Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 2

Teknologi Informasi dan Media BK

“Klasifikasi Media dan Penggunaannya”

Sebagai salah satu syarat pemenuhan nilai tugas matakuliah

Teknologi Informasi dan Media BK

Dosen :

Zadrian Ardi, S.Pd., M.Pd., Kons

Disusun Oleh :

Nabilla Amron

18006043

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KLASIFIKASI MEDIA DAN PENGGUNAANNYA

A. Pengertian Media Secara Umum


Menurut Depdiknas (Muhson, 2010), media berasal dari bahasa
latin dengan bentuk jamak “medium”, yang secara harafiah berarti
perantara atau pengantar. Sedangkan makna umum dari media itu sendiri
ialah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi.
Adapun penjelasan dari Oemar Hamalik (Muhson, 2010) ia
menyatakan bahwa media dapat dibagi dalam dua artian yaitu dalam artian
sempit dan dalam artian luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya
meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses
pengajaran yang terencana
Sedangkan dalam artian luas, media tidak hanya meliputi media
komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat
sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, objek-
objek nyata, serta kunjungan ke luar sekolah.
Sejalan dengan pandangan itu, guru-guru pun dianggap sebagai
media penyajian, di samping radio dan televisi karena samasama
membutuhkan dan menggunakan banyak waktu untuk menyampaikan
informasi kepada siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa media merupakan
perantara antara pemberi informasi kepada penerima informasi.

B. Media Visual
Jatmika (2005) menjelaskan, bahwa pada umumnya media visual
dikelompokkan menjadi media gambar representasi (gambar dan foto),
diagram yang menunjukkan hubungan antar konsep dan isi materi, peta
yang menunjukkan hubungan antar unsur dalam isi materi, dan grafik
(tabel, grafik, chart).
1. Media Grafik
Dijelaskan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (Maisaroh, 2013)
mendefinisikan media grafis sebagai media yang mengkombinasikan
fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi
pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Adapun jenis-jenis dari
media grafik ini yaitu, gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/charts,
grafik, kartun, poster, peta dan globe.
2. Bahan Cetak
Media cetak merupakan salah satu jenis media pembelajaran
kelompok media visual. Media cetak bagi kebanyakan orang biasanya
berarti bahan bacaan yang diproduksi secara profesional seperti buku,
majalah, buku petunjuk, dan sebagainya.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana berpendapat bahwa media cetak
adalah media visual yang disajikan dalam bentuk huruf dan di buat
melalui proses percetakan yang berisikan tentang informasi. Menurut
Ronald H. Anderson media cetak biasanya berarti bahan bacaan yang
diproduksi secara profesional, seperti buku, majalah dan bahan
cetakan lainnya. Selain itu fotokopi, atau hasil reproduksi sendiri juga
termasuk media cetak (Pranoto, 2013).
3. Gambar Diama
Media yang tergolong sebagai gambar diam adalah foto, bahan-
bahan grafis baik yang dicetak ataupun dilukis. Gambar diam dapat
berisi informasi atau pengetahuan tentang objek, peristiwa, atau
prosedur
Oemar Hamalik (Jatmika,2005) menjelaskan bahwa gambar atau
foto yang dipergunakan bisa berupa lukisan tangan atau hasil cetakan.
Media ini memiliki berbagai kelebihan dibanding media grafis yang lain.
Keuntungan tersebut yaitu;
1. bersifat konkret. Gambar atau foto dapat dilihat oleh peserta didik
dengan lebih jelas dan realistis menunjukkan materi atau pesan yang
disampaikan,
2. mengatasi ruang dan waktu. Untuk menunjukkan gambar stadion atau
lapangan bola basket tidak perlu melihat objek yang sesungguhnya
melainkan cukup melihat gambar atau fotonya saja,
3. meminimalisasi keterbatasan pengamatan mata. untuk menerangkan
objek tertentu yang sulit untuk diamati maka digunakanlah gambar
atau foto,
4. dapat memperjelas suatu masalah. Gambar memungkinkan suatu
masalah dipahami secara sama,
5. murah dan mudah.

C. Media Audio
Dijelaskan oleh Mustika (2016), Media audio merupakan media
yang menyajikan pesan secara auditif. Atau dengan kata lain, yang
dimaksud dengan media audio adalah semua media yang pemanfaatannya
menggunakan unsur dengar (audio).
Sudjana dan Rivai (Mustika, 2016), menjelaskan mengenai
karakteristik media audio hubungan media audio dengan pengembangan
keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan
mendengarkan. Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan
media audio meliputi:
1. Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian;
2. Mengikuti pengarahan;
3. Melatih daya analisis;
4. Menentukan arti dari konteks;
5. Memilahmilah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi
yang tidak relevan;
6. Merangkum, mengemukakan kembali atau mengingat kembali
informasi
D. Media Audio-Visual
Media Audio Visual berasal dari kata media yang berarti bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, pendapat atau gagasan
yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Dale
mengatakan media Audio Visual adalah media pengajaran dan media
pendidikan yang mengaktifkan mata dan telinga peserta didik dalam waktu
proses belajar mengajar berlangsung.
Media Audio Visual yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua (Kholifah,
2014).

E. Penggunaan Media Dalam Layanan BK


Menurut Muntaha (Basri, 2010) manfaat media dalam bidang
pendidikan terutama berkaitan dengan isi pesan yang hendak disampaikan
media tersebut. Manfaatnya antara lain:
1. mendidik (to educate), isi informasi media adalah kabarkabar baru,
ilmu pengetahuan, dan juga artikel seputar proses pendidikan, dengan
isi seperti ini diharapkan semua audiens, menjadi lebih terdidik karena
dapat menyerap informasi pendidikan tambahan di luar jam pelajaran
langsung dari nara sumbernya.
2. menghibur (to entertain), isi kandungan media juga tulisan humor
serta kuis dan tebakan cerdas, sehingga di dalamnya terselip fungsi
menghibur, mencerahkan dan mencairkan suasana sehingga orang
mudah tersadar kembali sebagai manusia
3. mempengaruhi (to influence), kandungan media adalah informasi
bernilai dan berharga seperti nasehat, kalimat mutiara, baik dari nara
sumber langsung maupun kutipan kitab suci, album lagu, maupun hasil
renungan hidup filsafati tentang hidup sukses, semuanya
berkemungkinan besar dapat mempengaruhi jiwa dan diri para
pembacanya
4. menyampaikan kritik sosial (social control), media menjadi jembatan
untuk mengakrabkan, menyampaikan masukanmasukan berharga
secara tertulis, sehingga kritik dipahami sebagai masukan, pelecut
kekurangan, dan pendorong kemajuan
Beberapa jenis media yang dapat diaplikasikan dalam bidang
pendidikan pada umumnya, serta dalam layanan bimbingan konseling
antara lain (Basri, 2010):
1. Media hasil teknologi cetak, media cetak sebagai bagian dari media
komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan
program bimbingan konseling. Berbagai media cetak dapat
diaplikasikan dalam layanan bimbinang konseling.
2. Media hasil teknologi audio, ada beberapa jenis media yang dapat
dikelompokkan dalam media audio dan dapat diaplikasikan dalam
program bimbingan konseling islam baik secara individual maupun
kelompok. Media tersebut antara lain siaran radio, rekaman kaset atau
rekaman compact disc, atau piringan hitam serta alat perekam suara.
3. Media hasil teknologi audio visual, ada beberapa jenis media yang
dapat dikelompokkan dalam media audio visual dapat diaplikasikan
dalam program bimbingan konseling islam baik secara individu,
kelompok atau masyarakat luas. Media tersebut antara lain siaran
televisi, rekaman video compac disc (VCD atau DVD), dan film.
4. Media hasil teknologi komputer, aplikasi teknologi berbasis komputer
dalam pendidikan termasuk praktek bimbingan konseling dapat berupa
penyajian materi bimbingan dan konseling islam secara bertahap atau
tutorial, drills and practice (latihan untuk membantu klien menguasai
materi bimbingan dan konseling yang dilakukan), permainan dan
simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
baru dipelajari konseli), konsultasi dan interaksi (melalui milis dan
jeraring sosial via internet) dan basis data (sumber yang dapat
membantu konseli menambah informasi dan pengetahuannya sesuai
dengan keinginan masingmasing) serta untuk arsip konselor tentang
berbagai data konseli untuk memudahkan dalam penyusunan bank data
konseli yang komplit.
5. Media Aktivitas, banyak sekali media aktivitas yang dapat menjadi
sarana dalam bimbingan dan konseling di sekolah, misalnya karya
wisata, studi banding, praktek kerja lapangan, dan permainan.
Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi
satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu dan untuk
mencapai tujuantujuan tertentu pula.

F. Pengaplikasian dalam Layanan Format Klasikal


Bimbingan klasikal merupakan layanan yang diberikan kepada
semua siswa di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses
bimbingan sudah disusun secara baik dan siap untuk diberikan kepada
siswa secara terjadwal, kegiatan ini berisikan informasi yang diberikan
oleh seorang pembimbing kepada siswa secara kontak langsung guna
membantu pertumbuhan anak dalam menentukan dan mengarahkan
hidupnya.
Adapun tahap-tahap dalam pelakasanaan layanan format klasikan
ini yaitu sebagai berikut (Fatimah, 2017):
1. tahap perencanaan Kegiatan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
4. Monitoring dan Penilaian
5. Tindak Lanjut.
G. Pengaplikasian dalam Layanan Format Individual
Konseling Individual merupakan interaksi yang terjadi antara dua
orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien dilaksanakan
dalam suasana yang profesional dan diajaga sebagai alat untuk
memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien
. Layanan konseling individual merupakan proses pemberian
bantuan yang dilakukan secara profesional oleh konselor kepada klien
(konseli) untuk pengentasan permasalahan secara mandiri, pemahaman
terhadap diri, penetapan keputusan, sebagai alat untuk perubahan tingkah
laku klien ke arah yang baik dan sebagai upaya dalam membangun relasi
yang positif terhadap diri maupun orang lain (Amalia, Badrujaman &
Tjalla, 2016).

H. Pengaplikasian dalam Layanan Format Kelompok


Polanya sama dengan format klasikal yang dilakukan dalam
kelompok yang terdiri atas sejumlah peserta secara terbatas. Dibandingkan
format klasikal, format kelompok memungkinkan dilakukannya akses
yang lebih intensif terhadap obyek layanan. Di samping itu kegiatan
layanan juga dapat memanfastkan dinamika kelompok sehingga hasil
layanan dapat lebih optimal (http://upbk.unp.ac.id/page/layanan-orientasi).

I. Pengaplikasian dalam Layanan Format Lapangan


Format lapanganmerupakan format yang paling lazim ditempuh
ketika peserta layanan melakukan kegiatan lapangan ke luar kelas atau
ruangan atautempat lain dalam rangka mengakses obyek-obyek tertentu
yang menjadi isi layanan. Dalam hal ini peserta mengunjungi obyek-obyek
lapangan yang dimaksud (http://upbk.unp.ac.id/page/layanan-orientasi).
J. Pengaplikasian dalam Layanan Format Jarak Jauh
Format jarak jauh merupakan format kegiatan BK yang melayani
kepentingan siswa melalui media dan atau saluran jarak jauh seperti surat
dan sarana elektronik. Adapaun tujuan dari format jarak jauh ini ialah
untun memudahkan konselor dalam pengentasan masalah yang dialami
klien jika terjadi jarak jauh maka dapat digunakan media media elektronik
seperti handphone (Tanjung, https://www.academia.edu)
KEPUSTAKAAN

Amalia, R. F., Badrujaman, A., & Tjalla, A. (2016). KEPUASAN SISWA


TERHADAP LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL (Survei pada
siswa kelas VIII di SMP Negeri se-Kecamatan Matraman, Jakarta
Timur). INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1), 87-93.

Basri, A. S. H. (2010). Peran media dalam layanan bimbingan konseling islam di


sekolah. Jurnal Dakwah, 11(1), 23-41.

Fatimah, D. N. (2017). Layanan Bimbingan Klasikal Dalam Meningkatkan Self


Control Siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta. Hisbah: Jurnal Bimbingan
Konseling dan Dakwah Islam, 14(1), 25-37.

http://upbk.unp.ac.id/page/layanan-orientasi ditelusuri pada 17 September 2020


pukul 13:14 PM

Jatmika, H. M. (2005). Pemanfaatan media visual dalam menunjang pembelajaran


pendidikan jasmani di sekolah dasar. Jurnal pendidikan jasmani
indonesia, 3(1).

Kholifah, K. (2014). Pengaruh penggunaan media audio visual dengan metode


reading aloud dalam pembelajaran Bahasa Arab terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok ‫ ااااااا‬kelas IV semester II MIN
Wonoketingal Demak (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).

Maisaroh, S. (2013). Penggunaan Media Grafis Pada Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan Di Kelas Iva Sekolah Dasar Negeri Gedongkiwo Tahun
Ajaran 2012/2013. (Doctoral Dissertation Universitas Negeri Yogyakarta)

Muhson, A. (2010). Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi


informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2).

Mustika, R. (2016). Media Pembelajaran Sistem Audio untuk Pemberdayaan


Pendidikan di Komunitas Masyarakat. Masyarakat Telematika Dan
Informasi: Jurnal Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi, 6(1),
57-68.

Pranoto, T. W. (2013). Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Penjabat Bupati


Kabupaten Pati (Periode 2011-2012) Di Tinjau Dari Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik.

Tanjung, B. https://www.academia.edu/32738271/format_kegiatan_bk ditelusuri


pada 17 September 2020 pukul 13:16 PM

Anda mungkin juga menyukai