Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya, maka diperlukan perencanaan karir secara matang. Dalam
konteks pendidikan upaya membantu siswa dalam merencanakan
pemilihan jabatan atau pekerjaan di masa mendatang secara tepat
merupakan aspek yang sangat krusial, sehingga telah menempatkan
pentingnya layanan bimbingan karir bagi siswa sebagai bagian integral
dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Defenisi konseling karir yaitu wawancara diantara konselor dan
klien yang dititik beratkan dalam mengenai dan membahas kemungkinan-
kemungkinan pekerjaan, jabatan atau karir klien, menetapkan tujuan
pekerjaan secara realistis, mengenal cara peemecahan masalah dan
tindakan-tindakan korektif yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
dan mengimplementasikan suatu rencana ke arah dunia kerja. Bahkan,
apabila ditinjau dari perspektif sejarah lahirnya bimbingan dan konseling
tidak lepas dari upaya untuk membantu siswa-siswa mendapatkan
lapangan kerja yang cocok sesudah mereka meninggalkan bangku sekolah,
melalui gerakan bimbingan jabatan atau masalah karir.
Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para siswa,
khususnya di tingkat SMA sudah dirasakan sejak lama, dan sejak
ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan,
sehingga telah menjadi penampang dari keseluruhan bimbingan dan
konseling di sekolah. Namun karena sempitnya pemahaman para konselor
di sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya sering terjadi malpraktek
(dianggap sebagai bidang studi sehingga diajarkan), tidak diikuti dengan
assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak diberikan secara mendalam,
terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan secara intensif.
Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karir tersebut masih jauh dari apa
yang diharapkan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut
1. Apa itu hakekat kerja, okupasi dan karir.?
2. Apa yang dimaksud dengan manusia kerja dan karir.?
3. Bagaimana struktur kerja di Indonesia.?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi karir.?

C. Tujuan
Dari pembahasan BK karir ini daharapkan dari seorang guru atau
pendidik mampu mengetahui arti atau pemahaman dari BK karir itu sendiri.

2
BAB II
HAKIKAT KARIR DAN DUNIA KERJA

A. Hakikat Kerja, Okupasi, Karir


1. Kerja
Pada dasarnya hakikat kerja adalah bekerja dengan tulus dan
ikhlas. Pekerjaan adalah usaha yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan diri sendiri atau umum, jadi orang bekerja itu bertujuan
untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Dunia
kerja adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam
melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Kerja (work) atau Pekerjaan (Job) memiliki kesamaan kewajiban
dan tugas-tugas pokok dalam suatu organisasi/unnit atau lembaga. Job
berorientasi pada tugas dan hasil serta berpusat pada organisasi, dapat
diduduki satu orang atau beberapa orang. Dalam pekerjaan terdapat
unsur-unsur (elements), tugas-tugas (tasks), dan posisi (pekerjaan
yang lakukan/position) : Unsur (elements) merupakan komponen
paling kecil dari suatu pekerjaan, misalnya : memutar musik,
mengangkat buku, menekan tombol, menggali lubang, memindahkan
dan lain-lain.
Tugas (tasks) merupakan kinerja/untuk kerja yang dibutuhkan
dalam bekerja. Task menampilkan kegiatan fisik atau mental yang
membentuk langkah-langkah logis yang diperlukan dalam suatu
pekerjaan. Beberapa unsur pekerjaan membentuk satu himpunan tugas.

2. Okupasi
Okupasi lebih luar dari job. Okupasi merupakan sekelompok job
yang sama dijumpai dalam berbagai organisasi, umpamanya pengajar,
pencipta lagu, dan seniman pertunjukan, ahli hukum, pilot, dan TNI.
Karir, menurut Yusuf (2002) memiliki 3 tahap yaitu pre-okupasi,
okupasi dan post-okupasi.

3
Pre-okupasi merupakan proses belajar selama masa pendidikan
(dunia pendidikan), okupasi adalah masa bekerja atau setelah suatu
pekerjaan tetap diemban (dunia kerja) dan post-okupasi adalah masa
pensiun. Prayitno (1997) menjelaskan bahwa saat-saat trasnsisi dari
dunia pendidikan ke dunia kerja sering merupakan masa yang sulit
bagi banyak orang muda. Kesulitan itu tidak hanya terletak dalam
mendapatan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam
menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang baru dimasuki dan
pengembangan diri selanjutnya.

3. Karir
Karier bukan pekerjaan, melainkan serangkaian urutan (sequences)
pekerjaan atau okupasi-okupasi pokok utama (major) yang
dilaksanakan atau dijabat seseorang sepanjang hidupnya, atau dapat
juga dikatakan bahwa karir seseorang terlambang pada urutan
(suquences) jabatan-jabatan utama yang ditekuni seseorang selama
kehidupannya.
Yusuf (2002) menjelaskan bahwa karir adalah urutan posisi atau
pekerjaan utama yang diduduki seseorang sejak remaja-pensiun
(selama rentang kehidupan). Dewa (1993) menjelaskan bahwa dimulai
dari remaja, maka kita sebagai individu tidak bisa lepas dari masalah
keputusan karir.
Seligman (dalam Marliyah dkk, 2004) mengatakan bahwa
sejumlah karir mulai dibangun dan dikembangkan sejak masa sekolah
dan karir dapat juga dikatakan sebagai suatu cita-cita yang diinginkan,
baik yang berkaitan dengan suatu bidang pendidikan, pekerjaan
maupun suatu profesi tertentu.
Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang
ikut serta di dalamnya; beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi
yang sama sepanjang tahap-tahap kehidupannya, sedang yang lainnya
mungkin memiliki rangkaian okupasi-okupasi yang begitu berbeda

4
Tolbert (dalam Manrihu, 1992). Menurut Manrihu (1992), karier
adalah realitas obyektif dan subyektif. Setiap posisi mempunyai
kewajiban-kewajiban dan hak-hak, dan pilihan-pilihan masa depan
terbuka atau tertutup. Posisi itu memerlukan keterampilan-
keterampilan, minat-minat, dan nilai-nilai. Selanjutnya Manrihu
(1992) mengemukakan karier itu unik bagi setiap orang dan
diciptakan oleh apa yang orang pilih atau tidak pilih.
Flippo (1984 : 271) menyatakan bahwa “ Karier dapat
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pekerjaan yang terpisahkan
dan memberikan kedudukan dan arti dalam riwayat hidup seseorang.
Karier itu dinamis dan terbuka selama hidup; mencakup tidak hanya
okupasi-okupasi tetapi juga pra-vokasional dan pasca-vokasional serta
bagaimana orang-orang mengintegrasikan kehidupan kerjanya dengan
peranan-peranan hidup lainnya: keluarga, masyarakat, dam waktu
luang. Jadi dapat disimpulkan bahwa karier adalah suatu pilihan
okupasi individu untuk menghidupi dirinya di masa depan. Karier
dapat ditempuh dengan cara memilih pekerjaan yang cocok dengan
keterampilan, minat, dan nilai-nilai yang ada pada lingkungannya.

B. Manusia Kerja dan Karir


Menurut Conger (Marliyah dkk, 2004) salah satu tugas
perkembangan remaja adalah pemilihan dan persiapan karir. Pemilihan
karir merupakan saat seorang remaja mengarahkan diri pada suatu tahapan
baru dalam kehidupan mereka. Membuat keputusan memilih karir
merupakan usaha remaja menemukan dan melakukan pilihan di antara
berbagai kemungkinan yang timbul dalam proses pemilihan karir. Remaja
mulai membuat rencana karir dengan eksplorasi dan mencari informasi
berkaitan dengan karir yang diminati.
Setelah remaja mencapai tahap perkembangan kognitif operasional
formal (11 tahun – dewasa) yaitu tahap dimana mereka sudah dapat
berpikir secara abstrak. Pada fase ini mereka mengeksplorasi berbagai

5
alternatif ide dan jurusan dalam cara yang sistematis, misalnya jika ingin
menjadi dokter maka harus memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Usia remaja dalam teori perkembangan karir Ginzberg termasuk
dalam tahap tentatif yaitu dengan usia 11–17 tahun. Tahapan usia ini
adalah masa transisi dari tahap fantasi pada anak-anak menjadi
pengambilan keputusan realistik pada remaja. Sejalan dengan
perkembangan karir tersebut, proses karir telah muncul pada usia sekolah
yaitu ketika anak-anak mulai mengembangkan minatnya dan adanya
pemahaman keterkaitan antara kemampuan dengan karir dimasa depan.
Individu dikatakan matang atau siap untuk membuat keputusan
karir jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat keputusan karir
didukung oleh informasi yang kuat mengenai pekerjaan berdasarkan
eksplorasi yang telah dilakukan. Dalam sebuah penelitian pada individu-
individu setelah mereka meninggalkan bangku sekolah menengah atas
diketahui bahwa setengah dari mereka tidak sistematis dan tidak memiliki
arah dalam eksplorasi dan perencanaan karir mereka (Santrock, 2002).
Kebutuhan manusia untuk memenuhi semua kebutuhannya,
menjadikan usaha untuk mendapatkan dan meraih semua yang dibutuhkan
dan diimpikan, dalam hal ini manusia akan melakukan usaha atau
pekerjaan untuk mendapatkan hal yang ingin ia wujudkan. Dalam artian
sempit manusia membutuhkan kerja untuk hidup. Dalam proses panjang
dalam menjalani pekerjaan, biasanya dilakukan secara bertahap dan
meningkat atau karier. Namun ada juga dilakukkan sebatas propesi dan
tuntutan kebutuhan yang memaksa untuk bekerja. Tetapi kejadiannya
kembali bertolak dari keinginan memenuhi kebutuhan hidup, baik
jasmaniah maupun rohaniah.

C. Struktur Kerja di Indonesia


Sejak tahun 2000 Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional)
menerapkan konsep-konsep ketenagakerjaan sebagai berikut : lapangan
pekerjaan atau sektor pekerjaan didasarkan pada KLUI (Klasifikasi

6
lapangan Usaha Indonesia) tahun 2000, yang merupakan recisi dari KLUI
tahun 1997. Jenis pekerjaan, sejak Sakernas 2001, kembali menggunakan
ISCO (International Standard Classification of Occupation) tahun 1968
atau KJPI (Klasifikasi Jenis Pekerjaan Indonesia) tahun 1982.
Sturktur kerja di Indonesia berdasarkan angkatan dapat di bagi
menjadi dua, yaitu struktur umur dan struktur pendidikan.
1. Struktur Kerja Berdasarkan Umur
Dalam hal ini publikasi yang dibuat oleh Badan Pusat
Statistik mengenai ketenagakerjaan, ada dua macam batasan umur.
Pertama, memakai batas umur kerja 10 tahun ke atas dan yang
kedua 15 tahun ke atas. Data yang dikaji pada tulisan ini
menggunakan batasan usia kerja 15 tahun ke atas, jikapun ada
pembanding yang memakai batas usia kerja 10 tahun ke atas, akan
distandarkan terlebih dahulu pada usia 15 tahun ke atas.
Digunakan batas usia 15 tahun ke atas, akan memudahkan bagi
perencana ketenagakerjaan di tingkat pusat maupun daerah, sebab
pembuatan kebijakan ketenagakerjaan biasanya mendasarkan pada
batasan usia kerja 15 tahun ke atas (Setiawan, 2000).
2. Struktur Kerja Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang
menentukan kualitas tenaga kerja. Idealnya, tenaga kerja yang
tersedia di suatu negara memiliki pendidikan yang memadai sesuai
dengan kesempatan kerja yang tersedia, namun di negara-negara
yang dalam kondisi masih sedang berkembang biasanya terjadi
mismatch atau tidak sesuai dengan keahlian antara pendidikan
dengan pekerjaan yang ditekuninya. Pendidikan tenaga kerja,
sering diukur dengan proporsi tenaga kerja berdasarkan pendidikan
yang ditamatkan. Hal ini biasanya nampak pada struktur tingkat
pendidikan dan pekerjaan yang dilakoni oleh pekerja yang sesuai
dengan kemampuan tingkat pendidikannya.

7
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karir
Menurut Rivai (2013) faktor- faktor yang mempengaruhi
pengembangan karier adalah sebagai berikut :
1. Prestasi kerja
Prestasi kerja (Job Performance) merupakan komponen
yang paling penting untuk pengembangan karir yang paling
penting untuk meningkatkan dan mengembangkan karir seorang
karyawan. Kemajuan karir sebagian besar tergantung atas prestasi
kerja yang baik dan etis. Dengan mengetahui hasil atas kinerjanya
maka karyawan dapat mengukur kesempatannya terhadap
pengembangan karir. Asumsi terhadap kinerja yang baik akan
melandasi seluruh aktivitas pengembangan karir. Ketika kinerja di
bawah standar maka dengan mengabaikan upaya-upaya ke arah
pengembangan karir pun biasanya tujuan karir yangpaling
sederhana pun tidak dapat dicapai. Kemajuan karir umumnya
terletak pada kinerja dan prestasi
2. Eksposur
Manajer atau atasan memperoleh pengenalan ini terutama
melalui kinerja, dan prestasi karyawan, laporan tertulis, presentasi
lisan, pekerjaan komite dan jam-jam yang dihabiskan.
3. Jaringan kerja
Jaringan kerja berarti perolehan eksposure di luar
perusahaan. Mencakup kontakpribadi dan professional. Jaringan
tersebut akan sangat bermanfaat bagi karyawan terutama dalam
pengembangan karirnya.
4. Kesetiaan terhadap organisasi
Level loyalitas yang rendah merupakan hal yang umum
terjadi di kalangan lulusanperguruan tinggi terkini yang disebabkan
ekspektasi terlalu tinggi pada perusahaantempatnya bekerja
pertama kali sehingga seringkali menimbulkan kekecewaan. Hal
yang sama juga terjadi pada kelompok profesional dimana loyalitas

8
pertamannyadiperuntukkan bagi profesi. Untuk mengatasi hal ini
sekaligus mengurangitingkatkeluarnya karyawan (turn over)
biasanya perusahaan “membeli” loyalitas karyawandengan gaji,
tunjangan yang tinggi, melakukan praktek-praktek SDM yang
efektifseperti perencanaan dan pengembangan karir.
5. Pembimbing dan sponsor
Adanya pembimbing dan sponsor akan membantu
karyawan dalam mengembangkan karirnya. Pembimbing akan
memberikan nasehat- nasehat atau saran-saran kepada karyawan
dalam upaya pengembangan karirnya, pembimbing berasal dari
internalperusahaan. Mentor adalah seseorang di dalam perusahaan
yang menciptakan kesempatan untuk pengembangan karirnya.
6. Peluang untuk tumbuh
Karyawan hendaknya diberikan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuannya, misalnya melalui pelatihan-
pelatihan, kursus, dan melanjutkan pendidikannya. Hal ini akan
memberikan karyawan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
sesuai dengan rencana karirnya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dari berbagai penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan
bahwa Pekerjaan atau kerja adalah usaha yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan diri sendiri atau umum, jadi orang bekerja bertujuan untuk
mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Dunia kerja
adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan
sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Okupasi lebih luar dari
job. Okupasi merupakan sekelompok job yang sama dijumpai dalam
berbagai organisasi, umpamanya pengajar, pencipta lagu, dan seniman
pertunjukan, ahli hukum, pilot, dan TNI. Karir,
Berikutnya Karir, karir adalah urutan posisi atau pekerjaan utama
yang diduduki seseorang sejak remaja-pensiun (selama rentang kehidupan).
Karier juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pekerjaan
yang terpisahkan dan memberikan kedudukan dan arti dalam riwayat
hidup seseorang.
Manusia dalam memnuhi kebutuhannya dialkukan dengan bekerja.
Dalam proses panjang menjalani pekerjaan, biasanya dilakukan secara
bertahap dan meningkat atau karier. Namun ada juga dilakukkan sebatas
propesi dan tuntutan kebutuhan yang memaksa untuk bekerja. Tetapi
kejadiannya kembali bertolak dari keinginan memenuhi kebutuhan hidup,
baik jasmaniah maupun rohaniah. Sturktur kerja di Indonesia berdasarkan
angkatan dapat di bagi menjadi dua, yaitu struktur umur dan struktur
pendidikan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi karir, yaitu (1)prestasi
kerja, (2) eksposur, (3) jaringan kerja, (4) kesetiaan terhadap organisasi
(5) pembimbing dan sponsor (6) peluang untuk tumbuh

10
B. Saran
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan karir pada saat
remaja, maka dari itu sangat dibutuhkan peran dari seorang guru konselor,
terutama untuk memberikan konseling karir pada siswanya karena yang ia
pilih sekarang merupakan untuk masa depannya.
C. Penutup
Demikian yang dapat kelompok sampaikan, berharap yang kami
tulis pada saat ini dapat bermanfaat untuk banyak pembaca, dan menajdi
amal untuk kami. Kami akhiri,
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

11
DAFTAR PUSTAKA
Flippo, E, B. (1984). Manajemen Personalia. Edisi 6 Jilid I. Bumi Aksara.
Marliyah, dkk. (2004). Persepsi terhadap Dukungan Orang Tua dan Pembuatan
Keputusan Karir Remaja. Jurnal Provitae, 1 (1) Januari
Manrihu, M,T. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta:
Bumi Aksara.
Prayitno. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling (SLTP). Jakarta: PT. Bina
Sumber Daya MIPA.
Santrock, J.W. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup, Jilid
2, Penerjemah: Chusairi dan Damanik). Jakarta: Erlangga.
Dewa, S,K. (1993). Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah. Jakasrta: Balai Pustaka
Rivai, V (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori Ke Praktek, Rajagrafindo persada, Bandung.
Yusuf. A. M. (2002). Kiat Sukses Dalam Karier. Padang: Ghalia Indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai