Anda di halaman 1dari 4

BAB III.

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI


MODEL PEMBANGUNANALTERNATIF

A. Pembangunan Berbasis Masyarakat

Model pembangunan alternatif menekankan pentingnya pembangunan berbasis


masyarakat (community based development), berparadigma bottom up dan lokalitas.
Munculnya model pembangunan alternatif didasari oleh sebuah motivasi untuk
mengembangkan dan mendorong struktur masyarakat agar menjadi lebih berdaya dan
menentang struktur penindasan melalui pembuatan regulasi yang berpijak pada prinsip
keadilan. Pendekatan yang dipakai dalam model pembangunan alternatif adalah
pembangunan tingkat lokal, menyatu dengan budaya lokal, bukan memaksakan suatu
model pembangunan dari luar serta sangat menyertakan partisipasi orang-orang lokal.

Salah satu isu yang mendapatkan perhatian dalam pembangunan alternatif adalah
kebijakan-kebijakan pembangunan untuk masyarakat pribumi yang dahulu selalu
disisihkan.

Model pembangunan alternatif ini bercirikan partisipatoris dan menekankan


pemenuhan kebutuhan pokok dan hak asasi manusia dalam setiap langkah-langkahnya
Pembangunan berperspektif partisipatoris artinya menekankan partisipasi luas,
aksesibilitas, keterwakilan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan
keputusan yang mempengaruhi nasib mereka. Sementara pembangunan menekankan
pemenuhan kebutuhan pokok dan hak asasi manusia artinya pembangunan berusaha
memenuhi empat kebutuhan pokok yaitu kesejahteraan ekonomi (welfare), kebebasan
(freedom) dan identitas (identity)¸

Pada tahap awal, pembangunan alternatif mengedepankan beberapa keyakinan.


Pertama, negara merupakan bagian dari problem pembangunan sehingga pembangunan
alternatif harus mengeluarkan dan bahkan melawan negara. Kedua, rakyat tidak bisa
berbuat salah dan bahwa masyarakat adalah perkumpulan yang mandiri. Ketiga,
tindakan masyarakat telah mampu dan mencukupi untuk merealisasikan pembangunan
alternatif tanpa campur tangan negara (John Friedmann, 1992: 7).

Dari ciri-ciri ini, bisa digarisbawahi esensi pembangunan alternatif adalah memberi
peran kepada individu bukan sebagai subyek, melainkan sebagai aktor yang menetapkan
tujuan, mengendalikan sumber daya dan mengarahkan proses yang mempengaruhi
kehidupannya. Konsekuensinya, model pembangunan alternatif memberikan nilai yang
sangat tinggi pada insiatif lokal, cenderung memandirikan masyarakat lokal, memihak
kepentingan rakyat, melestarikan lingkungan hidup, memenuhi kebutuhan pokok dan
memberdayakan masyarakat dari tekanan struktural ketimpangan sosial-ekonomi.
Sesungguhnya, prinsip fundamental bagi pengembangan masyarakat seharusnya
dipahami sebagai kebijakan dari bawah, bukan dari atas. Dengan cara seperti ini,
masyarakat bisa terbantu dalam merumuskan kebutuhannya sendiri melalui kegiatan
pembangunan yang diikuti. Adapun para ahli hanyalah berperan sebagai “pembantu”
dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Ada beberapa asumsi dasar yang dikembangkan dalam pembangunan alternatif,
yang berbeda dengan pembangunan konvensional.

Pembangunan Pembangunan
Konvensional Alternatif
Asumsi - Berangkat dari pandangan - Masyarakat dibangun bukan
tentang bahwa masyarakat karena mereka bodoh dan
Masyarakat terbelakang, tidak mampu, akan tetapi
pengetahuannyarendah, kemampuan yang tersedia
radisional dan bodoh perlu dioptimalkan agar
mereka berkembang sesuai
- Untuk memajukan mereka dengan pengetahuan mereka
diperlukan pengetahuan dari
luar. - Pengetahuan lokal (local
knowledge) dan teknologi
tepat guna sebagai basis
pengembangan mereka
Konsekuensi - Perencanaan bersifat top - Lebih menekankan pada
Perencanaan down aspek lokalitas
dan sentralistis - Perencanaan dilakukan
- Direncanakan oleh tenaga secara otonomi,berdasarkan
ahli atau akademisi tanpa potensi lokalitas dengan
mempertimbangkan apa menyertakan
yang dimiliki masyarakat masyarakat untuk
- Lebih mengutamakan berpartisipasi dalam
perencanaan untuk perencanaan
pertumbuhan ekonomi. Hal - Pemikiran otonomi lebih
ini didasarkan pada ditekankan dalam
keyakinan bahwa kemajuan perencanaan kegiatan
masyarakat diukur menurut berdasarkan kebutuhan
kemajuan ekonomi semata. masing-masing.
Konsekuensi - Menempatkan - Menempatkan birokrat
Perlakukan birokrat ataupun tenaga ataupun tenaga ahli
terhadap ahli dari luar sebagai pihak dari luar sebagai pengatur
masyarakat yang dilayani masyarakat kepentingan masyarakat dan
karena mereka dianggap sebagai aktor yang
telah berbuat banyak melakukan fungsi pelayanan
untuk kepentingan sesuai kebutuhan
masyarakat masyarakat
Implikasi bagi - Menjadikan masyarakat - Sejak awal mengako-
Kehidupan Sosial sangat bergantung kepada modir daya kritis
pemerintah masyarakat
- Memendam konflik semu yang - Masyarakat mampu
setiap saat bisa menjadi menolak jika terjadi
ledakan konflik interest tekanan atau eksploitasi
- dari luar yang tidak
menguntungkan mereka
B. Memperhatikan Dimensi Keberlanjutan
Konsep sustainability berawal pada sikap keprihatinan kaum pencinta
lingkungan (environtmentalis) terhadap konsekuensi jangka panjang dari praktek
tekanan yang eksesif terhadap daya dukung alami (natural support system). Para
aktivis LSM menunjukkan kepedulian yang cukup kuat terhadap perlunya
mempertahankan prinsip-prinsip kesinambungan dalam setiap proses pembangunan.
Concern ini dibuktikan dengan visi dan misi kebanyakan LSM dalam mempromosikan
dan memasyarakatkan program- program pengembangan masyarakat berbasis pada
penyelamatan lingkungan hidup serta mengkampanyekan pemanfaatan produk-produk
teknologi yang ramah lingkungan (lebih dikenal dengan teknologi tepat guna).
Pembangunan berkelanjutan pada dasarnya memerlukan tiga aspek:
keseimbangan ekologis, keadilan sosial dan aspek ekonomi. Aspek keseimbangan
ekologis berkaitan dengan upaya pengurangan dan pencegahan polusi, pengelolaan
limbah serta konservasi/preservasi sumber daya alam. Aspek keadilan sosial
berkaitan dengan upaya pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan
masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan dan lain-lain. Aspek ekonomi berkaitan
dengan upaya memerangi kemiskinan, mengubah pola produksi dan konsumsi ke
arah yang seimbang dan lain-lain.

Secara konseptual, definisi pembangunan berkelanjutan yang dikemukakan oleh


Brudtland Commission sangat menarik, namun dalam penerapannya ia menghadapi
pertanyaan atau kendala terutama menyangkut pengertian tentang kebutuhan (needs)
yang jelas berbeda antara satu individu atau kelompok masyarakat (bangsa) dengan
yang lainnya.

Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan perlu dipahami secara moderat yang
menekankan pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam berjalan bersamaaan
dengan perlindungan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam. Di sini
ada upaya saling memperkuat satu sama lain. Esensi dari pembangunan berkelanjutan
adalah hubungan stabil antara aktivitas manusia dan sumber alam, yang tidak
mengurangi prospek generasi masa depan dalam menikmati kualitas kehidupan sama
baiknya dengan kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai