Anda di halaman 1dari 7

Soal UAS BK KOMUNITAS

A. Sejarah Konseling Komunitas

Konseling Komunitas Berdasarkan etimologi tentang konseling dan komunitas


di atas, penulis menyimpulkan bahwa konseling komunitas adalah sebuah proses
perjumpaan komunikasi secara eksistensial yang dilakukan konselor pada sebuah
komunitas orang yang hidup dan tinggal pada suatu daerah, terjadi interaksi antara
individu yang beranekaragam etnis atau ras, sosial, budaya, dengan kebutuhan,
kepercayaan, kegemaran, sumber daya yang sama. Dalam proses perjumpaan
tersebut, konselor memusatkan perhatian kepada komunitas serta memberikan
pertolongan secara psikologis dengan maksud untuk meringankan penderitaan
konseli. Bahkan lebih dari itu agar konseli dapat menghayati keberadaannya
secara totalitas, sehingga akhirnya konseli dapat menolong dirinya sendiri dan
mengambil sebuah keputusan yang konkret terhadap permasalahan yang
dialaminya. Konseling komunitas didirikan pada tahun 1995 di North Yorkshire
dan menyediakan berbagai layanan terhadap pendidikan orang dewasa dan
masyarakat pada umumnya. Gerald Corey menjelaskan. Seorang ahli dalam
konseling komunitas mencoba membantu peserta untuk menyelesaikan kembali
permasalahan hidup yang umum dan sulit seperti: permasalahan pribadi, sosial,
belajar/akademik, dan karir. Konseling komunitas atau kelompok lebih
memberikan perhatian secara umum pada permasalahan-permasalahan jangka
pendek dan tidak terlalu memberikan perhatian pada treatmen gangguan perilaku
Andika Ari Saputra. Peran Konselor dalam memberikan Layanan Konseling
Komunitas bagi Korban Bencana Alam di Indonesia Prosiding Seminar Nasional
Konseling Krisis (Jogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan, Agustus 2016), Gerald
Corey, Theory And Practice of Group Counseling, Eighth Edition (Belmont:
Brooks Cole, 2010).

Konseling kelompok memfokuskan diri pada proses interpersonal dan strategi


penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pemikiran, perasaan, dan perilaku
yang disadari. Selanjutnya menurut Lewis, bahwa asumsi ini mengarah pada
sebuah definisi secara komprehensif dari peran konselor komunitas. Konseling
komunitas adalah sebuah bantuan kerangka kerja komprehensif yang didasarkan
pada komunitas, kompetensi multikultural dan berorientasi atas keadilan sosial
sehingga terjadi perkembangan yang sehat pada komunitas tersebut. Definisi ini
memerlukan program terkait dengan konseling komunitas seperti berikut: a)
dalam memfasilitasi pembangunan manusia, b) memberikan intervensi langsung
dengan klien dan anggota komunitas serta, c) memfasilitasi pengembangan
masyarakat dengan menggunakan advokasi intervensi, untuk membangun
lingkungan yang positif dan memecah hambatan dari luar untuk kesejahteraan
klien. Oleh sebab itu, terkait dengan definisi tersebut, maka pelaksanaan
Konseling komunitas dalam penelitian ini terbatas pada komunitas suku dayak
yang menempuh pendidikan di STT Simpson Ungaran.
The Great Depression dan Perang Dunia II menciptakan kebutuhan untuk
pekerjaan dan layanan konseling di Amerika Serikat. Kebutuhan ini dipenuhi
dengan perluasan karir , sekolah , dan pribadilayanan konseling. Pada saat yang
sama, para ahli di lapangan mulai menekankan pentingnya konseling preventif
dalam memerangi kebutuhan akan konseling remedial. Pada tahun 1965,
pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan dana federal untuk pelatihan
konselor sekolah, sejenis konseling berbasis komunitas. Pada awal tahun 1970-an,
gagasan konseling masyarakat yang lebih umum dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Disiplin konseling komunitas
tumbuh lambat pada awalnya karena kurangnya definisi yang jelas. Namun, pada
tahun 1993, konseling komunitas mendapat pengakuan sebagai spesialisasi
konseling dari dewan pengurus American Counseling Association (ACA) .
Pengakuan ini memungkinkan Dewan Akreditasi Pendidikan Hubungan
Konseling (CACREP)mengembangkan standar untuk pelatihan konselor
komunitas. Dengan pengakuan dan akreditasi, konseling komunitas semakin
populer.

B. Karakteristik masyarakat pedesaan

Secara khusus, beberapa karakteristik sosial masyarakat desa menurut


Soerjono Soekanto (1982) antara lain sebagai berikut.
a. Warga masyarakat perdesaan memiliki hubungan kekerabatan yang kuat
karena umumnya berasal dari satu keturunan. Oleh karena itu, biasanya
dalam satu wilayah perdesaan, antara sesama warga masyarakatnya masih
memiliki hubungan keluarga atau saudara.
b. Corak kehidupan nya bersifat gemeinschaft, yaitu diikat oleh sistem
kekeluargaan yang kuat. Selain itu, penduduk desa merupakan masyarakat
yang bersifat face to face group artinya antarsesama warga saling
mengenal.
c. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor agraris (pertanian,
perkebunan, peternakan, maupun perikanan).
d. Cara bertani masih relatif sederhana atau tradisional sehingga sebagian
besar hasilnya masih diperuntukkan bagi kebutuhan hidup sehari-hari
(subsistence farming).
e. Sifat gotong royong masih cukup tampak dalam kehidupan sehari-hari
penduduk desa.
f. Golongan tetua kampung atau ketua adat masih memegang peranan
penting dan memiliki kharisma besar di masyarakatsehingga dalam
musyawarah atau proses pengambilan keputusan, orang-orang tersebut
sering kali dimintai saran atau petuah.
g. Pada umumnya sebagian masyarakat masih memegang normanorma
agama yang cukup kuat.

C. Tanggapan masyarakat pedesaan terhadap covid 19

a. Tanggapan masyarakat Pedesaan dalam penerapan PPKM?


b. Bagaimana hubungan social masyarakat selama penerapan social distance?
c. Kekhawatiran masyarakat pedesaan dalam menanggapi covid-19?
d. Perbedaan Pendapat antara masyarakat pedesaan dan perkotaan dalam
menanggapi PPKM ?
e. Menemukan kelemahan, kelebihan, hambatan dan tantangan yang dihadapi
oleh pemerintah dalam menerapkan PPKM ?
f. Membahas dinamika psikologis MASYARAKAT dalam menghadapi
covid-19 ?
g. menguraikan tindakan yang bisa dilakukan dalam bimbingan dan
konseling ?

Tanggapan Masyarakat pedesaan : ( Pertanyaan a – d )

Nama : Arwais

Tempat tinggal : Kel. Matabubu Kec. Poasia, Kendari

Pekerjaan : Pekerja Swasta

a. “saya rasa dalam penerapan PPKM selama ini sebenarnya bisa saja
dilaksanakan oleh pemerintah karena masih adanya wabah penyakit covid
19 ini, ototmatis kita harus menghindari dari penyakit tersebut, tetapi kami
dari masyarakat pedesaan sebenarnya inginnya kami itu kalau adanya
penerapan tersebut, pihak pemerintah juga harus lebih jeli melihat
perkembangan dari masyarakat pedesaan, karena bagaimana kami ini
namanya kehidupan sehari – hari harus kita penuhi kebutuhan, jadi barang
kali ini saja harapan saya dari pemerintah dalam pelaksanaan PPKM”.
Ujar Bapak Arwais.

b. “Hubungan social kemasyarakatan ini saya rasa biasa - biasa saja tidak ada
masalah apalagi sekarang sudah perkembangan industry sudah canggih
dan adanya internet, kalau mau berurusan dengan pihak keluarga atau
tetangga (Hendetolan) saya rasa tanpa bertemu itu kita bisa adakan
hubungan kekeluargaan ataupun tetangga itu lewat HP atau social media”

c. “Kalau kekhawatiran kami masyarakat ini mengingat wabah ini sudah


sangat lama, jelas kami sangat khawatir. Kita takutkan ini apakah
persoalan ini kita bisa atasi dengan cepat oleh pemerintah. Dan yang
jelasnya kami masyarakat sangat khawatir”

d. “PPKM ini sebenarnya dari saya pribadi khususnya dari masyarakat desa
keknya sih namanya berkegiatan diluar itu bisa kita kurangi tetapi kalau
mau menghentikan total saya rasa perlu pertimbangan yang matang,
kenapa saya menyatakan seperti itu kalau di desa – desa itu sih saya rasa
tidak terlalu tetapi beda dengan masyarakat kota, karena kenapa
masyarakat di kota itu apa – apa segala kegiatan selalu berhubungan
dengan orang banyak atau berhubungan dengan orang disekelilingnya kita.
Beda kalau didesa jika kita pergi ke kebun otomatis tidak ada orang. Jadi
dari saya soal PPKM yang diterapkan pemerinta itu tidak terlalu
dipersoalkan, hanya saya kembali katakan bahwa pemerintah harus jeli
juga melihat tentang keadaan masyarakat ini”

e. Kelemahan :
1. Tidak adanya visi bersama
2. Strategi yang reaktif dan tidak jelas
3. Pembatasan dilakukan tanpa peningkatan kemampuan
pelacakan

https://theconversation.com/setahun-pandemi-di-indonesia-3-
kelemahan-terbesar-kebijakan-pengendalian-covid-19-
sehingga-gagal-total-155129
Kelebihan :
1. KOTA BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) Jawa-Bali efektif meningkatkan kepatuhan
masyarakat melaksanakan protokol kesehatan 3M (Memakai
Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan Pakai
Sabun). Menurutnya, PPKM di Jabar yang sudah berjalan dua
minggu terakhir efektif meningkatkan kedisiplinan masyarakat
dari 50 persen ke 80 persen.
https://jabarprov.go.id/index.php/news/41202/2021/02/04/Ridw
an-Kamil-PPKM-Efektif-Tingkatkan-Kedisiplinan-Warga
Hambatan :
1. Pertama, kata Marullah, masih tingginya mobilitas masyarakat
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) di wilayah
Jakarta.
2. Hambatan kedua, kata Marullah, adalah terdapat masyarakat
yang ber-KTP DKI tetapi berdomisili di luar Jakarta. Begitu
juga sebaliknya, ada warga KTP non-DKI Jakarta, namun
domisili di Jakarta. “Sehingga terkendala dalam tracing kasus
yang terjadi di Jakarta,” tandas dia.
https://www.beritasatu.com/megapolitan/742929/pemprov-dki-
ungkap-2-hambatan-pelaksanaan-ppkm-mikro-di-jakarta
Tantangan :
1. “Problemnya memberi suplai minimal makan bagi
(masyarakat) yang tidak mampu,” kata anggota Tim Pakar
Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Riant
Nugroho dalam diskusi virtual, Sabtu, 3 Juli 2021.
Menurut dia, fokus PPKM darurat betul-betul membatasi
kegiatan masyarakat. Namun, masih ada masyarakat yang
bertahan hidup dari pendapatan harian.
https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/4KZ2O6pK-ini-
tantangan-satgas-covid-19-dalam-ppkm-darurat
2. Menurut dia, kondisi ini merupakan pukulan telak bagi sektor
parekraf yang mulai kembali bangkit.
"Sektor ini lagi betul-betul menghadapi satu tantangan yang
sangat-sangat berat dan turbulensi ini dihadapi oleh sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif, memang sebelumnya pernah.
Tapi nggak pernah se-uncertainty (ketidakpastian), se-
kompleks dan seberat ini," ungkap Sandiaga Uno pada Sabtu
(3/7/2021).
"Sehingga kita memang harus memberikan perhatian lebih
kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan. Karena ada
lebih dari 34 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan
penghidupannya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,"
tambahnya.

https://www.tribunnews.com/kilas-
kementerian/2021/07/03/ppkm-darurat-diterapkan-sandiaga-
uno-tantangan-menghadirkan-kebijakan-tepat-sasaran
f. Dosen Program Studi (Prodi) Psikologi Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rini Setyowati, M.Psi.,
Psikolog mengatakan, bagi penderita, dampak psikologis bisa dirasakan,
seperti perasaan tertekan, stres, cemas saat didiagnosis positif Covid-19.
Penderita bisa merasa cemas atau khawatir secara berlebihan ketika
privasinya atau identitasnya bocor kepada publik sehingga berdampak
dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya.

“Dalam kondisi ini, reaksi dari penderita bisa berupa bersikap tidak jujur
dengan riwayat penyakit, perjalanan sebelumnya dan pernah kontak
dengan penderita Covid-19 lain kepada tenaga medis. Reaksi lainnya bisa
berupa penderita merasa cemas atau khawatir tentang hasil yang lambat
setelah perawatan medis. Bagi masyarakat luas dapat menimbulkan
perasaan tertekan, stres dan cemas dengan pemberitaan mengenai
meningkatnya jumlah penderita Covid-19,” kata Rini kepada uns.ac.id,
Kamis (19/3/2020).

Rini menjelaskan, terdapat himbauan untuk masyarakat dari Himpunan


Psikologi Indonesia terkait penyebaran Covid-19 yang disingkat
PSIKOLOGI. Pertama Perhatikan kesehatan, kedua Sosial distancing,
ketiga Ingatlah menjaga kebersihan, keempat Konsumsi buah, vitamin dan
makanan bergizi, kelima Olah pikir, olah rasa dan meminimalisir
kecemasan, keenam Lakukan kebiasaan baik dengan menutup mulut,
hidung ketika batuk dan bersin serta hindari menyentuh bagian wajah
dengan tangan, ketujuh Olahraga secara teratur, kedelapan Gunakan
masker dan kesembilan Ingatlah untuk berdoa. Humas UNS/Dwi.

https://uns.ac.id/id/uns-update/dampak-covid-19-menurut-psikolog-
uns.html

g. Guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan kepada siswa


binaannya dengan menggunakan inovasi baru sesuai dengan era revolusi
industri 4.0 dan tidak mengesampingkan protokol kesehatan.
Media yang pertama yaitu menggunakan media Whatsapp. Media ini dapat
dipergunakan dalam memberikan layanan bimbingan kelompok kepada
peserta didik atau konseli dengan mudah tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Begitu juga buat para orang tua siswa yang sibuk bekerja bisa
mendapatkan layanan ini dan bisa dijangkau dimanapun mereka berada.
Media yang kedua yaitu website bimbingan. Ini salah satu media yang
dapat menampilkan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan
informasi teks, gambar diam atau bergerak, animasi maupun suara yang
bisa diakses oleh siapapun termasuk siswa.
Media ketiga yaitu cybercounseling. Guru Bimbingan dan Konseling dapat
memberikan layanan lewat dunia maya menggunakan dan memanfaatkan
video call di jejaring sosial facebook. Dengan model konseling ini,
konselor dan konseli tetap dapat bertatap muka dan berkomunikasi lisan
sebagai inti dari konseling. Konseling melalui cyber ini konselor juga
dapat menunjukkan empati dan perhatian penuh pada konseli, melihat
gerak–gerik konseli dan saling berkomunikasi sacara verbal.
Dan media yang keempat yaitu menggunakan Elektronic- counseling.
Menurut (Amani, 2007) E- konseling melalui media internet secara umum
merujuk pada profesi yang berkaitan dengan layanan kesehatan mental
melalui teknologi komunikasi internet. Contoh konsultasi atau komunikasi
antara konselor dan konseli bisa dilakukan lewat telepon, email,
messenger, facebook dan lain-lain. Yang perlu dipersiapkan dalam
electronic counseling yang mendasar adalah konselor dan konseli harus
memiliki paket internet yang memadai.

https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-
guruku/2020/05/27/media-bimbingan-dan-konseling-dalam-masa-
pandemi-covid-19/

Anda mungkin juga menyukai