KONSELING KARIR
Tentang
“BK Karier di Perguruan Tinggi”
Disusun Oleh:
Kelompok 2
KELVIN TEGUH PRANDA
INGRID FORTUNA NINGSIH
RORI YANDA
Dosen Pembimbing:
BUKHARI AHMAD, M.Pd
1
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………4
C. Tujuan …………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Mahasiswa……………………………………………...5
B. Bimbingan Karir di Perguruan Tinggi…………………………..…..6
C. Program Bimbingan Karir di Perguruan Tinggi……………………8
D. Metode Bimbingan karir di perguruan tinggi……………………....9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………..……10
B. Saran…………………………………………………………………....10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dewasa ini perkembangan kondisi ekonomi, social, budaya masyarakat
semakin pesat. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang
belum maju ada dorongan untuk mengejar ketertinggalannya sehingga dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya dapat ikut serta memasuki zaman informasi
yang pada akhirnya terciptalah era globalisasi. Era globalisasi mengharuskan
setiap komponen dari masyarakat untuk berpacu, meningkatkan kompetensi
sehingga mampu menjawab tantangan zaman.
Begitu juga halnya dengan lembaga pendidikan, sebagai pencetak generasi
penerus bangsa, lembaga pendidikan sudah semestinya bertanggung jawab
secara penuh dan terarah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa agar
mampu bersaing, termasuk di dalamnya kemampuan untuk mempersiapkan
diri untuk masuk ke dunia karir yang diminatinya.
Ada Banyak tantangan yang akan dihadapi mahasiswa dalam menentukan
karir, diantaranya adalah ketidak pastian karir, pengaksesan informasi dan
program pengembangan karir, dan tantangan-tantangan ekonomi dan
teknologi. Untuk mengantisipasi tantangan-tangan ini perlu bagi perguruan
tinggi untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap perkembangan
karir mahasiswa.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana Karakteristik Mahasiswa?
2. Bagaimana Bimbingan Karir di Perguruan Tinggi?
3. Bagaimana Program Bimbingan Karir di Perguruan Tinggi?
C. Tujuan.
1. Mengetahui Karakteristik Mahasiswa.
2. Mengetahui Bimbingan Karir di Perguruan Tinggi.
3. Mengetahui Program Bimbingan Karir di Perguruan Tinggi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Mahasiswa.
Mahasiswa merupakan individu yang sedang menempuh pendidikan tinggi,
berumur antara 18-21 tahun (Herr, dkk., 1996:2004). Pada awal abad 19
mahasiswa di perguruan tinggi didominasi oleh mahasiswa yang berjenis
kelamin laki-laki, namun pada akhir-akhir ini justru persentase mahasiswa
perempuan meningkat sangat pesat, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor
(Herr, 1996:293). Berkenaan dengan itu, berdasarkan Ginzberg periode
mahasiswa dianggap sebagai periode realistic, selanjutnya, Super menjelaskan
bahwa berkenaan dengan karir individu seusia mahasiswa (18-25 tahun) telah
sampai pada tahap spesifikasi dan implementasi preferensi dalam pekerjaan.
Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan, Akhmad Sudrajat (2009)
menjelaskan bahwa pada periode mahasiswa dapat digolongkan pada masa
remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada
masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup, sehingga tugas
perkembangan yang berhubungan dengan karir, yaitu memilih dan
mempersiapkan karier masih menjadi tugas perkembangan mahasiswa.
Berkenaan dengan alasan-alasan individu untuk memasuki perguruan
tinggi di Amerika, Herr (1996:293) mengemukakan temuan-temuan alasan
sebagai berikut :
1. Kepuasan diri
Meliputi pencarian terhadap identitas diri dan pemenuhan diri
2. Mengejar karir
Dalam hal ini mahasiswa memandang pendidikan di perguruan tinggi
sebagai alat untuk mencapai tujuan profesi atau pekerjaan tertentu, dalam
hal ini perguruan tinggi dianggap sebagai alat/cara yang dapat ditempuh
untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh individu pada kehidupannya
dimasa akan datang.
5
3. Untuk menghindar.
Hal ini dilakukan mahasiswa yang menempuh pendidikan di perguruan
tinggi sebagai jalan untuk menghindari sesuatu hal (wajib militer,
keharusan bekerja), dan bukan karena sesuatu hal yang positif dan
keinginan tidak sungguh-sungguh berasal dari hatinya.
Penelitian yang dilakukan Clark & Trow (dalam Herr, 1996:293) ditemukan
ada empat budaya mahasiswa yang dominan, yaitu:
1. Collegiate
2. Vokasional
3. Akademik
4. Non Konformis
6
2. Pertimbangan Perencanaan
Berhubungan dengan kesegeraan bimbingan karir yang diberikan
kepada mahasiswa, jangan sampai informasi/pelayanan yang diberikan
tidak lagi dibutuhkan oleh mahasiswa dalam rangka pengembangan
dirinya.
3. Pelayanan yang Kompleks.
Meliputi hal hal sebagai berikut :
a. Career Advising
Hal ini berkaitan dengan peran penasehat akademis dalam mencapai
tujuan pendidikan yang sedang ditempuh serta hubungan antara
kurikulum program studi yang ditempuh dengan kesempatan karir
nantinya
b. Konseling Karir.
Konseling karir merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor
dalam rangka membantu mahasiswa untuk evaluasi diri dan
pengentasan permasalahannya yang berkenaan dengan karir.
c. Perencanaan Karir
Merupakan arahan yang akan dipakai mahasiswa dalam mengenal
dunia kerja dan mengarah kepadanya.
Ke tiga komponen tersebut saling berhubungan dan akan bisa
dilaksanan dengan pembentukan lima komponen dalam universitas
yaitu :
a) Program universitas/perguruan tinggi dalam pendidikan karir secara
terstruktur dan komprehensif
b) Badan/unit tertentu yang melayani untuk mahasiswa dan penasehat
akademis dalam rangka informasi karir dan penempatan karir
4. Penasehat akademis dengan berbagai pengetahuannya.
5. Pusat adminsitrasi pelayanan akademik yang secara sungguh-sungguh
memiliki waktu dan kemauan yang tinggi untuk membantu mahasiswa
6. Badan/unit konseling dan penasehat akademik.
7
Tujuan bimbingan karier adalah untuk membantu mahasiswa
memahami perencanaan karier dan proses penempatan setelah mereka
menamatkan perguruan tinggi. untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
adanya:
1. Bantuan dalam pemilihan bidang pelayanan utama.
2. Bantuan dalam penilaian diri dan analisis diri.
3. Bantuan dalam memahami dunia karier.
4. Bantuan dalam pengambilan keputusan.
5. Bantuan dalam memasuki dunia kerja.
8
D. Metode bimbingan karir di perguruan tinggi.
Pusat informasi karier atau career centre, idelanya dimiliki oleh setiap
perguruan tinggi, sebagai wadah pelaksanaan dari proses bimbingan karier
mahasiswa, Adapun metode atau cara pelaksanaan dari bimbingan karier dapat
dilaksanakan dengan metode:
1. Layanan Orientasi.
2. Layanan Informasi.
3. Layanan Konseling Individu.
4. Layanan Bimbingan Kelompok
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Bimbingan dan konseling karier di perguruan tinggi luar negeri dan dalam
negeri, ternyata tidak ada perbedaan yang berarti, baik jenis layanan maupun
isi layanan. Baberapa kesimpulan yang dapat dirumuskan ialah:
a. Pemahaman potensi diri (pensifatan), sebaiknya di ketahui sebelum memilih
program studi di perguruan tinggi dan memilih pekerjaan yang sesuai setelah
tamat di PT.
b. Informasi tentang karier yang sesuai dengan program studi mahasiswa
sangat dibutuhkan, seperti peluang-peluang yang ada, persyaratan melamar
pekerjaan, tugas pokok dan fungsi pekerjaan, prospek pengambangan dan
penggajian
c. Peluang kerja separoh waktu (bekerja sambil belajar sangat diminati
mahasiswa, karena mereka umumnya datang dari keluarga yang kurang
mampu).
d. Pelayanan bimbingan dan konseling karier di perguruan tinggi sangat di
butuhkan mahasiswa. Kerja sama UPBK dan Unit Pelayanan Jass serta
organisasi alumni akan memperbesar dan memperluas informasi kerja berguna
bagi mahasiswa.
Demikian makalah ini disusun, semoga ada manfaatnya dalam
pengembangan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling karier di
Perguruan Tinggi.
B. Saran.
Kepada pembaca, makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu kami meminta kepada para pembaca untuk menyempurnakan isi, bahan
dan masih banyak lagi hal-hal yang lainnya dan semoga makalah kami bisa
bermanfaat guna menambah ilmu pengetahuan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11