengalami kesulitan belajar dan pada satu bidang studi atau lebih. Cara
untuk mendeteksinya dengan membandingkan nilai siswa pada semua
bidang studi dengan nilai SKBM atau rata-rata dari semua bidang studi.
(2) Mendeteksi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup
Materi Pelajaran Manakah Kesulitan Belajar Terjadi
Untuk mengetahui hal ini bisa dilakukan dengan menganalisa lembar
jawaban siswa pada tes ulangan umum semester, apabila belum ada tes

KESULITAN BELAJAR 7
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

diagnostik khusus. Dengan menganalisa lembar jawab siswa kita akan


mengetahui pada kompetensi dasar manakah siswa mengalami kesulitan
belajar.
(3) Analisis Terhadap Catatan Mengenai Proses Belajar
Untuk mengetahui kesulitan belajar pada segi-segi proses belajar tertentu
dilakukan dengan menganalisis empiris terhadap catatan keterlambatan
penyelesaian tugas atau soal, absensi, kurang aktif dalam partisipasi,
kurang penyesuaian sosial. Hasil analisis tersebut dengan jelas
menunjukkan posisi dari kasus-kasus yang bersangkutan.

c) Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Faktor penyebab kesulitan belajar dapat berasal dari dalam diri siswa
maupun dari luar diri siswa. Cara mengidentifikasinya dengan melihat dahulu
apakah kasus kelompok atau kasus individual.

Apabila kasus kelompok di mana mayoritas siswa dalam populasi kelas atau
kelompok mengalami kesulitan belajar maka faktor penyebabnya
kemungkinan besar adalah dari luar diri siswa, yaitu disebabkan oleh kondisi
sekolah (kualifikasi guru, sistem belajar mengajar, sistem penilaian, bahan
dan sumber yang langka dan usang) dan manajemen kelas dan sekolah
yang kurang memadai (misalnya jumlah siswa per kelas terlalu banyak dan
sebagainya).

Apabila kasusnya berupa kasus individual maka faktor penyebabnya


kemungkian besar berasal dari dalam diri siswa seperti kelemahan fisik (
kelainan panca indra, cacat tubuh dan pertumbuhan, penyakit menahun
dsb.), kelemahan mental (taraf kecerdasan yang kurang, kurang minat dan
motivasi), kelemahan emosional (cemas, phobia, kurang mampu
menyesuaikan diri, tidak matang), kebiasaan-kebiasaan yang salah (malas,
sering bolos, gugup, kurang kosentrasi, kurang minat), tidak memiliki
ketrampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan (kurang mampu
membaca, menulis, menghitung dan pengetahuan dasar dari suatu bidang
studi).

8 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

2. Impelmentasi dalam Pembelajaran


Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan
taraf kualifikasi yang diharapkan, karena adanya perbedaan karakteristik
individual peserta didik dalam berbagai aspek diantaranya, aspek kecerdasan,
bakat, kepribadian, dan kondisi fisik serta kesiapan belajar. Oleh karena itu guru
harus memahami gejala-gejala anak yang memiliki kesulitan belajar, dan
melakukan identifikasi kesulitan belajar serta membantu peserta didik mengatasi
kesulitan belajarnya, sehingga setiap peserta didik berhasil mencapai tujuan-
tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan. Dengan demikian
peserta didik memiliki kompetensi akademik yang berguna bagi kelancaran proses
belajar, dan akan tumbuh perasaan mampu, percaya diri, sikap positif dan minat
belajar. Namun sebaliknya apabila peserta didik dibiarkan dan tumbuh perasaan
tidak mampu, perasaan ini akan terbawa sampai remaja, sehingga terbentuk sikap
negatif dan minat belajar yang rendah.

Dalam pembelajaran seyogyanya guru melakukan identifikasi kesulitan belajar,


melalui langakah-langkah berikut ini:
a. Menandai Peserta Didik yang Diduga Mengalami Kesulitan Belajar
1) Himpun semua peserta didik yang nilai prestasinya di bawah KKM
2) Selisihkan nilai prestasi setiap peserta didik (kasus) dengan nilai KKM dan
urutkan daftar kasus (rangking) tersebut berdasarkan angka selisih dari yang
paling besar. Peserta didik yang paling berat kesulitannya menjadi prioritas
bantuan.

Dengan demikian guru dapat menandai kelompok peserta didik atau individu-
individu tertentu sebagai kasus yang prestasinya di bawah KKM, dan sekaligus
dapat menanda peserta didik yang diprioritaskan mendapat bantuan (berdasarkan
rangking atau urutan tingkat kesulitannya).

KESULITAN BELAJAR 9
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

A B C D E F G H I J K L M N O
Peserta Didik
Gambar 3.2 Grafik Prestasi Belajar pada Mapel X Berdasarkan KKM

Sebagai contoh perhatikan grafik di berikut ini. Pada grafik terdapat empat
orang peserta didik A, E, K, L yang prestasi belajar berada di bawah
KKM, Dengan demikian keempat peserta didik tersebut merupakan
kasus, dan K menjadi prioritas untuk mendapat bantuan.

Untuk menandai peserta didik yang mengalami kesulitan belajar (kasus)


selain dilihat dari nilai prestasi belajarnya, juga dapat diidentifikasi melalui
observasi atau laporan proses belajar antara lain:
1) Penggunaan Catatan Waktu Belajar Efektif
Guru dapat mengidentifikasi kasus atau menandai peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar berdasarkan cepat atau lambatnya waktu
dalam menyelesaikan tugasnya.

10 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

Pada mata pelajaran tertentu guru menggunakan pencatatan waktu efektif


yang digunakan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah atau
menyelesaikan soal atau tugas tertentu. Alokasi waktu di kelas setiap mata
pelajaran umumnya berkisar 40 50 menit/jam pelajaran, tugas individual
ditetapkan ada adalah hitungan hari atau minggu.

Bandingkan kecepatan (lamanya waktu) dalam menyelesaikan soal atau tugas


dan frekwensi peserta didik tersebut dengan kelompoknya. Urutkan (rangking)
peserta didik dari yang paling paling lambat atau paling sering terlambat dalam
menyelesaikan soal atau tugas. Peserta didik yang paling lambat dan sering
terlambat dalam menyelesaikan tugas diduga mengalami kesulitan belajar dan
menjadi prioritas dalam pemberian bantuan.
2) Penggunaan Catatan Kehadiran
Catatan absensi atau ketidak hadiran merupakan indikator yang penting dalam
mengidentifikasi atau menandai peserta didik yang diduga mengalami
kesulitan belajar.
3) Penggunaan Catatan atau Bagan Partisipasi
Keterampilan komunikasi dan interaksi dalam menyampaikan gagasan,
menyanggah dan menjawab dengan argumentasi, merupakan kemampuan
yang penting dalam mata pelajaran tertentu seperti PKn, IPS. Guru dapat
mengobservasi dengan membuat bagan partisipasi, dengan menghitung
berapa sering (tallying) peserta didik aktif berbicara dengan segala
kualitasnya. Dengan demikian guru dapat menandai peserta didik yang aktif,
berkontributif, akomodatif atau pasif.
4) Penggunaan Catatan dan Bagan Sosiometrik
Melalui bagan sosiometri guru akan mengetahui peserta didik yang paling
disenangi dan peserta didik yang terisolir (tidak ada yang memilih sama sekali).
Peserta didik yang terisolir merupakan kasus.

b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar atau Permasalahan


Mendeteksi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup Materi
Pelajaran yang Mengalami Kesulitan

KESULITAN BELAJAR 11
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Pendekatan yang tepat untuk melakukan langkah ini adalah tes diagnostik
(Burton), namun hakikatnya tes diagnostik itu adalah tes prestasi belajar (TPB).
Bila belum ada maka analisis dapat menggunakan naskah jawaban (answer
sheets) ulangan umum prestasi belajar (TPB) triwulan, atau semesteran. Dapat
pula pada pelaksanaan evaluasi reflektif, formatif, atau dengan rancangan pre-
post test
c. Analisis Terhadap catatan Mengenai Proses Belajar
Hasil analisis empiris terhadap catatan keterlambatan dlam penyelesaian
tugas/soal, bagan partisipasi, absensi dan sosiometri, sudah cukup jelas
menentukan posisi dari kasus yang bersangkutan.
d. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
1) Dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar perhatikan
dahulu apakah kasus kelompok atau kasus individual.
2) Ada berapa cara untuk menemukan kemungkinan faktor penyebab
kesulitan belajar yang bersumber pada diri peserta didik antara lain:
a) Menentukan kelemahan yang bersumber pada kemampuan dasar
(potensi)
Tes inteligensi dan tes bakat oleh tenaga ahli
Guru dapat menganalisis prestasi belajar peserta didik (kasus) secara
keseluruhan (semua pelajaran), hal ini berkaitan dengan kecerdasan
umum (inteligensi).
Guru dapat menganalisis prestasi belajar peserta didik (kasus) pada
pelajaran tertentu . Misalnya Matematika, atau Bhs Indonesia, dsb. Hal
ini berkaitan dengan kemampuan khusus atau bakat.
b) Untuk mengetahui faktor penyebab yang bukan bersifat potensial dapat
dilakukan :
Guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kebiasaan belajar
peserta didik , memberi angket serta wawancara peserta didik
Guru mengamati perilaku, pola sambutan (respons) peserta didik dalam
kegiatan belajar-mengajar.
Guru menganalisis pekerjaan/tugas tertulis peserta didik seperti analisis
lembar kerja berhitung, karangan, laporan, dsb. Dengan demikian guru
dapat mengetahui apakah kelemahannya itu disebabkan karena kurang
memahami konsep (prinsip) cara kerja, atau kurang teliti, dsb.

12 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

Untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan kesehatan


fisik, penyesuaian sosial, latar belakang keluarga, dan sebagainya, maka
guru dapat melakukan wawancara kepada orangtua peserta didik, kerja
sama dengan rekan sejawat, guru BK /konselor, atau dokter.

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Materi dalam modul ini dirancang untuk dipelajari baik dengan fasilitasi dari
fasilitator maupun secara mandiri. Kegiatan pembelajaran yang dapat
dilaksanakan untuk mempelajari modul ini adalah sebagai berikut.
1. Mulailah dengan membaca bagian pengantar modul, tujuan, dan indikator
pembelajaran. Tujuan menjelaskan manfaat mempelajari modul untuk
melaksanakan tugas sebagai guru. Indikator pembelajaran menjelaskan
target yang harus dicapai yang akan menjadi arah pada saat mempelajari
modul.

Periksalah bagian kunci jawaban untuk mengecek kesesuaian hasil kegiatan


yang sudah dilaksanakan. Hasilnya akan menjadi acuan untuk umpan balik
dan menentukan langkah selanjutnya. Pelajari bagian umpan balik untuk
mengecek batas untuk menentukan apakah perlu mengulang atau
melanjutkan.

KESULITAN BELAJAR 13
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Ciri-ciri peserta didik yang mengalami kesulitan belajar:

Mengidentifikasi kesulitan belajar


Seperti dijelaskan pada bagan berikut ini, langkah-langkah Bu Khadijah dalam
mengidentifikasi kesulitan belajar (KB) ke-5 anak asuhnya yang bermasalah
adalah sebagai berikut.
1) Siapa yang bermasalah?
2) Dimana letak masalahnya?
a) Tandai dan temukan kesulitan belajar
b) Lokalisasi kesulitan belajar
3) Identifikasi penyebab kesulitan belajar

14 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

KESULITAN BELAJAR 15
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Kasus peserta didik di kelas Bu Khadijah


1) Siapa yang bermasalah?
Profil data siswa dari kasus B khadijah adalah:
a) Andi, Budi Cici, Dudi, dan Ema mendapat nilai UH dan UTS di sekitar rata-
rata.
b) Andi dan Cici sering terlambat masuk kelas. Keduanya terlalu dilindungi
orangtuanya/ over protective sehingga siswa tidak mandiri
c) Budi, Dudi, dan Ema: jarang selesai mengerjakan tugas di kelas mapun
pekerjaan rumah. Orangtuanya terlalu melepas sehingga lalai dalam belajar
malas belajar
2) Dimana letak masalahnya?
a. Tandai dan temukan kesulitan belajar
Peserta didik yang memiliki kesulitan belajar sejumlah 5 orang sehingga ini
masuk kasus individu. Nilai UH dan UTS pun mengumpul di sekitar batas
bawah ketuntasan belajar sehingga kelimanya mendapat prioritas yang
sama. Andi dan Cici sering terlambat sedangkan Budi, Dudi, dan Ema
lambat dalam menyelesaikan tugas.
b. Lokalisasi kesulitan belajar
Ke-5 peserta didik bermasalah pada materi yg memerlukan keterampilan
berpikir tingkat tinggi yaitu mengolah dan menganalisis data serta
menyimpulkannya. Materi subjek yang belum dikuasai adalah pembentukan
energi yang memerlukan pemahaman komprehensif atas materi prasyarat.

Masalah lain yang dihadapi Andi dan Cici adalah belum mandiri dalam
belajar sedangkan Budi, Dudi, dan Ema malas belajar.

3) Identifikasi penyebab kesulitan belajar


Olehkarena jumlah peserta didik yang mengalami kesulitan belajar hanya 5
orang, penyebabnya biasanya berasal dari diri peserta didik sendiri. Dari
informasi yang diperoleh bisa disimpulkan KB Andi dan Cici disebabkan
tanggungjawab dan kemandirian keduanya belum berkembang. Sifat
perlindungan yang berlebihan dari orangtua dapat menjadi satu kontribusi
terjadinya kesulitan belajar. Begitu pula dengan kesadarannya untuk belajar
belum tumbuh dari dirinya sendiri.

16 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

Untuk Budi, Dudi, dan Ema penyebab kesulitan belajar adalah kebiasaan yang
salah dalam belajar yaitu malas belajar dan mengerjakan tugas dari guru. Satu
faktor yang mungkin menjadi kontribusi untuk itu adalah perhatian dan
dorongan orangtua yang belum optimum sehingga tidak termotivasi untuk
belajar.

Jika dilihat dari jenisnya, jenis penyebab kesulitan belajar kelima anak asuh B
Khadijah adalah kelemahan mental (motivasi/ minat yang rendah); kebiasaan-
kebiasaan yang salah (malas, sering bolos, kurang minat); dan kurang paham
pengetahuan dasar (pengetahuan prasyarat belum terkuasai dengan baik).

E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Jelaskan langkah-langkah identifkasi kesulitan belajar?
2. Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
selain dari nilai prestasi belajar, dapat pula dilakukan dengan cara?

KESULITAN BELAJAR 17
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

F. RANGKUMAN
1. Tidak semua siswa berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu
yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Siswa yang tidak
berhasil mencapai tarafkualifikasi hasil belajar tertentu diduga mengalami
kesulitan belajar. Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa merupakan
langkah awal yang penting untuk memberikan bantuan atau bimbingan
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2. Apabila kasusnya berupa kasus individual (sebagian kecil) dari peserta
didik maka faktor penyebabnya kemungkian besar berasal dari dalam diri
siswa. Apabila kelemahan pada bidang studi tertentu atau sebagian besar
atau secara keseluruhan , kemungkinan bersumber pada kemampuan
intelektual (inteligensi), emosional, kebiasaan belajar, perlakuan guru
terhadapnya, dan sebagainya.
3. Apabila kasus kelompok di mana mayoritas siswa dalam populasi kelas
atau kelompok mengalami kesulitan belajar maka faktor penyebabnya
kemungkinan besar adalah dari luar diri siswa, yaitu disebabkan oleh
kondisi sekolah (kualifikasi guru, sistem belajar mengajar, sistem penilaian,
bahan dan sumber yang langka dan usang) dan manajemen kelas dan
sekolah yang kurang memadai (misalnya jumlah siswa per kelas terlalu
banyak dan sebagainya

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah menyelesaikan latihan dan tugas dalam modul ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan
bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 85%, silahkan Anda terus
mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya, namun jika Anda
menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 85%, sebaiknya Anda ulangi
kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran ini.

H. KUNCI JAWABAN
1. Langkah-langkah identifkasi kesulitan belajar?
a. Identifikasi kasus
Berdasarkan informasi data prestasi dan proses belajar.

18 KESULITAN BELAJAR
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA
LISTRIK untuk SMP
Modul 1 Guru Pembelajar Daring
bagi Guru Fisika SMA

Menandai peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar


b. Identifikasi masalah
Menandai dan melokalisasi di mana letak kesulitan
c. Identifikasi faktor penyebab kesulitan
Menandai jenis dan karakteristik kesulitan dengan faktor
penyebabnya
2. Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
selain dari nilai prestasi belajar, dapat pula dilakukan dengan cara?
Dapat dilakukan dengan menganalisa catatan observasi atau laporan
proses kegiatan belajar
a. Penggunaan Catatan Waktu Belajar Efektif
b. Penggunaan Catatan Kehadiran
c. Penggunaan Catatan atau Bagan Partisipasi
d. Penggunaan Catatan dan Bagan Sosiometrik

KESULITAN BELAJAR 19
MODUL 1 GURU PEMBELAJAR DARING FISIKA SMA

Anda mungkin juga menyukai